• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema bahan-bahan makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema bahan-bahan makanan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
287
0
0

Teks penuh

(1)

SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Bernadus Rangga Widyama

101134208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Bernadus Rangga Widyama

101134208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini peneliti persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan Roh Kudus-Nya

yang menyertai di setiap langkah.

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak R. Widyatmaka dan Ibu Sri Sumarsih

Yang selalu memberi dukungan dan mempercayaiku

Bernadetha Alfreri Nuko.W kakakku tercinta, kakak iparku Albertus

Wawan.S, serta sahabat-sahabatku tercinta

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dukungan, dan

keceriaan yang kalian berikan.

(6)

v

MOTTO

Barang siapa yang dapat menguasai dirinya sendiri adalah orang yang

budiman

- Alfreri Nuko-

Setiap orang adalah arsitek bagi dirinya sendiri

-Agnes Erni Setiati-

Merah hijaunya masa depanmu ditentukan oleh kegigihanmu kini

-Sukardi-

Jangan sia-siakan waktumu karena hidup ini hanya sekali dan

berusahalah menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari

(7)

Widyama-vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka sebagaimana karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Juni 2014

Penulis,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Bernadus Rangga Widyama

Nomor Mahasiswa : 101134208

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royality kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 19 Juni 2014

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Widyama, Bernadus Rangga. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bahan-bahan Makanan untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar untuk kelas IV yang mengacu pada Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar dengan subtema bahan-bahan makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan.

Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Penelitian ini dilaksanakan selama 11 bulan, dimulai dari bulan September 2013 hingga Juli 2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan guru kelas IV SDN Tegalrejo 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk memvalidasi kualitas bahan ajar. Validasi bahan ajar dilakukan oleh Pakar Kurikulum 2013, guru kelas IV SD dan siswa.

Hasil penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian model pengembangan Borg and Gall. Bahan ajar juga memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 di kelas IV SD Kanisius Pugeran. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk

adalah 4,25 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek (1)

tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.

(10)

ix

ABSTRACT

Widyama, Bernadus Rangga. 2014. The Development of Teaching Materials Referring to the Curriculum 2013 with Subtheme “Bahan-bahan Makanan” for 4th grade students of Primary School. Primary School Teacher Education Program.University of Sanata Dharma Yogyakarta.

This study began from the teacher’s need of instructional materials for 4th grade students which refered to the curicullum 2013. This research aims wereto (1) describe the procedures of developing teaching materials with subtheme

“bahan-bahan makanan” which refers to the Curriculum 2013 for 4th grade students of Primary School, (2) to describe validation results of the instructional materials quality of developed products.

This study used research and development method. The research procedure in this research used a modification Borg & Gall development model and Kemp instructional materials development model. The prosedures were divided into seven steps, there were (1) the potential and problems, (2) data gathering, (3) designing product, (4) validation, (5) revision of the design, (6) the design testing (7) the revision of the design. Subjects in the design testing were 10 students of 4th grade in Kanisius Pugeran primary school. This study was done on 11 months, started from September 2013 until July 2014. Data gathering instruments in this study were questionnaire interviews and questionnaire. The questionnaire interview wasused to analyze teacher of 4th grade in Tegalrejo 1 primary school need , while questionnaires were used to validate the quality of instructional materials. Validation teaching materials done by Curriculum 2013 Expert, teacher of 4th grade and students.

The result of this study was an instructional materials used procedure in the development of the modification development Kemp model and research step development Borg and Gall model. Teaching materials also had excellent quality and proper suitable to use in the learning process in Curriculum 2013 in for 4th grade in Kanisius Pugeran primary school. This was indicated by a mean score of 4,25 and the product was included in "very good" category based of some aspects; (1) the purpose and approach, (2) design and organization, (3) contents, (4) skills of teaching materials, and (5) methodology.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013

SUBTEMA BAHAN-BAHAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR” sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun

demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Bapak Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin

penelitian.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang

dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan

saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen penguji, terima kasih

atas saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Para dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuan dan saran yang

telah diberikan.

7. Ibu Theresia Mardinah, S.Si., selaku kepala sekolah SD Kanisius

(12)

xi

8. Bapak Florianus Wisnu, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Kanisius

Pugeran yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

9. Ibu Dra. Maslichah As’yari, M.Pd., Ibu Sufriyati, S.Pd., dan Bapak

Angga Setya.M, S.Pd., yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

untuk bersedia menjadi validator dalam penelitian dan pengembangan

bahan ajar ini.

10. Siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Pugeran yang dapat bekerja sama

dengan baik dalam pelaksanaan penelitian.

11. Orang tuaku yang terkasih, Bapak R. Widyatmaka dan Ibu Sri Sumarsih,

Kakakku Bernadetha Alfreri Nuko.W, A.Md.Kep., dan keluarga besarku

yang telah memberikan dukungan, kepercayaan dan kasih sayang.

12. Sahabat-sahabatku : Eka, Andreas, Huda, Tri, Bowo, Lia, Wulan,

Priyanti dan Mido terima kasih atas bantuan, perhatian dan motivasi yang

kalian berikan.

13. Teman-teman seperjuangan satu tema: Tri dan Dodik. Kalian luar biasa.

14. Semua teman-teman satu payung bahan ajar Kurikulum 2013 yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kerjasama, bantuan,

masukan, kritikan dan motivasi yang kalian berikan.

15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna

bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk

itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum 2013... 10

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 10

2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif ... 16

2.1.1.3Pendekatan Saintifik ... 18

2.1.1.4Penilaian Otentik ... 19

(14)

xiii

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 21

2. Tujuan Pendidikan Karakter ... 23

2.1.2Model Pengembangan Bahan Ajar ... 24

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran... 25

2. Analisis Siswa ... 26

3. Analisis Tugas ... 26

4. Merumuskan Indikator ... 27

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi ... 28

6. Strategi Pembelajaran ... 28

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ... 29

8. Pelayanan Pendukung ... 29

9. Evaluasi Formatif ... 29

10.Evaluasi Sumatif ... 30

11.Revisi Perangkat Pembelajaran ... 30

2.2 Penelitian yang Relevan... 31

2.3 Kerangka Berpikir ... 33

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Prosedur Pengembangan ... 37

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 38

3.2.2 Pengumpulan Data ... 39

3.2.3 Desain Produk ... 39

3.2.4 Validasi Desain ... 40

3.2.5 Revisi Desain ... 41

3.2.6 Uji Coba Desain ... 41

3.2.8 Revisi Desain ... 41

3.3 Jadwal Penelitian ... 42

3.4 Uji coba Produk ... 42

3.4.1Desain Uji Coba ... 43

(15)

xiv

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 43

3.4.4Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitan ... 48

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 48

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 51

4.1.2.1 Silabus ... 51

4.1.2.2 Rancangan Perencanaan Pembelajaran ... 52

4.1.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 53

4.1.2.4 Bahan Ajar ... 53

1. Sampul Depan ... 55

2. Isi ... 55

3. Penilaian dan Kunci Jawaban ... 58

4. Daftar Pustaka ... 59

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 59

4.1.3.1Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 60

4.1.3.2Data Validasi Guru SD Kelas IV ... 61

4.1.3.3Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 63

4.1.4 Kajian Produk Akhir ... 70

4.2 Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 78

5.3 Saran ... 78

DAFTAR REFERENSI ... 80

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 45

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 47

Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima... 59

Tabel 4.2 Kriteria skor Skala Lima ... 60

Tabel 4.3 Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 61

Tabel 4.4 Komentar Guru Kelas IV SD dan Revisi ... 63

Tabel 4.5 Komentar Siswa dan Revisi ... 69

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Model Pengembangan Jerold E. Kemp ... 25

Bagan 3.1 Bagan Tahap-tahap R & D menurut Borg & Gall ... 36

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Survai Kebutuhan ... 84

Lampiran 2. Hasil Wawancara ... 85

Lampiran 3. Jaring-jaring Indikator Bulanan ... 87

Lampiran 4. Jaring-jaring Indikator Minggu 3 ... 88

Lampiran 5. Jaring-jaring Indikator Harian ... 89

Lampiran 6. Silabus ... 90

Lampiran 7. RPP ... 126

Lampiran 8. Instrumen Validasi Pakar dan Siswa ... 220

Lampiran 9. Instrumen Persepsi Siswa ... 224

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 226

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV A SD ... 229

Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV B SD ... 232

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa ... 235

Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Validasi dan Uji Lapangan ... 237

Lampiran 15. Hasil Validasi ... 238

Lampiran 16. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 254

Lampiran 17. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 255

Lampiran 18. Foto-Foto Kegiatan ... 256

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk mencetak

anak-anak bangsa lebih berkualitas dan bermartabat. Pendidikan yang baik saat ini

adalah suatu sistem pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia

yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012:67).

Hal tersebut dibuktikan dengan fungsi pendidikan nasional dalam UU No. 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa

“pendidikan nasional mempunyai fungi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal tersebut menjelaskan bahwa setiap

program pendidikan yang disusun pemerintah harus terpadu dan sistematis agar

dapat membentuk atau membangun karakter yang baik dalam masyarakat.

Program pendidikan yang diadakan oleh pemerintah yaitu dengan

mengadakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Belajar merupakan

salah suatu kegiatan sadar untuk memperoleh pengetahuan dan membentuk

kebiasaan-kebiasaan yang baik. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berjalan

dengan baik, pemerintah harus memerlukan suatu alat yaitu kurikulum.

Kurikulum itu sendiri bersifat dinamis yang berarti kurikulum akan selalu

mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, masyarakat yang

(20)

2007:4). Tujuan dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan akan membawa

perubahan ke arah yang lebih baik lagi dan dapat menghadapi segala tantangan

zaman.

Oleh sebab itu, pemerintah sedang mengupayakan perubahan Kurikulum

dari Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini

diharapkan agar para guru mampu mengembangkan pembelajaran yang

terintegrasi dan mampu membangun karakter-karakter yang dimiliki oleh para

siswa secara maksimal. Pembelajaran tematik integratif itu sendiri merupakan

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa kompetensi dan mata

pelajaran ke dalam berbagai tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dalam

satu kali pertemuan. (Mendikbud, 2013:197). Selain itu, semua kegiatan belajar

mengajar siswa mengajar siswa menggunakan pendekatan sains. Aspek-aspek

yang dilihat dari pendekatan sains dalam pembelajaran yaitu seperti mengamati,

menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, serta mencipta

(Hidayat, 2013:21). Oleh sebab itu, agar semua aspek yang diharapkan dapat

terlihat, maka pada Kurikulum 2013 ini, pemerintah menggunakan penilaian

otentik untuk menilai segala aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian

otentik merupakan suatu bentuk penugasan yang menghendaki pembelajar untuk

menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan

esensi ilmu pengetahuan serta keterampilan (Nurgiyantoro, 2011:25). Penilaian

tersebut juga didukung dengan pendapat Adisusilo (2012:98), bahwa

“pembelajaran yang baik yaitu adanya penekanan pada usaha membantu siswa

(21)

informasi yang didapat pada akhir pembelajaran.” Jadi guru tidak hanya menilai

hasil penguasaan pengetahuan yang didapat siswa saja, melainkan guru menilai

semua aktivitas proses belajar siswa dari awal sampai akhir pembelajaran.

Penilaian juga melihat dari semua segi, baik itu dari segi penguasaan pengetahuan

dan keterampilan, serta dapat diakumulasikan menjadi satu nilai pada lembar

penilaian portofolio.

Pembelajaran yang dilaksanakan harus mengacu pada kurikulum, terutama

bahan ajar yang akan digunakan untuk mengajar tidak melenceng dari tujuan

kurikulum itu sendiri. Bahan ajar sangat berperan penting dalam proses belajar

mengajar. Pemilihan maupun pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan

tuntutan tujuan pembelajaran dapat memotivasi siswa dengan menarik stimulus

perhatian siswa, keterampilan kinerja serta pembentukan sikap dalam memahami

materi pembelajaran (Trianto, 2012:88). Bahan ajar yang sudah ada juga harus

mampu dikembangkan secara maksimal oleh guru, sehingga proses belajar

mengajar diharapkan dapat berpusat pada siswa bukan malah berpusat pada guru.

Namun bahan ajar yang sudah disediakan oleh pemerintah masih ada beberapa

kekurangan. Sebaiknya di sini guru harus bisa mengembangkan bahan ajar yang

sudah ada dengan menyesuaikan keadaan lingkungan sekolahan serta

karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh para siswa yang diajar, sehingga

semua kemampuan yang dimiliki siswa dapat berkembang secara maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN

Tegalrejo 1 yang dilaksanakan pada tanggal 9 September 2013, saat saya bertanya

(22)

Beliau menjawab, “saya belum begitu paham dan mengerti Kurikulum 2013

karena masih terbilang baru dan bahan ajar yang tersedia masih dalam tahap proses penyelesaian.” Rangkuman dari semua pertanyaan yang saya tanyakan dapat diambil kesimpulan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam

penerapan Kurikulum 2013, karena guru masih belum begitu paham dan

Kurikulum 2013 masih terbilang baru. Hal tersebut juga didukung dengan masih

terlalu sederhananya bahan ajar yang sudah dibuat oleh pemerintah. Bahan ajar

yang tersedia dinilai masih terlalu sederhana, karena masih dalam tahap proses

pematangan oleh pihak pemerintah.

Bahan ajar dikatakan terlalu sederhana, karena materi yang disajikan

dalam bahan ajar belum berbobot dan masih terlalu ringkas. Materi yang terlalu

ringkas ini, menimbulkan kesulitan guru dalam mengembangkan kegiatan belajar

mengajar yang mengintegrasikan mata pelajaran yang satu dengan lainnya

menjadi satu tema pembelajaran. Pendekatan sains dalam kegiatan belajar siswa

dalam bahan ajar yang sudah ada juga masih belum begitu nampak, sehingga

penilaian otentik yang nantinya untuk menilai kegiatan proses belajar siswa dari

awal hingga akhir sulit diterapkan oleh guru.

Guru mengungkapkan juga bahwa pada Kurikulum 2013 ini, pemerintah

mengharapkan guru agar mampu mengembangkan karakter pada setiap siswa

sesuai dengan budaya lokal yang ada. Pendidikan karakter yang diharapkan

pemerintahan dapat dikembangkan oleh guru juga mengalami hambatan. Bahan

ajar yang sudah ada diharapkan dapat membantu pembelajaran pendidikan

(23)

bahan ajar masih belum begitu nampak keterkaitannya dengan budaya lokal yang

ada di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, mau tidak mau guru harus pandai

mengembangkan kegiatan belajar mengajar seefektif mungkin, agar apa yang

menjadi tujuan dari Kurikulum 2013 dapat tercapai semua. Hal ini juga harus

didukung dengan adanya tambahan referensi bahan ajar lainnya yang mengacu

Kurikulum 2013, karena bahan ajar yang sudah disediakan oleh pemerintah saat

ini masih terlalu sederhana dan sedikit.

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti akan mencoba memberi satu

solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti akan mencoba membantu

dengan mengembangkan sebuah produk berupa bahan ajar Kurikulum 2013 yang

mengintegrasikan semua mata pelajaran menjadi satu tema pelajaran. Bahan ajar

yang dikembangkan adalah subtema bahan-bahan makanan dengan spesifikasi

produk menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik,

penilaian otentik, dan pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Dengan begitu,

bahan ajar Kurikulum 2013 yang dikembangkan ini diharapkan dapat membantu

para guru dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada

Kurikulum 2013.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar subtema bahan-bahan

(24)

2. Bagaimana kualitas produk bahan ajar subtema bahan-bahan makanan

mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujan kegiatan ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar subtema

bahan-bahan makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema bahan-bahan

makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi.

1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa calon guru semakin terampil dalam mengembangkan

bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

2. Bagi guru

Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar yang mengacu

(25)

3. Bagi sekolah

Sekolah dapat memperoleh bahan ajar lain yang mengacu Kurikulum

2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

4. Bagi Prodi PGSD

Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk

mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk

siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.5 Batasan Istilah

1. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang menyatukan

berbagai mata pelajaran agar menjadi bulat dan utuh dengan

menggunakan sebuah tema atau topik tertentu. Pendekatan ini

merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

aktif menggali segala sesuatu yang baru, sehingga pembelajaran

lebih bermakna. Pengalaman pembelajaran yang bermakna

menumbuhkan pembelajaran semakin efektif.

2. Pendekatan saintifik adalah proses berpikir ilmiah dengan cara

penalaran induktif. Pendekatan saintifik yang dimaksudkan dalam

proses pembelajaran yaitu untuk memberikan segala pengalaman

nyata melalui proses kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

menalar, dan mengkomunikasikan untuk meningkatkan daya

(26)

3. Penilaian otentik adalah penilaian yang harus mencerminkan

segala sesuatu tentang masalah yang berkaitan dengan dunia nyata

atau kehidupan sehari-hari peserta didik. Penilaian otentik tidak

hanya mengukur atau menilai hasil akhir yang diperoleh siswa saja,

melainkan lebih menekankan pada penilaian proses dari awal

hingga akhir yang dilakukan oleh siswa.

4. Pendidikan karakter adalah upaya untuk membimbing pembiasaan

perilaku siswa agar dapat mengambil segala keputusan dengan cara

bijak dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan karakter dapat

membantu siswa menjadi pribadi yang utuh dan dapat memberikan

konstribusi yang positif dalam hubungannya dengan Tuhan,

sesama maupun dengan lingkungan sekitarnya.

5. Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari

setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: tema, subtema,

kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi/tindakan siswa,

rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan

daftar pustaka. Selain unsur tersebut harus ada, dalam bahan ajar

juga harus disediakan tempat untuk mengerjakan soal-soal latihan

(27)

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut

1. Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan

pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak

dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

2. Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

3. Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan

pendekatan saintifik.

4. Bahan ajar berbasis budaya lokal.

5. Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik.

(28)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum 2013

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

1) Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum menurut Hidayat (2013:21) yaitu suatu

rancangan bahan tertulis yang dibuat secara matang yang berisikan

beberapa uraian tentang progam-progam pendidikan suatu sekolah atau

madrasah yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan dari

tahun ke tahun. Berbeda dengan pendapat Hidayat, menurut Caswel dan

Campbell (dalam Hidayat 2013:21), bahwa kurikulum lebih dianggap

sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata yang dibuat dan terjadi

dalam proses pendidikan itu sendiri. Hampir sama dengan pendapat

Caswell dan Campbell, menurut Forum Mangunwijaya VII (2013:32),

kurikulum merupakan seluruh pengalaman yang akan direncanakan dan

dialami oleh seluruh siswa dalam poses belajar mengajar di lingkungan

pendidikan.

Namun menurut Arifin (2011:4), kurikulum yaitu segala kegiatan

dan pengalaman yang mencakup belajar seorang siswa serta segala sesuatu

yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa, baik berada di

(29)

sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Sedikit

berbeda dengan Arifin, menurut Hamalik (2007:18) kurikulum merupakan

segala perangkat rencana dan pengaturan seluruh isi serta bahan pelajaran

yang digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar. Lebih ditegaskan lagi pengertian kurikulum menurut

Undang-Undang No 20 Tahun 2003, yaitu segala perangkat perencanaan serta

pengaturan yang melibatkan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang akan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa pengertian kurikulum di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang sudah

direncanakan secara matang oleh pihak yang berwenang untuk menjadi

acuan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengembangan

kurikulum dari proses belajar mengajar sampai dengan tujuan

pembelajaran itu sendiri, harus memperhatikan seluruh aspek

perkembangan siswa. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan

kurikulum akan selalu berkembang menyesuaikan dengan

perkembangan zaman.

2) Rasional Kurikulum 2013

Segala strategi pengembangan pendidikan yang dibuat, rasionalnya

akan menambahkan jam pelajaran menyesuaikan dengan perubahan proses

(30)

pelajaran diadakan karena adanya kegiatan pembelajaran yang lebih

menyita banyak waktu siswa untuk mencari tahu segala halnya sendiri,

seperti konsep, teori, dan pemecahan suatu masalah.

Hal-hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013

adalah kecenderungan di negara-negara lainnya menambah jam pelajaran,

sedangkan di Indonesia relatif singkat. (Hidayat, 2013:126). Oleh sebab

itu, untuk memperbaiki proses belajar mengajar perlu adanya perubahan

proses penilaian dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya dengan

menambahkan jam pelajaran secara maksimal.

Oleh karena itu menurut Hidayat (2013:55-57) perubahan

kurikulum dilakukan karena alasan-alasan yang penuh pertimbangan,

antara lain: (1) Konten kurikulum lama masih terlalu padat dan tidak

sesuai dengan perkembangan usia anak, (2) kurikulum lama belum

sepenuhnya berbasis pada kompetensi yang sesuai dengan fungsi tujuan

pendidikan nasional sebenarnya, (3) kompetensi pada kurikulum lama

belum mampu menggambarkan secara holistik domain sikap,

keterampilan, dan pengetahuan, (4) beberapa kompetensi yang dibutuhkan

dalam perkembangan belum terakomodasi di dalam kurikulum lama, (5)

belum peka dan tanggap terhadap suatu perubahan sosial yang terjadi pada

tingkat lokal, nasional, maupun global, (6) standar proses pembelajaran

belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, sehingga

membuat pembelajaran berujung berpusat pada guru, (7) standar nilai

(31)

belum terlihat tegas dalam penilaiannya), dan (8) kurikulum lama masih

memerlukan dokumen-dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak

menimbulkan multi tafsir dalam menjawab. (timbul jawaban yang tidak

jelas)

Berbeda pandangan dengan Hidayat, sedangkan menurut Kunandar

(2014:22-23) kurikulum perlu dikembangkan karena 2 faktor yaitu

tantangan internal dan eksternal. Pertama (1) tantangan Internal, antara

lain terkait dengan beberapa kondisi pendidikan dengan adanya tuntutan

pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional

Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar

sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,

standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.

Tantangan internal lainnya yaitu adanya faktor perkembangan penduduk

Indonesia usia produktif yang semakin pesat. Oleh sebab itu, tantangan

terbesar yang dihadapi yaitu bagaimana caranya mengupayakan agar

sumberdaya manusia dalam tahap usia produktif ini dapat

ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan kompetensi dan keterampilan lewat pendidikan agar tidak

menjadi beban masyarakat sekitar.

Kemudian faktor kedua yaitu (2) tantangan eksternal, antara lain

berhubungan dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan

beberapa masalah sosial, lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan

(32)

pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi nantinya akan

menggeser beberapa pola hidup masyarakat yang sudah melekat sejak

lama mulai dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi industri dan

perdagangan modern. Tantangan eksternal lainnya juga terkait dengan

pergeseran kekuatan-kekuatan ekonomi dunia yang ikut andil

mempengaruhi dalam bidang pendidikan.

Tidak jauh berbeda dengan pandangan Kunandar, menurut

Kemendikbud (2013:72-81) pengembangan kurikulum perlu dilakukan

juga karena dua faktor, antar lain : (1) tantangan internal, faktor ini

berhubungan dengan kondisi pendidikan sekarang dengan tuntutan

pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional

Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi standar pengelolaan,

standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, serta standar

kompetensi lulusan. Negara indonesia juga memiliki Sumber Daya

Manusia (SDM) usia produktif yang melimpah, namun jika tidak

diimbangi dengan kualitas kompetensi dan keterampilan maka akan

menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu, tantangan terbesar

pemerintah yaitu bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang

melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki

kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan yang baik agar tidak

(33)

Faktor kedua yaitu (2) tantangan eksternal yang berkaitan dengan

tantangan masa depan (seperti: masalah lingkungan hidup, kemajuan

teknologi informasi), kompetensi yang diperlukan di masa depan (seperti:

kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih), persepsi

masyarakat (seperti: terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban

siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter), perkembangan

pengetahuan dan pedagogi, dan fenomena negatif yang semakin banyak

(seperti: perkelahian pelajar, narkoba, dan kecurangan dalam ujian).

3) Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen perubahan pada Kurikulum 2013 menurut Hidayat

(2013:127-129) menyangkut 4 standar yaitu standar kompetensi lulusan,

standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Dari keempat elemen

tersebut terdapat 7 elemen, antara lain (1) kompetensi lulusan yaitu

keseimbangan softskill dan hardskill yang meliputi aspek sikap, keterampilan, pengetahuan, (2) kedudukan mata pelajaran, diturunkan dari

mata pelajaran berganti menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari

kompetensi, (3) pendekatan, menggunakan pendekatan tematik integratif

dalam semua mata pelajaran, (4) struktur kurikulum, pelajaran berbasis

sains, jumlah mata pelajaran yang sebelumnya 10 menjadi 6 dan

menambah 4jp/minggu. (5) proses pembelajaran dan penilaian,

pembelajaran terfokus pada kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi

(34)

menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Selain itu, belajar

tidak hanya di dalam kelas melainkan di luar kelas juga, serta guru bukan

menjadi satu-satunya sumber belajar siswa, (6) penilaian, penilaian tidak

hanya dilihat dari acuan level KD, KI dan SKL, namun dilihat proses dari

awal hingga akhir dengan perubahan penilaian tes ke otentik, (7)

Ekstrakulikuler, pada kurikulum ini ada kegiatan di luar pembelajaran

yaitu kegiatan wajib seperti pramuka serta tidak wajib UKS, PMR, dan

Bahasa Inggris.

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif

Menurut Hidayat (2013:126), pembelajaran tematik yaitu pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema sebagai alat penyambung materi yang terdapat

pada mata pelajaran tertentu digabungkan pada mata pelajaran lainnya dalam satu

kali tatap muka. Usaha ini dilakukan untuk mengintegrasikan pengetahuan,

kemahiran, dan nilai pembelajaran yang kreatif. Sedikit berbeda dengan pendapat

Hidayat, menurut Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan salah satu

model pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik dari individu maupun kelompok diharapkan aktif

menggali segala sesuatu dan menemukan beberapa konsep baru serta keilmuan

secara holistik, bermakna, dan otentik. Pengalaman pembelajaran yang bermakna

ini memungkinkan pembelajaran semakin efektif.

Namun menurut Trianto (2011:147), pembelajaran tematik merupakan

(35)

tematik sama saja dengan pembelajaran terpadu yang menggunakan suatu tema

sebagai topik atau penyambung mata pelajaran tertentu dengan beberapa mata

pelajaran lainnya dalam satu kali pembelajaran. Sedangkan menurut Tim

Pengembang PGSD (2001:6) pembelajaran terpadu yaitu suatu pendekatan belajar

mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan sebuah

pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Berbeda dengan pendapat Tim

Pengembang PGSD, menurut Ujang (dalam Sukardi, 2003:109), pembelajaran

terpadu mempunyai satu tema yang aktual dan dekat dengan kehidupan

sehari-hari siswa.

Menurut Kemendikbud (2013:188), terdapat kelebihan pembelajaran

tematik terpadu atau integratif antara lain: (1) siswa memerlukan peluang

tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya, (2) menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi

dan mensintesis, (3) sangat relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan

belajar, (4) menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar

yang lebih bermakna, dan (6) memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda

(multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran tematik integratif di atas,

(36)

pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran tertentu yang saling

berkaitan ke dalam tema tertentu dalam satu kali pembelajaran. Tema yang

diambil disesuaikan dengan materi yang sedang ditempuh dan dekat dengan

kehidupan hari siswa. Tema pembelajaran dekat dengan kehidupan

sehari-hari siswa berguna agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik

Menurut Kemendikbud (2013:233), Kurikulum 2013 menekankan pada

penggunaan pendekatan saintifik atau ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran antara lain meliputi langkah-langkah pokok yaitu meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,

dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Namun hanya beberapa mata

pelajaran, materi atau situasi tertentu yang dapat diaplikasikan secara prosedural

dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

Pendapat Sudarwan (dalam Majid, 2014:194) hampir sama dengan

pendapat Kemendikbud, yaitu mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik

merupakan pendekatan yang mempunyai ciri-ciri pada hal pengamatan, penalaran,

penemuan, pengabsahan, serta penjelasan tentang suatu kebenaran (proses dalam

pendekatan ilmiah). Proses pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum 2013

yang baru ini menggunakan Pendekatan Saintifik (scientific), hal ini memiliki tujuan agar mampu memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,

(37)

Diperkuat lagi pendapat tentang pendekatan saintifik, berdasarkan

pendapat Kemendikbud (2013:211), pembelajaran dengan pendekatan saintifik

lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Langkah-langkah

pembelajaran saintifik itu sendiri sebagai berikut, (1) mengamati yaitu dengan

menyajikan beberapa media obyek secara nyata sehingga siswa terpacu rasa ingin

tahunya untuk aktif bertanya; (2) menanya yaitu dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk meningkatkan dan mengambangkan sikap, keterampilan, dan

pengetahuannya dengan cara mengajukan suatu pertanyaan selama suatu proses

pembelajaran; (3) menalar dengan merujuk pada kemampuan mengelompokkan

ide-ide kreatif dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk dimasukkan ke

dalam ingatan siswa.; (4) keempat adalah hubungan antar fenomena untuk

mempertajam daya nalar siswa; lalu (5) kelima, mencoba dengan mengajak siswa

melakukan suatu percobaan selama proses pembelajaran untuk meningkatkan

keterampilan siswa.

Pendekatan saintifik menurut beberapa pendapat di atas berarti proses

pembelajaran yang memberikan segala pengalaman nyata dalam kegiatan belajar

siswa. Kegiatan belajar mengajar yang nyata dapat dituangkan dalam kegiatan

mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan segala hal

yang diperoleh siswa untuk meningkatkan daya kreativitas siswa itu sendiri.

2.1.1.4 Penilaian Otentik

Menurut Muslich (2011:2), penilaian otentik adalah jenis penilaian yang

(38)

dimilikinya agar dapat memicu pembentukan kompetensi yang sudah ditentukan,

seperti yang diterapkan dalam Standar kompetensi Lulusan (SKL), Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), maupun indikator, lebih mengarah

penilaian berbasis kompetensi. Namun berbeda dengan pandangan Muslich,

Johnson dalam Komalasari (2011:148), berpendapat bahwa penilaian otentik

memberikan kesempatan bagi siswa agar mampu menunjukkan apa yang telah

mereka pelajari atau temui selama proses belajar mengajar berlangsung.

Sedangkan menurut Komalasari (2011:147-148), penilaian otentik

merupakan suatu penilaian hasil belajar yang merujuk kepada situasi atau konteks

yang bersifat dunia nyata, yang memerlukan beberapa pendekatan yang berbeda

agar mampu memecahkan suatu masalah yang dapat memberikan kemungkinan

bahwa satu masalah mampu memiliki beberapa macam pemecahan. Sedangkan

menurut Kunandar (2014:35) penilaian autentik yaitu kegiatan dalam menilai

peserta didik ditekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik dari proses

maupun seluruh hasil yang diperoleh dengan berbagai instrumen penilaian

Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penilaian otentik

yaitu penilaian yang tidak hanya mengukur atau menilai hasil akhir yang

diperoleh siswa saja, melainkan lebih menekankan pada penilaian proses dari

awal hingga akhir yang dilakukan oleh siswa. Oleh sebab itu, dengan penilaian ini

diharapkan siswa mampu mengeksplor segala kemampuan yang ia miliki secara

maksimal, sehingga daya kreatifitas semakin berkembang sesuai dengan

(39)

Kemendikbud (2013:243-245) menegaskan lagi jenis-jenis penilaian

otentik ada empat, antara lain: (1) penilaian kinerja yaitu melibatkan partisipasi

siswa dalam menyelesaikan tugas dalam memenuhi aspek-aspek yang diharapkan,

(2) penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas-tugas yang

harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu yang sudah

ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat membantu peserta didik, dalam

merencanakan, mengumpulkan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan

penyajian data. (3) Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta

didik atas kumpulan tugas secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok,

memerlukan refleksi peserta didik dalam proses pengerjaannya, dan dievaluasi.

(4) Penilaian tertulis, menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami,

mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan

sebaginya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian.

2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal

1) Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Ratna Megawangi (dalam Kesuma, 2011:4), pendidikan

karakter yaitu sebuah usaha yang dilakukan untuk mendidik anak-anak

agar mampu mengambil segala keputusan dengan bijak dan

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan

tersebut diharapkan mereka dapat memberikan konstribusi yang positif

kepada lingkungannya. Hampir sama dengan pendapat di atas, menurut

(40)

perilaku siswa agar mengetahui, mencintai, dan melakukan segala

kebaikan. Fokusnya pada tujuan-tujuan etika melalui proses

pendalaman apresiasi dan pembiasaan.

Berbeda dengan pendapat Listyarti, menurut Zubaedi (2011:17)

pendidikan karakter adalah segala usaha yang dilakukan dengan sengaja

(sadar) untuk mewujudkan suatu kebijakan. Namun menurut Wagiran

(2012), mengatakan bahwa kearifan (budaya) lokal untuk tujuan

pendidikan karakter merupakan karya akal budi, perasaan yang

mendalam, bentuk perangai, serta anjuran untuk kemuliaan manusia

sehingga semakin berbudi luhur seiring dengan pembentukan karakter

pada diri seseorang sesuai dengan budaya lokal. Kearifan lokal juga

memiliki konsepnya sendiri, seperti: (1) kearifan lokal adalah sebuah

pengalaman panjang, seperti kebiasaan perilaku seseorang; (2) kearifan

lokal tidak lepas dari lingkungan pemiliknya; dan (3) kearifan lokal itu

bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan

perkembangan zaman. Sedangkan menurut Hatmoko dalam jurnal

penelitian Santhyasa (2010:Vol 2 No (3)) bahwa kebudayaan pada

dasarnya memiliki sifat sebagai sesuatu yang berubah-ubah, karena

memiliki aspek tradisi yang akan diwariskan oleh pribadi ke pribadi

lainnya.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah segala usaha yang dilakukan agar dapat

(41)

mereka menjadi dirinya sendiri sesuai dengan budaya dimana ia tinggal.

Dengan adanya pendidikan karakter siswa diharapkan mampu

menerapkan dan mempraktikan karakter yang dimilikinya dalam

kehidupan sehari-hari dengan baik sesuai dengan budaya lokal yang

ada.

2) Tujuan Pendidikan Karakter

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Sedangkan menurut

Ellen G. White dalam Hidayatulloh mengemukan juga bahwa

pendidikan karakter adalah usaha pembangunan paling penting yang

pernah diberikan kepada manusia. Pendidikan karakter adalah tujuan yang

luar biasa dari sistem pendidikan yang benar (2010:12). Namun menurut

Mulyasa (2012:9), mengutarakan bahwa pendidikan karakter memiliki

tujuan untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil sebuah pendidikan yang

mengarah pada pembentukan karakter-karakter dan ahklak mulia peserta

didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar

(42)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter pada dasarnya

sejalan dengan tujuan pendidikan nasional itu sendiri yaitu untuk

membentuk manusia Indonesia yang utuh tak hanya memiliki kekuatan

dalam segi intelektual saja, melainkan juga yang memiliki nilai-nilai luhur

atau karakter lainnya. Mengingat pentingnya tujuan pendidikan karakter

ini maka penanaman nilai-nilai luhur melalui pendidikan karakter perlu

dilakukan sedini mungkin.

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

Seorang guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar terlebih

dahulu akan membuat rancangan kegiatan/pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru harus mampu menggunakan

model yang dianggap cocok untuk dikembangkan sesuai dengan keadaan

lingkungan sekolah. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan

dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen suatu

pembelajaran. Salah satu model yang mengakomodasi pengembangan perangkat

pembelajaran adalah model yang dikembangkan oleh Kemp.

Suatu model pengembangan pada dasarnya akan mengacu pada empat

komponen mendasar yaitu learners, methods, evaluation, and objectives

(Morrison, 2011:14). Model Kemp berusaha untuk mengintegrasikan keempat

komponen tersebut dengan modelnya. Pengintegrasian tersebut memunculkan

(43)

pengembangan perangkat pembelajaran Kemp ditunjukan pada gambar di bawah

ini.

Bagan 2.1 Bagan Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp

yang Sudah Direvisi

Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp,

meliputi:

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tujuan dari tahap ini yaitu mengidentifikasi adanya kesenjangan antara

tujuan pembelajaran menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang ada

di lapangan. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan

dikembangkan, selanjutnya akan disusun sesuai dengan upaya mencapai

tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum tersebut.

Identifikasi Masalah Pembelajaran

Analisis Siswa

Evaluasi Formatif

Pelayanan Pendukung

Pemilihan Media atau Sumber Belajar

Strategi Pembelajaran Analisis Tugas

Merumuskan Indikator

Penyusunan Instrumen Evaluasi Evaluasi Sumatif

(44)

2. Analisis Siswa

Analisis siswa akan dilakukan agar dapat diketahui tingkah laku awal

serta karakteristik siswa meliputi ciri-ciri, kemampuan tertentu, dan

pengalaman baik dari individu maupun kelompok. Sebelum melaksanakan

segala proses pembelajaran di sekolah perlu adanya penilaian identifikasi

tingkah laku awal siswa. Identifikasi tingkah laku ini bertujuan untuk

mengidentifikasi keterampilan dan kemampuan tertentu yang dimiliki siswa.

Analisis siswa meliputi karakteristik juga perlu dilakukan selain identifikasi

tingkah laku. Analisis karakteristik meliputi kemampuan akademik, usia dan

tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman,

keterampilan psikomotorik, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial,

dan sebagainya. Semua analisis tersebut dilakukan agar perencanaan

pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya dapat dilaksanakan

dengan efektif dan efisien.

3. Analisis Tugas

Dapat dikatakan bahwa analisis tugas atau tujuan merupakan analisis isi

suatu pelajaran, konsep, pemrosesan segala informasi yang akan digunakan

untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar yang diberikan

serta tujuan pembelajaran itu sendiri yang dituangkan ke dalam bentuk

Rencana Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

(45)

Dilakukan dengan cara mencermati kurikulum yang ada, mulai dari bahan

kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis besar perincian isi

pokok bahasan tersebut.

b. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi segala konsep utama

yang akan diajarkan dan disusun secara sistematis sesuai dengan urutan

penyajian dan merinci segala konsep yang relevan.

c. Analisis Prosedural

Analisis prosedural adalah analisis beberapa tugas yang akan dilakukan

dengan cara mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai

dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan

analisis prosedural tersebut.

d. Analisis Pemrosesan Informasi

Analisis pemprosesan informasi akan dilaksanakan dalam

pengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh siswa selama

pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan waktu.

4. Merumuskan Indikator

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh dari

hasil analisis tujuan pada tahap 1. Namun menurut Kardi (2003:2),

pendasaran perumusan indikator berasal dari hasil analisis suatu

pembelajaran dan pengidentifikasian tingkah laku awal siswa tentang

pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah selesai

(46)

Indikator yang dirumuskan tersebut berfungsi sebagai (a) alat untuk

mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan

cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan (c) panduan siswa dalam belajar.

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar juga merupakan alat evaluasi untuk

mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa yang dibuat

guru, setelah kegiatan belajar mengajar selesai yang didasarkan pada jumlah

soal yang dijawab secara benar.

6. Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran didasarkan dari tujuan khusus yang

akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi pembelajaran meliputi: pemilihan

model, pendekatan dan metode, pemilihan format, yang dipandang mampu

memberikan konstribusi pengalaman bagi siswa yang berguna untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

a. Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai

dengan bahan kajian dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

b. Pemilihan Format

Pemilihan format secara umum yang dipilih dalam pengembangan suatu

perangkat pembelajaran meliputi, Buku Ajar (materi ajar), Lembar

(47)

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Keberhasilan suatu pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan

sumber pembelajaran atau media yang digunakan. Jika sumber-sumber

pembelajaran yang dipilih dipertimbangkan dan dipersiapkan dengan matang,

maka akan memenuhi segala tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, seperti

mampu memotivasi siswa karena menarik dan menstimulasi perhatian pada

materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi

materi pelajaran dan keterampilan-keterampilan kinerja, membantu

pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta

memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual (Kemp, et al., 1994).

8. Pelayanan Pendukung

Selama proses pengembangan juga diperlukan layanan pendukung

seperti halnya berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan

tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan yang dapat

mendukung kegiatan belajar mengajar.

9. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian terpenting dari segala proses

perencanaan pembelajaran yang mampu berfungsi sebagai alat pemberi

informasi kepada pengajar atau tim pengembang, sampai sejauh mana

program yang dijalankan sudah baik atau belum dalam mencapai berbagai

sasaran yang sudah ditentukan. Penilaian formatif dilaksanakan selama

(48)

10. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif berguna untuk mengukur tingkat pencapaian

tujuan-tujuan utama pada setiap akhir pembelajaran. Tes sumatif dapat dilaksanakan

dengan post test dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan ujian akhir untuk pelajaran tertentu.

11. Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi merupakan kegiatan untuk memperbaiki perangkat

pembelajaran yang sudah dibuat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengevaluasi dan memperbaiki segala rancangan yang sudah dibuat agar

lebih baik lagi dari pada sebelumnya.

Menurut Kemp (dalam Trianto, 2010:81), pengembangan perangkat

merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan

pembelajaran akan selalu berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.

Pengembangan perangkat ini mampu dimulai dari titik mana saja di dalam siklus

tersebut. Cunningsworth (1995:2-4) mengidenttifikasikan kriteria khusus yang

harus dimiliki sebuah bahan ajar yang dibuat agar layak dan baik untuk

digunakan. Kriteria tersebut yakni tujuan dan pendekatan (aim and approaches), desain dan pengorganisasian (design and organization), isi (content), topik

(topic), dan metodelogi (methodology). Kriteria-kriteria tersebut digunakan sebagai acuan untuk melakukan tahap evaluasi terhadap bahan ajar yang sudah

(49)

2.2 Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan dijabarkan beberapa penelitian tentang pengembangan

bahan ajar, antara lain.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Pungki Martinaningsih (2013),

yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan pendidikan

Karakter untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” (skripsi tidak diterbitkan).Diperoleh hasil bahwa

bahan ajar yang dikembangkan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter

untuk keterampilan berbicara mendapatkan kualitas baik dan layak untuk

digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal.

Hasil diperoleh berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia,

pakar pendidikan karakter, dua guru Bahasa Indonesia kelas IV SD dan 10 siswa

kelas IV SDN Banteng. Hal tersebut dibuktikan dengan rerata produk yang

memperoleh skor 4,072 dan termasuk kategori “baik” ditinjau dari aspek (1)

tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan

berbahasa yaitu berbicara, (5) topik, dan (6) metodologi.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani (2013),

yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang terintegrasi dengan Pendidikan

karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” (skripsi tidak diterbitkan). Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk

keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN

(50)

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV semester gasal. Hasil

diperoleh berdasarkan validasi dari pakar Bahasa Indonesia, pakar pendidikan

karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV SDN Pakem 4. Hal tersebut

ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,33 dan termasuk dalam kategori

“sangat baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan

pengorganisasian, (3) isi, (4) keterampilan bahan ajar, (5) topik, dan (6)

metodologi.

Penelitian yang ketiga yang dilakukan oleh Agnes Arinjani (2013), yang

berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”(skripsi tidak diterbitkan). Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau R&D. Tujuan dari penelitian tersebut adalah

menghasilkan suatu produk prototipe berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter khusunya karakter ingin tahu, karakter mandiri, dan karakter

menghargai karya orang lain untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Produk yang dihasilkan berupa

bahan ajar. Bahan ajar ini telah divalidasi oleh pakar Bahasa Indonesia, pakar Pendidikan Karakter, dua guru Bahasa Indonesia kelas IV untuk mengetahui

kualitas produk. Produk yang sudah direvisi kemudian diuji cobakan kepada siswa

kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. Bahan ajar yang dihasilkan termasuk dalam

kategori baik dengan skor rata-rata 4,01. Dengan demikian, bahan ajar yang

dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

(51)

Penelitian keempat adalah jurnal artikel pendidikan oleh Arlitasari (2013)

yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan”. Berdasarkan penelitian diketahui pengembangan bahan ajar IPA terpadu berupa modul yang

berbasis salingtemas dengan tema biomassa sumber energi alternatif terbarukan

memenuhi kriteria baik. Penelitian keempat menggunakan pendekatan kualitatif

dengan didukung data kuantitatif ini merupakan penelitian pengembangan

berdasarkan model yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Data validasi berasal

dari validator yang terdiri dari 3 dosen ahli, 2 guru dan 10 siswa dari dua SMP.

Pengembangan Modul yang berbasis salingtemas dengan tema biomassa sumber

energi alternatif terbarukan telah berhasil diujicobakan dalam lapangan tahap awal

dan utama dengan hasil yang sangat baik.

Berdasarkan dari beberapa literatur penelitian relevan di atas, peneliti

belum menemukan penelitian tentang bahan ajar yang menggunakan

pembelajaran tematik terintegrasi yang mengacu pada Kurikulum 2013. Penelitian

di atas masih terbatas pada bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter saja. Oleh sebab itu, peneliti akan mengembangkan bahan ajar tematik

terintegrasi yang mengacu pada Kurikulum 2013, dengan menggunakan

pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal serta penilaian

otentik dalam menilai segala proses pembelajaran.

2.3 Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 yang dibuat oleh pemerintah untuk memperbaiki mutu

(52)

SD. Kurikulum 2013 yang sudah dibuat menerapkan pengajaran pembelajaran

dengan sudah tidak mengkotak-kotakan setiap mata pelajaran, namun sudah

menerapkan pembelajaran tematik yang terintegrasi. Pembelajaran tematik

integratif yang akan diajarkan di sekolah-sekolah sangat membantu siswa dalam

pemahaman materi yang akan diterima dengan mudah, karena materi yang

diajarkan biasanya berdekatan langsung dengan kehidupan sehari-hari mereka,

terutama budaya yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Mata pelajaran yang

satu dengan lainnya akan saling melengkapi atau membaur menjadi satu tema

pembelajaran, sehingga secara tidak sadar siswa akan menempuh beberapa mata

pelajaran dalam satu hari.

Bahan ajar juga memiliki peranan penting bagi guru dan siswa untuk

kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, bahan ajar sepatutnya tersedia sebagai

mana mestinya yang berguna bagi guru untuk bahan referensi dalam

mempersiapkan segala hal dalam mengajar. Namun sebaliknya, karena Kurikulum

2013 masih terbilang baru, maka bahan ajar yang tersedia juga masih sedikit dan

belum memadai. Adapun bahan ajar yang sudah disediakan oleh pemerintah

masih terbilang sederhana dan masih dalam proses penyempurnaan. Oleh karena

itu, masih perlunya tambahan bahan ajar yang baru yang mengacu pada

Kurikulum 2013 sebagai tambahan referensi bagi guru dalam mengajar.

Bermula dari alasan tersebut, maka peneliti mengembangkan bahan ajar

yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar

(53)

dalam mempersiapkan kegiatan belajar mengajar dan membantu siswa dalam

menangkap pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan bahan ajar

subtema bahan-bahan makanan mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa

kelas IV Sekolah Dasar?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema bahan-bahan makanan mengacu

Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut Pakar

Kurikulum 2013?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema bahan-bahan makanan mengacu

Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas

IV yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar subtema bahan-bahan makanan mengacu

Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut hasil uji

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ..........................................................................
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman inang yaitu tomat dan cabai dapat bersimbiosis dengan CMA yang ditandai dengan adanya kolonisasi pada masing-masing akar, berupa