iv ABSTRAK
EFEK INFUSA TANAMAN PACAR AIR ( Linn.)
TERHADAP KADAR (IFN γ) PADA MENCIT
MODEL (BPH)
Albertus Cristanto, 2011. Pembimbing I: dr. Budi Widyarto Lana, M.H.
Pembimbing II: Hj. Sri Utami S. Dra., M.Kes., PA(K).
Benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah pembesaran prostat yang terjadi akibat adanya hyperplasia sel stroma dan sel epitelial prostat. Inflamasi yang kronis dan ketidakseimbangan hormon diduga merupakan mekanisme yang memiliki peranan penting terhadap terjadinya BPH. Apabila pembesaran prostat sudah cukup besar, maka dapat mengakibatkan gejala-gejala BPH yang disebut lower urinary tract syndrome (LUTS). Penghambatan 5α-reduktase merupakan mekanisme penting untuk menghambat pembesaran prostat pada BPH. Tanaman pacar air (Impatiens balsamina Linn.) memiliki kandungan inhibitor reduktase. Menurut teori dihidrotestosteron didapatkan bahwa penghambatan 5α-reduktase dapat menurunkan kadar IFN-γ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek infusa batang tanaman pacar air terhadap penurunan ekspresi IFN-γ pada mencit model BPH.
Penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium sungguhan yang mana 30 mencit Balb/C jantan dibagi secara acak dalam 5 kelompok (n=6). Kelompok kontrol negatif merupakan kelompok yang tidak diinduksi BPH, sedangkan kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan merupakan kelompok yang diinduksi BPH dengan phenylephrine. Pada kelompok perlakuan tanaman pacar air diberikan infusa batang tanaman pacar air 5%, 10%, dan 20%, masing-masing sebanyak 0,1 mL/hari melalui sonde lambung. Semua mencit diambil darah melalui pembuluh darah retro-orbital pada akhir penelitian dan ekspresi IFN-γ pada masing-masing serum diukur dengan metode ELISA.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok perlakuan tanaman pacar air memiliki rerata ekspresi IFN-γ yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol positif (p=0,000). Sedangkan antar kelompok perlakuan tanaman pacar air dan kelompok kontrol negatif tidak terdapat perbedaan ekspresi IFN-γ yang bermakna. Maka dapat disimpulkan bahwa infusa batang tanaman pacar air dapat menurunkan ekspresi IFN-γ pada serum mencit model BPH.
v ABSTRACT
THE EFFECT OF GARDEN BALSAM PLANT INFUSION (
Linn.) TOWARDS INTERFERON GAMMA (IFN γ) SERUM LEVEL IN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA MICE MODEL
Albertus Cristanto, 2011. 1st supervisor: dr. Budi Widyarto Lana, M.H. 2nd supervisor: Hj. Sri Utami S. Dra, M.Kes., PA(K). Benign prostatic hyperplasia (BPH) is a prostate enlargement that occurs as a result of hyperplasia of stromal cells and prostate epithelial cells. Chronic inflammation and hormonal imbalance is suspected as an important mechanism for occurrence of BPH. If the enlargement of the prostate is large enough, it can result in symptoms of BPH called lower urinary tract syndrome (LUTS). 5α(reductase inhibition is an important mechanism for inhibiting prostate enlargement in BPH. Garden balsam plant (Impatiens balsamina Linn.) contains 5α(reductase inhibitor. The aim of this research was to examine the effect of garden balsam stem infusion towards IFN( γ serum level in BPH mice model.
The experimental model of this research was true experimental laboratory which 30 Balb/C male mice which randomly divide into five groups (n=6). The negative control group were not inducing BPH, whereas positive control and treated groups were induced with phenylephrine. In the garden balsam infusion( treated groups were given 0.1 mL/day garden balsam stem infusion through oral garage. In the end of experiment, all mice bloods were taken via retro(orbital vein and IFN(γ serum level using ELISA method.
The results showed that IFN(γ serum level in garden balsam(treated groups was significantly decreased compared to the positive control (p=0,000). There was no significant difference observed between garden balsam(treated groups and negative control group.
As a conclusion, garden balsam stem infusion decreases IFN(γ serum level in BPH mice model.
viii
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.k Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5
1.6 Metode Penelitian ... 5
2.1 Prostat ... 6
2.1.1 Anatomi Prostat ... 6
2.1.2 Histologi Prostat ... 9
2.1.3 Fisiologi Prostat ... 11
2.2 ... 12
2.2.1 Etiologi ... 12
ix
2.2.3 Patogenesis ... 13
2.2.k Gejala Klinik dan Komplikasi ... 1k 2.2.5 Diagnosis ... 15
2.2.6 Penatalaksanaan ... 17
2.3 Pacar Air ... 20
2.3.1 Taksonomi dan Morfologi ... 20
2.3.2 Kandungan ... 21
2.3.3 Manfaat ... 22
2.k 5α/reduktase inhibitor ... 22
2.5 Phenylephinephrine ... 22
2.6 Interferon Gamma (IFN/γ) ... 23
2.6.1 Struktur Protein IFN/γ ... 23
2.3.3 Fungsi IFN/γ dalam Sistem Imun Spesifik dan Pengaturan Sistem Imun ... 23
3.1 Alat dan Bahan / Subjek Penelitian ... 25
3.1.1 Alat dan Bahan ... 25
3.1.2 Subjek Penelitian ... 26
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.2 Metode Penelitian ... 26
3.2.1 Desain Penelitian ... 26
3.2.2 Variabel Penelitian ... 26
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 26
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.2.3 Perhitungan Besar Sampel ... 28
3.2.k Prosedur Kerja ... 28
3.2.k.1 Pengumpulan Bahan ... 28
3.2.k.2 Persiapan Bahan Uji ... 28
3.2.k.3 Persiapan Hewan Coba ... 29
x
3.2.k.5 Pelaksanaan Penelitian ... 30
3.2.k.6 Pelaksanaan ELISA ... 30
3.2.5 Metode Analisis ... 31
3.2.5.1 Hipotesis Statistik ... 32
3.2.5.2 Kriteria Uji ... 32
3.2.6 Aspek Etik ... 32
k.1 Hasil Penelitian ... 33
k.2 Pembahasan ... 35
k.3 Uji Hipotesis ... 37
5.1 Simpulan ... 38
5.2 Saran ... 38
xi
Tabel k.1 Kadar Interferon Gamma Mencit setelah Diterapi Infusa Tanaman
Pacar Air ... 33 Tabel k.2 Hasil ANAVA Dua Arah Interferon Gamma Mencit Model BPH ... 3k Tabel k.3 Hasil uji HSD Perbandingan Rerata Kadar Interferon Gamma Mencit
xii
Gambar 1.1 Skema Testosteron menjadi DHT ... 5
Gambar 2.1 Anatomi Prostat ... 8
Gambar 2.2 Histologi Prostat ... 11
Gambar 2.3 Tanaman Pacar Air ... 20
xiii
! " #
$ % & %
' ( ) *
, -*,
. . /
! "#
$ % ! "#
" "
0!1
" 021 "
0!3
21
"& '
() *
*
*
* *
*
* *
! "
& % $ %
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * ( 4
" 4 " 5 676
+ "& ' () + ,
)
-. "# % / " "0 1 # '
-! " # $
% & ' ( )* + & ,
-! " .
-/ 0 " " 1
! 2 . 3
'+ ' 4 ! " 2 .- -3
'4 5 0 ! " 2- -.- 63
'4 5 0 ! " 2- 6.- 3
1
(BPH) atau disebut tumor prostat jinak adalah
pertumbuhan berlebihan selisel prostat yang bersifat tidak ganas. Pembesaran
prostat jinak biasanya dialami lakiilaki berusia di atas 50 tahun. Prevalensi BPH
yaitu sekitar 2,7% pada usia 45i49 tahun dan 24% pada usia 80 tahun (Verhamme
., 2002). Predileksi tersering BPH adalah pada lobus lateralis dan lobus
medialis karena mengandung banyak jaringan kelenjar (Tortora dan
Anagnostaskos, 2007). Prognosis penyakit ini tergantung masingimasing individu
dan tidak dapat diprediksi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan (QOL) penderita BPH
adalah dengan menghilangkan gejala penyakitnya. Terapi bedah merupakan terapi
yang paling efisien untuk menghilangkan (BOO) yang
merupakan (LUTS) sekunder untuk BPH
(Nomura , 2009).
Pengobatan BPH saat ini ada dua kelas obat dengan mekanisme kerja yang
berbeda, yaitu efektif dengan menghambat proliferasi prostat, tetapi
tidak mengurangi volume prostat. Sedangkan, inhibitor 5αireduktase (5ARI)
mengurangi gejala dengan mengurangi volume prostat. Penelitian yang dilakukan
oleh Tsukamoto ., (2009) menunjukkan bahwa, 5ARI dapat mengurangi
volume prostat, gejala, memperbaiki volume urin, dan mengurangi risiko
komplikasi seperti retensi urin akut pasca operasi pada pasien dengan BPH
(Tsukamoto ., 2009). Data menunjukkan efektivitas 5ARI dalam mengurangi
BPHiLUTS dengan mekanisme mengurangi volume prostat, sehingga
menurunkan tekanan pada proksimal uretra dan mengembalikan aliran urin
(Dorsam dan Altwein, 2009).
Senyawa 5ARI diduga terdapat pada tanaman pacar air (Ishiguro
2
yang sering dipakai untuk menghiasi halaman rumah. Tanaman ini termasuk
tanaman , sehingga tanaman pacar air berbunga setiap 1i2 bulan.
Tumbuhan ini termasuk tanaman herba, dan bagian yang sering digunakan bunga,
daun dan biji. Batang tanaman pacar air mengandung zatizat seperti !
! ! ! " ! ! # dan 5ARI.
Testimoni mengenai khasiat bunga pacar air pada berbagai penyakit secara
empiris telah banyak dilaporkan, tetapi penelitian mengenai khasiat batang
tanaman pacar air secara " maupun " " untuk BPH belum banyak
dilakukan.
Salah satu parameter yang dapat dinilai untuk perbandingan prostat normal dan
BPH adalah $ % &'(γ) Pada prostat yang normal, IFNiγ dan
kedua reseptornya ( &'( (* &'( (* ) ditemukan pada
sel basal epitelium dan pada sel stroma. sel epitel basal pada
spesimen BPH menunjukan peningkatan IFNiγ dan reseptor α yang signifikan,
sedangkan immunostaining sel stroma menunjukkan terjadi peningkatan IFNiγ
dan reseptor β yang signifikan (Royuela , 2000).
Berdasarkan halihal diatas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
peranan 5ARI pada batang tanaman pacar air dalam menurunkan kadar
$ % &'( ) pada mencit yang diinduksi BPH dengan
(PE).
Apakah infusa tanaman pacar air ( Linn.) menurunkan
kadar IFNiγ pada mencit model BPH.
Maksud penelitian adalah untuk mengetahui efek tanaman pacar air sebagai
3
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan tanaman pacar air
dalam menurunkan kadar IFNiγ pada mencit yang diinduksi BPH dengan
menggunakan .
!
Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca mengenai tanaman
obat yang banyak tersebar di lingkungan masyarakat dan mudah didapat,
khususnya tanaman pacar air dalam mengobati BPH pada mencit model BPH.
Manfaat praktis adalah untuk mengetahui potensi bunga pacar air dalam
menurunkan kadar IFNiγ pada mencit model BPH.
" # $ %&
" # $
Hiperplasia prostat pada mencit model BPH yang diperoleh dengan injeksi PE
subkutan secara berulang bersifat atipikal. Hal ini disimpulkan karena meskipun
perubahan histologi pada prostat mencit tersebut mirip dengan prostat hiperplasia
yang diinduksi oleh testosteron atau DHT, tetapi berat prostat tidak mengalami
peningkatan pada model ini (Arruzazabala ., 2006).
Testosteron disekresikan dari testis, berjalan dari + masuk
ke dalam prostat dengan difusi. Dalam prostat 5ai isoenzim,
5ai 1, 5ai 2, mengkatalisis NADPHi yang mereduksi
testosteron menjadi DHT. DHT terikat pada reseptor androgen di dalam membran
inti pada epitel prostat dan sel stroma. Kompleks ( akan
mengalami transkripsi, translasi dan akan mempengaruhi "
, menyebabkan produksi (PSA),
(EGF) dan ( " (PGF), dan meningkatkan IFNiγ
(Gambar 1.1). IFNiγ adalah suatu sitokin inflamasi yang mempunyai peranan
4
proliferasi sel epitelial. Proses ini menstimulasi pertumbuhan dan pembelahan sel
prostat (Dörsam dan Altwein, 2009).
' $( ) $ & & $
Ekstrak etanol 35% Linn telah diteliti
aktivitasnya terhadap testosteroni5alpha reduktase (Ishiguro ., 2000).
Fraksinasi Linn mengarah ke identifikasi derivat
bisnaphtoquinone yang disebut impatienol dengan rumus kimia ,( + (-(.,(
+ (/!0( + %-( )1 (/! 0( Senyawa
impatienol menunjukkan aktivitas 5ARI yang signifikan (Ishiguro ., 2000).
Selain 5ARI, tanaman pacar air memiliki antosianin dan quercetin yang memiliki
efek antiiinflamasi, sehingga dapat menekan proses inflamasi kronis yang terjadi
dan menurunkan sitokin inflamasi.
Berdasarkan halihal di atas maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh infusa batang tanaman pacar air dalam menghambat produksi IFNiγ
pada mencit yang diinduksi BPH dengan menggunakan PE sehingga reaksi
5
" %&
Infusa tanaman pacar air dapat menurunkan kadar $
% &'( ) pada mencit model BPH.
* &
Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental
laboratorium sungguhan bersifat komparatif dengan Rancangan Acak Lengkap
38
Infusa batang tanaman pacar asr ( Lsnn.) menurunkan
kadar Interferon gamma mencst model BPH.
Perlu dslakukan penelstsan lebsh lanjut tentang tanaman pacar asr terhadap BPH
dengan :
1. Penentuan dosss efektsf msnsmal dan dosss makssmal snfusa tanaman
pacar asr.
2. Penelstsan dengan menggunakan ekstrak lasn mssalnya ekstrak etanol.
3. Ujs toksssstas untuk mengetahus efek sampsng yang mungksn terjads.
4. Melakukan penelstsan lanjutan untuk mengetahus efek ants snflamass.
5. Melakukan penelstsan lanjutan untuk mengetahus hubungan dengan
.
6. Melakukan penelstsan lanjutan untuk mengetahus efek terhadap
(PSA), – (TGF β),
39
Arruzazabala, M. L., Mas, R., Malina, M., Noa, M., Carbajal, D., & Mendoza, N.
2006. Effect of D"004, a Lipid Extract from Cuban Royal Palm Fruit, on
Atypical Prostate Hyperplasia Induced by Phenylephrine in Rats.
, 233"241.
Baylor College of Medicine. 1990. http://scgap.systemsbiology.net/figures/
Prostate_Anatomy.php. 15 Agustus 2011
Barry MJ, Fowler FJ, O’Leary MP, et al.1992. The American Urological
Association Symptom Index for Benign Prostatic Hyperplasia. J Urol; 148:
1549.
Blandy J.P. 1983. Lecture Notes on Urology. 3th ed. Blackwell"Scientific
Publications : 159"221.
Brown R.B. 1982. Clinical Urology Illustrated. ADIS Health Science Press : 54"
59
Burkit H.J. 1992. Problem Diagnosis And Management. In Essential Surgery.
Churchill Livingstone. London : 405"482.
Davidson College. 2006. Human Interferon gamma (IFN"γ).
www.bio.davidson.edu. 7 Desember 2011.
Dorsam J. and Altwein J. 2009. 5a"reductase Inhibitor Treatment of Prostatic
Disease: Background and Practical Implications.
40
Eccles, R. 2006. Substitution of Phenylephrine for Pseudoephedrine as a Nasal
Decongestant An Illogical Way to Control Methamphetamine Abuse.
, 10"14.
Forrest APM. 1990. Urological Surgery. In Principles and Practice Of
Surgery. 2nd Ed. Churchill Livingstone : 601"639.
Ganong W.F. 1983. Fisiologi Kedokteran. Edisi 10. Diterjemahkan oleh: Adji
Dharma. EGC : 626"628.
Guyton and Hall. 2006. Philadelphia:
Elsevier Saunders.
Hembing Wijayakusuma. 1992. ! Jakarta:
Pustaka Kartini.
Ishiguro K., H. Oku, T. Kato. 2000. " # $ !
# % & ! # # ;
14:54"6.
Kemas Ali Hafiah. 2000. Rancangan Percobaan. Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada. Hal. 6"7.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta :
MediaAesculapius FKUI.
McConnell J.D. 1991. # ' # # .
Division of Urology, The University of Texas Southwestern Medical
Center. Texas : Dallas.
McNeal JE. 1976. The Prostate and Prostatis Uretra. In Marphologic Synthesis.
41
McVary, K. T. 2006. BPH: Epidemiology and Comorbidities. (
, 122.
Moore, K. L. 2010. ( Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Nomura H., Seki N., Akito Y., Seiji N. 2009. Comparison of photo selective
vaporization and standard transurethral resection of the prostate on
urodynamics in patients with benign prostate hyperplasia. !
) ; 16:657"663.
Plantamor. 2009. Pacar Air. http://www.plantamor.com/index.php?plant=703.
18 Agustus 2011.
Royuela M., María P. De Miguel, Fermín R. Bethencourt., Fraile B., María I.
Arenas, Paniagua R. 2000. !*$+, ! # , $+
-. , ' # # ' /
! # & ( . Department of Cell Biology
and Genetics. University of Alcalá : Spanyol.
Schroder. . 2004. Interferon"γ an overview of signals, mechanisms and
functions. * ; 75(2): 163"189.
Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D. 1997. Buku Ajar Bedah. Ed Revisi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 995"1093.
Smith P.J.C. 2004. General Urology. In Neoplasms of The Prostate Gland. 16th ed.
USA : Lange Medical Books. 367"374.
Tortora, G. J., N. P. Anagnostaskos. 2007. Principles of Anatomy and Physiology.
42
Tsukamoto T., Endo Y., Narita M. 2009. Efficacy and safety of Dutasteridein
Japanese Men with Benign Prostatic Hyperplasia. !
) ; 16: 745"50.
Verhamme K.M., Dieleman J.P., Bleumink G.S., van der Lei J., Sturkenboom
M.C., Artibani W., Begaud B., et al. 2002. Incidence and prevalence of
lower urinary tract symptoms suggestive of benign prostatic hyperplasia in
primary care–the Triumph project. European Urology; 42:323–328.
Weinerth J.L. 1992. The Male Genital System. In Textbook of Surgery, Pocket
Companion. Edited by: Sabiston DC and Liverly HK, Wb Saunders
Company : 670"680.
William. 2009. Prostate (Label) – Histology Slide. http://histology"world.com/
photoalbum//displayimage.php?album=43&pid=4599#top_display_media.