• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan Oktober 2005 mencakup di 25 propinsi di seluruh Indonesia. Propinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua. Pemilihan lokasi didasarkan pertimbangan bahwa daerah-daerah tersebut merupakan sentra industri perikanan tangkap, banyak terdapat kapal penangkap ikan yang memperkerjakan tenaga kerja perikanan dan merupakan wilayah yang memiliki sekolah menengah perikanan.

3.2 Peralatan Pendukung

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yang utama adalah dokumen dan lembar kuesioner. Dokumen berupa terbitan terkait dengan data dan informasi tentang unit penangkapan ikan, jumlah sekolah kejuruan pendidikan menengah perikanan, jumlah lulusan, jumlah lulusan bersertifikat kepelautan perikanan. Kuesioner terkait dengan data dan informasi industri perikanan tangkap, awak kapal perikanan, dan institusi terkait. Sedangkan alat yang digunakan diantaranya adalah kamera dan peralatan tulis menulis.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan format survei menggunakan kuesioner langsung atau wawancara tatap muka dengan responden. Unit analisa adalah individu. Tahapan pelaksanaan survei ini adalah perumusan masalah, penentuan sampel dan pembuatan kuesioner, kegiatan di lokasi penelitian, pengolahan dan analisis data. Informasi terkait diperoleh melalui studi dokumen dari publikasi kebijakan, publikasi statistika perikanan tangkap baik nasional maupun tingkat propinsi, konsultasi publik dengan pemilik perusahaan, pimpinan

(2)

sekolah menengah pendidikan perikanan, awak kapal dan penentu kebijakan pada tingkat pemerintah daerah, serta nara sumber yang berpengalaman dalam bidang pendidikan dan pelatihan kelautan dan perikanan. Dalam kegiatan ini faktor yang berinteraksi dan memungkinkan mempengaruhi informasi yang diperoleh adalah pewawancara, responden, topik, dan situasi wawancara.

Responden harus mencerminkan populasi karena kesimpulan yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan populasi. Populasi disini adalah unit observasi yang karakteristiknya akan diduga. Penentuan sampel agar efisien dalam pelaksanaan dan hasilnya efektif didasarkan pada informasi awal tentang keadaan populasi berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan sebagaimana disebut diatas mengacu pada purposive sampling yang termasuk

dalam sampling non peluang. Penentuan ini terkait dengan tujuan studi dan keputusan peneliti (judgmental sampling). Disisi lain penarik sampel adalah

individu kompeten tentang obyek penelitian sebagaimana penarikan sampel otoritas (Steel dan Torrie, 1993).

Jumlah sekolah yang menjadi responden sebanyak 91 Kepala Sekolah SUPM/ SMK, dengan tersebar di 25 propinsi di seluruh lokasi penelitian. Jumlah perusahaan sebanyak 25 perusahaan yang tersebar pada sentra-sentra penangkapan ikan di Indonesia, seperti Jakarta, Belawan, Pekalongan, Bitung, Maluku, Sorong Disamping itu responden dari awak kapal kapal pada industri perikanan tangkap sebanyak 250 orang yang bekerja pada perusahan perikanan responden. Dalam konsultasi publik beberapa nara sumber ditemui yakni dari industri perikanan, unsur pimpinan sekolah perikanan menengah, institusi pelaksana ujiankeahlian pelaut kapal penangkap ikan dan institusi terkait di lingkup Badan Pengembangan SDM-KP. Selanjutnya kegiatan brain storming

dilaksanakan berkaitan dengan penentuan terbobote dan bobot TOWS yang dilaksanakan di institusi Badan SDM-KP dengan melibatkan personil dalam semua bidang terkait di institusi tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali, kali pertama adalah sebagai pengantar dengan mendiskusikan uraian TOWS yang telah disiapkan dan pertemuan kedua melakukan penilaian terhadap uraian TOWS yang telah disepakati.

Data dan informasi dimaksud berupa jumlah sekolah dan status, jumlah lulusan dan jumlah lulusan bersertifikat kompetensi, jumlah kapal penangkap ikan, jumlah awak kapal, produksi hasil tangkapan, kualifikasi awak kapal ikan,

(3)

dan sertifikasi. Jenis pertanyaan kuesioner adalah pertanyaan tertutup yakni dengan jawaban tertentu dan responden tidak berkesempatan memberi jawaban lain. Pertanyaan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian. Isi pertanyaan mencakup jenis dan kedalaman informasi. Data pendukung diperoleh melalui instansi/lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Perindustrian, Depnakertrans, Ditjen Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pusat Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan dan Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran (PK2P). Data tersebut antara lain perkembangan jumlah lulusan sekolah menengah perikanan, keberadaan sekolah perikanan tingkat menengah, jumlah industri perikanan dan perkembangannya serta kemungkinan pendirian industri baru.

Analisis data dilaksanakan antara lain untuk menyederhanakan data dan informasi dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data dan informasi diatas digunakan untuk mengidentifikasi jumlah tenaga kerja menengah perikanan, dan memproyeksikan kebutuhan tenaga tersebut dalam 5 tahun kedepan. Pendekatan untuk proyeksi SDM digunakan pendekatan berdasarkan jumlah kapal, pendekatan estimasi potensi, dan pendekatan berdasarkan kajian aspek SDM yang telah dilakukan sebelumnya oleh Pusat Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (Pusbang SDMKP). Data dan informasi konsultasi publik dianalisis guna memperoleh rumusan strategis berdasarkan analisis TOWS (Rangkuti, 1999). Alur penelitian yang dilakukan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.

Rekomendasi Strategi Pengembangan SDM Menengah Perikanan PROYEKSI Analisis EKSISTING publikasi kebijakan publikasi statistik perikanan tangkap nasional dan prov. Sekretariat PUKP KAPIN

Perumusan masalah

Penentuan sampel

Penyusunan kuesioner (Jumlah sekolah, status, jumlah kapal, prod. hsl, kualif.awak kpl, sertifikasi)

Keg.di lokasi penelitian

Pengolahan dan analisis data Wawancara Pemilik Perusahaan Awak Kapal Pimpinan Sekolah Pemerintah Daerah

Nara Sumber Diknas dan DKP

STUDI DOKUMEN SURVEI KONSULTASI PUBLIK

(4)

Data dan informasi ini selanjutnya dipakai untuk merumuskan strategik manajemen guna memperoleh rekomendasi kebijakan melalui tahapan input,

matching dan decision (Umar, 2005). Strategi adalah suatu proses penentuan

rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi ditentukan melalui tiga tahapan, tahap 1 disebut input stage, tahap 2 disebut

matching stage dan tahap 3 disebut decision stage. Tahap 1 menyimpulkan

informasi dasar untuk merumuskan strategi melalui external factor evaluation dan

internal factor evaluation. Tahap 2 merupakan pembangkitan strategi alternatif

melalui penggabungan external factors dan internal factors. Tahapan ini dapat

dilaksanakan dengan TOWS Matrix. Tahap 3 menggunakan informasi input

tahap 1 dan strategi alternatif tahap 2 untuk membuat quantitative strategic

planning matrix.

Visualisasi data disajikan dengan tabel dan diagram. Hubungan variabel mengacu pada beberapa pendekatan dan kecenderungan hubungan, dan korelasi logis seperti linier, polinom dan dugaan persamaan yang dihitung menggunakan perangkat SPSS. Pendekatan kecenderungan hubungan memakai acuan nilai cakupan determinasi yang lebih baik.

3.4 Analisis Data

Rataan digunakan untuk memberi gambaran kecenderungan pemusatan yang umumnya memunyai kecenderungan di tengah-tengah dalam suatu kelompok data. Rataan dalam penelitian ini adalah rataan hitung (mean).

Standar deviasi atau simpangan baku digunakan untuk mengukur rata-rata jarak atau selisih masing-masing nilai individu dari suatu data terhadap rata-ratanya. Secara umum, data (Xi)digambarkan dengan rataan (X’)dan standar deviasi (s’) dengan formulasi sebagai berikut

Rataan (X’) diformulasikan sebagai berikut X’ =

Σ

Xi /n

i

dengan standar deviasi (s’)

s’ =

V

{

Σ

Xi 2 – (

Σ

Xi )2 / n } / n-1 n

(5)

3.4.1 Proyeksi Kebutuhan SDM Perikanan Tingkat Menengah untuk Industri Perikanan

Proyeksi kebutuhan tenaga kerja untuk jangka panjang sangat dibutuhkan dalam menentukan strategi penyiapan tenaga kerja yang siap pakai. Industri perikanan yang diidentifikasi sebagai pengguna tenaga perikanan tingkat menengah berbasis pada usaha penangkapan, maupun permesinan.

Pemanfaatan SDM memerlukan pertimbangan keputusan penting yang cakupannya tidak sempit. Pertimbangan tersebut adalah permintaan dan pasokan tenaga kerja perikanan. Untuk membantu penyelesaian permasalahan tersebut digunakan pendekatan yang memperlihatkan adanya ketersediaan tenaga kerja yang ada jumlah tenaga kerja yang telah dipekerjakan pada saat ini. Untuk mengetahui perkiraan proyeksi kebutuhan tenaga kerja untuk lima tahun ke depan berdasarkan pada jumlah tenaga yang telah dipekerjakan pada saat sekarang dan lima tahun sebelumnya, dan dengan telah memperhitungkan proyeksi pemanfaatan sumber daya perairan yang masih tersedia pada masa selanjutnya maka pendekatan yang dilakukan untuk melihat hubungan antar parameter tersebut dengan menggunakan regresi. Bentuk hubungan tersebut akan memperlihatkan hubungan yang linier maupun non linier.

Metode yang digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja adalah analisis trend dengan pendekatan regresi. Menurut Haluan et al. (2004)

langkah-langkah proyeksi adalah sebagai berikut:

• Menentukan kebutuhan tahunan tenaga kerja.

Sedapat mungkin tersedia data time series yang mendukung. Kebutuhan tenaga kerja merupakan variabel tidak bebas (Y), sedangkan pertambahan tahun digunakan sebagai variabel bebas (X).

Predikasi kenaikan jumlah kapal penangkap dan SDM secara umum dengan mengacu kenaikan tahunan berdasarkan rata-rata geometrik

Rata-rata geometrik : (n1 x n2 x ... nn )1/n

• Memilih model trend yang tepat

Data yang diperoleh seringkali memiliki respon yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan pemilihan model yang paling sesuai dengan kondisi data yang diperoleh. Model analisis yang diverifikasi antara lain linear, kuadratik,

(6)

kubik dan eksponensial. Pemilihan model yang paling sesuai digunakan didasarkan atas logika umum atau gambaran scatter plot.

ƒ Proyeksi Kebutuhan

Proyeksi kebutuhan dilakukan dengan memasukkan nilai tahun (X) ke dalam persamaan dugaan kebutuhan tenaga kerja (Y). Berikut persamaan model dugaan kebutuhan SDM tingkat menengah:

Model dugaan linear x b b y= 0 + 1

)

Model dugaan kuadratik

2 2 1 0 b x b x b y= + + )

Model dugaan kubik

3 3 2 2 1 0 b x b x b x b y= + + + ) Keterangan

y

)

: Dugaan kebutuhan SDM tingkat menengah

0

b : Intercept (perpotongan)

3 2 1 b b

b = = : Rata-rata peningkatan atau penurunan kebutuhan SDM tingkat menengah setiap tahunnya.

Hubungan antar variabel dapat positif atau negatif. Hubungan disebut positif jika kenaikan/penurunan variabel x diikuti oleh kenaikan/penurunan variabel y. Atau disebut negatif jika kenaikan/penurunan variabel x diikuti oleh penurunan/kenaikan variabel y. Kuatnya hubungan dinyatakan dengan kefisien korelasi (r), dan besarnya kontribusi dinyatakan oleh koefisien determinasi (D). Hubungan antara kebutuhan SDM dan penambahan jumlah kapal diasumsikan akan mengalami kejenuhan sehingga diduga mengikuti kaidah polinomial (kuadratik). Hal ini terjadi karena jumlah kapal pada suatu waktu akan tetap atau bahkan berkurang mengacu pada paradigma perikanan yang lestari dengan mengurangi upaya. Adapun kebutuhan tenaga diduga dengan tiga

(7)

pendekatan, pendekatan pertama adalah jumlah kapal. Pendekatan kedua dengan estimasi potensi dikaitkan dengan hasil tangkapan, dan pendekatan ketiga berdasarkan kajian sebelumnya dengan proporsi.

Pendekatan jumlah kapal perikanan mengacu data 1993-2004 dengan indeks tahun 1993. Indeks digunakan untuk membandingkan kegiatan yang sama dalam waktu yang berbeda, bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya suatu perubahan. Rataan dan standar deviasi digunakan untuk memberikan nilai batas bawah yang selanjutnya dipakai sebagai penambahan jumlah kapal tahunan. Jumlah tenaga kerja perikanan menengah diasumsikan 20% dari total awak kapal (hasil rataan dari berbagai jenis dan ukuran kapal pada Bab 4)

Pendekatan estimasi potensi dan dikaitkan estimasi hasil tangkapan didasarkan pada estimasi potensi. Estimasi hasil tangkapan dengan asumsi ukuran palka sebesar 60% dari tonase kapal sementara oleh Fyson (1985) disebut sekitar 40% dan volume hasil tangkap diasumsikan 70% kapasitas palka dengan mempertimbangkan efisiensi palka yakni terkait dengan proses pendinginan dan volume berbagai hasil tangkap yang tidak homogen. Sehingga diperoleh rataan porsi hasil tangkap dari total produksi total atau diperoleh kesetaraan jumlah kapal berdasarkan jumlah hasil tangkap. Baruni (2006) menyatakan bahwa rata-rata produksi kapal udang adalah 60% dari volume hasil tangkap sebesar 70 % kapasitas pallka. Selanjutnya jumlah tenaga yang diperlukan diasumsikan tetap sebesar 20% total awak kapal sebagaimana pendekatan jumlah kapal.

Pendekatan kajian sebelumnya berdasarkan kajian kebutuhan SDM perikanan tangkap total yang telah dilaksanakan tahun 2005. Berkaitan dengan ini, hasil kajian tersebut dijadikan dasar untuk menghitung proyeksi SDM menengah. Porsi SDM perikanan tangkap industri terhadap total SDM perikanan tangkap dihitung berdasarkan asumsi kapal perikanan diawaki oleh 15 orang. Sehingga diperoleh rataan porsi SDM perikanan industri, dilain pihak menurut data 2003 porsi SDM perikanan industri sebesar 2.3%.

3.4.2 Optimasi SDM Perikanan Tingkat Menengah

Kondisi ideal tercapai jika seluruh kebutuhan tenaga kerja industri dapat dipenuhi tanpa adanya lulusan yang tidak terserap oleh pasar tenaga kerja.

(8)

Tentu saja hal ini tercapai jika kualitas lulusan sudah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri.

Adanya kecenderungan pembukaan sekolah perikanan tingkat menengah secara besar-besaran di daerah dapat mengakibatkan kelebihan tenaga kerja. Apalagi jika program yang ditawarkan tidak memiliki basis pasar tenaga kerja yang jelas. Adapun pasar tenaga kerja yang dimaksud adalah keberadaan industri perikanan yang secara riil dapat menyerap tenaga kerja yang dihasilkan.

3.4.3 Perumusan Program Strategis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perikanan Tingkat Menengah

Analisis TOWS ditujukan untuk mengetahui posisi strategis dalam kuadran TOWS (Rangkuti, 1999). Analisis internal yakni Strength (S) dan

Weakness (W) serta analisis Opportunity (O) dan Threat (T) disajikan

berdasarkan bobot dan peringkat untuk mendapatkan terbobot. Penentuan elemen S, W, O dan T beserta bobot dan peringkat telah dibahas dalam Bab 4 dan dipertimbangkan dari hasil diskusi pihak terkait sebagaimana tersebut dalam metode pengumpulan data. Terbobot ini selanjutnya dipakai untuk menggambarkan posisi dalam kuadran TOWS. Kuadran TOWS menggambarkan selisih nilai terbobot antara S dan W serta nilai terbobot O dan T dalam koordinat (x, y), (x, -y), (-x, -y) atau (-x, y) yang sekaligus merupakan kuadran strategi. Hasil ini selanjutnya sebagai dasar rekomendasi program strategis yang akan dimatrikkan. Program strategis didasarkan pada beberapa kriteria kunci seperti regulasi, fasilitas, SDM, jaringan kerja, dan monitoring dan evaluasi yang mengait pada program dan pelaksana yang bertanggungjawab terhadap kegiatan tersebut. S mencakup sumber daya, infrastruktur, dan SDM , W mencakup dana, dukungan kebijakan, fasilitas, kapal skala industri, O mencakup pengembangan industri, pengganti awak kapal asing, dan T mencakup pasar bebas, pemberlakuan kebijakan internasional. Kriteria kunci tersebut diperoleh berdasarkan nilai bobot tertinggi pada IFAS maupu EFAS. TOWS sebagai salah satu alat untuk mengidentifikasi faktor perumusan strategi secara sistematis. Analisis TOWS membandingkan antara faktor internal (S dan W) dan faktor eksternal (O dan T). Analisis TOWS didasarkan pada maksimalisasi Strength dan Opportunity bersamaan dengan minimalisasi

(9)

Internal faktor Analysis Summary (IFAS), untuk faktor eksternal ke dalam

External faktor Analysis Summary (EFAS). Penilaian masing-masing faktor

didalam IFAS maupun EFAS berdasarkan bobot dan peringkat yang ditentukan. Bobot ditentukan berdasarkan kepentingan misalnya diberi bobot 1.0 sebagai sangat penting dan 0.0 untuk tidak penting. Peringkat diberi skala 1 hingga 4 sesuai dengan pengaruh dan prioritas sebagai isu. Perkalian bobot dengan peringkat adalah terbobot. Hasil penilaian terbobot ini selanjutnya digunakan dalam membuat kuadran TOWS yang mencerminkan jenis strategi yang direkomendasikan. Penentuan bobot dan peringkat berdasarkan hasil diskusi

dan brainstorming beberapa kelompok nara sumber terkait. Disamping itu,

strategi yang dipilih dapat dilihat berdasarkan matriks TOWS yang mencakup strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Strategi SO didasarkan pada penggunan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO memanfatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan. Strategi ST menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WT menghindari ancaman dengan meminimalkan kelemahan.

Penentuan strategi yang terbaik dilakukan melalui mekanisme pembobotan terhadap tiap unsur TOWS berdasarkan tingkat kepentingan. Berikut disajikan matriks pembobotan dari tiap unsur TOWS :

Tabel 4 Pembobotan tiap unsur TOWS

Kekuatan Bobot Peluang Bobot Kelemahan Bobot Ancaman Bobot

S1 S2 S3 S4 S5 . . Sn O1 O2 O3 O4 O5 . . On W1 W2 W3 W4 W5 . . Wn T1 T2 T3 T4 T5 . . Tn Keterangan:

Nilai 5 = Sangat Penting Nilai 4 = Penting

Nilai 3 = Cukup Penting Nilai 2 = Kurang Penting Nilai 1 = Tidak Penting

(10)

Setelah masing-masing unsur TOWS diberi bobot/nilai, unsur-unsur tersebut dihubungkan untuk memperoleh beberapa alternatif strategi (SO, ST, WO, WT). Pemilihan alternatif strategi yang diproritaskan untuk dilakukan didasarkan pada rangking dari masing-masing strategi alternatif. Strategi dengan rangking tertinggi merupakan alternatif strategi yang menjadi prioritas. Alternatif strategi pada matriks hasil analisis TOWS (Tabel 5) dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada (SO), penggunaan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (ST), reduksi kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang yang tersedia (WO) dan pengurangan kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (WT).

Tabel 5 Matriks hasil analisis TOWS

Peluang Ancaman Kekuatan SO1 SO2 SO3 . . . Son ST1 ST2 SO3 . . . STn Kelemahan WO1 WO2 WO3 . . Won WT1 WT2 WT3 . . WT4

Strategi yang dihasilkan terdiri atas beberapa alternatif strategi. Untuk menentukan prioritas strategi, maka harus dilakukan penjumlahan bobot yang berasal dari keterkaitan antara unsur-unsur TOWS yang terdapat dalam suatu alternatif strategi. Jumlah bobot tadi kemudian akan menentukan rangking prioritas alternatif strategi pengembangan usaha.

(11)

Tabel 6 Rangking alternatif strategi

No Unsur TOWS Keterkaitan Jumlah

Bobot Rangking

Strategi SO

1. SO1 S1, S2, ..Sn , O1, O2, On SO2 S1,S2, ..Sn, O1, O2, ..On ... ...

SOn S1, S2, S4, Sn, O1, O2, ...On Strategi ST ST1 S1, S2,.. Sn, T1, T2,..Tn ST2 S1, S2,.. Sn, T1, T2,..Tn ... STn S1, S2,.. Sn, T1, T2,..Tn Strategi WO

WO1 W1, W2, ..Wn, O1, O2, ..Wn

WO2 W1, W2, ..Wn, O1, O2, ..On ... ...

WOn W1, W2, ..Wn, O1, O2, ..On Strategi WT WT1 W1, W2, Wn, T1, T2, ...Tn WT2 W1, W2, ....Wn, T1, T2, ...Tn ... . ... .. ... N WTn W1, W2, ....Wn, T1 , T2,.... Tn

Gambar

Gambar 2  Alur penelitian
Tabel 4  Pembobotan tiap unsur TOWS
Tabel 5  Matriks hasil analisis TOWS
Tabel 6   Rangking alternatif strategi

Referensi

Dokumen terkait

 juga dapa dapat meli t melibatk batka an pera n perawatan l watan lok oka as si fi i fis sik ik fi file, le, juga juga membe memberik rikan a an ak ks ses es k ke da e data

dilakukan pendeposisian atom-atom nitrogen pada baja perlakuan panas yang mengakibatkan peregangan atom-atom material dan mengalami kekosongan hingga diisi oleh atom

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 pada ayat (2) huruf a dengan ketentuan tidak mengganggu dominasi kawasan yang bersangkutan dan tidak

Dari data penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa investor lebih. baik tidak melakukan investasi ke perusahaan jika DER >

Sebagai tindaklanjut diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL dan Peraturan Menteri Negara

Penelitian ini berusaha mengetahui apakah tingkat kesadaran khalayak pada penempatan produk Nokia 5800 XpressMusic di video klip Britney Spears - Womanizer

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah memberikan hak pilih bagi penggugat, apakah ia akan menggabungkan gugatan perceraiannya dengan

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pendekatan sosiologis yang kemudian akan dibandingkan dengan tingkat kekeringan