FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI
ISTRI YANG BERSALIN DI KLINIK BERSALIN NIAR MEDAN TAHUN 2013
CUT NILAM SARI 125102049
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
ABSTRAK
Cut Nilam Sari
Latar Belakang : kecemasan suami menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor, kecemasan akan kesehatan istri, kecemasan akan kesehatan bayi, harapan jenis kelamin, tidak tahan melihat persalinan, tanggung jawab finalcial, ketakutan menjadi ayah.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar Medan tahun 2013.
Hasil : dari hasil penelitian mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%), paritas ibu primipara sebanyak 19 orang (47,5%), agama islam sebanyak 31 orang (77,5%). 40 responden (100%) bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan, 37 responden (45,0%) bapak tidak merasa khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan, 34 responden (85,0%) suami kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan, 30 responden (75,0%) suami khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak, 31 reponden (77,5%) suami merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara langsung, 33 reponden (82,5%) suami khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami, Tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%).
Kesimpulan : seluruh suami merasa khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40 responden (100%) dan mempunyai tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%). Sehingga diharapkan kepada seluruh suami yang mendampingi istri yang bersalin agar menambah pengetahuan tentang persalinan agar dapat mengurangi kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “ Fakto-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang
Bersalin di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk
melakukan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. dr. M. Fahdhy, SpOG. MSc selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang
penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arah, bimbingan, serta ilmu
yang bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Erniyati, S.Kp. MNs selaku penguji 1 yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
5. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Klinik Bersalin Niar Medan yang telah memberikan izin dalam penelitian ini
7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun
materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti sehingga membuat
semangat peneliti terus terpacu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah
9. Teman-teman mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan
masukan kepada peneliti.
Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga Allah SWT
memberikan rahmatNya kepada kita semua, Amin.
Medan, Juli 2013
Peneliti
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB IV METODE PENELITIAN ... 17
A. Desain Penelitian ... 17
B. Lokasi dan Tempat Penelitian ... 17
1. Lokasi ... 17
2. Waktu ... 17
C. Populasi dan Sampel ... 17
1. Populasi ... 17
2. Sampel ... 17
D. Etika Penelitian ... 17
E. Instrumen Penelitian ... 18
F. Validitas dan Reliabilitas ... 19
1. Validitas ... 19
2. Reliabilitas ... 19
G. Pengumpulan Data ... 19
H. Pengolahan Data ... 21
I. Analisa Data ... 21
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22
A. Hasil Penelitian ... 22
1. Karakteristik Responden ... 22
B. Pembahasan... 27
1. Data Demografi ... 27
2. Fektor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin ... 28
3. Tingkat Kecemasan Suami Pada Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin ... 31
4. Tingkat Kecemasan Suami Dalam Menghadapi Istri Yang Bersalin ... 32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 33
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 34
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Suami Yang Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Tingkat Kecemasan Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden
Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Setelah Penjelasan
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi
Lampiran 5 : Master Data Penelitian
Lampiran 6 : Hasil Outpun Data Penelitian
Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian
Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
ABSTRAK
Cut Nilam Sari
Latar Belakang : kecemasan suami menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor, kecemasan akan kesehatan istri, kecemasan akan kesehatan bayi, harapan jenis kelamin, tidak tahan melihat persalinan, tanggung jawab finalcial, ketakutan menjadi ayah.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel sebanyak 40 orang. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar Medan tahun 2013.
Hasil : dari hasil penelitian mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%), paritas ibu primipara sebanyak 19 orang (47,5%), agama islam sebanyak 31 orang (77,5%). 40 responden (100%) bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan, 37 responden (45,0%) bapak tidak merasa khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan, 34 responden (85,0%) suami kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan, 30 responden (75,0%) suami khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak, 31 reponden (77,5%) suami merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara langsung, 33 reponden (82,5%) suami khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami, Tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%).
Kesimpulan : seluruh suami merasa khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40 responden (100%) dan mempunyai tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%). Sehingga diharapkan kepada seluruh suami yang mendampingi istri yang bersalin agar menambah pengetahuan tentang persalinan agar dapat mengurangi kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kecemasan sebagai suatu keadaan (state anxiety), adalah keadaan dan kondisi
emosional sementara pada diri seorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan
khawatir yang dirasakan dengan sadar serta bersifat subjektif dan meningginya
aktivitas sistem syaraf otonom, sebagai suatu keadaan yang berhubungan dengan
situasi-situasi lingkungan (Safaria dan Nofrans, 2009, hal. 53).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. Robert McCall yang dimuat
dalam majalah Better Parenting 1994, sekitar 11-65 % suami mengalami
gejala-gejala yang mirip seperti yang dialami oleh ibu hamil, misalnya: kram pada kaki,
mual-mual, dan mengidam atau disebut juga couvades. Sebenarnya, semua gejala itu
bersumber dari perasaan cemas dan kadang kala juga perasaan takut yang dialami
suami (Musbikin, 2006, hal. 254).
Kehamilan dapat terjaga dan terawat sampai persalinan, sangat dibutuhkan.
Partisipasi suami yang dibutuhkan antara lain : (1) Memberikan perhatian dan kasih
sayang kepada istri, (2) Mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan
kehamilan kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan, (3) Memenuhi gizi
bagi istrinya agar tidak terjadi kekurangan gizi (BKKBN, 2000, hal. 4).
Kecemasan suami menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor,
kecemasan akan kesehatan istri, kecemasan akan kesehatan bayi, harapan jenis
kelamin, tidak tahan melihat persalinan, tanggung jawab financial, ketakutan menjadi
ayah (Murkoff, Arlene dan Sandee, 2006, hal.580).
Ketidakhadiran suami dalam menemani istrinya dalam proses persalinan salah
stress. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian. Salah satu contoh stress
adalah menghadapi persiapan persalinan (Sektiawan, 2010, hal. 5).
Banyak suami melakukan berbagai hal untuk dapat melupakan kecemasannya.
Mereka dapat melupakan kekhawatirannya jika persalinan berjalan normal dan
membantu mereka menghadapi nyeri yang sedang dialami pasangannya. Perasaan
bersalah karena menganggap dirinya sebagai penyebab penderitaan istrinya sering
muncul di benak calon ayah (Nolan, 2004, hal. 151).
Suami yang menunggu persalinan istrinya dihadapkan pada situasi yang tidak
menentu. Suami tidak tahu secara pasti kondisi saat-saat menjelang persalinan.
Kondisi inilah yang memunculkan kecemasan pada suami. Beberapa hal yang
dicemaskan dan ketidaksiapan suami dalam menunggu proses persalinan sang istri
karena adanya ketakutan seperti apakah akan memperoleh pertolongan dan
perawatan semestinya, apakah bayinya cacat, ataukah bayinya akan meninggal.
Selain suami mencemaskan kondisi istrinya, masalah lain yang ikut dicemaskan oleh
suami diantaranya masalah rumah tangga, keadaan sosial ekonomi (Sektiawan, 2010,
hal. 5).
Berdasarkan data di atas maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah “Apa Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Terhadap Suami Menghadapi Istri
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ”faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri
yang bersalin di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik suami menghadapi istri yang bersalin.
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin.
c. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi
istri yang bersalin.
D. Manfaat Penelitian. 1. Bagi Penulis
Sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti yang akan datang dan dapat
menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.
2. Bagi Klinik
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi klinik dalam memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasangan suami istri khususnya suami dimana istrinya akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan
1. Pengertian
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008).
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenakan dan di alami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Kecemasan merupakan mengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat
diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang
spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai
sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan
hidup (Suliswati, et.al, 2005).
2. Tingkat kecemasan
kecemasan memiliki dua aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat kecemasan, lama kecemasan yang dialami, dan seberapa
baik individu melakukan koping terhadap kecemasan. Kecemasan dapat dilihat
dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. setiap tingkat menyebabkan
perubahan fisiologis dan emosional pada individu
a). Kecemasan Ringan
Berhuhungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan
seseorang jadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat
b). Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c). Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada orang lain.
d). Panik
Berhubungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan
kendali Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi keprihadian, peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
kecemasan tidak sebagian sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan (Struat, 2007).
3. Aspek-aspek kecemasan
Menurut priest (1991) bahwa individu yang mengalami kecemasan akan
menunjukan reaksi fisik berupakan tanda-tanda jantung berpacu lebih cepat, tangan
dan lutut gemetar, ketegangan pada syaraf di belakang leher, gelisah atau sulit tidur,
banyak berkeringat, gatat-gatal pada kulit serta selalu ingin buang air kecil.
Chaoul dan Acocella (1995) mengemukan aspek-aspek kecemasan yang
a. Reaksi emosional yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan
persepsi individu terhadap pengaruh psikologi dari kecemasan, seperti
paresaan keprihatinan, ketegangang, sedih mencela diri sendiri atau orang
lain.
b. Reaksi kognitif yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruhi
terhadap kemampuan berfikir jernih sehingga menggaggu dalam
memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya.
c. Reaksi fisiologi yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh trhadap sumber
ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf yang
mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh sehingga timbul reaksi
dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat,
tekanan darah meningkat (Safaria dan Nofrans, 2009).
4. Gejala klinis cemas
Keluhan - keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mempunyai
gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggu.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisa, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan kontrentasidan daya ingat.
f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang.
Pendengaran (tininus), berdebar-debar, sesak nafas,gangguan pencernaan,
Selain keluhan-kelihan cemas secara umu di atas, ada lagi kelompok cemas yang
lebih berat yaitu gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan phobic
dan gangguan obsesif- kompulsif (Hawari, 2006).
5. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan.
a. Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan adalah konflik emosional yang
terjadi anatara dua elemen kepribadian: id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan
hati nurani dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan
fungsi kecemasn adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut
terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga
diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat.
c. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
d. Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan kecemasan biasanya terjadi
dalam keluarga. Ganguan kecemasan juga timpang tindih antara gangguan
B. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Bersalin 1. Kecemasan akan kesehatan ibu
Kehamilan memang sesuatu yang patut dikhawatirkan, dan sudah lumrah
sebagai suami yang menyayangi, hasrat untuk ingin melindungi istri dari segala
bahaya dalam menghadapi persalinan. Suami mengetahui bahwa sekarang ini
sangatlah aman untuk hamil dan persalinan dibandingkan masa lalu, tetapi suami
tidak bisa berhanti mengkhawatirkan bahwa sesuatu akan terjadi pada istri bapak,
separti istri dapat melahirkan dengan normal.
Perhatian utama ayah ialah membawa ibu kefasilitas medis tepat waktu
bersalin dan tidak menunjukan sikap acuh. Banyak ayah ingin mengetahui saat
persalinan dan menentukan saat yang tepat untuk pergi kerumah sakit atau
memanggil pemberi jasa pelayan kesehatan ( Bobak, 2005).
2. Kecemasan akan kesehatan anak
Ketika janin semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut
jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anak
orang tua akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha
memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna dan sehat. Di
samping itu, trimester ini merupakan masa riskan terjadinya kelahirnya bayi
premature dan berat badan bayi rendah (BBLR) sehingga menyebabkan
tingginya kecemasan pada ibu dan suami.
Seorang ibu tidak memiliki hak monopoli terhadap kecemasan. Seperti semua
ibu dan ayah juga khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan bayinya yang
belum lahir. Untuknya hamper semua kekhawatiran itu sebenarnya tidak perlu.
Sekarang ini ada kemungkinan yang sangat besar bahwa bayi akan lahir dalam
3. Harapan jenis kelamin
Banyak pasangan suami istri mencari informasi tentang jenis kelamin
anaknya sebelum kelahiran anaknya. Saat persalinan berlangsung, kebanyakan
orang tua dapat menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang
kekecewaan muncul dan diungkapkan dengan jelas. Suami akan merasa sedih
dan kehilangan pada saat istri melahirkan karena melepaskan anak yang
dibayangkan dan mulai menerima anaknya yang nyata.
Sebagaian suami terlibat dengan memiliki nama dan menduga jenis kelamin
anaknya. Sejak bulan pertama nama anak sudah dapat dipilih. Tradisi keluarga,
persyaratan agama, dan upaya meneruskan nama seseorang atau nama sanak
saudara atau nama teman kadang-kadang penting dalam proses seleksi nama.
Saat memberikan jenis kelaminya, jangan hanya mengucapkan, “ Dia cewek”
atau “Dia cowok,” tapi sampikan dengan kata-kata manis yang terdengar mesra.
Semisal, “ Anak kita laki-laki, lo.” Atau” Anak kita cantik seperti ibunya.”
Tentukan saja ekspresikan.
4. Tanggung jawab financial
Terutama dimasa sekarang, ketika biaya perawatan anak semakin meninggi,
banyak calon ayah yang susah tidur memikirkan pertanyaan ini. Tetapi sesudah
bayi lahir, perubahan prioritas membuat uang yang tersedia akan cukup untuk
kebutuhan bayi.
5. Tidak tahan melihat persalinan
Hanya sedikit ayah memasuki ruang melahirkan tanpa rasa takut. Bahkan
dokter spesialis kebidan yang telah membantu ribuan kelahiran bayi orang lain,
kelahiran anaknya sendiri. Kebanyakan calon ayah ketakutan, tidak tahan,
pingsan atau menjadi mual dan mules, cemas bagaimana akan melihat persalin.
Tidak semua suami memiliki keberanian untuk menyaksikan proses
kelahiran bayinya. Bila seorang suami mampu melakukan, nikmati
momen-momen tersebut untuk menyaksikan sebuah keajaiban yang pasti merupakan
pengalaman yang tidak pernah terlupakan sepanjang hayat. Pendek kata, nikmati
momen terindah tersebut bertiga saja dengan orang-orang yang paling dicinta.
6. Ketakutan menjadi ayah
Sebagain besar calon ayah ketakutan akan kelahiran seorang anak di
sebabkan karena cinta orang tua terjadi secara alami, tetapi keterampilan
menjadi orang tua adalah sesuatu yang harus dipelajari. Tindakan mempelajari
terlebih dulu teknik-teknik dasar dalam memelihara bayi, mengganti popok,
mandikan, mengendong, membuat sendawa, menenangkan bayi.
Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena akan terjadi banyak
perubahan peran ketika bayi lahir. Bagi pasangan baru, persiapan dapat
dilakukan dengan banyak berkonsultasi. Sedangkan bagi pasangan yang telah
mempunyai lebih dari satu anak dapat belajar dari pengalaman mengasuh anak
sebelumnya (Murkoff, Arlene dan Sandee, 2006).
C. Persalinan 1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turunke
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat dan
2. Tanda - tanda Persalinan
Persalinan dimulai bila ibu sudah dalam inpartus (saat uterus berkontraksi
menyebabkan perubahan pada servik membuka dan menipis), berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap.
Tanda dan gejala menjelang persalinan antara :
a. Perasaan distensi berkurang (lightening)
Lightening adalah sebutan bahwa kepala janin sudah turun. Lishtering yang
mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang persalinan, adalah penurunan
bagian presentase kedalam pelvis minor. Pada presentase sefalis, kepala bayi
biasanya menancap (engaged) setelah lightening.
b. Perubahan servik
Perubahan servik diduga terjadi akibat peningkatan intensitas Broxton hickh.
Servik menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum
persalinan. Kematangan servik mengindikasikan kesiapanya untuk
persalinan. Setelah menentukan persalinan kematangan servik, bidan dapat
menyakinkan ibu bahwa ia akan berlanjut ke proses persalinan begitu muncul
kontraksi persalinan dan bahwa waktunya sudah dekat.
c. Persalinan palsu
Peralian palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberiakn pengaruh signifikan terhadap servik. Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi brokxton hicks yang tidak nyeri,
yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.
d. Ketuban pecah
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan, apabila
e. Bloody show
Plak lender disekresi servik sebagai hasil proliferasi kelenjar lender servik
pada awak kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan menutup jalan
lahir selama kehamilan. Pengeluaran plak inilah yang dimaksud sebagai
bloody show. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lender
bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari
perdarahan murni. Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan
terjadi, biasanya dalam 24 sampai 48 jam.
f. Lonjatkan energy
Banyak wanita mengalami lonjakan energy kurang lebih 24 sampai 48 jam
sebelum awitan bersalin. Setelah beberapa hari dan minggu merasa letih
secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan
menemukan diri mereka bertenaga penuh. Para wanita ini merasa energy
melakukan sebelum kedatangan bayi, selama beberapa jam sehingga mereka
semangat melakukan berbagai aktifitas yang sebelumnya tidak mampu
mereka lakukan, akibatnya merekan memasuki masa persalinan dalam
keadaan letih.
Terjadinya lonjakan energy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal
tersebuh terjadi alamiyah, yang memungkinkan wanita tersebut memperoleh
energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan. Wanita tersebut harus
diberi informasi tentang kemungkinan lonjakan energy ini dan diarahkan
untuk menahan diri menggunakan dan menghematnya untuk persalin
3. Tahapan Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala 1 servik membuka dari 0 sampai
10 cm. kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala
pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong
keluar sampai lahir. Dala kala III atau disebut juga kala ure, plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya palsenta sampai 2 jam
kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post
partum.
a. Persalinan Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu/wanita masih dapat berjalan-jalan.
b. Persalinan Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala
ini his menjadi kuat dan cepat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi
yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang penggul,
maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
c. Persalinan Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi
d. Persalinan Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan
asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadahi selama
persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalianan yang bersih dan
aman, dengan mempertahankan aspek saying ibu dan saying bayi.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah.
a. Tingkat kesadaran penderita.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya pendarahan.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400
BAB III
KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Dari hasil
tinjauan kepustakaan telah dijelaskan mengenai faktor-faktor penyebab kecemasan
suami menghadapi istri yang bersalin. Untuk memperjelas arah penelitian ini maka
dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut.
Faktor- faktor penyebab
kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin
Kecemasan suami
B. Depenisi Operasional
Defenisi operasional adalah untuk membatasi variabel yang dimaksud atau
tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).
No Variabel Defenisi
operasional c.Harapan jenis
kelamin
Kuesioner Wawancara 1= < 20 tahun 2= 20- 35 tahun 3= > 35 tahun
penelitian dilakukan
4. Pendidikan Pendidikan adalah jenjang formal tertinggi yang telah diselesaikan oleh bapak dengan memperole tanda yang dialami ibu
Kuesioner Wawancara 1= Primipara 2= Sekundipara 3= Multifara
Ordinal
6. Pekerjaan Pekerjaan
merupakan
Kuesioner Wawancara 1= Pengawai swasta
Kuesioner Wawancara 1= Islam 2= Kristen 3= Katolik
Nominal
8. Suku Suku adalah
kelompok manusia yang memiliki ras dan bahasa yang sama
Kuesioner Wawancara 1= Jawa 2= Batak 3= Melayu
Nominal
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
deskriptif, yang menggambarkan faktor-faktor penyebab kecemasan suami
menghadapi istri yang bersalin.
B. Lokasi dan Tempat Penelitian 1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Niar tahun 2013. Karena ditempat
tersebut memiliki jumlah persalinan paling banyak di Klinik Bersalin Niar
Medan Tahun 2013.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 3 Maret sampai 2 April Tahun 2013.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah suami yang istrinya
menghadapi proses persalinan di Klinik Bersalin Niar Medan. Terdapat 40 ibu
yang bersalin.
2. Sampel
Sampel adalah sebagai yang diambil dari keseluruhan objek penelitian dan
dianggap mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah suami yang
menghadapi istri bersalin di Klinik Bersalin Niar. Teknik pengambilan sampel
mengunakan total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi
D.
Etika PenelitianPenelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan
meminta izin kepada Klinik Bersalin Niar yang akan diteliti. Setelah itu peneliti
menemui responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Jika
responden bersedia maka peneliti akan memberikan lembar yang akan ditandatangani
sebagai persetujuan (informed consent). Tetapi jika calon responden tidak bersedia,
maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden
juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.
Untuk menjaga kerahasiaan (confidentiality), peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden pada lembar kuesioner (anonymity), hanya menggunakan nomor
kode pada lembar kuesioner (hidayat, 2011).
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen
penelitian dari masing-masing variabel dengan jenis pertanyaan tertutup yaitu data
demografi, dan kuesioner untuk mengobservasi kecemasan suami menghadapi istri
yang bersalin. Kuesioner kecemasan menggunakan pernyataan-pernyataan yang
meliputi 30 pernyataan dengan menggunakan skala guttman, apabila menjawab “
tidak” mendapat nilai 0, dan apabila menjawab “ ya” mendapat nilai 1. Adapun
jumlah kuesioner ini adalah 30 pernyataan. Pertanyaan 1-5 mengenai kesehatan ibu,
pertanyaan 6-10 mengenai keselamata bayi, pertanyaan 11-15 mengenai harapan
jenis kelamin, pertanyaan 16-20 mengenai tanggu jawab financial, pertanyaan 20-25
mengenai tidak tahan melihat persalian, pertanyaan 26-30 mengenai takut menjadi
Untuk kuesioner tingkat kecemasan suami selama menghadapi persalinan
dimodifikasi dari Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS), kuesioner tingkat
kecemasan terdiri dari 20 pertanyaan.
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebelum mengumpulan data,
instrument harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas dengan uji
validitas dan dikonsultasikan kepada doses pembimbing serta di content validity.
Nilai CVI (Content Validity Index) dari insrumen penelitian yang didapat dari
content validity pada pertanyaan faktor-faktor penyebab kecemasan suami
penghadapi istri yang bersalin dan tingkat kecemasan suami adalah 0,7
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menujukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Natoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach’s alpha. Uji reliabilitas
dilakukan kepada 10 responden di Klinik Amey yang memiliki kriteria yang
sama dengan responden yang diteliti. Nilai koefisien yang terdapat pada
fektor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin adalah 0,74,
dan untuk tingkat kecemasan adalah 0,75.
G. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner atau angket,
wawacara, dengan jenis pertanyaan tertutup sehingga responden hanya menjawab
pada jawaban yang diberikan oleh peneliti dengan tanda checklist (√). Kemudian
menandatangi informed concent. Setelah responden bersedia, peneliti menjelaskan
cara menjawab pertanyaan yang diberikan kepada responden dan selanjutnya
dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dengan jujur. Setelah kuesioner di jawab
oleh responden dan memeriksa kelengkapan jawaban responden.
H. Pengolahan Data
Data diperoleh secara manual dengan langkah-langkah pengelolah data yaitu:
a. Editing
Memeriksa data satu persatu dari hasil jawaban responden yang telah
dikumpulkan melalui kuesioner. Dalam penelitian ini data terkumpul dengan
lengkap dan tidak ada kesalahan dan kekurangan.
b. Coding
Melakukan pemberian kode untuk setiap pertanyaan untuk mempermudah
pengolahan data.
c. Tabulating
Menghitung data yang telah lengkap, sesuai dengan variabelnya masing-
masing kemudian disajikan dalam distribusi normal.
I. Analisa Data
Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu data diolah. Analisa data dalam
penelitian ini berupa analisa univariat dan bersifat deskritif dengan melakukan
pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam
tabel distribusi frekuensi, kemudian di cari besarnya persentase untuk masing-masing
jawaban responden. Hasil analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden yang diteliti, umur, pendidikan,
paritas ibu, pekerjaan, agama, suku. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Suami Yang Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
No Karakteristik f %
Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa, karakteristik umur mayoritas
responden dengan umur 20-35 tahun sebanyak 28 orang (70%), karakteristik
pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%),
karakteristik paritas ibu mayoritas responden dengan primipara sebanyak 19 orang
(47,5%), karakteristik pekerjaan mayoritas responden yang wiraswasta sebanyak 27
orang (67,5%), karakteristik agama mayoritas responden yang islam sebanyak 31
orang (77,5%), karakteristik suku mayoritas responden yang jawa sebanyak 21 orang
(52,5%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan
Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
No Pertanyaan Pilihan jawaban
Ya tidak
f % f %
A Kecemasan Kesehatan Ibu
1.Apakah bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan
40 100 - -
2.Apakah bapak khawatir istri mengalami bahaya saat istri mengahapi persalinan
3 7,5 37 92,5
3.Bapak mengkhawatirkan bahwa yang sesuatu
yang buruk akan terjadi pada istri saat menghadapi persalinan
11 27,5 29 72,5
4.Bapak merasa khawatir proses persalinan istri tidak berjalan normal
9 22,5 31 77,5
5.Apakah bapak membawa istri kevasilitas medis tepat waktu bersalin karena bapak khawatir kesehatan istri
5 12,5 35 87,5
B. Kecemasan Kesehatan Anak
6. Bapak merasa khawatir tentang kesahatan bayi yang akan dilahirkan
3 7,5 37 92,5
7. Bapak khawatir bayi yang dilahirkan istri cacat tubuhnya
11 27,5 29 72,5
8. Bapak merasa khawatir bayi yang dilahirkan tidak dalam keadaan sempurna dan sehat
9 22,5 31 77,5
9. Bapak merasa cemas anak lahir premature 13 32,5 27 67,5 10.Apakah bapak khawatir anak lahir berat badan
bayi rendah (BBLR)
18 45,0 22 55,0
C. Harapan Jenis Kelamin
tidak sesuai dengan harapan
12. Apakah bapak merasa khawatir nama yang sudah disiapkan tidak sesuai jenis kelamin
30 75,0 10 25,0
13. Apakah bapak kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan
34 85,0 6 15,0
14. Apakah bapak khawatir jenis kelamin bayi yang dilahirkan tidak sesuai harapan keluarga
31 77,5 9 22,5
15. Apakah bapak memeriksa jenis kelamin bayi kedokter sebelum bayi lahir, karena bapak khawatir jenis kelamin bayi tidak sesuai harapan
29 72,5 11 27,5
D Tanggung Jawab Financial
. 16. Apakah bapak khawatir jika uang bapak miliki tidak cukup untuk membiayai kelahiran bayi
17 42,5 23 57,5
17. Bapak merasa khawatir ketika biaya perawatan anak semakin meninggi
16 40,0 24 60,0
18. Apakah bapak takut uang yang tersedia tidak cukup untuk kebutuhan bayi
15 37,5 25 62,5
19. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai kelahiran bayi
24 60,0 16 40,0
20. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak
30 75,0 10 25,0
E. Tidak Tahan Melihat Persalinan
21. Bapak merasa takut melihat langsung proses persalinan istri
23 57,5 17 42,5
22. Apakah bapak merasa mual dan lemas ketika menghadapi proses persalinan secara langsung
31 77,5 9 22,5
23. Apakah bapak khawatir tidak tahan melihat darah ketika menghadapi proses persalinan secara langsung
25 62,5 15 37,5
24. Apakah bapak khawatir akan pingsan ketika menghadapi proses persalinan secara langsung
28 70.0 12 30,0
25. Bapak khawatir tidak memiliki keberanian untuk melihat proses persalinan bayi secara langsung
30 75,0 10 25,0
F. Takut Menjadi Ayah
26. Apakah bapak khawatir tidak bisa mempelajari teknik-teknik dasar dalam merawat bayi
22 55,0 18 45,0
27. Apakah bapak khawatir tidak menjadi ayah yang baik
21 52,5 19 47,5
28. Apakah bapak khawatir tidak mampu mengendong bayi
29 72,5 11 27,5
29. Apakah bapak khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami
33 82,5 7 17,5
30. Apakah bapak khawatir tidak bisa
menenangkan bayi ketika bayi menangis
22 55,0 18 45,0
Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa mayoritas responden khawatir akan
kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40 orang (100%), tetapi bapak
tidak khawatir istri mengalami bahaya saat istri menghadapi persalinan sebanyak 37
orang (92,5%), mayoritas responden tidak khawatir tentang kesehatan bayi yang
akan dilahirkan sebanyak 37 orang (92,5%), tetapi bapak khawatir anak lahir berat
badan rendah (BBLR) sebanyak 18 orang (45,0%), mayoritas responden
kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan sebanyak 34 orang
(85,0%), tetapi bapak tidak memeriksa jenis kelamin bayi kedokter sebelum bayi
lahir, karena bapak khawatir jenis kelamin bayi tidak sesuai harapan sebanyak 11
orang (27,5%), mayoritas responden khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak
sebanyak 30 orang (75,0%), tetapi bapak tidak takut uang yang tersedia tidak cukup
untuk kebutuhan bayi sebanyak 25 orang (62,5%), mayoritas responden mual dan
lemas ketika menghadapi proses persalinan secara langsung sebanyak 31 orang
(77,5%), tetapi bapak tidak takut melihat langsung proses persalinan istri sebanyak
17 orang (42,5%), mayoritas responden khawatir tidak bisa mencintai anak secara
alami sebanyak 33 orang (82,5%), tetapi bapak tidak khawatir tidak menjadi ayah
yang baik sebanyak 19 orang (47,5%).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Responden Pertanyaan Tingkat Kecemasan Di Klinik Bersalin Niar medan Tahun 2013
No Pertanyaan Pilihan jawaban
Jarang Sekali
Jarang Kadang2 Sering f % f % f % f %
1. Apakah bapak gugup dan cemas ketika menghadapi persalinan istri
- - 1 2,5
19 47,5 20 50.0
2. Apakah bapak merasa takut saat menghadapi proses persalinan istri
1 25 5 12,5 19 47,5 15 37,5
3. Apakah dalam proses persalinan istri, bapak merasa panic
Dari tabel 5.3. dapat diketahui bahwa mayoritas responden jarang sekali bapak
sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin sebanyak 18 orang (45,0%), 4. Apakah bapak merasa kurang fokus
perhatian terhadap apapun saat menghadapi istri yang bersalin
3 7,5 4 10,0 14 35,0 19 47,5
5. Apakah bapak merasa semuanya baik-aik saja ketika menghadapi proses ersalin istri bapak
3 7,5 6 15,0 18 45,0 13 32,5
6. Apakah saat menghadapi istri bersalin, lengan dan kaki bapak gemetar
12 30,0 12 30,0 10 25,0 6 15,0
7. Apakah saat menghadapi istri saat bersalin, bapak merasa sakit kepala, leher atau nyeri pungung
12 30,0 14 35,5 11 27,5 3 7,5
8. Apakah bapak merasa lelah dan lemas saat menghadapi istri bersalin
2 5,0 10 25,0 18 45,0 10 25,0
9. Apakah saat menghadapi istri yang bersalin, bapak tenang dan dapat duduk diam
5 12,5 11 27,5 14 35,0 10 25,0
10 Apakah Bapak merasa jantung berdetak cepat saat menghadapi istri yang bersalin
2 5,0 7 17,5 16 40,0 15 37,5
11 Apakah bapak merasa pusing saat menghadapi istri yang bersalin
10 25,5 11 27,5 15 37,5 4 10,0
12 Bapak merasa seolah-olah akan pingsan saat istri dalam proses persalinan
13 32,5 15 37,5 10 25,0 2 5,0
13 Apakah bapak merasa bernapas masuk dan keluar dengan mudah saat
menghadapi istri yang bersalin
2 5,0 12 30,0 12 30,0 14 35,0
14 Apakah saat menghadapi istri bersalin, bapak merasa mual muntah
17 42,5 16 40,0 5 12,5 2 5,0
15 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak merasa sakit perut
14 35,0 18 45,0 5 12,5 3 7,5
16 Apakah bapak sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin
18 45,0 11 27,5 8 20,0 3 7,5
17 Saat istri bersalin bapak merasa tangan kering atau hangat
9 22,5 8 20,0 18 45,0 5 12,5
18 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak mengalami panas
12 30,0 5 12,5 12 30,5 11 27,5
19 Saat proses persalinan istri, bapak menemukan kesulitan untuk tidur nyenyak
3 7,5 3 7,5 15 37,5 19 47,5
20 Apakah bapak pernah mimpi buruk yang berkaitan situasi proses persalinan istri
sebanyak 18 orang (45,0%), mayoritas responden kadang-kadang dalam proses
persalinan istri, bapak merasa panik sebanyak 22 orang (55,0%), mayoritas
responden sering bapak gugup dan cemas ketika menghadapi persalinan istri
sebanyak 20 orang (50,0%).
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Suami Dalam Menghadapi Istri Yang Bersalin Di Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
No Tingkat kecemasan responden F %
1 Cemas ringan 36 90,0
2 Cemas sedang 4 10,0
3 Cemas berat - -
Total 40 100
Dari tabel 5.4. dapat diketahui mayoritas responden cemas ringan sebanyak 36 orang (90%).
B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini, penelitian akan menjelaskan tentang hasil dari penelitian
mengenai faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin di
Klinik Bersalin Niar Medan Tahun 2013
1. Data demografi
Dari hasil penelitian terhadap 40 responden, mayoritas berpendidikan SMA
sebanyak 22 orang (55%), Pendidikan berarti segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik (Notoadmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian Dini Ayu Septyani 2010 bahwa ada hubungan
pendidikan terhadap pelaksanaan pendampingan persalinan oleh suami pada ibu
primipara. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah.
Tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima kesan atau informasi
persalinan tentang penerimaan informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang harus
dilakukan suami pada saat mendampingi persalinan.
Dari hasil penelitian terhadap 40 responden, paritas ibu mayoritas responden
dengan primipara sebanyak 19 orang (47,5%). Menurut para peneliti (Notoatmodjo
2003), tingkat paritas rendah lebih baik dari tingkat paritas yang lebih tinggi. Bahwa
semakin sedikit suami mempunyai anak maka tingkat kecemasan suami semakin
berkurang.
Agama merupakan keyakinan yang dianut seseorang yang didalamnya terdapat
ajaran-ajaran dan tata cara dalam pergaulan hidup sehari-hari. Berdasarkan hasil
penelitian terdapat 40 responden, agama mayoritas responden yang islam sebanyak
31 orang (77,5%). Kepercaya seseorang suami menghadapi istri yang bersalin dalam
ajaran agama dan tata cara berbeda-beda tingkat kecemasan juga berbeda dalam
mendampingi istri saat persalina. Dalam pamdangan islam kecemasan merupakan
cobaan atau ujian yang diberikan oleh Allah terhadap hambanya yang bertaqwa agar
lebih mendekatkan diri. Apabila manusia dapat melalui cobaan dan ujian yang
diberikan oleh Allah maka mereka termasuk orang-orang yang bersabar.
2. Fektor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin
A. Suami khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan sebanyak 40
responden (100%), Karena suami sangat khawatir pada proses persalinan istri,
hasrat ingin melindungi istri dari segala bahaya dalam menghadapi persalinan
karena suami tidak merasa cemas istri mengalami bahaya dan suami merasa
saat proses persalin istri sehat-sehat saja, suami yakin tidak akan terjadi bahaya
pada istri. Akan tetapi pada tabel 5.2 suami tidak khawatir istri mengalami
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Bobak (2005) yang menyatakan
suami yang ingin melindungi istri dari segala kemungkinan bahaya dan para
calon ayah yang sangat khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan istri.
Suami akan merasa cemas pada hari-hari dan minggu-minggu menjelang
tanggal persalinan yang diperkirakan.
B. Suami tidak khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan sebanyak
37 orang (92,5%), sedangkan pada tabel 5.2 suami khawatir anak lahir berat
badan rendah (BBLR). Karena tingkat kecemasan suami saat istri hamil
merupakan masa riskan terjadinya bayi premature dan berat badan bayi rendah
(BBLR), dan suami saat mendamping istri banyak melihat bayi-bayi yang
dilahirkan anak lahir dengan berat badan rendah (BBLR) sehingga
menyebabkan tingginya kecemasan pada suami.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Febrianti
(2011) suami dan istri sering merasa cemas karena kekhawatiran anak lahir
cacat, suami dan istri akan megatisipasi kecemasan anak lahir cacat dengan
cara melakukan antenatal secara teratur, melindungi istri dari berbagai
gangguan selama kehamilan dan pemenuhi nutrisi yang adekuat. Namun,
kecemasan akan meningkat apabila istri pernah mengalami gangguan selam
kehamilan dan adanya riwayat keluarga dengan anak lahir cacat.
C. Suami kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan
sebanyak 34 responden (85,0%), tetapi suami tidak memeriksa jenis kelamin
bayi kedokter sebelum bayi lahir, pada tabel 5.2 bapak khawatir jenis kelamin
bayi tidak sesuai harapan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Murkoff, Arlene dan Sandee,
menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang kecewaan muncul dan
diungkapkan dengan jelas. Suami akan merasa sedih dan kehilangan pada saat
melahirkan karena melepaskan anak yang dibayakan dan mulai menerima
anaknya yang nyata. Tetapi suami jarang memeriksa istri kedokter karena,
hanya diperiksa diklinik saja tidak membutuhkan biaya yang banyak.
D. Suami khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak sebanyak 30 responden
(75,0%), tetapi pada tabel 5.2 suami tidak takut uang yang tersedia tidak cukup
untuk kebutuhan bayi.
Penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan Febrianti
(2011) yaitu suami yang mempunyai percaya diri, pengaturan keuangan yang
baik dan kondisi kerja yang baik akan mudah beradaptasi dengan tanggung
jawab ini, begitu juga halnya dengan orang tua yang sudah mempersiapkan
keuangan sejak pernikaan dimulai.
E. Suami merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara
langsung sebanyak 31 reponden (77,5%), tetapi pada tabel 5.2 suami tidak
merasa takut melihat langsung proses persalinan istri.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Irfan
Sopyann (2008) suami yang tidak tegaan, lekas panik saat melihat istri
kesakitan, atau tak tahan bila harus melihat banayak darah, pikir kembali untuk
jadi pendamping di ruang bersalin. Yang dikhawatirkan adalah bukannya
membantu, malah merepotkan tim medis yang sedang menangani persalinan
sang istri. Memang tidak semua suami tabah dan tahan melihat proses
persalinan. Jika dipaksakan, hal ini malah membuat sang suami trauma. Istri
membuat suami trauma. Trauma ini beresiko mengganggu emosi dan kejiwaan
suami. Bisa saja suami menjadi takut untuk mempunyai anak lagi.
F. Suami khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami sebanyak 33 reponden
(82,5%), tetapi pada tabel 5.2 suami tidak khawatir tidak menjadi ayah yang
baik sebanyak.
Hasil penelitian sesuai dengan teori Murkoff, Arlene dan Sandee, (2006).
Suami yang istri paritas primipara dan baru pertama kali menjadi calon ayak,
sehingga suami takut tidak bisa mencintai anak secara alami, suami perlu
mempunyai keterampilan menjadi orang tua dan harus mempelajari tindakan
mempelajari terlebih dahulu teknik-teknik dasar dalam merawat bayi ,
mengganti popok, memandikan, mengendong, membuat sendawa dan
menenangkan bayi, supaya suami tidak takut mencintai anak secara alami.
3. Tingkat kecemasan suami pada faktor-faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin
Jarang sekali suami sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin
sebanyak 18 orang (45,0%), pada proses persalinan istri suami jarang sekali buang
air kecil saat menghadapi istri bersalin, karena proses persalin dianggap norma maka
suami jarang sekali buang air kecil.
Suami jarang saat menghadapi istri bersalin suami merasa sakit perut sebanyak
18 orang (45,0%). Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada
gejala-gejala fisik, perut mual, saat mendamping istri suami jarang merasa sakit perut,
karena dianggap pada proses persalinan istri normal.
Suami kadang-kadang dalam proses persalinan istri, bapak merasa panik
sebanyak 22 orang (55,0%). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Struat (2007)
kendali orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan.
Suami sering gugup dan cemas ketika menghadapi persalinan istri sebanyak 20
orang ( 50,0%) . Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Nolan (2004) kecemasan
yang berwujud seperti gugup pada proses persalinan istri, suami sering mengalami
gugup karena dikhawatirkan dalam proses persalinan istri tidak normal dan anak
yang dilahirkan tidak selamat. Ketidakpastian inilah yang menjadi penyebab sebagai
besar kegugupan yang dirasakan calon suami dalam menghadapi istri yang bersalin.
4. Tingkat kecemasan suami dalam menghadapi istri yang bersalin
Hasil penelitian tingkat kecemasan mayoritas responden cemas ringan
sebanyak 36 orang (90%), kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin
berhubungan dengan ketegangan suami yang menghadapi istri yang bersalin,
kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan Reta (2007)
dikutip dari Sagrestano (2009), menunjukan bahwa (52,5%) subjek suami
menghadapi istri yang bersalin berada kategori kecemasan rendah dan (47,5%)
berada pada kategori kecemasan tinggi. Hubungan yang baik antara suami dan istri
mencegah kecemasan yang timbul akibat perubahan fisik yang mempengaruhi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang suami Diklinik Bersalin Niar
Medan sebagai berikut.
1. Karakteristik suami yang berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (55%),
karakteristik suami yang paritas ibu primipara sebanyak 19 orang (47,5%),
karakteristik suami yang beragama islam sebanyak 31 orang (77,5%).
2. Tingkat kecemasan ringan sebanyak 36 orang (90%).
3. a. Kecemasan akan kesehatan istri 40 responden (100%) suami khawatir akan
kesehatan istri selama proses persalinan.
b. Kecemasan akan kesehatan anak 37 responden (45,0%) suami tidak merasa
khawatir tentang kesehatan bayi yang akan dilahirkan.
c. Kecemasan harapan jenis kelamin 34 responden (85,0%) suami
kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan.
d. Kecemasan tanggung jawab financial 30 responden (75,0%) suami khawatir
tidak bisa membiayai sekolah anak.
e. Kecemasan tidak tahan melihat persalinan 31 reponden (77,5%) suami
merasa mual dan lemas ketika mengadapi proses persalinan secara langsung.
f. Kecemasan ketakutan menjadi ayah 33 reponden (82,5%) suami khawatir
B. Saran
1. Diharapkan kepada seluruh suami yang mendampingi istri yang bersalin agar
menambah pengetahuan tentang persalinan agar dapat mengurangi kecemasan
suami menghadapi istri yang bersalin.
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu memberikan informasi dan
pengarahkan kepada suami yang menghadapi istri yang bersalin.
3. Bagi peneliti yang lain diharapakan melakukan penelitian selanjutnya yang
lebih spesifik lagi tentang faktor-faktor penyebab kecemasan suami
DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, A. (2011). Hubungan Fakto-Faktor Penyebab Kecemasan Dengan
Tingkat Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin Spontan Di
Klinik Hadijah Medan.
Hawari, D. (2006). Menajemen Stress Cemas Dan Depresi. Jakarta : FKUI.
Hidayat, A & Sujiyatini. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nuha medika.
Hidayat A, A. A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Ananlisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Laynn, M. R. (1986). Determination and Quantification of Content Validity.
Musbikin, I . (2006). Persiapan Menghadapi Persalinan. Yokyakarta: Mitra Pustaka. Murkoof, H, Arlene E & Sandee H. (2006). Kehamilan Apa yang Anda Hadapi
Bulan per Bulan. Jakarta: Arca.
Mubarak, W.I. Nurul, C. Khoirul, R. dan Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nolan, M. (2004). Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta: Arca.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
(2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
(2007). Kesehatan Mesyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
Setiawan, H. (2010). Gambaran Tingkat Kecemasan Suami Ketika Menunggu Istri
Melahirkan Dengan Tindakan Vakum. Skripsi Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Safaria, T & Nofrans E. S. (2009). Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suliswati, Tjien, A.P, Jeremia, M.,Yenny, S., & Sumijatun. (2005). Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta : Fitramaya.
Sopyann, I. (2008).Gambaran Kecemasan Seorang Suami Saat Menghadapi Proses
Kelahiran Anak Pertama.http://library.gunadarm.ac.id/ repository
/view/319715/gambarankecemasanseorangsuamisaatmenghadapiprose -kelahiran-anak-pertama-studi-kasus.html/.
Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia.
Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Zung, W.WK. (1971). Sebuah Instrument Rating Untuk Gangguan Kecemasan
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalammualaikum Wr. Wb/Salam Sejahtera
Dengan Hormat,
Nama saya Cut Nilam Sari, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan
pendidik Fakultas keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang
berjudul “ Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang
Bersalin”.
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenakan dan di alami oleh semuan makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Kecemasan merupakan mengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat
diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang
spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi dengan mencapai
suatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup
(Suliswati, et.al, 2005).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan
suami menghadapi istri yang bersalin.
Kami akan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepada bapak
tentang:
a. Data demografi seperti usia, pendidikan, paritas.
b. Serta melakukan pengisian kusioner kepada responden.
Partisipasi Bapak bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada
Untuk penelitian ini Bapak tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak
membutuhkan penjelaskan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Cut Nilam Sari
Alamat : Jl. Universitas No.20 Asrama Baru Putri USU Medan
No. HP : 082162461820
Terima kasih saya ucapakan Bapak yang telah ikun berpartisipasi pada penelitian
ini. Keikutsertaan Bapak dalam penelitian ini akan menyumbangkan suatu yang
berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyakut penelitian ini diharapan Bapak
bersedian mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, Juli 2013
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR KONSULTASI SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian “ Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan Suami Menghadapi Istri Yang Bersalin”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlukan.
Medan, Juli 2013
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YANG BERSALIN DI KLINIK BERSALIN NIAR TAHUN 2013
No. Responden :
Petunjuk pengisian : Berikan tanda (√) pada salah satu pilihan yang menjadi jawaban.
A. DATA DEMOGRAFI
1. Umur a. < 20 tahun b. > 35 tahun c. 20-35 tahun 2. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Penguruan tinggi 3. Paritas ibu
a. Primipara (ibu yang melahirkan seorang anak) b. Secundipara (ibu yang melahirkan 2 orang anak) c. Multipara (ibu yang melahirkan 3-5 orang anak) 4. Pekerjaan
a. Pengawai swasta b. Buruh
c. Wiraswasta d. PNS
5. Agama
a. Islam b. Kristen c. Katolik 6. Suku
No Pertanyaan faktor –faktor penyebab kecemasan suami menghadapi istri yang bersalin
Pilihan jawaban
ya tidak
A. Kecemasan Kesehatan Ibu
5.Apakah bapak khawatir akan kesehatan istri selama proses persalinan
6.Apakah bapak khawatir istri mengalami bahaya saat istri mengahapi persalinan
7.Bapak mengkhawatirkan bahwa yang sesuatu yang
buruk akan terjadi pada istri saat menghadapi persalinan
8.Bapak merasa khawatir proses persalinan istri tidak berjalan normal
11. Apakah bapak membawa istri kevasilitas medis
tepat waktu bersalin karena bapak khawatir kesehatan istri
B. Kecemasan Kesehatan Anak
12. Bapak merasa khawatir tentang kesahatan bayi
yang akan dilahirkan
13.Bapak khawatir bayi yang dilahirkan istri cacat tubuhnya
14.Bapak merasa khawatir bayi yang dilahirkan tidak dalam keadaan sempurna dan sehat
15.Bapak merasa cemas anak lahir premature
16.Apakah bapak khawatir anak lahir berat badan bayi rendah (BBLR)
C. Harapan Jenis Kelamin
11. Bapak merasa khawatir jenis kelamin anak tidak sesuai dengan harapan
12. Apakah bapak merasa khawatir nama yang sudah disiapkan tidak sesuai jenis kelamin
13. Apakah bapak kecewa/terpukul jika jenis kelamin tidak sesuai dengan harapan
14. Apakah bapak khawatir jenis kelamin bayi yang dilahirkan tidak sesuai harapan keluarga
15. Apakah bapak memeriksa jenis kelamin bayi kedokter sebelum bayi lahir, karena bapak khawatir jenis kelamin bayi tidak sesuai harapan
D. Tanggung Jawab Financial
16. Apakah bapak khawatir jika uang bapak miliki tidak cukup untuk membiayai kelahiran bayi
semakin meninggi
18. Apakah bapak takut uang yang tersedia tidak cukup untuk kebutuhan bayi
19. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai kelahiran bayi
20. Apakah bapak khawatir tidak bisa membiayai sekolah anak
E. Tidak Tahan Melihat Persalinan
21. Bapak merasa takut melihat langsung proses persalinan istri
22. Apakah bapak merasa mual dan lemas ketika menghadapi proses persalinan secara langsung 23. Apakah bapak khawatir tidak tahan melihat darah
ketika menghadapi proses persalinan secara langsung
24. Apakah bapak khawatir akan pingsan ketika menghadapi proses persalinan secara langsung 25. Bapak khawatir tidak memiliki keberanian untuk
melihat proses persalinan bayi secara langsung F. Takut Menjadi Ayah
26. Apakah bapak khawatir tidak bisa mempelajari teknik-teknik dasar dalam merawat bayi
27. Apakah bapak khawatir tidak menjadi ayah yang baik
28. Apakah bapak khawatir tidak mampu mengendong bayi
29. Apakah bapak khawatir tidak bisa mencintai anak secara alami
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTRI YANG BERSALIN MENGUNAKAN SKALA ZUNG SELF-RATING ANXIETY SCALE (SAS) Di
KLINIK BERSALIN NIAR
No. Responden :
Petunjuk pengisian : Berikan tanda (√) pada salah satu pilihan yang menjadi
jawaban.
A. DATA DEMOGRAFI
1. Umur a. < 20 tahun b. > 35 tahun c. 20-35 tahun 2. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Penguruan tinggi 3. Paritas ibu
a. Primipara (ibu yang melahirkan seorang anak) b. Secundipara (ibu yang melahirkan 2 orang anak) c. Multipara (ibu yang melahirkan 3-5 orang anak) 4. Pekerjaan
a. Pengawai swasta b. Buruh
c. Wiraswasta d. PNS
5. Agama
a. Islam b. Kristen c. Katolik 6. Suku
No Pilihan jawaban Pertanyaan tingkat kecemasan Jarang
sekali
Jarang Kadang -kadang
sering
1. Apakah bapak gugup dan cemas ketika
menghadapi persalinan istri
2. Apakah bapak merasa takut saat menghadapi
proses persalinan istri
3. Apakah dalam proses persalinan istri, bapak
merasa panic
4. Apakah bapak merasa kurang fokus perhatian
terhadap apapun saat menghadapi istri yang bersalin
5. Apakah bapak merasa semuanya baik-baik saja
ketika menghadapi proses bersalin istri bapak
6. Apakah saat menghadapi istri bersalin, lengan dan kaki bapak gemetar
7. Apakah saat menghadapi istri saat bersalin, bapak merasa sakit kepala, leher atau nyeri pungung
8. Apakah bapak merasa lelah dan lemas saat
menghadapi istri bersalin
9. Apakah saat menghadapi istri yang bersalin, bapak tenang dan dapat duduk diam
10. Apakah bapak merasa jantung berdetak cepat saat menghadapi istri yang bersalin
11. Apakah bapak merasa pusing saat menghadapi istri yang bersalin
12. Bapak merasa seolah-olah akan pingsan saat istri dalam proses persalinan
13. Apakah bapak merasa bernapas masuk dan keluar dengan mudah saat menghadapi istri yang bersalin 14 Apakah saat menghadapi istri bersalin, bapak
merasa mual muntah
15 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak merasa sakit perut
16 Apakah bapak sering buang air kecil saat menghadapi istri bersalin
17 Saat istri bersalin bapak merasa tangan kering atau hangat
18 Apakah saat menghadapi istri bersalin bapak mengalami panas
19 Saat proses persalinan istri, bapak menemukan kesulitan untuk tidur nyenyak
N
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN SUAMI MENGHADAPI ISTIRI BERSALIN
Jl