• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

No.36/08/91 Th. XI, 01 Agustus 2017

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PROVINSI PAPUA BARAT

1.

Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani

.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi

NTP Provinsi Papua Barat Juli 2017 sebesar 100,20 atau naik 0,17 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Peningkatan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,31 persen dibandingkan laju Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang hanya naik sebesar 0,14 persen.

Pada Juli 2017, menurut subsektor, NTP Hortikultura (NTPH) merupakan subsektor yang memiliki indeks tertinggi, yaitu sebesar 109,38. Sebaliknya, NTP Tanaman Pangan (NTPP) merupakan subsektor yang memiliki indeks terendah, yaitu sebesar 93,80. Menurut laju pertumbuhan indeks dibandingkan bulan sebelumnya NTP Tanaman pangan (NTPP) memiliki laju pertumbuhan terendah, yaitu turun 1,45 persen. Sebaliknya, NTP Hortikultura (NTPH) memiliki laju pertumbuhan tertinggi, yaitu naik 1,61 persen.

Pada Juli 2017 terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Papua Barat sebesar 0,22 persen terutama disebabkan oleh indeks kelompok bahan makanan, yaitu naik 0,52 persen.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Papua Barat Juli 2017 sebesar 113,88 atau naik 0,40 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

(2)

2

termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 8 (delapan) Kabupaten di Provinsi Papua Barat pada Juli 2017, menunjukan bahwa NTP Provinsi Papua Barat mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen dibanding Juni 2017 yaitu dari 100,03 menjadi 100,20 Hal ini disebabkan karena indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian umumnya turun lebih cepat dibandingkan. indeks harga hasil produksi pertanian umumnya

Dua dari lima subsektor pada Juli 2017 mengalami laju peningkatan indeks NTP. Berikut dua subsektor yang mengalami laju peningkatan, antara lain NTP subsektor hortikultura sebesaar 1,61 persen dan NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,92 peren. Sedangkan, NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 1,45 persen dan NTP peternakan turun sebesar 0,69 persen dan NTP perikanan turun sebesar 0,28 persen.

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam sesuai komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juli 2017, secara agregat indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Papua Barat mengalami peningkatan sebesar 0,31 persen apabila dibandingkan dengan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Juni 2017, yaitu dari 127,85 menjadi 128,24.

Laju peningkatan It di Provinsi Papua Barat Juli 2017 disebabkan oleh adanya laju peningkatan indeks terima pada dua dari lima subsektor. Subsektor tersebut meliputi, subsektor hortikultura sebesar 1,67 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,09 persen. Sedangkan yang mengalami penurunan indeks terima yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 1,23 persen, subsektor peternakan sebesar 0,52 persen dan subsector perikanan sebesar 0,23 persen.

(3)

3

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor Juli 2017

(2012=100)

Juni 17 Juli 17

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 124.70 123.16 -1.23 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 131.01 131.30 0.22 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPP) 95.18 93.80 -1.45

2. Hortikultura

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 139.33 141.66 1.67 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 129.43 129.52 0.06 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPH) 107.65 109.38 1.61

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 121.74 123.07 1.09 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 126.45 126.67 0.17 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPR) 96.27 97.16 0.92

4. Peternakan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 120.93 120.30 -0.52 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 122.66 122.87 0.17 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPT) 98.59 97.91 -0.69

5. Perikanan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 128.70 128.40 -0.23 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 128.27 128.33 0.05 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN) 100.34 100.05 -0.28

5.1. Perikanan Tangkap

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 130.45 130.12 -0.26 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 128.15 128.22 0.05 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN) 101.80 101.48 -0.31

5.2. Pembudidaya Ikan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 115.22 115.22 0.00 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 129.20 129.24 0.03 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPi ) 89.18 89.15 -0.03

NTP Gabungan/ Provinsi Papua Barat NTP Gabungan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 127.85 128.24 0.31 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 127.81 127.99 0.14 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTP) 100.03 100.20 0.17

NTP Gabungan Tanpa Ikan

a . Indeks ya ng Di teri ma (It) 127.74 128.22 0.38 b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib) 127.75 127.94 0.15 c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTP) 99.99 100.22 0.23

Subsektor Bulan Persentase

Perubahan

(4)

4

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) berfluktuasi diakibatkan oleh harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Juli 2017, Ib di Provinsi Papua Barat dilaporkan secara agregat mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen bila dibandingkan Juni 2017, yaitu dari 127,81 menjadi 127,99. Kenaikan Ib tersebut terjadi karena seluruh subsektor mengalami kenaikan indeks bayar. Berikut indeks yang mengalami kenaikan menurut subsektornya, subsektor tanaman pangan sebesar 0,22 persen; subsektor hortikultura sebesar 0,06 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,17 persen; subsektor peternakan sebesar 0,17 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,05 persen.

4. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada Juli 2017 NTPP di Provinsi Papua Barat mengalami penurunan sebesar 1,45 persen dengan nilai indeksnya pada posisi 93,80 di bandingkan Juni 2017. Penurunan laju NTPP ini karena laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik relatif lebih cepat sebesar 0,22 persen dibandingkan laju indeks harga yang diterima petani (It) yang turun sebesar 1,23 persen.

Penurunan It Juli 2017 karena adanya penurunan indeks pada kelompok padi sebesar 1,74 persen dan palawija sebesar 0,69 persen. Disisi lain, kenaikan Ib Juli 2017 karena adanya kenaikan pada indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,26 persen..

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Juli 2017, NTPH di Provinsi Papua Barat mengalami peningkatan sebesar 1,61 persen dengan nilai indesknya pada posisi 109,38 di bandingkan Juni 2017. Penurunan NTPH ini karena laju indeks harga yang diterima petani (It) naik reltif lebih cepat sebesar 1,67 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar sebesar 0,06 persen.

Peningkatan It Juli 2017 karena adanya peningkatan indeks harga kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan masing-masing sebesar 2,32 persen dan 0,23 persen. Sedangkan, kelompok tanaman obat mengalami penurunan sebesar 2,21 persen. Disisi lain, kenaikan Ib Juli 2017 ini dipicu oleh kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,12 persen.

(5)

5

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor dan Perubahannya

Juli 2017 (2012=100)

Juni 17 Juli 17

[1] [2] [3] [4]

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 124.70 123.16 -1.23

- Pa di 128.06 125.83 -1.74

- Pa l a wi ja 121.24 120.41 -0.69

b. Indeks Dibayar Petani 131.01 131.30 0.22

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 133.54 133.88 0.26 - Indeks BPPBM 117.13 117.10 -0.02

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 139.33 141.66 1.67

- Sa yur-s a yura n 135.67 138.81 2.32 - Bua h-bua ha n 148.65 149.00 0.23 - Ta na ma n Oba t 115.90 113.33 -2.21

b. Indeks Dibayar Petani 129.43 129.52 0.06

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 133.29 133.45 0.12 - Indeks BPPBM 113.80 113.58 -0.19

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks DiterimaPetani 121.74 123.07 1.09

- Ta na ma n Perkebuna n Ra kya t (TPR) 121.74 123.07 1.09

b. IndeksDibayarPetani 126.45 126.67 0.17

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 134.05 134.39 0.25 - Indeks BPPBM 110.79 110.75 -0.04

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 120.93 120.30 -0.52

- Terna k Bes a r 131.57 130.14 -1.08 - Terna k Keci l 121.09 122.43 1.11

- Ungga s 120.06 120.05 -0.01

- Ha s i l Terna k 116.08 114.96 -0.97

b. Indeks Dibaya rPetani 122.66 122.87 0.17

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 133.52 133.99 0.35 - Indeks BPPBM 108.28 108.15 -0.12

5. Perikanan Tangkap Dan Pembudidaya

a. Indeks Diterima Petani 128.70 128.40 -0.23

- Pena ngka pa n 130.45 130.12 -0.26

- Budi da ya 115.22 115.22 0.00

b. Indeks Dibayar Petani 128.27 128.33 0.05

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 136.89 137.01 0.08 - Indeks BPPBM 111.81 111.78 -0.03

5.1. Perikanan Tangkap

a. Indeks Diterima Petani 130.45 130.12 -0.26

- Pena ngka pa n La ut 130.45 130.12 -0.26

b. Indeks Dibayar Petani 128.15 128.22 0.05

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 136.95 137.06 0.08 - Indeks BPPBM 112.11 112.09 -0.02

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase

Perubahan

(6)

6

Juni 17 Juli 17

[1] [2] [3] [4]

5.2. Perikanan Budidaya

a. Indeks Diterima Petani 115.22 115.22 0.00

- Budi da ya Ai r Ta wa r 121.67 121.67 0.00 - Budi da ya La ut 113.40 113.40 0.00 - Budi da ya Ai r Pa ya u 100.00 100.00 0.00

b. Indeks Dibayar Petani 129.20 129.24 0.03

- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga 136.45 136.56 0.08 - Indeks BPPBM 109.51 109.37 -0.13

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase

Perubahan

Keterangan: Nilai indeks menggunakan pembulatan 2 digit dibelakang koma.

c.

Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Juli 2017 NTPR mengalami peningkatan sebesar 0,92 persen apabila dibandingkan dengan Juni 2017 yaitu dari 96,27 menjadi 97,16. Peningkatan NTPR ini disebabkan oleh laju indeks harga yang diterima petani (It) naik relatif lebih cepat sebesar 1,09 persen dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya naik sebesar 0,17 persen..

Peningkatan It pada Juli 2017 ini karena adanya peningkatan indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 1,09 persen yaitu dari 121,74 menjadi 123,07. Disisi lain, kenaikan Ib pada Juli 2017 dikarenakan adanya laju indeks harga pada kelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Juli 2017, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,69 persen apabila dibandingkan Juni 2017 yaitu dari 98,59 menjadi 97,91, hal ini terjadi karena laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,17 persen dibandingkan laju indeks harga yang diterima petani (It) yang hanya turun sebesar 0,52 persen.

Penurunan It pada Juli 2017 ini disebabkan karena terjadi penurunan indeks harga pada kelompok ternak besar, hasil ternak dan unggas masing-masing sebesar 1,08 persen, 0,97 persen dan 0,01 persen. Sedangkan, kelompok ternak kecil mengalami peningkatan sebesar 1,11 persen. Disisi lain, kenaikan Ib pada Juli 2017 ini disebabkan karena kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,35 persen.

(7)

7

Pada Juli 2017, terjadi penurunan NTNP sebesar 0,28 persen dibandingkan Juni 2017 yaitu dari 100,34 menjadi 100,05. Penurunan NTNP ini dikarenakan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalamai peningkatan sebesar 0,05 persen, dibandingkan laju indeks harga yang diterima petani (It) yang turun sebesar 0,23 persen.

Penurunan It Juli 2017 dikarenakan terdapat penurunan indeks harga kelompok perikanan tangkap sebesar 0,26 persen. Di sisi lain, kenaikan Ib Juli 2017 disebabkan karena kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,08 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada Juli 2017, terjadi penurunan NTN sebesar 0,31 persen dibandingkan Juni 2017 yaitu dari 101,80 menjadi 101,48 Penurunan NTN ini disebabkan karena laju indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peunurunan sebesar 0,26 persen, dibandingkan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,05 persen.

PenurunanIt Juli 2017 disebabkan adanya penurunan pada indeks harga kelompok penangkapan laut sebesar 0,26 persen. Disisi lain, peningkatan Ib Juli 2017 disebabkan karena meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,08 persen.

2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada Juli 2017, terjadi penurunan NTPi sebesar 0,03 persen dibandingkan Juni 2017 yaitu dari 89,18 menjadi 89,15. Penurunan NTPi ini disebabkan karena laju indeks harga yang diterima petani (It) tidak mengalami perubahan nilai bila dibandingkan dengan Juni 2017 , sedangakan laju indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,03 persen.

Nilai It Juli 2017 yang tidak mengalamai perubahan disebabkan oleh indeks harga kelompok budidaya laut, air tawar dan air payau tidak mengalami perubahan nilai dari bulan sebelumnya. Disisi lain, peningkatan Ib Juli 2017 disebabkan karena peningkatan indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,05 persen.

(8)

8

5.

Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Juli 2017, terjadi inflasi di daerah perdesaan secara regional di Provinsi Papua Barat sebesar 0,22 persen, hal ini terjadi karena dari tujuh terdapat empat kelompok pengeluaran rumah tangga yang mengalami peningkatan atau inflasi. Kelompok bahan makanan: Pendidikan, rekreasi dan olahraga; makanan jadi, minuan, rokok dan tembakau; dan kesehatan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,52 persen, 0,44 persen, 0,11 persen dan 0,03 persen,.

Tabel 3

Inflasi Pedesaan Provinsi Papua Barat dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran,

Juli 2017 (2012=100)

Keterangan: Nilai indeks menggunakan pembulatan 2 digit dibelakang koma.

Inflasi

Pedesaan

Provinsi

Inflasi

Pedesaan

Nasional

Juli

2017

Juli

2017

[2]

[3]

Konsumsi Rumah Tangga

0.22

0.15

1

Bahan Makanan

0.52

0.05

2

Makanan Jadi, Minuman, rokok, dan tembakau

0.11

0.25

3

Perumahan

-0.39

0.11

4

Sandang

-0.17

0.04

5

Kesehatan

0.03

0.30

6

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga

0.44

0.60

7

Transportasi dan Komunikasi

-0.05

0.13

Kelompok Pengeluaran

(9)

9

6.

NTUP Subsektor

NTUP merupakan nilai tukar (term of trade) antara barang/produksi pertanian dengan faktor produksi

yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. Pada Juli 2017 terjadi peningkatan NTUP Provinsi

Papua Barat sebesar 0,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini karena indeks harga yang

diterima petani (It) naik sebesar 0,31 persen, dibandingkan indeks BPPBM yang turun sebesar 0,09 persen.

Menurut subsektor, peningkatan NTUP terdapat pada dua dari lima subsektor penyusun NTUP. Subsektor

yang mengalami kenaikan tersebut yaitu subsektor hortikultura naik sebesar 1,86 persen dan subsektor

tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,13 persen dan

Tabel 4

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Papua Barat per Subsektor, dan Persentase Perubahannya,

Juli 2017 (2012=100)

Subsektor Juni'17 Juli'17 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 106.46 105.17 -1.21

2. Hortikultura 122.44 124.72 1.86

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 109.88 111.13 1.13

4. Peternakan 111.68 111.24 -0.40

5. Perikanan 115.11 114.88 -0.20

a. Tangkap 116.36 116.08 -0.24

b. Budidaya 105.21 105.35 0.13

NTUP Provinsi Papua Barat 113.42 113.88 0.40

(10)

10

Diterbitkan oleh :

Bidang Statistik Distribusi

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Jl. Trikora-Sowi IV No.99, Manokwari 98312.

Contact Person:

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Hendra Wijaya, SST, M.Si (0811-4857-341)

Elen Nanlohy, SST

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional pada kreativitas karyawan dan peran moderasi dari variabel penugasan pemimpin dan

Penyimpangan maksim kebijaksanaan terdapat pada data (1) karena tuturan narasumber menyimpang dari prinsip kesantunan pada indikator 3 karena dalam tuturan mungkin

1) Produk, memiliki produk yang berbeda dari sekolah lainnya yakni kegiatan baca tulis Al-Quran, kegiatan ekstrakurikuler drumband, beladiri, pramuka, futsal, voli, basket. 2)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang dilakukan di SMP Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur, teknik pengumpulan data

Pengukuran Kinerja pengelolaan keuangan Masyarakat (KKM) adalah untuk mengukur tingkat penguasaan Satlak atas pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang telah

Hasil temuan di tujuh negara yang dikaji di dalam studi ini—Kanada, China, Jerman, India, Indonesia, Singapura dan Thailand—menunjukkan bahwa sektor TIK dan

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

Data pelaksanaan tindakan kelas penerapan Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri