• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTELIGENSI DAN PRESTASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TATA USAHA GOLONGAN II IPB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN INTELIGENSI DAN PRESTASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TATA USAHA GOLONGAN II IPB."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

TATA USAHA GOLONGAN II IPB

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Fakultas Pascasarjana

Institut Keguruan dan Hmu Pendidikan Bandung

ebagai Pemenuhan Sebagian Persyaratan Kurikuler Program S2

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Olehi

STT1RAHMAWATI

8832008

FAKULTAS PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

Prof. Dr. Achmad Sanusi Pembimbing I

Prof. Dr./ ,H' Engkoswara, M.Ed

Pembimbing II

'rof. Dr. Rochman Natawidjaja

Pembimbing III

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

B A N D U N G

(3)

Halaman

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

iii

BAB

I PENDAHULUAN

1

A. Permasalahan

1

1. Latar Belakang Masalah

. 1

2. Rumusan Masalah

8

3. Variabel Penelitian dan Definisi

Operasional

10

B. Tujuan Penelitian

17

C. Manfaat Penelitian

18

BAB

II STUDI KEPUSTAKAAN

20

A. Konsep Administrasi Pendidikan

20

B. Inteligensi

26

C. Prestasi Kerja

35

D. Kepuasan Kerja

42

E. Hubungan Inteligensi dengan Prestasi

Kerja

49

F. Hubungan Prestasi Kerja

dengan Ke

puasan Kerja

51

(4)

G. Hubungan Inteligensi dengan Kepuasan

Kerja

52

H. Hubungan Inteligensi dan Prestasi

Kerja Secara Bersama-sama dengan Ke

puasan Kerja

53

I. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan

dan Penelitian Sebelumnya 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 57

A. Populasi dan Sampel Penelitian

58

B. Metode Penelitian 63

C. Teknik Pengumpulan Data 66

D. Teknik Pengolahan Data -. . . 71

E. Hipotesis 74

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengumpul Data 75

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA 85

A. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 85

B. Rangkuman Hasil Pengolahan Data 101

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, PEMBAHASAN DAN

REKUMENDASI 105

A. Kesimpulan 105

B. Implikasi

107

(5)

DAFTAR PUSTAKA 113

LAMPIRAN A. Instrumen-instrumen yang digunakan.. 117

B. Data Hasil Penelitian 123

C . 1. Distribusi Frekuensi 125

2. Uji Normalitas Distribusi 128

3. Analisis Regresi 131

4. Perhitungan Uji Linieritas Regresi 138

5. Perhitungan Korelasi 143

(6)

P E N D A H U L U A N

Bab pendahuluan ini berisi uraian tentang

per-masalahan, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Permasalahan

Bagian ini terdiri atas latar belakang masalah,

rumusan masalah, variabel penelitian dan definisi

operasional.

1. Latar Belakang Masalah

Institut Pertanian Bogor sebagai lembaga pendidik

an, menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi dan

berfungsi untuk mengembangkan pendidikan nasional serta

meningkatkan kesejahteraan bangsa. Proses pencapaian

tujuan lembaga ditunjang oleh kondisi yang dinamis yang

dimiliki secara keseluruhan dalam lembaga itu sendiri.

Pencapaian kondisi yang demikian sangat tergantung pada

(7)

prasa-oleh lembaga itu.

Karyawan sebagai salah satu komponen

suatu

sistem berperan sebagai pelaksana langsung

ter-libat dalam proses kegiatan lembaga. Untuk

terwujudnya

peranan

itu diperlukan lingkungan kerja .yang baik

dan

peralatan

kantor yang lengkap.

Dengan

demikian

akan

terciptanya rasa ketentraman kerja bagi setiap karyawan

sehingga

membangkitkan semangat kerja_ karyawan.

Hal

ini telah diusahakan di IPB. Tetapi, pada kenyataannya

dalam

segi pelaksanaan pekerjaan, masih

ada

karyawan

yang

bekerja

tidak sebagaimana

layaknya,

masih

ada

karyawan

yang tidak bergairah dengan pekerjaannya

dan

ada

pula karyawan yang kurang mampu

bekerja

sehingga

malas melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Karena kurangnya kegairahan bekerja, mereka akan

cepat

bosan

dalam menghadapi tugas, kurang kreatif dan

juga

kurang

berinisiatif.

Keadaan demikian

itu

tampaknya

merupakan

pencerminan

rasa

ketidakpuasan

karyawan

terhadap lembaga secara keseluruhan serta rasa

ketidak-mampuan

mereka dalam menghadapi tugas-tugas.

Hal

ini

mungkin

disebabkan

oleh

tugas-tugas

yang

diberikan

kepada karyawan tersebut tidak sesuai dengan bidangnya,

(8)

untuk dikerjakan.

Hal-hal tersebut di atas akan menimbulkan masalah

bila tidak dicari usaha penanganan yang tepat terutama

dari segi produktivitas kerja dan mutu kerja, khususnya

masalah kepuasan kerja.

Maka dari itu, menurut penulis

perlu diadakan penelitian

tentang

faktor-faktor

yang

mungkin ada kaitannya dengan hal dimaksud. Diantaranya

adalah

inteligensi,

prestasi kerja,

kepuasan

kerja.

Karena terpenuhinya ketiga faktor tersebut akan membawa

dampak yang positif terhadap kelancaran pelayanan tugas

dalam bidang administrasi pendidikan. Alasan-alasan

yang

mendasari

pemilihan ketiga variabel tersebut

di

atas yaitu inteligensi, prestasi kerja, dan kepuasan

kerja sebagai obyek penelitian dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a. Adanya sebagian karyawan administratif yang

kemam-puan berpikirnya dan daya tangkap dalam menerima

tugas-tugas dari atasannya kurang. Atasan

berkali-kali menjelaskan yang harus dikerjakan karyawan atau

bawahannya. Tidak tanggap terhadap teguran-teguran

dari atasan baik langsung maupun tidak langsung,

(9)

walau-wan

atau

salah satu

bawahannya

tetapi

akibatnya

kepada seluruh karyawan administratif. Pengaruh dari

hal-hal

di atas, maka terjadi hubungan yang

kurang

baik antar karyawan sehingga mengakibatkan

kesalah-pahaman yang berkelanjutan. Salah satu faktor

penen-tu unpenen-tuk memperlancar dalam penyelesaian penen-tugas-penen-tugas

yang dibebankan kepada karyawan adalah

inteligensi,

yang mempunyai pengaruh tertentu

terhadap inisiatif

seseorang

dan keberhasilan tugasnya.

Oleh

karena

itu, faktor inteligensi menjadi salah satu

variabel

yang

akan diteliti.

Karena

inteligensi

merupakan

modal

utama kemampuan manusia dalam

berpikir,

dan

manusia diberi akal yang sempurna melebihi

makhluk-makhluk

lain yang diciptakan oleh Tuhan

Yang

Maha

Esa.

Dalam prosedur pengangkatan

karyawan,

faktor

inteligensi merupakan satu bagian dari tes

psikolo-gis yang

memiliki suatu hirarki ketelitian

penguji-an

kecerdasan

yang abstrak

yang

dapat

dilakukan

dengan

baik.

Sejak Hugo Munsterberg menjadi

bapak

bidang psikologi pada permulaan abad ini, tes

psiko-logis

telah

menduduki suatu posisi

penting

dalam

(10)

paling cocok untuk suatu pekerjaan dan menentukan

dalam keadaan psikologis yang bagaimana dapat

dicapai keluaran yang terbesar bagi setiap orang.

(Flippo,

1988

: 178)

Dengan

demikian,

sekiranya

penelitian

ini

membuktikan bahwa

tes

inteligensi

dapat dipergunakan dalam prosedur seleksi

pengang-katan pegawai.

b. Terjadinya kesenjangan waktu bekerja, beban kerja

yang tidak merata berakibat banyak waktu yang tidak

dapat dimanfaatkan oleh pimpinan. Seperti ada karya

wan yang hanya duduk-duduk membaca koran dan ada

karyawan yang membicarakan hal-hal lain di luar

pekerjaannya sehari-hari, sedangkan sebagian karya

wan yang lain sibuk karena banyaknya pekerjaan.

Kenyataannya dalam penilaian prestasi kerja hal ini

kaitannya dengan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan) antar karyawan nilainya tidak jauh

berbe-da. Di sini terdapat kriteria penilaian yang kurang

jelas, hal-hal apa yang dinilai dari setiap karyawan

oleh pimpinan. Ada isu-isu yang menyatakan bahwa

apabila salah satu aspek yang nilainya kurang baik,

(11)

kesulitan-kesulitan dalam kenaikan pangkatnya, maka nilai-nilai itu disesuaikan dengan syarat-syarat yang ditentukan.

Hal ini yang membuat sebagian karyawan beranggapan

bahwa bekerja atau tidak mengerjakan tugasnya, yang

penting hadir di kantor dan mengisi absensi secara

rutin. Kadang-kadang ada karyawan yang datang ke

kantor pagi hari dan kembali siang hari untuk

mengisi absensi, antara pagi hari dan siang hari itu

diisi pekerjaan lain seperti kerjasama dengan kolega

dari luar instansi dalam usaha tambahan penghasilan, sedang pekerjaan yang harus diselesaikan diabaikan.

Sedangkan prestasi kerja memerlukan kesungguhan dari

para karyawan dalam menghadapi tugas yang dibebankan

sehari-hari.

Manusia lahir di dunia atas karunia Allah. Mereka

tidak berdaya tetapi dilengkapi dengan berbagai kemampuan dasar yang penuh kemungkinan, sebagai alat upaya dapat berbuat dan bekerja, cipta, rasa, karsa dan karya, untuk kemudian mengabdikan diri kepada penciptaNya (Q.S.16 An Nahl: 78 dan Q.S. 22

(12)

hasil suatu pekerjaan yang telah dilakukan, seberapa

besar

hasil

yang didapatkan dari

suatu

pekerjaan

menunjukkan

derajat

kemampuan

seseorang

dalam

menyesuaikan

suatu

pekerjaan. Hal

ini

tergantung

dari

kemampuan daya pikir dan prestasi kerja

sese

orang.

Artinya

kemampuan daya pikir

dan

prestasi

kerja harus berjalan secara seimbang sehingga

dapat

memberikan

suatu hasil yang diharapkan dalam

suatu

organisasi

sesuai

dengan

persyaratan-persyaratan

dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Keluhan-keluhan

yang diungkapkan dalam

pembicaraan

sehari-hari,

menyatakan ketidakpuasan terhadap

apa

yang

diterimanya.

Keluhan-keluhan

itu

berkaitan

dengan

imbalan

yang diterima

karena

tidak

dapat

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, berkaitan pula

dengan

masalah

penghargaan

atas

prestasi

kerja

bawahan dari atasan atau pimpinan.

Sikap

pimpinan dan bawahan dalam bekerjasama

serta

hubungan

pribadi

yang

kurang

harmonis,

sehingga

masing-masing

merasa

tidak puas

atas

tugas-tugas

yang dikerjakannya.

Kurang adanya kepercayaan

pim

(13)

kesung-guhan dalam menyelesaikan pekerjaan tidak sepenuhnya

untuk

mencapai prestasi kerja yang baik.

Sedangkan

dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

manu

sia,

kepercayaan dari pimpinan terhadap

bawahannya

sangat

berpengaruh kepada prestasi

kerja

karyawan

yang bersangkutan.

Kepuasan

kerja secara psikhis mempunyai nilai

ter-sendiri. Kepuasan kerja bila ditinjau secara pribadi"

dapat

memberikan arti yang cukup luas,

tidak

saja

dapat

memberikan

prestise

tetapi

juga

dampaknya

sangat positif bagi organisasi sehingga

produktivi

tas yang diharapkan dapat tercapai.

Keselarasan antara personaliti (ditin'jau dari kemam

puan berpikir dan prestasi kerja),

ketentuan-keten-tuan dan persyaratan-persyaratan yang telah

digaris-kan dalam organisasi.

Selain itu motivasi dan

dedi-kasi

yang

tinggi sangat mendukung

tercapainya ke

puasan kerja seseorang.

2. Runusan Masalah

Objek

(tema)

penelitian ini

adalah

keterkaitan

inteligensi dan prestasi kerja dengan kepuasan kerja

(14)

Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang menjadi

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

"Bagaimana hubungan antara inteligensi dan prestasi

kerja dengan kepuasan kerja karyawan tata usaha

golongan II IPB ?".

Rumusan masalah di atas, terdapat tiga variabel

yang perlu mendapat penjelasan, yaitu inteligensi,

prestasi kerja dan kepuasan kerja. Variabel inteligensi

di sini dimaksudkan adalah potensi dalam bentuk tingkat

kecerdasan atau kemampuan berpikir dari karyawan tata

usaha golongan II di IPB. Inteligensi yang cukup baik

memungkinkan ia untuk cepat dapat menganalisa

masalah-masalah, baik masalah yang menyangkut tugas maupun

masalah pribadi.

Variabel prestasi kerja di sini dimaksudkan adalah keberhasilan karyawan tata usaha golongan II

melaksana-kan dan menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh atasan sesuai deskripsi kerja yang telah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

Variabel kepuasan kerja di sini dimaksudkan adalah suasana emosional yang dirasakan karyawan tata usaha

golongan II dalam bentuk rasa senang terhadap hasil yang dicapai dari pelaksanaan atau penyelesaian

(15)

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana hubungan inteligensi dengan prestasi

kerja karyawan?

b. Bagaimana hubungan prestasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan?

c. Bagaimana hubungan inteligensi dengan kepuasan kerja karyawan?

d. Bagaimana hubungan inteligensi dan prestasi kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan ?

3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel-variabel penelitian ini adalah Inteli gensi, prestasi Kerja dan Kepuasan Kerja. Variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut.

a. Inteligensi

Inteligensi adalah kecerdasan yang dimiliki

manusia. Manusia mempunyai tingkat kecerdasan yang jauh

lebih tinggi dari makhluk apapun. Manusia dengan

(16)

mampu menganalisis, mengambil kesimpulan dengan tepat

dan cepat terhadap masalah yang sedang dihadapi. Mampu pula menyusun kembali pengalaman-pengalaman masa lampau

dalam konsep-konsep guna memecahkan masalah. Dan mampu berpikir secara konseptual sehingga manusia dapat

meng-organisasi dan mengklasifikasi hal-hal yang khusus ke dalam kelompok-kelompok tertentu, maka muncullah konsep-konsep dan ide-ide yang dapat dipakai untuk menarik kesimpulan dari gejala-gejala yang diamati. Kadangkala manusia dengan inteligensinya mampu mencip-takan sesuatu dan meramalkan kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di masa datang. Dengan inteligensi itu memungkinkan manusia mampu berpikir menurut sistem dengan cepat dan rasional, mengolah informasi dengan baik, mengdiagnosis masalah dengan tepat sehingga ia dapat bertindak dengan cepat dan tepat dalam menghadapi tugas sehari-hari atau mengatasi masalah.

(17)

di-sesuaikan untuk Indonesia. Tes ini merupakan tes non

verbal.

b. Prestasi Kerja

Prestasi kerja merupakan hal yang tidak kurang

pentingnya dalam diri setiap organisasi. Apabila ada

anggota organisasi yang bekerja tidak dengan

sungguh-sungguh, pencapaian tujuan organisasi akan mengalami

kelambatan, dan tujuan itu tidak akan tercapai

seperti

yang diinginkan. Karena itu anggota organisasi hendak

nya terdiri dari orang-orang yang betul-betul dapat

berfungsi dalam bidang tugas yang dipercayakan kepada

mereka. Dengan kata lain, anggota organisasi hendaknya

terdiri

dari

orang-orang

yang

mempunyai

kemampuan

untuk

bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan

yang

ada

dalam organisasi.

Pengertian prestasi kerja di sini dimaksudkan

adalah prestasi karyawan tata usaha golongan II

melakukan dan menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya sesuai deskripsi kerja yang telah

ditetapkan

dalam

undang-undang

dan

peraturan

pemerintah

yang

berlaku. Data prestasi kerja diperoleh dari isian

format

penilaian

oleh atasan langsung

karyawan

yang

(18)

itu, komponen yang dinilai disusun sesuai dengan

aspek-aspek yang perlu diperhatikan menurut G.R. Terry

yang dikutip oleh Winardi (1985 : 133). Aspek-aspek

tersebut adalah sebagai berikut :

a. pengetahuan mengenai pekerjaan;

b. kualitas pekerjaan;

c. kerja sama;

d. tanggung jawab;

e. inisiatif;

f. jumlah pekerjaan;

g. keterandalan.

Selanjutnya kriteria penilaian dimodifikasi seperlunya

sehingga penilaian yang dilakukan itu dapat disesuaikan dengan unsur-unsur yang dinilai tentang pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PP No.10 tahun 1979 dan Surat Edaran No .02/SE/1980). Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kesetiaan;

b. Prestasi kerja;

c. Tanggung jawab;

d. Ketaatan;

e. Kejujuran;

f. Kerja sama; /

g. Prakarsa;

(19)

Penggabungan antara komponen yang dinilai menurut

G.R. Terry dan komponen yang perlu diperhatikan untuk

menilai prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil menurut PP

No.10 tersebut di atas, dapat dilihat dalam format

berikut.

TABEL 1 . 1

KCT^OCN-KCJh-FtDhJEN PENILAIAN PRESTASI KERJA

KDWONEN YANG DINILAI l*ENU-RUT G.R.TERRY

KDMPOhEN YANG DINILAI MENURUT PP.ND.10 1979

Kese— tiaan Pres tasi kerja Tang gung jawab keta-atan Keju-juran Kerj a sama. Pra-karsa Kepe- mim-pinan

Pengetahuan I *)

Kualitas II

Kerja sama Ill

Tang, jawab IV

Inisiatif V

Jml.pekerj. VI

Keterandalan VII VII VII VII

Keterangan :

*) Khusus mengenai komponen kepemimpinan tidak penulis masukkan, karena penilaian ini hanya ditujukan kepada karyawan yang dibawahi oleh seorang pimpinan unit kerja, atau karyawan bawahan dalam suatu

(20)

c. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja yang dimaksud di sini adalah suasana emosional yang dirasakan karyawan tata usaha

golongan II dalam bentuk rasa senang terhadap hasil

yang dicapai dari pelaksanaan atau penyelesaian

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kepuasan kerja yaitu perasaan seorang anggota organisasi terhadap

peker-jaannya yang menyangkut isi tugas, ruang lingkup, cara

kerja dalam proses kegiatan dan hasilnya. Kepuasan

kerja karyawan mencakup perasaan puas karena

dipenuhi-nya tugas yang menantang, situasi dan lingkungan kerja, insentif material, suasana sosial, keamanan, kesehatan jasmaniah dan rokhani.

Data kepuasan kerja diperoleh melalui angket yang

diisi oleh karyawan yang menjadi sampel penelitian ini.

Angket tersebut berisi komponen-komponen yang menyang

kut kepuasan kerja. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kepuasan yang berkaitan dengan imbalan berbentuk material (seperti gaji sekarang, prospek gaji masa

datang, gaji tambahan atau honorarium) dan berbentuk

non-material (seperti kesempatan belajar, promosi,

(21)

b. Kepuasan yang berkaitan dengan apa yang dikerjakan (seperti pekerjaan yang menarik, posisi, status, ke

mampuan diri untuk melaksanakan tugas-tugas).

c. Kepuasan yang berkaitan dengan kebijaksanaan organi sasi (seperti kondisi kerja, pelaksanaan tugas orga nisasi, peraturan-peraturan dalam organisasi).

d. Kepuasan yang berkaitan dengan sikap pihak pimpinan dan anggota organisasi dalam bekerja sama serta kesempatan aktualisasi diri untuk membentuk hubungan antar pribadi yang memuaskan.

Paradigma penelitian adalah suatu prespektif atau suatu kerangka acuan untuk memandang sesuatu yang terdiri atas sejumlah konsep. Bailey (1978: 18) ber-pendapat bahwa konsep paradigma merupakan suatu yang

sudah lama ada dalam penelitian sosial dan merupakan

hal yang penting. Hal ini memang beralasan karena sebuah masalah akan menghasilkan kesimpulan yang ber-beda jika masalah tersebut digambarkan menjadi dua buah paradigma yang berbeda.

(22)

INTELIGENSI

PRESTASI KERJA

_&

KEPUASAN KERJA

Gambar 1

Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian di atas menjelaskan bahwa ada

keterkaitan antara inteligensi dan prestasi kerja kar—

yawan tata usaha golongan II IPB, keterkaitan antara prestasi kerja dan kepuasan kerja karyawan tata usaha golongan II IPB, keterkaitan antara inteligensi dan kepuasan kerja karyawan tata usaha golongan II IPB serta keterkaitan inteligensi dan prestasi kerja secara

bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan tata usaha

golongan II Institut Pertanian Bogor.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan-pembahasan di atas,

dite-tapkanlah tujuan penelitian ini kepada menganalisis

de-rajat keterkaitan antara inteligensi, prestasi kerja

(23)

Secara terperinci tujuan tersebut disajikan sebagai be

rikut, yaitu untuk menganalisis:

1. Hubungan inteligensi dengan prestasi kerja karyawan. 2. Hubungan prestasi kerja dengan kepuasan kerja karya

wan .

3. Hubungan inteligensi dengan kepuasan kerja karyawan.

4. Hubungan antara inteligensi dan prestasi kerja

secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan.

C. Manfaat Penelitian

Temuan yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pengelola Institut Pertanian Bogor sebagai bahan pertimbangan

dalam penerimaan karyawan baru untuk masa-masa

mendatang. Misalnya untuk mendapatkan mutu pekerjaan

seperti yang diharapkan, maka perlu dipilih karyawan yang mempunyai kecerdasan dan prestasi kerja yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan disaat penerimaan

calon karyawan baru sebagai salah satu seleksi untuk

mendapatkan karyawan yang berkualifikasi atau ber—

kemampuan tinggi. Di samping itu diharapkan juga hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimban gan dalam penyusunan kebijaksanaan dan menetapkan

(24)

berhubungan dengan karyawan tata usaha Institut

Perta-nian Bogor. Apabila inteligensi dan kemampuan

melak-sanakan tugas karyawan telah diketahui, maka pihak

pengelola Institut Pertanian Bogor sudah mempunyai

pedoman dalam memberikan tugas, bimbingan serta

pembi-naan karir karyawan tersebut dalam usaha meningkatkan

kemampuan mereka. Begitu pula pihak pengelola dapat

menentukan jenis pekerjaan yang akan diserahkan kepada

masing-masing karyawan sesuai dengan kemampuannya.

Dengan cara demikian, mereka akan dapat bekerja sesuai

dengan kemampuan sendiri dan dengan sendirinya dapat

diharapkan masing-masing karyawan itu akan menemukan

(25)
(26)

Bab ini berisi uraian tentang populasi dan sampel,

metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pe ngolahan data serta validitas dan reliabilitas ins

trumen pengumpul data.

Penelitian ini dilakukan di Biro, Lembaga dan

Fakultas yang ada di lingkungan Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian ini telah dimulai sejak bulan Agustus 1990 yang lalu sampai dengan penyusunan

laporan hasil penelitian.

Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh

beberapa persiapan administratif dan persiapan teknis

sebagai berikut:

1. Meminta izin penelitian kepada Rektor IPB dengan

syarat permohonan izin penelitian dari IKIP Bandung

tanggal 2 Agustus 1990 nomor 4475/PT25.Hl/N/90 dan

dari Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa

Ba-rat Direktorat Sosial Politik tanggal 16 Agustus

1990 nomor 070.1/3452. Izin penelitian diberikan

oleh Rektor IPB tanggal 18 Agustus 1990 nomor 193/

(27)

2. Memperbanyak instrumen penelitian berbentuk skala

penelitian yang penggunaannya diperuntukkan bagi

karyawan sebanyak anggota sampel.

3. Menyebarkan instrumen penelitian kepada para res-ponden untuk diisi dan dikumpulkan berangsur—

angsur.

4. Pelaksanaan tes Inteligensi "Progressive Matrics" bagi karyawan yang menjadi anggota sampel, pada

hari Rabu tanggal 12 September 1990 di Aula Pusat IPB berdasarkan surat dari Rektor pada tanggal 29

Agustus 1990 nomor 135/PT39.H14.C/Q/90.

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Menentukan populasi penelitian

Penentuan populasi dalam suatu penelitian

tergantung kepada masalah yang akan diteliti dan jenis

data yang dibutuhkan. Populasi penelitian ini dapat

terdiri dari suatu jenis sumber data atau lebih serta

sumber data tersebut harus dapat dipercaya dan mem

punyai relevansi dengan masalah yang diteliti.

Winarno Surakhmad (1975; 84) berpendapat bahwa

(28)

Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan

tata usaha golongan II Institut Pertanian Bogor yang

telah menjadi pegawai negeri sipil dan telah menerima

gaji penuh dari pemerintah (1007.). Alasan penulis

memilih karyawan tata usaha golongan II ini adalah

karena karyawan tersebut jumlahnya terbesar

dibanding-kan dengan karyawan tata usaha golongan I dan karyawan

tata usaha golongan III. Jumlah karyawan tata usaha IPB

seluruhnya menurut keadaan pada tanggal 1 April 1990

adalah sebagai berikut.

Karyawan tata usaha IPB:

a. golongan I 550 orang,

b. golongan II 1166 orang,

c. golongan III 141 orang,

d. golongan IV 2 orang,

Sehingga jumlah keseluruhan karyawan adalah 1859 orang.

Dilihat dari jumlah karyawan yang telah menjadi

pegawai negeri, karyawan golongan II menempati jumlah

yang terbesar, yaitu 1166 orang. Karyawan golongan II

yang berjumlah 1166 orang itulah yang dijadikan popula

si penelitian ini.

2. Penentuan sampel penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang

diambil

(29)

selu-ruh populasi secara refresentatif.

Winarno

Surakhmad (1975; 84)

mengemukakan

bahwa

"Seringkali penyelidikan terpaksa mempergunakan sebuah

sampel

yang

dapat

dipandang

refresentatif

terhadap

populasi itu".

Adapun dalam penelitian ini,

pengam-bilan sampel dilakukan secara "Propotional Stratified

Random

Sam-pling"

dengan mengambil

107.

dari

setiap

variasi golong-an (Ha, lib, He dan lid) untuk ini

juga

diperhitung-kan faktor—faktor lain seperti

jenis

kelamin dan ting-kat pendidikan. Hal ini sesuai

dengan

ketentuan yang dikemukakan oleh S. Nasution (1987; 119)

bahwa "Dari populasi tiap golongan menurut stratifikasi

itu dapat kita pilih sampel menurut cara acakan dalam

jumlah yang proporsional, artinya menurut proporsi atau

bagian

yang

kita tentukan, misalnya

10

persen

dari

masing-masing golongan".

Alasan digunakannya sampel tersebut adalah :

a. jumlah sampel memungkinkan untuk dihubungi baik

se

cara langsung maupun melalui perantara.

b. sampel tersebar di tempat yang terbatas.

c. efisiensi terhadap waktu dan biaya.

Cara mengambil sampel, untuk lebih jelasnya

yaitu

populasi di atas dibagi atas kelompok-kelompok

menurut

golongan, pendidikan dan jenis kelamin. Kelompok

menu

rut

golongan yang ada meliputi karyawan golongan

Ila,

(30)

golongan mereka adalah sebagai berikut:

a. karyawan golongan Ila

618 orang,

b. karyawan golongan lib

237 orang,

c. karyawan golongan lie

212 orang,

d. karyawan golongan lid

99 orang,

Dengan

demikian

jumlah keseluruhan

karyawan

menurut

golongan adalah 1166 orang.

Kelompok

menurut

pendidikan

yang

ada

meliputi

karyawan

yang

berijasah Sekolah

Dasar

(SD),

Sekolah

Menengah

Tingkat

Pertama

(SMTP),

Sekolah

Menengah

Tingkat

Atas (SMTA) dan Sarjana Muda. Jumlah

karyawan

tersebut

menurut

pendidikan

mereka

adalah

sebagai

berikut:

a. karyawan yang berpendidikan

SD

286 orang,

b. karyawan yang berpendidikan

SMTP

66 orang,

c. karyawan yang berpendidikan

SMTA

771 orang,

d. karyawan yang berpendidikan Sarmud

43 orang,

Sehingga jumlah keseluruhan 1166 orang.

Jumlah karyawan tersebut menurut jenis kelamin dengan

rincian sebagai berikut:

a. karyawan laki-laki 889 orang

b. karyawan perempuan

277 orang

Karyawan

tersebut

semuanya tersebar

pada

tiga

unit

kerja yaitu pada:

a. Biro-biro

262 orang

b. Fakultas-fakultas

679 orang

(31)

Sehingga

jumlah

karyawan dari ketiga unit

kerja

itu

adalah 1166 orang.

Perincian

mengenai jumlah karyawan tersebut

tiap

unit kerja menurut masing-masing kelompok dapat dilihat

pada tabel 3.1 di bawah ini.

TABEL 3.1

JUMLAH KARYAWAN TIAP UNIT KERJA

MENURUT KELOMPOK

Golongan Pendidikan Jenis Kel. Unit Kerja

Ha lib He lid SD SMTP SMTA SM L P

Biro-biro 168 3B 35 21 44 26 185 7 199 63

Fakultas-fakultas 336 151 134 58 189 34 435 21 518 161

Lembaga-lembaga 114 48 43 20 53 6 151 15 172 53

Jumlah 618 237 212

99

286 66 771 43 889 277

Jumlah anggota sampel pada tiap kelompok diperoleh

dengan

cara;

tiap-tiap jumlah kelompok dikalikan dengan

107., umpamanya unit kerja Biro-biro golongan Ha = 168x

107. =

16.8

—> 17 orang. Perhitungan diambil agar ke

lompok tersebut betul-betul terwakili.

Untuk lebih

je-lasnya penyampelan tersebut dapat dilihat pada tabel di

(32)

TABEL 3.2

DISTRIBUSI SAMFEL MENURUT GOLONGAN,

PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN

Golongan Pendidikan Jenis Kel.

Unit Kerja

Ha lib lie lid SD SMTP SMTA SM L P

Biro-biro 17 4 4 2 5 3 19 1 20 7

Fakultas-fakultas 34 15 14 6 19 4 44 ^> 52 17

Lembaga-lembaga 12 5 5 *~? 5 1 15 2 18

6

Jumlah 63 24 23 10 29 8 78 5 90 30

B. Metode Penelitian

Penelitian

ini

adalah berbentuk

"survey",

yang

berarti

bahwa" peneliti

tidak

mengadakan

perlakuan

apapun terhadap variabel-variabel yang diteliti,

yaitu

inteligensi, prestasi kerja dan kepuasan kerja karyawan

tata usaha golongan II Institut Pertanian Bogor.

Anali-sis yang dilakukan menentukan :

a. Regresi

dan

korelasi antara

variabel

inteligensi

dengan variabel prestasi kerja.

b. Regresi dan korelasi antara variabel prestasi ker

ja dengan variabel kepuasan kerja.

c. Regresi

dan

korelasi antara

variabel

inteligensi

(33)

d. Regresi dan korelasi antara variabel inteligensi

dan prestasi kerja secara bersama-sama dengan

variabel kepuasan kerja.

Hubungan fungsional antara variabel-variabel inteligensi dengan prestasi kerja, prestasi kerja dengan kepuasan kerja, inteligensi dengan kepuasan kerja digunakan analisis Regresi Linier Sederhana dan

Korelasi Sederhana atau Korelasi "Product Moment".

Untuk melihat saling hubungan antara variabel inteli gensi dan variabel prestasi kerja secara bersama-sama dengan variabel kepuasan kerja digunakan analisis

Regresi Linier Multipel dan Korelasi Multipel.

Alasan-alasan menggunakan metode penelitian di

atas, dapat dikemukakan bahwa metode statistik untuk menentukan nilai tengah atau mean dan varians satu va

riabel acak sebagai fungsi dari nilai-nilai variabel

lain dikenal sebagai analisis regresi. Berdasarkan

kri-terium kuadrat-minimum, analisis regresi menyajikan ca

ra yang sistematis untuk penentuan empiris dari hubung

an yang mendasar antara variabel-variabel acak. Lebih

jauh, analisis korelasi yang bersangkutan menentukan

derajat keterkaitan antara variabel-variabel (dalam

koefisien korelasi), korelasi yang tinggi menandakan

hubungan linier yang kuat antara sesama variabel,

(34)

linier yang lemah (namun boleh jadi mempunyai hubungan

non linier yang kuat).

Analisis regresi dan korelasi mempunyai penerapan yang luas dalam banyak bidang rekayasa, khususnya dalam situasi di mana hubungan yang diperlukan harus disusun

secara empiris. Analisis regresi ganda digunakan

untuk menguji hipotesis keempat, yakni terdapat hubun gan yang positif antara inteligensi dan prestasi kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan tata usaha golongan II. Analisis regresi ganda ini memung

kinkan pemetaan residu pada sebuah grafik sehingga

secara langsung da-pat dilihat apakah regresi ganda

yang bersangkutan be-bas dari ketidaknormalan atau

tidak.

Statistik yang diperoleh dari penelitian sebelum

digunakan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan, terlebih

dahulu perlu diuji keberartiannya. Hanyalah jika hasil

pengujian itu berarti (pada taraf nyata yang dipilih),

secara sah bahwa statistik yang kita miliki dapat digunakan untuk membuat kesimpulan dan dengan demikian ini berarti pula bahwa kesimpulan yang dibuat memang

ada artinya. (Sudjana. 1983: 103)

Setelah sampai kepada kesimpulan statistiknya,

(35)

C. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data meliputi

variabel-variabel yang diteliti, kegiatan menentukan alat

pengumpul data, proses penyusunan alat pengumpulan data

dan pelaksanaan pengumpulan data. Kegiatan ini adalah untuk memperoleh data yang sesuai dan ada relevansinya dengan masalah yang diselidiki.

1. Variabel-variabel yang diteliti

Variabel-variabel yang diteliti saling hubungannya adalah : (a) inteligensi, (b) prestasi kerja dan (c) kepuasan kerja karyawan tata usaha golongan II Institut Pertanian Bogor. Variabel inteligensi adalah skor hasil

tes inteligensi karyawan tata usaha golongan II yang

menjadi sampel penelitian ini. Variabel prestasi kerja

adalah skor hasil penilaian yang diberikan atasan

langsung karyawan tata usaha golongan II yang menjadi

sampel penelitian ini. Variabel kepuasan kerja adalah skor yang diperoleh melalui jawaban angket yang diisi

oleh karyawan tata usaha golongan II yang menjadi

sampel penelitian ini. Skor-skor dari ketiga variabel

(36)

2. Menentukan alat pengumpulan data

Data inteligensi (X^) dalam penelitian ini

diper—

oleh dari hasil tes yang dilakukan terhadap karyawan

yang menjadi sampel penelitian ini. Tes yang

diperguna-kan adalah tes PM atau "Progressive Matrices" yang

sudah disesuaikan untuk Indonesia. Tes ini merupakan

tes non-verbal.

Telah dikemukakan dalam bab 1 bahwa data prestasi

kerja

(X2) diperoleh dari isian format penilaian

oleh

atasan langsung karyawan yang menjadi sampel

penelitian. Berdasarkan format tersebut di atas, maka

disusun suatu model format penilaian prestasi kerja untuk penelitian ini. Adapun bentuk akhir dari format penilaian prestasi kerja itu dapat dilihat pada

Lampiran A.

Format penelitian ini diujicobakan dengan tujuan, apa

kah format penilaian tersebut bisa dimengerti atau

dipahami maksudnya oleh atasan yang akan memberikan penilaian terhadap karyawan yang dibawahinya, dan apakah bisa digunakan atau tidak sebagai suatu bentuk atau alat penilai prestasi kerja karyawan. Dari uji

coba tersebut, ternyata atasan yang akan menilai

karyawan bawahannya itu, dapat memahami maksud dari

aspek yang akan dinilai serta kriteria penilaian yang

(37)

Penilaian prestasi kerja ini penulis serahkan

sepenuhnya

kepada

para atasan karyawan

yang

menjadi

sampel penelitian ini untuk menilai karyawan bawahannya

itu dengan mempergunakan format penilaian tersebut.

Penentuan

alat

pengumpulan data

kepuasan

kerja

(Y), diperoleh melalui angket yang diisi oleh

karyawan

yang menjadi sampel penelitian ini. Angket adalah salah

satu

alternatif

yang penulis

pilih

untuk

dijadikan

sebagai alat dalam mendapatkan sumber data yang

diper-lukan. Digunakannya angket sebagai pengumpul data dalam

penelitian

ini

adalah karena

responden

tersebar

di

beberapa

tempat,

sehingga kurang

memungkinkan

untuk

dihubungi

satu persatu dalam waktu yang relatif

sing-kat.

Dengan

demikian teknik

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung,

di

mana

antara peneliti dan responden

tidak

terjadi

kontak

langsung.

Hubungan peneliti

dengan

responden

dilakukan melalui angket sebagai perantara.

Adapun angket

yang penulis gunakan dalam

peneli

tian

ini adalah angket berstruktur atau angket

tertu-tup,

hal

ini dimaksudkan

untuk

memperoleh

jawaban-jawaban singkat dan objektif serta untuk memudahkan

tabulasi dan

perhitungan, sebagaimana yang dikemukakan

oleh John W. Best, bahwa "Angket tertutup mudah

diisi,

memerlukan

waktu

yang singkat,

memusatkan

responden

(38)

mudah

ditabulasi serta dianalisis". (Sanafiah

Faisal,

1982; 179)

3. Menyusun alat pengumpulan data

Di atas telah dikemukakan bahwa dalam penelitian

ini penulis menggunakan angket tertutup sebagai alat

pengumpul data. Ada pun untuk menyusun pertanyaan

ang

ket,

penulis

berpedoman pada tujuan

penelitian

yang

Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penyu

sunan alat pengumpul data ini adalah:

a. Merumuskan tujuan penelitian ke dalam bentuk

pertanyaan penelitian untuk memudahkan penetapan

data yang dibutuhkan.

b. Merumuskan variabel data yang dibutuhkan untuk

memudahkan penyusunan pertanyaan dalam item-item

angket.

c. Merumuskan pertanyaan dalam item angket berdasarkan

data yang dibutuhkan dengan kategori jawabannya.

d. Menetapkan jumlah item untuk setiap permasalahan

penelitian.

Angket tersebut berisi komponen-komponen yang

menyangkut kepuasan kerja. Masing-masing komponen

dijabarkan

ke

dalam item-item

yang

secara

langsung

(39)

dileng-kapi dengan 4 pilihan jawaban yang disusun dari kiri ke

kanan yang merupakan suatu tingkatan, yaitu tidak puas,

kurang puas, puas dan sangat puas. Di samping itu

angket ini disertai dengan petunjuk bagaimana caranya

karyawan memberikan jawaban. Matrik penyusunan alat pengumpul data untuk komponen kepuasan kerja dan penja-barannya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

TABS. 3.3

MATRIK Ml PENSMtt DATA

KEPLMSftN KERJA

No. Indikator Aspek-aspeknya Banyaknya ites noaor itea

1. Kepuasan yang ber - gaji yang diterisa 2 1,2 kaitan dengan is- - prospek gaji 1 3 balan berbentuk - gaji tasbahan 1 4 Hterial dan ber - pronosi 2 5,6

bentuk non •ateri- - pujian/peaghargaan 2 7,8 al - keseapatan belajar 1 9

2. Kepuasan yang ber - pekerjaan Benarik 1 10

kaitan dengan apa - posisi/status 1 11 yang dikerjakan - keiaipuan diri un

tuk lelaksanakan 12,13,

tugas 4 14,15

3. Kepuasan yang ber kaitan dengan or

- kondisi kerja

- pelaksanaan tugas

2 17,18

ganisasi organisasi - peraturan-peraturan

2 16.19

20,21, dalaa organisasi 4 22,23

4.Kepuasan yang ber - kebijaksanaan pii

kaitan dengan sikap pinan 2 24,25 pihak piipinan dan - peiberian tugas 1 27 anggota organisasi - dorongan, petunjuk

dalaa bekerja saaa dan bisbingan 1 28 serta kesenpatan - hubungan kerja de

(40)

D. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian yang sangat pen

ting dalam memberikan arti terhadap hasil pembahasan

dari suatu penelitian. Oleh karena itu agar penelitian

mencapai sasaran serta hasil yang diharapkan, maka data

yang terkumpul harus disusun dan diolah berdasarkan sistematika yang baik, hal ini penting supaya arti dari

hasil penelitian ini tidak kabur. Sebelum data diolah

ditentukan bobot skor tiap item untuk mempermudah peng

olahan, maka data yang terkumpul lebih dahulu dikuanti-fikasi sebagai berikut.

Untuk variabel prestasi kerja pembobotan item di bawah

ini, adalah:

Pengetahuan mengenai pekerjaan:

1. Ia mengerti semua aspek pekerjaan dengan sempurna.

2. Pengetahuannya tentang pekerjaan lebih dari cukup.

3. Mempunyai pengetahuan cukup mengenai pekerjaan.

4. Kekurangan pengetahuan mengenai hal-hal tertentu.

5. Terus menerus memerlukan instruksi-instruksi.

Keterangan :

- Jawaban terhadap alternatif pertama diberi bobot 5. - Jawaban terhadap alternatif kedua diberi bobot 4.

- Jawaban terhadap alternatif ketiga diberi bobot 3.

(41)

Sedangkan

untuk variabel kepuasan kerja

pembobotannya

adalah sebagai berikut :

- Jawaban terhadap alternatif tidak puas (TP) diberi

bobot 1.

Jawaban terhadap alternatif kurang puas (KP) diberi

bobot 2.

Jawaban terhadap alternatif puas (P) diberi bobot 3.

-

Jawaban terhadap alternatif sangat puas (SP) diberi

bobot 4.

Adapun teknik pengolahan data tersebut dapat penu

lis sajikan sebagai berikut.

1. Seleksi data

Dilakukan

dengan

memeriksa dan

menyeleksi

dari

setiap data yang terkumpul. Hal ini dimaksudkan

untuk

mengetahui

apakah data yang terkumpul

itu

me

menuhi

syarat

untuk diolah bagi

kepentingan

peneli

tian

atau

tidak. Untuk mengetahui hal tersebut,

maka

kriteria yang digunakan adalah :

a.

Data yang diperlukan telah terkumpul seluruhnya.

b.

Data

yang terkumpul

diisi sesuai dengan

petunjuk

(42)

2. Tabulasi data

Data-data hasil penelitian yang terkumpul

disusun

berdasarkan

nomor

urut

responden dan

dituangkan

ke

dalam bentuk tabel. (lihat Lampiran B)

3. Pengujian asumsi statistik (Normalitas Distribusi)

Uji normalitas distribusi variabel

Uji normalitas distribusi variabel X2

Uji normalitas distribusi variabel Y

4. Pengolahan data

Sifat dan jenis data yang diperoleh dalam suatu

penelitian mempunyai pengaruh yang besar di dalam

menentukan

teknik pengolahan data.

Teknik

pengolahan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Uji

normalitas

distribusi

dengan

menggunakan

statistik X2.

b. Uji linieritas

regresi dengan menggunakan Anava.

Anava digunakan untuk menganalisis

perbedaan-perbe

daan

skor

total

berdasarkan

perbedaan-perbedaan

(43)

c. Uji asosiasi/korelasi.

Jika ternyata distribusi tidak normal, maka statis

tik selanjutnya tidak menggunakan statistik

parame-trik tersebut. Untuk kasus demikian, akan

digunakan

statistik non parametrik.

E. Hipotesis

Hipotesis

merupakan

jawaban

sementara

terhadap

masalah-masalah

yang diteliti dan diuji

kebenarannya.

Hipotesis

yang dirumuskan dalam penelitian ini

adalah

sebagai berikut:

Terdapat hubungan yang positif antara

inteligensi

(X^

dan

prestasi

kerja

(X2)

dengan

kepuasan kerja (Y) karyawan tata usaha golongan II IPB.

Untuk keperluan pengujiannya hipotesis tersebut dirinci

menjadi :

1. Terdapat

hubungan yang positif

antara

inteligensi

(Xj^)

dengan

prestasi

kerja

(X2)

karyawan

tata

usaha

golongan

II

Institut

Pertanian

Bogor.

2. Terdapat

hubungan

yang

positif

antara

prestasi

kerja

(X2) dengan kepuasan kerja (Y) karyawan

tata

usaha

golongan

II

Institut

Pertanian

Bogor.

3. Terdapat

hubungan positif antara

inteligensi

(X<)

dengan

kepuasan

kerja

(Y)

karyawan

tata

usaha

(44)

4. Terdapat

hubungan yang positif

antara

inteligensi

(XL)

dan

prestasi kerja (X2)

secara

bersama-sama

dengan

kepuasan

kerja (Y)

karyawan

tata

usaha

golongan II Institut Pertanian Bogor.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpul Data

Uji

validitas

dan reliabilitas

instrumen

hanya

dilakukan

pada variabel

prestasi

kerja

(X2)

dan

variabel

kepuasan kerja (Y). Sedangkan untuk

variabel

inteligensi

(X1)

tidak diuji validitas dan

reliabili-tasnya,

karena tidak diperoleh melalui instrumen

yang

disusun

peneliti. Data untuk variabel inteligensi

di

peroleh

dari hasi.1 tes inteligensi

yang

dilaksanakan

oleh

para

pakar

psikologi.

Analisis

validitas

dan

reliabilitas

APM

telah diteliti

oleh

Subino

(1984:

254-255) yang menyimpulkan

bahwa APM dapat

dinyatakan

sebagai salah satu tes inteligensi yang sedikit

sekali

bias

oleh

budaya (culture fair) seperti

yang

pernah

ditemukan

oleh

Hays, dan Solway di

dalam

penelitian

mereka terhadap perbedaan

WISC-R dengan

Culture

Fair

Test

(1977,

97: 181).Implikasinya

ialah,

bahwa

APM

sangat cocok digunakan di negara yang memiliki

(45)

Faktor—faktor yang dimuat oleh butir—butir soal

APM memberikan urunan yang signifikan kepada

kemampuan

ukur

APM. Ini berarti bahwa APM memang

memiliki

ciri

univocal.

Implikasinya adalah, bahwa jika yang

hendak

di

ukur adalah inteligensi di dalam

maknanya

sebagai

kapasitas umum dasar yang tunggal, maka APM adalah alat

pengukurnya

yang paling tepat. Di samping

itu,

bahwa

buti.—butir

soal APM akan kehilangan maknanya

apabila

hanya diteskan sebagian saja.

Konsep angket yang telah jadi, pertama-tama

diva-lidasi dengan judgment melalui pertimbangan teman-teman

sejawat

dan

ketiga Dosen Pembimbing.

Sebelum

angket

tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji

coba

untuk

melihat

apakah angket yang

telah

disusun

itu

mempunyai

validitas

dan

reliabilitas

yang

cukup

memadai. Uji coba angket tersebut dilakukan terhadap 20

responden yaitu karyawan di luar sampel penelitian.

1. Uji validitas, Reliabilitas Instrumen variabel

Prestasi Kerja (X2)

Validitas instrumen ini di cek melalui analisis

(46)

tinggi dan 277. skor-skor jawaban kelompok rendah

mela

lui pengujian kesamaan dua rata-rata (t-test).

Adapun

rumus

yang digunakan dalam perhitungan validitas

ini,

yaitu:

dan

t =

Xl ~ x2

Nl/n1 + 1/n,

(Sudjana:1989,239)

Dari

data prasurvai diperoleh

skor-skor

jawaban

atas instrumen X2 dari responden, sebagai berikut :

Kelompok I

Kelompok II

26 26 30 27 29 29 26 27 28 27

14 16 14 14 17 15 15 16 16 17

Maka diperoleh :

<1

=

27,5

C2

=

15,4

(47)

Terlebih dahulu dicari nilai variansi gabungan dari dua

kelompok uji :

52

_

(10 - 1) 2,06

+

(10 - 1) 1,38

1 0 + 1 0 - 2

18,54 + 12,42

II

30,96

1 8

= 1,72

Kemudian dicari nilai deviasi standar gabung

:

s = ^1,72

= 1,31

Nilai deviasi standar ini kemudian disubstitusikan pada

rumus uji t di atas, sebagai berikut :

t =

t =

27,5 - 15,4

1,31^1/10+1/10

1,21

1,31 x o,45

1,21 0,60 2,02

Selanjutnya

nilai

t

yang

diperoleh

dari

hasil

perhitungan

ini di bandingkan terhadap nilai kritis

t

(48)

untuk, menguji hipotesis :

Ml = u2

Harga ta(dk)

0,05(18) 2,10

(l+'4c0

Kriteria : Terima H jika -t(1_^a) < t < t

Harga t hitung ternyata berada di luar

daerah

peneri

maan. Dengan demikian maka H yang menyatakan m

= u2

secara nyata ditolak pada taraf signifikan

0,05.

Ini

berarti

bahwa terJopal perbedaan antara Kelompok

yang

memiliki skor tinggi dengan kelompok yang memiliki skor

rendah.

Dengan

kata lain,

instrumen

yang

mengukur

variabel prestasi kerja (X2) memiliki daya pembeda yang

signifikan, dan oleh karenanya dapat dinyatakan

valid.

Reliabilitas 'instrumen penelitian ini dihitung

dengan

menggunakan

metode "Split-half"

dari

Spearman-Brown.

Skor-skor

jawaban responden dibagi atas

skor

jawaban

item

bernomor ganjil dan

skor jawaban

item

bernomor

genap.

Kemudian skor-skor tersebut dikorelasikan.

Karena responden uji kurang

dari

30,

maka

digunakan

perhitungan korelasi rank dengan rumus

:

r' = 1

-6.Eb±2

n(n2-l)

(49)

PERHITUNGAN

TABEL 3.4

RELIABILITAS INSTRUMEN

NR Ganjil Genap b

b2

1 14 12 2 4

2 13 13 0 0

3 19 11 8 16

4 13 14 -1 1

5 16 13 3 9

6 16 13 3 9

7 17 9 -2 4

8 14 13 1 1

9 16 12 4 16

10 14 13 1 1

11 9 5 4 16

12 8 8 0 0

13 8 6 2 4

14 5 9 -4 16

15 12 5 7 49

16 7 8 -1 1

17 9 6 3 9

18 7 9 -2 4

19 10 6 6 36

20 9 8 2 4

Berdasarkan data yang telah disusun secara ranking,

maka diperoleh

Z bi2 = 200

r' = 1

-= 1

-6(200)

20(400-1)

1200 7980

= 1 - 0,15

r' = 0,85

Perhitungan t nilai untuk

r' (rx><)

:

2r'

xx

(50)

xx

2 (0,85)

1 + 0,85

1,70

1,85

0,92

Nilai rxx dibandingkan dengan batas nilai kritis

untuk

uji korelasi berdasarkan koefisien korelasi rank

(Sudjana,1989,458).

Harga r kritis untuk

a

=

0,05

dengan n = 20 didapat 0,377. Dengan demikian maka H

ditolak dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian

reliable.

2. Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen Variabel

Kepuasan Kerja (Y)

Berdasarkan

prosedur yang sama

dengan

pengujian

validitas

instrumen X2 seperti telah

dikemukakan

di

atas, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen Y

inipun dihitung berdasarkan rumus yang sama.

Dari data prasurvai diperoleh skor—skor jawaban

atas instrumen dari responden, sebagai berikut :

Kelompok I

Kelompok II

105 103 109 105 107 107 109 104 106 106

(51)

Maka diperoleh :

Xx = 106,1

S;L2 = 3,88

X2 = 63,3

s22 = 4,24

Terlebih dahulu dicari nilai variansi gabungan dari dua

kelompok uji :

2 _ (10 - 1) 3,88 + (10 - 1) 4,24

1 0 + 1 0 - 2

34,92+38,16

1 8

73,08

~T8

= 4,06

Kemudian dicari nilai deviasi standar gabung

:

s

= -\| 4,06

= 2,02

Nilai deviasi standar ini kemudian disubstitusikan pada

rumus uji t di atas, sebagai berikut :

t =

t =

106,1 - 63,3

2,02^1/10+1/10

42,8

1,02 x 0,45 42,8

0,909 47,08

Selanjutnya

nilai

t

yang

diperoleh

dari

hasil

perhitungan

ini di bandingkan terhadap nilai kritis

t

(52)

untuk menguji hipotesii

Ml u2

Harga

ta(dk)

=>

t0j05(18)

2,10

Kriteria : Terima

H

jika -t(1_./aj < t < t/i+./aj

Harga t hitung ternyata berada di luar daerah penerima

an. Dengan demikian maka H yang menyatakan

\i^

=

u2

secara nyata ditolak pada taraf signifikan 0,05. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan antara kelompok yang memiliki skor tinggi dengan kelompok yang memiliki skor

rendah. Dengan kata lain, instrumen yang mengukur

variabel kepuasan kerja (Y) memiliki daya pembeda yang signifikan, dan oleh karenanya dapat dinyatakan valid. Berdasarkan data yang telah disusun secara rangking,

maka diperoleh

S b^

= 413

r' = 1 - 6(413) 20(400-1)

2478

1

7980

= 1 - 0,31

r' = 0,69

Perhitungan t nilai untuk

r' (f"xx)

:

xx

2 (0,69)

(53)

Nilai rxx dibandingkan dengan batas nilai kritis

untuk

uji korelasi berdasarkan koefisien korelasi rank

dengan n=20 didapat 0,377. Dengan demikian maka H

ditolak

dapat

dikatakan

bahwa

instrumen

penelitian

reliable.

Hasil perhitungan di atas

secara

lengkap dapat di

lihat pada tabel di bawah ini.

TABEL 3.5

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

No. Instrumen

Prestasi kerja (X2)

Kepuasan

kerja (Y)

Validitas

t(0,95)

2,02 2,10

47,08 2,10

xx

0,92

0,82

Reliabilitas nilai kritis

tabel(p=0,05)

0,377

(54)

A. Kesimpulan

Penelitian

ini

mencoba

mengungkapkan

gambaran

keterkaitan

pengaruh

inteligensi dan

prestasi

kerja

serta

kepuasan kerja karyawan tata usaha golongan

II

Institut Pertanian Bogor.

Berdasarkan data yang diper

oleh,

hasil

pengolahan data, analisis

dan

pengujian

hipotesis, serta hasil penelitian yang telah

diuraikan

dalam bab IV

maka

dapatlah

ditarik kesimpulan-kesim

pulan hasil penelitian sebagai berikut.

Pertama,

penelitian ini membuktikan

bahwa

pres

tasi

kerja

karyawan

berkontribusi

pada

inteligensi

karyawan

tata

usaha golongan

II

Institut

Pertanian

Bogor.

Ini berarti bahwa prestasi kerja karyawan

tata

usaha golongan II memberikan kontribusi melalui inteli

gensi.

Dengan kata lain, prestasi

kerja karyawan tata

usaha golongan II IPB tidak dapat diramalkan

berdasar

kan inteligensi karyawan yang bersangkutan.

Kesimpulan

ini

cukup beralasan, mengingat bahwa

untuk

melakukan

sesuatu pekerjaan diperlukan adanya daya dukung

(55)

apa

yang akan dikerjakan.

Semua ini secara

potensial

tidak

hanya diberikan oleh inteligensi

yang

dimiliki

karyawan, tetapi banyak faktor-faktor lain yang

mendu-kung

prestasi seseorang. Dengan kata

lain,

seseorang

yang

berinteligensi tinggi belum tentu dalam

prestasi

kerjanya tinggi.

Kedua, prestasi kerja karyawan tata usaha golongan

II

IPB berkontribusi pada kepuasan kerja, ini

berarti

dapat

dijelaskan

bahwa prestasi kerja

karyawan

tata

usaha IPB memberikan kontribusi melalui kepuasan kerja

nya sehubungan dengan kemungkinan terdapatnya

kesesuai-an

antara

tujuan-tujuan pribadinya

dengan

apa

yang

diberikan oleh pekerjaannya.

Ketiga,

penelitian ini membuktikan

bahwa

antara

inteligensi

dengan kepuasan kerja karyawan tata

usaha

golongan II IPB kontribusinya tidak nyata, ini

berarti

inteligensi

karyawan maupun kepuasan kerja tidak

mem

berikan kontribusi.

Keempat,

penelitian

ini membuktikan

bahwa

ber

kaitan dengan inteligensi, prestasi kerja dan

kepuasan

kerja

dapat dinyatakan bahwa prestasi

kerja

berkon

tribusi

terhadap

kepuasan kerja karyawan

tata

usaha

golongan II IPB.

Adanya prestasi kerja yang memberikan

kontribusi

pada

kepuasan kerja

daripada

inteligensi

(56)

memberikan sumbangan yang sangat berarti pada

kepuasan

kerja karyawan tata usaha golongan II Institut Pertani

an Bogor.

B. Imp1ikasi

Implikasi

dari adanya hubungan-hubungan

tersebut

dalam

kesimpulan

di atas erat kaitannya dengan

per

soalan sekitar seleksi pegawai. Adanya hubungan

antara

inteligensi

dengan prestasi kerja, misalnya

mengisya-ratkan

bahwa mereka yang berinteligensi tinggi

cende-rung

memiliki prestasi kerja yang tinggi.

Berdasarkan

kasus

ini,

dapat

dikatakan

bahwa

untuk

memperoleh

karyawan yang berprestasi tinggi hendaknya dipilih dari

mereka

yang

berinteligensi

tinggi.

Sistem

seleksi

pegawai

melalui

tes hendaknya lebih

diarahkan

untuk

mengukur

potensi prestasi kerja seseorang, yang

salah

satu indikatornya adalah inteligensinya.

Namun demikian dengan adanya

keanekaragaman ting

kat

kemampuan

berpikir karyawan sebagai

sumber

daya

manusia,

maka

diperlukan klasifikasi

pekerjaan

yang

disesuaikan dengan

kemampuan berpikir karyawan

terse

but.

Adanya klasifikasi pekerjaan itu diharapkan dapat

meningkatkan prestasi

kerja

karyawan,

hal ini sesuai

(57)

manusia yaitu karyawan tata usaha golongan II

Institut

Pertanian Bogor sebagai jajaran aparatur negara.

C. Penbahasan dan Rekunendasi

Lembaga yang

lebih besar mampu

untuk mempunyai

prosedur

seleksi yang rinci dan

teliti

mempergunakan

beberapa bentuk tes penempatan.

Tes penempatan tenaga kerja adalah alat yang dirancang

untuk

mengukur faktor-faktor psikologis yang

dikehen-daki.

Tujuan dari proses pengukuran ini adalah untuk

memungkinkan

seseorang

meramalkan apa yang

akan

di

lakukan

seseorang pada masa yang akan datang.

Faktor-faktor yang diukur biasanya adalah tentang jenis (type)

psikologis, seperti kemampuan untuk berpikir, kemampuan

untuk belajar, perangai (temperament), dan

bakat-bakat

tertentu.

Bertalian dengan uraian di atas, Iskandar

Alisjah-bana (1990: 26) mengemukakan bahwa inteligensi

dikenal

ada beberapa macam meliputi:

- inteligensi matematika-logika

- inteligensi linguistik

- inteligensi musik

- inteligensi gerak-kinestik

- inteligensi spatial

(58)

Ketelitian dimulai dari pengujian kecerdasan yang

abstrak,

yang dapat dilakukan dengan baik sekali,

sampai kepada penilaian atas hal yang paling samar dari

semua kualitas, yakni kepribadian. Walaupun kepribadian

merupakan ciri yang paling sulit untuk diukur, kepriba

dian merupakan salah satu faktor penentu yang paling

penting atas keberhasilan pekerjaan.

Melalui

analisis

pekerjaan

mungkin

kita

telah

menentukan bahwa diperlukan tingkat kecerdasan tertentu

untuk prestasi kerja yang memadai.

Kita memilih suatu

tes kecerdasan yang terkenal dan absah.

Telah ditentu

kan melalui penelitian yang terdahulu, bahwa tes yang

dipilih

adalah absah untuk sasaran

pengukuran

kecer

dasan.

Hasil

dari

seleksi

karyawan

dapat

disesuaikan

dengan jenis tugas menurut golongan atau tingkat

beban

kerja yang sesuai dengan tingkat

kemampuan

berpikir

calon pegawai yang diterima. Berdasarkan observasi dari

penelitian

ini dapat dilihat sebagian beban

pekerjaan

menurut golongan di IPB adalah sebagai berikut.

Golongan I - Pesuruh dengan beban tugas :

1. Mengantar surat-surat dinas.

2. Membersihkan

ruangan,

kamar

mandi

dan

WC

(59)

3. Menyediakan minuman (memasak air) untuk pegawai

atau pimpinan dan melayani peserta

rapat/perte-muan.

4. Membuka dan mengunci ruangan (kantor).

Golongan II dengan beban tugas:

1. Persuratan :

- menerima surat-surat dari luar (surat masuk);

- mengagendakan surat-surat;

- mendistribusikan

surat-surat

kepada

yang

bersangkutan;

- mengarsipkan surat-surat;

- mengetik jawaban surat-surat yang masuk atau

surat

baru

sesuai

konsep

dari

pimpinan

(atasan).

2. Kerumahtanggaan:

- membuat daftar inventaris kantor;

- mencatat kejadian-kejadian penerimaan

barang

INV atau kerusakan dan kehilangan;

- membuat daftar keperluan bahan-bahan habis paka (ATK);

- membukukan penggunaan bahan-bahan ATK.

Beban tugas

di atas dapat dikembangkan dan

dise

suaikan

dengan

kebutuhan

Lembaga.

Sebagai

pedoman

lengkap dapat dilihat dalam Keputusan Menteri Pendidik

an

dan Kebudayaan Republik Indonesia

no.

0549/0/1985

(60)

di Lingkungan Institut Pertanian Bogor 1986.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

mengi-syaratkan

bahwa ternyata

ada

unsur-unsur

lain

yang

turut

berpengaruh dan lebih dominan

dalam

penciptaan

kepuasan

kerja

seseorang di

samping

inteligensinya.

Motivasi kerja, kepemimpinan atasan, ketersediaan

fasi-litas,

dan

kejelasan

sistem

pekerjaan

itu

sendiri

adalah

di antara variabel-variabel yang

diduga

turut

berpengaruh

terhadap kepuasan

kerja seseorang.

Ber

kaitan

dengan hal itu, bagi peneliti selanjutnya

yang

tertarik dengan persoalan ini, penulis merekomendasikan

untuk

melakukan

pengkajian

lebih

mendalam

terhadap

variabel-variabel tersebut di atas.

Prestasi

kerja yang dapat

meningkatkan

kepuasan

kerja

adalah apabila karyawan mampu

menguasai

bidang

pekerjaan

masing-masing,

tanggap

terhadap

perubahan

atau perkembangan yang ditemuinya, mempunyai

loyalitas

dan dedikasi yang tinggi serta kreatif dan berkeinginan

maju.

Peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja

kar

yawan adalah sebagai berikut:

1. Menampilkan sifat-sifat terbaik para pegawai.

2. Memberikan kemungkinan kepada karyawan untuk

menca

pai tujuan dan mendapatkan kemajuan dalam pekerjaan.

3. Memberikan

kebebasan yang lebih tinggi kepada

para

(61)

4. Penghargaan berupa uang tidak boleh digunakan

terla-lu

sering.

Uang merupakan suatu

penghargaan

yang

efektif namun bukanlah satu-satunya penghargaan yang

efektif.

5. Mengadakan program-program pengembangan pegawai.

6. Melibatkan para pegawai dalam proses pengambilan ke

putusan .

7. Menggunakan waktu luang.

8. Adakan umpan balik.

Pada dasarnya

suatu organisasi

bertujuan

untuk

meningkatkan produktivitas dan ke

Referensi

Dokumen terkait

Desa Plesungan khususnya merupakan daerah yang mempunyai topografi dan klimatologi yang cukup baik untuk pengembangan usaha ternak khususnya peternakan sapi potong, karena

Merumuskan kebijakan dalam mendukung agroforestri sebagai bentuk pengelolaan berkelanjutan (W1, W2, W3, O1, O2, O3 dan O8). Peran pemerintah sangat penting dalam menggali

Berdasarkan dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil akhir bersih dari

Akan tetapi jika dilihat nilai rataan antara bagian ruas dan buku, keragaman kekuatan tarik sejajar serat antar jenis bambu dipengaruhi oleh kadar lignin (Gambar

  Teknologi  DNA  rekombinan  tidak  hanya  dilakukan  pada  sel  prokariot  akan  tetapi  bisa . juga dilakukan  pada sel  eukariot bahkan dapat 

cenderung rendah. Sedangkan kelompok responden yang mendapatkan perlakuan penyuluhan menggunakan metode perte- muan dengan bentuk diskusi kelompok, pemahaman SUT Konservasi

Kegiatan ekonomi masyarakat pada poros Nupabomba-Toboli terdiri dari 2 jenis yaitu: 1) perdagangan yang terdiri dari kios sembako yang berjumlah 13 (32%), warung tradisional

Usulan yang dapat diakomodir menjadi indikator kinerja pada kegiatan di Renja SKPD Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2015 adalah pelatihan- pelatihan, SLPTT dan