• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM

KALIMAT BAHASA JEPANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Arie Mohammad Kurnia

0902636

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Oleh

Arie Mohammad K

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Arie Mohammad 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Makna Verba Kau sebagai Polisemi dalam Kalimat Bahasa Jepang

Nama : Arie Mohammad Kurnia

NIM : 0902636

No. SK : 215/UN40.3.5.3/DT/2013

Disahkan Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sudjianto, M. Hum Dianni Risda, M.Ed

NIP.195906051985031004 NIP.197105261998032002

Mengetahui,

(4)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dra. Neneng Sutjiati, M. Hum

NIP. 196011081986012001

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Oleh:

Arie Mohammad Kurnia NIM. 0902636

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang,

Telah Disetujui dan Disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sudjianto, M. Hum Dianni Risda, M.Ed

NIP.195906051985031004 NIP. 197105261998032002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

(5)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(6)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAKSI

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Terdapat banyak jumlah verba dalam bahasa Jepang, termasuk di dalamnya verba yang memiliki makna lebih dari satu (polisemi). Salah satu verba yang berpolisemi adalah kau. Sering kali pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan dalam menentukan makna. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai makna verba kau sebagai polisemi.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam verba kau, apa makna dasar yang terkandung pada verba kau dan untuk mengetahui hubungan antar makna pada verba kau. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber disusun, kemudian diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan.

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa makna dasar verba kau adalah membeli (memperoleh sesuatu melalui penukaran atau pembayaran dengan uang). Sedangkan makna perluasan yang terkandung pada verba kau mempunyai makna antara lain: menyewa (uang yang dibayarkan karena memakai atau meminjam sesuatu); mengundang (menjadi); memberikan penilaian/apresiasi; menerima (bertanggung jawab). Selain itu, verba kau juga digunakan dalam peribahasa, yaitu: dengan menabung kita bisa membeli segalanya; 3 syarat menjadi berandalan, yaitu minum, membeli, memukul; uang tidak bisa membeli kebahagiaan; sepakat dengan masa depan; kebencian itu datangnya dari perkataan seseorang; kesenangan itu membawa penderitaan.

Kemudian, hubungan antar makna dari verba kau dapat dilihat dari 3 majas, yaitu metafora, metonimi dan sinekdok. Pada penelitian ini makna mempunyai hubungan metafora dengan makna dasar, makna dan mempunyai hubungan metonimi dengan makna dasar, makna mempunyai hubungan sinekdok dengan makna dasar.

(7)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF KAU MEANING AS A POLYSEMY IN JAPANESE SENTENCES

There are a lot of verbs in Japanese, including verbs that have more than one meaning (polysemy). One of the verbs that has polysemy is kau. Commonly, Japanese learners met some obstacles in deciding meaning. Thus, the writer conducted a research regarding the meaning of verb kau as polysemy.

This study attempts to identify the meaning contained in kau verb, basic meaning contained in kau verb and to investigate the correlation between kau verb’s meaning. This study employs descriptive method. The data from various sources collected and arranged, then classified, analyzed and interpreted.

According to the data analysis, it is concluded that the basic meaning of kau verb is buying (getting something through exchange or payment using money). Whereas, extended meaning contained in kau verb has some other meanings, for instance: borrowing (the money paid due to buying or borrowing something); inviting (become); giving judgment/ appreciation; accepting (being responsible). In addition, kau verb can be used in proverb, that are: by saving we can buy anything; 3 requirements to be a rascal, there are drinking, buying, defeating.; money cannot buy happiness; agree with the future; hatred comes from someone’s words; pleasure brings suffering.

Afterward, the correlation between the meanings of kau verb can be observed from 3 rhetorical expression, there are metaphor, metonymy, and synecdoche. In this study, the 5th meaning has a metaphorical correlation with basic meaning, the 3rd , 4th, and 6th meaning has a metonymical correlation with basic meaning, the 2nd meaning has a synecdoche correlation with basic meaning.

(8)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(10)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Jepang adalah bahasa yang unik, apabila kita melihat para penuturnya,

tidak ada masyarakat negara lain yang menggunakan bahasa Jepang sebagai

bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

aspek-aspek kebahasaannya, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu yang

dapat kita amati dari huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

gramatika, dan ragam bahasanya (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 14).

Salah satu yang sangat penting dari pembelajaran bahasa Jepang adalah

kosakata. Pengetahuan kosakata yang dimiliki oleh pembelajar berbanding lurus

dengan keterampilan berbahasanya. Hal ini sama dengan pendapat Tarigan yang

menyebutkan kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada

kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki. Semakin banyak kosakata yang

kita miliki semakin besar pula kemungkinan kita terampil dalam berbahasa.

(Tarigan, 1985 : 2).

Di dalam bahasa Jepang terdapat hinshi bunrui atau penggolongan kata. Salah

satu yang termasuk ke dalam hinshi bunrui adalah doushi (verba). Jumlah verba

(11)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

verba yang berpolisemi dan verba yang berhomonim. Kadang-kadang kita sulit

menentukan yang mana verba yang berhomonim dan yang berpolisemi.

Kata homonimi (homonymy berasal dari kata Yunani kuno, onoma = „nama‟

dan homos’sama’). Jadi, arti harfiah homonimi adalah nama sama, tetapi

maknanya berbeda. Contohnya : kata barang sebagaimana dalam kalimat :

banyak barang diturunkan di pelabuhan dan kata barang sebagai partikel

misalnya, dalam kalimat beri aku barang seratus rupiah.(Pateda, 1988: 82)

Menurut Chaer (2007, 301), sebuah kata atau satuan ujaran disebut polisemi

kalau kata itu mempunyai makna lebih dari satu. Umpamanya, kata kepala yang

setidaknya mempunya makna (1) bagian tubuh manusia, seperti pada contoh

kalimat (21); (2) ketua atau pemimpin, seperti pada contoh kalimat (22); (3)

sesuatu yang berada di sebelah atas, seperti contoh kalimat (23); (4) sesuatu yang

berbentuk bulat, seperti contoh kalimat (24); dan (5) sesuatu atau bagian yang

sangat penting, seperti contoh pada kalimat (25).

(21) Kepalanya luka karena pecahan kaca.

(22) Kepala kantor itu bukan paman saya.

(23) Kepala surat biasanya berisi nama dan alamat kantor.

(24) Kepala jarum itu terbuat dari plastik

(25) Yang duduk di kepala meja itu tentu orang penting.

Dalam kasus polisemi ini, biasanya makna pertama (yang di daftarkan di

(12)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau makna konseptualnya. Yang lain adalah makna-makna yang dikembangkan

berdasarkan salah satu komponen makna yang dimiliki oleh kata atau ujaran itu.

Oleh karena itu, makna-makna pada sebuah kata atau satuan ujaran yang

polisemi ini masih berkaitan satu dengan yang lain. Kalau kita kembali pada

contoh kepala diatas, maka bisa dikatakan makna kepala kalimat (21) adalah

makna leksikalnya atau makna denotatifnya; pada kalimat (22) adalah karena

kepala itu pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting; tanpa kepala

manusia tidak bisa hidup, tetapi tanpa kaki masih dapat hidup. Makna pada

kalimat (23) adalah karena kepala itu terletak disebelah atas; makna pada kalimat

(24) adalah karena kepala itu berbentuk bulat; dan pada kalimat (25) adalah

karena kepala itu merupakan bagian yang penting dan terhormat. Tentunya masih

banyak arti kata kepala yang lain, seperti dalam kalimat “Setiap kepala

menerima bantuan dua ribu rupiah”. Anda tentu tahu arti kata kepala di situ. Pada

bahasa Jepang pun banyak terdapat kata berpolisemi, salah satu yang menarik

perhatian penulis adalah kata kau (かう).

Kata kau adalah salah satu verba berpolisemi. Pembelajar pemula maupun

pembelajar tingkat menengah ke atas tidak heran bila menemukan kalimat

Watashi wa kaban o kau ( 私 か かう) yang bila diterjemahkan menjadi

„Saya (akan) membeli tas‟. Tetapi pembelajar bahasa Jepang mungkin akan

merasa kebingungan saat menghadapi kalimat sebagai berikut ;

(13)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ano hito no majimesa o kau.

„Orang itu rajin.‟

(2) 努力 買う。(Umesao, 1989: 319) Doryoku o kau.

„Menghargai usahanya.‟

(3) け か 買って出 。(Umesao, 1989: 319) Kenka o kattederu.

„Menerima ajakan berkelahi.‟

(4) 怒 買う。(Matsura, 1994: 453) Ikari o kau.

„Mengundang amarah.‟

(5) 芸者 かう。(Sutedi, 2011: 82) Geisha o kau.

„Menyewa geisha.‟

Pada contoh kalimat (1) kita bisa melihat verba kau bila diterjemahkan secara

leksikal akan menjadi <orang itu membeli rajin> padahal kalimat tersebut

memiliki makna <memberikan penilaian>. Begitupula dengan contoh kalimat (2),

yang apabila diterjemahkan secara leksikal akan menjadi <membeli usahanya>,

padahal kalimat tersebut mempunyai makna <menghargai usahanya>. Contoh

(14)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertengkaran>, <membeli marah> dan <membeli geisha> akan tetapi menjadi

<menerima ajakan bertengkar>, <mendapat marah> dan <menyewa geisha>.

Bila dilihat dari contoh diatas, kita bisa melihat bahwa verba kau

penerjemahannya tidak hanya terbatas pada membeli saja. Dalam menerjemahkan

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang atau sebaliknya, acapkali kita tidak

menggunakan aturan bahasa Jepang yang benar. Biasanya langsung

menerjemahkan dengan aturan bahasa Indonesia, terutama kata baru ini yang

apabila diterjemahkan dalam bahasa Jepang akan mengandung makna yang tidak

sesuai.

Karena dirasa kurangnya pengetahuan tentang perubahan dan perbedaan

makna mengenai hal ini, dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahan

pemahaman dan penerjemahan pada pembelajar bahasa Jepang. Agar tidak

terulang lagi kesalahan tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Makna Verba Kau sebagai Polisemi dalam Bahasa Jepang”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Agar pembahasan suatu penelitian lebih terarah dan sistematis, maka

diperlukan perumusan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis

(15)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Rumusan Masalah

1. Apa makna yang terkandung dalam verba kau berdasarkan konteks

kalimatnya?

2. Apa makna dasar dan makna perluasan yang terkandung pada verba kau?

3. Bagaimanakah hubungan antar makna dasar dan makna perluasan dari verba

kau?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penulis membatasi masalah

penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini terbatas hanya akan menganalisa verba kau dari segi makna dan

penggunaannya sebagai polisemi.

2. Makna verba kau yang akan dibahas adalah kata kau yang termasuk kedalam

Kokugo Dai Jiten, yaitu daftar kamus bahasa Jepang yang umum digunakan

oleh orang Jepang maupun oleh pembelajar bahasa Jepang serta berbagai

sumber yang sesuai dengan pencarian makna verba kau sebagai polisemi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam verba kau.

2. Untuk mengetahui makna dasar dan makna perluasan yang terkandung pada

(16)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui hubungan antar makna dasar dan makna perluasan dari

verba kau.

2. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan penjelasan secara terperinci mengenai makna verba kau.

Karena penelitian ini mendeskripsikan seluruh makna yang terdapat pada

verba kau berdasarkan konteks kalimat dan situasi penggunaannya.

2. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi dalam upaya mengatasi

masalah pembelajaran bahasa Jepang, khususnya dalam menggunakan

verba kau dan dapat juga digunakan sebagai bahan referensi bagi pengajar

bahasa Jepang dalam mengajarkan suatu kosakata, terutama dalam mata

kuliah Sakubun (mengarang) dan Honyaku (menerjemahkan) maupun

dalam Kaiwa (percakapan).

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penulisan penelitian, berikut ini adalah

definisi dari istilah yang digunakan :

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,

dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,

(17)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Makna adalah maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan

kepada suatu bentuk kebahasaan (KBBI, 2008:864).

3. Verba adalah kata kerja; kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau

keadaan (KBBI, 2008:1546).

4. Polisemi adalah bentuk bahasa (kata, frase, dan sebagainya) yang bermakna

lebih dari satu (KBBI, 2008:1090).

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I berupa

pendahuluan, didalamnya diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang menguraikan tinjauan tentang verba

(doushi), makna, perubahan makna dalam bahasa Jepang secara kognitif,

pengertian polisemi (tagi-go), gaya bahasa dalam polisemi, cara menganalisis

polisemi, penelitian terdahulu mengenai verba kau, serta teori-teori lain yang

relefan dengan tema penelitian verba kau oleh peneliti terdahulu. Bab III

berupa uraian tentang metode penelitian, objek penelitian, instrumen

penelitian dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV berupa analisis data yang menguraikan tentang penentuan makna

dasar verba miru, pengidentifikasian makna perluasannya, serta

(18)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam verba kau. Bab V adalah kesimpulan dan saran untuk penelitian

selanjutnya yang menguraikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan,

(19)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam setiap melakukan penelitian terhadap suatu objek, baik yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lembaga atau yang lainnya, diperlukan sebuah metode yang dapat memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian, memecahkan setiap masalah dengan acuan yang jelas dan lebih terarah. Mahsun menyebutkan bahwa metode penelitian menjelaskan cara penelitian itu akan dilakukan, yang di dalamnya mencakup bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variabel dan data yang hendak disediakan dan analisis data (2005: 70). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 740), metode didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Hal ini sama dengan pendapat Sutedi bahwa metode adalah untuk memperlancar pencapaian tujuan secara lebih efektif dan efisien. (Sutedi, 2011: 53)

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan hubungan antar makna dalam verba kau sebagai polisemi. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menentukan, melukiskan, atau memerikan fenomena yang terjadi secara alamiah tanpa manipulasi/penyalahgunaan eksperimental (Tarigan, 1993: 105).

(20)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menentukan eksistensi fenomena-fenomena dengan memerikan/ mendeskripsikannya secara eksplisit.

Untuk menganalisis polisemi menurut Machida dan Momiyama (Sutedi, 2008: 146-152) terdapat tiga langkah pokok, yaitu: (1) pemilihan makna, (2) penentuan makna dasar dan (3) pendeskripsian hubungan antar makna.

B. Objek Penelitian

Objek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah verba kau sebagai polisemi yang dijadikan sebagai kasus dalam penelitian ini. Alasan penulis memilih verba kau dikarenakan, tidak banyak pembelajar bahasa Jepang yang mengetahui makna-makna yang terkandung dalam verba tersebut. Dalam kamus bahasa yang digunakanpun makna yang disajikannya tidak lengkap, padahal pada kenyataannya ada banyak makna yang terkandung dalam verba kau. Apabila pembelajar tidak mengetahui makna dan penggunaannya dalam kalimat, maka akan membuat pembelajar merasa kebingungan dan mungkin saja terjadi kesalahan dalam menerjemahkannya sehingga informasi yang terdapat dalam kalimat tidak tersampaikan.

C. Sumber Data dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan studi literatur, yaitu dengan mencari contoh kalimat yang mengandung kata kau sebanyak mungkin dari sumber yang akurat, baik sumber yang berupa kalimat yang dipublikasikan (jitsurei) maupun contoh kalimat buatan peneliti sendiri (sakurei). Adapun kalimat-kalimat yang mengandung verba kau diambil dari:

(21)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kokugo Hiyatsuka Jiten, oleh Haruhiko Kindaichi (1997) 4. Gakushuu Kokugo Jiten, oleh Morioka Kenji (1986) 5. Kihongo Yourei Jiten, oleh Bunkachou (1990)

6. Nihongo-Indonesiago Jiten,oleh Kenji Matsuura (1994)

7. Gakken Shougaku Kokugo Jiten, oleh Haruhiko Kindaichi (1995) 8. Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia, oleh Goro Taniguchi

(1995)

9. Nihongo o Manabuhito no Jiten, oleh Sakata Yukiko (1995) 10. Honki no Nihongo Vol.2, oleh Ono Misaki dkk (2010)

11. Nihongo Doushi Katsuyou Jiten Henshuu Kouki, oleh Ei Cohen (2010)

12. Nihon Kokugo Daijiten, oleh Nihon Daijiten Kankoukai (1972)

13.http://www.bunka.go.jp/publish/bunkachou_geppou/2013_03/series_1 0/series_10.html

14. http://dictionary.goo.ne.jp/examples/jn2/37318/m3u/婦/

15.http://www.aozora.gr.jp/cards/001147/files/43527_17334.html

16. http://kotobank.jp/word/歓心を買う

17. http://ejje.weblio.jp/sentence/content/買う

D. Teknik Analisis Data

(22)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1. Menentukan makna dasar (prototype) (kihongi no nintei)

Salah satu cara yang mudah dilakukan bagi pembelajar bahasa Jepang orang Indonesia dalam menentukan makna dasar, yaitu dengan menggunakan hasil penelitian terdahulu atau dengan menggunakan kamus tertentu (Sutedi, 2008:150). Buku-buku hasil penelitian terdahulu yang menyajikan makna dasar (kihon-gi) suatu kata diantaranya, yaitu :

- Doushi no Imi, Youhou no Kijutsuteki Kenkyu, oleh Miyajima (1972)

- Kiso nihongo Jiten, oleh Morita (1998)

- Kotoba no Imi 1, 2, 3 oleh Shibata, dkk. (1973, 1976, 1978) - Ruigigo Tsukaiwake Jiten, oleh Tian & Izuhara (1998)

4.2. Memilih makna (imi-kubun)

Pemilihan makna dapat dilakukan dengan cara: - Mencari sinonimnya, misalnya:

階段をあ る = る makna 1 料理 あ る = る makna 2 家 あ る =入る makna 3 犯人 あ る =みつ る makna 4

- Mencari lawan katanya, misalnya:

(23)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Melihat hubungan super ordinat dari setiap makna yang ada,

4.3. Mendeskripsikan hubungan antar makna dalam bentuk struktur

polisemi (tagi-kouzou no hyouji)

(24)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metafora, metonimi dan sinekdok. Berikut merupakan batasan mengenai ketiga gaya bahasa tersebut yang diutarakan oleh Sutedi (2008 :151).

4.3.1 Metafora (in-yu), yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk

Laki-laki itu (semuanya) serigala. (=buaya darat).

4.3.2 Metonimi (kan-yu), adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan suatu hal atau perkara (misalnya A) dengan hal atau perkara lain (misalnya B), atas dasar kedekatan baik secara ruang maupun secara waktu pada kedua hal tersebut. Kedekatan ini bisa berarti ada jarak yang dekat, bisa pula berarti tidak ada jarak sama sekali sehingga mencakup makna bagian dan keseluruhan, sebab akibat dan sebagainya.

一升瓶を飲み す (Sutedi, 2011: 89) Isshoubin o nomihosu.

‘Satu botol diminum dalam satu kali teguk.’

4.3.3 Sinekdok (tei-yu) majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal atau perkara yang bersifat umum (misalnya A) dengan hal/perkara lain yang bersifat khusus (misalnya B), atau sebaliknya hal yang khusus digunakan untuk menyatakan hal yang umum.

(25)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maiasa, pan to tamago o tabeteiru. ‘Tiap pagi (saya) makan roti dan telur.’

Jadi, kegiatan konkrit yang akan ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan Makna Dasar (Kihon-gi no Nintei)

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah dengan menentukan makna dasar (kihon-gi) atau makna prototype dari makna kau. Penulis akan menggunakan kamus Kihongo Yourei Jiten yang ditulis oleh Bunkachou (1990) serta teori lainnya yang relefan sebagai bahan acuan dalam menentukan makna dasar.

2. Klasifikasi Makna Perluasan (Imi Kubun)

Setelah menentukan makna dasar, kemudiam mengklarifikasikan apa sajakah makna perluasan yang terkandung pada verba kau. Klasifikasi ini dilakukan dengan cara mencari sinonim, mencari lawan kata, melihat hubungan superordinat setiap makna yang ada, serta melihat padanan katanya dalam bahasa lain.

3. Mendeskripsikan Hubungan antar Makna dalam Bentuk Struktur

Polisemi (Tagi-Kouzou no Hyouji)

(26)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(ten-gi) yaitu dengan menggunakan majas (hiyu) metafora, metonimi dan sinekdok sebagai sudut pandangnya.

4. Menyimpulkan/ Generalisasi (ketsuron)

Membuat kesimpulan secara induktif mengenai makna yang terdapat pada verba kau dan hubungan antar makna tersebut, sehingga akan ditemukan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

(27)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan mengenai makna verba kau yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.1Makna Verba Kau

Makna verba kau ada 6 jenis, yaitu :

1. Membeli (memperoleh sesuatu melalui penukaran atau pembayaran dengan uang)

2. Menyewa (uang yang dibayarkan karena memakai atau meminjam sesuatu)

3. Mengundang (menjadi)

4. Memberikan penilaian/apresiasi (menghargai) 5. Menerima (bertanggung jawab)

6. Makna Peribahasa

1.2Makna Dasar dan Makna Perluasan Verba Kau

(28)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makna Dasar

No. Contoh Kalimat Sinonim Makna

1.

Contoh Kalimat Sinonim Makna

1.

(29)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(30)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3Hubungan Antar-Makna Verba Kau

Hubungan antar makna verba kau dapat dilihat dari bagan di bawah ini.

Bagan Hubungan Antar-Makna dalam Verba Kau

Makna dasar ①

Gambar di atas bisa dibaca pada tabel berikut :

Makna Dasar

Perluasan secara Metafora

Perluasan secara Metonimi

Perluasan secara Makna Perluasan

Metafora

Makna Perluasan

Metonimi

Makna Perluasan

(31)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sinekdok

Penelitian ini mendeskripsikan makna verba kau sebagai polisemi. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan makna apa saja yang terkandung di dalam verba kau, yaitu bagaimana menentukan makna dasar verba kau dan bagaimana keterkaitan makna perluasan verba kau serta makna Idiom verba kau.

Penulis beranggapan bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan harus ditindak lanjuti. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang persamaan dan perbedaan antara verba kau dalam bahasa Jepang dengan membeli dalam bahasa Indonesia. Selain itu juga, perlu diteliti juga kesalahan pembelajar ketika menerjemahkan verba kau dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian tersebut sangat bermanfaat bagi pembelajar bahasa Jepang.

(32)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terkandung di dalam kata-kata tersebut, agar tidak terjadi kesalahan dalam penerjemahan maupun penafsiran suatu kata.

Bagi para peneliti di bidang pendidikan bahasa Jepang, alangkah lebih baik jika hasil penelitian verba kau ini diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian mengenai makna verba kau, kira-kira makna verba kau yang mana sajakah yang biasa digunakan oleh para pembelajar bahasa Jepang dan bagaimanakah cara mensosialisasikan keseluruhan makna verba kau tersebut kepada pembelajar.

2.2 Bagi Pembelajar

(33)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bunkachou. (1990). Kihongo Yourei Jiten. Japan: Bunkachou

Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Cohen, Ei. (2010). Nihongo Doushi Katsuyou Jiten Henshuu Kouki. Tokyo: Personal Office Telintalk

Ishiguro, Yoshimi. 49 Showa. Shougaku Kokugo Jiten. Tokyo: Sanseido

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (2008). Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan Nasional

Kato, Shuichi. (1982). Kokugo Chuu Jiten. Tokyo: Kodansha

Kindaichi, Haruhiko. (1995). Gakken Shougaku Kokugo Jiten. Tokyo: Gakushu Kenkyusha

_________________. (1995). Kokugo Hiyatsuka Jiten. Tokyo: Gakushu Kenkyusha

Matsuura, Kenji. (1994). Nihongo Indonesiago Jiten. Kyoto: Kyoto Sangyo Univ. Press

Misaki, Ono dkk. (2010). Honki no Nihongo Vol.2. Kurisio

Morioka, Kenji. (1986). Gakushuu Kokugo Jiten. Tokyo: Nagaoka Shoten

Mulyadi. (2009). Kategori dan Peran Semantik Verba dalam Bahasa Indonesia. Jurnal ilmiah bahasa dan sastra Universitas Sumatra Utara

(34)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nishihara, Kazuyuki. (2009). Polysemous Words in Practical Japanese Vocabulary. Kinjou Gakuin University

Pateda, Mansoer. (1988). Semantik Leksikal. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Setiawan, Kholik. (2013). Analisis Makna dan Pembentukan Fukugodoushi yang Terbentuk dari Verba Agaru. Universitas Negeri Semarang

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

___________(2008). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Tadao, Umesao. (1989). Nihongo Daijiten. Japan: Kodansha

Taniguchi, Goro. (1995). Kamus Standar Bahasa Jepang Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat

Tarigan, H.G. (1986). Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa

Yukiko, Sakata. (1995). Nihongo o Manabu Hito no Jiten. Tokyo: Shinchosha

http://www.aozora.gr.jp/cards/001147/files/43527_17334.html

http://www.bunka.go.jp/publish/bunkachou_geppou/2013_03/series_10/series_10.ht ml

http://dictionary.goo.ne.jp/examples/jn2/37318/m3u/婦/

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/買う

(35)

Arie Mohammad Kurnia, 2014

ANALISIS MAKNA VERBA KAU SEBAGAI POLISEMI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Gambar

Gambar di atas bisa dibaca pada tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait

orientation parameters between TLS and digital camera, space resection bundle adjustment is employed based upon collinearity equations to determine the condition

Pengaruh Edible Coating Berbasis Pati Kulit Ubi Kayu terhadap Kualitas dan Umur Simpan Buah Jambu Biji Merah pada Suhu Kamar, dibimbing oleh Terip Karo-Karo dan Era

Ketigabelas IKU tersebut meliputi: Persentase hasil kajian/litbang LAN yang disebarluaskan kepada stakeholders; Jumlah lembaga diklat yang terakreditasi; Persentase

Sebagai sumber informasi tentang pengaruh lapisan edible pati kulit ubi kayu terhadap kualitas dan umur simpan buah jambu biji pada suhu kamar.

Asam askorbat dalam bahan pangan berfungsi sebagai penangkap oksigen sehingga mencegah proses oksidasi, mendegenerisasi fenolik atau antioksidan larut lemak, menjaga

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan menjadi faktor pendukung dalam proses manajemen, dimana keberadaan informasi menjadi hal yang perlu diperhitungkan karena

Perbedaan Kemampuan Gerak ( Motor Ability ) Berbasis Status Gizi Kurang, Normal, Dan Lebih Pada Siswa Laki-Laki Sdn Gumuruh 8 Batununggal.. Universitas Pendidikan Indonesia |