SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Bernadus Rangga Widyama
101134208
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Bernadus Rangga Widyama
101134208
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini peneliti persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan Roh Kudus-Nya
yang menyertai di setiap langkah.
Bapak dan Ibuku tercinta
Bapak R. Widyatmaka dan Ibu Sri Sumarsih
Yang selalu memberi dukungan dan mempercayaiku
Bernadetha Alfreri Nuko.W kakakku tercinta, kakak iparku Albertus
Wawan.S, serta sahabat-sahabatku tercinta
Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dukungan, dan
keceriaan yang kalian berikan.
v
MOTTO
Barang siapa yang dapat menguasai dirinya sendiri adalah orang yang
budiman
- Alfreri Nuko-
Setiap orang adalah arsitek bagi dirinya sendiri
-Agnes Erni Setiati-
Merah hijaunya masa depanmu ditentukan oleh kegigihanmu kini
-Sukardi-
Jangan sia-siakan waktumu karena hidup ini hanya sekali dan
berusahalah menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari
Widyama-vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Juni 2014
Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bernadus Rangga Widyama
Nomor Mahasiswa : 101134208
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013
SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royality kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Juni 2014
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Widyama, Bernadus Rangga. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bahan-bahan Makanan untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar untuk kelas IV yang mengacu pada Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar dengan subtema bahan-bahan makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan.
Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Penelitian ini dilaksanakan selama 11 bulan, dimulai dari bulan September 2013 hingga Juli 2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan guru kelas IV SDN Tegalrejo 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk memvalidasi kualitas bahan ajar. Validasi bahan ajar dilakukan oleh Pakar Kurikulum 2013, guru kelas IV SD dan siswa.
Hasil penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian model pengembangan Borg and Gall. Bahan ajar juga memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 di kelas IV SD Kanisius Pugeran. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk
adalah 4,25 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek (1)
tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.
ix
ABSTRACT
Widyama, Bernadus Rangga. 2014. The Development of Teaching Materials Referring to the Curriculum 2013 with Subtheme “Bahan-bahan Makanan” for 4th grade students of Primary School. Primary School Teacher Education Program.University of Sanata Dharma Yogyakarta.
This study began from the teacher’s need of instructional materials for 4th grade students which refered to the curicullum 2013. This research aims wereto (1) describe the procedures of developing teaching materials with subtheme
“bahan-bahan makanan” which refers to the Curriculum 2013 for 4th grade students of Primary School, (2) to describe validation results of the instructional materials quality of developed products.
This study used research and development method. The research procedure in this research used a modification Borg & Gall development model and Kemp instructional materials development model. The prosedures were divided into seven steps, there were (1) the potential and problems, (2) data gathering, (3) designing product, (4) validation, (5) revision of the design, (6) the design testing (7) the revision of the design. Subjects in the design testing were 10 students of 4th grade in Kanisius Pugeran primary school. This study was done on 11 months, started from September 2013 until July 2014. Data gathering instruments in this study were questionnaire interviews and questionnaire. The questionnaire interview wasused to analyze teacher of 4th grade in Tegalrejo 1 primary school need , while questionnaires were used to validate the quality of instructional materials. Validation teaching materials done by Curriculum 2013 Expert, teacher of 4th grade and students.
The result of this study was an instructional materials used procedure in the development of the modification development Kemp model and research step development Borg and Gall model. Teaching materials also had excellent quality and proper suitable to use in the learning process in Curriculum 2013 in for 4th grade in Kanisius Pugeran primary school. This was indicated by a mean score of 4,25 and the product was included in "very good" category based of some aspects; (1) the purpose and approach, (2) design and organization, (3) contents, (4) skills of teaching materials, and (5) methodology.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013
SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR” sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun
demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang
dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan
saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen penguji, terima kasih
atas saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Para dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuan dan saran yang
telah diberikan.
7. Ibu Theresia Mardinah, S.Si., selaku kepala sekolah SD Kanisius
xi
8. Bapak Florianus Wisnu, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Kanisius
Pugeran yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
9. Ibu Dra. Maslichah As’yari, M.Pd., Ibu Sufriyati, S.Pd., dan Bapak
Angga Setya.M, S.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian dan pengembangan
bahan ajar ini.
10. Siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Pugeran yang dapat bekerja sama
dengan baik dalam pelaksanaan penelitian.
11. Orang tuaku yang terkasih, Bapak R. Widyatmaka dan Ibu Sri Sumarsih,
Kakakku Bernadetha Alfreri Nuko.W, A.Md.Kep., dan keluarga besarku
yang telah memberikan dukungan, kepercayaan dan kasih sayang.
12. Sahabat-sahabatku : Eka, Andreas, Huda, Tri, Bowo, Lia, Wulan,
Priyanti dan Mido terima kasih atas bantuan, perhatian dan motivasi yang
kalian berikan.
13. Teman-teman seperjuangan satu tema: Tri dan Dodik. Kalian luar biasa.
14. Semua teman-teman satu payung bahan ajar Kurikulum 2013 yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kerjasama, bantuan,
masukan, kritikan dan motivasi yang kalian berikan.
15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna
bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Batasan Istilah ... 7
1.6 Spesifikasi Produk ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Kurikulum 2013... 10
2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 10
2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif ... 16
2.1.1.3Pendekatan Saintifik ... 18
2.1.1.4Penilaian Otentik ... 19
xiii
1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 21
2. Tujuan Pendidikan Karakter ... 23
2.1.2Model Pengembangan Bahan Ajar ... 24
1. Identifikasi Masalah Pembelajaran... 25
2. Analisis Siswa ... 26
3. Analisis Tugas ... 26
4. Merumuskan Indikator ... 27
5. Penyusunan Instrumen Evaluasi ... 28
6. Strategi Pembelajaran ... 28
7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ... 29
8. Pelayanan Pendukung ... 29
9. Evaluasi Formatif ... 29
10.Evaluasi Sumatif ... 30
11.Revisi Perangkat Pembelajaran ... 30
2.2 Penelitian yang Relevan... 31
2.3 Kerangka Berpikir ... 33
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Prosedur Pengembangan ... 37
3.2.1 Potensi dan Masalah ... 38
3.2.2 Pengumpulan Data ... 39
3.2.3 Desain Produk ... 39
3.2.4 Validasi Desain ... 40
3.2.5 Revisi Desain ... 41
3.2.6 Uji Coba Desain ... 41
3.2.8 Revisi Desain ... 41
3.3 Jadwal Penelitian ... 42
3.4 Uji coba Produk ... 42
3.4.1Desain Uji Coba ... 43
xiv
3.4.3 Instrumen Penelitian ... 43
3.4.4Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.4.5 Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
4.1 Hasil Penelitan ... 48
4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 48
4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 51
4.1.2.1 Silabus ... 51
4.1.2.2 Rancangan Perencanaan Pembelajaran ... 52
4.1.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 53
4.1.2.4 Bahan Ajar ... 53
1. Sampul Depan ... 55
2. Isi ... 55
3. Penilaian dan Kunci Jawaban ... 58
4. Daftar Pustaka ... 59
4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 59
4.1.3.1Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 60
4.1.3.2Data Validasi Guru SD Kelas IV ... 61
4.1.3.3Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 63
4.1.4 Kajian Produk Akhir ... 70
4.2 Pembahasan ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
5.1 Kesimpulan ... 77
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 78
5.3 Saran ... 78
DAFTAR REFERENSI ... 80
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 42
Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 45
Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 47
Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima... 59
Tabel 4.2 Kriteria skor Skala Lima ... 60
Tabel 4.3 Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 61
Tabel 4.4 Komentar Guru Kelas IV SD dan Revisi ... 63
Tabel 4.5 Komentar Siswa dan Revisi ... 69
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Bagan Model Pengembangan Jerold E. Kemp ... 25
Bagan 3.1 Bagan Tahap-tahap R & D menurut Borg & Gall ... 36
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Survai Kebutuhan ... 84
Lampiran 2. Hasil Wawancara ... 85
Lampiran 3. Jaring-jaring Indikator Bulanan ... 87
Lampiran 4. Jaring-jaring Indikator Minggu 3 ... 88
Lampiran 5. Jaring-jaring Indikator Harian ... 89
Lampiran 6. Silabus ... 90
Lampiran 7. RPP ... 126
Lampiran 8. Instrumen Validasi Pakar dan Siswa ... 220
Lampiran 9. Instrumen Persepsi Siswa ... 224
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 226
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV A SD ... 229
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV B SD ... 232
Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa ... 235
Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Validasi dan Uji Lapangan ... 237
Lampiran 15. Hasil Validasi ... 238
Lampiran 16. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 254
Lampiran 17. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 255
Lampiran 18. Foto-Foto Kegiatan ... 256
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk mencetak
anak-anak bangsa lebih berkualitas dan bermartabat. Pendidikan yang baik saat ini
adalah suatu sistem pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012:67).
Hal tersebut dibuktikan dengan fungsi pendidikan nasional dalam UU No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa
“pendidikan nasional mempunyai fungi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal tersebut menjelaskan bahwa setiap
program pendidikan yang disusun pemerintah harus terpadu dan sistematis agar
dapat membentuk atau membangun karakter yang baik dalam masyarakat.
Program pendidikan yang diadakan oleh pemerintah yaitu dengan
mengadakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Belajar merupakan
salah suatu kegiatan sadar untuk memperoleh pengetahuan dan membentuk
kebiasaan-kebiasaan yang baik. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berjalan
dengan baik, pemerintah harus memerlukan suatu alat yaitu kurikulum.
Kurikulum itu sendiri bersifat dinamis yang berarti kurikulum akan selalu
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, masyarakat yang
2007:4). Tujuan dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan akan membawa
perubahan ke arah yang lebih baik lagi dan dapat menghadapi segala tantangan
zaman.
Oleh sebab itu, pemerintah sedang mengupayakan perubahan Kurikulum
dari Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini
diharapkan agar para guru mampu mengembangkan pembelajaran yang
terintegrasi dan mampu membangun karakter-karakter yang dimiliki oleh para
siswa secara maksimal. Pembelajaran tematik integratif itu sendiri merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa kompetensi dan mata
pelajaran ke dalam berbagai tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dalam
satu kali pertemuan. (Mendikbud, 2013:197). Selain itu, semua kegiatan belajar
mengajar siswa mengajar siswa menggunakan pendekatan sains. Aspek-aspek
yang dilihat dari pendekatan sains dalam pembelajaran yaitu seperti mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, serta mencipta
(Hidayat, 2013:21). Oleh sebab itu, agar semua aspek yang diharapkan dapat
terlihat, maka pada Kurikulum 2013 ini, pemerintah menggunakan penilaian
otentik untuk menilai segala aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian
otentik merupakan suatu bentuk penugasan yang menghendaki pembelajar untuk
menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan
esensi ilmu pengetahuan serta keterampilan (Nurgiyantoro, 2011:25). Penilaian
tersebut juga didukung dengan pendapat Adisusilo (2012:98), bahwa
“pembelajaran yang baik yaitu adanya penekanan pada usaha membantu siswa
informasi yang didapat pada akhir pembelajaran.” Jadi guru tidak hanya menilai
hasil penguasaan pengetahuan yang didapat siswa saja, melainkan guru menilai
semua aktivitas proses belajar siswa dari awal sampai akhir pembelajaran.
Penilaian juga melihat dari semua segi, baik itu dari segi penguasaan pengetahuan
dan keterampilan, serta dapat diakumulasikan menjadi satu nilai pada lembar
penilaian portofolio.
Pembelajaran yang dilaksanakan harus mengacu pada kurikulum, terutama
bahan ajar yang akan digunakan untuk mengajar tidak melenceng dari tujuan
kurikulum itu sendiri. Bahan ajar sangat berperan penting dalam proses belajar
mengajar. Pemilihan maupun pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan tujuan pembelajaran dapat memotivasi siswa dengan menarik stimulus
perhatian siswa, keterampilan kinerja serta pembentukan sikap dalam memahami
materi pembelajaran (Trianto, 2012:88). Bahan ajar yang sudah ada juga harus
mampu dikembangkan secara maksimal oleh guru, sehingga proses belajar
mengajar diharapkan dapat berpusat pada siswa bukan malah berpusat pada guru.
Namun bahan ajar yang sudah disediakan oleh pemerintah masih ada beberapa
kekurangan. Sebaiknya di sini guru harus bisa mengembangkan bahan ajar yang
sudah ada dengan menyesuaikan keadaan lingkungan sekolahan serta
karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh para siswa yang diajar, sehingga
semua kemampuan yang dimiliki siswa dapat berkembang secara maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN
Tegalrejo 1 yang dilaksanakan pada tanggal 9 September 2013, saat saya bertanya
Beliau menjawab, “saya belum begitu paham dan mengerti Kurikulum 2013
karena masih terbilang baru dan bahan ajar yang tersedia masih dalam tahap proses penyelesaian.” Rangkuman dari semua pertanyaan yang saya tanyakan dapat diambil kesimpulan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam
penerapan Kurikulum 2013, karena guru masih belum begitu paham dan
Kurikulum 2013 masih terbilang baru. Hal tersebut juga didukung dengan masih
terlalu sederhananya bahan ajar yang sudah dibuat oleh pemerintah. Bahan ajar
yang tersedia dinilai masih terlalu sederhana, karena masih dalam tahap proses
pematangan oleh pihak pemerintah.
Bahan ajar dikatakan terlalu sederhana, karena materi yang disajikan
dalam bahan ajar belum berbobot dan masih terlalu ringkas. Materi yang terlalu
ringkas ini, menimbulkan kesulitan guru dalam mengembangkan kegiatan belajar
mengajar yang mengintegrasikan mata pelajaran yang satu dengan lainnya
menjadi satu tema pembelajaran. Pendekatan sains dalam kegiatan belajar siswa
dalam bahan ajar yang sudah ada juga masih belum begitu nampak, sehingga
penilaian otentik yang nantinya untuk menilai kegiatan proses belajar siswa dari
awal hingga akhir sulit diterapkan oleh guru.
Guru mengungkapkan juga bahwa pada Kurikulum 2013 ini, pemerintah
mengharapkan guru agar mampu mengembangkan karakter pada setiap siswa
sesuai dengan budaya lokal yang ada. Pendidikan karakter yang diharapkan
pemerintahan dapat dikembangkan oleh guru juga mengalami hambatan. Bahan
ajar yang sudah ada diharapkan dapat membantu pembelajaran pendidikan
bahan ajar masih belum begitu nampak keterkaitannya dengan budaya lokal yang
ada di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, mau tidak mau guru harus pandai
mengembangkan kegiatan belajar mengajar seefektif mungkin, agar apa yang
menjadi tujuan dari Kurikulum 2013 dapat tercapai semua. Hal ini juga harus
didukung dengan adanya tambahan referensi bahan ajar lainnya yang mengacu
Kurikulum 2013, karena bahan ajar yang sudah disediakan oleh pemerintah saat
ini masih terlalu sederhana dan sedikit.
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti akan mencoba memberi satu
solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti akan mencoba membantu
dengan mengembangkan sebuah produk berupa bahan ajar Kurikulum 2013 yang
mengintegrasikan semua mata pelajaran menjadi satu tema pelajaran. Bahan ajar
yang dikembangkan adalah subtema bahan-bahan makanan dengan spesifikasi
produk menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik,
penilaian otentik, dan pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Dengan begitu,
bahan ajar Kurikulum 2013 yang dikembangkan ini diharapkan dapat membantu
para guru dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada
Kurikulum 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar subtema bahan-bahan
2. Bagaimana kualitas produk bahan ajar subtema bahan-bahan makanan
mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujan kegiatan ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar subtema
bahan-bahan makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema bahan-bahan
makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi.
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa calon guru semakin terampil dalam mengembangkan
bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
2. Bagi guru
Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar yang mengacu
3. Bagi sekolah
Sekolah dapat memperoleh bahan ajar lain yang mengacu Kurikulum
2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
4. Bagi Prodi PGSD
Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk
mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1.5 Batasan Istilah
1. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang menyatukan
berbagai mata pelajaran agar menjadi bulat dan utuh dengan
menggunakan sebuah tema atau topik tertentu. Pendekatan ini
merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
aktif menggali segala sesuatu yang baru, sehingga pembelajaran
lebih bermakna. Pengalaman pembelajaran yang bermakna
menumbuhkan pembelajaran semakin efektif.
2. Pendekatan saintifik adalah proses berpikir ilmiah dengan cara
penalaran induktif. Pendekatan saintifik yang dimaksudkan dalam
proses pembelajaran yaitu untuk memberikan segala pengalaman
nyata melalui proses kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan untuk meningkatkan daya
3. Penilaian otentik adalah penilaian yang harus mencerminkan
segala sesuatu tentang masalah yang berkaitan dengan dunia nyata
atau kehidupan sehari-hari peserta didik. Penilaian otentik tidak
hanya mengukur atau menilai hasil akhir yang diperoleh siswa saja,
melainkan lebih menekankan pada penilaian proses dari awal
hingga akhir yang dilakukan oleh siswa.
4. Pendidikan karakter adalah upaya untuk membimbing pembiasaan
perilaku siswa agar dapat mengambil segala keputusan dengan cara
bijak dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan karakter dapat
membantu siswa menjadi pribadi yang utuh dan dapat memberikan
konstribusi yang positif dalam hubungannya dengan Tuhan,
sesama maupun dengan lingkungan sekitarnya.
5. Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari
setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: tema, subtema,
kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi/tindakan siswa,
rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan
daftar pustaka. Selain unsur tersebut harus ada, dalam bahan ajar
juga harus disediakan tempat untuk mengerjakan soal-soal latihan
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut
1. Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan
pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak
dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
2. Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.
3. Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan
pendekatan saintifik.
4. Bahan ajar berbasis budaya lokal.
5. Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kurikulum 2013
2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
1) Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikulum menurut Hidayat (2013:21) yaitu suatu
rancangan bahan tertulis yang dibuat secara matang yang berisikan
beberapa uraian tentang progam-progam pendidikan suatu sekolah atau
madrasah yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan dari
tahun ke tahun. Berbeda dengan pendapat Hidayat, menurut Caswel dan
Campbell (dalam Hidayat 2013:21), bahwa kurikulum lebih dianggap
sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata yang dibuat dan terjadi
dalam proses pendidikan itu sendiri. Hampir sama dengan pendapat
Caswell dan Campbell, menurut Forum Mangunwijaya VII (2013:32),
kurikulum merupakan seluruh pengalaman yang akan direncanakan dan
dialami oleh seluruh siswa dalam poses belajar mengajar di lingkungan
pendidikan.
Namun menurut Arifin (2011:4), kurikulum yaitu segala kegiatan
dan pengalaman yang mencakup belajar seorang siswa serta segala sesuatu
yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa, baik berada di
sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Sedikit
berbeda dengan Arifin, menurut Hamalik (2007:18) kurikulum merupakan
segala perangkat rencana dan pengaturan seluruh isi serta bahan pelajaran
yang digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar. Lebih ditegaskan lagi pengertian kurikulum menurut
Undang-Undang No 20 Tahun 2003, yaitu segala perangkat perencanaan serta
pengaturan yang melibatkan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang akan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian kurikulum di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang sudah
direncanakan secara matang oleh pihak yang berwenang untuk menjadi
acuan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengembangan
kurikulum dari proses belajar mengajar sampai dengan tujuan
pembelajaran itu sendiri, harus memperhatikan seluruh aspek
perkembangan siswa. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan
kurikulum akan selalu berkembang menyesuaikan dengan
perkembangan zaman.
2) Rasional Kurikulum 2013
Segala strategi pengembangan pendidikan yang dibuat, rasionalnya
akan menambahkan jam pelajaran menyesuaikan dengan perubahan proses
pelajaran diadakan karena adanya kegiatan pembelajaran yang lebih
menyita banyak waktu siswa untuk mencari tahu segala halnya sendiri,
seperti konsep, teori, dan pemecahan suatu masalah.
Hal-hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013
adalah kecenderungan di negara-negara lainnya menambah jam pelajaran,
sedangkan di Indonesia relatif singkat. (Hidayat, 2013:126). Oleh sebab
itu, untuk memperbaiki proses belajar mengajar perlu adanya perubahan
proses penilaian dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya dengan
menambahkan jam pelajaran secara maksimal.
Oleh karena itu menurut Hidayat (2013:55-57) perubahan
kurikulum dilakukan karena alasan-alasan yang penuh pertimbangan,
antara lain: (1) Konten kurikulum lama masih terlalu padat dan tidak
sesuai dengan perkembangan usia anak, (2) kurikulum lama belum
sepenuhnya berbasis pada kompetensi yang sesuai dengan fungsi tujuan
pendidikan nasional sebenarnya, (3) kompetensi pada kurikulum lama
belum mampu menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, (4) beberapa kompetensi yang dibutuhkan
dalam perkembangan belum terakomodasi di dalam kurikulum lama, (5)
belum peka dan tanggap terhadap suatu perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional, maupun global, (6) standar proses pembelajaran
belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, sehingga
membuat pembelajaran berujung berpusat pada guru, (7) standar nilai
belum terlihat tegas dalam penilaiannya), dan (8) kurikulum lama masih
memerlukan dokumen-dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir dalam menjawab. (timbul jawaban yang tidak
jelas)
Berbeda pandangan dengan Hidayat, sedangkan menurut Kunandar
(2014:22-23) kurikulum perlu dikembangkan karena 2 faktor yaitu
tantangan internal dan eksternal. Pertama (1) tantangan Internal, antara
lain terkait dengan beberapa kondisi pendidikan dengan adanya tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar
sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,
standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
Tantangan internal lainnya yaitu adanya faktor perkembangan penduduk
Indonesia usia produktif yang semakin pesat. Oleh sebab itu, tantangan
terbesar yang dihadapi yaitu bagaimana caranya mengupayakan agar
sumberdaya manusia dalam tahap usia produktif ini dapat
ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan kompetensi dan keterampilan lewat pendidikan agar tidak
menjadi beban masyarakat sekitar.
Kemudian faktor kedua yaitu (2) tantangan eksternal, antara lain
berhubungan dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
beberapa masalah sosial, lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi nantinya akan
menggeser beberapa pola hidup masyarakat yang sudah melekat sejak
lama mulai dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi industri dan
perdagangan modern. Tantangan eksternal lainnya juga terkait dengan
pergeseran kekuatan-kekuatan ekonomi dunia yang ikut andil
mempengaruhi dalam bidang pendidikan.
Tidak jauh berbeda dengan pandangan Kunandar, menurut
Kemendikbud (2013:72-81) pengembangan kurikulum perlu dilakukan
juga karena dua faktor, antar lain : (1) tantangan internal, faktor ini
berhubungan dengan kondisi pendidikan sekarang dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, serta standar
kompetensi lulusan. Negara indonesia juga memiliki Sumber Daya
Manusia (SDM) usia produktif yang melimpah, namun jika tidak
diimbangi dengan kualitas kompetensi dan keterampilan maka akan
menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu, tantangan terbesar
pemerintah yaitu bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang
melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan yang baik agar tidak
Faktor kedua yaitu (2) tantangan eksternal yang berkaitan dengan
tantangan masa depan (seperti: masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi informasi), kompetensi yang diperlukan di masa depan (seperti:
kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih), persepsi
masyarakat (seperti: terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban
siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter), perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, dan fenomena negatif yang semakin banyak
(seperti: perkelahian pelajar, narkoba, dan kecurangan dalam ujian).
3) Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen perubahan pada Kurikulum 2013 menurut Hidayat
(2013:127-129) menyangkut 4 standar yaitu standar kompetensi lulusan,
standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Dari keempat elemen
tersebut terdapat 7 elemen, antara lain (1) kompetensi lulusan yaitu
keseimbangan softskill dan hardskill yang meliputi aspek sikap, keterampilan, pengetahuan, (2) kedudukan mata pelajaran, diturunkan dari
mata pelajaran berganti menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari
kompetensi, (3) pendekatan, menggunakan pendekatan tematik integratif
dalam semua mata pelajaran, (4) struktur kurikulum, pelajaran berbasis
sains, jumlah mata pelajaran yang sebelumnya 10 menjadi 6 dan
menambah 4jp/minggu. (5) proses pembelajaran dan penilaian,
pembelajaran terfokus pada kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi
menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Selain itu, belajar
tidak hanya di dalam kelas melainkan di luar kelas juga, serta guru bukan
menjadi satu-satunya sumber belajar siswa, (6) penilaian, penilaian tidak
hanya dilihat dari acuan level KD, KI dan SKL, namun dilihat proses dari
awal hingga akhir dengan perubahan penilaian tes ke otentik, (7)
Ekstrakulikuler, pada kurikulum ini ada kegiatan di luar pembelajaran
yaitu kegiatan wajib seperti pramuka serta tidak wajib UKS, PMR, dan
Bahasa Inggris.
2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif
Menurut Hidayat (2013:126), pembelajaran tematik yaitu pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema sebagai alat penyambung materi yang terdapat
pada mata pelajaran tertentu digabungkan pada mata pelajaran lainnya dalam satu
kali tatap muka. Usaha ini dilakukan untuk mengintegrasikan pengetahuan,
kemahiran, dan nilai pembelajaran yang kreatif. Sedikit berbeda dengan pendapat
Hidayat, menurut Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan salah satu
model pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik dari individu maupun kelompok diharapkan aktif
menggali segala sesuatu dan menemukan beberapa konsep baru serta keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik. Pengalaman pembelajaran yang bermakna
ini memungkinkan pembelajaran semakin efektif.
Namun menurut Trianto (2011:147), pembelajaran tematik merupakan
tematik sama saja dengan pembelajaran terpadu yang menggunakan suatu tema
sebagai topik atau penyambung mata pelajaran tertentu dengan beberapa mata
pelajaran lainnya dalam satu kali pembelajaran. Sedangkan menurut Tim
Pengembang PGSD (2001:6) pembelajaran terpadu yaitu suatu pendekatan belajar
mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan sebuah
pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Berbeda dengan pendapat Tim
Pengembang PGSD, menurut Ujang (dalam Sukardi, 2003:109), pembelajaran
terpadu mempunyai satu tema yang aktual dan dekat dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
Menurut Kemendikbud (2013:188), terdapat kelebihan pembelajaran
tematik terpadu atau integratif antara lain: (1) siswa memerlukan peluang
tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya, (2) menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi
dan mensintesis, (3) sangat relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan
belajar, (4) menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar
yang lebih bermakna, dan (6) memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda
(multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran tematik integratif di atas,
pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran tertentu yang saling
berkaitan ke dalam tema tertentu dalam satu kali pembelajaran. Tema yang
diambil disesuaikan dengan materi yang sedang ditempuh dan dekat dengan
kehidupan hari siswa. Tema pembelajaran dekat dengan kehidupan
sehari-hari siswa berguna agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2.1.1.3 Pendekatan Saintifik
Menurut Kemendikbud (2013:233), Kurikulum 2013 menekankan pada
penggunaan pendekatan saintifik atau ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran antara lain meliputi langkah-langkah pokok yaitu meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Namun hanya beberapa mata
pelajaran, materi atau situasi tertentu yang dapat diaplikasikan secara prosedural
dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendapat Sudarwan (dalam Majid, 2014:194) hampir sama dengan
pendapat Kemendikbud, yaitu mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik
merupakan pendekatan yang mempunyai ciri-ciri pada hal pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, serta penjelasan tentang suatu kebenaran (proses dalam
pendekatan ilmiah). Proses pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum 2013
yang baru ini menggunakan Pendekatan Saintifik (scientific), hal ini memiliki tujuan agar mampu memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,
Diperkuat lagi pendapat tentang pendekatan saintifik, berdasarkan
pendapat Kemendikbud (2013:211), pembelajaran dengan pendekatan saintifik
lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Langkah-langkah
pembelajaran saintifik itu sendiri sebagai berikut, (1) mengamati yaitu dengan
menyajikan beberapa media obyek secara nyata sehingga siswa terpacu rasa ingin
tahunya untuk aktif bertanya; (2) menanya yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk meningkatkan dan mengambangkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya dengan cara mengajukan suatu pertanyaan selama suatu proses
pembelajaran; (3) menalar dengan merujuk pada kemampuan mengelompokkan
ide-ide kreatif dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk dimasukkan ke
dalam ingatan siswa.; (4) keempat adalah hubungan antar fenomena untuk
mempertajam daya nalar siswa; lalu (5) kelima, mencoba dengan mengajak siswa
melakukan suatu percobaan selama proses pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan siswa.
Pendekatan saintifik menurut beberapa pendapat di atas berarti proses
pembelajaran yang memberikan segala pengalaman nyata dalam kegiatan belajar
siswa. Kegiatan belajar mengajar yang nyata dapat dituangkan dalam kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan segala hal
yang diperoleh siswa untuk meningkatkan daya kreativitas siswa itu sendiri.
2.1.1.4 Penilaian Otentik
Menurut Muslich (2011:2), penilaian otentik adalah jenis penilaian yang
dimilikinya agar dapat memicu pembentukan kompetensi yang sudah ditentukan,
seperti yang diterapkan dalam Standar kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), maupun indikator, lebih mengarah
penilaian berbasis kompetensi. Namun berbeda dengan pandangan Muslich,
Johnson dalam Komalasari (2011:148), berpendapat bahwa penilaian otentik
memberikan kesempatan bagi siswa agar mampu menunjukkan apa yang telah
mereka pelajari atau temui selama proses belajar mengajar berlangsung.
Sedangkan menurut Komalasari (2011:147-148), penilaian otentik
merupakan suatu penilaian hasil belajar yang merujuk kepada situasi atau konteks
yang bersifat dunia nyata, yang memerlukan beberapa pendekatan yang berbeda
agar mampu memecahkan suatu masalah yang dapat memberikan kemungkinan
bahwa satu masalah mampu memiliki beberapa macam pemecahan. Sedangkan
menurut Kunandar (2014:35) penilaian autentik yaitu kegiatan dalam menilai
peserta didik ditekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik dari proses
maupun seluruh hasil yang diperoleh dengan berbagai instrumen penilaian
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penilaian otentik
yaitu penilaian yang tidak hanya mengukur atau menilai hasil akhir yang
diperoleh siswa saja, melainkan lebih menekankan pada penilaian proses dari
awal hingga akhir yang dilakukan oleh siswa. Oleh sebab itu, dengan penilaian ini
diharapkan siswa mampu mengeksplor segala kemampuan yang ia miliki secara
maksimal, sehingga daya kreatifitas semakin berkembang sesuai dengan
Kemendikbud (2013:243-245) menegaskan lagi jenis-jenis penilaian
otentik ada empat, antara lain: (1) penilaian kinerja yaitu melibatkan partisipasi
siswa dalam menyelesaikan tugas dalam memenuhi aspek-aspek yang diharapkan,
(2) penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas-tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu yang sudah
ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat membantu peserta didik, dalam
merencanakan, mengumpulkan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data. (3) Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta
didik atas kumpulan tugas secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok,
memerlukan refleksi peserta didik dalam proses pengerjaannya, dan dievaluasi.
(4) Penilaian tertulis, menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebaginya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian.
2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal
1) Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Ratna Megawangi (dalam Kesuma, 2011:4), pendidikan
karakter yaitu sebuah usaha yang dilakukan untuk mendidik anak-anak
agar mampu mengambil segala keputusan dengan bijak dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan
tersebut diharapkan mereka dapat memberikan konstribusi yang positif
kepada lingkungannya. Hampir sama dengan pendapat di atas, menurut
perilaku siswa agar mengetahui, mencintai, dan melakukan segala
kebaikan. Fokusnya pada tujuan-tujuan etika melalui proses
pendalaman apresiasi dan pembiasaan.
Berbeda dengan pendapat Listyarti, menurut Zubaedi (2011:17)
pendidikan karakter adalah segala usaha yang dilakukan dengan sengaja
(sadar) untuk mewujudkan suatu kebijakan. Namun menurut Wagiran
(2012), mengatakan bahwa kearifan (budaya) lokal untuk tujuan
pendidikan karakter merupakan karya akal budi, perasaan yang
mendalam, bentuk perangai, serta anjuran untuk kemuliaan manusia
sehingga semakin berbudi luhur seiring dengan pembentukan karakter
pada diri seseorang sesuai dengan budaya lokal. Kearifan lokal juga
memiliki konsepnya sendiri, seperti: (1) kearifan lokal adalah sebuah
pengalaman panjang, seperti kebiasaan perilaku seseorang; (2) kearifan
lokal tidak lepas dari lingkungan pemiliknya; dan (3) kearifan lokal itu
bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Sedangkan menurut Hatmoko dalam jurnal
penelitian Santhyasa (2010:Vol 2 No (3)) bahwa kebudayaan pada
dasarnya memiliki sifat sebagai sesuatu yang berubah-ubah, karena
memiliki aspek tradisi yang akan diwariskan oleh pribadi ke pribadi
lainnya.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah segala usaha yang dilakukan agar dapat
mereka menjadi dirinya sendiri sesuai dengan budaya dimana ia tinggal.
Dengan adanya pendidikan karakter siswa diharapkan mampu
menerapkan dan mempraktikan karakter yang dimilikinya dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik sesuai dengan budaya lokal yang
ada.
2) Tujuan Pendidikan Karakter
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Sedangkan menurut
Ellen G. White dalam Hidayatulloh mengemukan juga bahwa
pendidikan karakter adalah usaha pembangunan paling penting yang
pernah diberikan kepada manusia. Pendidikan karakter adalah tujuan yang
luar biasa dari sistem pendidikan yang benar (2010:12). Namun menurut
Mulyasa (2012:9), mengutarakan bahwa pendidikan karakter memiliki
tujuan untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil sebuah pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter-karakter dan ahklak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional itu sendiri yaitu untuk
membentuk manusia Indonesia yang utuh tak hanya memiliki kekuatan
dalam segi intelektual saja, melainkan juga yang memiliki nilai-nilai luhur
atau karakter lainnya. Mengingat pentingnya tujuan pendidikan karakter
ini maka penanaman nilai-nilai luhur melalui pendidikan karakter perlu
dilakukan sedini mungkin.
2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar
Seorang guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar terlebih
dahulu akan membuat rancangan kegiatan/pembelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru harus mampu menggunakan
model yang dianggap cocok untuk dikembangkan sesuai dengan keadaan
lingkungan sekolah. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan
dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen suatu
pembelajaran. Salah satu model yang mengakomodasi pengembangan perangkat
pembelajaran adalah model yang dikembangkan oleh Kemp.
Suatu model pengembangan pada dasarnya akan mengacu pada empat
komponen mendasar yaitu learners, methods, evaluation, and objectives
(Morrison, 2011:14). Model Kemp berusaha untuk mengintegrasikan keempat
komponen tersebut dengan modelnya. Pengintegrasian tersebut memunculkan
pengembangan perangkat pembelajaran Kemp ditunjukan pada gambar di bawah
ini.
Bagan 2.1 Bagan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp
yang Sudah Direvisi
Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp,
meliputi:
1. Identifikasi Masalah Pembelajaran
Tujuan dari tahap ini yaitu mengidentifikasi adanya kesenjangan antara
tujuan pembelajaran menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang ada
di lapangan. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan
dikembangkan, selanjutnya akan disusun sesuai dengan upaya mencapai
tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum tersebut.
Identifikasi Masalah Pembelajaran
Analisis Siswa
Evaluasi Formatif
Pelayanan Pendukung
Pemilihan Media atau Sumber Belajar
Strategi Pembelajaran Analisis Tugas
Merumuskan Indikator
Penyusunan Instrumen Evaluasi Evaluasi Sumatif
2. Analisis Siswa
Analisis siswa akan dilakukan agar dapat diketahui tingkah laku awal
serta karakteristik siswa meliputi ciri-ciri, kemampuan tertentu, dan
pengalaman baik dari individu maupun kelompok. Sebelum melaksanakan
segala proses pembelajaran di sekolah perlu adanya penilaian identifikasi
tingkah laku awal siswa. Identifikasi tingkah laku ini bertujuan untuk
mengidentifikasi keterampilan dan kemampuan tertentu yang dimiliki siswa.
Analisis siswa meliputi karakteristik juga perlu dilakukan selain identifikasi
tingkah laku. Analisis karakteristik meliputi kemampuan akademik, usia dan
tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman,
keterampilan psikomotorik, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial,
dan sebagainya. Semua analisis tersebut dilakukan agar perencanaan
pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.
3. Analisis Tugas
Dapat dikatakan bahwa analisis tugas atau tujuan merupakan analisis isi
suatu pelajaran, konsep, pemrosesan segala informasi yang akan digunakan
untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar yang diberikan
serta tujuan pembelajaran itu sendiri yang dituangkan ke dalam bentuk
Rencana Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
Dilakukan dengan cara mencermati kurikulum yang ada, mulai dari bahan
kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis besar perincian isi
pokok bahasan tersebut.
b. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi segala konsep utama
yang akan diajarkan dan disusun secara sistematis sesuai dengan urutan
penyajian dan merinci segala konsep yang relevan.
c. Analisis Prosedural
Analisis prosedural adalah analisis beberapa tugas yang akan dilakukan
dengan cara mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai
dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan
analisis prosedural tersebut.
d. Analisis Pemrosesan Informasi
Analisis pemprosesan informasi akan dilaksanakan dalam
pengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh siswa selama
pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan waktu.
4. Merumuskan Indikator
Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh dari
hasil analisis tujuan pada tahap 1. Namun menurut Kardi (2003:2),
pendasaran perumusan indikator berasal dari hasil analisis suatu
pembelajaran dan pengidentifikasian tingkah laku awal siswa tentang
pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah selesai
Indikator yang dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (a) alat untuk
mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan
cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan (c) panduan siswa dalam belajar.
5. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Penyusunan tes hasil belajar juga merupakan alat evaluasi untuk
mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa yang dibuat
guru, setelah kegiatan belajar mengajar selesai yang didasarkan pada jumlah
soal yang dijawab secara benar.
6. Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran didasarkan dari tujuan khusus yang
akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi pembelajaran meliputi: pemilihan
model, pendekatan dan metode, pemilihan format, yang dipandang mampu
memberikan konstribusi pengalaman bagi siswa yang berguna untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
a. Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai
dengan bahan kajian dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
b. Pemilihan Format
Pemilihan format secara umum yang dipilih dalam pengembangan suatu
perangkat pembelajaran meliputi, Buku Ajar (materi ajar), Lembar
7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran
Keberhasilan suatu pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan
sumber pembelajaran atau media yang digunakan. Jika sumber-sumber
pembelajaran yang dipilih dipertimbangkan dan dipersiapkan dengan matang,
maka akan memenuhi segala tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, seperti
mampu memotivasi siswa karena menarik dan menstimulasi perhatian pada
materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi
materi pelajaran dan keterampilan-keterampilan kinerja, membantu
pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta
memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual (Kemp, et al., 1994).
8. Pelayanan Pendukung
Selama proses pengembangan juga diperlukan layanan pendukung
seperti halnya berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan
tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan yang dapat
mendukung kegiatan belajar mengajar.
9. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif merupakan bagian terpenting dari segala proses
perencanaan pembelajaran yang mampu berfungsi sebagai alat pemberi
informasi kepada pengajar atau tim pengembang, sampai sejauh mana
program yang dijalankan sudah baik atau belum dalam mencapai berbagai
sasaran yang sudah ditentukan. Penilaian formatif dilaksanakan selama
10. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif berguna untuk mengukur tingkat pencapaian
tujuan-tujuan utama pada setiap akhir pembelajaran. Tes sumatif dapat dilaksanakan
dengan post test dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu.
11. Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi merupakan kegiatan untuk memperbaiki perangkat
pembelajaran yang sudah dibuat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengevaluasi dan memperbaiki segala rancangan yang sudah dibuat agar
lebih baik lagi dari pada sebelumnya.
Menurut Kemp (dalam Trianto, 2010:81), pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan
pembelajaran akan selalu berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.
Pengembangan perangkat ini mampu dimulai dari titik mana saja di dalam siklus
tersebut. Cunningsworth (1995:2-4) mengidenttifikasikan kriteria khusus yang
harus dimiliki sebuah bahan ajar yang dibuat agar layak dan baik untuk
digunakan. Kriteria tersebut yakni tujuan dan pendekatan (aim and approaches), desain dan pengorganisasian (design and organization), isi (content), topik
(topic), dan metodelogi (methodology). Kriteria-kriteria tersebut digunakan sebagai acuan untuk melakukan tahap evaluasi terhadap bahan ajar yang sudah
2.2 Penelitian yang Relevan
Berikut ini akan dijabarkan beberapa penelitian tentang pengembangan
bahan ajar, antara lain.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Pungki Martinaningsih (2013),
yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan pendidikan
Karakter untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” (skripsi tidak diterbitkan).Diperoleh hasil bahwa
bahan ajar yang dikembangkan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter
untuk keterampilan berbicara mendapatkan kualitas baik dan layak untuk
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.
Hasil diperoleh berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia,
pakar pendidikan karakter, dua guru Bahasa Indonesia kelas IV SD dan 10 siswa
kelas IV SDN Banteng. Hal tersebut dibuktikan dengan rerata produk yang
memperoleh skor 4,072 dan termasuk kategori “baik” ditinjau dari aspek (1)
tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan
berbahasa yaitu berbicara, (5) topik, dan (6) metodologi.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani (2013),
yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang terintegrasi dengan Pendidikan
karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” (skripsi tidak diterbitkan). Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk
keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV semester gasal. Hasil
diperoleh berdasarkan validasi dari pakar Bahasa Indonesia, pakar pendidikan
karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV SDN Pakem 4. Hal tersebut
ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,33 dan termasuk dalam kategori
“sangat baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan
pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan bahan ajar, (5) topik, dan (6)
metodologi.
Penelitian yang ketiga yang dilakukan oleh Agnes Arinjani (2013), yang
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”(skripsi tidak diterbitkan). Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau R&D. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
menghasilkan suatu produk prototipe berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter khusunya karakter ingin tahu, karakter mandiri, dan karakter
menghargai karya orang lain untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Produk yang dihasilkan berupa
bahan ajar. Bahan ajar ini telah divalidasi oleh pakar Bahasa Indonesia, pakar Pendidikan Karakter, dua guru Bahasa Indonesia kelas IV untuk mengetahui
kualitas produk. Produk yang sudah direvisi kemudian diuji cobakan kepada siswa
kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Bahan ajar yang dihasilkan termasuk dalam
kategori baik dengan skor rata-rata 4,01. Dengan demikian, bahan ajar yang
dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Penelitian keempat adalah jurnal artikel pendidikan oleh Arlitasari (2013)
yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan”. Berdasarkan penelitian diketahui pengembangan bahan ajar IPA terpadu berupa modul yang
berbasis salingtemas dengan tema biomassa sumber energi alternatif terbarukan
memenuhi kriteria baik. Penelitian keempat menggunakan pendekatan kualitatif
dengan didukung data kuantitatif ini merupakan penelitian pengembangan
berdasarkan model yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Data validasi berasal
dari validator yang terdiri dari 3 dosen ahli, 2 guru dan 10 siswa dari dua SMP.
Pengembangan Modul yang berbasis salingtemas dengan tema biomassa sumber
energi alternatif terbarukan telah berhasil diujicobakan dalam lapangan tahap awal
dan utama dengan hasil yang sangat baik.
Berdasarkan dari beberapa literatur penelitian relevan di atas, peneliti
belum menemukan penelitian tentang bahan ajar yang menggunakan
pembelajaran tematik terintegrasi yang mengacu pada Kurikulum 2013. Penelitian
di atas masih terbatas pada bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter saja. Oleh sebab itu, peneliti akan mengembangkan bahan ajar tematik
terintegrasi yang mengacu pada Kurikulum 2013, dengan menggunakan
pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal serta penilaian
otentik dalam menilai segala proses pembelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 yang dibuat oleh pemerintah untuk memperbaiki mutu
SD. Kurikulum 2013 yang sudah dibuat menerapkan pengajaran pembelajaran
dengan sudah tidak mengkotak-kotakan setiap mata pelajaran, namun sudah
menerapkan pembelajaran tematik yang terintegrasi. Pembelajaran tematik
integratif yang akan diajarkan di sekolah-sekolah sangat membantu siswa dalam
pemahaman materi yang akan diterima dengan mudah, karena materi yang
diajarkan biasanya berdekatan langsung dengan kehidupan sehari-hari mereka,
terutama budaya yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Mata pelajaran yang
satu dengan lainnya akan saling melengkapi atau membaur menjadi satu tema
pembelajaran, sehingga secara tidak sadar siswa akan menempuh beberapa mata
pelajaran dalam satu hari.
Bahan ajar juga memiliki peranan penting bagi guru dan siswa untuk
kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, bahan ajar sepatutnya tersedia sebagai
mana mestinya yang berguna bagi guru untuk bahan referensi dalam
mempersiapkan segala hal dalam mengajar. Namun sebaliknya, karena Kurikulum
2013 masih terbilang baru, maka bahan ajar yang tersedia juga masih sedikit dan
belum memadai. Adapun bahan ajar yang sudah disediakan oleh pemerintah
masih terbilang sederhana dan masih dalam proses penyempurnaan. Oleh karena
itu, masih perlunya tambahan bahan ajar yang baru yang mengacu pada
Kurikulum 2013 sebagai tambahan referensi bagi guru dalam mengajar.
Bermula dari alasan tersebut, maka peneliti mengembangkan bahan ajar
yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar
dalam mempersiapkan kegiatan belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
2.4.1 Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan bahan ajar
subtema bahan-bahan makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar?
2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema bahan-bahan makanan mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut Pakar
Kurikulum 2013?
2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema bahan-bahan makanan mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas
IV yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013?
2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema bahan-bahan makanan mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut hasil uji