• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kohesi dan Koherensi Dalam Wacana Bahasa Jepang (Kajian Pragmatik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kohesi dan Koherensi Dalam Wacana Bahasa Jepang (Kajian Pragmatik)."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

日本語

談話

結束性

一貫性

概要

タア ア

〇八四 〇一

文学部

日本文学科

タキ ス 教大学

ン ン

(2)

Universitas Kristen Maranatha

日本語 談話 結束性 一貫性 析

序論

談話 中 一連 文 あ 幾 フ 構成 い 文 文

フ フ 又 談話 アイ ア 一体 い 語

語 句 句 文 文 互い 結 合 あ ス 作 出

結束性 いう 橋 一方 一貫性 キス 作 出

世界 深層 あ 思想概念 構成 互い ッチ い メイ ー

結束性 記号 持 文法的結束性 語彙的結束性 あ 池

結束性 談話又 ス い 内容的 あ

情報 連続性 示 組 文法的 語彙的手 表示

文法的手 旧情報 内容 受

人称代 詞 指示詞 指示 先行 文 あ 部 省略

語 置 換え 接続詞 使用 語彙的手

語彙 反復 位語 位語間 反復 義語 反復

語彙的結束性 省略 位語 位語 類義語 い

(3)

Universitas Kristen Maranatha

結束性 文法的結束性 語彙的結束性 持 い 一貫性

い い 一貫性 文 的 社会的 知識 見 池

定義

一貫性 話者 う 共 知識 発話 結

付 又 談話 一 意味 要素 一 語 表現

間 関係 文法的 語彙的手 示 表面的 結 あ

結束性 対 一貫性 表面 現 話者 う 共

文 的 社会的 知識 通 発話 発話 関係 あ

本論

.結束性

.結束 談話

あ い あ 住 い

あ 日 い 山へ あ へ

繰 返 い あ あ 談話 結束

.結束 い 談話

対 教授 気 い い

教授 う ?

係 美衣 教授

(4)

Universitas Kristen Maranatha

う 質問 一般 あ 状態 返

飯 返 い 返 質問 適 い 談話

結束 い い

.指示

忘 傘

田中 置い い 昨日 午後 雨

持 帰 い忘 う。

会話 指示 あ 詞

示 指示語 あ 会話 あ 詞 忘 傘 あ

忘 傘 指示 言う

.省略

新聞 読

いいえ 読

省略 会話 う

新聞 読

いいえ 新聞 読

会話 主語 省略 主語 新聞 あ

.接続詞

教授 掃除 い 気 い

例文 あ 接続詞 第 文 あ ~ 前

(5)

Universitas Kristen Maranatha .代用

太郎 次郎 郎 う

例文 代用 う あ う 前 文

語 代わ

.繰 返

年 四 あ 私立 中学校 卒業 六 商業学校

卒業

例文 繰 返 卒業 あ 例文 中 卒業 回現

.類義語

私 中学生 頃 人生 い 考え う 父 母 働

続 い う い 貧 苦 い う?

貧乏 あえ 家庭 病気 い 家庭 幸 う 家庭 各家庭

い い 情 あ

談話 あ 類義語 貧 い 貧乏 あ 貧 い 貧乏 類似 意味

あ 類義語 あ

. 位語 位語

(6)

Universitas Kristen Maranatha

例文 位語 男 子 位語 あ 男 子 子供 部

男 子 位語 あ

.連語

帽子 い , 靴 い い , 着 着 い , 香水

例文 語 対象 連語 あ 帽子 対象 靴

着 着 う い あ 日本語 連語 例 あ

ッ ー 雪 白い 氷 冷 い 男 女 南 赤い 緑

対象 連語 あ

.一貫性

母 死 六年 正 卒中

年 四 あ 私立 中学校 卒業 六 商業学校

卒業 会社 九 支店 口 あ い

東京 学問 い

談話 話題 結 付 一連 一貫性 あ 話題 家族 状態

(7)

Universitas Kristen Maranatha 結論

談話 中 結束性 一貫性 大 要素 あ いい談話 深い 結束

性 一貫性 待 い 結束 い談話 あ 文

構造 前 文 対 適 い あ 談話 内容 読者 伝え

一貫 い談話 存在 得 い

序論 示 う 結束性 記号 持 い 談話 中 現 記

(8)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……….. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang masalah ……… 1

1.2Rumusan Masalah ……… 7

1.3Tujuan Penelitian ………. 7

1.4Metode Penelitian dan Teknik Kajian ………. 8

1.4.1 Metode Penelitian ………... 8

1.4.2 Teknik Penelitian ……… 8

1.5 Organisasi Penulisan ……… 9

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik ………. 10

2.2 Wacana ( 談話 ‘danwa’)………. 13

2.3 Kohesi ( 結束性 ‘kessokusei’)……… 16

2.3.1 Kohesi Gramatikal ( 文法的結束性 ‘bunpouteki kessokusei’)………. 18

(9)

Universitas Kristen Maranatha

2.3.1.2 Pelesapan 省略 ‘shouryaku’ ... 22

2.3.1.3 Konjungsi 語 ‘tsunagi go’ atau 接続 表現 ‘setsuzoku no hyougen’ ………. 23

2.3.1.4 Substitusi (代用 ‘daiyou’) ... 26

2.3.2 Kohesi Leksikal 語彙的 結束性 ‘goiteki no kessokusei’ ………... 27

2.3.2.1 Repetisi 繰 返 ‘kuri kaeshi’) ……… 27

2.3.2.2 Sinonim (類義語‘ruigigo’)……… 28

2.3.2.3 Hiponimi ( 関係 ‘jyouka kankei’)……… 28

2.3.2.4 Kolokasi 連語 ‘rengo’ ... 29

2.4 Koherensi (一貫性 ‘ikkansei’) ... 30

BAB III ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI DALAM WACANA BAHASA JEPANG 3.1 Wacana Tidak Kohesif Tetapi Koheren ……… 34

3.2 Wacana Kohesif dan Koheren ……….. 45

BAB IV SIMPULAN ……… 69

DAFTAR PUSTAKA ……… ix

(10)
(11)

xi

Univesitas Kristen Maranatha LAMPIRAN

DATA WACANA TIDAK KOHESIF DAN KOHEREN SERTA WACANA KOHESIF DAN KOHEREN

LAMPIRAN DATA WACANA TIDAK KOHESIF DAN KOHEREN

1. 「教授、スキーしたことあるの?」

“Shita koto aru youna ki mo surushi, hajimete no youna ki mo surushi.. .”

Hakkiri shinai.

“Profesor, pernah main ski?” “Gimana ya.”

“Ngga inget ya?”

“Perasaan pernah main,tapi rasanya juga seperti pertama kali main.. .” Tidak Jelas.

Itou san wa, mada beddo ni koshi kakete iru Mii no soba e iku to, ookina koe de sakenda.

(12)

xii

Univesitas Kristen Maranatha “Kenapa, nona Itou?”

Mii bertanya sambil setengah tidur.

Nona Itou, yang masih duduk di tempat tidur kemudian pergi ke sebelah Mii, lalu berteriak dengan suara yang keras.

“Gawat! Cepat bangunkan tuan Yumemizu!” (MKZ, 57)

3. それに対して教授は、どことなく元気がない。なんだかぐにゃぐにゃし ている。

「教授、どうしたの?」

しつけ係の美衣がきく。すると教授はひとこと。

「ごはん…。」とつぶ いた。

Sore ni taishite kyoujyu wa, doko tonaku genki ga nai. Nandaka gunya gunya shite iru.

“Kyoujyu, doushita no?”

Shitsuke gakari no Mii ga kiku. Suruto kyoujyu wa hitokoto,

“Gohan... .” to tsubuyaita.

Di samping itu Profesor, entah bagaimana seperti tidak sehat. Sepertinya sedang lemas.

“Profesor, kenapa?”

Petugas disiplin, Mii bertanya. Kemudian Profesor bergumam sepatah kata “Nasi... .”

Fuum... . Kangaeru koto ga oo sugite, matomaranai.

“Sore ni, mada aru yo. Kyou no keibu no hanashi. Rouransou kara, douyatte kazoku dzure ga kietaka?”

(13)

xiii

Univesitas Kristen Maranatha “Yappari watashi tachi wa, atama wo tsukau koto yori, karada wo tsukau koto yo ne.”

“Rahasia nenek sihir berjalan di langit itu kan.”

Hm... . terlalu banyak hal yang dipikirkan, tidak dapat diselesaikan.

“Lagi pula, masih ada. Pembicaraan Inspektur Polisi. Bagaimana membawa keluarga lenyap dari Rouransou (nama gedung)?”

“...”

“Bagaimanapun kami, lebih menggunakan badan daripada menggunakan kepala.”

“Te ga hanasenai no yo. Mai oopun no ondo, mite yo! “Kazari tsuke no jyunbi, kore de ii no?”

“Ai, origami no kusari, dondake tsukuru tsumori na no!” “Mai, tsumami guishicha dame!”

“Purezento tsutsundano, dare?”

“Haai, Ai deesu!

“Shinbunshi de tsutsumanaide yo ne!” “Hayaku shinaito, maniawanai wa yo!”

“Aa, mou, neko no te demo karitai kurai, isogashiiwa!”

“Sebentar, Mii, kuenya sudah jadi?”

“Tangannya sudah tidak bisa dipisahkan. Mai tolong lihat temperatur ovennya!”

“Persiapan menghias, ini sudah bagus?”

(14)

xiv

“Jika tidak lakukan dengan cepat, nanti tidak akan tepat waktu!” “Aa, rasanya ingin pinjam tangan kucing, sibuk!”

(MKZ, 254)

Jikan wa gogo roku ji. Paatii wo hajimeru noni mo, te goro na jikan da. “Jyaa, kyoujyu ni renraku suru wa yo.”

Mai ga, youkan e no chokutsuu itodenwa wo tori ageru.

Yobidashi ga wari no kauberu wo guwaran, guwaran to narasu kedo, dare mo denai.

Mai mengambil telepon benang yang terhubung langsung ke gedung.

Panggilannya adalah gemerincing dari bagian lonceng sapi, setelah membunyikan gemerincing, tetapi tidak ada siapa pun yang keluar.

“Apakah sedang tidur?”

“Apa sebaiknya dibuat terkejut dengan datang langsung?”

(15)

xv

Univesitas Kristen Maranatha 「顔に書いてあるから。」るみちゃんは言った。

「さすが占い師の娘だわ。」私は感心した。

“Oya ga fura fura shite iru to, kaette sou naru mono yo. Tonikaku hayaku shigoto wo motte hitori kurashi ga shita katta mono. Tokorode Hotaru chan wa, nande nande kaette kita no? Shitsuren demo shita no?

Ikinari sou iwarete, watashi wa sofaa kara ochi sou ni natta. “Nande wakaru no?”

“Kao ni kaite arukara.” Rumi chan wa itta.

“Sasu ga uranaishi no musume da wa.” Watashi wa kanshin shita.

“Ketika orang tua sedang terhuyung-huyung (keadaan ekonomi tidak stabil), seketika seperti menjadi berubah. Bagaimanapun juga harus cepat mendapatkan pekerjaan dan hidup seorang diri. Ngomong-ngomong, Hotaru chan, kenapa kembali pulang? Apakah patah hati juga?”

Tiba-tiba berkata demikian, saya menjadi seperti terjatuh dari sofa. “Kenapa tahu?”

“Karena tertulis di wajah.” Kata Rumi chan. “Memang anak peramal ya.” Saya menjadi kagum.

(HGM, 44-45) narimashita. Chichi to haha wa, hataraki tsudzukete iru noni, doushite itsu made mo mazushikute kurushii no darou?

Binbou ni aegu katei, byouki bakarishite iru katei, shiawase souna katei. Kaku

(16)

xvi

Univesitas Kristen Maranatha

Dari waktu SMP, saya menjadi berpikir tentang kehidupan manusia. Walaupun

ayah dan ibu terus bekerja, mengapa sampai kapan pun hidup miskin dan

menderita?

Keluarga yang terengah-engah dalam kemiskinan, keluarga yang baru saja

sakit, keluarga yang kelihatan bahagia. Masing-masing keluarga, ada

bermacam-macam keadaan. Manusia hidup, berkehidupan, hidup dengan

benar, sesungguhnya itu seperti apa? Ketika saya terlahir di dalam masyarakat,

saya mulai berpikir tentang bermacam-macam peristiwa aneh.

(HWH, 11-12)

9. 母が死んでから、六年めの正月に、お じも卒中でなくなった。

その年の四月に、おれはある私立の中学校を卒業する。六月に、兄は商

業学校を卒業した。兄はなんとか会社の九州の支店に口があって、いか

なければならん。おれは東京で、まだ学問をしなければならない。

Haha ga shinde kara, rokunen me no shougatsu ni, oyaji mo socchu de naku natta.

Sono toshi no shigatsu ni, ore wa aru shiritsu no chuugakkou o sotsugyousuru. Roku gatsu ni, ani wa shougyou gakkou o sotsugyoushita. Ani wa nantoka kaisha no Kyuushuu no shiten ni kuchi ga atte, ikanakerebanaran. Ore wa Toukyou de, mada gakumon o shinakerebanaranai.

Di tahun baru, tahun ke enam setelah meninggalnya ibu, ayah juga meninggal

karena serangan otak.

Bulan April di tahun itu, aku lulus dari SMP swasta. Di bulan Juni, kakak

lulus dari sekolah bisnis. Kakak berkata bahwa dia mendapatkan pekerjaan di

suatu perusahaan cabang Kyushu, dan harus pergi. Aku masih harus melanjutkan

pendidikan di Tokyo.

Fuyu yasumi mo owari, samui naka, san gakki ga hajimatta. Chouki kyuuka ake no jyuugyoutte no wa, hontouni tsurai.

Tokuni, watashi no kiraina eigo ya ongaku no jyugyou wa jigokune. Sumai

(17)

xvii

Univesitas Kristen Maranatha

Dalam udara dingin, semester 3 dimulai, libur musim dingin juga berakhir.

Kelas setelah libur panjang, benar-benar menyiksa.

Khususnya, kelas bahasa Inggris dan musik yang saya benci, seperti neraka ya.

Neraka mengantuk dan neraka dingin yang luar biasa, keduanya harus dilawan.

(MKZ, 13)

Gakkou gaeri ni Mai to Mii to machiawaseshite, chotto shoppingu. Sono ato wa, honya ya Cd ya san wo hiyakashite, ie ni kaetta. Watashi tachi wa, tonikaku

runrun kibun datta.

Sou, kono toki wa shiranakattano. Korekara no san renkyuu de, fushigina jiken ni makikomareru unmei ni attatte koto wo... .

Pulang sekolah janji bertemu dengan Mai dan Mii, lalu belanja sebentar.

Setelah itu, bercanda tentang pegawai toko buku dan toko CD, kemudian

pulang kerumah. Pokoknya kami serasa melayang.

Rupanya, pada waktu itu kami tidak tahu. Mulai dari sekarang di libur tiga

hari, ada takdir untuk terlibat dalam peristiwa aneh... .

(MKZ, 14) ousetsushitsu ni denki ga tsuite iru no ga mieta.

(18)

xviii

Univesitas Kristen Maranatha

basho wa, dekiru dake hairanai youni shite iru. (Dakara kyoujyuu wa, neru no mo, hon wo yomu no mo, shokuji wo suru no mo, zenbu hooru de suru.)

Setelah pulang ke rumah, kami mengintip gedung Profesor dari jendela kamar

lantai dua, lampu ruang penerima tamu kelihatan menyala.

Profesor biasanya tidak pernah bersih-bersih. Walaupun tidak melakukannya

sedikit pun tidak peduli. Tapi, berpikir agar seluruh gedung tidak kotor, begitu

masuk genkan (tempat terbuka setelah masuk rumah) langsung menuju aula,

tempat melakukan kehidupan sehari-hari, tempat selain itu, sebisa mungkin agar

tidak dimasuki. (Karena Profesor, tidur, membaca buku, maupun makan, semua

dilakukan di aula.) amari, kamatte moraenakatta seika, okaasan to otousan ga, shinde shimatte mo, amari, kanashii tomo omoimasen deshita. Ojisan no ie ni ittara, mata atarashii baaya ga, sewa o shite kureru no darou to, bonyari kangaete ita no deshita.

Mary suka melihat ibunya yang cantik dari jauh. Tetapi, karena tidak terlalu

mendapat perhatian, akibatnya walaupun ayah dan ibunya meninggal, tentu saja

(19)

xix

Saya sering melihatnya lho, di kolam Yamaoku. Tetapi, akhir-akhir ini tidak

melihatnya. Nampaknya di Jepang sudah punah ya.”

(HGM, 36)

Watashi wa tazuneta. Zenkai wa osoroshikute kikenakattanoda. Heya ni itta dakede, nandaka Rumi chan no jyouhou de onaka ga ippai ni natta youni natteshimatta.

(20)

xx

Univesitas Kristen Maranatha

“Uun, nihonjin. Mukou ni wa yuumeina furii sukuuru ga atte, ima wa ryuugakushinagara soko de baito shiteite, iroiro kyouiku no koto benkyoushini itteruno.”

sambil bekerja paruh waktu, pergi belajar bermacam-macam ilmu.

(HGM, 77) shitatte, mendoukusakutte, umaku dekiru mono jyanaishi, kotoni, roppyakuen no

kane de shoubai rashii shoubai ga yareru wakedemonakarou. Yoshiyareru toshitemo, imanojya, hito no mae e dete, kyouiku wo uketa to ibarenaikara, tsumari sonnani naru bakari. Shihon nado wa dou demo iikara, kore wo

gakushi ni shite benkyoushite yarou. Roppyakuen wo san ni watte, ichinen ni nihyakuen zutsu tsukaeba, sannenkan wa benkyou ga dekiru. Sannenkan

(21)

xxi

Univesitas Kristen Maranatha Sorekara, doko no gakkoue hairou to to kangaeta ga, gakumon wa umaretsuki doremo koremo sukidenai. Kotoni gogaku toka, bungaku toka iu mono wa, mappira gomenda. Shintaishi nado tokitewa, nijyuugyou aru uchi de ichi gyou mo wakaranai. Douse kiraina mononara, nani wo yatte mo onaji koto da to omottaga, saiwai butsuri gakkou no mae toori kakattara, “seitoboshuu” no koukoku ga deteitakara, nanimo en dato omotte, kisokusho wo moratte, sugu

nyuugaku no tetsudzuki wo shiteshimatta. Ima kangaeru to, kore mo oya yuzuri no muteppou kara okotta shissakuda.

Aku sambil tiduran berpikir tentang bagaimana menggunakan uang 600 yen ini.

Jika berdagang akan merepotkan, dan tidak akan berhasil, lagipula, sepertinya

tidak mudah berdagang dengan uang600 yen. Walaupun berhasil, sekarang, di

depan orang-orang, karena aku tidak bisa membanggakan diri telah menerima

pendidikan, singkat kata hanya menjadi seperti itu. Karena modal

bagaimanapun baik, maka ini aku gunakan sebagai biaya sekolah untuk belajar.

600 yen dibagi tiga, satu tahun 200 yen jika digunakan, dapat belajar selama tiga

tahun. Tiga tahun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, apapun bisa.

Kemudian, aku berpikir akan masuk sekolah yang mana, tetapi aku dari dulu

tidak suka pelajaran apapun. Terlebih lagi misalnya ilmu bahasa, atau

kesusastraan sama sekali tidak mau berbicara tentang itu lagi. Seperti puisi

modern, dari 20 baris yang ada, satupun aku tidak mengerti. Bagaimanapun jika

tidak suka, saya berpikir melakukan apapun sama saja, tetapi aku beruntung lewat di depan sekolah ilmu alam, karena ada pengumuman “Menerima Siswa Baru”, aku berpikir ini adalah jodoh, aku menerima lembar peraturan sekolah,

lalu segera melengkapi tata cara untuk masuk sekolah. Sekarang jika

dipikir-pikir, ini juga kesalahan yang diakibatkan karena kecerobohan yang diwariskan

(22)

xxii

Univesitas Kristen Maranatha Onna no ko no namae wa, Mearii Renokkusu to iimashita. Indo de umarete, zutto, Indo de kurashite kimashita.

Tokoro ga, korera ga hayatte, otousan mo, okaasan mo, korera de shinde shimatta node, Igirisu no inaka no Yookushaa ni sumu, shinseki no ojisan ni, hikitorareru koto ni natta no desu.

Onna no hito wa, Medorokku san to itte, ojisan no ie no seifu deshita. Mearii

wo Igirisu made okuritodokete kureta hito kara, hajimete, Mearii wo shoukai sareta toki, Medorokku san wa, “Nante, buaisouna, iyana ko darou.” To, omoimashita.

Nama anak perempuan itu adalah Mary Lennox. Lahir di India, dan

terus-menerus hidup di India.

Akan tetapi, kolera mewabah, karena ayah dan ibunya meninggal karena

kolera, sekarang dia tinggal di Yorkshire sebuah desa di Inggris, kini dia diasuh

oleh pamannya.

Perempuan itu dipanggil Nyonya Medrock, mantan pelayan rumah paman.

Pada waktu Mary sampai di Inggris dan diperkenalkan kepadanya, Nyonya

Medrock berpikir, “ Betapa, tidak ramahnya anak ini, anak yang menyebalkan.”

(23)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wacana merupakan rentetan kalimat yang saling berhubungan. Menurut

Djajasudarma (2006;1) satuan terkecil dalam wacana adalah klausa dan bagian lain

dalam sebuah wacana adalah kalimat dan paragraf.

Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan atau wacana yang terdiri dari

sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai

pengendali. Bentuknya berupa kalimat-kalimat tertulis yang dapat dilihat atau dapat

didengar jika diucapkan. Kalimat-kalimat tersebut menyatakan atau mengandung

makna atau informasi.

Makna atau informasi tersebut dapat tertulis dan ada pula yang lesap atau tidak

tertulis dalam wacana, dan ilmu yang digunakan untuk memahami makna sebenarnya

dalam informasi yang lesap adalah pragmatik (Yule; 1985; 127).

Pragmatik memiliki hubungan dengan wacana. Pragmatik berhubungan dengan

wacana melalui bahasa dan konteks. Di dalam hal ini dapat dibedakan tiga hal yang

selalu berhubungan, yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Sintaksis merupakan

hubungan antarunsur, semantik berhubungan dengan makna, dan pragmatik berkaitan

(24)

2

Universitas Kristen Maranatha Pragmatik mencakup deiksis, praanggapan (presupposition), tindak tutur (speech

acts) serta kohesi dan koherensi. Melalui kohesi, wacana dapat dilihat keserasian

unsur-unsur dalam kalimatnya, dan dengan koherensi dapat dipahami makna dalam

kalimatnya, seperti yang diungkapkan oleh Mugi Muryadi Harna (2002;40).

Kepaduan antara bentuk kalimat yang satu dengan yang lain dalam paragraf disebut kohesi. Sedangkan kepaduan hubungan antara makna atau informasi yang satu dengan yang lain dalam paragraf disebut koherensi. Paragraf yang memiliki kepaduan hubungan antarbentuk kalimat yang satu dengan kalimat yang lain disebut paragraf yang kohesif. Paragraf yang memiliki kepaduan antarmakna pembentuknya disebut paragraf yang koheren.

Kalimat atau wacana bisa kohesif dan koheren dan bisa juga tidak kohesif tetapi

koheren. Berikut ini adalah contoh kalimat yang tidak kohesif tetapi koheren

(Djajasudarma, 2006: 45).

1. Ania dan Ade kawannya pergi ke kampus, karena ia harus mendaftar ulang.

Kalimat tersebut tidak kohesif karena kata ‘ia’ tidak jelas mengacu kepada siapa,

kepada ‘Ania’ atau ‘Ade’. Kalimat tersebut akan menjadi kalimat yang kohesif dan

koheren apabila sebagai berikut.

2. Ania dan Ade kawannya pergi ke kampus, karena Ade kawannya harus

mendaftar ulang.

Kalimat nomor 2 kohesif dan koheren. Kalimat tersebut menjadi kohesif dan

koheren karena adanya pengulangan kata yang sama yaitu pada kata ‘Ade kawannya’.

Seperti yang terlihat dari contoh kalimat tersebut kohesi dan koherensi dapat

(25)

3

Universitas Kristen Maranatha Sutedja Sumadipura dan Harmoni Syam (1996;44).

Kepaduan atau koherensi dapat dicapai susunan yang logis dan adanya perkaitan antarkalimat. Dengan kepaduan, pembaca dapat dengan mudah mengikuti pikiran penulis. Koherensi lebih ditekankan pada hubungan antarkalimat. Akibatnya, tak ada satu kalimat pun yang keluar dari permasalahan.

Demikian pula pengertian kohesi atau 結束性 ’kessokusei’ menurut Maynard

(1997:21) dan pengertian koherensi 一貫性 ‘ikkansei’ menurut Richards (2002:58)

adalah sebagai berikut.

結束性 :言語形式がテキストの中で文と文とのつながりを指す。

一貫性 :談話の意味、またはテクストの意味を結びつける関係。

Kessokusei: gengo keishiki ga tekisuto no naka de bun to bun to no tsunagari wo sasu.

Ikkansei: danwa no imi, matawa tekusuto no imi wo musubi tsukeru kankei.

Kohesi adalah bentuk bahasa yang menunjukkan pertalian antara kalimat dengan kalimat di dalam teks.

Koherensi adalah menyatukan hubungan arti dalam wacana, atau arti dalam teks.

Penanda kohesi dijelaskan lebih rinci oleh Koike (2003;227) yang mengutip

pernyataan Halliday dan Hasan. Mereka membagi 5 tipe penanda kohesi.

結束性とはテクストに内在する意味のつながりを指し、主に文法的 · 語

彙的な連鎖によって導かれる。英語における結束性には、次の5種類の

タイプがあるとされる。

Kessokusei to wa tekusuto ni naizaisuru imi no tsunagari wo sashi, omoni bunpouteki . goitekina rensa ni yottemichibikareru. Eigo ni okeru kessokusei ni wa, tsugi no 5 shurui no taipu ga aru to sareru.

Kohesi menunjukkan adanya pertalian makna yang melekat pada teks, pada umumnya dipimpin oleh rangkaian gramatikal dan leksikal. Di dalam bahasa Inggris kohesi ada 5 tipe.

(26)

4

Universitas Kristen Maranatha Referensi: A: “Dimana Jim?” B: “Dia di ruang istirahat.”

2. 代用 ‘daiyou’ (substitution): “This knife is blunt. Give me a sharp one.”

Substitusi: “Pisau ini tumpul. Berikan saya salah satu yang tajam.

3. 省略 ‘shouryaku’ (ellipsis): “Would you like to hear another new song?

Actually, I know five more ɸ.”

Pelesapan: “Maukah kamu mendengar lagu baru yang lain? Sebenarnya saya tahu lima yang lain ɸ.”

4. 接続 ‘setsuzoku’ (conjunction): “He was sleepy, but stayed up all night.”

Konjungsi: “Dia telah mengantuk, tetapi tetap terjaga sepanjang malam.”

5. 語彙的結束 ‘goiteki kessoku’ (lexical cohesion): “Taro’s bought himself a

new Pajero. He practically lives in the car.”

Kohesi leksikal: “Taro membeli sendiri sebuah Pajero baru. Dia hampir-hampir tinggal di dalam mobil.

Menurut Koike (2003;227) kohesi dalam setiap bahasa berbeda-beda. Begitu

pula dengan kohesi dalam bahasa Jepang.

結束の指向性は言語間で異なりうる。一般に英語の代名詞(「指示」の一 種)によるトピックの結束性は、日本語では人称代名詞の「省略」によ

って達成される(「言語イデオロギー」の項参照)。たとえば、A:「太郎

はどこ?」、B:「(ɸ)トイレだよ」。

Kessoku no shikousei wa gengokan de kotonari uru. Ippan ni eigo no daimeishi ([shiji] no isshu) ni yoru topikku no kessokusi wa, nihongo dewa ninshou daimeishi no [shouryaku] ni yotte tasseisareru ([gengo ideorogi] no kousanshou).

Tatoeba, A: [Tarou wa doko?], B: [(ɸ ) toiredayo].

Penanda kohesi dalam setiap bahasa berbeda-beda. Pada umumnya kata ganti dalam bahasa Inggris berdasarkan topik termasuk dalam referensi ‘shiji’, sedangkan dalam bahasa Jepang kata ganti orang termasuk dalam pelesapan

shouryaku’ (mengacu kepada ideologi bahasa). Contohnya, A: “Dimana Taro?”,

B: “(ɸ) Di toilet”.

(27)

5

Universitas Kristen Maranatha Berikut ini penjelasan kohesi dan koherensi dari Yule (1985;140).

The texts must have a certain structure which depends on factors quite different from those required in the structure of a single sentence. Some of those factors are described in terms of cohesion, or the ties and connections which exist within texts.

Teks harus memiliki struktur tertentu yang tergantung pada faktor-faktor yang sangat berbeda dari yang dibutuhkan dalam struktur kalimat tunggal. Beberapa dari faktor-faktor tersebut dijelaskan dari segi kohesi, atau pengikat dan penghubung yang ada dalam teks.

Masih menurut Yule (1985;141) diungkapkan bahwa.

The key to the concept of coherence is not something which exists in the language, but something which exists in people. It is people who ‘make sense’ of what they read and hear.

Kunci konsep koherensi bukanlah sesuatu yang ada di dalam bahasa, tetapi sesuatu yang ada dalam seseorang. Ini adalah orang yang ‘membuat rasa’ dari apa yang mereka baca dan dengar.

Berikut ini adalah contoh wacana dalam Yule (1985;140-142). Contoh berikut

merupakan contoh untuk mengetahui hubungan kohesi dan koherensi dalam wacana.

3. My father once bought a Lincoln convertible. He did it by saving every penny he could. That car would be worth a fortune nowadays. However, he sold it to help pay for my college education. Sometimes I think I’d rather have the convertible.

Suatu waktu ayahku membeli sebuah mobil terbuka Lincoln. Dia membelinya dari menyimpan setiap sen yang dia bisa. Mobil itu akan menjadi harta berharga saat ini. Akan tetapi, dia menjualnya untuk membantu membayar pendidikanku di Universitas. Kadang-kadang aku berpikir lebih baik memiliki mobil terbuka saja.

Hubungan kohesi dalam wacana tersebut menurut Yule yaitu adanya kata ganti

(28)

6

Universitas Kristen Maranatha

Lincoln-it. Adanya hubungan leksikal seperti a Lincoln convertible-that car-the

convertible, dan adanya hubungan kata dengan istilah yang yang berkaitan dengan

kata tersebut misalnya kata yang berkaitan dengan uang bought-saving-penny-worth

a fortune-sold-pay; dan kata yang berhubungan dengan waktu once-

nowadays-sometimes. Ada juga penghubung However, yang menandai hubungan dengan

kalimat sebelumnya. Begitu pula dengan penggunaan past tense ‘kala lampau’ pada

kalimat 1-4 menciptakan hubungan di antara kalimat-kalimat tersebut, dan

penggunaan present tense ‘kala kini’ di akhir kalimat menunjukkan waktu yang

berbeda.

Sedangkan kekoherenan dapat dilihat dari adanya kesamaan topik pembicaraan

yaitu tentang mobil. Diceritakan dari awal sang ayah membeli mobil hingga akhirnya

mobilnya harus dijual untuk biaya kuliah. Jadi, kalimat satu dengan yang lainnya

saling terkait sehingga wacana di atas koheren.

Dalam sebuah wacana kohesi dan koherensi sangat penting, karena tanpa adanya

kohesi dan koherensi unsur keindahan dalam wacana akan berkurang. Selain itu,

informasi atau makna yang terkandung dalam wacana tidak dapat tersampaikan

dengan baik tanpa adanya kedua unsur tersebut. Oleh karena itu, kohesi dan

koherensi menjadi unsur yang sangat penting dalam sebuah wacana. Seperti yang

diungkapkan Djajasudarma (2006;2) “Wacana sebagai unsur gramatikal tertinggi

yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap dan

(29)

7

Universitas Kristen Maranatha baik dari segi keindahan bahasanya maupun kepaduan dalam kalimatnya. Hal inilah

yang membuat penulis tertarik untuk meneliti masalah ini.

Penelitian mengenai kohesi dan koherensi ini sebelumnya sudah pernah diteliti

oleh Jessy NRP 0042018 dengan judul “Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Lirik

Lagu Pop Jepang (Kajian Pragmatik)” dan oleh Susanti Dewi NRP 0242010 dengan

judul skripsi “Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Puisi Bahasa Jepang (Kajian

Pragmatik)”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

ini akan menganalisis kohesi dan koherensi dalam wacana bahasa Jepang.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wacana yang kohesif, dan wacana yang

koheren dalam bahasa Jepang?

2. Apa sajakah penanda kohesi dan koherensi wacana dalam bahasa Jepang?

1.3Tujuan Penelitian

Melakukan sesuatu pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari

penulisan karya tulis ini adalah:

1. Mendeskripsikan wacana yang kohesif dan wacana yang koheren dalam

bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan apa saja penanda kohesi dan koherensi wacana dalam

bahasa Jepang.

(30)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis.

Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang

kemudian disusul dengan analisis, dan memberikan pemahaman dan penjelasan

secukupnya. Menurut Mardalis (1989;26) penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan mengintepretasikan sesuatu. Dengan

kata lain penelitian deskriptif bertujuan memperoleh informasi-informasi dan melihat

kaitan antara unsur-unsur yang ada.

1.4.2 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang akan penulis lakukan adalah studi pustaka. Studi pustaka

merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mencatat

materi yang berhubungan melalui buku di perpustakaan dan peraturan-peraturan yang

berhubungan dengan tujuan penulisan. Penulis melakukan studi pustaka dengan cara

membaca dan mengumpulkan data di perpustakaan. Penulis mengumpulkan data-data

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan mengumpulkan data berupa

wacana bahasa Jepang. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai

berikut.

1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan pragmatik.

2. Mengumpulkan data berupa wacana bahasa Jepang.

3. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan kohesi dan koherensi.

(31)

9

Universitas Kristen Maranatha kohesif dan koheren.

5. Menganalisa data wacana bahasa Jepang yang telah ditemukan.

1.5Organisasi Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam 4 bab. Bab 1 mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan teknik kajian, serta

organisasi penulisan. Pada bab 2 mencakup pengertian pragmatik, wacana, serta

kohesi dan koherensi dari berbagai ahli. Bab 3 berisi tentang analisis wacana dilihat

dari hubungan kohesi dan koherensi antarkalimat dan antaralinea. Bab 4 merupakan

kesimpulan dari bab 3.

Sistematika penulisan seperti ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penulis

menyajikan data dan menganalisisnya. Diharapkan pembaca yang ingin menemukan

pengetahuan tentang kohesi dan koherensi dalam wacana bahasa Jepang akan lebih

(32)

69

Universitas Kristen Maranatha BAB IV

SIMPULAN

Dari hasil analisis, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut.

1. Wacana yang kohesif dapat ditemui pada wacana yang secara struktur atau

susunan kalimatnya saling berhubungan. Wacana yang kohesif sudah pasti akan

koheren. Wacana yang kohesif dan koheren inilah yang merupakan wacana yang

baik. Kemudian, wacana yang koheren dapat ditemui pada wacana yang secara

makna atau isi pokok dalam wacana saling terkait. Wacana yang koheren ini

belum tentu kohesif, karena walaupun isi dari wacana dapat dipahami, tetapi

struktur kalimatnya belum tentu sesuai dengan kalimat sebelumnya.

2. Penanda kohesi dan koherensi dalam bahasa Jepang.

(33)
(34)

71

Universitas Kristen Maranatha 43.

16.

Hipernim 学問

44. Hiponim 語学 dan文学

45. Kolokasi 新体詩 dan 文学

46. Hiponim 物理学校

47. Hipernim 学校

48. Kolokasi 入学 dan 学校

49. 17. Konjungsi ~てから, ところが, ので dan

50. Hiponim インド dan イギリス

51. Kolokasi お父さんじさん , お母さん dan お

52.

Repetisi 女, おじさん, メアリー, イ ギリス, メドロックさん dan 子

b. Pananda Koherensi

Koherensi tidak memiliki penanda yang jelas seperti kohesi, tetapi

koherensi dapat dilihat dari konteks kalimatnya, dari kesamaan tempat, situasi

dan kejadian. Selain itu juga dapat diketahui dari keadaan atau situasi yang

berkesinambungan atau menceritakan suatu peristiwa yang berkelanjutan.

Dari wacana yang telah dianalisis kebanyakan merupakan peristiwa yang

berkelanjutan atau kesinambungan kejadian dan persamaan situasi tokoh

(35)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bernard. 1978. Himitsu no Hanazono. Tokyo: Shueisha.

Djajasudarma, Fatimah. 2006. “Wacana” Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.

Bandung : Refika Aditama.

Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold Publishers.

Harna, Mugi Muryadi. 2002. Panduan ke Arah Kompetensi Berbahasa Indonesia.

Bandung : SMU Trinitas.

Hashi, Takeshi. 1999. Diskõsu (Danwa no Orinasu Sekai). Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Hayamine, Kaoru. 2003. Majyo no kakure Zato. Tokyo: Aotori Bunko.

Ikegami, Makiko. 1998. Nihongo Kyouiku Juyo Yogo. Tokyo : Babel Press.

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Koike, Ikuo. 2003. Kenkyusha Dictionary of Applied Linguistics. Tokyo : Kenkyusha.

Kokuritsu Kokugo Kekyuujyo. 1989. Danwa no Kyouiku I. Tokyo: Ookurashou

Insatsukyoku.

Mardalis. 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

(36)

x

Universitas Kristen Maranatha Shigeo, Hinata. 1988. Danwa no Kouzou. Tokyo: Aratake Shuppan.

Sumadipura, Sutedja dan Syam, Harmoni. 1996. Mampu Berbahasa Indonesia

untuk Perguruan Tinggi. Bandung.

Yoshimoto, Banana. 2003. Hagoromo. Tokyo: Nikko Insatsu.

Yoshimura, Shouichi. 1999. Danwa Bunseki O Manabu Hito no Tame Ni. Kyoto:

Sekai Shisousha.

Yule, George. 1985. The Study of Language. Cambridge : Cambridge University Press.

Referensi

Dokumen terkait

-  Pada data paragraf nomor (12) pemakaian penanda kolokasi tidak tepat karena memiliki relasi makna yang berdekatan antara konstituen satu dengan konstituen yang lain,

Pada contoh (49) diawal kalimat kelima terdapat penggunaan penanda hubungan malah yang berfungsi sebagai penanda koherensi lebih. Pada kalimat pertama sampai dengan

-  Pada data paragraf nomor (12) pemakaian penanda kolokasi tidak tepat karena memiliki relasi makna yang berdekatan antara konstituen satu dengan konstituen yang lain,

Implisitnya kedua paragraf tersebut karena adanya pengulangan makna berupa keanekaragaman budaya yang menjadikan antara paragraf (1) dan paragraf (2) masih

Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang satu dengan yang lain dalam membangun ide pokok kalimat. Kepaduan itu menunjukkan hubungan yang erat antara

Dalam kaitannya dengan masalah ko- herensi wacana, Halliday dan Hasan (1993) menjelaskan bahwa sumbangan yang pent- ing bagi koherensi suatu teks berasal dari kohesi, (bandingkan

Darma (2009:2) “kohesi merupakan keserasian hubungan unsur-unsur dalam wacana, sedangkan koherensi merupakan kepaduan wacana sehingga komunikatif mengandung satu ide”. Untuk

Koherensi Dari analisis wacana berita “Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Jadi Kurikulum Nasional pada 2024” pada data IXD/27-Juni dalam media online Detikcom terdapat hubungan