• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut untuk mampu mengahsilkan laba yang maksimal dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut untuk mampu mengahsilkan laba yang maksimal dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan selalu dituntut untuk mampu mengahsilkan laba yang maksimal dalam menjalankan bisnisnya. Untuk menghasilkan laba yang maksimal, perusahaan harus mampu melakukan produksi secara efektif dan efisien. Selain menghasilkan laba yang maksimal, perusahaan juga dituntut untuk mampu meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan para pemangku kepentingan (Awat dan Muljadi, 1995, dalam Ardianto dan Astuti, 2014). Oleh sebab itu, perusahaan perlu menyusun rencana strategis dan langkah-langkah (program-program) strategis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Salah satu aspek penting yang dapat memaksimalkan laba perusahaan adalah keputusan dalam menentukan struktur modal (capital structure). Struktur modal merupakan perpaduan antara utang (kewajiban) dan ekuitas yang digunakan untuk operasional perusahaan. Dalam membiayai operasionalnya, perusahaan dapat memilih untuk menggunakan sumber pendanaan internal maupun eksternal. Sumber pendanaan internal biasanya diperoleh dari laba ditahan periode-periode sebelumnya dan penerbitan saham, dan sumber pendanaan eksternal dapat berupa utang. Utang dapat diperoleh dengan menerbitkan surat utang (obligasi) atau dengan perjanjian utang secara langsung kepada pihak ketiga penyedia utang (kreditur).

(2)

2 Menggunakan sumber pendanaan dari internal maupun eksternal perusahaan merupakan kewenangan manajer perusahaan. Pilihan terbaik adalah perpaduan antara utang dan ekuitas. Hal ini berlaku jika bunga utang bukan merupakan salah satu faktor pengurang pajak. Namun, jika bunga utang merupakan salah satu faktor pengurang pajak, maka pemilik perusahaan akan mendorong para manajernya untuk meningkatkan utang dalam struktur modalnya, bahkan bisa mencapai 100% utang dalam struktur modal, guna meningkatkan value perusahan (Azhagaiah dan Gavoury, 2011 dalam Shubita dan Alsawalhah 2012).

Peningkatan proporsi utang dalam modal perusahaan akan menurunkan porsi jumlah saham yang diedarkan oleh perusahaan dalam struktur modal perusahaan, sehingga akan terjadi penurunan biaya agensi antara pemegang saham dan manajer (Jensen dan Mecking, 1976 dalam Shubita dan Alsawalhah 2012). Dengan meningkatnya jumlah utang perusahaan, maka akan semakin menrunkan jumlah dana menganggur yang bisa digunakan manajer untuk pos-pos pengeluaran yang tidak perlu. Namun, peningkatan utang dalam proporsi modal juga berarti meningkatkan biaya agensi antara kreditur dan manajer.

Di sisi lain, peningkatan rasio utang juga berarti peningkatan risiko dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Meskipun dalam saat yang bersamaan terdapat manfaat pajak akibat kenaikan tingkat suku bunga sebagai faktor pengurang pajak. Penggunaan utang mayoritas dalam struktur modal dapat menjatuhkan perusahaan ketika menghadapi kondisi bisnis yang sulit atau ketika terjadi depresi. Ketika terjadi penurunan pendapatan perusahaan, sedangkan biaya-biaya yang timbul akibat utang seperti, biaya-biaya bunga dan cicilan pokok harus tetap

(3)

3 dibayarkan, maka kemungkinan terburuk yang dihadapi perusahaan adalah kebangkrutan (Azhagaiah dan Gavoury, 2011 dalam Shubita dan Alsawalhah 2012).

Struktur modal dan kinerja keuangan memiliki hubungan yang tidak dapat begitu saja diabaikan, karena peningkatan kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Untuk dapat mencapai target profit yang telah ditetapkan, perusahaan perlu menyusun anggaran yang didalamnya memuat struktur modal. Keputusan struktur modal yang baik akan mendorong perusahaan dalam mencapai targetnya, sedangkan keputusan struktur modal yang buruk akan menghambat perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan (Ardianto dan Astuti, 2014).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan negatif antara struktur modal dengan kinerja keuangan. Penelitian Shubita dan Alsawalhah (2012) menunjukkan bahwa rasio utang (SDR, LDR, DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan (ROE), temuan ini didukung oleh Myers dan Majluf (1984, dalam Shubita dan Alsawalhah, 2012), dan Azagiah dan Gavoury (2011). Penelitian yang dilakukan oleh Abor (2005) menemukan bahwa rasio utang jangka pendek berpengaruh positif terhadap ROE, sedangkan rasio utang jangka panjang berpengaruh negatif terhadap ROE. Penelitian Gill et al. (2011) menemukan bukti empiris yang berbeda, yaitu rasio utang jangka panjang dan rasio total utang berhubungan positif terhadap kinerja keuangan.

(4)

4 Mayoritas penelitian tentang hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan menggunakan obyek penelitian perusahaan sektor manufaktur. Beberapa penelitian menggunakan seluruh perusahaan terdaftar di bursa efek sebagai obyek penelitiannya. Sangat jarang penelitian yang menggunakan sektor jasa sebagai obyeknya, padahal perusahaan yang bergerak di sektor jasa secara kuantitas lebih banyak dari sektor manufaktur, khususnya di Indonesia, sehingga penulis berasumsi bahwa sektor jasa lebih mampu menggambarkan keadaan bisnis secara umum. Alasan lain pentingnya dilakukan penelitian terhadap sektor jasa adalah karena sektor jasa juga mendominasi indek LQ45 selama tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, sektor manufaktur yang lebih disukai oleh para peneliti untuk dijadikan sampel penelitian juga tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan struktur modal dan kinerja keuangan pada perusahaan sektor jasa dan perusahaan sektor manufaktur. Berdasarkan pemaparan yang telah disebutkan, peneliti bermaksud untuk meneliti “Hubungan antara Struktur Modal dan Kinerja keuangan pada Perusahaan Sektor Jasa dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang maksimal merupakan tuntutan para pemangku kepentingan yang harus dipenuhi. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk mampu meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan para pemangku kepentingan (Awat dan Muljadi, 1995, dalam Ardianto dan Astuti, 2014). Untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan para

(5)

5 pemangku kepentingan, maka perusahaan harus mencapai target laba. Salah satu langkah yang dapat ditempuh manajer untuk mencapai target laba adalah dengan menyusun struktur modal yang tepat. Dengan keputusan struktur modal yang tepat, maka dana yang ada akan dipergunakan secara maksimal. Dengan demikian, perusahaan akan memiliki kinerja keuangan yang bagus (favorable). Dengan kinerja keuangan yang bagus, perusahaan akan mampu mencapai target laba yang telah ditetapkan atau setidaknya terjadi peningkatan dari periode sebelumnya. Dengan tercapainya target laba perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat dan kesejahteraan para pemangku kepentingan akan meningkat juga.

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah apakah terdapat hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Apakah terdapat hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan pada perusahaan sektor jasa?

2. Apakah terdapat hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan pada perusahaan sektor manufaktur?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini memiliki tujuan:

(6)

6 1. Menemukan bukti empiris hubungan antara rasio total utang terhadap total aset dan kinerja keuangan pada perusahaan di sektor jasa dan manufaktur 2. Menemukan bukti empiris hubungan antara rasio total utang terhadap

ekuitas dan kinerja keuangan pada perusahaan di sektor jasa dan manufaktur

1.5 Motivasi Penelitian

Perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks dan menuntut adanya produksi skala besar membuat perusahaan tidak mampu menghindari ketergantungannya terhadap sumber pendanaan eksternal. Dengan menggunakan sumber dana eksternal, maka perusahaan harus mampu memenuhi harapan penyedia dana eksternal terebut. Menurut Krinsman dan Newman (1999, dalam Ebaid 2009), setidaknya terdapat 3 alasan kuat pentingnya meneliti hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan, yaitu:

1. Peningkatan utang secara substansial membutuhkan penjelasan mengenai dampaknya terhadap kinerja perusahaan

2. Ada kemungkinan manajer dan pemilik perusahaan berbeda pandangan bisnis, khususnya tentang utang

3. Menguji hubungan antara tingkat utang dan kekayaan pemegang saham Dengan demikian, peneliti termotivasi untuk meneliti hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan pada sektor jasa dan manufaktur.

(7)

7 1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk: 1. Bagi Perusahaan

Manfaat penelitian ini untuk perusahaan adalah untuk memberikan bukti pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga para manajer dan pemangku kepentingan perusahaan yang lain dapat menyusun struktur modal yang optimal.

2. Bagi Akademisi

Manfaat penelitian ini untuk akademisi adalah sebagai tambahan literatur yang menemukan bukti empiris tentang hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan.

3. Bagi Penulis

Untuk pribadi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan penulis mengenai hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan.

1.7 Kontribusi Penenlitian

Kontribusi yang dapat diberika oleh penelitian ini adalah: 1. Kontribusi Praktis

Manajer dan pemangku kepentingan lainnya dapat menerapkan temuan dari penelitian ini untuk menyusun struktur modal yang optimal, yang mampu mendorong perusahaan untuk meraih target yang telah ditetapkan.

(8)

8 2. Kontribusi Teoritis

Penelitian ini berkontribusi dalam memberikan temuan terkini dari teori tentang pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan yang dinamis. 3. Kontribusi Kebijakan

Dengan didasarkan pada temuan penelitian ini, pihak-pihak yang berwenang dalam menentukan kebijakan diharapkan dapat membuat kebijakan yang mendukung perkembangan dunia usaha ke arah yang lebih baik.

1.8 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahan pada sektor industri jasa dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dibatasi dalam periode 2015, karena tahun 2015 merupakan tahun tutup buku terbaru/terakhir sampai penelitian ini dilakukan, sehingga peneliti berasumsi bahwa data yang digunakan sangat up to date dan relevan. Indikator struktur modal sebagai variabel independen (bebas) pada penelitian ini dibatasi pada rasio total utang terhadap total aset (debt to asset ratio) dan rasio total utang terhadap total ekuitas (debt to equity ratio). Indikator kinerja keuangan sebagai variabel dependen (terikat) pada penelitian ini adalah return on equity dan return on asset. Selain variabel dependen dan variabel independen, penelitian ini juga memasukkan variabel kontrol (pengendali), yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, dan klasifikasi industri.

(9)

9 1.9 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi ke dalam lima bab, adapun rincian pembagiannya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Berisi penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

Berisi pemaparan mengenai teori-teori, literatur, dan rangkuman penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian, serta perumusan hipotesis.

BAB III Metode Penelitian

Berisi penjelasan mengenai jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, variabel yang diteliti, dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Berisi penjelasan mengenai statistik deskriptif obyek penelitian, hasil penelitian, dan analisis data dalam penelitian ini.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Berisi penjelasan mengenai kesimpulan penelitian yang didapatkan dan saran serta rekomendasi yang perlu dipertimbangkan terkait dengan hasil pembahasan penelitian untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Komoditas yang mengalami deflasi terbesar adalah pada sub kelompok perlengkapan rumah tangga dengan Inflasi sebesar -3,44 persen, besarnya sumbangan Inflasi terhadap

Masih menurut Dwijoseputro (1979) jka medium selalu diadakan pembaruan dan kondisi lingkungan disekitar bakteri selalu dijaga kondusif, beberapa jenis

Hasil pengukuran validitas pada variabel green consumer behavior terhadap sub variabel visiting a green hotel menunjukkan nilai validitas tertinggi sebesar

Oleh karena itu, pengwujudan dari nilai-nilai dan norma-norma kultural ini mempunyai kecenderungan untuk mengubah secara imanen (terus-menerus), karena dunia saat ini dan yang

Paparan timbal merupakan masalah kesehatan utama terutama pada negara berkembang. Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi terhadap keracunan timbal dibandingkan orang dewasa. Anak

Mengacu pada PP nomor 19 tahun 2005 dan PP nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kegiatan

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kesempatan dan kesehatan hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini

Menurut Spears learning is to observe, to read, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru,