iv
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP DIGITAL NOTARY SERVICES SEBAGAI MEDIA NOTARIS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN JABATANNYA
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG – UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 Jo. UNDANG – UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN
NOTARIS DAN UNDANG – UNDANG No. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
REGOWO WICAKSONO ASNAR 110110110388
ABSTRAK
Konsep digital notary di Indonesia masih mengalami perdebatan dari berbagai kalangan karena meskipun perkembangan teknologi informasi pada saat ini sudah memungkinkan bagi notaris untuk berperan di dalamnya, namun hambatan datang dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, namun dengan diberlakukannya Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris pada 15 januari 2014 memberikan legitimasi hukum bagi para notaris untuk menjalankan tugas dan jabatannya dalam dunia digital (cyber space). Kewenangan dan Tugas Notaris dalam cyber space ini juga tidak terlepas dari adanya Undang – Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang memberikan kepastian hukum bagi Notaris yang berkaitan dengan segala aktifitas yang dilakukannya dalam cyber space. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup tugas dan kewenangan notaris ditinjau dari UUJN dan UU ITE dalam praktik digital notary services (DNS) di Indonesia serta pertanggungjawaban hukum dari akta yang dihasilkan oleh notaris melalui media DNS.
Metode pendekatan hukum yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini adalah yuridis normative dengan meneliti bahan pustaka sebagai bahan penelitian utama. Spesifikasi penelitian yang digunakan deskriptif analisis dengan menggambarkan secara sistematis kewenangan Notaris dalam cyber space melalui Undang – Undang Jabatan Notaris (UUJN) dan UU ITE.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa ruang lingkup tugas dan kewenangan notaris dalam praktik (DNS) di Indonesia masih sangat terbatas dan masih sulit untuk diterapkan secara utuh dikarenakan penerapan digital notary masih banyak terbentur dengan UUJN sendiri. Notaris di Indonesia pada dasarnya sudah dapat menjalankan (DNS) namun secara terbatas pada apa yang dirumuskan oleh Undang - Undang (SISMINBAKUM).