• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN SKRIPSI"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA

TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

AKHLAK LIL BANIN

DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK

SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: ARIF HARYADI

NIM. 11114223

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA

TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

AKHLAK LIL BANIN

DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK

SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: ARIF HARYADI

NIM. 11114223

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dr. Miftahuddin, M.Ag. Dosen IAIN Salatiga Nota pembimbing

Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Arif Haryadi

Kepada :

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : Arif Haryadi Nim : 111-14-223

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL

BANIN DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP

TAWADLUK SANTRI DI MA‟HAD NURUL ISLAM

TENGARAN

Dengan ini kami mohon skripsi saudari diatas supaya segera dimunaqosahkan, Demikian agar menjadi perhatian

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364 Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN Judul Skripsi:

PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN DAN

APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN

Disusun Oleh:

ARIF HARYADI NIM: 111-14-223

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Susunan Panitia Penguji

Salatiga, 25 September 2018

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002 Ketua Penguji : Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag

(6)

vi PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN

PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Arif Haryadi

NIM : 111-14-223 Jurusan : Tarbiyah

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Pemikiran Umar Bin Ahymad BarajaTentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Aplikasinya

Terhadap Sikap Tawadluk Santri Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini

dipublikasikan oleh e-repository IAIN Salatiga

Salatiga,13 September 2018

Penulis

(7)

vii MOTTO

َناَك ْهَمِل ٌةَنَس َح ٌةَوْسُأ ِ هاللَّ ِلوُسَر يِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل

ا ًريِثَك َ هاللَّ َرَكَذَو َرِخ ْلْا َم ْوَيْلاَو َ هاللَّ و ُج ْرَي

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(8)

viii PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang maha kuasa, penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Kedua orang tua saya, Bapak Sudarmodjo dan Ibu Supriyati yang tidak

henti-hentinya memberikan do‟a, dukungan dan semangat kepada saya. Seluruh saudara saya, yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga perbuatan merekan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan

(9)

ix KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Kualitatif ini yang berjudul : “ Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Implementasinya

Terhadap Sikap Tawadluk Santri Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad Saw yang kita tunggu-tunggu syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

keendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.P.d

2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Juz‟an, M.Hum.

5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi

terimakasih atas bimbingannya.

6. Seluruh dosen dan staf IAIN Salatiga

7. Bapak Kepala Sekolah Ma‟had Nurul Islam Tengaran, Para asatidz dan

(10)

x

Kepada semuanya peneliti mengucapkan terimakasih serta do‟a

semoga semua amal kebaikannya diterima dan mendapatkan balasan baik

oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun orang lain.

Salatiga, 13 September 2018

Penulis

(11)

xi ABSTRAK

Haryadi, Arif. 2018. Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Aplikasinya Terhadap Sikap Tawadluk Santri. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Miftahuddin, M.Ag. Kata kunci : Pendidikan Karakter, Aplikasi, Tawadluk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter yang terkandung dalam kitab akhlak lil banin dan aplikasinya terhadap sikap

tawadluk santri di Ma‟had Nurul Islam Tengaran. Rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut : a) pengembangan pendidikan karakter, dan b) aplikasi sikap tawadluk kepada setiap individu.

Jenispenelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan metodePenelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan Observasi, Wawancara, danDokumentasi.Data dianalisis dengan content analysis dananalisis data lapangan.

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ...iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

ABSTRAK ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Fokus Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis ...9

2. Manfaat Praktis ...9

E. Penegasan Istilah ...10

F. Sistematika Penulisan ...11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pendidikan Islam ...13

2. Pengertian Pendidikan Karakter ...14

3. Nilai-Nilai Karakter ...19

4. Santri ...28

5. Pengertian Pesantren ...28

(13)

xiii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...32

B. Lokasi Penelitian ...33

C. Data dan Sumber Data ...33

D. Tehnik Pengumpulan Data ...34

E. Analisis Data ...36

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data 1. Sejarah Ma‟had Nurul Islam ...39

2. Visi & Misi ...41

3. Program-Program ...42

4. Pelaksanaan Kajian Kitab ...44

5. Garis Besar Isi Kitab ...44

6. Penerapan Sikap Tawadluk Melalui Kajian Kitab Akhlak Lil Banin Kepada Santri ...48

B. Hasil Analisis Data 1. Pendidikan Karakter dalam Kitab AKhlak Lil Banin ...50

2. Implementasi Sikap Tawadluk Santri di Ma‟had Nurul Islam...69

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...75

B. Saran ...76 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1. Daftar Tabel

Tabel 2.1 Domain Nilai-nilai Karakter ...21

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Harian ...42

2. Daftar Gambar

Gambar 2.1 Domain Pendidikan Karakter ...18

(15)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Bukti Konsultasi

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran

Lampiran 3 : Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian Di Ma‟had Nurul

Islam Tengaran

Lampiran 4 : Dokumentasi Profil Ma‟had Nurul Islam Tengaran

Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 6 : Struktur Pengurus

Lampiran 7 : Pedoman Wawancara

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

PAI Kelas X SMA Semester I ... 12

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 61

Tabel 3.2 Daftar Guru ... 62

Tabel 3.3 Daftar Keadaan Siswa ... 65

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 67

Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra siklus ... 78

Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ... 81

Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II ... 84

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siklus ... 87

Tabel 4.5 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ... 90

Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 91

Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 96

Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 97

(17)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ... 9

Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I ... 89

Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ... 95

(18)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II Lampiran 6 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 12 Daftar Nilai SKK

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan

keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya manusia sempurna yang

berkarakter atau insan kamil (Agus, 2012: 18). Karakter bangsa yang kuat merupakan produk dari pendidikan yang bagus dan mengembangkan karakter.

Ketika mayoritas karakter masyarakat kuat, positif, tangguh, peradaban yang

tinggi dapat dibangun dengan baik dan sukses. Sebaliknya, jika mayoritas

karakter masyarakat negatif, karakter negatif dan lemah, sebab peradaban

tersebut dibangun dalam fondasi yang lemah.

Sebagai sebuah alternative yang bersifat preventif, pendidikan

diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa ini dalam

berbagai aspek, serta dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai

masalah budaya dan karakter bangsa (Agus, 2012: 18). Namun, dalam konteks

pendidikan terdapat permasalahan yang tak kunjung selesai dan semakin

meluas, yaitu permasalahan akhlak. Meningkatnya persoalan akhlak dalam

masyarakat, mulai dari ketidakjujuran hilangnya martabat keserakahan dan

kekerasan menjadi permasalahan dalam pendidikan tersebut. Perilaku-perilaku

(20)

2 narkoba hingga bunuh diri, bahkan sampai membunuh anggota keluarga

sendiri sudah tidak asing lagi di dengar dan di saksikan. Hal-hal negatif di

masa sekarangpun sangat mudah sekali diakses melalui internet. Tidak heran

jika pemuda masa memiliki pola pikir yang tidak baik dalam

mempertimbangkan akhlak.

Selaian itu, untuk pencapaian kebahagiaan yang hakiki, maka

pendidikan, khususnya adalah pendidikan islam memiliki tujuan utama yang

menjadi tonggak yaitu membentuk akhlak dan budi pekerti yang sanggup

menghasilkan orang-orang bermoral, berjiwa bersih, berkemauan keras,

cita-cita besar, dan memiliki akhlak yang tinggi serta luhur. Pendidikan budi

pekerti dan akhlak adalah jiwa dari pendidikan islam islam itu sendiri

(Daradjad, 2006: 30).

Seiring perkembangan zaman, era modernisasi dan globalisasi

pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila

mengingat makin meningkatnya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk

kenakalan remaja lainnya terutama di kota-kota besar, pemerasan/kekerasan

(bullying), kecenderungan dominasi senior terhadap yunior, fenomena

suporter, penggunaan narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain. bahkan yang

paling memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat jujur pada

anak-anak melalui kantin kejujuran di sejumlah sekolah, banyak yang gagal

dikarenakan belum tertanam sifat jujur pada setiap anak (Muchlas &

(21)

3 Masalah akhlak adalah suatu yang menjadi perhatian dimana saja,

karena kerusakan akhlak seseorang akan mengganggu ketenteraman orang

lain. Di negara kita ini sudah banyak orang yang rusak moralnya, terbukti

banyak pejabat yang korup dan ini jelas merugikan negara. Dengan demikian

masalah akhlak harus diperhatikan. Terutama dari kalangan pendidik, alim

ulama, pemuka masyarakat dan orang tua.

Sebagai contoh adalah akhlak Nabi Muhammad SAW dalam

perjalanan hidupnya sejak masih kanak-kanak hingga dewasa dan sampai

diangkat menjadi Rasul, beliau terkenal sebagai seorang yang jujur, berbudi

luhur dan mempunyai kepribadian yang tinggi. Tak ada sesuatu perbuatan dan

tingkah lakunya yang tercela yang dapat dituduhkan kepadanya, berlainan

sekali dengan tingkah laku dan perbuatan kebanyakan pemuda-pemuda dan

penduduk kota Mekah pada umumnya yang gemar berfoya-foya dan

bermabuk-mabukan. Karena demikian jujurnya dalam perkataan dan

perbuatan, maka beliau diberi julukan “Al-Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya.

Firman Allah SWT:

(22)

4 Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S. al-Ahzab/33 : 21).

Tujuan utama pendidikan Akhlak dalam Islam adalah agar manusia

barada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang

telah digariskan oleh Allah SWT. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok

dalam pendidikan akhlak yang islami. Dalam kitab Akhlaqul lil Banin

karangan Syaikh Umar Bin Ahmad Bradja juga telah dijelasakan bahwa

bagaiman seharusnya akhlak seorang anak ditengah kelurganya. Tentang sikap

dan prilaku anak kepada orang tua, saudara dan lain-lainnya. Bahwa keluarga

meski memiliki landasan yang kuat dalam pembinaan dan mendidik generasi

penerus sebagai langkah awal dalam jenjang pendidikan yang didapatkan oleh

seorang anak, karena bahwa sesungguhnya orang tua lah yang akan

menentukan atau mengarahkan anaknya agar menjadi pribadi yang berakhlak

mulia.

Dalam pendidikan akhlak, aktualisasi nilai-nilai islami perlu dipandang

sebagai suatu persoalan yang penting dalam usaha penanaman ideologis islam

sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang harus

(23)

5 anak akan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dan melanggar etika yang

ada di masyarakat itu. Secara umum akhlak dalam islam memiliki tujuan akhir

yaitu menggapai suatu kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang diridhoi Allah

SWT serta disenangi sesama makhluk.

Kondisi saat ini, baik dalam hal aqidah, tarbiyah, tsaqafah, dakwah, organisasi, dan akhlak sudah semakin sedikit yang menjujung nilai-nilai

tersebut. Aqidah sangat penting bagi kehidupan, digunakan sebagai pedoman

dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sangat dibutuhkan aqidah yang kuat

untuk menghadapi masa-masa seperti sekarang ini. Seperti yang banyak kita

temui saat ini, banyak kalangan umat yang meragukan kebenaran dan

keunggulan Islam. Banyak orang yang berstatus sebagai pemuka agama

melakukan tindakan-tindakan yang jauh dari aqidah, seperti menjadi dukun

palsu dengan melakukan ritual maupun tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran

agama dan bahkan dapat dikatakan musyrik.

Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor luar sepeti

tayangan-tayangan yang didapatkan dari berbagai media sosial yang berkembang saat

ini. Kemudian, di bidang pendidikan sendiri dipengaruhi oleh adanya campur

tangan dari pemerintah. Dimana anggaran yang dikeluarkan untuk

daerah-daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat, yang mana akan digunakan

untuk pengembangan tarbiyah (pendidikan) saat ini. Dikarenakan biaya yang tinggi saat ini, menyebabkan pendidikan seolah-olah hanya untuk orang kaya

saja. Ditambah dengan adanya umat Islam yang melakukan tindak pidana

(24)

6 seharusnya orang Islam dapat menghindari perilaku tercela tersebut, bukan

malah melakukannya. Sehingga hal tersebut membuat nurani masyarakat

khususnya umat Islam menurun kepercayaannya terhadap keunggulan Islam.

Setelah itu tentang tsaqafah (pengetahuan/budaya). Budaya Islam saat ini, terutama di Indonesia dapat dikatakan sudah tercampur dengan

budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan aqidah. Hal tersebut menjadikan

akulturasi budaya yang menyimpang dari budaya masyarakat Indonesia itu

sendiri. Banyak anak muda yang dapat dikatakan sudah berlebihan dalam

bergaul yang disebabkan cepatnya perkembangan media elektronik yang ada

saat ini. Hal tersebut memicu terkikisnya nilai-nilai keislaman dan

meningkatnya nilai „kebaratan‟. Banyak budaya barat yang diadopsi oleh

kaum muslim di Indonesia, namun ada yang dengan cara kurang tepat, ada

pula yang dapat dikatakan dapat mengadopsi dengan baik dan sesuai aqidah

yang ada di Islam. Lalu yang keempat tentang dakwah, dakwah yang

dilakukan secara terbuka akan sangat cepat persebarannya. Dahulu, sebelum

banyak berkembang media sosial seperti saat ini, kegiatankegiatan dakwah

sangat sering kita jumpai.

Perkembangan umat islam saat ini semakin menurun dari nilai-nilai

agama. Banyak kaum yang sudah tidak menjujung nilai-nilai akidah dan adat

dalam islam. Kondisi yang semakin parah di karenakan perkembangan media

sosial yang ada saat ini. Kembali kepada pribadi masing-masing yang akan

(25)

7 Pesantren menjadi lembaga yang menuntun dan membimbing

pendidikan karakter anak. Di dalam pesantren tidak hanya di ajarkan tentang

pengetahuan umum akan tetapi di dalam pesantren sangat di tekankan dalam

pembentukkan akhlak yang baik dan berkualitas. Karena kualitas pesantren di

tentukan dari akhlak yang dimiliki oleh para santrinya (sebutan anak didik di

pesantren). Dari akhlak akan terangkatlah derajatnya. Jika seseorang memiliki

akhlak yang buruk maka masyarakat akan memandang rendah.

Tujuan pendidikan yang ada di Pondok Pesantren bukanlah untuk

mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi lebih

kepada kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT. Ciri yang paling

menonjol pada pesantren ialah pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama

kepada santri melalui kitab-kitab klasik ( Haidar,2004 : 26).

Akhlak lil banin menjadi salah satu kitab yang diajarkan di dalam

pondok pesantren. Ma‟had Nurul Islam menjadi salah satu pesantren yang

mengajarkan kitab akhlak lil banin kepada para santri-santrinya. Pengajaran

kitab akhlak lil banin sesuai dengan tingkatan kelasnya.

Dalam kitab akhlak lil banin ini menjelaskan tentang macam-macam

akhlak yang baik dan akhlak yang harus ditinggalkan oleh santri. Termasuk

didalamnya sikap tawadhu‟ yang sangat menonjol dalam pesantren. Sikap tawadhu‟ ini terlihat ketika para santri berinteraksi dengan Kiai dan para

ustadz yang mengajar.

(26)

8 Tiada tujuan yang lebih penting bagi pendidikan akhlak daripada

membimbing umat manusia di atas prinsip kebenaran dan kejalan lurus.

makna pendidikan akhlak dalam islam yang mensejahterakan kehidupan

duniawi dan ukhrawi untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, persoalan akhlak yang melanda hari ini dipandang perlu untuk mencari jalan keluar serta

perumusan yang jelas dalam pembinaannya bagi penerus bangsa serta

keluraga merupakan titik awal yang mesti kita benahi kembali untuk

menjadikan generasi-generasi yang memiliki karakter dan budi pekerti. Atas

dasar pertimbangan itu, penulis akan membahas dalam skripsi ini tentang

pendidikan karakter, dengan judul skripsi “Pemikiran Umar bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin dan Aplikasinya Terhadap Sikap Tawadluk Santri di Ma’had Nurul Islam Tengaran”

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana Pemikiran Syekh Umar bin Ahmad Baraja dalam

kitab akhlak lil banin tentang Pendidikan karakter?

2. Apa relevansi Pendidikan karakter dalam kitab akhlak lil banin

dalam pembentukan sikap tawadluk santri di Ma‟had Nurul

Islam Tengaran?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pendidikan karakter yang terkandung dalam

(27)

9 2. Mendiskripsikan relevansi pendidikan karakter dalam kitab

akhlak lil banin dan implikasinya terhadap sikap tawadluk

santri.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapakan penulis dapat menambah

wawasan khususnya seorang pendidik pada umumnya baik secara teoritis

ataupun praktis.memeberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Agar dapat memberikan gambaran akhlak anak yang baik

dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi atau anggota

masyarakat. Memberi pengetahuan khususnya kepada orang tua

atau pendidik untuk selalu memperhatikan anak didiknya

terutama dalam akhlak atau budi pekertinya.

2. Manfaat Praksis

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :

a. Orangtua sebagai masukkan dalam memberi bimbingan

dan arahan kepada anak.

b. Guru sebagai bahan informasi dalam mengembangkan

akhlak anak.

c. Masyarakat agar selalu menjaga lingkungan yang

(28)

10 E. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi

kesalahpahaman tentang judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah

yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yaitu :

1. Syekh Umar Bin Ahmad Baraja

Syaikh Umar bin Ahmad Baraja adalah seorang ulama‟ yang memiliki akhlak yang sangat mulia. Beliau lahir dikampung Ampel

magfur, pada 10 Jumadil akhir 1331 H/17 mei 1913 M. Sejak kecil

dia diasuh dan dididik kakeknya 11 dari pihak ibu, Syaikh Hasan

bin Muhammad Baraja, seorang ulama ahli nahwu dan fiqih (M.

Achmad Asseggaf, 1995:7).

2. Pendidikan Karakter

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku

yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam

lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Agus, 2012:

40).

Jadi dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa

karakter adalah sikap dan kebiasaan yang membentuk dan

membedakan pribadi setiap individu.

3. Akhlak lil banin

(29)

11 jilid memiliki jumlah halaman yang berbeda. Jilid 1 memiliki 56

halaman, jilid 2 memiliki 80 halaman, jilid 3 memiliki 112

halaman, jilid 4 memiliki 140 halaman, total keseluruhan 388

halaman, serta keseluruhanya merupakan satu fasal-fasal atau bab

yang diterangankan dalam bahasa arab, karangan syaikh umar bin

ahmad baraja yang berisikan akhlak anak, terutama pendidikan

akhlak bagi anak.

4. Tawadluk

Tawadhu‟ secara bahasa berarti “rendah hati”, bukan “rendah diri”.

Dalam penertian luas tawadhu‟ ialah merendahkan diri tanpa

menghinakan dan meremehkan harga dirinya. Ruwaian berkata,

“rendah hati” adalah hati yang merendah dihadapan Tuhan. Al

-Kalabadzi berpendapat, “kerendahan hati adalah berbesar hati pada

masa-masa sulit, teguh dalam kepasrahan, menanggung beban dari

orang-orang beragama, dn berperasaan senang bersama Tuhan” (Mulyadi,2003: 14).

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga

pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi dengan mudah,

penulis berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan

secara garis besar. Skripsi Ini terdiri dari lima bab yang masing-masing

(30)

12 BAB I :Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menjabarkan

mengenai pokok permasalahan yang terdiri dari: Latar belakang masalah,

Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Definisi

oprasional, Sistematika penulisan.

BAB II : Dalam bab ini membahas tentang pengertian pendidikan

islam, pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, tujuan

pendidikan karakter, santri dan pesantren

BAB III : Dalam bab ini membahas tentang metodologi penelitian

yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, analisis data dan

prosedur pengumpulan data

BAB IV : Paparan data yang memaparkan hasil data tentang

pendidikan karakter yang termuat dalam kitab akhlak lil banin. Latar

belakang objek penelitian tentang sejarah Ma‟had Nurul Islam Tengaran,

progam-progam, pelaksanaan pengajaran kitab akhlak lil banin dan

aplikasinya terhadap sikap tawadluk santri di Ma‟had Nurul Islam.

BAB V : Kesimpulan dari seluruh uraian yang telah dikemukakan

(31)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pendidikan Islam

Dalam bahasa Indonesia, pendidikan adalah perbuatan (hal,

cara dan sebagainya) mendidik (DEDIKBUD,1991 : 323).

Pendidikan islam adalah system pendidikan yang dapat

memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya

sesuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai islam telah menjiwai

dan mewarnai corak kepribadiannya. Nur Uhbiyati menyatakan,

pendidikan islam adalah suatu system pendidikan yang mencakup

seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh

karenanya islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia

muslim baik di dunia maupun di akhirat (Uhbiyati,1999 : 12).

Adapun menurut Dr Ali Ashraf (1996:23), pendidikan islam

adalah pendidikan yang melatih sensibilitas murid-murid sedemikian

rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan,

langkah-langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap ilmu

pengetahuan mereka diatur oleh nilai-nilai etika islam yang sangat

dalam dirasakan.

Dari kedua definisi diatas dapat dipahami bahwa pendidikan

islam ialah system pendidikan yang mengatur segala aspek kehidupan

(32)

14 Pendidikan islam memiliki tugas untuk menyiapkan sumber

daya manusia yang berkarakter islami. Oleh karena itu pendidikan

islam di harapkan bisa mengikuti perkembangan zaman yang dimana

pendidikan islam itu sendiri pasti akan di hadapkan dengan

permasalahan-permasalahan yang baru.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Sebelum mengarah dengan apa itu pendidikan karakter

alangkah baiknya memahami apa itu karakter. Menurut kamus besar

bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau

budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya.

Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik baik yang

terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Muchlas &

Hariyanto, 2013 : 42).

Karakter dalam bahasa agama disebut sebagai akhlak seperti

yang dikatakan oleh Akramulla Syed dalam Yaumi, Akhlak

merupakan istilah dalam bahasa arab yang merujuk kepada

praktik-praktik kebaikan, moralitas dan perilaku islami (islamic behavior), sifat atau watak (disposition), perilaku baik (good conduct), kodrat atau sifat dasar (nature), perangai (temper), etika atau tata susila

(ethics), moral dan karakter (Yaumi,2012 : 50). seperti halnya firman

Allah SWT dalam surah Al Qalam/68:4

(33)

15 Artinya :

Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Ayat di atas menjelaskan bahwasanya Rasulullah

mempunyai budi pekerti luhur, watak, dan tingkah laku terpuji.

Rasulullah SAW memiliki akhlak islami yaitu akhlak seperti

Al-Qur‟an. Allah SWT telah melimpahkan Muhammad SAW sifat

yang sangat mulia tak terbayang bagaimana mulianya Muhammad

SAW (Hasbi,2002 : 1383).

Secara terminologis, makna karakter di kemukakan oleh

Thomas Lickona. Menurutnya karakter adalah “A reliable inner

disposition to respond to situations in a morally good way.”

Selanjutnya Lickona menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts : moral knowing, moral feeling, moral behavior.” Menurutnya karakter mulia meliputi pengetahuan

tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap kebaikan,

dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain,

karakter mengacu kepada serangkaian pemikiran (cognitives),

perasaan (affective), dan perilaku (behavior) yang sudah menjadi

kebiasaan.

Dari pengertian diatas dapat di pahami bahwa karakter

merupakan nilai-nilai perilaku yang ada pada diri manusia dan

(34)

16 rangka hubungan anatara dirinya dengan Tuhannya ataupun sesama

manusia juga lingkungan sekitarnya yang kemudian disandarkan

pada norma agama, hukum, tata karma dan budaya. Dari konsep

inilah muncul konsep pendidikan karakter (Darmiati dkk, 2013 :

16).

Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter

adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh

kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah

upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk

mengajarkan nilai-nilai kepada para peserta didiknya. Pendidikan

karakter juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang

mengembangkan karakter yang mulia dari peserta didik dengan

mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan

pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan

sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya (

Muchlas & Hariyanto, 2013 : 44).

Menurut Lickona pendidikan karakter mengandung tiga

unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan(knowing the good),

mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan

(doing the good) ( Darmiati dkk, 2013 : 17). Pendidikan karakter

bukan hanya untuk mendaftar nilai yang akan ditanamkan bukan

masalah benar dan salah. Pendidikan karakter menginginkan

(35)

17 perilaku positif melalui kebiasaan dan keteladanan dari

lingkungannya.

Pendidikan karakter merupakan pengembangan sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti melalui pembiasaan yang

berhubungan antara dirinya dengan Tuhan, sesama manusia

maupun lingkungan sekitarnya.

Menurut frey dalam yaumi “Character education is the

deliberate effort to help people understand, care about ad act upon core ethical values.” Maksudnya ialah pendidikan karakter adalah upaya sengaja untuk membantu orang mengerti, peduli dan berbuat

atas dasar nilai-nilai etik. Dalam definisi ini pendidikan karakter

merujuk pada tiga komponen yang harus diolah, yakni (1) pikiran,

(36)

18 Gambar 2.1 : Domain Pendidikan Karakter

Tiga hal tersebut harus saling berhubungan agar menjadi

efektif dan dalam pelaksanaanya pun haruslah sistemtis dan

berkelanjutan. Dengan begitu peserta didik pun akan menjadi

cerddas emosinya dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan.

Dalam Gran Design Pendidikan karakter merupakan proses

pembudayaan dan pemberdayaan nilai-nilai luhur dalam

lingkungan satuan pendidikan, lingkungan keluarga dan

lingkungan masyarakat (Zainal,2012 : 33).

pikiran (understand)

berbuat (act upon core ethical values) peduli

(37)

19 Gambar 2.2 : Grand Design Pendidikan Karakter

Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan usaha

penanaman kecerdasan berpikir, penghayatannya dalam sikap dan

prakteknya dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur

dalam dirinya, antara dirinya dan Tuhannya, ke sesama serta

lingkungan sekitarnya.

3. Nilai-Nilai Karakter

Secara bahas nilai berarti adab, etika, kultur, norma pandangan

hidup, atau sila. Sedangkan secara etimologi, nilai (value) dalam

bahasa inggris dan (valere) dalam bahasa latin yang memiliki arti

berguna, berdaya, kuat. Nilai adalah suatu pola normatif yang

menentukan tingkah laku yang diinginkan oleh suatu sistem yang

berkaitan dengan lingkungan sekitar tanpa membedakkan fungsi

(38)

20 Makna yang terkandung dari nilai tersebut adalah kualitas suatu

hal yang menjadikan hal tersebut menjadi lebih diminati dan

diinginkan.

Segala sesuatu tentunya memiliki nilai, hanya saja ada yang

harganya rendah ada juga yang tinggi. Jika harganya rendah maka

nilainya pun rendah, bahkan tidak jarang untuk tidak di hargai hingga

akhirnya dianggap tidak bernilai (Tafsir,2006 : 46).

Sedangkan menurut Sutarjo Adi Susilo nilai akan selalu

berhubungan dengan kebaikan serta keluhuran budi dan akan menjadi

sesuatu yang dihargai dan dijunjung tinggi, serta dikejar oleh

seseorang sehingga ia merasakan adanya suatu kepuasan dan ia merasa

menjadi manusia yang sebenarnya (Adisusilo,2012 : 56-57).

Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,

peraturan hokum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah

teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai

utama, yaitu :

1. Perilaku yang berhubungan dengan Tuhan.

2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri.

3. Perilaku yang berhubungan dengan sesama manusia.

4. Perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.

5. Perilaku yang berhubungan dengan nilai kebangsaan

(39)

21 Sehubungan dengan hal diatas Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (2000) dalam Bahan Pendampingan Guru Sekolah

Swasta Tradisional (Islam) telah mengiventarisasi domain

pendidikan budi pekerti islami sebagai niali-nilai karakter yang

seharusnya dimiliki dan di tampilkan dalam kehidupan sehari-hari

sebagaimana di tampilkan pada table di bawah ini :

(40)
(41)

23 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya nilai karakter

bangsa Indonesia yang dapat digali dari budaya Indonesia sangatlah

banyak.

Dari banyaknya nilai-nilai karakter yang ada, Zainal Aqib

dalam bukunya mengungkapkan sembilan belas nilai-nilai karakter

a. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikkan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun

orang lain.

ااﺪ٣ِﺪَﺳ الً َْٞه اُُُٞٞه َٝ َ َّاللَّ اُٞوَّﺗا اَُٞ٘ٓآ َٖ٣ِﺬَُّا اَُّٜ٣َأ اَ٣

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu

kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”(QS Al Ahzab/33: 70).

b. Bertanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,

terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan

Tuhannya.

(42)

24 Artinya:

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan

Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan

bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami

kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS Yasin/36: 12).

c. Bergaya Hidup Sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam

menciptakan hidup sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk

yang dapat mengganggu kesahatan.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

ْغِبَّﺘَﺗ َلًَٝ اَْٜؼِبَّﺗاَك ِﺮَْٓ ْ٧ا َِٖٓ ٍةَؼ٣ِﺮَش ٠ََِػ َىاََِْ٘ؼَج َُّْث

ََُِْٕٞٔؼَ٣ َلً َٖ٣ِﺬَُّا َءاََْٞٛأ

Artinya:

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah

syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang

(43)

25 e. Kerja Keras

f. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas

(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

g. Percaya Diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri untuk mencapai

setiap keinginan dan harapannya.

h. Berpikir logis, Kritis, Kreatif dan Inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau

logika untuk menghasilkan cara baru dan termutakhir dari apa

yang telah dimiliki.

i. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan permasalahan.

j. Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat

dan didengarnya.

k. Cinta Ilmu

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap

(44)

26 l. Sadar Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang

menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta

tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

m. Patuh pada Aturan-aturan Sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan

dengan masyarakat dan kepentingan umum

n. Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,

mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

o. Santun

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa

maupun tata perilakunya ke semua orang.

p. Demokratis

Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

q. Peduli Sosial dan Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan

(45)

27 alamyang sudah terjadi juga selalu ingin memberi bantuan bagi

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Nasionalis

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap

bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik

bangsanya.

s. Menghargai Keberagaman

Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam

hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adt, budaya, suku, maupun

agama.(Zainal,2012 : 42-44)

٠َثُْٗأ َٝ ٍﺮًََﺫ ِْٖٓ ًُْْاَْ٘وََِخ اَِّٗإ ُﺱاَُّ٘ا اَُّٜ٣َأ اَ٣

اابُٞؼُش ًُْْاََِْ٘ؼ َج َٝ

ۚ اُٞك َﺭاَؼَﺘُِ ََِئاَبَه َٝ

ۚ ًُْْاَوْﺗَأ ِ َّاللَّ َﺪْ٘ ِػ ٌََُْْٓﺮًَْأ َِّٕإ

ٌْ٤َِِػ َ َّاللَّ َِّٕإ

ٌﺮ٤ِبَخ

Artinya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

(46)

28 Nilai-nilai karakter tersebut hasil dari pengembangan empat

nilai karakter yang di canangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional

tahun 2010 yaitu kejujuran (jujur), ketangguhan (tangguh), kepedulian

(peduli), dan kecerdasan (cerdas). Penerapan nilai-nilai karakter yang

telah di canangkan tentu saja tidak dijalankan sekaligus, akan tetapi

bertahap dengan bantuan setiap lapisan elemen yang ada akan

menunjang terwujudnya nilai-nilai karakter tersebut secara efektif dan

efisien.

4. Santri

Kata santri sendiri menurut C. C Berg berasal dari bahasa

India, shastri yaitu orang yang tahu buku-buku suci agama hindu atau

seorang sarjana ahli kitab suci agama hindu. Sementara itu, A. H. John

menyebutkan menyebutkan bahwa istilah santri berasal dari bahasa

Tamil yang berarti guru mengaji (Suharto,2011 : 9). Nurcholis Madjid

juga memiliki pendapat berbeda. Dalam pandangannya asal usul kata

santri dapat dilihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang

mengatakan bahwa santri berasal dari kata sastri, sebuah kata dari

bahasa Sansekerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini menurut

nurcholis madjid didasarkan atas kaum santri kelas literaty bagi orang

jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan

dan berbahasa arab. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa

(47)

29 cantrik berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana

guru ini pergi menetap (Yasmadi,2005 : 61).

Santri adalah siswa yang mendalami ilmu-ilmu agama di

pesantren baik yang tinggal di pondok maupun pulang selesai waktu

belajar. Para santri di didik untuk selalu mengikuti dan taat kepada

para ulama‟.

5. Pengertian Pesantren

Perkataan pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan

pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri. Pesantren merupakan Lembaga pendidikan islam yang mempunyai peranan

penting dalam sejarah islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa

dan Madura.

Secara historis, pesantren tidak hanya mengandung makna

keislaman tetapi makna keaslian Indonesia. Sebab, memang cikal

bakal Lembaga pesantren sebenar-benarnya sudah ada pada masa

Hindu-Budha (Zaini, 1995 : 16-18).

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelusuran, terdapat beberapa karya tulis ilmiah yang

berkaitan tentang aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin dalam

pembentukan karakter di antaranya sebagai berikut:

Skripsi Faiq Nurul Izzah, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Al-Akhlāq Lil Banin Jilid 1 Karya Al-Ustādz Umar Bin Ahmad

(48)

30 Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah tahun 2013. Penelitian ini mendiskripsikan

dan menganalisis tentang Nilai-nilai pendidikan karakter bagi anak usia

MI dalam kitab Akhlak Lil Banin Jilid 1.

Skripsi Aan Syarifudin, Pembelajaran Kitab Akhlaq Lil Banin Dan Aplikasi Dalam Pembentukan Akhlak Santri Di Pondok Pesantren Anwarush Sholihin Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas, dari IAIN Purwokerto, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2016. Penelitian

ini mendiskripsikan dan menganalisis pembelajaran kitab akhlak lil banin

dan aplikasinya pada santri di Pondok Anwarush Sholihin Purewokerto.

Skripsi Ahmad Muhlasin, Pendidikan Akhlak Terhadap Anak Telaah Kitab Al-Akhlak Li Al Banin Karya Syaikh Umar Baraja, dari IAIN Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2017. Penelitian ini

mendiskripsikan tentang konsep pendidikan akhlak dalam kitab akhlak lil

banin dan relevansinya dalam konteks kekinian.

Skripsi Ninik Herlina, Aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin

dalam upaya meningkatan moral keagamaan anak di madrasah diniyah

al-Fadhiliyah gentan jenangan. Penelitian ini menjelaskan tentang dampak

aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin terhadap moral keagamaan

siswa.

Skripsi Muhammad Akhiruddin, Materi Pendidikan Akhlak Anak Menurut Umar Bin Ahmad Baraja Dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banīn,

dari IAIN Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tahun

(49)

31 terkandung dalam kitab akhlak lil banin dan membandingkan dengan

materi pendidikan akhlak secara umum.

Tesis Agung Nugroho, Pola Pembentukkan AKhlak dalam Kitab AKhlak Lil Banin dan Akhlak Lil Banat Karya Umar Ahmad Baraja (Kajian Pedagogis dan Psikologis). IAIN Antasari Banjarmasin tahun 2015. Tujuan tesis ini adalah mendeskripsikan pembentukkan akhlak

dalam kitab tersebut melalui pendekatan pedagogis dan psikologi.

Skripsi Abu Qosim, Pendidikan Akhlak Menurut Al-Ustadz Umar bin Ahmad Baraja dalam Kitab Akhlak Lil Banin(Tinjauan Materi dan Metode). UIN Sunan Kalijaga. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2005. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana rumusan

pendidikan akhlak menurut Umar bin Ahmad Baraja dan materi akhlak

apa saja yang ingin di sampaikan beserta metodenya

Dari kajian penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat

disimpulkan bahwa penelitian-penelitian yang terdahulu berbeda dengan

(50)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kepustakaan

(Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research) dimana peneliti menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif adalah salah satu cara yang digunakan untuk membahas

objek penelitian secara apa adanya berdasarkan data-data yang di

peroleh.(Moleong,2011 : 163).

Sedangkan metode kualitatif adalah metode yang bertujuan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis berbagai fenomena, peristiwa, aktifitas

sosial dan pemikiran orang secara individu ataupun kelompok

(Sukmadinata,2005 : 60).

Penelitian ini menekankan pada kekuatan analisis dengan

sumber-sumber data yang ada yang didapat dari literature buku, kitab dan

tulisan-tulisan lainnya serta mengandalkan teori-teori yang ada, untuk kemudian

dianalisis secara luas dan mendalam. Untuk itu, peneliti menggunakan

sebuah pendekatan deskriptif kepustakaan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, Bogdan dan

Taylor mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur

(51)

33 lisan dari orang-orang dan perilakunya yang dapat diamati (Moleong,2011

: 4).

B. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi penelitian ini adalah di Ma‟had Nurul Islam Tengaran. Alasan memilih Ma‟had Nurul Islam karena Ma‟had tersebut

salah satu lembaga yang cukup terkenal dan banyak menetaskan

alumni-alumni yang berkualitas serta tersebar di berbagai wilayah. Ma‟had Nurul

Islam bergerak dibawah naungan YPI Sabilul Khoirot yang didirikan oleh

Almarhum KH Zaenal Mahmud dan sekarang di asuh oleh putranya yaitu

KH M. As‟ad Mahmud, Lc.

C. Data dan Sumber Data

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.

Sumber data yang digunakan oleh penelitian ini terdiri dari sumber

data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Sumber data primer adalah data yang berkaitan

langsung dengan objek permasalahan dalam penelitian ini

(Moleong,2011 : 157). Maka yang menjadi suber data primer

(52)

34 Sumber data utama lainnya yang di ambil berupa

kata-kata dan tindakan yang telah diobservasi sebagai berikut:

a) Kegiatan belajar mengajar kitab akhlak lil banin di

Ma‟had Nurul Islam Tengaran.

b) Perilaku santri yang mengikuti kegiatan belajar

kitab Akhlak lil Banin.

c) Hubungan sosial yaitu sikap tawadluk santri

terhadap ustadz dan kyai.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat dari

sumber lain yang berkaitan dengan penelitian tersebut dan juga

sebagai penunjang dalam melengkapi data primer. Dalam

penelitian ini menggunakan refrensi-refrensi ilmiah dan

refrensi-refrensi yang menunjang permasalahan penelitian ini,

seperti buku-buku pendidikan, karya ilmiah, skripsi, tesis,

makalah yang mirip dengan judul penelitian dan sumber

lainnya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari dokumen dan arsip yang meliputi :

D. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dilapangan maka digunakan metode

(53)

35 1. Kajian Isi (Content Analysis)

Menurut Weber, content analisis adalah metodologi yang

memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan

dari dokumen. Menurut hostil bahwa content Analysis adalah

tehnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui

usaha untuk menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara

objektif dan sistematis (Moleong,2011 : 163).

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah adalah pengamatan yang

merupakan suatu tehnik atau cara pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung.

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk

mengamati:

a) Pelaksanaan belajar kitab akhlak lil banin di Ma‟had nurul islam

b) Hubungan sosial dalam hal sikap tawadluk di Ma‟had

Nurul Islam

c) Mengamati lingkungan Ma‟had Nurul Islam

3. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

(54)

36 (yang mengajukan pertanyaan) dan yang diwawancarai (yang

memberi jawaban) (Muhadjir,1996 : 69).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap siswa,

pengurus, ustadz dan sumber-sumber lain yang memberikan

informasi mengenai objek penelitian itu sendiri.

4. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.

Dokumen berbentuk tulisan, karya-karya, gambar dari seseorang

(Sugiono,2008 : 240). Dokumentasi diperlukan untuk menunjang

data observasi dan wawancar yang telah dilakukan.

Data yang diperlukan yaitu sejarah pondok, struktur

pengurus, jumlah siswa dan guru. Dokumentasi yang akan

diperoleh diharapkan memberikan penjelasan yang utuh sebagai

pelengkap data.

E. Analisis Data

analisis data adalah proses mencari menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola dan membuat

kesimpulan hingga mudah di pahami (Sugiyono, 2012 : 89).

proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

(55)

37 sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen

resmi, gambar foto dan sebagainya (Moleong,2011 : 247).

Langkah-langkah analisis menurut Miles dan Huberman adalah

1. Reduksi

Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara

rinci dan perlu di reduksi. Mereduksi data yaitu merangkum,

memilih untuk di fokuskan kepada hal-hal yang penting.

Dengan demikian data yang telah di reduksi akan

mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu

(Sugiyono,2012 : 247).

Maka dalam penelitian ini data yang didapatkan dari

informan inti seperti ustadz, pengurus dan santri Ma‟had Nurul

Islam disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran

sesuai dengan penelitian.

2. Penyajian data

Data yang telah direduksi kemudian di kelompokkan

berdasarkan permasalahan yang diteliti, sehingga

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penelitian pada tahap ini mencoba menarik suatu

kesimpulan berdasarkan tema untuk menemukan makna dari

data yang dikumpulkan. Kesimpulan ini terus diverifikasi

(56)

38 Ketiga komponen diatas saling terkait sehingga

menentukan hasil akhir dari penelitian, data yang disajikan

(57)

39 BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Sejarah Ma‟had Nurul Islam

Berawal dari sebuah yayasan yang bernama Sabilul Khoirot,

yang didirikan oleh KH. Zainal Mahmud pada tahun 1976. Yayasan

tersebut memiliki pondok pesantren yang kemudian dikenal dan

diminati oleh masyarakat sehingga dalam setiap tahunnya terus

berdatangan santri-santri baru untuk mendaftarkan diri. Awalnya

pesantren ini masih menggunakan pengelolaan manajemen berbasis

kyai dan belum tertata dengan sistem pengelolaan modern.

Tepat pada tahun 1999/2000 berdiri sebuah lembaga

pendidikan kanak-kanak yang bernama Taman Kanak-kanak Islam

Terpadu (TK IT) Nurul Islam bernaung di bawah Yayasan Sabilul

Khoirot. TK IT ini berhasil menarik minat masyarakat untuk

mendaftarkan anaknya di tempat itu. Sehingga yayasan ini

memutuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan dasar untuk

jenjang berikutnya yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul

Islam yang berdiri pada tahun 2001.

Ternyata SD IT ini pun juga mendatangkan banyak peminat

(58)

40 Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nurul Islam

Tengaran juga berada di bawah Yayasan Sabilul Khoirot. Dengan

melihat fakta bahwa kebanyakan sekolah menempatkan mata

pelajaran agama serta pendidikan akhlak pada kedudukan rendah di

bawah mata pelajaran umum, maka berdirilah SMP Islam Terpadu

Nurul Islam Tengaran ini untuk hadir memberikan solusi atas

permasalahan tersebut.

Setelah didirikannya SMP IT, pihak Yayasan merasa masih

perlu adanya perkembangan. Kemudian didirikanlah Madrasah

Aliyyah Islam Terpadu pada tahun 2013. Yayasan ingin

memfokuskan kepada agama demi mempersiapkan kader dakwah yag

benar-benar berkarakter islami.

Pihak yayasan menyadari bahwa bekal moral atau akhlak itu jauh lebih penting menjadi bekal anak di masa mendatang, dibanding hanya mengedepankan kecerdasan intelektual semata.

Dari bebrapa sekolah yg didirikan oleh YPI Sabilul

Khoirotkhusus untuk SMP IT dan MA IT memaki system boarding

seperti hal nya pesantren. Hal ini dicetuskan karena melihat dari visi

misi yang ada, itu hanya bisa di realisasikan hanya dengan system

(59)

41

2. Visi dan Misi Ma‟had

Visi:

Melahirkan Pemimpin Cerdas yang berjiwa qur‟aniyang

berakhlak Mulia dan berwawasan global.

Misi:

a. Menjadikan lingkungan ma‟had sebagai bi‟ah sholihah

b. Mewujudkan budaya ma‟had yang disiplin dan

bertanggungjawab

c. Menumbuhkan semangat ibadah santri

d. Menumbuhkan budaya berbahasa Inggris dan Arab di

lingkungan ma‟had

e. Mewujudkan ma‟had yang sehat, bersih dan rapi

f. Menumbuhkan budaya akhlakul karimah dengan senyum,

salam dan sapa

g. Mewujudkan peserta didik yang berkarakter, aqidah yang

bersih, ibadah yang benar, akhlak yang kuat, mandiri,

berwawasan luas, jasmani yang sehat, bersungguh sungguh,

rapi dalam urusan, bisa memelihara waktu dan bermanfaat bagi

orang lain.

(60)

42 3. Program-Program Ma‟had Nurul Islam

Tabel 4.1

Jadwal Kegiatan Harian Santri

No JAM KEGIATAN

1 03.30 – 05.00 Sholat Tahajud &Sholat Subuh 2 05.00 – 06.15 Setoran Tahfidz Al Qur‟an

3 06.15 – 07.00 Mandi, Makan Pagi & Kebersihan Kamar 4 07.30 – 08.10 Reguler

5 08.10 – 08.50 Reguler

6 08.55 – 09.35 Reguler

7 09.35 – 10.15 Reguler

8 10.15 – 10.30 Istirahat 9 10.30 – 11.10 Reguler

10 11.10 – 11.50 Reguler

11 11.50 – 12.20 Ishoma

12 12.20 – 12.55 Reguler

13 12.55 – 13.40 Reguler

14 14.20-15.00 Tutorial 15 15.00 – 15.30 Sholat Ashar

16 15.30 – 16.00 Muroja‟ah + ma‟tsurot 17 16.00 – 16.30 Kajian Kitab

18 16.30 – 17.00 Kebersihan Kamar & SMS 19 17.00 – 17.30 Mandi,Makan

(61)

43 22 19.30 – 20.00 Tasyjiul Lughoh

23 20.00 – 21.00 Balajar Mandiri / Kelompok

24 21.00 – 21.30 Persiapan Tidur wudhu, sikat gigi dll 25 21.30 – 03.30 Istirahat malam

25 03.30 – 04.15 SholatTahajud / Persiapan sholat Subuh Program-program kepesantrenan antara lain:

a. Tahfidz dan Tahsin yang dilaksanakan setiap hari di waktu ba‟da

subuh dan ba‟da maghrib

b. Pramuka kegiatan sepekan sekali di hari sabtu jam 14.00-selesai

c. Tutorial bahsa arab dan ingrris dilaksanakan 4 kali dalam 1 pekan

yaitu hari senin-kamis jam 14.00 WIB

d. Kajian Kitab ada tiga untuk yg smp yaitu akhlak lil banin, siroh

nabawiyah dan fiqh sunnah waktunya jam 16.00-selesai mulai hari

senin sampai hari kamis.

Untuk yang Madrasah Aliyah ada Hadits, Nashoihul Ibad dan

Siroh Nabawiyah

e. Ilqo‟ul Mufrodat dilaksanakan pada malam hari ba‟da isya‟

f. Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) program ini dilaksanakan

setiap sepekan sekali pada hari sabtu

g. Liqo‟ dilaksakan sepekan sekali untuk jam dan harinya mengikuti

para murabbi

(62)

44

i. Muhadhoroh dilaksanakan sepekan sekali ba‟da ashar tiap hari

jum‟at

j. Kultum program ini di laksanakan setiap hari dengan pemateri yg

bergantian dari santri sendiri

4. Pelaksanaan Kajian Kitab Akhlaq Lil Banin

Pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin di laksanakan setiap hari

senin ba‟da ashar pukul 16.00-17.00 WIB. Sistem pembagiannya yaitu

kelas 7 dan kelas 8. Untuk pengampu kelas 7 ustadz Muhlisin, S.Pd.I

dan kelas 8 ada ustadz Sidik Widaryanto, S.Pd.I.

Dalam pelaksanaannya para pengajar maupun santri terkadang

menemukan beberapa hambatan. Dari segi pengajar hambatan yang

dialami adalah kedisiplinan, ada beberapa santri yang kurang disiplin masalah kehadiran, ada beberapa santri yang telat ketika masuk kelas dan kurang memperhatikan (Wawancara MHL, 10 September 2018).

Dari sisi santri hambatan yang dialami adalah pemahaman,

terkadang saya sulit memahami ustadz pengajar ketika menggunakan bahasa-bahasa yang kurang dimengerti oleh santri (Wawancara HF, 11 september 2018).

5. Garis Besar Isi Kitab Akhlak Lil Banin

Kitab akhlak lil banin adalah kitab yang membahas tentang

akhlak khusus untuk anak laki-laki. Syaikh Umar bin Ahmad Baraja

telah memberikan perhatian khusus terhadap akhlak anak, karena anak

(63)

45 Apabila dibiarkan hingga menjadi suatu kebiasaan hingga menjadi

akhlak yang buruk, maka akan menjadi sulit dibenahi nantinya bahkan

tidak bisa dididik lagi selama-lamanya

Maka dari itu bagi para pendidik dan orang tua di rumah agar

benar-benar mengawasi dan menanamkan akhlak yang baik sedari dini.

Menjauhkannya dari akhlak yang tercela agar anak memiliki akhlak

yang baik.

Kitab akhlak lil banin ini terbit dalam 4 jilid, diterbitkan di

Surabaya oleh Maktabah Ahmad bin Said bin Nabhan wa-awladi.

Jumlah halaman, tahun penerbitan dan garis besar isi kitab akhlak lil

banin adalah sebagai berikut:

a. Akhlak lil banin juz 1 berjumlah 32 halaman tahun terbit

1372. Dalam juz ini ada 33 bab yaitu: 1) Dengan apa anak

beradab?, 2) Anak yang santun dan beradab, 3) Anak yang

berakhlak buruk, 4) Seorang anak wajib beradab sejak dari

kecil, 5) Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, 6) Anak

yang jujur, 7) Anak yang taat, 8) Nabimu Muhammad, 9)

Akhlak di rumah, 10) Abdullah di rumahnya, 11) Ibumu

yang penyayang, 12) Adab seorang anak terhadap

ibundanya, 13) Sholeh Bersama ibundanya, 14) Kasih

saying ayah, 15) Etika anak pada ayahnya, 16) Cinta kasih

(64)

46 saudaranya, 18) Dua saudara yang saling mencintai, 19)

Adab seorang anak Bersama kerabatnya, 20) Mustafa

bersama kerabatnya Yahya, 21) Adab seorang anak

terhadap pembantunya, 22) Anak yang suka menyakiti, 23)

Adab seseorang dengan tetangganya, 24) Hamid dan

tetangganya, 25) Sebelum berangkat sekolah, 26) Akhlak

berjalan di tempat umum, 27) Akhlak siswa di kelas, 28)

Bagaimana siswa menjaga perangkat sekolahnya, 29)

Bagaimana pelajar menjaga inventaris sekolah, 30) Akhlak

pelajar terhadap guru, 31) Akhlak pelajar terhadap

temannya, 32) Nasehat umum 1, 33) Nasehat umum 2.

b. Akhlak lil banin jilid 2 berjumlah 34 halaman tahun terbit

1373 H. dalam juz ini ada 20 bab yaitu: 1) Akhlak, 2)

Kewajiban anak terhadap Allah SWT, 3) Murid yang

dicintai, 4) Kewajiban anak terhadap Nabinya SAW, 5)

Sekelumit dari akhlak Nabi SAW 1, 6) Sekelumit dari

akhlak Nabi SAW 2, 7) Mencintai kedua orangtua, 8) Apa

kewajibanmu terhadap ibu dan bapakmu, 9) Kisah-Kisah

nyata, 10) Apa kewajibanmu terhadap saudara laki-laki dan

perempuan, 11) Persatuan menimbulkan kekuatan, 12) Apa

kewajibanmu terhadap kerabatmu, 13) Abu Talhah

Al-Anshary dan para kerabatnya, 14) Apa kewajibanmu

(65)

47 pembantumu, 16) Apa kewajibanmu terhadap tetanggamu,

17) Kisah-kisah nyata, 18) Apa kewajibanmu terhadap

gurumu, 19) Kisah-kisah nyata, 20) Apa kewajibanmu

terhadap temanmu.

c. Akhlak lil banin juz 3 berjumlah 64 halaman tanpa tahun.

Dalam juz ini ada 16 bab yang membahas khusu tentang

adab keseharian. 1) Adab berjalan, 2) Adab waktu duduk,

3) Adab dalam percakapan, 4) Adab makan sendirian, 5)

Adab makan Bersama sekelompok orang, 6) Adab

berkunjung dan minta ijin, 7) Adab menjenguk orang sakit,

8) Adab orang sakit, 9) Adab kunjungan takziah, 10) Adab

orang mengalami musibah, 11) Adab berkunjung untuk

memberi selamat, 12) Adab dalam bepergian, 13) Adab

berpakaian, 14) Adab pada waktu tidur, 15) Adab bangun

tidur, 16) Adab istikharah dan bermusyawarah.

d. Akhlak lil banin juz 4 berjumlah 136 halaman tahun terbit

1414 H. dalam juz ini ada 27 bab yaitu: 1) Rasa malu dan

tidak tahu malu, 2) Teladan tertingga dalam masalah malu,

3) Sifat al-iffah dan al-qanaah serta kebalikannya, 4)Bukti

nyata bagi yang memberi nasihat, 5) Kejujuran dan

pengkhianatan, 6) Kisah seorang laki-laki jujur, 7) Berbuat

benar dan berdusta, 8) Beberapa kisah dari orang-orang

(66)

48 kegelisahan hati, 10) Akibat orang-orang yang sabra, 11)

Bersyukur dan menginkari nikmat, 12) Teladan tinggi

dalam hal kesabaran, 13) Sifat menahan diri dan marah, 14)

Beberapa kisah dari orang-orng yang pandai menahan diri,

15) Kemurahan hati dan sifat kikir, 16) Kemurahan hati

rasulullah saw dan keluarganya, 17) Sifat rendah hati dan

kesombongan, 18) Beberapa kisah dari orang-orang yang

merendahkan hati dan yang sombong, 19) Ikhlas dan riya‟,

20) Kesia-siaan orang-orang yang bersikap riya‟, 21) Dendam dan dengki, 22) Berbagai akibat buruk karena

dengki, 23) Ghibah (membicarakan aib), 24) Bukti-bukti

atas bahaya ghibah, 25) Mengadu domba dan melapor

kepada penguasa, 26) Cara para pelaku naminah berbuat

kerusakan, 27) Penutup mengenai : Nasihat-nasihat umum

1, Nasihat-nasihat umum 2.

6. Penerapan Sikap Tawadluk Melalui Kajian Kitab Akhlak Lil Banin Kepada Santri

Pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin membawa dampak

yang sangat baik dengan pembelajaran adabnya. Materi-materi adab

yang terkandung dalam kitab akhlak lil banin memberikan

pembelajaran bahwa sangat pentingnya belajar adab sebelum belajar

ilmu. Karena ilmu tanpa di sertai oleh adab akan mendatangkan

Gambar

Gambar 2.1 : Domain Pendidikan Karakter
Gambar 2.2 : Grand Design Pendidikan Karakter
Table 2.1
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Harian Santri

Referensi

Dokumen terkait

Banyak orang yang sering menggunaka kata sabar, tetapi mungkin hanya beberapa yang mengetahui pasti artinya. Secara umum sabar didenifisikan sebagai sikap menahan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian library research (penelitian/studi pustaka) dan field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif deskriptif

Analisis : kalimah merupakan „alam mufrad karena terdiri atas satu suku kata dengan jenis mufrad mudzakkar karena tidak menempati ciri-ciri muannats dan

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) sekaligus. 17

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan library research (kepustakaan), metode analisis data disini menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif analisis Setelah

Jenis penelitian kualitatif lapangan (field research) menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan deskriptif yaitu peneliti terjun

Penelitian ini menggunakan metode penelitian library research (penelitian/studi pustaka) dan field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kualitatif