PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA
TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB
AKHLAK LIL BANIN
DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK
SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: ARIF HARYADI
NIM. 11114223
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA
TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB
AKHLAK LIL BANIN
DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK
SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: ARIF HARYADI
NIM. 11114223
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iv PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Miftahuddin, M.Ag. Dosen IAIN Salatiga Nota pembimbing
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Arif Haryadi
Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : Arif Haryadi Nim : 111-14-223
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL
BANIN DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP
TAWADLUK SANTRI DI MA‟HAD NURUL ISLAM
TENGARAN
Dengan ini kami mohon skripsi saudari diatas supaya segera dimunaqosahkan, Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364 Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN Judul Skripsi:
PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN DAN
APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN
Disusun Oleh:
ARIF HARYADI NIM: 111-14-223
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Susunan Panitia Penguji
Salatiga, 25 September 2018
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002 Ketua Penguji : Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag
vi PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Arif Haryadi
NIM : 111-14-223 Jurusan : Tarbiyah
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Pemikiran Umar Bin Ahymad BarajaTentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Aplikasinya
Terhadap Sikap Tawadluk Santri Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini
dipublikasikan oleh e-repository IAIN Salatiga
Salatiga,13 September 2018
Penulis
vii MOTTO
َناَك ْهَمِل ٌةَنَس َح ٌةَوْسُأ ِ هاللَّ ِلوُسَر يِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل
ا ًريِثَك َ هاللَّ َرَكَذَو َرِخ ْلْا َم ْوَيْلاَو َ هاللَّ و ُج ْرَي
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
viii PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang maha kuasa, penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Kedua orang tua saya, Bapak Sudarmodjo dan Ibu Supriyati yang tidak
henti-hentinya memberikan do‟a, dukungan dan semangat kepada saya. Seluruh saudara saya, yang telah memberikan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga perbuatan merekan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan
ix KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
Kualitatif ini yang berjudul : “ Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Implementasinya
Terhadap Sikap Tawadluk Santri Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw yang kita tunggu-tunggu syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
keendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.P.d
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.
3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Juz‟an, M.Hum.
5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi
terimakasih atas bimbingannya.
6. Seluruh dosen dan staf IAIN Salatiga
7. Bapak Kepala Sekolah Ma‟had Nurul Islam Tengaran, Para asatidz dan
x
Kepada semuanya peneliti mengucapkan terimakasih serta do‟a
semoga semua amal kebaikannya diterima dan mendapatkan balasan baik
oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun orang lain.
Salatiga, 13 September 2018
Penulis
xi ABSTRAK
Haryadi, Arif. 2018. Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Aplikasinya Terhadap Sikap Tawadluk Santri. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Miftahuddin, M.Ag. Kata kunci : Pendidikan Karakter, Aplikasi, Tawadluk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter yang terkandung dalam kitab akhlak lil banin dan aplikasinya terhadap sikap
tawadluk santri di Ma‟had Nurul Islam Tengaran. Rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut : a) pengembangan pendidikan karakter, dan b) aplikasi sikap tawadluk kepada setiap individu.
Jenispenelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan metodePenelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan Observasi, Wawancara, danDokumentasi.Data dianalisis dengan content analysis dananalisis data lapangan.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...i
HALAMAN JUDUL ...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ...iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
ABSTRAK ...viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Fokus Masalah ...8
C. Tujuan Penelitian ...8
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis ...9
2. Manfaat Praktis ...9
E. Penegasan Istilah ...10
F. Sistematika Penulisan ...11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pendidikan Islam ...13
2. Pengertian Pendidikan Karakter ...14
3. Nilai-Nilai Karakter ...19
4. Santri ...28
5. Pengertian Pesantren ...28
xiii BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...32
B. Lokasi Penelitian ...33
C. Data dan Sumber Data ...33
D. Tehnik Pengumpulan Data ...34
E. Analisis Data ...36
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data 1. Sejarah Ma‟had Nurul Islam ...39
2. Visi & Misi ...41
3. Program-Program ...42
4. Pelaksanaan Kajian Kitab ...44
5. Garis Besar Isi Kitab ...44
6. Penerapan Sikap Tawadluk Melalui Kajian Kitab Akhlak Lil Banin Kepada Santri ...48
B. Hasil Analisis Data 1. Pendidikan Karakter dalam Kitab AKhlak Lil Banin ...50
2. Implementasi Sikap Tawadluk Santri di Ma‟had Nurul Islam...69
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...75
B. Saran ...76 DAFTAR PUSTAKA
xiv DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
1. Daftar Tabel
Tabel 2.1 Domain Nilai-nilai Karakter ...21
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Harian ...42
2. Daftar Gambar
Gambar 2.1 Domain Pendidikan Karakter ...18
xv DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Bukti Konsultasi
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran
Lampiran 3 : Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian Di Ma‟had Nurul
Islam Tengaran
Lampiran 4 : Dokumentasi Profil Ma‟had Nurul Islam Tengaran
Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 6 : Struktur Pengurus
Lampiran 7 : Pedoman Wawancara
xvi DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
PAI Kelas X SMA Semester I ... 12
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 61
Tabel 3.2 Daftar Guru ... 62
Tabel 3.3 Daftar Keadaan Siswa ... 65
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 67
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra siklus ... 78
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 81
Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 84
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siklus ... 87
Tabel 4.5 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 90
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 91
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 96
Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 97
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ... 9
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I ... 89
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ... 95
xviii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II Lampiran 6 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 12 Daftar Nilai SKK
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan
keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya manusia sempurna yang
berkarakter atau insan kamil (Agus, 2012: 18). Karakter bangsa yang kuat merupakan produk dari pendidikan yang bagus dan mengembangkan karakter.
Ketika mayoritas karakter masyarakat kuat, positif, tangguh, peradaban yang
tinggi dapat dibangun dengan baik dan sukses. Sebaliknya, jika mayoritas
karakter masyarakat negatif, karakter negatif dan lemah, sebab peradaban
tersebut dibangun dalam fondasi yang lemah.
Sebagai sebuah alternative yang bersifat preventif, pendidikan
diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa ini dalam
berbagai aspek, serta dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai
masalah budaya dan karakter bangsa (Agus, 2012: 18). Namun, dalam konteks
pendidikan terdapat permasalahan yang tak kunjung selesai dan semakin
meluas, yaitu permasalahan akhlak. Meningkatnya persoalan akhlak dalam
masyarakat, mulai dari ketidakjujuran hilangnya martabat keserakahan dan
kekerasan menjadi permasalahan dalam pendidikan tersebut. Perilaku-perilaku
2 narkoba hingga bunuh diri, bahkan sampai membunuh anggota keluarga
sendiri sudah tidak asing lagi di dengar dan di saksikan. Hal-hal negatif di
masa sekarangpun sangat mudah sekali diakses melalui internet. Tidak heran
jika pemuda masa memiliki pola pikir yang tidak baik dalam
mempertimbangkan akhlak.
Selaian itu, untuk pencapaian kebahagiaan yang hakiki, maka
pendidikan, khususnya adalah pendidikan islam memiliki tujuan utama yang
menjadi tonggak yaitu membentuk akhlak dan budi pekerti yang sanggup
menghasilkan orang-orang bermoral, berjiwa bersih, berkemauan keras,
cita-cita besar, dan memiliki akhlak yang tinggi serta luhur. Pendidikan budi
pekerti dan akhlak adalah jiwa dari pendidikan islam islam itu sendiri
(Daradjad, 2006: 30).
Seiring perkembangan zaman, era modernisasi dan globalisasi
pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila
mengingat makin meningkatnya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk
kenakalan remaja lainnya terutama di kota-kota besar, pemerasan/kekerasan
(bullying), kecenderungan dominasi senior terhadap yunior, fenomena
suporter, penggunaan narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain. bahkan yang
paling memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat jujur pada
anak-anak melalui kantin kejujuran di sejumlah sekolah, banyak yang gagal
dikarenakan belum tertanam sifat jujur pada setiap anak (Muchlas &
3 Masalah akhlak adalah suatu yang menjadi perhatian dimana saja,
karena kerusakan akhlak seseorang akan mengganggu ketenteraman orang
lain. Di negara kita ini sudah banyak orang yang rusak moralnya, terbukti
banyak pejabat yang korup dan ini jelas merugikan negara. Dengan demikian
masalah akhlak harus diperhatikan. Terutama dari kalangan pendidik, alim
ulama, pemuka masyarakat dan orang tua.
Sebagai contoh adalah akhlak Nabi Muhammad SAW dalam
perjalanan hidupnya sejak masih kanak-kanak hingga dewasa dan sampai
diangkat menjadi Rasul, beliau terkenal sebagai seorang yang jujur, berbudi
luhur dan mempunyai kepribadian yang tinggi. Tak ada sesuatu perbuatan dan
tingkah lakunya yang tercela yang dapat dituduhkan kepadanya, berlainan
sekali dengan tingkah laku dan perbuatan kebanyakan pemuda-pemuda dan
penduduk kota Mekah pada umumnya yang gemar berfoya-foya dan
bermabuk-mabukan. Karena demikian jujurnya dalam perkataan dan
perbuatan, maka beliau diberi julukan “Al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya.
Firman Allah SWT:
4 Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S. al-Ahzab/33 : 21).
Tujuan utama pendidikan Akhlak dalam Islam adalah agar manusia
barada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang
telah digariskan oleh Allah SWT. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok
dalam pendidikan akhlak yang islami. Dalam kitab Akhlaqul lil Banin
karangan Syaikh Umar Bin Ahmad Bradja juga telah dijelasakan bahwa
bagaiman seharusnya akhlak seorang anak ditengah kelurganya. Tentang sikap
dan prilaku anak kepada orang tua, saudara dan lain-lainnya. Bahwa keluarga
meski memiliki landasan yang kuat dalam pembinaan dan mendidik generasi
penerus sebagai langkah awal dalam jenjang pendidikan yang didapatkan oleh
seorang anak, karena bahwa sesungguhnya orang tua lah yang akan
menentukan atau mengarahkan anaknya agar menjadi pribadi yang berakhlak
mulia.
Dalam pendidikan akhlak, aktualisasi nilai-nilai islami perlu dipandang
sebagai suatu persoalan yang penting dalam usaha penanaman ideologis islam
sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang harus
5 anak akan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dan melanggar etika yang
ada di masyarakat itu. Secara umum akhlak dalam islam memiliki tujuan akhir
yaitu menggapai suatu kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang diridhoi Allah
SWT serta disenangi sesama makhluk.
Kondisi saat ini, baik dalam hal aqidah, tarbiyah, tsaqafah, dakwah, organisasi, dan akhlak sudah semakin sedikit yang menjujung nilai-nilai
tersebut. Aqidah sangat penting bagi kehidupan, digunakan sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sangat dibutuhkan aqidah yang kuat
untuk menghadapi masa-masa seperti sekarang ini. Seperti yang banyak kita
temui saat ini, banyak kalangan umat yang meragukan kebenaran dan
keunggulan Islam. Banyak orang yang berstatus sebagai pemuka agama
melakukan tindakan-tindakan yang jauh dari aqidah, seperti menjadi dukun
palsu dengan melakukan ritual maupun tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran
agama dan bahkan dapat dikatakan musyrik.
Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor luar sepeti
tayangan-tayangan yang didapatkan dari berbagai media sosial yang berkembang saat
ini. Kemudian, di bidang pendidikan sendiri dipengaruhi oleh adanya campur
tangan dari pemerintah. Dimana anggaran yang dikeluarkan untuk
daerah-daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat, yang mana akan digunakan
untuk pengembangan tarbiyah (pendidikan) saat ini. Dikarenakan biaya yang tinggi saat ini, menyebabkan pendidikan seolah-olah hanya untuk orang kaya
saja. Ditambah dengan adanya umat Islam yang melakukan tindak pidana
6 seharusnya orang Islam dapat menghindari perilaku tercela tersebut, bukan
malah melakukannya. Sehingga hal tersebut membuat nurani masyarakat
khususnya umat Islam menurun kepercayaannya terhadap keunggulan Islam.
Setelah itu tentang tsaqafah (pengetahuan/budaya). Budaya Islam saat ini, terutama di Indonesia dapat dikatakan sudah tercampur dengan
budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan aqidah. Hal tersebut menjadikan
akulturasi budaya yang menyimpang dari budaya masyarakat Indonesia itu
sendiri. Banyak anak muda yang dapat dikatakan sudah berlebihan dalam
bergaul yang disebabkan cepatnya perkembangan media elektronik yang ada
saat ini. Hal tersebut memicu terkikisnya nilai-nilai keislaman dan
meningkatnya nilai „kebaratan‟. Banyak budaya barat yang diadopsi oleh
kaum muslim di Indonesia, namun ada yang dengan cara kurang tepat, ada
pula yang dapat dikatakan dapat mengadopsi dengan baik dan sesuai aqidah
yang ada di Islam. Lalu yang keempat tentang dakwah, dakwah yang
dilakukan secara terbuka akan sangat cepat persebarannya. Dahulu, sebelum
banyak berkembang media sosial seperti saat ini, kegiatankegiatan dakwah
sangat sering kita jumpai.
Perkembangan umat islam saat ini semakin menurun dari nilai-nilai
agama. Banyak kaum yang sudah tidak menjujung nilai-nilai akidah dan adat
dalam islam. Kondisi yang semakin parah di karenakan perkembangan media
sosial yang ada saat ini. Kembali kepada pribadi masing-masing yang akan
7 Pesantren menjadi lembaga yang menuntun dan membimbing
pendidikan karakter anak. Di dalam pesantren tidak hanya di ajarkan tentang
pengetahuan umum akan tetapi di dalam pesantren sangat di tekankan dalam
pembentukkan akhlak yang baik dan berkualitas. Karena kualitas pesantren di
tentukan dari akhlak yang dimiliki oleh para santrinya (sebutan anak didik di
pesantren). Dari akhlak akan terangkatlah derajatnya. Jika seseorang memiliki
akhlak yang buruk maka masyarakat akan memandang rendah.
Tujuan pendidikan yang ada di Pondok Pesantren bukanlah untuk
mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi lebih
kepada kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT. Ciri yang paling
menonjol pada pesantren ialah pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama
kepada santri melalui kitab-kitab klasik ( Haidar,2004 : 26).
Akhlak lil banin menjadi salah satu kitab yang diajarkan di dalam
pondok pesantren. Ma‟had Nurul Islam menjadi salah satu pesantren yang
mengajarkan kitab akhlak lil banin kepada para santri-santrinya. Pengajaran
kitab akhlak lil banin sesuai dengan tingkatan kelasnya.
Dalam kitab akhlak lil banin ini menjelaskan tentang macam-macam
akhlak yang baik dan akhlak yang harus ditinggalkan oleh santri. Termasuk
didalamnya sikap tawadhu‟ yang sangat menonjol dalam pesantren. Sikap tawadhu‟ ini terlihat ketika para santri berinteraksi dengan Kiai dan para
ustadz yang mengajar.
8 Tiada tujuan yang lebih penting bagi pendidikan akhlak daripada
membimbing umat manusia di atas prinsip kebenaran dan kejalan lurus.
makna pendidikan akhlak dalam islam yang mensejahterakan kehidupan
duniawi dan ukhrawi untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, persoalan akhlak yang melanda hari ini dipandang perlu untuk mencari jalan keluar serta
perumusan yang jelas dalam pembinaannya bagi penerus bangsa serta
keluraga merupakan titik awal yang mesti kita benahi kembali untuk
menjadikan generasi-generasi yang memiliki karakter dan budi pekerti. Atas
dasar pertimbangan itu, penulis akan membahas dalam skripsi ini tentang
pendidikan karakter, dengan judul skripsi “Pemikiran Umar bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin dan Aplikasinya Terhadap Sikap Tawadluk Santri di Ma’had Nurul Islam Tengaran”
B. Fokus Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Syekh Umar bin Ahmad Baraja dalam
kitab akhlak lil banin tentang Pendidikan karakter?
2. Apa relevansi Pendidikan karakter dalam kitab akhlak lil banin
dalam pembentukan sikap tawadluk santri di Ma‟had Nurul
Islam Tengaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pendidikan karakter yang terkandung dalam
9 2. Mendiskripsikan relevansi pendidikan karakter dalam kitab
akhlak lil banin dan implikasinya terhadap sikap tawadluk
santri.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, diharapakan penulis dapat menambah
wawasan khususnya seorang pendidik pada umumnya baik secara teoritis
ataupun praktis.memeberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Agar dapat memberikan gambaran akhlak anak yang baik
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi atau anggota
masyarakat. Memberi pengetahuan khususnya kepada orang tua
atau pendidik untuk selalu memperhatikan anak didiknya
terutama dalam akhlak atau budi pekertinya.
2. Manfaat Praksis
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :
a. Orangtua sebagai masukkan dalam memberi bimbingan
dan arahan kepada anak.
b. Guru sebagai bahan informasi dalam mengembangkan
akhlak anak.
c. Masyarakat agar selalu menjaga lingkungan yang
10 E. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi
kesalahpahaman tentang judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah
yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yaitu :
1. Syekh Umar Bin Ahmad Baraja
Syaikh Umar bin Ahmad Baraja adalah seorang ulama‟ yang memiliki akhlak yang sangat mulia. Beliau lahir dikampung Ampel
magfur, pada 10 Jumadil akhir 1331 H/17 mei 1913 M. Sejak kecil
dia diasuh dan dididik kakeknya 11 dari pihak ibu, Syaikh Hasan
bin Muhammad Baraja, seorang ulama ahli nahwu dan fiqih (M.
Achmad Asseggaf, 1995:7).
2. Pendidikan Karakter
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Agus, 2012:
40).
Jadi dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa
karakter adalah sikap dan kebiasaan yang membentuk dan
membedakan pribadi setiap individu.
3. Akhlak lil banin
11 jilid memiliki jumlah halaman yang berbeda. Jilid 1 memiliki 56
halaman, jilid 2 memiliki 80 halaman, jilid 3 memiliki 112
halaman, jilid 4 memiliki 140 halaman, total keseluruhan 388
halaman, serta keseluruhanya merupakan satu fasal-fasal atau bab
yang diterangankan dalam bahasa arab, karangan syaikh umar bin
ahmad baraja yang berisikan akhlak anak, terutama pendidikan
akhlak bagi anak.
4. Tawadluk
Tawadhu‟ secara bahasa berarti “rendah hati”, bukan “rendah diri”.
Dalam penertian luas tawadhu‟ ialah merendahkan diri tanpa
menghinakan dan meremehkan harga dirinya. Ruwaian berkata,
“rendah hati” adalah hati yang merendah dihadapan Tuhan. Al
-Kalabadzi berpendapat, “kerendahan hati adalah berbesar hati pada
masa-masa sulit, teguh dalam kepasrahan, menanggung beban dari
orang-orang beragama, dn berperasaan senang bersama Tuhan” (Mulyadi,2003: 14).
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga
pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi dengan mudah,
penulis berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan
secara garis besar. Skripsi Ini terdiri dari lima bab yang masing-masing
12 BAB I :Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menjabarkan
mengenai pokok permasalahan yang terdiri dari: Latar belakang masalah,
Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Definisi
oprasional, Sistematika penulisan.
BAB II : Dalam bab ini membahas tentang pengertian pendidikan
islam, pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, tujuan
pendidikan karakter, santri dan pesantren
BAB III : Dalam bab ini membahas tentang metodologi penelitian
yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, analisis data dan
prosedur pengumpulan data
BAB IV : Paparan data yang memaparkan hasil data tentang
pendidikan karakter yang termuat dalam kitab akhlak lil banin. Latar
belakang objek penelitian tentang sejarah Ma‟had Nurul Islam Tengaran,
progam-progam, pelaksanaan pengajaran kitab akhlak lil banin dan
aplikasinya terhadap sikap tawadluk santri di Ma‟had Nurul Islam.
BAB V : Kesimpulan dari seluruh uraian yang telah dikemukakan
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam bahasa Indonesia, pendidikan adalah perbuatan (hal,
cara dan sebagainya) mendidik (DEDIKBUD,1991 : 323).
Pendidikan islam adalah system pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya
sesuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai islam telah menjiwai
dan mewarnai corak kepribadiannya. Nur Uhbiyati menyatakan,
pendidikan islam adalah suatu system pendidikan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh
karenanya islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia
muslim baik di dunia maupun di akhirat (Uhbiyati,1999 : 12).
Adapun menurut Dr Ali Ashraf (1996:23), pendidikan islam
adalah pendidikan yang melatih sensibilitas murid-murid sedemikian
rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan,
langkah-langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap ilmu
pengetahuan mereka diatur oleh nilai-nilai etika islam yang sangat
dalam dirasakan.
Dari kedua definisi diatas dapat dipahami bahwa pendidikan
islam ialah system pendidikan yang mengatur segala aspek kehidupan
14 Pendidikan islam memiliki tugas untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang berkarakter islami. Oleh karena itu pendidikan
islam di harapkan bisa mengikuti perkembangan zaman yang dimana
pendidikan islam itu sendiri pasti akan di hadapkan dengan
permasalahan-permasalahan yang baru.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Sebelum mengarah dengan apa itu pendidikan karakter
alangkah baiknya memahami apa itu karakter. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya.
Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik baik yang
terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Muchlas &
Hariyanto, 2013 : 42).
Karakter dalam bahasa agama disebut sebagai akhlak seperti
yang dikatakan oleh Akramulla Syed dalam Yaumi, Akhlak
merupakan istilah dalam bahasa arab yang merujuk kepada
praktik-praktik kebaikan, moralitas dan perilaku islami (islamic behavior), sifat atau watak (disposition), perilaku baik (good conduct), kodrat atau sifat dasar (nature), perangai (temper), etika atau tata susila
(ethics), moral dan karakter (Yaumi,2012 : 50). seperti halnya firman
Allah SWT dalam surah Al Qalam/68:4
15 Artinya :
Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Ayat di atas menjelaskan bahwasanya Rasulullah
mempunyai budi pekerti luhur, watak, dan tingkah laku terpuji.
Rasulullah SAW memiliki akhlak islami yaitu akhlak seperti
Al-Qur‟an. Allah SWT telah melimpahkan Muhammad SAW sifat
yang sangat mulia tak terbayang bagaimana mulianya Muhammad
SAW (Hasbi,2002 : 1383).
Secara terminologis, makna karakter di kemukakan oleh
Thomas Lickona. Menurutnya karakter adalah “A reliable inner
disposition to respond to situations in a morally good way.”
Selanjutnya Lickona menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts : moral knowing, moral feeling, moral behavior.” Menurutnya karakter mulia meliputi pengetahuan
tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap kebaikan,
dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain,
karakter mengacu kepada serangkaian pemikiran (cognitives),
perasaan (affective), dan perilaku (behavior) yang sudah menjadi
kebiasaan.
Dari pengertian diatas dapat di pahami bahwa karakter
merupakan nilai-nilai perilaku yang ada pada diri manusia dan
16 rangka hubungan anatara dirinya dengan Tuhannya ataupun sesama
manusia juga lingkungan sekitarnya yang kemudian disandarkan
pada norma agama, hukum, tata karma dan budaya. Dari konsep
inilah muncul konsep pendidikan karakter (Darmiati dkk, 2013 :
16).
Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter
adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh
kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah
upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk
mengajarkan nilai-nilai kepada para peserta didiknya. Pendidikan
karakter juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang
mengembangkan karakter yang mulia dari peserta didik dengan
mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan
pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan
sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya (
Muchlas & Hariyanto, 2013 : 44).
Menurut Lickona pendidikan karakter mengandung tiga
unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan(knowing the good),
mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan
(doing the good) ( Darmiati dkk, 2013 : 17). Pendidikan karakter
bukan hanya untuk mendaftar nilai yang akan ditanamkan bukan
masalah benar dan salah. Pendidikan karakter menginginkan
17 perilaku positif melalui kebiasaan dan keteladanan dari
lingkungannya.
Pendidikan karakter merupakan pengembangan sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti melalui pembiasaan yang
berhubungan antara dirinya dengan Tuhan, sesama manusia
maupun lingkungan sekitarnya.
Menurut frey dalam yaumi “Character education is the
deliberate effort to help people understand, care about ad act upon core ethical values.” Maksudnya ialah pendidikan karakter adalah upaya sengaja untuk membantu orang mengerti, peduli dan berbuat
atas dasar nilai-nilai etik. Dalam definisi ini pendidikan karakter
merujuk pada tiga komponen yang harus diolah, yakni (1) pikiran,
18 Gambar 2.1 : Domain Pendidikan Karakter
Tiga hal tersebut harus saling berhubungan agar menjadi
efektif dan dalam pelaksanaanya pun haruslah sistemtis dan
berkelanjutan. Dengan begitu peserta didik pun akan menjadi
cerddas emosinya dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
Dalam Gran Design Pendidikan karakter merupakan proses
pembudayaan dan pemberdayaan nilai-nilai luhur dalam
lingkungan satuan pendidikan, lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat (Zainal,2012 : 33).
pikiran (understand)
berbuat (act upon core ethical values) peduli
19 Gambar 2.2 : Grand Design Pendidikan Karakter
Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan usaha
penanaman kecerdasan berpikir, penghayatannya dalam sikap dan
prakteknya dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
dalam dirinya, antara dirinya dan Tuhannya, ke sesama serta
lingkungan sekitarnya.
3. Nilai-Nilai Karakter
Secara bahas nilai berarti adab, etika, kultur, norma pandangan
hidup, atau sila. Sedangkan secara etimologi, nilai (value) dalam
bahasa inggris dan (valere) dalam bahasa latin yang memiliki arti
berguna, berdaya, kuat. Nilai adalah suatu pola normatif yang
menentukan tingkah laku yang diinginkan oleh suatu sistem yang
berkaitan dengan lingkungan sekitar tanpa membedakkan fungsi
20 Makna yang terkandung dari nilai tersebut adalah kualitas suatu
hal yang menjadikan hal tersebut menjadi lebih diminati dan
diinginkan.
Segala sesuatu tentunya memiliki nilai, hanya saja ada yang
harganya rendah ada juga yang tinggi. Jika harganya rendah maka
nilainya pun rendah, bahkan tidak jarang untuk tidak di hargai hingga
akhirnya dianggap tidak bernilai (Tafsir,2006 : 46).
Sedangkan menurut Sutarjo Adi Susilo nilai akan selalu
berhubungan dengan kebaikan serta keluhuran budi dan akan menjadi
sesuatu yang dihargai dan dijunjung tinggi, serta dikejar oleh
seseorang sehingga ia merasakan adanya suatu kepuasan dan ia merasa
menjadi manusia yang sebenarnya (Adisusilo,2012 : 56-57).
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan hokum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai
utama, yaitu :
1. Perilaku yang berhubungan dengan Tuhan.
2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri.
3. Perilaku yang berhubungan dengan sesama manusia.
4. Perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.
5. Perilaku yang berhubungan dengan nilai kebangsaan
21 Sehubungan dengan hal diatas Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (2000) dalam Bahan Pendampingan Guru Sekolah
Swasta Tradisional (Islam) telah mengiventarisasi domain
pendidikan budi pekerti islami sebagai niali-nilai karakter yang
seharusnya dimiliki dan di tampilkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana di tampilkan pada table di bawah ini :
23 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya nilai karakter
bangsa Indonesia yang dapat digali dari budaya Indonesia sangatlah
banyak.
Dari banyaknya nilai-nilai karakter yang ada, Zainal Aqib
dalam bukunya mengungkapkan sembilan belas nilai-nilai karakter
a. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikkan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain.
ااﺪ٣ِﺪَﺳ الً َْٞه اُُُٞٞه َٝ َ َّاللَّ اُٞوَّﺗا اَُٞ٘ٓآ َٖ٣ِﺬَُّا اَُّٜ٣َأ اَ٣
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”(QS Al Ahzab/33: 70).
b. Bertanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,
terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan
Tuhannya.
24 Artinya:
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan
Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan
bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS Yasin/36: 12).
c. Bergaya Hidup Sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesahatan.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
ْغِبَّﺘَﺗ َلًَٝ اَْٜؼِبَّﺗاَك ِﺮَْٓ ْ٧ا َِٖٓ ٍةَؼ٣ِﺮَش ٠ََِػ َىاََِْ٘ؼَج َُّْث
ََُِْٕٞٔؼَ٣ َلً َٖ٣ِﺬَُّا َءاََْٞٛأ
Artinya:
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah
syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
25 e. Kerja Keras
f. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
g. Percaya Diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri untuk mencapai
setiap keinginan dan harapannya.
h. Berpikir logis, Kritis, Kreatif dan Inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau
logika untuk menghasilkan cara baru dan termutakhir dari apa
yang telah dimiliki.
i. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan permasalahan.
j. Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat
dan didengarnya.
k. Cinta Ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap
26 l. Sadar Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang
menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta
tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
m. Patuh pada Aturan-aturan Sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan
dengan masyarakat dan kepentingan umum
n. Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
o. Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa
maupun tata perilakunya ke semua orang.
p. Demokratis
Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
q. Peduli Sosial dan Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan
27 alamyang sudah terjadi juga selalu ingin memberi bantuan bagi
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Nasionalis
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik
bangsanya.
s. Menghargai Keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam
hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adt, budaya, suku, maupun
agama.(Zainal,2012 : 42-44)
٠َثُْٗأ َٝ ٍﺮًََﺫ ِْٖٓ ًُْْاَْ٘وََِخ اَِّٗإ ُﺱاَُّ٘ا اَُّٜ٣َأ اَ٣
اابُٞؼُش ًُْْاََِْ٘ؼ َج َٝ
ۚ اُٞك َﺭاَؼَﺘُِ ََِئاَبَه َٝ
ۚ ًُْْاَوْﺗَأ ِ َّاللَّ َﺪْ٘ ِػ ٌََُْْٓﺮًَْأ َِّٕإ
ٌْ٤َِِػ َ َّاللَّ َِّٕإ
ٌﺮ٤ِبَخ
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
28 Nilai-nilai karakter tersebut hasil dari pengembangan empat
nilai karakter yang di canangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional
tahun 2010 yaitu kejujuran (jujur), ketangguhan (tangguh), kepedulian
(peduli), dan kecerdasan (cerdas). Penerapan nilai-nilai karakter yang
telah di canangkan tentu saja tidak dijalankan sekaligus, akan tetapi
bertahap dengan bantuan setiap lapisan elemen yang ada akan
menunjang terwujudnya nilai-nilai karakter tersebut secara efektif dan
efisien.
4. Santri
Kata santri sendiri menurut C. C Berg berasal dari bahasa
India, shastri yaitu orang yang tahu buku-buku suci agama hindu atau
seorang sarjana ahli kitab suci agama hindu. Sementara itu, A. H. John
menyebutkan menyebutkan bahwa istilah santri berasal dari bahasa
Tamil yang berarti guru mengaji (Suharto,2011 : 9). Nurcholis Madjid
juga memiliki pendapat berbeda. Dalam pandangannya asal usul kata
santri dapat dilihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang
mengatakan bahwa santri berasal dari kata sastri, sebuah kata dari
bahasa Sansekerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini menurut
nurcholis madjid didasarkan atas kaum santri kelas literaty bagi orang
jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan
dan berbahasa arab. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa
29 cantrik berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana
guru ini pergi menetap (Yasmadi,2005 : 61).
Santri adalah siswa yang mendalami ilmu-ilmu agama di
pesantren baik yang tinggal di pondok maupun pulang selesai waktu
belajar. Para santri di didik untuk selalu mengikuti dan taat kepada
para ulama‟.
5. Pengertian Pesantren
Perkataan pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan
pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri. Pesantren merupakan Lembaga pendidikan islam yang mempunyai peranan
penting dalam sejarah islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
dan Madura.
Secara historis, pesantren tidak hanya mengandung makna
keislaman tetapi makna keaslian Indonesia. Sebab, memang cikal
bakal Lembaga pesantren sebenar-benarnya sudah ada pada masa
Hindu-Budha (Zaini, 1995 : 16-18).
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelusuran, terdapat beberapa karya tulis ilmiah yang
berkaitan tentang aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin dalam
pembentukan karakter di antaranya sebagai berikut:
Skripsi Faiq Nurul Izzah, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Al-Akhlāq Lil Banin Jilid 1 Karya Al-Ustādz Umar Bin Ahmad
30 Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah tahun 2013. Penelitian ini mendiskripsikan
dan menganalisis tentang Nilai-nilai pendidikan karakter bagi anak usia
MI dalam kitab Akhlak Lil Banin Jilid 1.
Skripsi Aan Syarifudin, Pembelajaran Kitab Akhlaq Lil Banin Dan Aplikasi Dalam Pembentukan Akhlak Santri Di Pondok Pesantren Anwarush Sholihin Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas, dari IAIN Purwokerto, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2016. Penelitian
ini mendiskripsikan dan menganalisis pembelajaran kitab akhlak lil banin
dan aplikasinya pada santri di Pondok Anwarush Sholihin Purewokerto.
Skripsi Ahmad Muhlasin, Pendidikan Akhlak Terhadap Anak Telaah Kitab Al-Akhlak Li Al Banin Karya Syaikh Umar Baraja, dari IAIN Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2017. Penelitian ini
mendiskripsikan tentang konsep pendidikan akhlak dalam kitab akhlak lil
banin dan relevansinya dalam konteks kekinian.
Skripsi Ninik Herlina, Aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin
dalam upaya meningkatan moral keagamaan anak di madrasah diniyah
al-Fadhiliyah gentan jenangan. Penelitian ini menjelaskan tentang dampak
aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin terhadap moral keagamaan
siswa.
Skripsi Muhammad Akhiruddin, Materi Pendidikan Akhlak Anak Menurut Umar Bin Ahmad Baraja Dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banīn,
dari IAIN Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tahun
31 terkandung dalam kitab akhlak lil banin dan membandingkan dengan
materi pendidikan akhlak secara umum.
Tesis Agung Nugroho, Pola Pembentukkan AKhlak dalam Kitab AKhlak Lil Banin dan Akhlak Lil Banat Karya Umar Ahmad Baraja (Kajian Pedagogis dan Psikologis). IAIN Antasari Banjarmasin tahun 2015. Tujuan tesis ini adalah mendeskripsikan pembentukkan akhlak
dalam kitab tersebut melalui pendekatan pedagogis dan psikologi.
Skripsi Abu Qosim, Pendidikan Akhlak Menurut Al-Ustadz Umar bin Ahmad Baraja dalam Kitab Akhlak Lil Banin(Tinjauan Materi dan Metode). UIN Sunan Kalijaga. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2005. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana rumusan
pendidikan akhlak menurut Umar bin Ahmad Baraja dan materi akhlak
apa saja yang ingin di sampaikan beserta metodenya
Dari kajian penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian-penelitian yang terdahulu berbeda dengan
32 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kepustakaan
(Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research) dimana peneliti menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif adalah salah satu cara yang digunakan untuk membahas
objek penelitian secara apa adanya berdasarkan data-data yang di
peroleh.(Moleong,2011 : 163).
Sedangkan metode kualitatif adalah metode yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis berbagai fenomena, peristiwa, aktifitas
sosial dan pemikiran orang secara individu ataupun kelompok
(Sukmadinata,2005 : 60).
Penelitian ini menekankan pada kekuatan analisis dengan
sumber-sumber data yang ada yang didapat dari literature buku, kitab dan
tulisan-tulisan lainnya serta mengandalkan teori-teori yang ada, untuk kemudian
dianalisis secara luas dan mendalam. Untuk itu, peneliti menggunakan
sebuah pendekatan deskriptif kepustakaan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur
33 lisan dari orang-orang dan perilakunya yang dapat diamati (Moleong,2011
: 4).
B. Lokasi Penelitian
Adapun Lokasi penelitian ini adalah di Ma‟had Nurul Islam Tengaran. Alasan memilih Ma‟had Nurul Islam karena Ma‟had tersebut
salah satu lembaga yang cukup terkenal dan banyak menetaskan
alumni-alumni yang berkualitas serta tersebar di berbagai wilayah. Ma‟had Nurul
Islam bergerak dibawah naungan YPI Sabilul Khoirot yang didirikan oleh
Almarhum KH Zaenal Mahmud dan sekarang di asuh oleh putranya yaitu
KH M. As‟ad Mahmud, Lc.
C. Data dan Sumber Data
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.
Sumber data yang digunakan oleh penelitian ini terdiri dari sumber
data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang berkaitan
langsung dengan objek permasalahan dalam penelitian ini
(Moleong,2011 : 157). Maka yang menjadi suber data primer
34 Sumber data utama lainnya yang di ambil berupa
kata-kata dan tindakan yang telah diobservasi sebagai berikut:
a) Kegiatan belajar mengajar kitab akhlak lil banin di
Ma‟had Nurul Islam Tengaran.
b) Perilaku santri yang mengikuti kegiatan belajar
kitab Akhlak lil Banin.
c) Hubungan sosial yaitu sikap tawadluk santri
terhadap ustadz dan kyai.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari
sumber lain yang berkaitan dengan penelitian tersebut dan juga
sebagai penunjang dalam melengkapi data primer. Dalam
penelitian ini menggunakan refrensi-refrensi ilmiah dan
refrensi-refrensi yang menunjang permasalahan penelitian ini,
seperti buku-buku pendidikan, karya ilmiah, skripsi, tesis,
makalah yang mirip dengan judul penelitian dan sumber
lainnya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari dokumen dan arsip yang meliputi :
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dilapangan maka digunakan metode
35 1. Kajian Isi (Content Analysis)
Menurut Weber, content analisis adalah metodologi yang
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan
dari dokumen. Menurut hostil bahwa content Analysis adalah
tehnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui
usaha untuk menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara
objektif dan sistematis (Moleong,2011 : 163).
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah adalah pengamatan yang
merupakan suatu tehnik atau cara pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk
mengamati:
a) Pelaksanaan belajar kitab akhlak lil banin di Ma‟had nurul islam
b) Hubungan sosial dalam hal sikap tawadluk di Ma‟had
Nurul Islam
c) Mengamati lingkungan Ma‟had Nurul Islam
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
36 (yang mengajukan pertanyaan) dan yang diwawancarai (yang
memberi jawaban) (Muhadjir,1996 : 69).
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap siswa,
pengurus, ustadz dan sumber-sumber lain yang memberikan
informasi mengenai objek penelitian itu sendiri.
4. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.
Dokumen berbentuk tulisan, karya-karya, gambar dari seseorang
(Sugiono,2008 : 240). Dokumentasi diperlukan untuk menunjang
data observasi dan wawancar yang telah dilakukan.
Data yang diperlukan yaitu sejarah pondok, struktur
pengurus, jumlah siswa dan guru. Dokumentasi yang akan
diperoleh diharapkan memberikan penjelasan yang utuh sebagai
pelengkap data.
E. Analisis Data
analisis data adalah proses mencari menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola dan membuat
kesimpulan hingga mudah di pahami (Sugiyono, 2012 : 89).
proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
37 sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen
resmi, gambar foto dan sebagainya (Moleong,2011 : 247).
Langkah-langkah analisis menurut Miles dan Huberman adalah
1. Reduksi
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara
rinci dan perlu di reduksi. Mereduksi data yaitu merangkum,
memilih untuk di fokuskan kepada hal-hal yang penting.
Dengan demikian data yang telah di reduksi akan
mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu
(Sugiyono,2012 : 247).
Maka dalam penelitian ini data yang didapatkan dari
informan inti seperti ustadz, pengurus dan santri Ma‟had Nurul
Islam disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran
sesuai dengan penelitian.
2. Penyajian data
Data yang telah direduksi kemudian di kelompokkan
berdasarkan permasalahan yang diteliti, sehingga
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penelitian pada tahap ini mencoba menarik suatu
kesimpulan berdasarkan tema untuk menemukan makna dari
data yang dikumpulkan. Kesimpulan ini terus diverifikasi
38 Ketiga komponen diatas saling terkait sehingga
menentukan hasil akhir dari penelitian, data yang disajikan
39 BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Sejarah Ma‟had Nurul Islam
Berawal dari sebuah yayasan yang bernama Sabilul Khoirot,
yang didirikan oleh KH. Zainal Mahmud pada tahun 1976. Yayasan
tersebut memiliki pondok pesantren yang kemudian dikenal dan
diminati oleh masyarakat sehingga dalam setiap tahunnya terus
berdatangan santri-santri baru untuk mendaftarkan diri. Awalnya
pesantren ini masih menggunakan pengelolaan manajemen berbasis
kyai dan belum tertata dengan sistem pengelolaan modern.
Tepat pada tahun 1999/2000 berdiri sebuah lembaga
pendidikan kanak-kanak yang bernama Taman Kanak-kanak Islam
Terpadu (TK IT) Nurul Islam bernaung di bawah Yayasan Sabilul
Khoirot. TK IT ini berhasil menarik minat masyarakat untuk
mendaftarkan anaknya di tempat itu. Sehingga yayasan ini
memutuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan dasar untuk
jenjang berikutnya yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul
Islam yang berdiri pada tahun 2001.
Ternyata SD IT ini pun juga mendatangkan banyak peminat
40 Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nurul Islam
Tengaran juga berada di bawah Yayasan Sabilul Khoirot. Dengan
melihat fakta bahwa kebanyakan sekolah menempatkan mata
pelajaran agama serta pendidikan akhlak pada kedudukan rendah di
bawah mata pelajaran umum, maka berdirilah SMP Islam Terpadu
Nurul Islam Tengaran ini untuk hadir memberikan solusi atas
permasalahan tersebut.
Setelah didirikannya SMP IT, pihak Yayasan merasa masih
perlu adanya perkembangan. Kemudian didirikanlah Madrasah
Aliyyah Islam Terpadu pada tahun 2013. Yayasan ingin
memfokuskan kepada agama demi mempersiapkan kader dakwah yag
benar-benar berkarakter islami.
Pihak yayasan menyadari bahwa bekal moral atau akhlak itu jauh lebih penting menjadi bekal anak di masa mendatang, dibanding hanya mengedepankan kecerdasan intelektual semata.
Dari bebrapa sekolah yg didirikan oleh YPI Sabilul
Khoirotkhusus untuk SMP IT dan MA IT memaki system boarding
seperti hal nya pesantren. Hal ini dicetuskan karena melihat dari visi
misi yang ada, itu hanya bisa di realisasikan hanya dengan system
41
2. Visi dan Misi Ma‟had
Visi:
Melahirkan Pemimpin Cerdas yang berjiwa qur‟aniyang
berakhlak Mulia dan berwawasan global.
Misi:
a. Menjadikan lingkungan ma‟had sebagai bi‟ah sholihah
b. Mewujudkan budaya ma‟had yang disiplin dan
bertanggungjawab
c. Menumbuhkan semangat ibadah santri
d. Menumbuhkan budaya berbahasa Inggris dan Arab di
lingkungan ma‟had
e. Mewujudkan ma‟had yang sehat, bersih dan rapi
f. Menumbuhkan budaya akhlakul karimah dengan senyum,
salam dan sapa
g. Mewujudkan peserta didik yang berkarakter, aqidah yang
bersih, ibadah yang benar, akhlak yang kuat, mandiri,
berwawasan luas, jasmani yang sehat, bersungguh sungguh,
rapi dalam urusan, bisa memelihara waktu dan bermanfaat bagi
orang lain.
42 3. Program-Program Ma‟had Nurul Islam
Tabel 4.1
Jadwal Kegiatan Harian Santri
No JAM KEGIATAN
1 03.30 – 05.00 Sholat Tahajud &Sholat Subuh 2 05.00 – 06.15 Setoran Tahfidz Al Qur‟an
3 06.15 – 07.00 Mandi, Makan Pagi & Kebersihan Kamar 4 07.30 – 08.10 Reguler
5 08.10 – 08.50 Reguler
6 08.55 – 09.35 Reguler
7 09.35 – 10.15 Reguler
8 10.15 – 10.30 Istirahat 9 10.30 – 11.10 Reguler
10 11.10 – 11.50 Reguler
11 11.50 – 12.20 Ishoma
12 12.20 – 12.55 Reguler
13 12.55 – 13.40 Reguler
14 14.20-15.00 Tutorial 15 15.00 – 15.30 Sholat Ashar
16 15.30 – 16.00 Muroja‟ah + ma‟tsurot 17 16.00 – 16.30 Kajian Kitab
18 16.30 – 17.00 Kebersihan Kamar & SMS 19 17.00 – 17.30 Mandi,Makan
43 22 19.30 – 20.00 Tasyjiul Lughoh
23 20.00 – 21.00 Balajar Mandiri / Kelompok
24 21.00 – 21.30 Persiapan Tidur wudhu, sikat gigi dll 25 21.30 – 03.30 Istirahat malam
25 03.30 – 04.15 SholatTahajud / Persiapan sholat Subuh Program-program kepesantrenan antara lain:
a. Tahfidz dan Tahsin yang dilaksanakan setiap hari di waktu ba‟da
subuh dan ba‟da maghrib
b. Pramuka kegiatan sepekan sekali di hari sabtu jam 14.00-selesai
c. Tutorial bahsa arab dan ingrris dilaksanakan 4 kali dalam 1 pekan
yaitu hari senin-kamis jam 14.00 WIB
d. Kajian Kitab ada tiga untuk yg smp yaitu akhlak lil banin, siroh
nabawiyah dan fiqh sunnah waktunya jam 16.00-selesai mulai hari
senin sampai hari kamis.
Untuk yang Madrasah Aliyah ada Hadits, Nashoihul Ibad dan
Siroh Nabawiyah
e. Ilqo‟ul Mufrodat dilaksanakan pada malam hari ba‟da isya‟
f. Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) program ini dilaksanakan
setiap sepekan sekali pada hari sabtu
g. Liqo‟ dilaksakan sepekan sekali untuk jam dan harinya mengikuti
para murabbi
44
i. Muhadhoroh dilaksanakan sepekan sekali ba‟da ashar tiap hari
jum‟at
j. Kultum program ini di laksanakan setiap hari dengan pemateri yg
bergantian dari santri sendiri
4. Pelaksanaan Kajian Kitab Akhlaq Lil Banin
Pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin di laksanakan setiap hari
senin ba‟da ashar pukul 16.00-17.00 WIB. Sistem pembagiannya yaitu
kelas 7 dan kelas 8. Untuk pengampu kelas 7 ustadz Muhlisin, S.Pd.I
dan kelas 8 ada ustadz Sidik Widaryanto, S.Pd.I.
Dalam pelaksanaannya para pengajar maupun santri terkadang
menemukan beberapa hambatan. Dari segi pengajar hambatan yang
dialami adalah kedisiplinan, ada beberapa santri yang kurang disiplin masalah kehadiran, ada beberapa santri yang telat ketika masuk kelas dan kurang memperhatikan (Wawancara MHL, 10 September 2018).
Dari sisi santri hambatan yang dialami adalah pemahaman,
terkadang saya sulit memahami ustadz pengajar ketika menggunakan bahasa-bahasa yang kurang dimengerti oleh santri (Wawancara HF, 11 september 2018).
5. Garis Besar Isi Kitab Akhlak Lil Banin
Kitab akhlak lil banin adalah kitab yang membahas tentang
akhlak khusus untuk anak laki-laki. Syaikh Umar bin Ahmad Baraja
telah memberikan perhatian khusus terhadap akhlak anak, karena anak
45 Apabila dibiarkan hingga menjadi suatu kebiasaan hingga menjadi
akhlak yang buruk, maka akan menjadi sulit dibenahi nantinya bahkan
tidak bisa dididik lagi selama-lamanya
Maka dari itu bagi para pendidik dan orang tua di rumah agar
benar-benar mengawasi dan menanamkan akhlak yang baik sedari dini.
Menjauhkannya dari akhlak yang tercela agar anak memiliki akhlak
yang baik.
Kitab akhlak lil banin ini terbit dalam 4 jilid, diterbitkan di
Surabaya oleh Maktabah Ahmad bin Said bin Nabhan wa-awladi.
Jumlah halaman, tahun penerbitan dan garis besar isi kitab akhlak lil
banin adalah sebagai berikut:
a. Akhlak lil banin juz 1 berjumlah 32 halaman tahun terbit
1372. Dalam juz ini ada 33 bab yaitu: 1) Dengan apa anak
beradab?, 2) Anak yang santun dan beradab, 3) Anak yang
berakhlak buruk, 4) Seorang anak wajib beradab sejak dari
kecil, 5) Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, 6) Anak
yang jujur, 7) Anak yang taat, 8) Nabimu Muhammad, 9)
Akhlak di rumah, 10) Abdullah di rumahnya, 11) Ibumu
yang penyayang, 12) Adab seorang anak terhadap
ibundanya, 13) Sholeh Bersama ibundanya, 14) Kasih
saying ayah, 15) Etika anak pada ayahnya, 16) Cinta kasih
46 saudaranya, 18) Dua saudara yang saling mencintai, 19)
Adab seorang anak Bersama kerabatnya, 20) Mustafa
bersama kerabatnya Yahya, 21) Adab seorang anak
terhadap pembantunya, 22) Anak yang suka menyakiti, 23)
Adab seseorang dengan tetangganya, 24) Hamid dan
tetangganya, 25) Sebelum berangkat sekolah, 26) Akhlak
berjalan di tempat umum, 27) Akhlak siswa di kelas, 28)
Bagaimana siswa menjaga perangkat sekolahnya, 29)
Bagaimana pelajar menjaga inventaris sekolah, 30) Akhlak
pelajar terhadap guru, 31) Akhlak pelajar terhadap
temannya, 32) Nasehat umum 1, 33) Nasehat umum 2.
b. Akhlak lil banin jilid 2 berjumlah 34 halaman tahun terbit
1373 H. dalam juz ini ada 20 bab yaitu: 1) Akhlak, 2)
Kewajiban anak terhadap Allah SWT, 3) Murid yang
dicintai, 4) Kewajiban anak terhadap Nabinya SAW, 5)
Sekelumit dari akhlak Nabi SAW 1, 6) Sekelumit dari
akhlak Nabi SAW 2, 7) Mencintai kedua orangtua, 8) Apa
kewajibanmu terhadap ibu dan bapakmu, 9) Kisah-Kisah
nyata, 10) Apa kewajibanmu terhadap saudara laki-laki dan
perempuan, 11) Persatuan menimbulkan kekuatan, 12) Apa
kewajibanmu terhadap kerabatmu, 13) Abu Talhah
Al-Anshary dan para kerabatnya, 14) Apa kewajibanmu
47 pembantumu, 16) Apa kewajibanmu terhadap tetanggamu,
17) Kisah-kisah nyata, 18) Apa kewajibanmu terhadap
gurumu, 19) Kisah-kisah nyata, 20) Apa kewajibanmu
terhadap temanmu.
c. Akhlak lil banin juz 3 berjumlah 64 halaman tanpa tahun.
Dalam juz ini ada 16 bab yang membahas khusu tentang
adab keseharian. 1) Adab berjalan, 2) Adab waktu duduk,
3) Adab dalam percakapan, 4) Adab makan sendirian, 5)
Adab makan Bersama sekelompok orang, 6) Adab
berkunjung dan minta ijin, 7) Adab menjenguk orang sakit,
8) Adab orang sakit, 9) Adab kunjungan takziah, 10) Adab
orang mengalami musibah, 11) Adab berkunjung untuk
memberi selamat, 12) Adab dalam bepergian, 13) Adab
berpakaian, 14) Adab pada waktu tidur, 15) Adab bangun
tidur, 16) Adab istikharah dan bermusyawarah.
d. Akhlak lil banin juz 4 berjumlah 136 halaman tahun terbit
1414 H. dalam juz ini ada 27 bab yaitu: 1) Rasa malu dan
tidak tahu malu, 2) Teladan tertingga dalam masalah malu,
3) Sifat al-iffah dan al-qanaah serta kebalikannya, 4)Bukti
nyata bagi yang memberi nasihat, 5) Kejujuran dan
pengkhianatan, 6) Kisah seorang laki-laki jujur, 7) Berbuat
benar dan berdusta, 8) Beberapa kisah dari orang-orang
48 kegelisahan hati, 10) Akibat orang-orang yang sabra, 11)
Bersyukur dan menginkari nikmat, 12) Teladan tinggi
dalam hal kesabaran, 13) Sifat menahan diri dan marah, 14)
Beberapa kisah dari orang-orng yang pandai menahan diri,
15) Kemurahan hati dan sifat kikir, 16) Kemurahan hati
rasulullah saw dan keluarganya, 17) Sifat rendah hati dan
kesombongan, 18) Beberapa kisah dari orang-orang yang
merendahkan hati dan yang sombong, 19) Ikhlas dan riya‟,
20) Kesia-siaan orang-orang yang bersikap riya‟, 21) Dendam dan dengki, 22) Berbagai akibat buruk karena
dengki, 23) Ghibah (membicarakan aib), 24) Bukti-bukti
atas bahaya ghibah, 25) Mengadu domba dan melapor
kepada penguasa, 26) Cara para pelaku naminah berbuat
kerusakan, 27) Penutup mengenai : Nasihat-nasihat umum
1, Nasihat-nasihat umum 2.
6. Penerapan Sikap Tawadluk Melalui Kajian Kitab Akhlak Lil Banin Kepada Santri
Pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin membawa dampak
yang sangat baik dengan pembelajaran adabnya. Materi-materi adab
yang terkandung dalam kitab akhlak lil banin memberikan
pembelajaran bahwa sangat pentingnya belajar adab sebelum belajar
ilmu. Karena ilmu tanpa di sertai oleh adab akan mendatangkan