• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS SERTA HASIL BELAJAR PADA PENGAJARAN LARUTAN DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS SERTA HASIL BELAJAR PADA PENGAJARAN LARUTAN DI SMA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

iii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS SERTA

HASIL BELAJAR PADA PENGAJARAN LARUTAN DI SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh;

MANGATUR PARSAORAN SIMBOLON

NIM. 8116142011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Mangatur Parsaoran Simbolon. NIM 8116142011. Pengembangan Media Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Kemandirian dan Kerja Keras Serta Hasil Belajar Pada Pengajaran Larutan di SMA. Tesis. Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini bertujuan menentukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kimia, karakter kemandirian, dan karakter kerja keras siswa pada materi kimia larutan di SMA.. Populasi penelitian adalah seluruh SMA Negeri yang memiliki kurikulum, materi ajar, tingkat kelas yang sama. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sampling purposif, yaitu SMA Negeri 1 Balige dan SMA Negeri 1 Laguboti masing-masing sebanyak 3 kelas. Kelas eksperimen 1 diberi pembelajaran dengan model pembelajaran-1, kelas eksperimen 2 diberi pembelajaran dengan model pembelajaran-2 dan kelas eksperimen 3 diberi pembelajaran dengan model pembelajaran-3. Teknik analisis data menggunakan one way Anova dengan SPSS 19 for windows pada taraf signifikansi α = 0,05.

(5)

ii

ABSTRACT

Mangatur Parsaoran Simbolon. NIM 8116142011.Inovative Learning Media Development to Improve Kerja keras Character And Cooperative Character and Also Learning Outcomes to Content Solution Chemistry in High School. Thesis. Chemistry Education Studies Graduate Program, State University of Medan. 2013.

This study aims to determine the learning model to improve learning outcomes chemistry, self confidence character, and character-cooperatife of students in the material solution chemistry in high school. This study was conducted in high schools in the Toba Samosir Residence. The study population was all high schools. The samples were taken by purposive sampling, ie SMA 1Balige and SMA 1 Laguboti respectively 3 classes. Class 1 given experimental model of learning with 1, class 2 given experimental model of learning-learning with classroom experiments 2 and 3 were learning-learning with the learning-learning model-3. Analysis using one-way ANOVA with SPSS 19 for windows at significance level α = 0.05.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Kemandirian dan Kerja Keras Serta Hasil Belajar Pada Pengajaran Larutan Di SMA״, ini telah selesai disusun.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M. Si sebagai pembimbing II yang tidak henti-hentinya memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis dari awal sampai selesainya penulisan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih para dosen penguji yaitu kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS, Bapak Dr. Mahmud, M. Sc dan Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M. Si atas saran-saran dan pengetahuan yang diberikan dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M. Pd selaku Direktur Pascasarjana Unimed, para Asisten Direktur beserta staf, demikian juga kepada bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M. Si dan bapak Dr. Mahmud, M. Sc selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Magister Pendidikan Kimia yang banyak membantu selama penulis menjalani studi di Program Pascarjana ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan juga kepada seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tidak terhingga kepada penulis sehingga bermanfaat bagi peningkatan wawasan dan kreativitas penulis serta bantuan-bantuan yang diberikan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

(7)

vii

kepada teman-teman seperjuangan selama perkuliahan yaitu terkhusus Abanganda Hendra Simanjuntak dan Hendra Tambunan, Ahmad Yazid, Ion Genenesis Situmorang Ainun Mardhiah, Amalia Fitrah, Dina Fernata Purba, Marni Aritonang, Mahmuda, Yusraini Nasution, Syafitri Halifah, Nova Irawati Simatupang, Mutiara Agustina NST, Makharany Dalimunthe, Ndameken Tarigan, Suyit Ratno, Teuku Badlisyah, Mellyzar, Eka Raja Desputra yang tergabung dalam Gen XX Chem_Edu atas kerjasama dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Teristimewa buat kedua orang tua tercinta penulis, M. Simbolon dan R. Br. Tampubolon dan saudaraku- saudaraku yang terkasih yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat waktu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam upaya penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis selalu menerima saran dan kritik yang bersifat mambangun sehingga membuat tesis ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata penulis berharap bahwa tesis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

(8)

v

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 10

1.6 Manfaat Penelitian 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran Kimia 13

2.1.1 Hakekat Media Pembelajaran 13

2.1.2 Inovasi Media Pembelajaran 15

2.1.3 Media Mind Mapping 16

2.2 Pendidikan Karakter 19

2.2.1 Hakekat Pendidikan Karakter 19

2.2.2 Karakter Kemandirian 26

2.2.3 Karakter Kerja Keras 28

2.3 Hasil Belajar Kimia 29

2.4 Pembelajaran Kimia 30

2.4.1 Hakekat Inovasi Pembelajaran Kimia 30

2.4.2 Model Pembelajaran Direct Instruction 31

2.4.3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 35

2.5 Materi Kimia 39

2.5.1 Karakteristik Mata Pelajaran Kimia 39

2.6 Kerangka Konseptual 40

2.7 Hipotesis 42

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 44

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 44

3.3 Disain Penelitian 45

3.4 Variabel Peelitian 46

3.5 Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian 46

3.5.1 Tahap Persiapan 46

3.5.2 Tahap Pelaksanaan 47

3.6 Teknik Pegumpulan Data 49

3.6.1 Instrumen Penelitian 49

3.7 Uji Coba Instrumen Peelitian 50

3.7.1 Validitas Tes 50

(9)

vi

3.7.3 Daya Beda Butir Tes Hasil Belajar 51

3.7.4 Reliabilitas Tes 52

3.8 Teknik Analisis Data 53

3.8.1 Menghitung Tingkat Pemahaman Konsep (Hasil Belajar) 53

3.8.2 Pengujian Homogenitas Data 53

3.8.3 Pengujian Normalitas Data 53

3.8.4 Pengujian Hipotesis 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data 56

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 56

4.1.2 Deskripsi Kemandirian Dan Kerja Keras Serta Hasil Belajar 58

4.2 Uji Prasyarat Perlakuan Penelitian 61

4.2.1 Uji Normalitas Data 61

4.2.1 Uji Homogenitas Data 64

4.3 Uji Hipotesis 64

4.4 Pembahasan 74

4.5 Keterbatasan Penelitian 79

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan 80

5.2 Implikasi 82

5.3 Saran 84

(10)

vii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter 24

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 36

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 45

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 58

Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Sampel 62 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Postes Kelompok Sampel 63

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data Pretes 64

Tabel 4.6 Data Statistik ANOVA Hasil Uji Oneway ANOVA Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan

Model Pembelajaran Langsung Tanpa Media Mind Mapping Serta Model Pembelajaran Langsung

Dengan Media Mind Mapping 65

Tabel 4.7 Data Statistik Multiple Comparisons Hasil Uji Oneway ANOVA Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan

Model Pembelajaran Langsung Tanpa Media Mind Mapping Serta Model Pembelajaran Langsung

`Dengan Media Mind Mapping 66 Tabel 4.8 Data Statistik ANOVA Hasil Uji Oneway ANOVA

Karakter Kemandirian Siswa Yang Diajar Dengan

Model Berbasis Masalah Dan Model Pembelajaran Langsung Tanpa Media Mind mapping Serta Model Pembelajaran

Langsung Dengan Media Mind Mapping 68 Tabel 4.9 Data Statistik ANOVA Hasil Uji Oneway ANOVA

Karakter Kerja keras siswa Yang Diajar Dengan

Model Berbasis Masalah Dan Model Pembelajaran Langsung Tanpa Media Mind Mapping Serta Model Pembelajaran

Langsung Dengan Media Mind Mapping 69 Tabel 4.10 Hasil Uji Karakter dengan Hasil Belajar Siswa

Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 70 Tabel 4.11 Hasil Uji Karakter dengan Hasil Belajar Siswa

Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Berbasis Langsung

Tanpa Media Mind Mapping 71 Tabel 4.12 Hasil Uji Karakter dengan Hasil Belajar Siswa

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 48

Gambar 4.1 Distribusi Gain Hasil Belajar Siswa yang Diajar

dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah 59 Gambar 4.2 Distribusi Gain Hasil Belajar Siswa yang Diajar

dengan Model Pembelajaran Langsung 60 Gambar 4.3 Distribusi Gain Hasil Belajar Siswa yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen-1 89 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen-2 98 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen-3 111

Lampiran 4 Materi Larutan Asam Basa 125

Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal 135

Lampiran 6 Soal Instrumen Tes 136

Lampiran 7 Kunci Jawaban 143

Lampiran 8 Lembar Observasi Karakter Siswa 144

Lampiran 9 Uji Validitas Tes 146

Lampiran 10 Uji Reliabilitas Tes 147

Lampiran 11 Analisis Tingkat Kesukaran Soal 150

Lampiran 12 Analisis Daya Beda 151

Lampiran 13 Deskriptif Data Kelas Eksperimen 1 153

Lampiran 14 Deskriptif Data Kelas Eksperimen 2 154

Lampiran 15 Deskriptif Data Kelas Eksperimen 3 155

Lampiran 16 Perhitungan uji Normalitas, Homogenitas, Uji Hipotesis

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, secara langsung atau tidak langsung untuk menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003)

Banyak hal yang mempengaruhi upaya peningkatan mutu pendidikan, terkhusus proses belajar mengajar yang menjadi titik tumpu pendidikan itu sendiri. Salah satunya adalah rekomendasi Komisi tentang Pendidikan Abad Ke-21 (Commission on Education for the “21” Century) yaitu empat strategi dalam menyukseskan pendidikan. Keempat rekomendasi itu adalah: (1) learning to learn, memuat bagaimana pelajar mampu menggali informasi itu sendiri (2) learning to be,pelajar diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri, sereta

mampu beradaptasi dengan lingkungannya (3) learning to do,berupa tindakan atau aksi, untuk memunculkan ide yang berkaitan dengan sainstek dan (4) learning to be together, memuat bagaimana kita hidup dalam masyarakat yang saling

bergantung antara yang satu dengan yang lain, sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerjasama serta mampu untuk menghargai orang lain (Trianto, 2004).

(14)

2

Padahal, pada hakikatnya pendidikan dilaksanakan bukan sekedar untuk mengejar nilai, melainkan memberikan pengarahan kepada setiap orang agar dapat bertindak dan bersikap benar sesuai dengan kaidah-kaidah dan spirit keilmuan yang dipelajari. Pendidikan Indonesia diharapkan mampu menciptakan manusia yang berkarakter sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat (Syafinuddin, 2004)

Maka untuk menjawab tantangan itu, Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sekarang ini sudah mencanangkan Kurikulum Baru 2013 yang sekarang sudah selesai di uji publik. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP berkarakter. Maka yang diharapkan terjadi paradigma baru yaitu manusia yang berkarakter cerdas, yaitu manusia SDM yang memiliki prestasi belajar yang tinggi dan memiliki sikap-sikap terpuji seperti percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dn inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, berani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet, gigih, teliti, berinisiatif, visioner, bersahaja, bersemanagat, dinamis, hemat, efisien, menghargai waktu, penuh pengabdian, dediaktif, mampu mengendalikan diri, produktif, ramah, cinta keindahan, sportif, tabah, terbuka, dan tertib (Aunillah, 2011).

Dalam upaya membentuk karakter dan peningkatan hasil belajar siswa, seorang guru dituntut untuk mampu mengembangkan model pembelajaran yang merupakan hasil integrasi antara strategi pengajaran dengan media pengajaran. Model Pembelajaran memuat komponen system pembelajaran, dan unsure kegiatan yang dilakukan baik oleh guru dan siswa, yang menekankan pada keaktifan belajar siswa melalui guru yang aktif pula (Hakim, 2008). Maka dengan demikian semua unsur - unsur yang mampu menyebabkan terjadinya belajar harus dapat dirancang sedemikian sehingga tujuan utama pembelajaran tercapai.

(15)

3

filosofi yang jelas yaitu pembentukan karakter. Oleh karena itu menurut Prayitno dan Manullang (2010), inovasi pembelajaran harus tertuju pada pembentukan karakter belajar. Hal ini dikarenakan bahwa dalam pendidikan, karakter adalah segalanya. Oleh karena itu dalam penggunaan suatu model pembelajaran tentunya menghasilkan karakter.

Direct instruction adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2003). Demikian juga Arends (2008) mengatakan hal yang sama yaitu Direct Instrution merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa menuntaskan dua hasil utama pelajar yaitu penguasaan isi akademik yang distrukturisasikan dengan baik dan perolehan semua jenis ketrampilan. Berdasarkan hasil penelitian Sarsidi (2009), pembelajaran direct instruction disertai diskusi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran kimia materi pokok laju reaksi. Hal ini dapat dilihat melalui sikap positif siswa selama proses pembelajaran dan respon siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Setiawan, W., dkk yang menyatakan dengan model pengajaran langsung atau direct instruction, pengetahuan dan keterampilan dapat diterima dan terserap dengan baik oleh seluruh siswa. Dengan kata lain model pengajaran ini khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif. Dahar (1989) menyatakan bahwa pengetahuan deklaratif menyatakan pengetahuan apakah sesuatu itu, sedangkan pengetahuan procedural ialah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu.

(16)

4

Salah satu budaya karakter bangsa yang dapat ditanamkan pada peserta didik adalah karakter kemandirian dan kerja keras. Karakter kemandirian adalah satu dari delapan belas karakter yang harus ditanamkan di tingkat satuan pendidikan sekolah atau madrasah. Sedang karakter kerja keras merupakan karakter yang erat berhubungan dengan diri sendiri. Kedua karakter ini dianggap penting bagi proses pembelajaran di Indonesia.

Sejalan dengan masalah di atas, diperlukan cara pembelajaran terpadu yang dapat mengintegrasikan keterampilan kimia sebagai proses dan produk, mengembangkan pendidikan karakter peserta didik, dan dapat mengaplikasikan kimia dalam kehidupan sehari-hari, mampu mengintegrasikan aspek akademik/intelektual dengan aspek emosional dan spiritual siswa sehingga tujuan pembelajaran kimia yang ditetapkan pemerintah dapat dengan mudah tercapai.

Melalui pendidikan karakter, siswa akan dilatih untuk lebih menghargai dan menerapkan nilai-nilai yang ada sehingga dalam kehidupannya menjadi insan yang berbudi pekerti, berakhlak dan selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendidikan karakter pula, siswa akan dilatih mengembangkan kemampuan berpikir logis, yaitu mampu memecahkan masalah sehingga kelak menjadi insan yang tangguh, kreatif dan bermanfaat bagi alam semesta.

(17)

5

(Rumansyah dan Irhasyuarna, 2001). Demikian juga menurut Shakashiri (1991) dan Situmorang (2001) bahwa kenyataan yang dihadapi guru di sekolah bahwa siswa sering menganggap mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit, sehingga tidak jarang siswa sudah terlebih dahulu merasa tidak mampu dalam mempelajarinya. Akibatnya siswa kurang termotivasi terhadap mata pelajaran kimia secara umum masih belum sesuai yang diharapkan (Sinurat, 2008)

Suyono (2009) mengemukakan bahwa materi pelajaran kimia di SMA banyak terisi konsep-konsep yang cukup sulit dipahami siswa, karena menyangkut reaksi-reaksi kimia dan hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak dan dianggap oleh siswa merupakan materi yang relatif baru dan belum pernah diperolehnya ketika di SMP. Ashadi (2009) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar antara lain banyak konsep kimia yang bersifat abstrak. Siswa yang sedang mempelajari ilmu kimia, maka mereka sedang dihadapkan pada tiga level berfikir yaitu level berfikir makroskopik, mikroskopik dan lambang (representasional). Siswa pada umumnya tidak dapat berfikir lebih baik pada level mikroskopik dan lambang.

Salah satu materi kimia yang terdapat pada kurikulum SMA yaitu Larutan. Untuk kelas X berisi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sementara di kelas XI, topic larutan terdapat pada materi larutan asam-basa dan di kelas di kelas XII memuat sifat-sifat koligatif larutan. Dari hasil temuan peneliti ternyata hasil belajar Siswa kelas XI IPA SMA Negri 1 Balige pada nilai ulangan harian materi larutan asam-basa masih rendah.

(18)

6

yang baik harus dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dalam penyampaian materi pembelajaran (Situmorang dan Sinaga, 2006).

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta perhatian siswa sedemikian sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, A., dkk, 2011). Maka dengan kata lain media adalah alat yang dapat membantu memudahkan pekerjaan dalam hal ini menyampaikan pesan dalam proses belajar mengajar. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan.

Menurut Wibowo dan Sutjiono (2005) ada tujuh alasan mengapa sampai saat ini sejumlah guru enggan memakai media pembelajaran. Ketujuh alas an tersebut adalah (1) menggunakan media itu repot, (2) media itu canggih dan mahal, (3) guru tidak terampil menggunakan media, (4) media itu hiburan sedangkan belajar itu serius, (5) tidak tersedia disekolah, (6) kebiasaan menikmati ceramah/ bicara dan (7) kurangnya penghargaan dari atasan. Dari beberapa alasaan diatas tampak bahwa media belum dijadikan sebagai alat untuk membantu terlaksanakanya pembelajaran dengan baik.

Dewasa ini, telah dikenal media pembelajaran inovatif yaitu mind mapping (peta pikiran). Mind mapping dapat membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan meringkas materi-materi pelajaran menjadi beberapa lembar mind mapping yang jauh lebih mudah dapat dipelajari dan diingat oleh siswa. Melalui mind mapping, seluruh informasi- informasi kunci dan penting dari setiap bahan pelajaran dapat diorganisir dengan menggunakan struktur radian yang sesuai dengan mekanisme kerja alami otak sehingga lebih mudah untuk dipahami dan diingat.

(19)

7

Menurut Windura (2008), saat seseorang menggunakan mind map, berarti saat itulah seseorang sedang mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik otaknya. Dengan demikian, penggunaan mind map akan menjamin tingkat kreativitas tertinggi dan akan menghasilkan kualitas terbaik dalam suatu pekerjaan. Kimia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan kreativitas siswa, karena itu dalam pembelajaran kimia guru seharusnya tidak hanya mentransfer pengetahuan saja, tetapi mendorong berkembangnya pemahaman terhadap nilai-nilai itu sendiri. Melalui cara ini daya imajinasi, kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, terbuka dan rasa ingin tahu dapat dikembangkan. Hasil penelitian Tiawan Sukma (2012) menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan tumbuh berkembangnya sikap tanggung jawab siswa yang diajarkan dengan media berbasis komputer dibandingkan dengan peta konsep pada pembelajaran koloid. Hasil penelitiannya juga menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan strategi Direct Instruction dibandingkan dengan Cooperative Learning pada pembelajaran koloid.

Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan suatu penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran direct instruction dengan media mind mapping terhadap karakter kemandirian dan kerja keras untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kimia Larutan. Untuk itu penulis mengajukan studi penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Kemandirian Dan Kerja Keras Serta Hasil Belajar Pada Pengajaran Larutan Di SMA”

1. 2. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Mengapa pendidikan belum berjalan seimbang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat? 2. Mengapa penggunan media dan strategi dalam pembelajaran kimia

(20)

8

3. Mengapa pembelajaran umumnya berlangsung secara konvensional? 4. Mengapa tuntutan penanaman nila-nilai karakter bangsa dalam

pendidikan?

5. Mengapa siswa masih menganggap pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang sulit, tidak menarik dan membosankan?

6. Mengapa hasil belajar kimia pada topik Kimia Larutan masih tergolong rendah?

1. 3. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu dan biaya maka pengembangan media pembelajaran interaktif ini dibatasi pada ruang lingkup yang dapat dijangkau oleh peneliti.

Adapun yang menjadi ruang lingkup dari pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi kompetensi dasar “Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan”, pada kelas XI semester genap.

2. Media pembelajaran yang dikembangkan hanya dalam bentuk media mind mapping dengan pendekatan pembelajaran berbasis direct instruction

3. Penelitian ini dilakukan SMA Kelas XI IPA semester genap Tahun Pelajaran 2012/ 2013

4. Karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter kemandirian dan kerja keras

5. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif.

1. 4. Rumusan Masalah

(21)

9

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping dan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter kemandirian siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

6. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

(22)

10

8. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kemandirian dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping?

9. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kemandirian dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping?

10.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah?

11.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping?

12.Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja kerasdengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

(23)

11

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping dan model pembelajaran langsung

(direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter kemandirian siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

6. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan?

7. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kemandirian dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah)?

8. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kemandirian dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) tanpa media mind mapping? 9. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

karakter kemandirian dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping? 10.Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

karakter kerja keras dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah?

(24)

12

12.Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja kerasdengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan media mind mapping?

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi tenaga kependidikan secara umum dan menyeluruh untuk dapat menggunakan media mind mapping sebagai media pembelajaran.

2. Sebagai informasi bagi tenaga kependidikan yang dapat memperluas wawasan pengetahuan guru dan dapat dijadikan sebagai solusi menghadapi kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung.

(25)

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping pada materi Kimia Larutan.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan.

4. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping dan model pembelajaran langsung dengan media mind mapping pada materi Kimia Larutan.

5. Terdapat perbedaan karakter kemandirian siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung dengan media mind mapping.

6. Terdapat perbedaan karakter kerja keras siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping serta model pembelajaran langsung dengan media mind mapping.

(26)

81

8. Tidak tedapat hubungan yang signifikan antara karakter kemandirian dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping.

9. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kemandirian dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung dengan media mind mapping.

10.Terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah 11.Terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras dengan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung dengan media mind mapping.

12.Perpaduan antara model pembelajaran berbasis langsung dengan media mind mapping dapat melatih dan meningkatkan karakter kemandirian siswa karena

dapat melatih siswa untuk belajar memahami materi pelajaran karena siswa mampu membuat peta pikiran sesuai dengan contoh peta pikiran yang sudah disampaikan guru sehingga siswa lebih mudah mengembangkannya.

13.Siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung dengan media mind mapping cenderung lebih meningkatkan karakter kerja keras karena siswa

tertantang untuk membut peta pikiran materi pelajaran sesuai dengan pemahamannya. Sehingga dalam pelaksanaannya siswa bekerja keras dan bersemangat menyelesaikannya.

14.Hasil analisis data diperoleh bahwa setelah penerapan pembelajaran berbasis masalah rata-rata hasil belajar kimia siswa sebesar 67,33 ± 5,88. Sedangkan untuk siswa kelas eksperimen-2 setelah penerapan model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping rata-rata hasil belajar kimia siswa sebesar 63,44 ± 5,34. Sedangkan untuk siswa kelas eksperimen-3 setelah penerapan model pembelajaran langsung dengan media mind mapping rata-rata hasil belajar kimia siswa sebesar 70,94 ± 6,86.

(27)

82

16.Dari hasil analisis data diperoleh hasil analisis karakter kemandirian siswa untuk kelas eksperimen-1 adalah sebesar 36,16 ± 5,81, eksperimen-2 sebesar 37,27 ± 5,02 dan eksperimen-3 sebesar 40,64 ± 6,77.

17.Dari hasil analisis data diperoleh hasil analisis karakter kerja keras siswa untuk kelas eksperimen-1 adalah sebesar 18,89 ± 3,99, eksperimen-2 sebesar 20,10 ± 3,77 dan eksperimen-3 sebesar 21,05 ± 4,06

5.2. IMPLIKASI

Hasil pengujian hipotesis memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis langsung dengan media mind mapping memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa dibanding dengan model pembelajarn berbasis langsung tanpa media mind mapping. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar serta gain dari masing-masing.

Dalam model pembelajaran langsung dengan media mind mapping siswa mendapat kesempatan lebih untuk memperoleh informasi, penjelasan dan solusi yang mereka butuhkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dalam pembelajaran melaui mind map yang digunakan sebagai media dan siswa sendiri pun membuat peta pikiran sendiri tentang materi pelajaran asam basa. Sedangkan pada model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping, siswa cenderung memerlukan bimbingan guru dalam memecahkan

masalah karena sumber informasi yang dimiliki siswa hanyalah guru tanpa memperoleh media uuntuk memudahkannya memahami materi pelajaran.

Dalam penelitian ini terlihat bahwa karakter kemandirian dan kerja keras siswa yang diajar model pembelajaran langsungdengan media mind mapping jauh lebih baik dibanding siswa yang diajar model pembelajaran langsung tanpa media mind mapping jika dilihat dari akumulatif observasi karakter masing-masing.

(28)

83

belajar siswa. Siswa yang menggunakan media mind mapping cenderung lebih memiliki karakter kerja keras dengan segala informasi yang diterimanya dalam membantu memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dan dengan media mind map siswa lebih tertantang memhami materi dan membuat mind map

sendiri. Dengan langkah-langkah dan urutan dalam pemahaman materi melaui media mind map siswa lebih bekerja keras dalam menyelasaikannya.

Proses dan hasil belajar para siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis langsung menggunakan media mind mapping dengan tanpa menggunakan media mind mapping menunjukkan perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu penggunaan media pengajaran (khususnya media mind mapping) sangat dianjurkan untuk meningkatkan hasil belajar dan mempertinggi kualitas pengajaran. Penggunaan media mind mapping ini sangat tepat dalam meningkatkan hasil belajar dan pemahaman selama berlangsungnya proses pembelajaran. Karakter kemandirian dan kerja keras juga turut terbentuk dalam pembelajaran ini sehingga menghasilkan hasil belajar yang lebih baik pula.

(29)

84

5.3 SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Melihat penggunaan media mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa dengan memanfaatkan media mind mapping tersebut.

2. Dalam pembelajaran kimia, hendaknya guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep kimia, melainkan memberi pemahaman lebih bagaimana konsep tersebut terjadi, dipahami, dikuasai dan diaplikasikan. 3. Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru menyertakan pembentukan

(30)

85

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O., Ruhan, U. 2007. The effects of problem-based active learning in

science education on student’s academic achievement, attitude and concept

learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 3 (1): 71-78

Arends, (2008), Learning to Teach, Jilid 2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Arikunto, S., (2001), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto, S., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto, S., (2006), Prosdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta.

Arsyad, A., (2007), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Aunillah, N. I., (2011), Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Jearsey : Perason Education Inc.

Dahar, R.W, (1996), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta

Dale, E. 1996. Audio Visual Methods in Teaching, (3rd edition). New York : The Dryden Press

Dani, R., (2012), Perilaku Terpuji (Kerja Keras, Tekun, Ulet Dan Teliti), Kajian Tausyiah, http://dewandakwahbandung.com/buku-putih-kritik-evaluasi-dan-dekonstruksi/. Diakses tanggal 10 September 2012.

Davis, T.M., Shepherd, B., dan Zwiefelhofer, T., 2009, Reviewing for Exams: Do Crossword Puzzles Help in the Success of Student Learning, The Journal of Effective Teaching, 9 (3), 4-10.

(31)

86

Depdiknas. 2003. Kurikulum Mata Pelajaran Kimia. Jakarta : Depdiknas

Dewantara, K.,H., (1967), Bagian Kedua Kebudayaan, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Yogyakarta

Fogarty, R. (1997). Problem-based learning and other curriculum models for the multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light.

Hake, R. 1998, Interactive engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand student survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal Of Physics, 66, (1) 64-74

Hakim, L., (2008), Perenanaan Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung Hamalik, O., (2001), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan, Alumni, Bandung.

Hallinger, P., (2005), Integrating Learning Technologies and Problem-based Learning, Proceeding of Thr Second International Coference one Learning for Knowledge-Based Society, Bangkok, Thailand.

Herdian,, (2009), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT , http://herdy07.wordpress.com

Johnson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperativve and Competitive: Theory and Research. Edina, MN: Interaction Book Co

Joyce, B., dan Weil, M., (2000), Model of Teaching, Foreword by James, Wolfsixth Edition, Amerika.

Kardi dan Nur, (2003), Pembelajaran Kooperatif, Inversity Press, Surabaya Kelly, O.C., and Finlayson, O.E., (2007), Providing Solutions Through

Problem-based Learning for Undergraduated 1st year Chemistry Laboratory, Chemistry Educatiob Research and Practice, 8(3): 347-361

Kemp, F.E., (1995), Planning and Producing Audiovisual Materials, Harper and Row, New York.

Kiranawati, (2007), Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining, http://wywld/wordpress.com

(32)

87

Kodariah, T., (2008), Inovasi Pembelajaran Kimia dengan Inquiry Terbimbing Melalui Praktikum Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Prestasi Belajar Laju Reaksi SMAN 2 Klaten, JUrnal Pendidikan Dan Sains Vol. 2 No. 4, Klaten

Muhaimin, (2008), Karakteristik Strategi Belajar Kimia Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, Vol. 2, No. 1 Malang

Prayitno, dan Manullang, B (2010), Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan

Pulungan, I., (2006), Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan

Ram, P., (1999), Problem Based Learning in Undergraduated Education, Journal of Chemical Education, 76(8): 112-126

Rumansyah. 2001. Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia Karbon Melalui Strategi Peta Konsep ( Concept Mapping), 21 April 2005, (

http://www.depdikbud.go.id/jurnal 142/ rumansyah.html. diakses juli 2011

Rumansyah dan Irhasyuarna, Y., (2001), Prospek Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Kimia di Kalsel, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 029: 188-189

Sanjaya, W., (2008). Strategi Pembelajara Berorientasi Stadar Proses Pendidikan, Perpustakaan CSIS, Jakarta.

Sardiman, A. M., Raharjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito., (2008), Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sadiman, Arief, dkk., 2008, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.6. Rajawali, Jakarta.

Savery, J.R., (2006). Overview of Problem Based Learning; Definitions and Distinctions, The Interdisciplinary Journal of Problem Based Learning 1(1): 9-20

Sinurat, O., (2008), Pengaruh Media Komputer Dalam Pembelajaran Inquiry Pokok Struktur Atom Terhadap Prestasi Belajar Kimia Siswa SMA di Kabupaten Samosir, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Unimed, Medan

(33)

88

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta

Sudrajat, A., (2011), Model Pembentukan Kultur Akhlak Mulia Siswa SMP di Indonesia, Laporan Hasil Penelitian, FIS Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung

Sukma, T., (2012), Pengintegrasian Strategi Dan Media Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Materi Koloid, Tesis, Unimed Medan

Suroso, (2002), Ensiklopedi sains Dan Kehidupan, Jakarta: Tarity Samudera Berlian

Suyanto, (2010), Pedoman Pembinaan Akhlak Mulia Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler, Dikdasmen Kemendiknas, Jakarta

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya; Mas Media Buana Pustaka

Teti R, Rostikawati, (2008), Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Dan Kreatifitas Siswa.http://pkab.wordpress.com

Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktiviitik. Presentasi Pustaka, Jakarta

Wibowo, T., Sutjiono, A., (2005) Pendayagunaan Media Pembelajaran, Laporan Hasil Penelitian, SMP BPK Penabur, Tasikmalaya

Gambar

Gambar 3.1  Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem imunitas antara yang diajar menggunaan model pembelajaran berbasis masalah tipe CPS dengan tipe

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung , model

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran Peta

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran kooperatif

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rerata karakter kerja keras peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKPD tematik integratif ber- basis

Ada perbedaan yang sangat signifikan pada prestasi belajar fisika antara yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan yang diajar menggunakan

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah hasil belajar mahasiswa UPBJJ UT Medan yang diajar menggunakan media internet pada pembelajaran berbasis masalah lebih

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar matematika antara Peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran Role