• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KERTAS PETAK BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN LUAS JAJARGENJANG DI KELAS IV SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KERTAS PETAK BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN LUAS JAJARGENJANG DI KELAS IV SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO

STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KERTAS PETAK BERWARNA

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN LUAS JAJARGENJANG DI KELAS IV

SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

MIMI SURYATI NIM. 1010390

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO

STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KERTAS PETAK BERWARNA

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN LUAS JAJARGENJANG DI KELAS IV

SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

Oleh: MIMI SURYATI

NIM: 1010390

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing I,

Maulana, M.Pd. NIP. 19800125 200212 1 002

Pembimbing II,

Regina Lichteria Panjaitan, M.Pfis NIP. 19780123 200912 2 003

Mengetahui

Ketua Program PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang,

(3)

i DAFTAR ISI

hal LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI……… ... vii

DAFTAR TABEL……….. ... ix

DAFTAR GAMBAR……….. ... x

DAFTAR DIAGRAM ... ... xi

DAFTAR LAMPIRAN……….. ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 8

1. Rumusan Masalah ... 8

2. Pemecahan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 13

E. Batasan Istilah ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

A. Pembelajaran Matematika ... 17

1. Hakikat Matematika ... 17

2. Teori Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 21

3. Luas Jajargenjang ... 28

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 29

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif... 29

2. Keunggulan-keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif ... 31

3. Model Pembelajaran Kooperatif teknik Two Stay Two Stray... 32

C. Media Pembelajaran ... 35

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 35

2. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ... 37

3. Fungsi Media Pembelajaran ... 37

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 38

D. Temuan Hasil Peneltian yang Relevan ... 39

E. Hipotesis Tindakan... 43

BAB III METODE PENELITIAN………... 44

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

B. Subjek Penelitian ... 45

C. Metode dan Desain Penelitian ... 45

1. Metode Penelitian ... 45

(4)

ii

D. Prosedur Penelitian... 51

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 51

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 52

3. Tahap Observasi ... 54

4. Tahap Refleksi ... 55

E. Instrumen Penelitian... 56

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 58

1. Teknik Pengolahan Data ... 58

2. Analisis Data ... 60

G. Validasi Data ... 62

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Paparan Data Awal ... 64

B. Paparan Data Tindakan ... 67

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 67

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 67

b. Paparan Data Proses Siklus I... 68

c. Paparan Data Hasil Siklus I... 80

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 83

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 85

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 85

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 86

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 99

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 102

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 103

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 104

b. Paparan Data Proses Siklus III ... 105

c. Paparan Data Hasil Siklus III ... 117

d. Analisis Dan Refleksi Siklus III ... 120

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 121

D. Pembahasan ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

A. Kesimpulan ... 130

B. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 135

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 137

(5)

iii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1.1 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 4

Tabel 4.1 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 66

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Siklus I ... 72

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I... 74

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 78

Tabel 4.5 Data Tes Hasil Belajar Siklus I ... 81

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Siklus II ... 91

Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II ... 93

Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 97

Tabel 4.9 Data Tes Hasil Belajar Siklus II ... 100

Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Siklus III ... 108

Tabel 4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus III .. 111

Tabel 4.12 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 115

(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

hal

(7)

v

DAFTAR DIAGRAM

hal

Diagram 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa sampai Siklus I ... 82

Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa sampai Siklus II ... 101

Diagram 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa sampai Siklus III ... 119

Diagram 4.4 Peningkatan Aktivitas Siswa setiap Siklus ... 128

(8)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran I. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 137

Lampiran I.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 138

Lampiran I.b Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I ... 148

Lampiran I.c Lenbar Kerja Siswa Siklus I ... 157

Lampiran I.d Data Tes Hasil Belajar Siklus I ... 160

Lampiran I.e Data Hasil Wawancara Siklus I ... 170

Lampiran I.f Catatan Lapangan Siklus I ... 173

Lampiran II Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 189

Lampiran II.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 190

Lampiran II.b Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus II . 200 Lampiran II.c Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 209

Lampiran II.d Data Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 212

Lampiran II.e Data Hasil Wawancara Siklus II ... 222

Lampiran II.f Catatan Lapangan Siklus II... 225

Lampiran III. Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 231

Lampiran III.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 232

Lampiran III.b Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus III 242 Lampiran III.c Lembar Kerja Siswa Siklus III... 251

Lampiran III.d Data Tes Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 254

Lampiran III.e Data Hasil Wawancara Siklus III ... 264

Lampiran III.f Catatan Lapangan Siklus III ... 267

Lampiran IV Dokumen Surat-surat ... 272

Lampiran IV.a Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ... 273

Lampiran IV.b Surat Permohonan Izin Penelitian ... 274

Lampiran IV.c Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 275

Lampiran IV.d Lembar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 276

(9)

1

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Matematika diajarkan di sekolah dasar (SD) dengan tujuan untuk

mengembangkan nalar dan berpikir kritis siswa dalam memecahkan suatu masalah

termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki

siswa kelas IV SD sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) kelas IV SDN Karangnangka II adalah mampu menentukan

keliling dan luas jajargenjang.

Kompetensi tersebut dianggap cukup sulit diterapkan kepada siswa,

sehingga dalam mengajarkannya guru perlu mempertimbangkan karakteristik

siswa dan karakteristik mata pelajaran Matematika itu sendiri, agar siswa dapat

memahami materi yang diajarkan dengan mudah. Hal tersebut dapat dilakukan

guru antara lain dengan menyajikan materi pembelajaran secara konkret atau

dihubungkan dengan benda-benda nyata yang ada di sekitar siswa. Hal ini perlu

dilakukan karena taraf berpikir siswa SD berada pada tahap berpikir konkret.

Penjelasan di atas merujuk pada pendapat Piaget (Pitajeng, 2006: 27) yang

mengemukakan bahwa:

Anak SD berumur sekitar 6/7- 12 tahun berada pada periode operasi konkret. Anak yang masih berada pada periode ini untuk berfikir abstrak masih membutuhkan bantuan memanipulasi objek-objek konkret atau pengalaman-pengalaman yang langsung dialaminya.

Senada dengan pendapat di atas, Bruner (Pitajeng, 2006: 29) melukiskan

(10)

2

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

1. Tahap enaktif yaitu dalam belajar, anak didik menggunakan atau memanipulasi objek-objek konkret secara langsung.

2. Tahap ikonik yaitu kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek konkret dan sudah dapat memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang dimaksud.

3. Tahap simbolik yaitu tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam mempelajari

matematika seorang anak perlu secara langsung menggunakan bahan-bahan

manipulatif. Bahan-bahan manipulatif merupakan benda konkret yang dirancang

khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa.

Mengingat siswa SD di Indonesia pada umumnya berusia 7-12 tahun,

artinya tahapan berpikir mereka masih berada pada tahap operasi konkret. Oleh

karena itu, sebaiknya pembelajaran Matematika yang bersifat abstrak, di SD

disampaikan melalui hal-hal yang konkret. Media atau alat peraga dalam

pembelajaran Matematika, merupakan salah satu alternatif mengkonkretkan

hal-hal yang bersifat abstrak tersebut.

Penggunaan media juga dimaksudkan supaya siswa yang terlibat dalam

kegiatan belajar terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang

disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Menurut Suryo

(Ruseffendi, 1998: 176), “Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber

pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk

lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan”.

Dengan demikian, penggunaan media dalam pembelajaran matematika menjadi

sangat penting untuk memudahkan siswa memahami materi yang dipelajarinya

(11)

3

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Namun kenyataannya di lapangan, berdasarkan hasil observasi terhadap

proses dan hasil pembelajaran Matematika di kelas IV SDN Karangnangka II,

Kecamatan Situraja, Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dilaksanakan pada tanggal

11 Januari 2012, masih ditemukan sejumlah permasalahan baik menyangkut

kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung maupun

permasalahan yang menyangkut hasil belajar siswa. Dari hasil pengamatan

terhadap kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil tes akhir diperoleh gambaran

sebagai berikut.

1. Guru kurang mampu merencanakan pembelajaran dengan baik. Rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru kurang memenuhi

kaidah-kaidah dan komponen-komponen dalam penyusunan RPP. Dianggap

kurang memenuhi kaidah/komponen penyusunan RPP antara lain karena

metode pembelajaran yang kurang relevan dan pemilihan media/alat peraga

pembelajaran yang kurang tepat. Selain itu, penyusunan skenario pembelajaran

pun mencerminkan guru masih mendominasi proses pembelajaran.

2. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru tidak berusaha menciptakan kondisi

pembelajaran yang menarik bagi siswa dan tidak membimbing siswa dengan

baik agar siswa dapat menguasai kemampuan yang diharapkan. Pembelajaran

diawali dengan menyuruh siswa membuka buku paket, kemudian guru

memberikan penjelasan singkat tentang rumus yang digunakan untuk mencari

luas jajargenjang, selanjutnya guru memberikan soal-soal latihan yang harus

dikerjakan siswa secara individu. Dengan demikian, aktivitas siswa sangat

(12)

4

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

hanya diam mendengarkan penjelasan guru dan tampak merasa kebingungan

ketika mengerjakan soal-soal latihan tersebut.

3. Berdasarkan hasil tes akhir, dari 20 orang siswa kelas IV SDN Karangnangka

II, hanya lima orang siswa (25%) yang dinyatakan tuntas karena mereka telah

mampu memperoleh nilai mencapai/melampaui kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 60. Selebihnya, yaitu 15 orang siswa

(75%) hanya memperoleh nilai di bawah KKM dan mereka dinyatakan belum

tuntas. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ini data awal tes hasil belajar siswa

kelas IV SDN Karangnangka II pada materi luas jajargenjang.

Tabel 1.1

Data Awal Tes Hasil Belajar di Kelas IV SDN Karangnangka II

No. Nama

Perolehan Skor

tiap Nomor Soal Jml

Skor Nilai

KKM=60

1 2 3 4 5 Tuntas Belum

Tuntas

1. Ahmad Suherlan 2 1 2 0 0 5 25 √

2. Andriansyah 2 1 2 1 2 8 40 √

3. Anisa Solihat 2 1 2 1 0 6 30 √

4. Astri Anjani 3 1 2 2 4 12 60 √

5. Cici Sukmasari 2 1 2 1 5 11 55 √

6. Cucu Sukma 2 1 2 1 5 11 55 √

7. Dadan Wira 2 1 2 0 0 5 25 √

8. Dena Supriatna 2 1 2 0 0 5 25 √

9. Desna Hidayat 3 2 2 2 6 15 75 √

10. Ima Nurliana 2 1 2 0 0 5 25 √

11. Isep Somantri 2 1 2 1 5 11 55 √

12. M. Deni Fadli 3 1 2 2 4 12 60 √

13. M. Hasidik 3 2 2 2 6 15 75 √

14. Nenden Putri 2 1 2 1 0 6 30 √

15. Muri Suliawati 2 1 2 1 5 11 55 √

16. Nurul Asifa 2 1 2 1 0 4 25 √

17. Sandi Kurniawan 2 1 2 0 0 5 25 √

18. Silvi Septiani 2 1 2 1 5 11 55 √

19. Muh. Fikri 2 1 2 1 2 8 40 √

20. Isti Sukmawati 3 1 2 2 4 12 60 √

Jumlah 45 22 40 20 53 178 895 5 15

Rata-rata 2,25 1,1 2,0 1 2,65 8,9 44,75

(13)

5

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh gambaran bahwa pembelajaran

Matematika khususnya pada materi luas jajargenjang di kelas IV SDN

Karangnangka II, Kecamatan Situraja, masih mengalami berbagai masalah baik

proses maupun hasil. Oleh karena itu, sesegera mungkin diperlukan adanya upaya

perbaikan agar siswa kelas IV mampu menguasai kompetensi yang diharapkan.

Dalam hal ini akan diterapkan suatu model pembelajaran dengan penggunaan

media kertas warna yang diyakini dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran. Model pembelajaran yang akan diterapkan adalah model

pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu).

Adapun media kertas warna adalah media yang digunakan untuk memperjelas

bentuk bangun geometri jajargenjang.

Menurut Karli dan Sriyuliariatiningsih (2002: 70):

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.

Eggen dan Kauchak, 1996 (Trianto, 2007: 43) mengemukakan bahwa,

“Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan partisipasi siswa,

memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan, membuat

keputusan dengan kelompok, dan belajar menerima perbedaan latar belakang”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif merupakan suatu model yang mengutamakan terciptanya

kerja sama antarsiswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu proses pembelajaran di kelas yang di

(14)

6

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

untuk menyelesaikan tugas dalam kelompoknya. Mereka sama-sama memiliki

tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kelompok secara baik.

Model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan dalam penelitian ini

adalah model kooperatif teknik Two Stay Two Stray. Model ini dipilih karena

melalui langkah-langkahnya lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling bekerja sama dalam membelajarkan satu sama lain, sehingga setiap

siswa akan saling berbagi baik dengan teman/anggota dalam kelompoknya

maupun dengan anggota kelompok lain.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Two Stay Two

Stray menurut Lie (2005: 60-61) adalah sebagai berikut.

1.Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

2.Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.

3.Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamunya.

4.Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya serta melaporkan temuan dari kelompok lain.

5.Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka pembelajaran dibagi menjadi

empat tahapan utama dalam kegiatan kooperatif Two Stay Two Stray yaitu,

persiapan, persentasi guru, kegiatan kelompok, dan formalisasi.

Model pembelajaran ini dipandang dapat mengatasi masalah-masalah

pembelajaran luas jajargenjang di kelas IV SDN Karangnangka II karena menurut

Karli dan Sriyuliariatiningsih (2004: 51) memiliki kelebihan-kelebihan sebagai

(15)

7

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

1. Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis. Dapat mengembagkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa

2. Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat 3. Siswa tidak hanya sebagai objek belajar, melainkan juga sebagai subjek

karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya

4. Siswa dilatih untuk bekerja sama karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntunan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya

5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.

Kelebihan-kelebihan model kooperatif di atas diharapkan dapat mengatasi

masalah-masalah yang ditemukan sehingga mampu memperbaiki proses dan hasil

pembelajaran Matematika, yaitu meningkatnya aktivitas siswa pada aspek

perhatian, keaktifan dan kerjasama, serta meningkatnya kemampuan siswa dalam

menentukan luas jajargenjang.

Untuk lebih memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai materi

yang diajarkan, maka dalam penerapan kooperatif teknik Two Stay Two Stray

digunakan pula media pembelajaran untuk mengkonkretkan hal-hal yang

dianggap abstrak. Media pembelajaran yang digunakan adalah kertas berwarna.

Dengan demikian, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami cara

menentukan luas jajargenjang sekaligus dapat menerapkannya dalam pemecahan

masalah sehari-hari.

Diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray

dengan media kertas berwarna diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang

ditemukan pada penelitian awal sehingga dapat memperbaiki proses dan hasil

(16)

8

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

meningkatnya aktivitas siswa pada aspek perhatian, keaktifan dan kerjasama, serta

meningkatnya kemampuan siswa dalam menentukan luas jajargenjang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan tindakan perbaikan melalui suatu

penelitian dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two

Stay Two Stray dengan Media Kertas Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan

Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II

Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang”.

B.Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pendahuluan di atas, maka rumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

Two Stay Two Stray dengan media kertas berwarna untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menentukan luas jajargenjang di kelas IV SDN

Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

Two Stay Two Stray dengan media kertas berwarna untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menentukan luas jajargenjang di kelas IV SDN

Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa kelas IV SDN Karangnangka II

Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang dalam menentukan luas jajargenjang

setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two

(17)

9

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu 2. Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan yang ditemukan adalah proses

pembelajaran yang kurang mendukung terhadap keberhasilan siswa pada materi

luas jajargenjang di kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja. Mengacu

pada permasalahan yang ditemukan dan uraian pendahuluan, maka diyakini untuk

mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik Two Stay Two Stray dengan media kertas berwarna.

Menurut Karli dan Sriyuliariatiningsih (2002: 70):

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengusahakan kebersamaan dengan tujuan menghasilkan sesuatu yang produktif dan efektif sehingga siswa meyakini bahwa keberhasilan ditentukan secara bersama-sama. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model yang mengutamakan suatu kerja sama, yaitu kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk mengembangkan

interaksi yang efektif di antara anggota kelompok melalui diskusi, serta

menghasilkan sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian keberhasilan

kelompok. Sebagaimana dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (Trianto,

2007: 41) bahwa:

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: 1) meningkatkan partisipasi siswa; 2) memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan; 3) membuat keputusan dengan kelompok; dan 4) belajar menerima perbedaan latar belakang.

Senada dengan pendapat di atas, Ibrahim, dkk. (Trianto, 2007: 45)

mengemukakan bahwa, “Tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga aspek

yaitu: 1) Hasil belajar akademik; 2) penerimaan terhadap keragaman; dan

(18)

10

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Dari pendapat-pendapat di atas, jelas bahwa keberhasilan pembelajaran

ditandai dengan adanya partisipasi siswa, komunikasi dengan teman, dapat

menuntaskan dan memutuskan tugas kelompok, serta mampu menerima

perbedaan latar belakang.

Model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan dalam penelitian ini

adalah model kooperatif teknik Two Stay Two Stray (dua tinggal dua tamu).

Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama

dalam membelajarkan satu sama lain.

Dalam penelitian ini, model kooperatif teknik Two Stay Two Stray dengan

media kertas berwarna dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Pra Pembelajaran (10 menit)

1) Memeriksa kebersihan kelas

2) Menyiapkan dan menepatkan media dan perlengkapan pembelajaran

lainnya.

3) Memeriksan kehadiran siswa

4) Mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk dan merapikan cara

duduk siswa.

5) Meminta siswa menyiapkan perlengkapan belajarnya masing-masing.

b. Pendahuluan (10 menit)

1) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus memotivasi siswa dengan

(19)

11

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

3) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

4) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 4 orang

secara heterogen berdasarkan kemampuan akedemik dan jenis kelamin.

c. Kegiatan Inti (70 menit)

a. Siswa menyimak penjelasan singkat guru tentang bangun jajargenjang.

b. Siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk.

c. Masing-masing kelompok mendapatkan lembar kerja siswa (LKS).

d. Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi dalam kelompoknya

sesuai petunjuk atau langkah kerja yang ada pada LKS.

e. Setelah waktu diskusi kelompok dianggap cukup, masing-masing 2 orang

siswa dari tiap kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendaptkan

informasi dari kelompok pribumi tentang penyelesaian tugas dalam LKS.

Sedangkan 2 orang anggota kelompok yang tinggal di kelompoknya

bertugas memberikan penjelasan/informasi kepada tamu dari kelompok lain.

Pengaturannya dapat dilakukan secara berurut. Misalnya: dari kelompok I

bertamu ke kelompok II, dari kelompok II bertamu ke kelompok III, dari

kelompok III bertamu ke kelompok IV, dari kelompok IV bertamu ke

kelompok V dan dari kelompok V bertamu ke kelompok I.

f. Setelah mendapatkan informasi dari kelompok pribumi, setiap tamu kembali

ke kelompoknya masing-masing untuk bersama-sama dengan anggota

kelompoknya membahas hasil kerja kelompoknya dibandingkan dengan

(20)

12

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

g. Siswa perwakilan kelompok menyajikan hasil kerja kelompoknya di depan

kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.

h. Siswa dengan bimbingan guru membahas kerja kelompok terutama tentang

kekeliruan-kekeliruan yang muncul dalam pneyajian hasil kerja kelompok.

i. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

j. Melaksanakan tes tertulis secara individu

d. Penutup (15 menit)

1) Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk mengingat

kembali hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan yang telah

dilaksanakan.

2) Memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman.

3) Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas-tugas yang terkait

dengan materi yang telah dibahas.

Melalui langkah-langkah pembelajaran model kooperatif teknik Two Stay

Two Stray dengan media kertas berwarna tersebut, diharapkan permasalahan yang

dihadapi dalam pembelajaran luas jajargenjang dapat teratasi. Dengan demikian,

penerapan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray dengan media kertas

berwarna diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran yang meliputi

kinerja guru dan aktivitas siswa, sehingga hasil belajar siswa pada materi luas

jajargenjang akan meningkat sesuai harapan.

C.Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran

(21)

13

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

teknik Two Stay Two Stray dengan media kertas berwarna untuk meningkatkan

kemampuan siswa kelas IV SDN Karangnangka II dalam menentukan luas

jajargenjang. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik Two Stay Two Stray dengan media kertas berwarna untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan luas jajargenjang di kelas

IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik Two Stay Two Stray dengan media kertas berwarna untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menentukan luas jajargenjang di kelas IV SDN

Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas IV SDN

Karangnangka II Kecamatan Situraja dalam menentukan luas jajargenjang

setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two

Stray dengan media kertas berwarna.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SDN Karangnangka II,

terutama pada aspek perhatian, keaktifan, dan kerjasama dalam setiap

kegiatan pembelajaran.

b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Karangnangka II

(22)

14

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu 2. Untuk Guru

a. Memberikan masukan positif bagi guru tentang alternatif model

pembelajaran dan media pembelajaran matematika di SD sebagai upaya

peningkatan hasil belajar siswa.

b. Mengembangkan kemampuan guru dalam merumuskan, merencanakan,

membuat skenario pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran, sehingga pembelajaran berhasil dengan baik sesuai tujuan

yang telah ditetapkan.

c. Bahan referensi bagi guru yang akan melaksanakan pembelajaran tentang

luas jajargenjang.

3. Untuk Lembaga

Memberikan konstribusi positif terhadap proses peningkatan kualitas

pembelajaran di SDN Karangnangka II khususnya pada mata pelajaran

Matematika.

E.Batasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan kesalahan penafsiran

terhadap judul penelitian, maka disajikan batasan istilah sebagai berikut.

Model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam

melakukan sutau kegiatan (Samatowa, 2006: 48).

Pembelajaran adalah merupakan upaya penciptaan kondisi yang kondusif dalam

arti membangkitkan kegiatan belajar yang efektif di kalangan siswa.

kegiatan belajar mengajar dalam upaya kegiatan menciptakan suasana

(23)

15

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melalui

kegiatan belajar sepanjang hayat (Sukmara, 2005: 59).

Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan bagi para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar (Soekamto, dkk. dalam Trianto, 2007: 5).

Model Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang

menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih (Karli dan

Sriyuliariatiningsih, 2002: 70).

Media adalah segala alat pembelajaran yang digunakan guru sebagai perantara

untuk menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran

sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.

(Ruseffendi, 1998: 177).

Luas adalah ukuran mengenai panjang lebarnya suatu bidan datar (lapangan,

ruangan, dan sebagainya), diperoleh dengan mengalikan panjang dan lebar

bidang (Mustaqim dan Astuty, 2008: 235).

Jajar Genjang adalah bangun datar yang mempunyai dua pasang sisi sejajar dan

(24)

16

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Kertas Berwarna adalah media yang digunakan untuk memperjelas konsep

bahwa jajargenjang sama dengan persegipanjang sehingga siswa lebih

mudah memahaminya.

Kemampuan adalah kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam mengenal,

memahami, dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip, serta idea matematika,

sehingga siswa dapat menerapkan rumus atau konsep yang dipelajarinya

dalam perhitungan sederhana. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

kemampuan siswa adalah kemampuan menentukan luas bangun geometri

(25)

44

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SDN Karangnangka II yang terletak di Dusun

Babakanjati, Desa Karangheuleut, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang.

SDN Karangnangka II dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini dengan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.

a. Peneliti merupakan salah seorang guru di SDN Karangnangka II, sehingga

peneliti lebih memahami keadaan sekolah, karakteristik siswa, lingkungan

sekitar sekolah, termasuk kondisi proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Meskipun penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan intensif, tetapi tidak

mengganggu tugas utama peneliti sebagai guru, sehingga peneliti tetap dapat

melaksanakan tugas mengajar sebagaimana mestinya.

c. Daya serap siswa pada pelajaran Matematika secara keseluruhan di SDN

Karangnangka II masih relatif rendah, sehingga dipandang perlu untuk

diadakan perbaikan melalui penelitian di sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian dilakukan selama lima bulan, mulai bulan Januari sampai

dengan bulan Mei 2012. Penelitian dimulai dengan penyusunan proposal, seminar

(26)

45

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

penguji pada waktu seminar. Selanjutnya, direncanakan dan dilaksanakan

tindakan siklus I sampai dengan siklus III serta penyusunan laporan dan revisi.

B.Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Karangnangka II

Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 11 orang siswa

laki-laki dan sembilan orang siswa perempuan. Siswa kelas IV SDN

Karangnangka II dipilih sebagai subjek dalam penelitian, karena dinilai perlu

adanya perbaikan dalam pembelajaran matematika pada materi luas jajargenjang,

agar dapat memberi dampak positif berupa peningkatan hasil belajar siswa.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan melalui

observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa serta melihat hasil tes pada

materi luas jajargenjang menunjukkan sebagian besar siswa kelas IV SDN

Karangnangka II pada pembelajaran tersebut banyak yang mengalami kesulitan,

sehingga berakibat pada hasil belajar siswa masih sangat rendah. Oleh karena itu,

penelitian di kelas IV SDN Karangnangka II dipandang penting dilakukan sebagai

upaya untuk memperbaiki proses maupun hasil pembelajaran Matematika pada

materi luas jajargenjang.

C.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi adalah melalui

metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Beberapa ahli telah

mengemukakan tentang penelitian tindakan kelas (PTK), di antaranya adalah

(27)

46

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Kemudian Wiriaatmadja (2005: 12) menyimpulkan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri sehingga dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran tersebut.

Kemudian Suhardjono (Arikunto, dkk., 2006: 58) mengemukakan bahwa,

“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya”. Selain itu, Arikunto

(2006: 91) menyimpulkan bahwa, “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam

sebuah kelas”.

Dengan mengacu pada beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang

dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki/meningkatkan praktik

pembelajaran. dengan demikian, PTK berfokus pada permasalahan praktis, yaitu

permasalahan proses pembelajaran yang terjadi di kelas pada aspek-aspek

pembelajaran seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode pembelajaran

yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang mendukung, atau sistem

penilaian yang tidak sesuai.

Penelitian ini digolongkan pada penelitian kualitatif, sehingga pendekatan

yang dipakai dalam penelitian ini pun adalah pendekatan kualitatif. Creswell

(28)

47

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar.

Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut Creswell (Wiriaatmadja,

2005: 10) adalah sebagai berikut.

a. Penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, tempat kejadian dan perilaku manusia berlangsung.

b. Penelitian kualitatif berbeda asumsi-asumsinya dengan desain kuantitatif, teori atau hipotesis tidak secara apriori diharuskan.

c. Peneliti adalah instrument utama penelitian dalam pengumpulan data. d. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dalam kata-kata.

e. Fokus diarahkan pada persepsi dan pengalaman partisipan.

f. Proses sama pentingnya dengan produk, perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya kejadian.

g. Penafsiran dalam pemahaman idiografis, perhatian kepada particular, bukan kepada membuat generalisasi.

h. Memunculkan desain, peneliti mencoba merekonstruksikan penafsiran dan pemahaman dengan sumber data manusia.

i. Mengandalkan kepada tacit knowledge (intuitive and felt knowledge), maka data tidak dapat dikuantifikasi karena apresiasi terhadap nuansa dari majemuknya kenyataan.

j. Objektivitas dan kebenaran dijunjung tinggi, namun kriterianya berbeda karena derajat keterpercayaan didapat melalui verifikasi berdasar koherensi, wawasan, dan manfaat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka bidang kajian penelitian ini yaitu praktik

pembelajaran dengan memfokuskan pada strategi pembelajaran yaitu penerapan

model kooperatif teknik two stay two stray dengan menggunakan metode

penelitian tindakan kelas.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah berbentuk siklus yang mengacu

kepada rancangan penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Taggart yaitu

(29)

48

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu sistem

spiral yang saling terkait (Wiriaatmadja, 2005: 66).

Setiap siklus yang dilakukan berdasarkan model spiral dari Kemmis dan

Taggart ini dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi kemudian mengadakan perencanaan kembali seperti yang dapat dilihat

pada Gambar 3.1.

REVISED

REVISED

Gambar 3.1

Alur Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Tahap perencanaan (plan) merupakan bagian awal dari rancangan penelitian

(30)

49

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

masalah yang telah ditetapkan. Arikunto, dkk. (2006: 17) mengemukakan bahwa,

“Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh

siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan”. Kemudian dalam tahap ini,

peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian

khusus untuk diamati dan membuat instrumen pengamatan untuk merekam fakta

yang terjadi selama pengamatan berlangsung.

Kemudian Hasan, dkk. (Kasbolah, 1998: 81) mengemukakan hal-hal yang

perlu dilakukan dalam rencana tindakan adalah sebagai berikut.

a. Penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan. b. Penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan akan mengasilkan dampak

ke arah perbaikan program.

c. Pemilihan metode dan alat yang akan digunakan untuk mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua informasi tentang pelaksanaan tindakan.

d. Perencanaan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat data dan tujuan penelitian.

Adapun Mulyasa (2009: 109) mengemukakan bahwa:

Rencana tindakan hendaknya memuat berbagai informasi tentang: (1) pengembangan materi pembelajaran; (2) pemilihan metode pembalajaran; (3) prosedur pemecahan masalah; (4) penentuan alat dan teknik pengumpulan data dan informasi yang diperlukan; (5) rencana pengumpulan dan pengolahan data; (6) rencana untuk melaksanakan tindakan pemecahan masalah; dan (7) rencana evaluasi tindakan sekaligus evaluasi pembelajaran.

Tahap pelaksanaan tindakan (act) adalah pelaksanaan yang merupakan

penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Sumarno (Kasbolah:

1998: 88) menyatakan bahwa:

(31)

50

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

untuk menghasilkan adanya peningkatan perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktik pendidikan dalam kondisi kelas tertentu.

Tahap observasi (observation) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Kasbolah (1998: 91) menyatakan bahwa, “Observasi adalah semua

kegiatan yang ditunjukkan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan

setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai…”. Dalam pelaksanaan

observasi, yang dicari adalah data tentang pelaksanaan dari rancangan tindakan.

Hasil observasi kemudian dijadikan bahan kajian untuk mengukur keberhasilan

tindakan.

Tahap refleksi (reflective) pada dasarnya merupakan kegiatan analisis-

sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang

diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang telah terkumpul harus secepatnya

dianalisis dan diinterpretasi (diberi makna) sehingga dapat segera diketahui

apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Interpretasi (pemaknaan)

hasil observasi menjadi dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun

langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998).

Selama melakukan satu perputaran tersebut, yaitu mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi artinya telah melakukan satu

siklus. Selanjutnya, jika dari hasil analisis dan refleksi belum sesuai dengan yang

diharapkan, maka mengadakan perencanaan kembali untuk melaksanakan

tindakan pada siklus berikutnya sampai mencapai hasil yang diharapkan sesuai

dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tahapan

(32)

51

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan yang

terdiri dari tiga jam pelajaran atau 105 menit. Pada akhir tindakan diharapkan

tercapainya tujuan yaitu meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada

materi luas jajargenjang di kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja,

Kabupaten Sumedang.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh sesuai dengan model Kemmis dan

Taggart, yaitu terdiri dari: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Dalam penelitian ini, rencana tindakan adalah dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dalam materi luas jajargenjang

di kelas IV SDN Karangnangka II. Kemudian rencana tersebut dilaksanakan serta

diobservasi, dan akhirnya direfleksi untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang

telah dilaksanakan. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah

sebagai berikut.

a. Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SDN

Karangnangka II.

b. Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan model kooperatif teknik

two stay two stray menggunakan kertas petak berwarna dalam pembelajaran

(33)

52

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

c. Membuat LKS untuk menuangkan permasalahan yang harus didiskusikan oleh

siswa secara berkelompok.

d. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di dalam

pembelajaran, seperti seperangkat kelengkapan untuk membuat alat peraga dan

berbagai peralatan lain yang diperlukan.

e. Membuat lembar observasi untuk mengukur kinerja guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

kooperatif teknik two stay two stray menggunakan kertas petak berwarna.

f. Membuat lembar wawancara untuk guru dan siswa untuk mengetahui

informasi selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

model kooperatif teknik two stay two stray menggunakan kertas petak

berwarna.

g. Membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik

dan jenis kelamin siswa.

h. Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat peningkatan pemahaman siswa

tentang luas jajargenjang. Alat evaluasi berbentuk soal tes.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan yang telah direncanakan pada tahap

perencanaan, yaitu melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (KBM) dengan

model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray menggunakan alat

peraga kertas petak berwarna pada pembelajaran Matematika tentang luas

jajargenjang. Adapun skenario pembelajaran yang telah dirancang dalam rencana

(34)

53

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu a. Pra Pembelajaran

1) Memeriksa kebersihan kelas.

2) Menyiapkan dan menepatkan media dan perlengkapan pembelajaran

lainnya.

3) Memeriksa kehadiran siswa.

4) Mengkondisikan siswa dengan mengatur tempat duduk dan merapikan cara

duduk siswa serta mengajak siswa berdo’a sebelum belajar.

5) Meminta siswa menyiapkan perlengkapan belajarnya masing-masing.

b. Pendahuluan

1) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus memotivasi siswa dengan

menyampaikan manfaat menguasai materi yang akan dipelajari.

3) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

4) Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 4 orang

secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik dan jenis kelamin.

c. Kegiatan Inti

1) Siswa menyimak penjelasan singkat guru tentang bangun jajargenjang.

2) Siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk.

3) Masing-masing kelompok mendapatkan lembar kerja siswa (LKS).

4) Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi dalam kelompoknya

(35)

54

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

5) Setelah waktu diskusi kelompok dianggap cukup, masing-masing dua orang

siswa dari tiap kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan

informasi dari kelompok pribumi tentang penyelesaian tugas dalam LKS.

Sedangkan dua orang anggota kelompok yang tinggal di kelompoknya

bertugas memberikan penjelasan/informasi kepada tamu dari kelompok lain.

Pengaturannya dapat dilakukan secara berurut. Misalnya: dari kelompok I

bertamu ke kelompok II, dari kelompok II bertamu ke kelompok III, dari

kelompok III bertamu ke kelompok IV, dari kelompok IV bertamu ke

kelompok V, dan dari kelompok V bertamu ke kelompok I.

6) Setelah mendapatkan informasi dari kelompok pribumi, setiap tamu kembali

ke kelompoknya masing-masing untuk bersama-sama dengan anggota

kelompoknya membahas hasil kerja kelompoknya dibandingkan dengan

informasi yang diperoleh dari kelompok lain.

7) Siswa perwakilan kelompok menyajikan hasil kerja kelompoknya di depan

kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.

8) Siswa dengan bimbingan guru membahas kerja kelompok terutama tentang

kekeliruan-kekeliruan yang muncul dalam pneyajian hasil kerja kelompok.

9) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

10) Melaksanakan tes tertulis secara individu

d. Penutup

1) Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk mengingat

kembali hal-hal penting dalam kegiatan yang telah dilaksanakan.

(36)

55

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

3) Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas-tugas yang terkait

dengan materi yang telah dibahas.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, karena

pada dasarnya kegiatan observasi adalah kegiatan mengamati sesuatu yang sedang

berlangsung, yaitu ketika guru melaksanakan tindakan yang telah direncanakan.

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan tindakan.

Pengamatan dilakukan secara langsung pada saat proses pembelajaran di kelas,

dengan cara melihat, dan mengamati perilaku siswa maupun guru. Hasil observasi

tersebut bisa dijadikan sumber infomasi dan bahan kajian untuk mengukur

keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.

Dalam penelitian ini, kegiatan observasi dilakukan dalam mengamati proses

pembelajaran luas jajargenjang melalui model kooperatif teknik two stay two

stray. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja guru dan

keterlibatan siswa dalam pembelajaran ini. Setiap temuan yang diperoleh selama

pelaksanaan tindakan tersebut dikumpulkan melalui pedoman observasi dan

catatan lapangan yang lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses

pembelajaran tersebut di kelas IV SDN Karangnangka II. Adapun yang bertindak

sebagai observer adalah salah seorang guru SDN Karngnangka II sebagai mitra

peneliti, yaitu Ibu Aan Aneh Hasanah.

4. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan setiap akhir tindakan dengan melakukan diskusi dengan

(37)

56

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

wawancara, dan hasil evaluasi. Hasil refleksi merupakan bahan pertimbangan

untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

Informasi atau data yang sudah terkumpul dari hasil observasi, catatan

lapangan, wawancara, dan hasil tes belajar siswa, kemudian dianalisis melalui

proses refleksi untuk ditarik kesimpulan. Hasil yang diperoleh pada kegiatan

refleksi ini dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka

memperbaiki, menyempurnakan, atau meninggalkan hal-hal yang kurang baik

dalam pelaksanaan tindakan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan,

yaitu meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi luas

jajargenjang. Pada akhirnya, dari kegiatan refleksi ini diharapkan akan

menghasilkan rencana-rencana pembelajaran yang baru yang dapat mendorong

terjadinya upaya perbaikan pembelajaran secara terus menerus untuk

meningkatkan kualitas praktik pembelajaran, sehingga diperoleh hasil yang

diharapkan.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan data

penelitian yang diperlukan. Data penelitian perlu dikumpulkan melalui instrumen

penelitian yang valid dan reliabel. Mulyasa (2009: 68) menjelaskan bahwa,

Instrumen yang valid adalah yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrumen yang reliabel adalah yang menunjukkan hasil yang relatif sama atau relatif tetap meskipun dilakukan berulang-ulang dalam waktu dan tempat yang berbeda-beda.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk

(38)

57

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

tepat. Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data tentang kinerja guru,

aktivitas atau perilaku siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran luas

jajargenjang. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa, dan lembar tes

hasil belajar.

1. Lembar observasi, digunakan untuk mengamati, mencatat dan

mendokumentasikan seluruh aktvitas siswa dan kinerja guru dari mulai

kegiatan awal sampai pada kegiatan akhir pembelajaran. Hal tersebut merujuk

kepada pendapat Mulyasa (2009: 69) yang mengemukakan bahwa, “Instrumen

penelitian dengan teknik observasi adalah instrumen untuk mengadakan

pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam

pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas”. Lembar observasi kinerja

guru dan aktivitas siswa dapat dilihat pada bagian lampiran.

2. Pedoman wawancara, digunakan setelah kegiatan pembelajaran untuk

mengetahui tanggapan dari pihak guru maupun siswa terkait dengan

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pertanyaan disesuaikan dengan fakta

atau gejala-gejala yang terjadi di lapangan, misalnya terkait dengan kesulitan

yang dirasakan serta perasaan siswa selama proses pembelajaran. Pedoman

wawancara dapat dilihat pada bagian lampiran.

3. Format catatan lapangan, catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah suatu catatan yang berbentuk deskripsi untuk menggambarkan suatu

(39)

58

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

pelaksanaan tindakan. Adapun yang menjadi fokus catatan lapangan adalah

kinerja guru dan aktivitas siswa dalam langkah-langkah pelaksanaan tindakan.

4. Lembar tes hasil belajar, berisi soal-soal tes pada akhir tindakan dengan tujuan

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep yang telah

dipelajari. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk tes uraian

objektif. Adapaun jumlah soal terdiri dari lima nomor soal. Pada soal nomor

satu, siswa dituntut untuk terampil menggambar bentuk bangun jajargenjang

dengan ukurang yang telah ditentukan. Pada soal nomor dua, siswa diminta

untuk menyebutkan tiga sifat bangun datar jajargenjang. Kemudian pada soal

nomor tiga, siswa diminta untuk menuliskan rumus yang digunakan untuk

menentukan luas jajargenjang. Selanjutnya, pada soal nomor empat, siswa

diminta untuk menentukan luas jajargenjang yang telah digambarnya pada

jawaban nomor satu. Terakhir, pada soal nomor lima disajikan soal cerita yang

berhubungan dengan luas jajargenjang. Untuk lebih jelasnya lagi lembar tes

hasil belajar serta pedoman penskoran dan kriteria penilaiannya dapat dilihat

pada bagian lampiran.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam metode penelitian tindakan kelas, dicermati betul-betul selama

proses dan akibat atau hasil tindakan yang dilakukan sehingga diperoleh informasi

yang rinci dan akurat tentang dampak tindakan yang dilaksanakan. Apabila

(40)

59

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

harus diolah dan dianalisis kemudian diinterpretasikan. Teknik pengolahan data

yang digunakan dalam metode penelitian tindakan kelas ini adalah teknik analisis

kualitatif berupa uraian atau pembahasan. Namun demikian, untuk melengkapi

data penelitian ditambahkan penggunaan angka-angka agar pengambilan

keputusannya lebih tepat.

Data yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu data pelaksanaan tindakan dan

data hasil belajar siswa sebagai akibat dari dilaksanakannya tindakan. Data

pelaksanaan tindakan yang diperlukan untuk mengetahui gambaran penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray melalui media kertas

petak berwarna berupa deskripsi pelaksanaan proses pembelajaran Matematika

menggunakan observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan data hasil

belajar siswa yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana peningkatan

kemampuan siswa dalam menentukan luas jajargenjang berupa tes hasil belajar.

a. Teknik Pengolahan Data proses

Teknik pengolahan data proses atau data pelaksanaan menggunakan

pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data hasil wawancara

dan catatan lapangan diolah dengan cara dianalisis, kemudian dideskripsikan

berupa penjelasan atau pembahasan. Data hasil observasi terhadap kinerja guru

diolah dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan,

kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan, sedangkan pengolahan data hasil

observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif, yaitu menentukan skor dari setiap aspek yang diamati (perhatian,

(41)

60

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Luas Jajargenjang di Kelas IV SDN Karangnangka II Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

menginterpretasikan data tersebut ke dalam tiga kategori, yaitu baik, cukup, dan

kurang.

b. Teknik Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menentukan skor dari setiap aspek

yang dinilai, menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap siswa, memberi nilai

angka, menghitung rata-rata, dan menghitung persentase ketuntasan. Tes hasil

belajar berbentuk tes tertulis dengan kriteria penilaian dijelaskan pada instrumen

tes pada lampiran proposal ini.

Kriteria keberhasilan ditentukan oleh batas ketuntasan berdasarkan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh masing-masing sekolah.

Siswa dikatakan tuntas bila telah mencapai nilai ≥60. Artinya, siswa dianggap

telah menguasai materi pelajaran bila telah mencapai KKM yang telah ditetapkan

tersebut. Adapun ketuntasan secara klasikal adalah ≥80% siswa kelas IV SDN

karangnangka II memperoleh nilai mencapai/melampaui KKM yang telah

ditetapkan dan dinyatakan tuntas dalam pembelajaran luas jajargenjang.

2. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan

ke dalam unit-unit menyusun ke dalam pola, melakukan sintesis, memilih mana

(42)

61

Mimi Suryati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dengan Media Kertas Petak Berwarna untuk

Gambar

Gambar 2.1 Bangun Datar Jajargenjang ...............................................................
Tabel 1.1 Data Awal Tes Hasil Belajar
Gambar 3.1     Alur Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Perihal : Undangan Pembuktian Kualifikasi Untuk Pekerjaan Pengadaan Penyediaan Jasa Perencanaan Teknis Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim Tahun

Sebagai masyarakat yang tidak sepenuhnya mengerti akan kebenaran suatu fakta, teori ini bisa dibilang efektif untuk mempengaruhi pandangan masyarakat lewat

[r]

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pergantian Jaringan Pipa Dalam Kota Nunukan Tahap I , dimana perusahaan saudara termasuk

Judul Skripsi : Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Mandailing di Padang Lawas kajian Semiotik.. Penelitian ini menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Ferdinand

This paper deals with the problem of determining the economic order quantity (EOQ) for deteriorating items in the fuzzy sense where delay in payments for retailer and customer

Pre test ini menggunakan instrument tes kebugaran jasmani ACSPFT (Asian Commite on the Standarization of Physical Fitnes Test). 6) Melaksanakan latihan atau memberikan

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kelompok MTA di kabupaten Karanganyar di dalam merawat jenazah dilakukan oleh warga MTA sendiri (tim janaiz