SKRIPSI
ANALISIS NILAI SOSIAL DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XIl TINGKAT SMA
OLEH MAYA AJIANTI NIM. 11811124710
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
1444 H/2022 M
ANALISIS NILAI SOSIAL DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XIl TINGKAT SMA
Skripsi
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
OLEH MAYA AJIANTI NIM. 11811124710
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
1444 H/2022 M
i
iii
iv
PENGHARGAAN
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Penulis mengucapkan puji ssyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Nilai Sosial dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas Xll Tingkat SMA sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat bimbingan beberapa pihak serta bantuan dan dukungan yang diberikan secara moril maupun materil.
Terutama Keluarga besar penulis, khususnya yang penulis cintai, sayangi, dan hormati, yaitu Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:Ayahanda Agus Susanto (Alm) dan Ibunda Marzon serta nenek Zuraida, Kakanda Syamsul Muhriadi, SE dan Adinda Anggun Nirmala Sari, Sevi Novianti, dan Muhammad Rifki Hamizan yang dengan tulus tiada henti memeberikan do‟a dan dukungan dan sumber inspirasi dan motivasi serta memberikan banyak dorongan baik memeberikan banyak dorongan baik materil maupun moril selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riiau. Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyatakan dengan penuh hormat ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:.
1. Bapak Prof. Dr. Hairunnas Rajab, M. Ag selaku Rektor Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau, Ibu Prof. Dr. Hj. Helmiyati, M.Ag, selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Mas‟ud Zein, M.Pd selak Wakil Rektor II, Bapak Prof. Edi Marwan, S.Pt M.Sc Ph.D Selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau yang telah mempasilitasi penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
v
2. Bapak Dr. H. Kadar, M. Ag selaku dekan fakultas Tarbiyah dan keguruan.
Bapak Dr. Zarkasih, M.Ag selaku Wakil Dekan I Fakultaas Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Dr. Zubaidah Amir MZ, S.Pd. M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, serta Ibu Dr. Amirah Diniaty, M.Pd selaku Wakil Dekan III Faultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Dr. Nursalim, M.Pd Selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, yang telah memberi rekomendasi untuk pelaksanaan pembuatan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Afdhal Kusumanegara, M.Pd. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya, banyak memberikan ilmu, mengarahkan dan membimbing penulis. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Herlinda, MA selaku Penasehat Akademik (PA) yang selalu memberikan saran dan kritik dan dukungan dari selesainya skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah banyak memeberikan ilmu kepada penulis selama penuis duduk di bangku perkuliahan. Dosen- sosen yang luar biasa dengan ilmu yang luar biasa.
7. Seluruh Civitas Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan jasa dan menyediakan waktu untuk penulis selama perkuliahan berlangsung hingga penyelesaian skripsi ini.
8. Ibunda tercinta (Marzaini) dan Ayahanda Tercinta (Alm. Agus Susanto) yang telah memberikan dukungan do‟a dan kasih sayang yang sangat berharga, memberikan dukungan materi dan dukungan moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Begitu juga ucapan terima kasih Abang saya (Syamsul Muhriadi, SE) dan adik-adik saya (Anggun Nirmalasari, Sevi Novianti, dan Muhammad Rifki Hamizan). Juga Sanak Sodara “Keluarga Besar Baturijal” yang selalu memberikan semangat, (Makwo) Sri Samsiar, (Pakwo) Septoni, (Engku) Rohiman,S.HI dan (Amai)
vi
Isni meliana Sari, A.M.Keb (Etek) Rodiana Husaini dan (Pak Etek) Amir Al- Husaini, S.Pd (Etek) Armayuliza, S.Pd (Kakak) Setia Rahmadani, S.Ikom (Adik) Muhammad Kurniawan, Amd,Tdan dll, yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis menjadi semangat untuk menyelesaikaan skripsi ini dengan baik, terima kasih.
9. Teman-teman SD, SMP, SMA, dan teman-teman kuliah Studi Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 18, Sahabat-sahabat Akhwat Kicay, dan kawan- kawan PPL SMK MASMUR, kawan-kawan KKN PISBER TOP USR‟18 yang luar biasa memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Skripsi ini saya persembahkan kepada “Almamater Saya” Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau.
Semoga bimbingan dan bantuan yang diberikan dalam bentuk apapun mendapat pahala dari Allah Subhanahu SWT. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.Aamiin ya robbal’alamin.
Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Pekanbaru, 21 Desember 2022 Penulis
Maya Ajianti NIM. 11811124710
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilal’amin
Sujud syukurku persembahan kepadaMu Ya Allah Tuhan Yang Maha Agung, Yang Maha Tinggi, Yang Maha dalam membolak-balikkan hati, dan Yang Maha Kuasa atas Segalanya, Atas Kehadiranmu hamba ucapkan Terimakasih Ya Allah Ya Robbi… atas karunia dan limpahan rahmat bisa menyelesaikan skrips… tanpa
ilmu dan kemudahan yang engkau beri, sesungguhnya tiada hal yang mampu hamba kerjakan dan selesaikankan… Alhamdulillah…Alhamdulillah…
Alhamdulillah…Alhamdulillahirobbilal’amin
Shalawat dan salam pada rasul junjungan alam yang telah berjuang membawa dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan
Kutulis karya sederhana ini untuk orang-orang yang sangat kusayangi…
Ibunda dan ayahanda tercinta
Terimakasih atas segala Do’a yang selalu kau lantunkan untukku… Tak banyak kata yang bisa ananda ucapkan selain kata terimakasih atas segala doa dan
ridho-Mu untukku. Berkat doa dan ridho mu lah Allah meridhoi semua kemudahan di setiap langkahku ananda tahu bawa ucapan terimakasih itu tidak akan pernah cukup atas jasa dan do’a mu untukku… Dan apapun itu tidak akan
pernah cukup untuk membayar semua do’a dan ridho-mu…
Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-mu ya Allah, kupersembahkan karya tulis ini untuk yang termulia Ayahnda (Alm Agus Susanto)
dan ibunda (Marzon).
Abangku...
Terimakasih atas semangat serta inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini, semoga do’a dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan menjadikanku orang yang baik pula, terimakasih jasa-jasa kalian. Semoga Allah bersama kita
semua untuk tulusnya KASIH SAYANG ADIK BERADIK yang telah terjalin.
viii
Dosen pembimbing
Bapak Dr. Afdhal Kusumanegara, M.Pd. terimakasih telah meluangkan waktu memberi banyak dukungan dan bimbingan serta kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini Terimakasih juga
Teruntuk saudara-saudara yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, serta sahabat orang spesial dan teman-teman seperjuangan yang kusayangi
Sungguh karena ribuan bahkan jutaan kata tidak akan pernah cukup untuk menyampaikan segenap rasa.
ix
ABSTRAK
Maya Ajianti, (2022): Analisis Nilai Sosial dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XII Tingkat SMA.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel Ayah karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XII tingkat SMA. Masalah dalam penelitian ini adalah fenomena sosial. Novel Ayah karya Andrea Hirata dapat ditemukan nilai kehidupan sosial masyarakat yang sesungguhnya dari nilai-nilai sosial yang berupa nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Pengajaran sastra disekolah bertujuan diantaranya yaitu: agar siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan di bidang sastra. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik baca catat. Teknik analisis data yang digunakan menganalisis unsur-unsur pembangun novel, menganalisis nilai sosial, mengaitkan nilai-nilai sosial, dan menyimpulkan hasil penelitian nilai sosial. Hasil temuan penelitian ini diantaranya 1) Ditemukan struktur pembangun novel Ayah karya Andrea Hirata antara lain: Tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat yang saling berkaitan dan saling membangun cerita. 2) Novel Ayah Terdapat nilai-nilai sosial berjumlah 115 data. Nilai material berjumlah 33 data, nilai vital 65 data, dan nilai kerohanian 17 data. 3) Struktur novel Ayah Karya Andrea Hirata dan nilai-nilai sosial yang terkandung didalam novel tersebut relevan sebagai materi ajar di SMA kelas XII Semester 1 KD 3.8. Menafsirkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel sesuai dengan kurikulum 2013.
Kata Kunci: Nilai Sosial, Novel, Relevansi.
x
xi
xii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ... i
PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
PENGHARGAAN ... iv
PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Rumusan Masalah ... 10
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II KAJIAN TEORI ... 13
A. Sastra ... 13
B. Novel ... 13
C. Struktur/Unsur Pembangun Novel ... 15
D. Nilai Sosial dalam Karya Sastra ... 21
E. Jenis-jenis Nilai Sosial ... 24
F. Fungsi Nilai Sosial ... 25
G. Rancangan Relevansi Novel Ayah Karya Andrea Hirata ... dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 26
H. Penelitian Relevan ... 27
I. Kerangka Berpikir ... 29
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30
D. Data dan Sumber Data ... 31
E. Instrumen Penelitian ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 33
H. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Temuan Penelitian ... 35
B. Pembahasan ... 68
BAB V PENUTUP ... 75
A. Simpulan ... 75
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN ... 82 RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel. III.1 Instrumen Penelitian ... 32
Tabel IV.1 Data 1 Cincin ... 42
Tabel IV.2 Data 2 Uang ... 44
Tabel IV.3 Data 3 Keindahan Tubuh ... 45
Tabel IV.4 Data 4 Pakaian ... 47
Tabel IV.5 Data 5 Makanan ... 49
Tabel IV.6 Data 6 Benda (Pensil Tas Jam Payung) ... 53
Tabel IV.7 Data 7 Keahlian ... 57
Tabel IV.8 Data 8 Ilmu Pengetahuan ... 59
Tabel IV.9 Data 9 Kendaraan ... 61
Tabel IV.10 Data 10Telekomunikasi ... 63
Tabel IV.11 Data 11Moral ... 65
Tabel IV.12 Data 12Religi ... 68 Tabel IV.13 Data 14 Klasifikasi Data Analisis Nilai Sosial: Data Olahan 69
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan I.1 Kerangka Berpikir ... 29 Bagan II.1 Peta Konsep Relevansi Materi Ajar ... 74
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Data Keseluruhan Nilai Sosial ... 82
Lampiran 2 Silabus kelas XII ... 94
Lmpiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Keas XII ... 103
Lampiran 4 Kover Sumber Data Novel Ayah ... 106
Lampiran 5 Lembar Kerja Peserta Didik ... 107
Lampiran 6 Surat Pembimbing ... 111
Lampiran 7 Surat Pra Riset ... 112
Lampiran 8 Surat Keterangan Perpustakaan UIN Sultan Syarif Kasim Riau ... 113
Lampiran 9 Surat Izin Melakukan Riset ... 114
Lampiran 10 Surat Rekomendasi... 115
1 A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil kreativitas manusia sebagai cerminan kehidupan manusia. Hal tersebut terlihat dari permasalahan yang dituangkan di dalam karya sastra. Akan tetapi, karya sastra tersebut tidak hanya merupakan duplikasi dari kehidupan nyata. Melainkan ada unsur kreatif didalamnya. Bahasa menjadi media utama untuk mengekspresikan gagasan sastrawan. Bahasa menjadi alat atau media paling epektif untuk menyampaikan isi pikiran, dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan berbicara mengenai apa saja untuk melakukan komunikasi atau menyampaikan informasi. Seperti yang dikemukakan Kridalaksanan (1983, dalam Djokokentiono 1982) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Selama ini, jika diamati pembelajaran apresiasi sastra di sekolah menengah kurang menimbulkan ketertarikan pada siswa akibat pembelajaran yang kurang variatif. Ketertarikan ini akan muncul jika dalam pembelajaran apresiasi sastra tidak hanya diajak menganalisis bentuk teks saja, tetapi juga di ajak untuk memahami makna yang tersirat melalui kata-kata yang disampaikan pengarang. Dengan begitu siswa akan lebih antusias dalam pembelajaran apresiasi sastra di sekolah.
Salah satu bentuk karya sastra yaitu novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang bersifat fiksi yang ditulis oleh pengarang. Seperti yang dijelaskan oleh Arditiya (2016:114) yakni kejadian-kejadian yang terjadi di lingkup masyarakat jika dituangkan dalam bentuk karya sastra bisa berupa tulisan, yakni diceritakan dalam bentuk novel. Menurut Staton (2007:90), Novel ialah suatu karya sastra yang menghadirkan atau mengembangkan suatu karakter dengan berbagai situasi sosial yang rumit, melibatkan hubungan dengan banyak orang, dan berbagai peristiwa yang diceritakan dalam suatu novel, kejadian tersebut dijelaskan secara berurutan atau memiliki alur sehingga isi novel dapat dipahami oleh pembaca.
Wolf (dalam Ismiati, 2013:71) Novel adalah sebuah genre prosa fiksi yang menceritakan problematika kehidupan seorang tokoh atau beberapa tokoh atas sudut pandang pegarang dan mengandung nilai kehidupan. Novel dianggap sebuah karya fiksi karena menceritakan sesuatu yang berasal sesuatu yang berasal dari imajinasi pengarang. Artinya semua yang dituangkan oleh penulis dalam karyanya adalah rekaan semata.
Menurut (Nurgiyontoro 2013:9) menyatakan bahwa novel adalah karya sastra yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Novel merupakan salah satu karya sastra yang berisi berbagai peristiwa yang dialami oleh tokoh secara sistematik dengan menampikan unsur cerita paling lengkap.
Unsur pembangun sebuah novel secara garis besar dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur inilah yang
menyebabkan sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika membaca karya sastra. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Di lain pihak, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra atau secara lebih khusus dapat dikatakan sebagai unsur yang memengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra.
Waluyo (2002:6) mengemukakan banyak teori yang membahas tentang unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Disebutkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi yang meliputi tema cerita, plot atau kerangka cerita, penokohan dan perwatakan, setting atau tempat kejadian cerita atau disebut juga latar, sudut pandang pengarang atau point of view. Latar belakang atau back-ground, dialog atau percakapan, gaya bahasa/gaya bercerita, waktu ceritadan waktu penceritaan, dan amanat.
Salah satu permasalahan yang sering ada dalam karya sastra adalah fenomena sosial. Menurut Damsar (2016:91) sosial adalah pengarauh hubungan timbal balik dari berbagai segi kehidupan bersama. Sosial biasanya berkaitan dengan hubungan pertemanan ataupun dikaitkan dengan masyarakat.
Sedangkan Mulyadi (2017:216) menjelaskan nilai sosial berkaitan dengan tingkah laku antara manusia dalam kehidupan berinteraksi sehari-hari. Nilai sosial dapat dikategorikan berdasarkan manusia sebagai individu ataupun manusia sebagai makhluk sosial selalu berkaitan ataupun tidak dapat dipisahkan dengan masalah sosial.
Nilai sosial merupakan segala suatu yang dianggap berharga oleh masyarakat atau anggapan masyarakat tentang sesuatu yang diharapkan, indah, dan benar keberadaan nilai bersifat abstrak dan ideal. Nilai sosial dapat digunakan untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Nilai sosial juga digunakan sebagai penentu akhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial dan dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai peranannya.
Penulis melihat dari kehidupan bermasyarakat saat ini, nilai sosial yang ada di masyarakat sudah ada yang terabaikan. Fenomena itu terjadi mungkin saja terjadi karena tidak dapat terbendungnya kemajuan pada era globalisasi saat ini, baik dari sektor tatanan masyarakat maupun dari sektor yang lain. Penulis ingin melihat apakah nilai sosial tersebut masih dilestarikan atau hilang. Alasan tersebut, peneliti mengkaji novel Ayah karya Andrea Hirata untuk mendapatkan nilai sosial yang ada ataupun yang sudah hilang dari tatanan masyarakat.
Novel merupakan hasil perenungan yang dituangkan dalam bahasa yang indah, novel juga merupakan cermin sosial sekaligus fenomena sosial sesuai dengan fungsinya serta dapat juga menjadi media edukatif, yang memuat nilai-nilai dan manfaat yang dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pentingnya meneliti nilai sosial dalam novel Ayah karya Andrea Hirata bertujuan agar siswa memiliki kemampuan menghayati, memahami, dan menikmati serta menilai karya sastra yang dibacanya. Setelah usaha itu
dilakukan siswa diharapkan dapat mengambil manfaat dari karya sastra yang dibacanya. Siswa diharapkan akan meneladani sikap dan nilai-nilai kehidupan yang positif dari para tokoh yang ada di dalam novel.
Fenomena yang mengandung nilai sosial yaitu novel. Novel Ayah merupakan karya sastra yang terbaru yang ditulis oleh Andrea Hirata yang mana sebelumnya sudah menerbitkan beberapa novel. Karya-karya yang ditulis tidak terlepas dari biografi pengarangnya baik dari aspek lingkungannya maupun budayanya. Novel Ayah merupakan karya sastra yang mengisahkan sebuah cerita kehidupan keluarga berasal dari daerah Belitung.
Novel ini mengajarkan tentang bagaimana indahnya Bahasa Indonesia itu sendiri. Seperti novel Andrea Hirata lainnya, novel Ayah ini juga mengambil setting latarnya di Pulau Belitung.
Novel Ayah adalah sebuah novel fiksi yang ditulis Andrea Hirata, dan diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2015. Novel ini berkisah tentang perjuanganserta perasaan sayang seorang ayah kepada anaknya, tanpa mengenal ikatan darah sekalipun. Novel Ayah menceritakan tentang bagaimana pengorbanan seorang ayah yang memperjuangkan pendidikan anaknya. Andrea Hirata menceritakan beberapa hal konyol dan lucu dibeberapa bagian dalam novel ini. Saat membaca novel ini pembaca juga membayangkan dengan baik latar suasana, latar tempat dan kejadian yang diceritakan. Andrea Hirata mempunyai kemampuan narasi yang sangat baik, sehingga pembaca dengan mudah membayangkan kejadian-kejadian di novel
Ayah. Novel ayah ini menggabarkan bahwa Belitung tidak seindah Laskar Pelangi yang menerangkan panorama alam Belitung.
Novel Ayah lebih mengisahkan kondisi sosial dan psikologi manusia Belitung. Membaca novel Ayah ini seperti sedang mendengarkan paparan bagaimana manusia Belitung berinteraksi.Tak ada gading yang tak retak, Novel Ayah yang memiliki alur campuran, sedikit banyaknya telah membingungkan pembaca, sehingga kegiatan membaca dalam satu tarikan nafas sukar terjadi karena pembacanya perlu diulang untuk benar-benar memahami garis waktu yang digunakan penulis.
Andrea Hirata telah menerbitkan 9 novel edisi Bahasa Indonesia (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Densor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di Dalam Gelas Sebelas Patriot, Lakar Pelangi Song Book, dan Ayah) dan 2 novel edisi Internasional (The Rainbow Troopsdan Der Traumer Maret, 2015, Penerbit Hanser Berlin). Dia adalah pemenang New York Book Festival 2013, kategori General Fiction, untuk The Rainbow Troops (Laskar Pelangi edisi Amerika). Dan pemenang Bucwards 2013, Jerman, untuk Die Regebogen Truppe (Laskar Pelangi Edisi Jerman).
Hal-hal yang diuraikan pada paragraf-paragraf sebelumnya, ada beberapa alasan peneliti memilih novel ini. Pertama, novel Ayah karya Andrea Hirata merupakan karya sastra Indonesia yang mutkhir yang merepleksikan kehidupan masyarakat modern. Kedua, permasalahan yang diungkapkan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata banyak mengungkapkan nilai sosial yang penting untuk dicermati.
Novel Ayah begitu menarik untuk diteliti karena gagasan-gagasan yang diungkapkan cenderung ke arah penciptaan suatu pandangan yang menceritakan tentang kehidupan sosial, dan kisah percintaan yang begitu hebat antara Sabari dengan Marlena dan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.Sangat cocok dikaji nilai sosial serta relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Peneliti adalah calon pendidik, maka dari itu peneliti berusaha menghubungkan penelitian ini dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ada beberapa alasan mengapa peneliti memilih menghubungkan penelitian ini pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, pertama, novel Ayah berisi nilai sosial kemasyarakatan yang komplek dari segi bobot cerita sesuai dengan peserta didik yang sedang duduk dibangku SMA, yaitu dapat memotivasi siswa SMA mengenai nilai-nilai positif yang dapat diambil dan nilai kehidupan yang penting bagi siswa untuk dipelajari. Kedua, sesuai dengan standar kompetensi untuk kelas XII, yaitu mengungkapkan pendapat dalam bentuk kritik dan esai untuk mengomentari karya sastra.
Berdasarkan proses pembelajaran, novel dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan silabus standar kompetensi dasar yang sudah di tentukan. Penelitian ini akan direlevansikan dengan pembelajaran di sekolah. Unsur pembangun dan nilai sosial di dalam novel dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran, sehingga hasil penelitian
ini dapat direlevansikan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan peserta didik yang sedang duduk di bangku SMA kelas XII
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA, minat baca siswa di lingkungan sekolah dinilai masih rendah. Buku bacaan khususnya novel masih kurang diminati oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang masih enggan untuk datang ke perpustakaan, baik itu membaca ataupun meminjam buku. Hal demikian terjadi karena berbagai faktor, misalnya kebiasaan membaca yang belum ditanamkan sejak usia dini. Hal inilah yang menjadikan dasar peneliti memilih novel sebagai objek kajian untuk diteliti. Seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu karya satra yang dikaji dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu novel.
Peneliti mengadakan sebuah penelitian yang mengkombinasikan antara pendidikan dan ilmu sosial menggunakan novel sebagai sumber datanya.
Peneliti memilih jenjang pendidikan SMA karena hal tersebut sesuai dengan kurikulum yang ada. Kurikulum yang digunakan ialah K13 (Kurikulum 2013) sesuai dengan permendikbud Nomor 69 Tahun 2013tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA).
Apabila dicermati, banyak sekali gejala-gejala sosial sebagai wujud nilai sosial. Oleh karena itu, peneliti ingin mengangkat fenomena gejala sosial dan ilmu sosial dalam sebuah bahan ajar yang relevan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Jenjang pendidikan SMA dipilih berdasarkan alasan bahwa teks materi pembelajaran yang menggunakan cerita fiksi dalam novel terdapat pada KD SMA Kurikulum 2013. Berbeda dengan KD pada jenjang pendidikan SMP, meskipun terdapat materi pembelajaran
menganalisis unsur-unsur intrinsik tetapi teks yang digunakan bukan teks cerita fiksi. Dengan demikian penelitian ini lebih relevan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Analisis nilai sosial yang terdapat pada novel Ayah dapat dikaitkan dengan kependidikan yaitu mengimplikasikan karya satra melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam KD 3.8 Menafsirkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.
Kompetensi dasar ini diajarkan pada kelas Xll. Kompetensi dasar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia penting diterapkan untuk menanamkan nilai sosial. Melalui analisis nilai sosial yang terkandung dapat dijadikan pembelajaran di sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Berdasarkan paparandi atas, peneliti memilih menganalisis novel Ayah karya Andrea Hirata dengan menganalisis hubungan kehidupan sosial masyarakat akan terlihat melalui novel yang akan peneliti analisis. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul,
“Analisis Nilai Sosial dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Xll Tingkat SMA”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini akan difokuskan pada Nilai Sosial dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XIl Tingkat SMA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah struktur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel Ayah karya Andrea Hirata?
2. Bagaimanakah nilai sosial dalam novel Ayah karya Andrea Hirata?
3. Bagaimanakah relevansi hasil novel Ayah karya Andrea Hirata dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XIl tingkat SMA?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui struktur pembangun novel Ayah karya Andrea Hirata.
2. Untuk mengetahui nilai sosial dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata.
3. Untuk mengetahuihasil relevansi penelitian dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XlI tingkat SMA.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para peneliti selanjutnya agar dapat mengaplikasikan teori sastra dengan karya sastra secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoeritis a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA
b. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan menganalisis karya sastra berupa novel mengenai nilai sosial dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata dan relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memilih materi pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
b. Bagi Peneliti
Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Sarjana Pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Suska Riau.
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar pembahasan dalam skripsi ini dibagi atas lima bab yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa bab. Sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini berisi tentang teori-teori dan pendapat para ahli yang merupakan dasar melakukan penelitian atas permasalahan yang dibahas yaitu: pengertian analisis, nilai sosial, novel,serta relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XlI.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab ini berisi tentang jenis penelitian, datadan sumber data,instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Pada Bab ini disajikan analisis pembahasan yang mengacu pada nilai sosial dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata dan relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XlI tingkat SMA.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini diuraikan hasil penilitian secara ringkas yang dituangkan dalam bentuk simpulan dan saran.
13 A. Sastra
Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan repleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Dengan daya imajinatifnya, berbagai realitas kehidupan yang dialami sastrawan itu diseleksi, direnungkan, dikaji, diolah, kemudian diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Al- Ma‟ruf, 2009:1). Menurut Wellek (2014) sastra adalah suatu aktivitas kreatif sebuah karya seni. Karya sastra juga dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai sarana menghibur diri pembaca.
Warren (dalam Nurgiyantoro,2007) yang menyatakan bahwa membaca sebuah karya sastra secara fiksi bearti menikmati cerita dan menghibur diri untuk memproleh kepuasan batin karya sastra bukan hanya untuk dinikmati tapi juga untuk di mengerti. Oleh karena itu, diperlukan kajian dan analisis mendalam mengenai karya sastra. Akan tetapi ada beberapa masalah yang muncul saat membahas masalah karya sastra. Salah satu karya sastra adalah novel.
B. Novel
Secara etimologis, kata novel berasal dari Bahasa Inggris yaitu novelette. Kemudian masuk ke Indonesia. Dalam bahasa Italia disebut novella, secara harfiah bearti bukan barang baru yang kecil, dan kemudian
diartikan sebagai cerita pendek. Istilah novella atau novelette mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia “novelet‟ yang bearti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Nurgiyontoro, 2009:9-10).
Pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dari segi panjang cerita, novel lebih jauh daripada cerpen. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Waluyo (2002:37) menyatakan bahwa novel merupakan novel berasal dari Bahasa Latin novellus yang kemudian diturunkan menjadi noveis yang bearti baru. Pendekatan baru ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa novel merupakan jenis cerita fiksi yang muncul belakangan dibandingkan cerita pendek dan roman. Freye (dalam Wardani, 2009:15) menyatakan bahwa novel merupakan karya fiksi realistik, tidak saja bersifat khayalan, namun juga dapat memperluas pengalaman akan kehidupan dan dapat membawa pembaca kepada dunia yang lebih berwarna.
Disimpulkan bahwa novel adalah karya fiksi realistik, tidak saja bersifat hayalan, namun juga dapat memperluas pengalaman pembaca yang dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur itu membangun sebuah struktur dimana keseluruhan unsur tersebut saling berkaitan secara erat dan hubungan untuk membangun kesatuan makna.
Novel Ayah ini pengarang menggunakan alu campuran sehingga sedikit membingungkan pembaca dan butuh kefokusan yang ekstra, serta
menarasikan kisah dengan begitu hiperbola. Ada hal istimewa dari orang belitong, walaupun tertingga jauh namun mereka melek lagu, melek huruf, serta ahli puisi. Novel Ayah ini lebih mengisahkan kondisi sosial dan psikolog seseorang. Bahasa yang mudah dipahami serta diksi kata yang sangat membantu dalam penambahan kosa kata Bahasa Indonesia.
C. Struktur/Unsur Pembangun Novel 1. Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel.
Prosa fiksi atau novel dibangun dengan dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Nurgiyantoro (Rokhmansyah,2014:32) mengatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun yang terkandung didalam suatu karya sastra. Unsur intrinsik prosa fiksi atau novel terdiri atas tema dan amanat, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ektrinsiknya, prosa fiksiatau novel adalah unsur yang berada diluar prosa itu sendiri.
Nurgiyantoro (Rokmansyah,2014:33) menggemukakan bahwa unsur ekstrinsik itu terdiri atas unsur biografi, unsur psikologis, keadaan lingkungan, dan pandangan hidup seseorang. Sebuah novel akan terwujud
dengan baik jika antar unsur intrinsik saling terkait dan terpadu. Adapun unsur-unsur intrinsik yang dimaksud akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Tema
Tema sebagai salah satu unsur karya, maupun untuk mendeskripsikan pernyataan tema yang dikandung dan ditawarkan oleh sebuah cerita fiksi. kedua hal itu berkaitan. Kejelasan pengertian tema akan membantu usaha penafsiran dan pendeskripsian pernyataan sebuah cerita fiksi.
Staton (1965:20) dan Kenny (1966:88) mengemukakan bahwa tema (theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko & Rahmanto, 1986:142). Baldic (2001:258) mengemukaakan bahwa tema adalah gagasan abstrak utama yang terdapat dalam sebuah karya sastra atau yang secara berulang-berulang dimunculkan baik secara eksplisit maupun yang banyak ditemukan implisif lewat pengulangan motif.
Jadi tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah karya sastra sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak yang secara berulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan secara implisit.
b. Alur/Plot
Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang yang mengganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain. Tinjauan struktural terhadap teks fiksi pun sering lebih ditekankan pada pembicaraan plot walau mungkin mempergunakan istilah lain. Masalah linearitas struktur penyajian peristiwa dalam karya fiksi banyak dijadikan objek kajian.
Plot secara tradisional, orang juga sering mempergunakan istilah alur atau jalan cerita, sedangkan teori-teori yang berkembang lebih kemudian dikenal dengan istilah struktur naratif, susunan, dan juga sujet. Penyamaan begitu saja antara plot dan jalan cerita, bahkan mendefinisikan plot sebagai jalan cerita, sebenarnya kurang tepat. Plot memang mengandung unsur jalan cerita atau tepatnya: peristiwa demi peristiwa yang susul menyusul, namun lebih dari sekadar jalan cerita itu sendiri.
Staton (1965:14) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau meneyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Kenny (1966:14) mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan sebab akibat.
Abrams (1999:224) menyetujui adanya perbedaan antara cerita dan plot, mengemukakan bahwa plot adalah sebuah teks fiksi yang
merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pergurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek artistik dan emosional tertentu.
Plot sebuah cerita fiksi, sebagai mana dikatakan Forster (1970:94-95), memiliki sifat misterius dan intelektual. Plot menampilkan kejadian-kejadian yang mengandung konflik yang mampu menarik atau bahkan mengharukan dan mencekam pembaca.
Hal itu mendorong pembaca untuk mengetahui kejadian-kejadian berikutnya.
c. Tokoh dan penokohan
Sebuah cerita fiksi sering digunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Ada istilah pengertiannya menunjuk pada tokoh cerita dan pada teknik pengembangannya dalam sebuah cerita.
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan: siapakah tokoh utama novel itu?
Atau ada berapa orang jumlah tokoh novel itu? dan sebagainya. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikaf para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kausalitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak–watak tertentu dalam
sebuah cerita. Atau seperti yang dikatakan oleh Johanes (1968:33) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Abrams, Baldic (2001:37) menjelaskan bahwa tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama, sedangkan penokohan (characterization) adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakannya.
Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh”
dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisnya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan yang jelas kepada pembaca.
d. Sudut Pandang
Sudut pandang, point of view, merupakan salah satu unsur fiksi yang oleh Staton dogolongkan sebagai sarana cerita, literary device. Walau demikian, hal itu tidak bearti bahwa perannya dalam fiksi tidak penting. Sudut pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya, sebab pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita. Reaksi afektif pembaca terhadap sebuah cerita fiksi pun dalam banyak hal akan di ganti oleh bentuk sudut pandang.
Baldic (2001:198), yaitu bahwa sudut pandang adalah posisi atau sudut mana yang menguntungkan untuk menyampaikan kepada pembaca terhadap peristiwa atau cerita yang diamati dan dikisahkan.
Both (Stevick,1967:89) mengemukakan bahwa sudut pandang merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapai sampai dan berhubungan dengan pembaca.
e. Latar/Setting
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1999:284).
Staton (1965) mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca sebuah cerita fiksi.
f. Amanat
Nurgiyantoro (Rokhmansyah, 2013:32) menyatakan bahwa amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang melalalui rentetan cerita yang disajikan dalam prosa.” Selanjutnya
“Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang disampaikan oleh penulis melalui novelnya” (Kurniasari,2012:161).
Amanat dapat pula diartikan sebagai pesan tertentu yang ingin disampaikan pengarang melalui suatu cerita. Berdasarkan beberapa
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan penting yang ingin disampaikan pengarang secara tersurat maupun secara tersirat.
D. Nilai Sosial dalam Karya Sastra 1. Hakikat Nilai
Nilai erat hubungannya dengan manusia, baik dalam bidang etika yang mengatur kehidupan sehari-hari. Maupun bidang estetika yang berhubungan dengan persoalan keindahan. Bahkan nilai masuk ketika manusia memahami agama dan keyakinan beragama. Oleh karena itu, nilai berhubungan dengan sikap seseorang sebagai warga masyarakat. Warga suatu bangsa, sebagai pemeluk agama, dan sebagai warga dunia. (Elly dkk, 2006:106).
Kata nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti biji, harga, kadar, kelaas, kualitas, kuantitas, mutu. Nilai sendiri bearti sifat- sifat hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan; sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.
Suatu kebudayaan terkandung nilai-niai dan norma-norma sosial mencapai kepuasaan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.Menurut W J.S Poerwadarmita dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa nilai diartikan sebagai (Abdulsyani, 2012:49).(1) Harga (dalam arti taksiran harga) (2) harga sesuatu (uang misalnya), jika di ukur atau ditukarkandengan yang lain (3) angka kepandaian (4) kadar, mutu, banyak
sedikitnya isi. (5) sifat-sifat hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
Menurut Alwi (2005:783) Mendefenisikan bahwa nilai adalah sifat-sifat hal-hal penting atau berguna bagi kemanusiaan atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu bearti apa tidak bearti.
Definisi lain, seperti disampaikan Noor Syam bahwa nilai adalah siatu penetapan atau suatu kualitas objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat. Sehingga nilai merupakan suatu otoritas ukuran dari subjek yang menilai. Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan adalah pendidikan menguji dan mengintegrasi semua nilai tersebut di dalam kehidupan manusia dan membina didalam kepribadian anak. Karena untuk mengatakan bahwa sesuatu itu bernilai baik bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi menilai dalam arti mendalam untuk membina kepribadian anak (Abd Aziz, 2009:201).
2. Hakikat Sosial
Berbicara sosial, seperti kita ketahui bersama bahwasanya manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia tak akan pernah bisa terlepas dari kehidupan sosial yang menyangkut hubungannya dengan orang lain.
Sudah menjadi hakikatnya, manusia tak akan pernah hidup sendiri. Sekuat apapun dirinya, manusiatetap membutuhkan orang lain untuk tetap bertahan hidup.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial adalah suatu yang berhubungan dengan masyarakat dalam usaha menunjang kehidupan.
Masyarakat adalah kumpulan orang yang didalamnya hidup bersama dalam waktu yang cukup lama, bukan hanya sekadar kumpulan atau kerumunan dalam waktu sesaat. Dalam kebersamaaan yang lama terjadi interaksi sosial. Selanjutnya, orang-orang yang membentuk masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
Masyarakat merupakan suatu sistem hidup bersama, dimana mereka menciptakan nilai, norma, dan kebudayaan bagi kehidupan mereka. (Elly dkk, 2006:78).
3. Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan seperangkap sikap individu yang dihargai sebagai sesuatu kebenaran dan dijadikan standar bertingkah laku guna memperoleh kehidupan masyarakat yang demokratis dan harmonis (Raven dalam Zubaedi, 2005:12).
adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang di anggap buruk oleh masyarakat. Menurut Alwi (2005:783) mendefenisikan bahwa nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) penting atau berguna bagi kemanusiaan atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.
E. Jenis-jenis Nilai Sosial
Nilai sosial adalah sikap dan perasaan yang diterima dalam masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan apa yang benar dan dianggap penting.
Menurut Prof. Notonegoro dalam Dhohiri (2007), nilai sosial terbagi atas : 1. Nilai material adalah nilai yang ada atau yang muncul karena material
tersebut, misalnya emas. Emas mempunyai nilai tertentu yang muncul karena benda tersebut mempunyai warna kuning mengkilap dan tidak luntur, sehingga memiliki banyak kegunaan untuk dibuat sesuatu perhiasan, nilai yang terkandung dalam suatu benda tersebut nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia (kebutuhan dasar manusia). Contoh: keindahan pada tubuh, pakaian, perumahan, makanan.
2. Nilai vital adalah nilai yang ada karenakegunaannya, misalnya pisau.
Pisau mempunyai harga atau nilai tertentu karena ketajamannya yang dapat digunakan untuk memotong sesuatu, namun seandainya pisau ini tumpul, nilainya akan merosot.Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas dalam memunuhi kebutuhannya hidupnya, contohnya: keahlian dan ilmu pengetahuan, kendaraan, sarana telekomunikasi.
3. Nilai kerohanian/nilai spritual adalah nilai yang ada di dalam kejiwaan manusia yang terdiri atas nilai estetika, nilai moral, nilai religius, dan nilai kebenaran ilmiah atau logika. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani manusia. Contoh: Nilai Pancasila, agama dan pandangan hidup manusia.
F. Fungsi Nilai Sosial
Nilai berfungsi sebagai landasan, alasan atau memotivasi dalam setiap tingkah laku manusia. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup manusia dalam bermasyarakat. Sebuah interaksi atau hubungan sosial memerlukan nilai, demi terwujudnya hak dan kewajiban.
Oleh karena itu, nilai mengandung standar yang normatif dalam bertingkah laku. Secara umum, nilai sosial memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Petunjuk Arah dan Pemersatu
Cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat umumnya diarahkan oleh nilai-nilai sosial yang berlaku. Pendatang baru pun secara moral diwajibkan mempelajari aturan-aturan sosial-budaya masyarakat yang didatangi, mana yang dianggap baik mana yang dianggap buruk.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai pemersatu. Dengan kata lain, nilai sosial menciptakan dan meningkatkan solidaritas antar manusia.
2. Benteng Perlindungan
Nilai sosial menjadi tempat perlindungan bagi manusia. Karena kekuatan perlindungan yang besar, maka manusia harus berjuang demi mempertahankan nilai-nilai tersebut.
3. Pendorong
Nilai berfungsi sebagai pendorong (motivator) dan sekaligus menuntun manusia untuk berbuat baik. Kehadiran nilai sosial yang dijunjung tinggi dan dijadikan sebagai cita-cita manusia yang berbudi pekerti luhur dan bangsa yang beradab itulah manusia menjadi sungguh- sungguh beradab.
G. Rancangan Relevansi Materi Ajar dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Novel Ayah digunakan sebagai materi ajar di SMA sesuai dengan kurikulum K13 yang ada di silabus SMA. Pada kurikulum 2013, Puerwati dan Amri (2013:255) mengemukakan bahwa materi pembelajaran (Instruksional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompettensi yang ditetapkan. Pelajaran Bahasa Indonesia diberi waktu yang cukup untuk pembelajaran sastra khususnya apresiasi novel. Novel sebagai materi ajar sastra di SMA dan SMK tercantum dalam Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 di kelas XlI.
Novel sebagai materi ajar sastra di kelas XlI dapat digunakan dalam KD 3.8 baik lisan maupun tulisan (Kemendikbud, 2013) selain itu di dalam kurikulum 2013 revisi berdasarkan permendikbud Nomor 24 tahun 2016 juga terdapat KD tentang novel. Aspek kurikulum, pada dokumen kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia disebutkan bahwa secara umum bertujuan agar peserta didik mampu mendengarkan, membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Novel Ayah karya Andrea Hirata dijadikan materi ajar, dapat diselaraskan dengan KD 3.8 yaitu (Menafsirkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca).
Novel merupakan bagian yang cukup penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Oleh karena itu, beberapa hal yang harus diperhatikan seorang guru dalammemilih materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu: nilai sosial yang dapat diperoleh dari novel, materi dari sumber yang relevan, dan penyesuaian dari silabus di sekolah.
H. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. R. Indah (2014) dengan penelitian berjudul Eksitensi Perempuan dalam novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Quddus, Tinjauan kritik sastra feminis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan cara menafsirkan analisis teks.
Penelitian ini menemukan tokoh-tokoh mana saja yang setuju adanya feminisme. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh R. Indah berfokus pada eksitensi perempuan sedangkan penelitian ini mengkaji nilai sosial yang terdapat pada novel.
2. Resi Triska Nelfia (2016) dengan penelitian berjudul Analisis Nilai Sosial dalam Novel Aceh 2025 1446 H Karya Thayeb Loh Anggen. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan struktural, menggunakan teknik dokumentasi. Persamaan penelitian penulis sama- sama menganalisis nilai sosial sedangkan perbedanya penulis lebih memfokuskan nilai sosial dengan menggunakan objek penelitian novel Ayah Karya Andrea Hirata dan menghubungkan ke pembelajran Bahasa Indonesia kelas XII Tingkat SMA.
3. Skripsi dari Nugroho (2017) berjudul Analisis nilai moral novel Sandiwara Bumi karya Tufiqurrahman Al-Azizy dan Rencana Pembelajarannya di Kelas XII SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan moral untuk mengkaji novel Sandiwara Bumi karya Tufiqurrahman Al-Azizy.
Penelitian ini mendiskripsikan keadaan morlitas. Novel Sandiwara Bumi lebih banyak mencerminkan nilai moral yang fositif yang dapat dijadikan contoh bagi siswa untuk belajar. Perbedaan penelitian penulis menganalisis nilai sosial dan subjek penelitian, peneliti kali ini menggunakan novel Ayah Karya Andrea Hirata. Persamaannya sama-sama menghubungkan ke pembelajaran jenjang pendidikan tingkat SMA.
4. Skripsi Rahma Rahayu Mustika (2018) dengan judul skripsi Deiksis dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata serta Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan data penelitian yaitu kalimat-kalimat dalam dialog novel Ayah Karya Andrea Hirata serta pemanfaatan novel sebagai bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis peserta didik. Persamaan penelitian penulis sama-sama menggunakan objek penelitian yaitu novel Ayah karya Andrea Hirata. Perbedaanya penulis lebih memfokuskan nilai-nilai sosial dalam novel Ayah karya Andrea Hirata dan relevansi hasil penelitian tersebut dihubungkan ke pembelajaran Bahasa Indonesia diselaraskan dengan KD RPP kelas XII Tingkat SMA.
5. Enggang (2020) dengan penelitian berjudul nilai sosial dalam novel Ananta Prahadi Karya Risa Saraswati: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Relevansinya Sebagai Bahan Ajar di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. penelitian ini
menganalisis nilai sosial dengan tinjauan sosiologi satra dan mengkaitkan sebagai bahan ajar pembelajaran. Persamaan dengan penelitian penulis adalah sama-sama menganalisis nilai sosial dalam novel, sedangkan perbedaannya adalah terletak pada objek yang akan dikaji.
I. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah mendeskripsikan paradigm penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian, sehingga memperjelas alur pemikiran penulisan atau peneliti dala melakukan penelitian. Kerangka berpikir disusun mengikuti alur pikiran penulis, sehingga penulis harus menunjukkan darimana peneliti melakukan penelitiandan tujuan apa yang hendak dicapai.
Bagan I.1 Kerangka Berpikir
30 A. Jenis Penelitian
Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu, penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. (Sugiono, 2012) Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Sebagaimana mestinya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku generalisasi atau umum. Penelitian ini mendeskripsikan tentang nili-nilai dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XII Tingkat SMA.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti mengumpulkan berbagai macam bahan pustaka demi mendukung penelitian, dengan memanfaatkan perpustakaan Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan Fakultas Tarbiyah sebagai tempat penelitian. Waktu penelitian ini dimulai dari seminar proposal 22 April sampai September tahun 2022.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan atau sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.
Adapun objek penelitian hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus Bahasa Indonesia,1989:862).
Subjek penelitian ini adalah Novel Ayah Karya Andrea Hirata.
Sedangkan objek penelitian adalah nilai sosial yang terdapat dalam Novel Ayah Karya Andrea Hirata.
D. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu novel Ayah Karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh PT Bentang Pustaka. Cetakan Pertama, Mei 2015 terdiri dari 412 halaman, ukuran 20,5 cm, dan ISBN 978-602291-102-9.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Instrumen penelitian kaitannya dengan masalah- masalah sosial dan pendidikan, diperlukan adanya pemilihan antara penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat adalah peneliti itu sendiri. Langkah kerja peneliti untuk menganalisis novel Ayah karya Andrea Hirata dengan menggunakan form data yang terdiri dari 14 tabel pada setiap kutipan data. adapun tabel pertama merupakan data bentuk kutipan terdiri dari mo data, halaman,
kutipan data analisis nilai-nilai sosial dan jumlah data analisis. Komponen- komponen tersebut akan ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel III.1 Instrumen Penelitian
No Data Nilai Material kutipan
1.
Jumlah Data
No Data Nilai Vital kutipan
2.
Jumlah Data
No Data Nilai Kerohanian kutipan
3.
Jumlah Data
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, teknik simak dan baca catat. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data, teknik simak dan teknik baca catat bearti penulis sebagai instrumen kunci untuk melakukan penyimakan secara cermat, terarah dan teliti terhadap sumber data primer, kemudian hasil penyimakan dicatat sebagai data (Sutopo, 2002:78).
Langkah-langkah pengumpulan data meliputi usaha membatasi penelitian, pengumpulan informasi melalui observasi dan wawancara, baaik yang terstruktur maupun tidak, dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha merancang protokol untuk merekam/mencatat informsi (Crewell, 2010).
Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikt:
1. Memilih novel dari karya Andrea Hirata
2. Membaca sekilas dengan teliti novel Ayah karya Andrea Hirata.
3. Memberi tanda pada bagian kutipan maupun dialog yang terdapat dalam bentuk nilai-nilai sosial.
4. Membuat tabel sesuai dengan jenis penelitian yang akan diteliti.
5. Mengklasifikasi kutipan data ke dalam tabel yang sudah dibuat
6. Melakukan penjumlahan dan analisis nilai-nilai sosial yang ditemukan dalam novel tersebut.
G. Teknik Analisis Data
Analisis isi (Content Analysis) adalah suatu tahap dari pemrosesan informasi yang menyangkut isi-isi komunikasi yang di transformasikan melalui aplikasi yang sistematis dan objektif. Menurut Hosti (1969:14) Analisis isi adalah adalah suatu teknik membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik-karakteristik pesan tertentu secara objyektif dan sitematis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi. Dengan menggunakan analisis isi, peneliti dapat membandingkan berbagai symbol dalam media atau teks tertentu.
Langkah-langkah kegiatan analisis data terdapat lima langkah atau prosedur yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Peneliti membaca teliti novel Ayah karya Andrea Hirata untuk menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik.
2. Peneliti membaca ulang novel Ayah Karya Andrea Hirata untuk menemukan nilai-nilai sosial
3. Peneliti mengumpulkan dan mengelompokkan data yang diperoleh kedalam beberapa bentuk nilai-nilai sosial berbentuk kutipan.
4. Peneliti mengecek dan menganalisis ulang isi dari data temuan yang diperoleh dalam novel Ayah karya Andrea Hirata.
5. Peneliti mengidentifikasi bagian-bagian yang berkenaan dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dan nilai-nilai sosial dalam novel.
6. Peneliti menghubungkan kelayakan novel Ayah karya Andrea Hirata sebagai relevansi dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
7. Peneliti menyimpulkan hasil penelitian
74
Pada bab V ini, penulis menjelaskan tentang: (A) Kesimpulan, dan (B) Saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam novel Ayah dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Struktur pembangun novel merupakan unsur intrinsik dan Ekstrinsik.
Novel Ayah mempunyai unsur intrinsik yang menarik dan juga baik untuk diteldani serta membantu untuk mendapatkan nilai sosial yang terkandung dalam novel ayah.
2. Wujud nilai sosial yang terdapat dalam novel Ayah Karya Andrea Hirata memiliki tiga jenis yaitu: Pertama, Nilai Material memiliki beberapa bagian Rumah, Cincin, Uang, Keindahan pada tubuh, pakaian, dan makanan, yang berjumlah 29 data. Kedua, Nilai Vital memiliki beberapa bagian yaitu: benda, keahlian, pengetahuan, kendaraan, telekomunikasi, yang berjumlah 56 data. Dan ketiga, Nilai Kerohanian memiliki beberapa bagian yaitu: moral, dan religi berjumlah 25 data. Jumlah hasil data analisis keseluruhan berjumlah 110 data. Temuan data terbanyak ditemukan dalam novel Ayah adalah nilai Vital (Benda) yang berjumlah 56 data. Pada novel Ayah peneliti banyak menemukan temuan berupa materi atau kebutuhan material ragawi manusia. Seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, atau lebih dikenal (sandang, pangan dan papan).
3. Relevansi nilai sosial yang terdapat dalam novel ni yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII Semester I Kompetensi Dasar 3.8 Menafsirkan pandangan pengarang dalam novel. Relevansi pertama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII semester I. Relevansi kedua, penelitian ini membantu guru dalam menjelaskan kepada siswa bahwa selain berfungsi sebagai hiburan, novel juga mengandung nilai-nilai penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, yang diantaranya yaitu nilai sosial. Relevansi ketiga, penelitin ini banyak mengandung nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan yaitu nilai Sosial meliputi: Nilai Material, Nilai Vital, dan Nilai Kerohanian. Jadi, siswa diharapkan mampu mengambil nilai positif dari nilai-nilai sosial yang ada dalam novel.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya akan dikemukakan mengenai beberapa saran yang terkait dengan penelitian ini. Adapun pemaparannya adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar pengembangan teori sastra dan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel serta dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa Sastra Indonesia dan masyarakat umum, agar memperoleh suatu pengetahuan yang lebih mendalam tentang nilai sosial tokoh utama dalam karya sastra khususnya adalah novel.
2. Membantu pembaca terutama mahasiswa, guna memperluas wawasan tentang “Analisis Nilai Sosial Novel Ayah Karya Andrea Hirata” dengan
wawasan tersebut diharapkan karya Andrea Hirata pembaca mampu memahami pesan-pesan yang terkandung dalam novel Ayah.
3. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji dari segi analisis nilai sosial beserta relevansinya dengan pembelajaran sastra di sekolah. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk meningkatkan penggunaan karya sastra sebagai materi ajar pembelajaran sebagai upaya peningkatan budaya literasi pada siswa. Dengan kata lain, banyak hal yang diperoleh siswa melalui pembelajaran dengan karya sastra.
77
Nadia dan Relevansinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di Kelas XII SMA. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya.
Vol 4 No 1
Abrams. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Abdulsyani. 2021. Nilai Sosial Dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus. Skripsi. Universitas Muhammaddiyah Makassar.
Ahmad Risdi. 2019. Nilai- Nilai Sosial Tinjauan Sebuah Novel. Lampung: CV.
IQRO.
Amri & Puerwati. 2016. Analisis Struktural dan Pendidikan Karakter Novel Pukat Krya Tere Liye Serta Relevansinya Terhadap Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA. Jurnal Penelitian, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 4 No 1
Aminuddin, Hugh. 2017. Pengkajian Sastra dan Teori Aplikasi. Surakarta: CV.
Djiwa Amarta.
Andrea Hirata. 2015. Ayah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
Alwi. 2019. Nilai-nilai Sosial Tinjauan Sebuah Novel. Lampung: CV. IQRO.
Arditiya. 2020. Nilai Sosial Dalam Novel Ananta Prahadi Karya Risa Saraswati:
Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Relevansinya Sebagai Bahan Ajat Di SMA.
Jurnal Pendidikan, Bahasa, Seni, dan Budaya.
Arikunto. 2018. Nilai Sosial dan Nilai Moral yang Terkandung Dalam Novel Rindu Karya Tere Liye. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh.
Baldic. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Budiningsih. 2016. Analisis Nilai Sosial Dalam Novel Aceh 2025 1446 H Karya Thayyeb Loh Angen.Jurnal Ilmiah Mahasiswa PBSI Vol. 1
Crewswell. 2019. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP).