• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN MODEL PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

DERA RAHMAN NIM. 11010111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2016

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN MODEL PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)

DERA RAHMAN NIM. 11010111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2016

(3)
(4)
(5)

iii ABSTRAK

Dera Rahman (NIM:1101011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII MTsN Model Padang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang. 2016

Proses pembelajaran di MTsN Model Padang biasanya menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Dengan menggunakan metode ceramah tidak semua siswa yang memperhatikan guru, ketika guru bertanya hanya sedikit siswa yang mau menjawab, dan ketika diskusi guru hanya mengelompokkan siswa berdasarkan tempat duduknya saja, serta hanya sebahagian kecil siswa yang aktif saat diskusi dilakukan. Salah satu cara yang dapat diterapkan guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media gambar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa

kelas VIII MTsN Model Padang tahun pelajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan Randomized Control-Group Posttest Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Model Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dengan teknik purposive

sampling. Dengan mengggunakan teknik tersebut didapatkan kelas eksperimen

yaitu kelas VIII6 dan kelas kontrol adalah kelas VIII7. Instrumen yang digunakan untuk ranah kognitif adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif, ranah afektif menggunakan lembar observasi, dan ranah psikomotor dari penilaian keterampilan menulis laporan. Teknik analisis data menggunakan uji-t dengan taraf nyata 0,05.

Hasil analisis data Penilaian kompetensi ranah sikap pada kelas eksperimen dengan predikat B (3,26), ranah pengetahuan B (3,07) ranah keterampilan A- (3,63). Sedangkan pada kelas kontrol penilaian pada ranah sikap dengan predikat B+ (3,36), pengetahuan B (2,87) dan keterampilan B+ (3,34). Pada ranah pengetahuan harga thitung 3,00 sedangkan ttabel 1,66 dengan demikian hipotesis diterima.. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Biologi pada ranah pengetahuan siswa kelas VIII MTsN Model Padang Tahun Pelajaran 2015/2016, Pada penilaian ranah sikap dan keterampilan kelas eksperimen dan kelas kontrol mampu meraih hasil yang optimal dengan persentase ketuntasan belajar diatas 75%.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya hingga selesainya penulisan skripsi ini. Skripsi merupakan salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sumatera Barat. Skripsi ini berjudul penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII MTsN Model Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Hj. Mulyati, M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu Annika Maizeli, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Tim Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat

membangun untuk perbaikan skripsi ini.

3. Ibu RRP. Megahati, M.Si sebagai penasehat akademik (PA) yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Yosmed Hidayat M.Si, sebagai validator instrument penelitian. 5. Pimpinan Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. 6. Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI

(7)

v

7. Seluruh staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

8. Kepala Sekolah, Wakil Kurikulum, Guru Biolologi, Tata Usaha Dan Siswa MTsN Model Padang .

9. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan dan pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

10. Rekan-rekan biologi 2011 dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan khususnya Pendidikan Biologi.

Padang, Februari 2016

Penulis

(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 7

B. Model Pembelajaran Koopoeratif ... 8

C. Model Pembelajaran Group Investigation ... 10

D. Media Pembelajaran ... 15

E. Pembentukan Kelompok... 17

(9)

vii

G. Kerangka Pikir ... 21

H. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian ... 23

B. Desain penelitian ... 23

C. Defenisi operasional ... 24

D. Populasi dan sampel ... 24

E. Variabel dan data ... 26

F. Prosedur penelitian ... 26

G. Instrumen penelitian ... 31

H. Teknik analisis data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 42 B. Pembahasan ... 45 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 52 B. Saran ... 52 DAFTAR KEPUSTAKAAN 53 LAMPIRAN 55

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 9

2. Desain Penelitian ... 23

3. Rata-Rata Ujian Semester ... 25

4. Perlakuan Pada Kelas Sampel ... 27

5. Instrumen Penilaian Ranah Afektif ... 35

6. Rubrik Penilaian Ranah Afektif ... 35

7. Instrumen Penilaian Ranah Psikomotor ... 36

8. Rubrik Penilaian Ranah Psikomotor ... 38

9. Konversi Skor dan Predikat Hasil Belajar Pada Ranah Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan ... 41

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Prosedur pengelompokan heterogenitas akademis... 17

2. Kerangka Pikir ... 22

3. Grafik Penilaian Ranah Sikap ... 43

4. Grafik Penilaian Pengetahuan ... 43

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus ... 55

2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 57

3. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 72

4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 83

5. Soal Uji Coba ... 85

6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 92

7. Tabulasi Analisis Soal Uji Coba ... 93

8. Validitas Soal Uji Coba ... 94

9. Reliabilitas Soal Uji Coba ... 95

10. Daya Pembeda Dan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ... 96

11. Kisi-Kisi Soal Tes Akhir ... 97

12. Soal Tes Akhir ... 99

13. Kunci Jawaban Soal Tes Akhir ...105

14. Tabulasi Nilai Tes Akhir Kelas Sampel ...106

15. Konversi Nilai Kognitif Kelas Eksperimen ...107

16. Konversi Nilai Kognitif Kelas Kontrol ...108

17. Uji Normalitas Kelas Eksperimen...109

18. Uji Normalitas Kelas Kontrol ...110

19. Uji Homogenitas ...111

20. Uji Hipotesis ...112

(13)

xi

22. Tabulasi Nilai Sikap Kelas Kontrol ...116 23. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Kelas Eksperimen ...118 24. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Kelas Kontrol ...120 25. Ketuntasan Belajar Ranah Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Kelas

Eksperimen ...122 26. Ketuntasan Belajar Ranah Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Kelas

Kontrol ...124

27. Dokumentasi Penelitian Pada Kelas Eksperimen ...126 28. Dokumentasi Penelitian Pada Kelas Kontrol ...130

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang dalam rangka melakukan perubahan didalam dirinya. Melalui belajar seseorang akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan perubahan pola pikir kearah yang lebih baik. Di sekolah, guru merupakan seseorang yang dianggap penting dalam menciptakan kondisi belajar. Peranan guru yang paling utama adalah sebagai perancang pembelajaran agar pembelajaran berlangsung lebih efektif dan efisien. Seorang perancang pembelajaran bukan hanya bertugas untuk mengajar namun juga berperan untuk merencanakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini, guru bisa menggunakan model pembelajaran dan media belajar yang bervariasi yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran bermanfaat untuk mengarahkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh siswa dalam belajar, sedangkan media pembelajaran berguna untuk mengaktualisasikan materi pembelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa. Apabila guru mampu menciptakan kondisi tersebut proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal.

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan guru mata pelajaran Biologi MTsN Model Padang pada tanggal 26 Februari 2015, bahwa dalam proses pembelajaran guru biasanya menggunakan motode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Ketika guru menerangkan pelajaran dengan metode ceramah tidak semua siswa yang memperhatikan, ketika guru memberikan pertanyaan

(15)

hanya sedikit siswa yang mau menjawab, dan yang lainnya hanya diam. Selanjutnya ketika diskusi kelompok guru hanya mengelompokkan siswa berdasarkan tempat duduk saja, guru memberikan tugas kelompok berupa pertanyaan, dan saat diskusi berlangsung siswa yang aktif dalam kerja kelompok biasanya hanya beberapa orang.

Informasi lain yang penulis dapatkankan adalah sulitnya siswa dalam mempelajari materi Sistem Gerak Pada Manusia. Kesulitan yang dialami siswa disebabkan karena sulitnya siswa memahami struktur penyusun sistem gerak manusia dan siswa sulit membedakan jenis-jenis tulang, sendi dan otot.

Kesulitan siswa dalam proses pembelajaran di MTsN Model Padang tersebut mempengaruhi hasil belajar biologi pada materi Sistem Gerak Pada Manusia. Adapun nilai rata-rata ulangan harian siswa pada materi tersebut adalah kelas VIII1 (88.6), VIII2 (95.5), VIII3 (90.0), VIII4 (82.0), VIII5 (58,2), VIII6 (60,8), VIII7 (64,0), VIII8 (69,8), VIII9 (64,9) , VIII10 (58,2), VIII11 (63,5), VIII12 (76,8) VIII13 (63,7), VIII14 (66,0). Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa masih banyak yang di bawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75.

Sebagai seseorang yang berperan penting dalam proses pembelajaran seharusnya guru berusaha untuk membantu kesulitan siswa tersebut. Salah satu cara yang bisa digunakan oleh guru adalah menerapkan model pembelajaran Kooperatif. Menurut Jufri (2013:112) pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pengajaran dimana siswa bekerja dan belajar dalam kelompok-kelompok yang memiliki aturan tertentu. Model pembelajaran kooperatif akan meningkatkan

(16)

motivasi siswa untuk belajar, memupuk rasa tanggung jawab individual, melatih siswa dalam menetapkan keputusan serta meningkatkan keterampilan siswa untuk bersosialisasi. Salah satu model pembelajan kooperatif yang bisa digunakan oleh guru adalah model kooperatif group investigation (GI). Dalam pembelajaran kooperatif Group Investigation siswa akan bekerja dalam kelompok untuk memecahkan permasalahan-permasalahan pembelajaran. Menurut Jufri (2013: 125) satu keunggulan model group investigation dari model pembelajaran kooperatif lainnya yaitu melibatkan siswa dalam perencanaan tentang topik yang akan dipelajari dan cara melaksanakan investigasi.

Investigasi yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran akan lebih terarah apabila dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Pada penelitian ini siswa akan diberikan media pembelajaran berupa media gambar. Media ini dipilih karena materi sistem gerak pada manusia berkaitan dengan struktur tulang, sendi dan otot sehingga dengan adanya gambar siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari. selain itu, media gambar merupakan media yang mudah untuk didapatkan serta tidak membutuhkan keterampilan khusus dalam memanfaatkannya.

Penelitian tentang penerapan model Group Investigation telah dilakukan oleh beberapa orang peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Murniati, (2015) menunjukkan bahwa penerapan model group investigation dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar terlihat dari lebih tingginya pencapaian nilai ulangan harian pada kelas eksperimen, meningkatnya kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok,

(17)

menghargai pendapat orang lain dan memunculkan ide, usul dan saran dalam kelompok. Selain itu, penerapan model group investigation juga mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk merumuskan masalah/pertanyaan, memecahkan permasalahan yang ditemukan dan mengkomunikasikannya di depan kelas. Penelitian tentang penerapan model group investigation juga dilakukan oleh Suherni (2015) yang menyatakan bahwa penerapan model Grup Investigaton dapat meningkatkankan kesantunan siswa dalam berkomunikasi.

Upaya peningkatan hasil belajar juga dapat dilakukan dengan menggunakan media gambar. Penelitian tentang penerapan media gambar dalam proses pembelajaran yang dilakukan Backtiar, (2010) menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation ( GI ) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas VIII MTsN Model Padang Tahun Pembelajaran 2015/2016.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalahnya sebagai berikut ini.

1. Kurang bervariasinya metode belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.

2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. 3. Siswa kurang termotivasi untuk belajar.

(18)

4. Hasil belajar biologi siswa pada materi Sistem Gerak Pada Manusia masih banyak yang di bawah KKM.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka pembatasan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut ini.

1. Proses pembelajaran dibatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) disertai media Gambar pada materi Sistem Gerak Pada Manusia.

2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar yang dibagikan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan topik yang mereka pelajari.

3. Penilaian yang akan dilakukan adalah penilaian pada ranah kognitif, afektif dan psikomtotor. Penilaian kognitif dibatasi pada hasil belajar setelah dilakukan tes akhir, penilaian afektif dibatasi pada penilaian hasil observasi sikap dengan indikator penilaian yaitu disiplin, tanggung jawab dan kerja sama sedangkan penilaian psikomotor dibatasi pada penilaian laporan dan ringkasan dengan indikator penilaian yaitu sistematika, isi dan penulisan.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation ( GI ) disertai media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi kelas VIII MTsN Model Padang tahun pelajaran 2015/2016.”

(19)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation(GI) disertai media gambar terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VIII MTsN Model Padang tahun pelajaran 2015/2016.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut ini.

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan untuk merencanakan pembelajaran.

3. Bagi siswa, penelitian ini dapat menambah pengetahuan siswa bahwa dalam proses belajar- mengajar bisa diterapkan bebagai model dan media pembelajaran.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan satu hal yang harus dilewati seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan guna menciptakan kehidupan yang lebih baik. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Menurut Aunurrahman (2010: 35) Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan atau pengalaman yang yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan. Dimana pembelajaran akan membantu mencapai tujuan dalam belajar. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh aktivitas pembelajaran dalam belajar lebih sering menguntungkan dan lebih mudah diamati sehingga tujuan dalam belajar bisa dicapai dengan baik. Menurut Aunurrahman (2010: 35) pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisikan serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses proses belajar siswa yang bersifat internal. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya.

(21)

B. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2010:22) Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentudan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dalam merencanakan aktivitas belajar. Istilah model pembelajran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan system pengelolaannya.

Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran bisa bermacam-macam, salah satu diantarnya adalah pembelajaran koopertif. menurut Majid (2013: 174) Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik dikondisikan untuk belajar bersama-sama dalam kelompok yang bersifat heterogen dari segi kemampuan akademik, etnis dan jenis kelamin untuk membahas pertanyaan pertanyaan atau masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran yang dihadapkan kepadanya. Strategi kooperatif dapat memberikan pengalaman belajar dengan membangun saling ketergantungan positif antar sesama anggota kelompok, mengembangkan tanggung jawab individual, dan keterampilan bekerja sama secara seimbang.

Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajarn koopertif memiliki ciri- ciri yang dapat membedakannya dengan medel pembelajarn lainnya. Jufri (2013: 113) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu: a) peserta didik belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, b) anggota kelompok terdiri atas peserta didik

(22)

yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, c) jika memungkinkan, anggota kelompok harus berbeda dalam komposisi etnis, ras dan jenis kelamin, d) penghargaan yang diberikan lebih berorientasi pada keberhasilan kelompok dari pada keberhasilan individual anggota kelompok.

Menurut Jufri (2013: 117) langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut ini.

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Indikator Tingkah Laku Pendidik

1. Penyampaian tujuan dan pemberian motivasi pada peserta didik

Pendidik menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar

2. Penyajian informasi -informasi terkait materi pembelajaran

Pendidik menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan dengan demonstrasi atau lewat bahan bacaan 3. Pengorganisasian peserta

didik dalam kelompok-kelompok belajar

Pendidik menjelaskan kepada peserta didik bagaiman caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

4. Pembimbingan kelompok peserta didik untuk bekerja dan belajar

Pendidik membimbing kelompok-kelompok kelompok-kelompok belajar pada saat mereka belajar

5. Menilai hasil belajar (evaluasi)

Pendidik mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresen- tasikan hasil kerjanya

6. Pemberian penghargaan Pendidik memberikan penghargaan tertenu atas hasil belajar individu maupun

(23)

Menurut Rusman (2012: 205) model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: a).Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatakan hubungan sosial, menumbuhkan siskap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain. b). Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Disamping memiliki kelebihan pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan, adapun kelemannya yaitu: a) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang dan membutuhkan banyak tenaga, pemikiran dan waktu, b) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, c) saat diskusi, terkadang didominasi oleh seorang hal ini menyebabkan siswa yang lain menjadi pasif.

C. Model Pembelajaran Group Investigation (Investigasi kelompok)

Menurut Jufri ( 2013: 126) Kebanyakan karakteristik kunci dari investigasi kelompok pada awalnya telah dikembangkan oleh Herbert Thelen. Selanjutnya tipe ini dikembangkan oleh sharan dan kawan-kawannya di universitas Tel Aviv Israel. Investigasi kelompok melibatkan siswa dalam perencanaan tentang topik yang akan dipelajari dan cara melaksanakan Investgasi. Kedua hal ini lebih membutuhkan norma-norma dan struktur kelas yang lebih berorientasi pada siswa dan lebih kompleks. Seperti halnya dengan model kooperatif lainnya, dalam investigasi kelompok, siswa diorganisasikan dalam kelompok koperatif yang beranggotakan 5-6 orang siswa. Siswa dalam kelompoknya memilih topik tertentu

(24)

untuk dipelajari, merancang investigasi yang mendalam tentang sub topik pelajaran, kemudian mempersiapkan dan melaporkan hasilnya keseluruh kelas.

Menurut Jufri (2013: 126) terdapat enam langkah dalam pendekatan investigasi kelompok sebagai berikut ini.

1. Seleksi topik. Siswa memilih sub topik tertentu dari permasalahan yang lebih umum atau yang ditawarkan oleh guru. Kemudian siswa diorganisasikan kedalam kelompok kecil dengan 2-6 orang dan diarahkan untuk mengerjakan tugasnya.

2. Perencanaan kooperatif. Siswa dan guru merancang spesifik prosedur, tugas dan tujuan yang konsisten dengan sub topik dari masalah yang telah ditetapkan pada langkah pertama.

3. Implementasi. Siswa melaksanakan rencana yang telah diformulasikan pada langkah kedua . Langkah ini melibatkan siswa dalam beragam kegiatan dalam latihan keterampilan. Kegiatan belajar pada langkah ini memfasilitasi siswa untuk belajar dari beragam sumber baik didalam maupun luar sekolah. Guru mengamati perkembangan kelompok siswa dan memberikan bantuan apabila diperlukan.

4. Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi-informasi yang didapatkan pada langkah ketiga dan merencanakan bagaimana cara meringkasnya dalam bentuk yang menarik untuk dipresentasikan didepan kelas.

5. Presentasi hasil akhir. Beberapa atau jika mungkin, seluruh kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya sehingga seluruh siswa dalam

(25)

kelompok mendapatkan pengetahuan dan keterampiln dari hasil kerja kelompok lain dan mendapatkan perspektif yang lebih luas mengenai topik pembelajaran.

6. Evaluasi. Dalam kasus dimana tiap-tiap kelompok membahas aspek yang berbeda dari suatu topik, maka siswa dan guru mengevaluasi konstirbusi kelompok terhadap pekerjaan kelas secara keseluruhan.

Menurut Rusman (2014: 221) penerapan model pembelajaran Group Investigation dibagi menjadi enam langkah sebagai berikut ini.

1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa dalam kelompok.

2. Merencanakan tugas-tugas belajar. Siswa merencanakan hal-hal yang meliputi: apa yang kita selidiki, bagaimana kita melakukannya dan pembagian kerja anggota kelompok.

3. Melaksanakan investigasi. Siswa mencari informasi, menganalalis data dan membuat kesimpulan. Setiap anggota abertukar pikiran, mendiskusikan dan mensintesis ide-ide.

4. Menyiapkan laporan akhir. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya.

5. Mempresentasikan laporan akhir. Presentasi dibuat untuk seluruh kelas dan melibatkan pendengarnya secara aktif.

6. Evaluasi. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi proses pembelajaran, asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.

(26)

Menurut Slavin (2005: 218) dalam Group Investigation, siswa bekerja melalui enam tahap sebagai berikut ini.

1. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok. Pada tahap ini guru menjelaskan topik yang akan dipelajari dan masing-masing kelompok dibebaskan untuk memilih topik tersebut. Apabila satu topik sangat populer maka dua kelompok bisa saja dibentuk untuk menginvestigasinya. Sebab setiap kelompok memiliki keunikan dan pola pikir yang berbeda sehingga satu topik yang sama akan mengahasilkan karya yang berbeda. 2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari. Pada tahapan ini guru

membimbing siswa untuk memusatkan perhatian pada topik yang telah dipilih. Selain itu siswa diharuskan memunculkan permasalahan dari topik yang telah dipilih tersebut. Perrmasalahan itu bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan topik yang dipilih.

3. Melaksanakan investigasi. Pada tahapan ini siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Semua anggota kelompok berkonstribusi untuk usaha yang dilakukan kelompoknya, kemudian siswa saling bertukar informasi, berdiskusi dan mensintesis semua gagasan.

4. Menyiapkan laporan akhir. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan dari proyek mereka dan merencanakan apa yang akan dilaporkan serta bagaimana mereka akan membuat presentasi.

5. Mempresentasikan laporan akhir. Presentasi dibuat untuk seluruh kelas dan melibatkan pendengarnya secara aktif.

(27)

6. Evaluasi. Guru dan siswa saling berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran. Hal-hal yang dievaluasi pada tahapan ini adalah bagaina pengetahuan siswa setelah melakukan proses pembelajaran, bagaimana siswa membuat kesimpulan, bagaiman motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Sulistianingsih (2015: 5) model pembelajaran kooperatif Group Investigation memiliki kelebihan sebagai berikut ini.

1. Dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.

2. Pada saat berdiskusi siswa menjadi lebih aktif, lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.

3. Dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi. 4. Dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam

memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya.

Selain mempunyai kelebihan model pembelajaran Group Investigation memiliki kelemahan sebagai berikut ini.

1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI memerlukan tingkatan kognitif yang lebih tinggi.

2. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, hal ini disebabkan

(28)

oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.

3. Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi dengan kelompok yang memiliki nilai rendah.

4. Memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan pembelajaran yang konvensional, bahkan dapat menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman.

5. Guru membutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan belajar kooperatif tipe GI dengan baik.

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah model Group Investigation (GI) yang dikemukkan oleh Slavin.

D. Media Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2012: 57) Media adalah perantara dari sumber informasi kepenerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media pendidikan mana kala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan terutama dalam proses pembelajaran. Media akan membantu pendidik untuk memberikan pemahaman pada materi yang tidak bisa dilihat secara langsung, misalnya bagaimana kehidupan makhluk hidup didasar laut, cara kerja organ tubuh manusia dan lainnya.

Menurut Arif (2012: 84) pemanfaatan media dalam pembelajaran dipilih berdasarkan beberapa alasan yaitu: a) bermaksud untuk mendemostrasikannya, b) merasa sudah akrab dengan media tersebut, c) ingin memberikan gambaran atau penjelasan yang lebih kongkret, d) untuk menarik minat atau gairah belajar siswa

(29)

dan yang paling terpenting adalah e) media yang digunakan dapat mendukung tercapainya tujuan belajar yang dirumuskan.

Menurut Sudjana, Nana dan Ahmad, Rivai (2011: 71) media gambar yang digunakan dalam proses belajar-mengajar memiliki beberapa keunggulan antara lain sebagai berikut ini.

a. Mudah dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan apa-apa.

b. Harganya relatif murah dibandingkan media pengajaran lainnya, dan cara memperolehnya pun mudah sekali tanpa memerlukan biaya.

c. Bisa digunakan untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu. d. Dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih

realistik.

Disamping kelebihan diatas, Media gambar juga memiliki keterbatasan sebagai berikut.

a. Foto dan gambar merupakan media visual yang hanya mengendalikan indra penglihatan, oleh sebab itu media ini tidak dapat memberikan informasi yang mendalam tentang suatu hal, serta hanya dapat digunakan oleh orang yang berpenglihatan normal dan sehat.

b. Tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan dengan media ini. bahan pelajaran mengenai proses yang mengandung gerakan-gerakan tentu kurang efektif disajikan melalui gambar dan foto.

(30)

E. Pembentukan Kelompok

Menurut Rusman (2012: 202) pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Menurut Lie (2010: 41) pengelompokan heterogenitas memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang agama, sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.. pengelompokan heterogenitas berdasarkan kemampuan akademis dilakukan melalui beberapa langkah yang dapat dilihat pada Gambar.1

Gambar 1. Prosedur Pengelompokan Heterogenitas Akademis Pengelompokan heterogenitas berdasarkan kemampuan akademis

Langkah I Langkah II Langkah III Mengurutkan Membentuk membentuk Siswa berdasarkan kelompok kelompok Akademis pertama selanjutnya 1. Ani 1. Ani 1. Ani 2. David 2. David 2. David

3. 3. 3.

4. 4. 4.

5. 5. Citra Ani 5. Yusuf David

6. 6. 6.

7. 7. 7.

8. 8. Dian Rini 8. Slamet Basuki

9. 9. 9.

10. 10. 10.

11. Yusuf 11. Yusuf 11. Yusuf 12. Citra 12. Citra 12. Citra

13. Rini 13. Rini 13. Rini

14. Basuki 14. Basuki 14. Basuki

15. 15. 15. 16. 16. 16. 17. 17. 17. 18. 18. 18. 19. 19. 19. 20. 20. 20. 21. 21. 21. 22. 22. 22. 23. 23. 23.

24. Slamet 24. Slamet 24. Slamet

25. Dian 25.Dian 25. Dian

(31)

F. Hasil Belajar

Evaluasi atau penilaian merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukannya proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga ranah yaitu hasil belajar pada ranah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) keterampilan (psikomotor). Adapun rincian hasil belajar tersebut antara lain sebagaii berikut ini.

1. Ranah pengetahuan (kognitif). Menurut Anderson dan david (2014: 100-102) ranah pengetahuan terdiri dari enam tingkatan yaitu: mengingat (mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang, memahami (mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran), mengaplikasikan (menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu), menganalisis (memecah materi menjadi bagaian-bagian dan menentukan hubungan antar bagian-bagian tersebut), mengevaluasi (mengambil keputusan berdasarkan kriteria tertentu), mencipta (memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru).

2. Ranah sikap (afektif). Menurut Arifin (2014:22) sikap menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dalam dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Sikap terdiri dari beberapa jenjang kemampuan yaitu: menerima, kemauan menanggapi atau menjawab, menilai dan mengorganisasi. Salah satu cara menilai kemampuan pada ranah afektif yaitu melalui observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran.

(32)

3. Ranah keterampilan (psikomotor). Menurut Arifin (2014:23) keterampilan merupakan kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagianya, mulai dari gerakan sederhana sampai ke gerakan kompleks. Selain itu pada ranah ini juga berkaitan dengan keterampilan mencoba, mengolah, menyaji dan menalar.

Penilaian atau evaluasi dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi siswa, keefektifan metode penyampaian materi serta melalui evaluasi guru dapat memperbaiki proses pembelajaran. Menurut Jalius (2009: 121) evaluasi dalam proses pembelajaran pada ranah kognitif dapat dilakukan dalam tiga langkah yaitu Sebelum pengajaran, selama pembelajaran dan setelah pembelajaran. Evaluasi sebelum pengajaran disebut pre-tes bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan persepsi siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Evaluasi selama proses proses pembelajaran biasanya dilakukan secara lisan, misalnya untuk membangkitkan motivasi siswa dan memusatkan perhatian siswa pada permasalahan yang sedang dibahas. Evaluasi yang diberikan setelah pembelajaran biasanya berbentuk tes yang bertujuan untuk menilai sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran dan sebagai patokan bagi guru apakah perlu dilakukan perbaikan dalam perencanaan pembelajaran.

Setelah tes dilakukan, Perlu dilakukan analisis hasil tes. Menurut Arikunto (2013:204) menganalisis hasil tes dapat dilakukan melalui cara berikut ini.

1. Menilai tes yang dibuat sendiri.

(33)

langkah-langkah berikut ini.

a. Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, apakah terdapat kekeliruan dalam penyusunannya.

b. Mengadakan analisis soal. Analisis soal adalah suatu prosesdur yang sistematis, yang akan memberiakan infoormasi khusus terhadap tes yang kita susus.

c. Mengecek validitas soal. Validitas yang paling penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler. Untuk mengecek validitas kurikuler, guru harus merumuskan tujuan setiap bagian pembelajaran secara khusus dan jelas sehingga soal dapat kita jodohkan dengan setiap tujuan khusus tersebut.

d. Mengecek reliabilitas soal. Salah satu indikator tes yang mempunyai reliabilitas tinggi adalah memiliki daya pembeda yang tinggi.

2. Analisis butir soal

Analisis butir soal bertujuan untuk mengidentifikasi apakah soal yang dibuat termasuk soal yang baik, kurang baik atau jelek. Untuk menentukan sebuak soal bisa dikatakan baik perlu dijelaskan istilah-istilah berikut ini.

a. Taraf kesukaran. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

(34)

b. Daya pembeda. Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai( berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Menurut Arifin (2014: 20) fungsi dari penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut ini.

1. Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik.

2. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/ hasil belajar peserta didik dalam mata pembelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus atau tidak lulusnya peserta didik.

3. Fungsi diagnostik, yaitu memahami latar belakang ( psikologis, fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tertentu.

4. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat ( misalnya dalam penenetuan program spesialisasi) sesuai tingkat kemampuan peserta didik.

G. Kerangka Pikir

Merupakan kerangka berpikir yang menjadi dasar dalam penelitian. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

(35)

Keterangan: Peningkatan hasil belajar Gambar.2 Kerangka Pikir

H. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan hasil penelitian, hipotesis dalam penelitian adalah Penerapan Model Kooperatif Tipe Group Investigation disertai Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa.

Dalam proses pembelajaran guru biasanya menggunakan metode ceramah, Diskusi dan Tanya jawab

Tidak semua siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan pembelajaran dengan metode ceramah, ketika guru memberikan pertanyaan hanya sedikit siswa yang mau menjawab, dalam diskusi kelompok guru hanya membagi siswa berdasarkan tempat duduk saja, ketika diskusi siswa hanya menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru. nilai UH pada materi sistem gerak manusia masih banyak yang dibawah KKM.

Kelas kontrol

Kelas Eksperimen PBM

Pembelajaran melalui metode ceramah dan diskusi kelompok Pembelajaran menggunakan

model pembelajaran GI disertai Media gambar

Hasil belajar Hasil Belajar

(36)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-oktober semester I kelas VIII tahun pelajaran 2015/2016 di MTsN Model Padang.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, penelitian eksperimen yaitu penelitian dengan memberikan perlakuan pada kelas sampel. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group

Posttest Only Design. Peneliti menggunakan sekelompok subjek penelitian dari

susatu populasi tertentu, kemudian dikelompokkan secara random menjadi dua kelompok atau kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan sedangkan kelas kontrol tanpa perlakuan serta pada kedua kelas diberikan tes akhir (posttest). Desain ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Posttes

Eksperimen X T2

Kontrol - T2

Sumber: Lufri (2005:70)

Keterangan :

X : pembelajaran menggunakan Model pembelajaran kooperatif Group Investigation disertai media gambar.

(37)

24 C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional berguna untuk mencegah terjadinya kesalah pahaman dalam menggunakan istilah yang terdapat dalam penelitian ini. Penjelasan berikut dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut.

1. Model pembelajaran Group Investigation, adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif, dimana siswa dikelompokkan 4-6 orang dan setiap anggota kelompok bertugas memecahkan masalah yang ditugaskan kepadanya.

2. Media pembelajaran, yaitu sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari 3 aspek yaitu aspek

kognitif yang dinilai dari hasil tes tertulis berupa pilihan ganda. Aspek afektif dinilai dari hasil observasi selama proses pembelajaran sedangkan hasil psikomotor yaitu hasil yang diperoleh dari penilaian laporan hasil diskusi.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Model Padang pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.

2. Sampel

Sesuai dengan masalah dan rancangan penelitian yang digunakan maka dibutuhkan dua kelas sampel. Sampel ditentukan dengan tekhnik purposive

sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

(38)

25

a. Merata-rata ulang nilai ujian Biologi semester II kelas VIII sebelum kenaikan kelas. Rata-rata dicari sesuai dengan daftar hadir yang terdapat pada kelas VIII tahun pelajaran 2015/2016.

b. Setelah rata-rata didapatkan maka diambil kelas yang memiliki nilai rata-rata mendekati sama untuk dijadikan kelas sampel. Rata-rata ujian semester siswa dapat dilihat pada tabel 3.

c. Selanjutnya menentukan kelas eksperimen dan kelas Kontrol dengan sistem lot, kelas yang terambil pertama adalah kelas eksperimen dan yang terambil kedua adalah kelas Kontrol.

Rata-rata ujian Biologi semester II Kelas VIII yang telah penulis olah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Ujian Semester

No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Ujian semester

1. VIII1 32 87.22 2. VIII2 32 84.78 3. VIII3 32 85.09 4. VIII4 40 72.48 5. VIII5 41 76.24 6. VIII6 42 74.02 7. VIII7 41 74.00 8. VIII8 40 74.70 9. VIII9 41 72,98 10. VIII10 42 71.19 11. VIII11 40 70.60 12. VIII12 40 73.28 13. VIII13 41 73.61

Berdasarkan tabel 3 kelas yang memiliki nilai mendekati sama yaitu kelas VIII6 dan VIII7. Setelah dilakukan lot, kelas yang terpilih menjadi kelas eksperimen adalah kelas VIII6- dan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas VIII7.

(39)

26 E. Variabel dan Data

1. Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi vokus perhatian, jadi dalam penelitian ini yang menjadi variabel sebagai berikut ini.

a. Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Group Investigation disertai media gambar.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada kelas sampel yang diperoleh setelah dilakukan pengamatan dan tes akhir.

2. Data dan sumber data

a. Data pada penelitian ini adalah data primer berupa hasil belajar. b. Sumber data

Sumber data pada penelitian ini diambil dari hasil tes akhir dan pengamatan oleh guru pada kedua kelas sampel.

F. Prosedur Penelitian

Salah satu ciri-ciri penelitian ilmiah adalah mengikuti prosedur yang sistematis, maka prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Tahahapan Persiapan

Pada tahapan persiapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut ini. a. Memeprsiapkan surat izin penelitian.

(40)

27 c. Menentukan populasi dan sampel.

d. Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Instrumen penelitian.

e. Menyiapkan Media gambar sesuai dengan materi yang akan dipelajari siswa pada kelas eksperimen.

f. Menyusun kisi-kisi soal tes uji coba. g. Mempersiapkan soal-soal uji coba. h. Menyussusn kunci jawaban tes uji coba. i. Melaksanakan uji coba soal.

j. Mempersiapkan soal tes akhir.

2. Tahapan Pelaksanaan

a. Membuat langkah-langkah pelaksanaan penelitian dalam bentuk RPP untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perlakuan yang berbeda. Langkah- langkah penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Perlakuan Pada Kelas Sampel

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pendahuluan (10 menit)

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.

2. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar dan mengambil daftar hadir siswa.

3. Guru memberikan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan.

Pendahuluan (10 menit)

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.

2. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar dan mengambil daftar hadir siswa.

3. Guru memberikan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan.

(41)

28

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

4. Guru memberikan motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa tentang materi sistem gerak manusia.

5. Guru menyampaikan judul pem-belajaran dan tujuan pempem-belajaran. Kegiatan Inti (60 menit)

Fase 1. Mengidentifikasikan topik dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok.

1. Guru membagi siswa atas beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 5-6 orang. Penetapan anggota anggota kelompok dilakukan dirumah berdasarkan nilai ujian

sebelumnya. Dan sebelum proses pembelajaran dimulai siswa telah diperintahkan untuk duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah ditetapkan oleh guru. Kecuali ketika pra penelitian siswa diatur duduk berkelompok diawal proses pembelajaran. 2. Guru menyiapkan lot topik materi

sistem gerak yang akan dipelajari dirumah. Lot ini dibuat untuk menghindari banyak kelompok yang memilih topik yang sama. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru menjelaskan topik materi sistem gerak yang telah disiapkan tersebut.

3. Guru memanggil

ketua/perwakilan masing-masing kelompok untuk memilih topik yang akan dipelajari.

4. Guru memberikan motivasi untuk meningkatkan minat belajar siswa tentang materi sistem gerak manusia.

5. Guru menyampaikan judul pem-belajaran dan tujuan pempem-belajaran. Kegiatan Inti (60 menit)

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan tempat duduk, yang terdiri dari 3-5 orang.

2. Guru menyiapakan pertanyaan diskusi dan kopian bahan ajar tentang materi sistem gerak dirumah. Ketika proses

pembeljaran berlangsung guru membagikan lembaran pertanyaan diskusi beserta kopian bahan ajar yang telah disiapkan tersebut kepada masing-masing kelompok. 3. Guru memerintahkan siswa untuk

mencari dan menjawab pertanyaan yang didapat serta menuliskannya dalam bentuk laporan.

4. Guru berperan sebagai pembimbing siswa dalam melaksanakan diskusi.

5. Guru memanggil beberapa orang perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas. 6. Guru memberikan kesempatan

kepada kelompok lain untuk bertanya.

7. Guru memberikan penguatan terhadap ringkasan materi yang

(42)

29

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Fase 2. Merencanakan tugas belajar. 4. Guru menyiapkan gambar dan kopian

bahan ajar tentang topik sistem gerak yang akan dipelajari dirumah. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru membagikan gambar dan kopian bahan ajar kepada kepada masing-masing ketua/perwakilan kelompok sesuai topik yang telah mereka pilih.

5. Guru menugaskan kepada masing -masing kelompok untuk untuk menemukan permasalahan dengan memunculkan pertanyaan dari gambar sesuai topik yang telah mereka pilih tersebut.

Fase 3. Melaksanakan investigasi 6. Guru membimbing siswa untuk

melakukan investigasi dengan cara membaca buku sumber yang ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyan yang telah dimunculkan pada tapahan sebelumnya.

7. Guru memerintahkan semua anggota kelompok melakukan analisis, mengevaluasi informasi serta membuat kesimpulan dari

permasalah yang telah diinvestigasi. Fase 4. Menyiapkan laporan akhir

8. Guru membagikan lembaran kerja untuk menulis laporan kepada masing-masing kelompok dan memerintahkan masing-masing kelompok untuk menyiapkan laporan akhir.

telah disampaikan oleh siswa Melalui media torso kecuali pada materi kelainan pada sistem gerak manusia. Karena guru MtsN Model padang biasanya menyampainkan materi tersebut dengan metode ceramah.

Penutup (10 menit) 8. Guru dan siswa

menyimpulkan materi sistem gerak pada manusia yang telah dipelajari.

9. Guru memberikan tes akhir untuk mengecek pemahaman siswa.

10. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

(43)

30 Kelas Eksperimen

Fase 5. Mempresentasikan laporan akhir

9. Guru memrintahkan masing-masing kelompok menunjuk 1 orang

perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. 10. Guru memangil beberapa orang

perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. Bagi kelompok yang tidak tampil, diperintahkan untuk menyimak dan menyiapakan pertanyaan.

Fase 6. Evaluasi

11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada kelompok lain. Keterlibatan siswa dalam bertanya, menjawab

pertanyaan dan kerjasama mereka dinilai untuk menentukan

penghargaan.

12. Guru memberikan penguatan terhadap materi sistem gerak yang telah dipelajari menggunakan media gambar yang ditampilkan melalui powert poin.

13. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi.

Penutup (10 menit)

1. Guru dan siswa menyimpulkan materi sistem gerak pada manusia yang telah dipelajari.

2. Guru memberikan tes akhir untuk mengecek pemahaman siswa. 3. Guru menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

Kelas Kontrol

(44)

31 3. Tahap akhir

Pada tahap akhir peneliti akan akan melakukan pengolahan data dan menarik kesimpulan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pada tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

1. Instumen Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif

Instrumen yang digunakan dalam ranah pengetahuan (kognitif) berupa soal yang diberikan melalui tes hasil belajar. Tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan individu dalam bidang pengetahuan. Soal tes disesuaikan dengan materi pelajaran dan dibuat berupa soal pilihan ganda dengan 4 option. Untuk mendapatkan soal tes yang baik, maka dilakukan uji validitas, indeks kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas.

a. Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Arikunto (2013: 85) validitas suatu instrument digunakan rumus sebagai berikut ini.

∑ √(∑ ) ∑

(45)

32

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang di korelasikan ( x = X – dan y = Y- )

∑xy = Jumlah perkalian x dan y X2 = Kuadrat dari x

Y2 = Kuadrat dari y

Koefisien validitas sebagai berikut:

Antara 0,800 - 1,00 : Validitas Sangat tinggi Antara 0,600 - 0,800: Validitas Tinggi Antara 0,400 - 0,600: Validitas Cukup Antara 0,200 - 0,400: Validitas Rendah

Antara 0,00 - 0,200: Validitas Sangat Rendah

Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini berkisar 0,400 sampai dengan 1,00

b. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2013:117) Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan pada sebuah tes. Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Penentuan indeks reliabilitas tes menggunakan rumus Kuder Richardson (K-R 21) dalam Arikunto (2013:117).

( ) (

) Dimana:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Banyaknya item soal

N = Jumlah peserta tes

M = Mean atau rerata skor total S2 = Standar deviasi tes

Sebagai acuan untuk reliabilitas instrumen yang di gunakan, berdasarkan kriteria menurut Arikunto ( 2013:89) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi

(46)

33 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,200 = sangat rendah Kriteria yang dipakai adalah 0,400-1,00

c. Indeks Kesukaran

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Untuk dapat mengetahui indeks kesukaran dapat digunakan rumus yang di kemukakan oleh Witherington dalam Sudijono (2010: 372).

P = Dimana:

P = Angka indeks kesukaran item

B = Banyaknya teste yang dapat menjawab dengan betul Js = Jumlah teste yang mengikuti tes hasil belajar.

Kriteria indeks kesukaran soal menurut Witherington dalam Sudijono (2010: 373) adalah sebagai berikut:

Kurang dari 0,25 = Terlalu sukar 0,25 sampai dengan 0,75 = Cukup (sedang) Lebih dari 0,75 = Terlalu mudah

Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini berkisar 0,25- 0,75.

d. Daya Pembeda

Menurut Sudijono daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi, dengan testee yang berkemampuan rendah. Menurut Sudijono (2010: 390). Daya beda suatu tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

(47)

34 D = PA - PB PA = PB= Dimana: D = Daya pembeda J = Jumlah peserta

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = Jumlah siswa kelompok atas

JB = Jumlah siswa kelompok bawah

PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Kriteria daya pembeda menurut Sudijono (2010 : 389).

Kurang dari 0,20 = Jelek = Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik 0,20 - 0,40 = Cukup = Butir item yang bersangkutan telah memiliki

daya pembeda yang cukup (sedang)

0,40 - 0,70 = Baik = Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik

0,70 - 1,0 = Baik sekali = Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali

Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini berkisar 0,20-1,00.

2. Instrumen Hasil Belajar Pada Ranah Afektif

Instrumen penilaian ranah afektif adalah berupa lembar observasi. Pada ranah ini yang dinilai adalah sikap atau perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung setiap pertemuan yang dinilai oleh 2 orang observer. Instrumen dalam ranah dapat dilihat pada Tabel 5.

(48)

35 Tabel 5 . Instrumen Penilaian Ranah Afektif

No Aspek yang dinilai Kategori Keterangan

4 3

2

1

1 Disiplin 4= Sangat baik

3 = Baik 2 = Cukup 1 = kurang 2 Tanggung jawab

3 Kerja sama

Tabel 6. Rubrik Pengamatan Penilaian Ranah afektif No Aspek yang

dinilai

Rubrik 1

nn

Disiplin 4 = Mengikuti setiap langkah kegiatan belajar dan mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan

3 = Mengikuti setiap langkah kegiatan belajar dan mengerjakan tugas kurang sesuai dengan waktu yang ditentukan

2 = Kurang mengikuti setiap langkah kegiatan belajar dan mengerjakan tugas kurang sesuai dengan waktu yang ditentukan

1 = Tidak mengikuti setiap langkah kegiatan belajar dan mengerjakan tugas tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan

2 Bertanggung jawab

4 = Bertanggung jawab melaksaksanakan investigasi, menuliskan laporan diskusi dan presentasi kelompok

3 = Bertanggung jawab melaksaksanakan investigasi dan menuliskan laporan diskusi dan tidak bertanggung jawab dalam presentasi kelompok

2 = Bertanggung jawab melaksaksanakan investigasi, tidak bertanggung jawab dalam menuliskan laporan dan tidak bertanggung jawab dalam persentasi kelompok

1 = Tidak bertanggung jawab melaksaksanakan investigasi, tidak bertanggung jawab dalam menuliskan laporan dan tidak bertanggung jawab dalam persentasi kelompok

3 Bekerja sama 4 = Kesedian melakukan tugas kelompok, aktif dalam kerja kelompok dan memusatkan perhatian pada tujuan kelompok

(49)

36 No Aspek yang

dinilai Rubrik

3 = Kesediaan melakukan tugas kelompok, aktif dalam kerja kelompok dan tidak memusatkan perhatian pada tujuan kelompok

2 = Kesediaan melakukan tugas kelompok, tidak aktif dalam kerja kelompok dan tidak memusatkan perhatian pada tujuan kelompok

1 = Tidak bersedia melakukan tugas kelo-mpok, tidak aktif dalam kerja kelompok dan tidak memusatkan perhatian pada tujuan kelompok

3. Instrumen Hasil Belajar Pada Ranah Psikomotor

Instrumen penilaian pada ranah psikomotor adalah berupa penilain laporan hasil diskusi kelompok dan ringkasan materi pelajaran oleh siswa. Pada ranah ini yang dinilai yaitu keterampilan siswa tentang sistematika, isi dan penulisan laporan/ringkasan. Instrumen penilaian dan rubrik penilaian dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Instrumen Penilaian Ranah Psikomotor

No Aspek yang dinilai Kategori Keterangan

4 3 2 1

1 Sistematika Laporan/ ringkasan 4 = Sangat Baik

3 = Baik 2 = Cukup 1 = kurang 2 Isi Laporan/ ringkasan

(50)

37 Tabel 8. Rubrik Penilaian Ranah Psikomotor

No Aspek yang dinilai Rubrik Penilaian 1 Sistematika

Laporan/ ringkasan

4 = Hasil Laporan/ringkasan jelas dan sistematis 3 = Hasil Laporan/ ringkasan jelas tetapi kurang

sistematis

2= Hasil Laporan/ ringkasan kurang jelas dan kurang sistematis

1 = Hasil Laporan/ ringkasan tidak jelas dan tidak sistematis

2 Isi Laporan/ ringkasan

4 = Isi Laporan/ ringkasan sesuai dengan topik, tujuan dan mewakili materi topik dan tujuan tersebut

3 = Isi Laporan/ringkasan sesuai dengan topik, kurang sesuai dengan tujuan dan kurang mewakili materi topik dan tujuan tersebut 2 = Isi Laporan/ringkasan kurang sesuai dengan

topik, kurang sesuai dengan tujuan dan kurang mewakili materi topik dan tujuan tersebut 1 = Isi Laporan/ringkasan tidak sesuai dengan

topik, tidak sesuai dengan tujuan dan tidak mewakili materi topik dan tujuan tersebut 3 Penulisan

Laporan/ ringkasan

4 = Tulisan jelas, rapi dan bersih

3 = Tulisan jelas, rapi dan kurang bersih

2 = Tulisan kurang jelas, rapi dan kurang bersih 1 = Tulisan tidak jelas, tidak rapi dan tidak bersih

H. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji-t, sebab kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas dan uji Homogenitas dilkukan melalui langakh-langkah berikt ini.

a. Analisis Data Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif 1. Uji Normalitas

(51)

38

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dilakukan uji Lilieford dengan langkah sebagai berikut:

a. Data X1, X2, X3...Xn diurutkan dari data yang terkecil sampai data terbesar. b. X1, X2, X3...Xn diajukan bilangan buku Z1, Z2, Z3,...Zn dengan rumus

Z1 =

dengan S = √∑ Dimana:

X1 = skor yang diperoleh X = skor rata-rata S = simpangan baku

c. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (Z≤ Zi)

d. Dengan menggunakan proporsi Zi, Z2,Z3...Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi jika proporsi dinyatakan dengan S (Z) maka: S (Zi) =

e. Dihitung selisih F (Zi) –S (Zi) yang kemudian ditentukan nilai mutlaknya f. Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut dan

disebut L0

g. Dibandingkan nilai tersebut dengan nilai Ltabel diambil dari tabel uji Liliefors dengan taraf nyata (α = 0,05). Kriterianya adalah L0 < L tabel berarti data berdistribusi normal (Sudjana, 2005 : 466).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk mendapatkan hasil

(52)

39

tersebut digunakan uji f dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sudjana, 2005 : 249).

a. Mencari varians masing-masing kelompok data, kemudian dihitung harga F dengan rumus :

F = Dimana:

F = varians kelompok data S12 = varians terbesar S22 = varians terkecil

b. Jika harga sudah didapat maka dibandingkan dengan harga F yang terdapat pada daftar distribusi F dengan taraf signifikan 5% dan dkpembilang = n1- 1, dkpenyebut = n2- 1 bila harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel berarti dua kelompok data mempunyai varians yang homogen dan sebaliknya. Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis H0 jika:

F (1- α) (n1-1) < F α (n1-1, n2-1)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, didapatkan hasil kedua kelas sampel terdistribusi normal dan homogen, maka persamaan yang digunakan untuk uji-t adalah sebagai berikut ini.

t = √

Dengan S = Dimana:

(53)

40 t = Distribusi t

= Nilai rata-rata kelas eksperimen = Nilai rata-rata kelas kontrol S = Simpangan baku

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol S1 = Standar deviasi kelas eksperimen S2 = Standar deviasi kelas kontrol

Menurut Sudjana (2005:239) Kriteria pengujian yang digunakan adalah hipotesis diterima jika > (1 - α) dengan dk = dan peluang (1 - ⁄ ) untuk harga yang lainnya hipotesis ditolak.

b. Analisis Data Hasil Belajar Pada Ranah Afektif

Menurut Permendikbud Nomor 104 (2014:23) bahwa nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul). Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat sangat baik (SB), baik (B), cukup (C) dan kurang (K) sebagaimana tertera pada Tabel 9.

c. Analisis Data Hasil Belajar Pada Ranah Psikomotor

Menurut Permendikbud Nomor 104 (2014:23) bahwa nilai akhir yang diperoleh untuk ranah psikomotor (keterampilan) diambil dari nilai optimum (nilai tertinggi yang dicapai). Nilai pada ranah keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00-1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada Tabel 9. Untuk mencari nilai pada ranah ini dapat menggunakan persamaan berikut ini.

Nilai =

× 4

(54)

41

Penilaian kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan dapat secara terpisah tetapi dapat juga melalui suatu kegiatan atau peristiwa penilaian dengan instrumen penilaian yang sama. Untuk masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan penyekoran dan pemberian predikat yang berbeda sebagaimana tercantum dalam Tabel 9.

Tabel 9. Konversi Skor dan Predikat Hasil Belajar Pada Ranah Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Modus Predikat Skor rerata Huruf Optimum Huruf

4,00 SB (sangat baik) 3,85 – 4,00 A 3,85 – 4,00 A 3,51 – 3,84 A- 3,51 – 3,84 A- 3,00 B (baik) 3,18 – 3,50 B+ 3,18 – 3,50 B+ 2,85 – 3,17 B 2,85 – 3,17 B 2,51 – 2,84 B- 2,51 – 2,84 B -2,00 C (cukup) 2,18 – 2,50 C+ 2,18 – 2,50 C+ 1,85 – 2,17 C 1,85 – 2,17 C 1,51 – 1,84 C- 1,51 – 1,84 C -1,00 K (kurang) 1,18 – 1,50 D+ 1,18 – 1,50 D+ 1,00 – 1,17 D 1,00 – 1,17 D (Permendikbud, Nomor 104 Tahun 2014: 23)

Gambar

Gambar 1. Prosedur Pengelompokan Heterogenitas Akademis
Tabel 2. Desain Penelitian
Tabel 3.  Rata-rata Ujian Semester
Tabel 4. Perlakuan Pada Kelas Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran di SMK Negeri 3 Terbanggi Besar masih bersifat konvensional yang sebagian besar hanya menggunakan metode ceramah, terutama untuk mata

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

Dilihat dari sikap responden berkaitan dengan pencatatan keuangan secara lengkap dan rinci hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan tingkat literasi keuangan

Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta segala sesuatunya dalam hidup, sehingga penulis dapat

Hasil pengembangan buku ajar berbasis praktek mata kuliah tenis lapangan bagi mahasiswa prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP Budi Utomo Malang berada

Dalam rumusannya straafbaarfeit itu adalah “tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat

Selama proses penelitian, analisis dilakukan, akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang dijadikan dasar untuk melacakterus kasus yang diteliti sampai diperoleh data anggota

Kulit kering atau xerosis adalah kelainan kulit terjadi akibat modifikasi lipid dan hidrasi yang terganggu pada sawar stratum korneum.. Perubahan struktur lipid pada