• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS

MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN

REFRIGERASI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin

oleh

RADEN IPAN SAPUTRA

NIM 1006327

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS

MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN

REFRIGERASI

Oleh

Raden Ipan Saputra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Raden Ipan Saputra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

(4)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative

learning tipe group investigation berbasis multimedia pada mata pelajaran sistem

pengaturan refrigerasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian terdiri atas tiga siklus. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel kelas XI TP A. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, soal pre-test, post test dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil

belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-Gain pada siklus I yang masuk dalam kategori sedang, siklus II kategori sedang, dan siklus III kategori tinggi. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe group

investigation berbasis multimedia juga menyebabkan aktivitas belajar siswa

meningkat pada setiap siklusnya. Hasil rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I masuk dalam kategori tinggi, meningkat pada siklus II dengan kategori sangat tinggi, dan siklus III kategori sangat tinggi. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe group

investigation berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sistem pengaturan refrigerasi.

(5)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study aims to determine the improvement of student learning outcomes and student learning activities through the implementation of cooperative learning model of type based multimedia group investigation on the subject refrigeration system settings. The research method used was action research (PTK). The study consisted of three cycles. The sampling technique used was purposive sampling with a sample class XI TP A. The data collection technique used is the documentation, about the pre-test, post-test and observation sheets. The results showed an increase in student learning outcomes indicated by the average value of N-Gain on the first cycle in the category of medium, medium category second cycle and third cycle of high category. The implementation of cooperative learning model of type based multimedia group investigation also led to increased student learning activities in each cycle. The results of the average percentage of students in the first cycle activity in the high category, increases in the second cycle with very high category, and the third cycle is very high category. The conclusion of this research is the application of cooperative learning model of type based multimedia group investigation can improve student learning outcomes and student learning activities in the subjects refrigeration system settings.

(6)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Struktur Organisasi Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Dasar Pembelajaran ... 7

1. Belajar ... 7

2. Pembelajaran ... 7

B. Model Pembelajaran ... 8

C. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 11

1. Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 12

2. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ... 13

(7)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

D. Tipe Group Investigation (GI) ... 16

1. Tujuan dan Manfaat Tipe Group Investigation ... 17

2. Karakteristik Tipe Group Investigation ... 18

3. Kelebihan dan Kelemahan Tipe Group Investigation... 19

4. Tahapan Pelaksanaan Tipe Group Investigation ... 20

E. Multimedia Pembelajaran ... 23

1. Pengertian Multimedia ... 23

2. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia ... 25

3. Penggunaan Multimedia dalam Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation pada Mata Pelajaran Sistem Pengaturan Refrigerasi ... 25

F. Hasil Belajar ... 27

1. Pengertian Hasil Belajar ... 27

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28

G. Aktivitas Belajar ... 30

1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 30

2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar ... 31

H. Evaluasi Belajar ... 32

1. Pengertian Evaluasi ... 32

2. Jenis-jenis Evaluasi ... 32

3. Jenis-jenis Alat Evaluasi ... 33

4. Syarat Alat Evaluasi ... 33

I. Karakteristik Mata Pelajaran Sistem Pengaturan Refrigerasi ... 33

J. Kerangka Pemikiran ... 35

K. Hasil Penelitian yang Relevan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

(8)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Lokasi ... 37

2. Populasi ... 37

3. Sampel ... 37

B. Metode Penelitian ... 38

C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 39

D. Prosedur Penelitian Group Investigation Berbasis Multimedia... 41

E. Definisi Operasional ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 44

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Pemaparan Data ... 52

1. Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 52

2. Kegiatan Pembelajaran Siklus II ... 56

3. Kegiatan Pembelajaran Siklus III ... 59

4. Hasil Pembelajaran ... 63

B. Pembahasan ... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Simpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(9)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari dan

penerima pelajaran atau informasi yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik

adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah

kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif sehingga mencapai tujuan

pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta

didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode mengajar,

media dan evaluasi pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan

ke arah yang positif dari peserta didik baik itu berupa sikap ataupun nilai setelah

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan utama proses pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar.

Individu yang terlibat dalam proses belajar mengajar diharapkan mengalami

perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai,

maupun sikap. Permasalahan dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah

kegiatan di kelas masih berpusat pada guru (teacher center), dimana guru masih

mendominasi proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ceramah

serta multimedia sebagai media pembelajaran masih jarang digunakan oleh guru.

Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif sehingga pembelajaran terasa monoton

dan membosankan. Persoalan yang terjadi seperti ini merupakan salah satu faktor

yang dapat menyebabkan terhambatnya pencapaian tujuan pembelajaran.

Salah satu untuk mewujudkan keberhasilan proses pembelajaran adalah

pemilihan model pembelajaran yang tepat dan efisien, sehingga siswa dapat

menerima dan memahami materi pelajaran. Kedudukan model pembelajaran

(10)

2

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bervariasi akan membuat siswa lebih tertarik dan tugas guru dalam

menyampaikan materi akan lebih mudah dipahami serta tujuan pembelajaran

dapat tercapai secara optimal. Sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan.

Hal itu akan dapat lebih baik lagi jika didukung oleh teknologi atau alat

bantu untuk menyampaikan informasi, yang disebut juga dengan media

pembelajaran. Pesatnya kemajuan teknologi telah banyak memberikan dampak

positif pada perkembangan media pembelajaran di dalam dunia pendidikan.

Teknologi laptop merupakan salah satu produk teknologi yang dapat kita rasakan

manfaatnya. Penggunaan laptop sebagai media pembelajaran merupakan alternatif

yang tepat sebagai bentuk pembaharuan dalam bidang pendidikan sehingga

menunjang sebuah model pembelajaran yang efektif. Beragam fitur dan media

yang dimiliki laptop dapat memberikan stimulus tinggi dalam proses

pembelajaran.

Teknologi ini dapat menghadirkan penggabungan dua media atau lebih

yang disebut juga dengan istilah multimedia. Pemanfaatan multimedia sebaiknya

digunakan pada saat proses pembelajaran di kelas. Perubahan suasana dalam

proses pembelajaran seperti pengadaan animasi atau video menarik dan iringan

musik yang menyertai gambar yang mengarah pada mata pelajaran, dapat

dijadikan alternatif untuk membuat siswa termotivasi dan berkonsentrasi belajar.

Proses pembelajaran yang diberikan guru dengan didukung perangkat multimedia

akan membuat ingatan siswa lebih lama dan memahami materi yang diajarkan.

Penggunaan multimedia diharapkan mampu memberikan perubahan yang lebih

baik dalam suasana belajar sehingga menimbulkan motivasi belajar.

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh penulis pada saat melaksanakan

Program Latihan Profesi (PLP) di SMKN 1 Cimahi, persoalan di atas juga terjadi.

Dimana pelaksanaan pembelajaran belum difokuskan pada siswa, sehingga proses

komunikasi yang berlangsung adalah satu arah, karena metode yang digunakan

oleh guru ialah ceramah dan pemberian tugas. Kemajuan teknologi berupa laptop

(11)

3

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjang kegiatan pembelajaran, sehingga akhirnya berpengaruh pada hasil

belajar yang didapat oleh siswa. Berdasarkan nilai mata pelajaran sistem

pengaturan refrigerasi pada kelas XI TPTU di SMKN 1 Cimahi Tahun Pelajaran

2013/2014 yang bersumber dari dokumentasi nilai ulangan harian mata pelajaran

sistem pengaturan refrigerasi SMKN 1 Cimahi, hanya 37% siswa yang memiliki

nilai lebih besar atau sama dengan 75 yang merupakan kriteria kelulusan. Guna

meningkatkan hasil belajar siswa tersebut, guru harus memiliki strategi belajar

dan menggunakan media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat belajar

secara efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, penulis

berusaha memberikan sebuah solusi berupa suatu model pembelajaran yang dapat

dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Model pembelajaran yang

peneliti terapkan untuk mengatasi masalah ini adalah model pembelajaran

cooperative learning tipe group investigation (GI) berbasis multimedia.

Model group investigation melibatkan siswa secara langsung dalam proses

belajar. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan

berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, juga

siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Model

ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri.

Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai

tahap akhir pembelajaran.

Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, laptop bukan hal yang

asing lagi untuk dimiliki. Pemanfaatan kepemilikan dari siswa inilah yang

digunakan untuk menunjang proses pembelajaran siswa dengan menggunakan

model group investigation. Penggunaan multimedia ini dimaksudkan agar siswa

mampu memvisualisasikan apa yang dijelaskan dan membuat siswa yang lain

tidak jenuh, mengerti dan memahami apa yang dijelaskan, serta termotivasi untuk

belajar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

(12)

4

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooperative Learning Tipe Group Investigation Berbasis Multimedia untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sistem Pengaturan

Refrigerasi.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan untuk mempelajari dan mengetahui

lebih lanjut tentang ciri-ciri atau faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis dapat

mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher center).

2. Metode pembelajaran yang digunakan masih berupa ceramah.

3. Multimedia sebagai media pembelajaran masih jarang digunakan oleh guru.

4. Aktivitas siswa cenderung pasif ketika proses belajar mengajar.

5. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem pengaturan refrigerasi masih

rendah.

C. Batasan Masalah

Identifikasi masalah yang diuraikan di atas ruang lingkupnya luas, maka

guna memberikan arah, batasan, dan keterbatasan kemampuan serta waktu

peneliti, ruang lingkup masalah dibatasi pada hal sebagai berikut:

1. Hasil belajar yang diungkapkan dibatasi pada aspek kognitif setelah

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe group

investigation berbasis multimedia.

2. Aktivitas belajar yang diungkapkan dibatasi pada aktivitas fisik.

3. Multimedia yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dibatasi

pada penggabungan dua sampai tiga media, diantaranya teks, grafik,

video/animasi dalam satu software, yaitu Microsoft Powerpoint yang

(13)

5

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah titik tolak penting agar yang

hendak dikajinya memperoleh sasaran yang tepat dan terarah sesuai tujuan yang

diharapkan. Sehingga seorang penulis harus benar-benar mengetahui masalah

yang akan diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang

diuraikan di atas, maka dapat diperoleh pertanyaan penelitian sebagai rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem

pengaturan refrigerasi dengan model pembelajaran cooperative learning tipe

group investigation berbasis multimedia?

2. Bagaimana aktivitas siswa pada saat diterapkannya model pembelajaran

cooperative learning tipe group investigation berbasis multimedia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model

pembelajaran cooperative learning tipe group investigation berbasis

multimedia.

2. Mengetahui aktivitas siswa pada saat diterapkannya model pembelajaran

cooperative learning tipe group investigation berbasis multimedia.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari pelaksanaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan sebagai masukkan untuk memberikan

alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses

(14)

6

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative

learning tipe group investigation berbasis multimedia dalam meningkatkan

hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa, diharapkan model pembelajaran cooperative learning tipe group

investigation berbasis multimedia ini dapat memberikan pengaruh positif

terhadap belajar di dalam kelas.

3. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai masukkan dan bahan

pengembangan untuk lebih memperhatikan model pembelajaran yang

digunakan guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran sistem pengaturan refrigerasi.

G. Struktur Organisasi Penulisan

Penulisan skripsi ini disusun dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

struktur organisasi penulisan; Bab II Kajian Pustaka, bab ini berisi tentang teori

yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian ini; Bab III Metode

Penelitian, bab ini menjelaskan tentang lokasi, populasi, sampel, metode

penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, pengujian instrumen penelitian, dan teknik analisis data; Bab IV Hasil

Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi tentang pemaparan data dan

pembahasan hasil penelitian; Bab V Simpulan dan Saran, bab ini berisi tentang

(15)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di

Jalan Mahar Martanegara Nomor 48, Leuwigajah Kota Cimahi. SMK tersebut

merupakan sekolah yang membuka kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan

Tata Udara yang akan menjadi fokus penelitian oleh penulis.

2. Populasi

Suatu penelitian dibutuhkan objek yang akan diteliti untuk mencapai

tujuan dari penelitian. Data-data dari objek yang diteliti merupakan data yang

dibutuhkan oleh peneliti untuk proses penganalisaan data. Objek yang akan diteliti

masih berupa populasi yang dipilih oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2013: 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Populasi yang digunakan oleh penulis adalah siswa SMKN 1 Cimahi

Jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara tahun ajaran 2013/2014. Siswa terdiri

dari kelas 1 sampai kelas 4 dimana pada kelas 4 sudah tidak lagi melakukan

proses pembelajaran di sekolah melainkan belajar di industri yang dinamakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL).

3. Sampel

Objek penelitian yang masih berupa populasi harus dikerucutkan menjadi

suatu sampel penelitian. Sudjana (2005: 6) menyatakan bahwa “Sampel adalah

sebagian yang diambil dari populasi.” Senada dengan pendapat Sudjana,

Sugiyono (2013: 118) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah

(16)

38

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pernyataan tersebut maka pengambilan sampel harus berasal

dari populasi yang telah dipilih. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh

penulis pada penelitian ini adalah menggunakan teknik nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2013:122) “nonprobability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.” Salah satu teknik

sampling yang akan digunakan oleh penulis dari nonprobablity sampling adalah

purposive sampling. Dengan menggunakan purposive sampling, sampel

ditetapkan secara sengaja oleh peneliti yang didasarkan atas kriteria atau

pertimbangan tertentu sehingga tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang

dilakukan dalam teknik random (Faisal, 2008:67). Penulis memilih siswa Jurusan

Teknik Pendingin dan Tata Udara kelas XI TP A dari populasi yang telah

ditentukan sebelumnya sebagai sampel untuk diteliti.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan, kegunaan

dan menjawab masalah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Class Action

Research (CAR).

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru

untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan jalan merefleksikan hasil

pengamatan yang didapatkan selama penelitian ke dalam bentuk tindakan. Aqib

(2006: 13) menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas.” Kunandar (2012:45) mengungkapkan definisi penelitian tindakan

kelas sebagai berikut:

(17)

39

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang sengaja dimunculkan dan

dilaksanakan di kelas, yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan

kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar dengan melakukan tindakan

tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian tindakan kelas memiliki tahapan penelitian yang terus berulang

sampai suatu permasalahan dianggap teratasi. Ketika pelaksanaannya, penelitian

tindakan kelas diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang

dirasakan mengganggu dalam pembelajaran di kelas yang dianggap menghalangi

pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga harus dipecahkan melalui tindakan

bermakna yang diperhitungkan dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas. Langkah menemukan masalah kemudian dilanjutkan

dengan menganalisis masalah, merumuskan masalah, dan menentukan

perencanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan.

C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kunandar

(2012: 70) terdiri dari 4 tahap, yakni penyusunan rencana, tindakan, observasi dan

refleksi. Lebih jelasnya penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana (Planning)

Penyusunan rencana penelitian adalah melakukan identifikasi masalah

kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan analisis

masalah yang didapatkan, mulai dari penetapan waktu, materi, metode

(18)

40

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tindakan (Action)

Tindakan merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana dan

kegiatan praktis yang telah dirancang pada tahap sebelumnya dan merupakan

tindakan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dapat terlaksana dengan baik

jika mengacu pada rencana yang rasional dan terukur.

3. Pengamatan (Observation)

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,

selain itu dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti akan melakukan

analisis berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan tindakan. Peneliti dan mitra

melakukan pengamatan terhadap gejala yang muncul selama berlangsungnya

tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan ini bertujuan untuk merekam dan

mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali terhadap

tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap objek penelitian yang telah

dicatat dalam pengamatan. Refleksi dalam siklus akan berulang kembali pada

siklus berikutnya, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang

dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart, komponen

tindakan dan observasi dijadikan sebagai suatu kesatuan. Disatukannya kedua

komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi

tindakan dan observasi merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu

berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.

Berikut ini dikutipkan model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc

(19)

41

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart

(Mulyasa, 2009: 73)

D. Prosedur Penelitian Group Investigation Berbasis Multimedia

1. Perencanaan

Keberhasilan suatu tindakan akan ditentukan dengan perencanaan yang

matang, oleh karena itu pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan. yaitu:

a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b. Menentukan jumlah siklus penelitian, yaitu 3 siklus. Setiap siklusnya

dilakukan satu kali tatap muka pembelajaran.

c. Memilih bahan pelajaran yang sesuai.

d. Merencanakan pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

e. Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran

cooperative learning tipe group investigation berbasis multimedia.

f. Menyusun format evaluasi.

g. Menyusun format observasi pembelajaran yang terdiri dari 2 jenis, yaitu

aktivitas guru dan siswa.

2. Tindakan

Tahap ini peneliti memberi tindakan dalam tiap siklus penelitian dengan

indikator adanya peningkatan hasil belajar siswa. Berikut ini dijelaskan secara

rinci tindakan untuk 3 siklus, yaitu:

(20)

42

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tindakan yang dilaksanakan yang mengacu pada RPP, yaitu pembelajaran

dengan menggunakan model group investigation berbasis multimedia.

Tahapan pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Guru mengulas materi yang sebelumnya diajarkan dan memberikan

sedikit penjelasan materi yang akan diajarkan.

2) Guru memberikan penjelasan model pembelajaraan cooperative

learning tipe group investigation berbasis multimedia.

3) Guru memberikan soal pre-test untuk mengukur kemampuan awal

siswa.

4) Siswa meneliti beberapa sumber dan mengusulkan sejumlah topik

untuk dipelajari.

5) Siswa diorganisasikan dalam kelompok belajar lima sampai enam

orang untuk berdiskusi sesuai topik yang mereka pilih.

6) Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan

dalam memahami materi pelajaran atau topik yang dipilihnya.

7) Guru mengkondisikan siswa untuk presentasi dan evaluasi kelompok,

peran guru saat presentasi sebagai moderator, sedangkan pada saat

evaluasi dapat juga berperan sebagai evaluator.

8) Setelah evaluasi selesai, guru bersama siswa mengulas hasil evaluasi

kelompok lalu siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

9) Pada akhir tindakan dilaksanakan post-test untuk mengetahui hasil

belajar yang telah dicapai siswa.

b. Siklus ke-2

Tahapan pembelajaran pada siklus kedua sama seperti pembelajaran pada

siklus pertama. Namun pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua

ini, dilihat berdasarkan pada hasil refleksi siklus pertama dan rencana

perbaikan pembelajaran yang telah disusun untuk siklus kedua.

(21)

43

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ketiga ini berdasarkan hasil

refleksi pada siklus kedua, sampai permasalahan terselesaikan sesuai waktu

yang telah dialokasikan. Tahapan proses pembelajaran pada siklus ketiga sama

seperti pembelajaran siklus kedua

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru kelas atau teman sejawat

sebagai observer untuk memperoleh data meliputi kegiatan fasilitator

pembelajaran dan aktivitas siswa. Waktu pelaksanaan observasi adalah saat proses

pembelajaran berlangsung di kelas dari siklus pertama hingga siklus ketiga.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, tahapan refleksi dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana hasil tindakan yang telah dilaksanakan dan untuk memperbaiki

langkah-langkah pada tindakan selanjutnya. Refleksi yang dilakukan meliputi:

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu,

jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

b. Melakukan diskusi untuk membahas hasil evaluasi tentang rencana

pembelajaran dan lembar kerja siswa dengan guru mata pelajaran.

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi, untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

E. Definisi Operasional

Persepsi antara penulis dan pembaca harus sama sehingga perlu adanya

penjelasan mengenai definisi dari variabel-variabel yang digunakan pada

penelitian ini.

1. Model pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang atau dikembangkan

(22)

44

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Cooperative learning adalah strategi belajar mengajar yang mengedepankan

pada kegiatan kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai

enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

3. Group Investigation (GI) adalah salah satu jenis dari pembelajaran kooperatif

dimana siswa dikelompokan dalam kelompok kecil. Lalu dilaksanakanlah

pemilihan topik, kemudian dianalisis bersama dan dipresentasikan.

4. Multimedia adalah gabungan dari dua media atau lebih yang digunakan untuk

menyampaikan informasi.

5. Hasil belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses

belajar yang dinyatakan dengan nilai hasil belajar berdasarkan hasil tes.

6. Mata pelajaran sistem pengaturan refrigerasi merupakan mata pelajaran

produktif yang berfungsi untuk membekali siswa agar memiliki kompetensi

yang diharapkan. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang berguna

mendukung kepada mata pelajaran lainnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi,

dokumentasi, pre-test dan post-test.

1. Observasi

Observasi adalah aktivitas yang dilakukan melalui pengamatan langsung

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu

penelitian. Sugiyono (2013: 203) berpendapat bahwa “Teknik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku, proses

kerja, gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.” Observasi

dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi guru dan siswa diisi oleh observer.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan untuk menggambarkan apa yang sedang

terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas

(23)

45

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini adalah foto. Foto digunakan

untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa penting atau khusus yang

terjadi atau ilustrasi dari suatu kegiatan.

3. Pre-test

Pre-test atau tes awal diberikan pada awal pelaksanaan penelitian dengan

tujuan untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum diberikan

treatment dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe

group investigation berbasis multimedia. Hasil pre-test akan digunakan untuk

mengukur kemampuan awal siswa.

4. Post-test

Post-test digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi dasar

atau indikator yang disampaikan dalam program pembelajaran yang telah dikuasai

siswa. Kemudian untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara hasil pre-test

dengan hasil post-test.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Guna mendapatkan data yang akurat, instrumen yang telah dibuat perlu

dilakukan pengembangan dengan menguji instrumen agar memiliki ketepatan dan

ketetapan yang baik. Pengujian instrumen ini dilakukan terhadap lembar observasi

dan tes yang meliputi tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda.

1. Lembar Observasi

Sebelum lembar observasi diberikan kepada observer, lembar tersebut

harus melakukan tahap pengujian terlebih dahulu. Upaya yang dapat dilakukan

salah satunya dengan melakukan judgment experts, yaitu dengan meminta evalusi

dari seorang ahli terhadap panduan yang dibuat.

(24)

46

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan dengan tujuan kriteria belajar dan tingkah laku yang menggunakan

perhitungan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Rumus:

√{ } { } (Sugiyono, 2013: 255)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y ΣX = jumlah skor X

ΣY = jumlah skor Y N = jumlah responden

ΣXY = jumlah hasil kali dari dari variabel X dan variabel Y ΣX2

= jumlah kuadrat dari variabel X ΣY2

= jumlah kuadrat dari variabel Y

Ukuran kevaliditasan suatu butir pernyataan dapat dilihat dari interpretasi

besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi Tingkat Validitas

Interval Koefisien(rxy) Interpretasi 0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat (Sugiyono, 2013: 257)

Setelah harga rxy diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi

koefisien dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2013:257)

(25)

47

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = banyak data

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi

Penafsiran dari harga koefisien korelasi dinyatakan valid apabila thitung >

ttabel dengan taraf signifikansi 0,05.

3. Uji Reliabilitas

Setelah mengukur kevalidan instrumen pada penelitian ini, penulis juga

berusaha mengukur tingkat reliabilitas instrumen. Sugiyono (2013: 173)

mengemukakan bahwa “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.” Reliabilitas tes penelitian ini menggunakan rumus

Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Langkah-langkah perhitungan untuk

uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

a. Mengelompokan skor butir soal bernomer ganjil sebagai belahan pertama

dan skor butir soal bernomer genap sebagai belahan kedua.

b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan belahan kedua

menggunakan rumus korelasi products momen seperti yang digunakan

untuk uji validitas.

c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

spearman-brown sebagai berikut:

=

Sugiyono (2013: 185)

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Besar reliabilitas instrumen yang diperoleh, diinterpretasikan seperti pada

tabel 3.3 di bawah ini.

(26)

48

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai r11 Interpretasi

0,90 ≤ r11 <1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi 0,70 ≤ r11 <0,90 Derajat reliabilitas tinggi 0,40 ≤ r11 <0,70 Derajat reliabilitas sedang 0,20 ≤ r11 <0,40 Derajat reliabilitas rendah

r11 <0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

(Sumber: Suherman, 2003: 139)

Reliabilitas tes sesungguhnya yang telah didapat dibandingkan dengan

nilai rtabel. Jika rhitung> rtabel maka instrumen soal tersebut dinyatakan reliabel.

4. Uji Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal termasuk

kategori mudah, sedang atau sukar. Menurut Arikunto (2010:207) bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Rumus

yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

(Arikunto, 2010: 208)

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Klasifikasi

0,70 1,00 mudah

0,30 0,70 sedang

0,00 0,30 sukar

(Arikunto, 2010: 210)

5. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu

(27)

49

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (2010:211) bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah).” Guna menghitung daya pembeda setiap item ini dapat

menggunakan rumus berikut:

DP = - = PA - PB (Arikunto, 2010: 213)

Keterangan:

DP = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar

Daya pembeda setiap butir soal yang telah diketahui kemudian dicocokkan

dengan pengklasifikasian daya beda pada tabel 3.4 untuk mengetahui kualitas dari

daya beda.

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang (D) Kriteria

1. Menilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif

Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dapat dilihat dari data

yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, berupa pre-test

dan post-test. Hasil tes kemudian dapat diolah setelah itu diinterpretasikan dan

(28)

50

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ditetapkan di SMKN 1 Cimahi bahwa dalam pembelajaran mata pelajaran

produktif dalam hal ini Sistem Pengaturan Refrigerasi bahwa siswa dikatakan

lulus jika mendapat nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ≥ 75.

Tabel 3.5 Kriteria Nilai

Nilai Kategori

90 – 100 Lulus amat baik 80 – 89 Lulus baik 75 – 79 Lulus cukup

< 75 Belum Lulus

(Dokumen SMKN 1 Cimahi)

2. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa

setelah dilakukannya pembelajaran. Rumus N-Gain dapat dihitung melalui rumus

berikut:

N-Gain =

(Hake, 2002: 4)

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6 Kriteria Gain

Nilai Kategori

N-Gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7 Sedang

N-Gain < 0,3 Lulus cukup

(Hake, 2002: 4)

3. Menilai Aktivitas Belajar Siswa

Nilai aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas

(29)

51

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan rumus-rumus

melalui persentase.

Adapun perhitungan persentase keaktifan pembelajaran siswa dalam

mengikuti proses belajar sebagai berikut:

A =

Keterangan:

A = Persentase aktivitas belajar siswa (%)

B = Jumlah skor perolehan aktivitas yang dilakukan siswa

C = Jumlah skor maksimum aktivitas siswa

Setelah data tersebut didapat, kemudian diinterpretasikan kedalam empat

kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sesuai dengan tabel berikut

ini.

Tabel 3.7 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

Persentase (%) Kategori

75 – 100 Sangat Tinggi 50 – 74,99 Tinggi 25 – 49,99 Sedang 0 – 24,99 Rendah

(Yonny et.al, 2010: 175)

4. Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Data mengenai pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe

group investigation berbasis multimedia merupakan data yang diambil dari

observasi aktivitas guru. Pengolahan data dilakukan dengan cara mencari

persentase keterlaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe group

investigation berbasis multimedia. Keterlaksanaan model pembelajaran ini dapat

dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

(30)

52

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian nilai persentase tersebut dikonversikan ke dalam kategori

keterlaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Nilai tersebut

diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase (%) Kategori

0 – 24,9 Sangat Kurang

25 – 37,5 Kurang

37,6 – 62,5 Sedang 62,6 – 87,5 Baik

87,6 – 100 Sangat Baik

(31)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation

berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation

berbasis multimedia pada mata pelajaran sistem pengaturan refrigerasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan

nilai N-Gain pada setiap siklusnya.

2. Aktivitas belajar siswa di dalam kelas selama diterapkannya model

pembelajaran cooperative learning tipe group investigation berbasis

multimedia mengalami peningkatan disetiap siklusnya. Model pembelajaran

cooperative learning tipe group investigation berbasis multimedia ini

memberikan hasil positif terhadap kegiatan pembelajaran karena dapat

meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa

lebih aktif dan antusias dalam belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan di atas penulis memiliki beberapa saran yang

dapat dijadikan pertimbangan bagi beberapa pihak, diantaranya yaitu:

1. Bagi siswa, kegiatan pembelajaran ini memberi kesempatan siswa untuk lebih

aktif, terampil dalam berkomunikasi, dan meningkatkan kerjasama dengan

sesama dalam pembelajaran.

2. Bagi guru, model pembelajaran cooperative learning tipe group investigation

(32)

69

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran karena mampu meningkatkan

hasil belajar siswa dan aktivitas siswa.

3. Bagi sekolah, baiknya agar dapat menunjang penerapan model cooperative

learning tipe group investigation berbasis multimedia dan mendorong

guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student center). Juga diusahakan untuk menyediakan dan melengkapi fasilitas

yang mendukung proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Bagi peneliti selanjutnya, direkomendasikan untuk mencoba penerapan model

pembelajaran cooperative learning tipe group investigation berbasis

multimedia terhadap mata pelajaran produktif lain untuk melihat

keberhasilannya dan juga aspek yang dicapainya tidak hanya aspek kognitif

(33)

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arianto, L. (2010). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Group

Investigation (GI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Teknik Permesinan Dasar. Skripsi JPTM FPTK UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Cepi dan Susilana, R. (2008). Media Pembalajaran Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP - UPI.

Darsono, M. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekocin. (2011). Model Pembelajaran Group Investigation (GI). [Online]. Tersedia: http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/. [5 Maret 2013]

Faisal, S. (2008). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Fajarsari, D. (2012). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe

Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 10 Bandung). Skripsi JPE

FPEB UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning

Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization. [Online]. Tersedia:

www.physics.indiana.edu/~hake/PERC2002h-Hake.pdf [08 Maret 2014]

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasyim, N. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation untuk

(34)

71

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negeri 11 Bandung). Skripsi JPTE FPTK UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Isjoni, (2011). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditarma.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kusumah, W. (2013). Contoh Model Pembelajaran di Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/23/contoh-model-pembelajaran-di-kurikulum-2013-594247.html. [16 Maret 2013]

Lie, A. (2002). Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning Di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Mulyasa, H. E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Safrotun, R. (2009). Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Skripsi JPIK FPMIPA UPI Bandung:

Tidak Diterbitkan.

Sahuri, U. (2010). Multimedia Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://sahuri-spunk.blogspot.com/2010/12/multimedia-pembelajaran.html. [16 Maret 2013]

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(35)

72

Raden Ipan Saputra, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka Cipta.

Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

SMKN 1 Cimahi. (2011). Silabus Mata Pelajaran Sistem Pengaturan Refrigerasi. Cimahi: SMKN 1 Cimahi.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI

Syarifuddin. (2011). Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation). [Online].Tersedia: http://syarifartikel.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-kooperatif-tipe-gi-group.html. [5 Maret 2013]

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Usman, U. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Winataputra, U. S. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 3.1 Interpretasi Tingkat Validitas
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Rentang NilaiKlasifikasi
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang (D)Kriteria
Tabel 3.6 Kriteria Gain
+3

Referensi

Dokumen terkait

lesson study dilakukan dengan lima tahap. 1) Orientasi siswa pada situasi masalah. 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. 3) Membimbing penyelidikan individual maupun

Prinsip kerja alat penggiling biji kopi tipe flat burr mill ini, menggunakan dua besi berbentuk bulat ( flat burr ) yang terdapat gerigi disekelilingnya berukuran lebih kecil

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan pelayaran memiliki 3.000 TEUs untuk salah satu rutenya, maka dapat dilihat yang paling efisien pada rute tersebut dengan jumlah

Di samping itu ditunjukkan juga dalam simulasi ini pengaruh perubahan parameter serat optis dan sistem komunikasi optis terhadap besarnya daya sinyal FWM yang dibangkitkan..

Pemerintah dalam hal ini adalah pihak yang menjadi penengah atau mediator dalam wacana rekonsiliasi antara etnis Minangkabau dan Batak terkait sejarah masa lalu, dan

2014 menyatakan Pelelangan Gagal dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Analisis Tipologi dan Perkembangan Wilayah di Kabupaten Jember” adalah benar- benar hasil karya

Furthermore, women with low education level had 86% greater risk of (pre-)eclampsia (RRa=1.86, P=0.005), while middle education level had 72% greater risk of