• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi

pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Ekonomi

oleh Nur Asiah Jamil

NIM. 1106450

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi

pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)

oleh Nur Asiah Jamil

NIM. 1106450

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nur Asiah Jamil

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PENGESAHAN

NUR ASIAH JAMIL

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi

pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)

Bandung, Agustus 2015

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

PEMBIMBING

Dr. Sumartini, M.P NIP. 19590830 198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nur Asiah Jamil (2015). “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)” dibawah bimbingan Dr. Sumartini, M.P

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung dalam mata pelajaran ekonomi. Hal ini ditunjukan dari data pra penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa 71,3% dari siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung memiliki kemampuan berpikir kritis yang sedang dan rendah sehingga perlu ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis. Teknik analisis data dilakukan dengan statistika parametrik melalui uji t (t-test independent dan paired t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan, (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan, (3) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol sebelum dan setelah diberi perlakuan dan (4) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Kata Kunci: model cooperative learning tipe group investigation, kemampuan berpikir

(5)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 6

BAB l PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Model Pembelajran Kooperatif... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ...Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Teori Belajar Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Model Cooperative Learning tipe Group Investigation Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Langkah-langkah Group Investigation...Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Group Investigation . Error! Bookmark not defined.

(6)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.4.3 Indikator berpikir kritis ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Oprasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Analisis Tingkat Kesukaran Soal .... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.10.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.10.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 11 Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Perbandingan Konstruktivisme dan Tradisional ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2 Langkah-langkah Group Investigation .. Error! Bookmark not defined. Tabel 2.3 Indikator Berpikir Kritis... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Oprasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Klasifikasi Realibilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instumen . Error! Bookmark not defined. Tabel 3.11 Kategori N-Gain Ternormalisasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Daftar Nama Perubahan SMA Negeri 11 Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Pertemuan Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Pertemuan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol Error! Bookmark not defined.

(9)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian . Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pertama ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Kedua ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Ketiga ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 N-Gain Pre Tes dan Pos Tes Kelas Kontrol ...Error! Bookmark not defined.

(10)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Paired Samples t Test ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.2 Independent – Samples t Test... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Struktur organisasi SMA Negeri 11 Kota Bandung Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol .. Error! Bookmark not defined.

(11)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses (pembelajaran) yang ditunjukan untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka tanpa kehilangan identitas dirinya. Pendidikan yang didalamnya terdapat proses pembelajaran yang dapat dijadikan salah satu cara efektif untuk membantu siswa menjadi insan yang lebih baik lagi di masa akan datang.

Menurut Zaini dkk (Sugiarti Henrik, 2006, hlm. 28) tujuan pembelajaran sudah seharusnya tidak hanya sekedar menghafal konsep-konsep saja melainkan bertujuan juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis akan menjadikan siswa dapat mengembangkan kecakapan menganalisis, mengembangkan kemampuan mengambil keputusan, memperbaiki kecakapan menghafal, mengembangkan kecakapan startegi serta kebiasaan belajar, mengembangkan kecakapan belajar istilah-istilah, mengembangkan kecakapan belajar fakta-fakta, mengembangkan kecakapan belajar konsep-konsep dan teori.

(12)

2

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

SD yang cocok diterapkan adalah ingatan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan untuk analisis, sintesis, baru dapat dilatih di SLTP dan SMU dan perguruan tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada.

Wilson (Muhfahroyin, 2009, hlm. 1) mengemukakan pendapat alasan tetang pentingnya keterampilan berpikir kritis:

a. Pengetahuan yang didasarkan pada hafalan telah dideskreditkan, individu tidak akan dapat menyimpan ilmu pengetahuan dalam ingatan mereka untuk penggunaan yang akan datang.

b. Informasi menyebar luas begitu pesat sehingga tiap individu membutuhkan kemampuan yang dapat disalurkan agar dapat mengenali macam-macam permasalah dalam konteks yang berbeda pada waktu yang bebeda pula selama hidup mereka.

c. Kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang mampu menunjuakan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia kerja.

d. Masyarakat modern membutuhkan individu-individu untuk menggabungkan informasi yang berasal dari berbagai sumber dan membuat keputusan.

Pembelajaran ekonomi yang merupakan pengetahuan dari fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model, dalam pembelajarn ekonomi sudah menjadi suatu keharusan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis. Kegiatan berfikir kritis dalam pembelajaran ekonomi adalah melatih kecakapan untuk mengaplikasikan rasional, kegiatan berfikir yang meliputi kegiatan menganalisis, mengsintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan dan mengevaluasi informasi yang didapat dari materi-materi ekonomi.

(13)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.

Hal ini sesuai dengan temuan peneliti di lapangan metode pembelajaran yang dilakukan di kelas cenderung menggunakan pendekatan teacher center yaitu guru menjelaskan didepan kelas, kemudian siswa medengarkan apa yang dijelaskan guru, mencatat apa yang guru jelaskan dan sumber belajar hanya terfokus pada buku teks. Sehingga siswa banyak yang tidak fokus dan bosan untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Kemudian penulis melakukan pengujian kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas X IIS dengan bentuk tes pilihan ganda dengan menggunakan sampel kelas X IIS 1, X IIS 2 dan X IIS 3 maka didapatkan data mengenai kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung sebagai berikut: Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 11 Kota Bandung

Kategori Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Sangat tinggi 9 7,8

Tinggi 24 20,9

Sedang 53 46

Rendah 21 18,3

Sangat rendah 8 6,9

Jumlah 115 100

Sumber: Lampiran 3.

Dari data diatas kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung 7,8% memiliki kemampuan berpikir kritis sangat tinggi, 20,9% memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, 46% memiliki kemampuan berpikir kritis sedang, 18,3% memiliki kemampuan berpikir kritis rendah dan 6,9% memiliki kemampuan berpikir kritis sangat rendah. Data diatas jelas menunjukan bahwa terdapat masalah mengenai kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung.

(14)

4

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Proses pembelajaran merupakan jantung dari keberhasilan pendidikan. Pemilihan metode pembelajran menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses belajar mengajar karena metode merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan proses pencapaian tujuan pembelajaran. (Annur Fitri Hayati, 2014, hlm. 33)

Slameto (2010, hlm. 92) mengatakan guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar, karena variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran yang lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa dan kelas menjadi aktif.

Kemudian menurut William Burton (Suprijono, 2012, hlm. 2) mengemukakan bahwa “a good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on

in interaction with a rich varied an propocative environtment.” (situasi belajar yang baik terdiri dari serangkaian kegiatan yang kaya dan beragam pengalaman belajar dengan tujuan yang kuat dan dijalankan dalam interaksi yang bervariasi dengan lingkungan yang mendukung).

Menurut Isjoni, cooperative learning siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi sehingga dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Model cooperative learning tipe group investigation dikembangkan oleh Herbert Thelen. Model cooperative learning tipe group investigation dalam pengaplikasiannya menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (sosial).

(15)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(membuat klasifikasi), finding problem (menemukan masalah), dan enhanching the environment (mengkondusifkan lingkungan). Ketiga langkah dalam strategi

yang dapat dilakukan tersebut hampir sama dengan langkah-langkah dalam pelaksaanaan model cooperative learning tipe group investigation. Dengan demikian, Group Investigation dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Maka dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti “PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah

Ekonomi pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang muncul sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan?

4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan?

1.3 Tujuan Penelitian

(16)

6

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.

2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan.

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

4. Untuk mengetahui perbedaan peningkatankemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga bagi dunia pendidikan khususnya model cooperative learning tipe group investigation serta dapat dijadikan sumber bahan bagi para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam.

(17)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 121) metode observasi atau metode penelitian adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakuakan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Mohamad Ali (1993, hlm. 140) kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, hanya perbedaannya terletak pada penggunaan subjek, kuasi eksperimen tidak menggunakan sampel random melainkan menggunakan sampel atau kelompok yang sudah ada.

Penelitian dilakukan dengan membagi dua kelompok siswa, yaitu kelompok esperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dan kelompok kontrol yang dalam proses pembelajarannya menggunakan metode ceramah.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain “Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design”. Sugiyono (2010:116) menjelaskan bahwa, desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kedua kelas tersebut diberi pretest dan posttest dan hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan.

Desain penelitian diilustrasikan pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Hasil Observasi Awal Perlakuan Hasil Observasi Akhir

Eksperimen O1 X O2

(18)

44

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

( Sugiyono, 2014, hlm. 112 )

04 : Tes kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol setelah diberikan perlakuan

X : Perlakuan (teratment) yang diberikan berupa model cooperative learning tipe group investigation

Menurut Sugiono (2014, hlm. 113) hasil pretes yang baik adalah bila nilai pretes antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda.

3.3 Oprasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka dijelaskan dalam tabel definisi operasional variabel. Dalam operasionali variabel, dikelompokkan dalam konsep teoritis, empiris dan skala. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang bersifat umum. Konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari konsep teoritis.

Tabel 3.2 Oprasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Skala

Model

Proses pembelajaran yang meliputi:

1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok.

Pertama-tama guru mempresentasikan sebuah permasalah kepada seluruh

(19)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kelas dengan dibentuknya

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dua sampai enam orang menuliskan semua gagasan

dan kemudian

melaporkannya kepada seluruh kelas. Diskusi tersebut akan menghasilkan daftar usulan bersama mengenai subtopik yang akan menjadi bahan investigasi.

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Siswa merencanakan bersama mengenai, apa yang mau kita pelajari,

bagaimana kita

(20)

46

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Menyiapkan laporan akhir Adapun kegiatan inti pada tahap ini yaitu, anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari peroyek mereka. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan memebuat presentasi mereka.

5. Mempresentasikan laporan akhir

Sekarang masing-masing kelompok memepersiapkan

diri untuk

mempresentasikan laporan akhir mereka kepada kelas. 6. Evaluasi.

Adapun yang dievaluasi yaitu mengenai topik yang telah dikarjakan, mengevaluasi pembelajaran siswa, mengevaluasi hasil pemikiran siswa "aktif" yang proses dimana sesorang memikirkan berbagai

Kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan model

cooperative learning tipe

group investigation pada kelas

(21)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

hal secara mendalam sendiri dan lain-lain ketimbang menerima

eksperimen dan metode ceramah pada kelas kontrol, kemampuan berpikir kritis yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut dan mengatur startegi dan teknik.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penlitian ini dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Dengan rincian sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui dan menetapkan permasalahan yang terjadi di lapangan khususnya dalam proses pembelajaran.

2. Melakukan studi litelatur untuk mengetahui konsep-konsep pendidikan, belajar dan pembelajaran.

3. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini. b. Tahap Pelaksanaan

1. Menentukan materi penelitian 2. Membuat instrumen penelitian

(22)

48

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Membuang atau mengganti soal-soal yang tidak valid

6. Melakukan pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dilakukan perlakuan.

7. Melakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dan pada kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah.

8. Melakukan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan perlakuan.

c. Tahap Akhir

1. Mengolah nilai pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

3. Menyusun laporan penelitian

3.5 Objek Penelitian

Penelitian yang dilakukan tentang pengaruh model cooperative learning tipe group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir kritis siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung dalam mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh penerapan model cooperative learning tipe group investigation (X) variabel bebas terhadap kemampuan berpikir kritis siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung.

3.6 Instrumen Penelitian

(23)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih mudah, lebih cepat, lebih baik, lengkap sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur penggunaan model cooperative learning tipe group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi adalah tes. Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 193) tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh indovidu atau kelompok.

Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat sebelum diberi perlakuan yang bertujuan untuk melihat awal kemampuan berpikir kritis siswa (pre-test) dan pada saat setelah diberi perlakuan (post-test). Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbentuk tes objektif dengan jumlah soal 28 soal.

Langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam silabus.

2. Menyusun kisi-kisi instrument penelitian. Pembuatan kisi-kisi tertulis sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran, sub materi pokok, bentuk pokok uji, dan jumlah soal.

3. Menyusun tes tertulis. Penyusunan tes tertulis harus sesuai dengan kisi-kisi tertulis yang telah dibuat sebelumnya.

4. Uji validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 5. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui pretes dan postes dalam bentuk tes objektif. Data yang telah dikumpulkan melalui pretes dan postes kemudian dianalisis secara statistik. Analisis data yang diuji secara statistik dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

(24)

50

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Menghitung skor dari setiap jawaban pre tes dan pos tes dengan memberikan nilai 1 (satu) pada jawaban yang benar dan 0 (nol) pada jawaban yang salah.

c. Menjumlahkan jawaban benar yang didapatkan siswa. Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Kelompok Kondisi awal Perlakuan Tes

Eksperimen I Nilai evalusi sebelum dilakukan perlakuan.

Proses belajar mengajar menggunakan model cooperative learning tipe

group investigation.

Pos tes

Kontrol Nilai evalusi sebelum dilakukan perlakuan.

Proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah.

Pos tes

3.8 Teknik Analisis Instrumen

Di dalam penelitian instrumen mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik atau tidaknya instrumen pengumpulan data yang digunakan.

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi point biseral. Dimana, angka koefisien korelasi point biseral (rpbs) dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rpbs = koefisien korelasi point biseral

(25)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

St = Simpangan baku

P = proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut q = p-1

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik (Arikunto, 2010: 221). Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan memberikan hasil yang relatif sama.

Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown Model Ganjil Genap sebagai berikut:

Kemudian dimasukan kedalam:

(Sudijono, 2011, hlm. 219)

 Jika nilai r11> r tabel maka dapat dikatakan tes tersebut reliabel.

 Jika nilai r11< r tabel maka dapat dikatakan tes tersebut tidak reliabel.

Dari data yang dihasilkan dapat digolongkan menjadi :

Tabel 3.4 Klasifikasi Realibilitas Instrumen

Koefisien Kolerasi Kategori

0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20

Tinggi Cukup Agak rendah

Rendah Sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 93)

(26)

52

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan berfikir kritis siswa dapat dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliabel dengan kategori reliabilitas tinggi.

Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen

Degree of Freedom (df) 37

Taraf signifikansi 5%

r

hitung 0,875

r

tabel 0,325

Keputusan Reliabel

Kategori Tinggi

Sumber : Lampiran 9.

3.8.2 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukaran. Adapun rumus analisis tingkat kesukaran soal adalah:

P = B Js (Suharsimi Arikunto, 2009, hlm. 208) Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal benar Js = Jumlah siswa yang mengikuti tes

Hasil penghitungan Indeks Kesukaran (P) maka dapat ditafsirkan sebagai berikut :

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Harga TK Kategori

TK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 - 0,30 Soal sukar

0,30 - 0,70 Soal sedang

0,70 - 1,00 Soal mudah

TK = 1,00 Soal terlalu mudah

(27)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dari hasil pengujian tingkat kesukaran soal dapat disimpulkan bahwa kriteria dari tingkat kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:

Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

Kategori No Soal

Sukar 2, 4, 5, 12, 14, 17, 20, 21, 22 Sedang 1, 3, 9, 11, 18, 19, 23, 25, 27, 29

Mudah 6,7,8,10,13,15,16,24,26,28,30

Sumber : Lampiran 9.

Berdasarkan tabel 3.7, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 9 soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar, terdapat 10 soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, dan sisanya terdapat 11 soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah.

3.8.3 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Suharsimi Arikunto, 2002, hlm. 211)

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda antar soal sebagai berikut:

D = BA - BB = PA - PB

JA JB

(Suharsimi Arikunto, 2009, hlm. 213) Keterangan:

D = Daya Pembeda

JA = Jumlah siswa kelompok atas JB = Jumlah siswa kelompok bawah

(28)

54

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hasil penghitungan daya pembeda maka nilai tersebut dapat diklasifikasikan pada :

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Interval Kategori

(Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 209)

Dari hasil pengujian daya pembeda soal dapat disimpulkan bahwa daya pembeda dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:

Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Kategori No Soal

Sumber : Lampiran 9.

Berdasarkan tabel 3.9, diketahui dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 2 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori sangat jelek, terdapat 4 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori jelek, terdapat 16 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori cukup, dan sisanya terdapat 7 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan 1 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori sangat baik.

Dari hasil pengujian uji daya beda dan tingkat kesukaran instrumen di atas disimpulkan dalam tabel 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instumen

No Soal

Uji Validitas Uji Tingkat Kesukaran Uji Daya Beda

(29)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1 -0,14 Tidak Valid 0,46 Sedang 0,23 Cukup Digunakan

2 0,35 Valid 0,08 Sukar 0,16 Jelek Diperbaiki

3 0,34 Valid 0,67 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

4 0,34 Valid 0,13 Sukar 0,16 Jelek Diperbaiki

5 0,34 Valid 0,18 Sukar 0,27 Cukup Digunakan

6 0,35 Valid 0,92 Mudah 0,15 Jelek Diperbaiki

7 0,37 Valid 0,92 Mudah 0,15 Jelek Diperbaiki

8 0,35 Valid 0,97 Mudah -0,05 Sangat Jelek Dibuang

9 0,34 Valid 0,69 Sedang 0,29 Cukup Digunakan

10 0,62 Valid 0,92 Mudah -0,16 Sangat Jelek Dibuang

11 -0,32 Tidak Valid 0,41 Sedang 0,53 Baik Digunakan

12 0,69 Valid 0,26 Sukar 0,53 Baik Digunakan

13 0,37 Valid 0,87 Mudah 0,25 Cukup Digunakan

14 0,43 Valid 0,13 Sukar 0,26 Cukup Digunakan

15 0,35 Valid 0,9 Mudah 0,2 Cukup Digunakan

16 0,39 Valid 0,87 Mudah 0,25 Cukup Digunakan

17 0,55 Valid 0,28 Sukar 0,48 Baik Digunakan

18 0,66 Valid 0,59 Sedang 0,59 Baik Digunakan

19 0,65 Valid 0,67 Sedang 0,65 Baik Digunakan

20 0,40 Valid 0,26 Sukar 0,22 Cukup Digunakan

21 0,38 Valid 0,21 Sukar 0,32 Cukup Digunakan

22 0,40 Valid 0,18 Sukar 0,27 Cukup Digunakan

23 0,78 Valid 0,56 Sedang 0,75 Sangat Baik Digunakan

24 0,36 Valid 0,74 Mudah 0,4 Cukup Digunakan

25 0,47 Valid 0,56 Sedang 0,44 Baik Digunakan

26 0,38 Valid 0,72 Mudah 0,24 Cukup Digunakan

27 0,37 Valid 0,56 Sedang 0,23 Cukup Digunakan

28 0,37 Valid 0,74 Mudah 0,29 Cukup Digunakan

29 0,67 Valid 0,51 Sedang 0,64 Baik Digunakan

30 0,38 Valid 0,72 Mudah 0,34 Cukup Digunakan

(30)

56

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 3.10, dapat diketahui dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 2 soal yang dibuang karena memiliki daya pembeda soal dengan kategori sangat jelek, terdapat 4 soal yang diperbaiki dan 24 soal digunakan tanpa melalui revisi. Sehingga jumlah soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa berjumlah 28 soal.

3.9 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis terhadap data penelitian yang meliputi hasil tes kemampuan berpikir kritis. Adapun langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.

2. Mengubah skor mentah menjadi nilai standar. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dihitung dengan menggunakan rumus nilai standar (PAP) sebagai berikut:

(Sudijono, 2011, hlm. 318) 3. Menghitung N-Gain antara nilai rata-rata pretes dan nilai rata-rata

posttest dengan menggunakan rumus:

Selanjutnya, N-Gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi indeks gain ternormalisasi berikut ini:

Tabel 3.11 Kategori N-Gain Ternormalisasi

Nilai ‹g› Kategori

‹g› > 0,7 Tinggi

0,7 > ‹g› > 0,3 Sedang

‹g› < 0,3 Rendah

(31)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.10 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dan dari hasil analisis itu akan ditarik suatu kesimpulan. Sebelum diberi perlakuan, perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 16.

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Pengujian normalitas untuk jumlah data lebih dari 30 orang menggunakan Chi-Kuadrat (X2) dengan derajat kebebasan tertentu dikurangi satu (dk=k-1) dengan rumus:

Keterangan:

X2 : chi-kuadrat Oi : hasil pengamatan Ei : hasil yang diharapkan

Kemudian membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel.

 Jika X2hitung ≥ X2tabel maka data tidak berdisrtibusi normal  Jika X2hitung≤ X2tabel maka data berdistribusi normal

3.10.2 Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel pada setiap kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk menentukan bahwa sampel homogen, maka digunakan rumus uji homogenitas sebagai berikut:

F = Sbesar Skecil

Langkah selanjutnya membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:  Jika Fhitung≤ Ftabel maka berarti homogen

(32)

58

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.10.3 Uji Hipotesis

Uji signifikansi perbedaan antara dua rata-rata (mean) disebut uji t (t test). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan t-test independent dan paired t-test.

Paired – Samples t Test

Paired – samples t test atau dependent – samples t test, digunakan untuk menguji dua buah rata – rata sebagai hasil pengukuran pada satu kelompok sampel eksperimen yang sama.

Gambar 3.1 Paired Samples t Test

Rumus:

t =

∑D

n - 1

Dimana :

D : perbedaan nilai data setiap pasangan anggota sampel (Y1 – Y2) n : ukuran

Kriteria Uji, H0 dapat ditolak jika : p – value (Sig) ≤ 0.05

Independent – Samples t test

Independent – samples t test digunakan untuk menguji dua rata – rata dua kelompok sampel eksperimen yang tidak berhubungan. Dengan rumus :

Ho : ῩA = ῩB

Ha : ῩA ≠ ῩB

Kelompok Sampel Eksperimen

Sebelum Sesudah

(33)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kelompok B

> Kelompok Sampel

Eksperimen (Variabel Bebas,

Kelompok

A Ῡ

H0 : Ῡa = Ῡb Ha : Ῡa ≠Ῡb Dimana:

dan = nilai rata-rata sampel dan = varians sampel dan = ukuran sampel

Kriteria Uji, H0 dapat ditolak jika : p – value (Sig) ≤ 0.05

Gambar 3.2 Independent – Samples t Test

(Kusnendi, 2013, hlm. 7) Untuk menentukan signifikansi perbedaan antara dua mean tersebut, diperlukan tabel statistik critical value of t. Bila:

 Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima  Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : μ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.

Ha : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.

(34)

60

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelahdiberi perlakuan.

Ha : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan.

3. H0 : μ1 = μ2

Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Ha : μ1≠ μ2

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan setelah diberi perlakuan.

4. H0 : μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Ha : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Keterangan:

μ1 = Rata-rata gain kelas eksperimen

(35)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMA Negeri 11 Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Artinya sebelum diberikan perlakuan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan berpikir kritis yang sama.

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Artinya terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan pada kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah diberi perlakuan.

(36)

79

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Penelitian telah dilakukan melalui metode kuasi ekperimen. Dalam penelitian ini peniliti menerapakan model cooperative learning tipe group investigation yang dibandingkan dengan metode ceramahdi SMA Negeri 11

Bandung. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode model cooperative learning tipe group investigation lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, maka model cooperative learning tipe group investigation dapat menjadi salah satu pilihan bagi guru dalam

meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada mata pelajaran ekonomi. 2. Agar implementasi pembelajaran dengan model cooperative learning tipe

group investigation dapat optimal, guru diharapkan menyusun rencana

pembelajaran dengan rinci dan memberikan pendahuluan pembelajaran dengan memunculkan masalah yang aktual dan dekat dengan permasalahn yang bisa terjadi pada siswa.

(37)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. (1993). Startegi penelitian pendidikan. Bandung: Bumi Aksara Amri. 2012. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher.

Arikunto, Suharsimi. (2002a). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006b). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2007c). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010d). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dahar, Ratna Wilis. (1993). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, Resnick. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Damiyati & Mujiono. (2013). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fisher, Alec. (2009). Berpikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Erlangga

Hake, Richard R. (1999). “Analyzing Change/ Gain Scores”. USA: Dept. of Physics, Indiana University. 1-4.

Hayati, Annur Fitri. (2014). Pengaruh Metode Blanded Learning terhadap Pemahaman Konsep. (Tesis). Program Studi Pendidikan Ekonomi. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Indarti, M,. Soekamto, H. & Soelististijo. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang.

(38)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Izka, Zikri Neni. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Kiki Brothers Kusnendi (2013). “Uji Beda Dua Rata-Rata Dalam Penelitian Kuasi Eksperimen

Control Group Pretest-Posttest Design”. Handout Diskusi Ilmiah Dosen FPEB. Bandung: Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

Lestari, Naharini Endah. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Mutihan Wates Kulon Progo. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

M, Sadirman A. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pers.

Masek, Alias & Yamin, Sulaiman. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical Thingking Ability:A Theoretical and Empirical Review. Journal of International Review of Social Sciences and Humanities, Vol.2 (1), hlm. 215-221

Novian, M Alam. (2013). Pengaruh Model Pembalajran Kooperatif Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nur, Asma. (2006). Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen pendidikan nasional direktorat pendidikan tinggi.

Rahayu, Endang Puji. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa Kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Parktik. Bandung: Nusa Media.

(39)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sudjana, Nana. (2005a). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media. Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosada

Syah, Muhabbibin. (2003). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thobroni, M & Mustofa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Tohirin. (2006). Revisi Taksonomi Bloom Sebagai Kompleksitas Fungsi Otak. Trianto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Jakarta: Perestasi Pustaka

Winkel, W.S. (1996). Psikologi pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Wijayanti, W., Herlambang, S., & Slamet, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. (Skripsi). Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang.

Sumber dari Internet

Ahmad. (2007). Memahami Berfikir kritis. [Online]. Diakses dari: http:reserchenines.com/1007arief3.html

Corey (t.t) Diakses dari: http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_ menurut_para_ahli_info507.html

(40)

Nur Asiah Jamil, 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 11 Kota Bandung
Tabel 3.2 Oprasional Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Tabel 3.4 Klasifikasi Realibilitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) the designed system enables the communication among different platform and datasets, including smart phones, web, and desktop application whether it is structured, semi-

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Database adalah sebuah objek yang kompleks untuk menyimpan informasi yang terstruktur, yang di organisir dan disimpan dalam suatu cara yang mengizinkan pemakainya

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Setiap Kelompok KKN wajib mengikuti presentasi dengan jumlah peserta lengkap

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di

No. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa interval jumlah aktivitas off task yang diobservasi oleh guru pendamping selama 90 menit dapat terlihat bahwa siswa yang tidak

Guru merupakan salah satu pihak yang dapat membantu siswa, selain dapat diterima oleh kelompoknya siswa juga mampu mencapai perkembangan sosial dan moral yang baik