• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

i Disusun oleh :

VIVI FYDIANI PRATIWI 108093000060

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M / 1434 H

(2)

ii

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

VIVI FYDIANI PRATIWI 108093000060

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M/1433 H

(3)
(4)
(5)

v

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Oktober 2013

Vivi Fydiani Pratiwi 108093000060

(6)

vi

Menggunakan Togaf Architecture Development Method Pada PT. Satya Karya Utama, Syopiansyah Jaya Putra dan Suci Ratnawati.

Perkembangan teknologi informasi di dalam dunia bisnis semakin lama semakin berkembang cepat, hal ini menjadikan persaingan bisnis di dunia saat ini menjadi lebih ketat dan kompetitif. Salah satu solusi yang dapat diandalkan untuk mencapai keunggulan bersaing diantara kompetitor yang ada yaitu mengembangkan dan mengoptimalkan potensi pada sektor teknologi informasi dan sistem informasi. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan produksi perihal property,design interior, furniture, dan jasa konsultan Architecture PT. Satya Karya Utama hanya menggunakan aplikasi-aplikasi standar Seperti Microsoft office saja untuk kegiatan operasional perusahaan guna menunjang proses bisnisnya, setiap proses atau kegiatan bisnis di perusahaan tentunya akan sangat terbantu dengan adanya sistem informasi terutama dalam hal pemanfaatan waktu, mengingat aliran data yang dilakukan masih secara manual, keterlambatan informasi di dalam perusahaan berpengaruh besar terhadap profit yang didapat, hal-hal tersebut menjadikan penyelarasan bisnis dengan teknologi informasi amat perlu dilakukan. Untuk membuat sebuah inovasi yang dapat diukur serta memiliki nilai tambah, penelitian ini menggunakan pendekatan metode arsitektural The Open group yaitu yang dikembangkan oleh TOGAF ADM. Fase TOGAF ADM berupa Preliminary, Visi arsitektur, Arsitektur bisnis, arsitektur aplikasi dan data, arsitektur teknologi, serta peluang dan solusi.

Penelitian ini dapat menghasilkan cetak biru (blueprint) arsitektur perusahaan PT.

Satya Karya Utama.

Kata kunci: Enterprise Architecture, TOGAF, Architectural Development Method, Perencanaan Arsitektur enterprise

V BAB + 172 Halaman + Halaman + 38 Gambar + 25 Tabel + 30 Pustaka + 3 Lampiran

Pustaka Acuan (29, 1987-2012)

(7)

vii

memberikan rahmat serta hidayah-nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syyarat untuk memenuhi kelulusan pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universita Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta program reguler jurusan Sistem Informasi. Skripsi ini berjudul “Perancangan Model Enterprise Architechture Dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method Pada PT. Satya Karya Utama”

Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak DR. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan teknologi Universitas Islam negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri, S.Kom, MMSI dan Ibu Qurrotul Aini, MT selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. dan Ibu Ibu Suci Ratnawati, MTI selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi.

(8)

viii diperlukan dalam penelitian ini.

5. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan doa, semangat, motivasi dan cinta untuk menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih tidak akan cukup membalas semua jasamu.

6. Indra Permana atas segala bantuan dan dukungannya.

7. Sahabat tercantik Dini Indriani, Leny Cahyani, Nuris Annisa, Iis Rachmawati, dan Dewi angela peluk cium buat kalian semua. I love you guys.

8. Hafid (Kake), Jawir, Anis, Topan, Ina, Rama dan sahabat seangkatan 2008 yang masuk kuliah sama-sama tapi keluar masing-masing. Terima kasih atas doanya, semangatnya, dan semuanya.

Jakarta, Oktober 2013

Vivi Fydiani Pratiwi NIM: 108093000060

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Batasan Masalah ...5

1.4 Tujuan Penelitian ...7

1.5 Manfaat Penelitian ...8

1.6 Metodologi Penelitian ...9

1.7 Sistematika penulisan ...10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ...12

2.1.1 Sistem Informasi ...12

(10)

x

2.4 Enterprise Architecture ...19

2.5 Cetak Biru Arsitektur ...21

2.6 Metodologi Enterprise Architecture ...27

2.7 TOGAF ...29

2.1.3 TOGAF (ADM) ...30

2.7.1.1 Preliminary ...32

2.7.1.2 Tahap A: Visi Arsitektur ...33

2.7.1.3 Tahap B: Arsitektur Bisnis ...35

2.7.1.4 Tahap C: Arsitektur Sistem Informasi ...36

2.7.1.5 Tahap D: Arsitektur Teknologi ...38

2.7.1.6 Tahap E: Peluang dan Solusi ...39

2.7.1.7 Tahap F: Rencana Migrasi ...40

2.7.1.8 Tahap G: Implementasi Tata Kelola ...40

2.7.1.9 Tahap H: Manajemen Perubahan Arsitektur ...41

2.8 Tools Perancangan Arsitektur ...43

2.8.1 Rich Picture ...43

2.8.2 Value Chain ...45

2.8.3 UML ...47

2.8.4 Principle Catalog ...52

2.8.5 Technologi Portfolio Catalog ...53

(11)

xi

2.9 Penelitian Sejenis ...61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ...65

3.1.1 Metode Observasi ...65

3.1.2 Metode Wawancara ...67

3.1.3 Metode Studi Pustaka ...69

3.1.4 Metode Studi Literatur ...70

3.2 Metode Perancangan Enterprise Architectur ...71

3.2.1 Preliminary ...72

3.2.2 Visi Arsitektur ...73

3.2.3 Arsitektur Bisnis ...73

3.2.4 Arsitektur Sistem Informasi ...74

3.2.4.1 Arsitektur Aplikasi ...74

3.2.4.2 Arsitektur Data ...75

3.2.5 Arsitektur Teknologi ...75

3.2.6 Peluang dan Solusi ...76

3.2.7 Kerangka Penelitian ...77

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE 4.1 Preliminary ...79

4.2 Visi Arsitektur ...83

(12)

xii

4.3.1 Sejarah PT. Satya Karya Utama ...97

4.3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ...99

4.3.3 Analisis Area, Fungsi dan Proses Bisnis ...104

4.3.4 Rancangan Arsitektur Bisnis ...119

4.4 Arsitektur Sistem Informasi ...132

4.4.1 Arsitektur Aplikasi ...132

4.4.2 Arsitektur Data ...136

4.5 Arsitektur Teknologi ...139

4.5.1 Data Sarana dan Prasarana ...140

4.5.2 Konfigurasi Jaringan internal ...140

4.5.3 Platform Teknologi ...145

4.5.4 Konfigurasi perangkat Keras dan Perangkat Lunak ...147

4.6 Peluang dan Solusi ...149

4.6.1 Analisis Gap ...149

4.6.2 Analisis Biaya Investasi Awal ...162

4.6.3 Pengukuran ROI ...167

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...170

5.2 Saran ...171

DAFTAR PUSTAKA ...172

(13)

xiii

Gambar 2.2 Contoh Rich Picture ...45

Gambar 2.3 Diagram Value chain ...47

Gambar 2.4 Contoh Diagram Model Use Case ...49

Gambar 2.5 Contoh Model Class Diagram ...51

Gambar 2.6 Contoh Model Activity Diagram ...52

Gambar 2.7 Technology Portfolio Catalog ...54

Gambar 2.8 Contoh Model Communications Engineering Diagram ...55

Gambar 2.9 Contoh Matrik Analisis Gap dengan relasi CRUD ...56

Gambar 2.10 Contoh Matrik Analisis Gap ...57

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ...76

Gambar 4.1 Analisis Value Chain pada PT. Satya Karya Utama ...89

Gambar 4.2 Visi Arsitektur PT. Satya Karya Utama ...91

Gambar 4.3 Solusi Visi Sistem Pemasaran dan Pemesanan ...92

Gambar 4.4 Solusi Visi Sistem Produksi ...93

Gambar 4.5 Solusi Visi Sistem Penjualan ...94

Gambar 4.6 Solusi Visi Sistem Pengadaan ...95

Gambar 4.7 Struktur Organisasi PT Satya Karya Utama ...99

Gambar 4.8 Struktur Organisasi Usulan PT Satya Karya Utama ...114

Gambar 4.9 Fokus Automasi Pada PT. Satya Karya Utama ...119

Gambar 4.10 Arsitektur bisnis ...121

(14)

xiv

Gambar 4.14 Arsitektur bisnis pada divisi operation ...125

Gambar 4.15 Arsitektur bisnis pada bagian procurement ...126

Gambar 4.16 Arsitektur bisnis pada supplier ...127

Gambar 4.17 Arsitektur Aplikasi Marketing ...129

Gambar 4.18 Arsitektur aplikasi Operation ...130

Gambar 4.19 Arsitektur aplikasi penjualan ...132

Gambar 4.20 Arsitektur aplikasi procurement ...134

Gambar 4.21 Arsitektur Data Aplikasi Pemasaran dan Pemesanan ...137

Gambar 4.22 Arsitektur Data Aplikasi Operation ...138

Gambar 4.23 Arsitektur Data Aplikasi Penjualan ...138

Gambar 4.24 Arsitektur Data Aplikasi Procurement ...139

Gambar 4.25 Arsitektur Jaringan Awal ...143

Gambar 4.26 Arsitektur Jaringan Usulan ...144

Gambar 4.27 Platform Teknologi ...143

(15)

xv

Tabel 2.2 Model Enterprise Architecture ...25

Tabel 2.3 Bahasa atau Artifak Untuk Memodelkan TOGAF ...42

Tabel 2.4 Principles Catalog ...53

Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian Sejenis ...69

Tabel 3.2 Daftar Simbol Kerangka Penelitian ...78

Tabel 4.1 Principle Catalog ...80

Tabel 4.2 5W+1H ...82

Tabel 4.3 List project PT. Satya Karya Utama ...98

Tabel 4.4 Analisis Area, Fungsi dan Proses Bisnis ...104

Tabel 4.5 Application Portfolio...133

Tabel 4.6 Data Sarana dan Prasarana Informatika ...138

Tabel 4.7 Konfigurasi Hardware Server ...144

Tabel 4.8 Konfigurasi Software ...148

Tabel 4.9 Portofolio Catalog ...148

Tabel 4.10 Analisis Gap Arsitektur bisnis ...148

Tabel 4.11 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi ...153

Tabel 4.12 Analisis Gap Arsitektur Data ...156

Tabel 4.13 Analisis Gap Arsitektur Teknologi ...158

Tabel 4.14 Analisis Gap pada Manajemen SDM ...159

Tabel 4.15 Matrik Apliaksi terhadap data ...160

(16)

xvi

Tabel 4.19 Estimasi Cost Dalam Kurun Waktu 5 Tahun ...165 Tabel 4.20 Perhitungan ROI ...168

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi telah menunjukan jati dirinya, tidak dipungkiri lagi peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak yang signifikan. Teknologi muncul sebagai salah satu solusi untuk mengatasi dan membantu manusia dalam kehidupannya (Shirazi, 2007), semakin tinggi kebutuhan manusia akan teknologi, semakin tinggi pula kualitas teknologi yang diharapkan. Teknologi informasi berkembang secara dinamis mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan ini diikuti dengan perkembangan internet, sehingga banyak bermunculan berbagai jenis kegiatan yang berbasis teknologi internet, seperti e-commerce, e-government, e-SCM, dan lainnya yang berbasiskan elektronik. Kemampuan komputer yang semakin meningkat merupakan suatu pendorong untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mendukung kegiatan bisnis dan kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi ini diharapkan dapat mempermudah manusia dalam melakukan aktivitasnya (Kadir, 2003).

Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, ini akan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dengan diterapkannya suatu perencanaan bisnis yang matang supaya dapat berjalan sesuai yang diharapkan perusahaan. Agar suatu perencanaan strategis bisnis bisa berjalan

(18)

dengan baik maka diperlukannya sebuah tool yang dapat digunakan untuk menyediakan struktur dasar organisasi pada perusahaan secara menyeluruh serta dapat menggambarkan hubungan antar aspek-aspek yang ada didalamnya. Tool yang dimaksudkan dalam hal ini adalah EA (Enterprise Architechture).

EA menurut Benard merupakan suatu pekerjaan dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja dari suatu enterprise yaitu dengan cara membuat suatu perusahaan tersebut agar mampu secara keseluruhan dalam mengintegrasikan strategi bisnis, praktek-praktek bisnisnya, alur-alur informasinya, serta sumber daya teknologi yang digunakannya (Benard, 2005).

EA berfungsi sebagai penyedia cetak biru atau kerangka dasar (blueprint) untuk sistem dan selama proses berlangsungnya proyek pengembangan sistem tersebut. EA dikonsentrasikan pada infrastruktur yang meliputi hardware, software, dan network untuk dapat bekerja secara bersama dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi dengan didukung oleh Teknologi Informasi (Widodo, 2010).

Penelitian tentang EA sudah banyak dilakukan. Misalnya pada bidang kesehatan. Penelitian yang dilakukan adalah ini menggambarkan dan menganalisis pelanggaran kerahasiaan dan identifikasi intergritas personal informasi kesehatan (Madsen, 2006). Kemudian dalam bidang yang sama, dilakukan penelitian tentang pengembangan, implementasi, dan pengelolaan teknologi informasi kesehatan dalam jangka pendek dan panjang (Frisse, 2009).

(19)

Masih banyak lagi penelitian lain yang sudah dikaji sebelumnya, seperti Cameron (2007) yang penelitiannya berfokus pada bidang pendidikan yang bertujuan untuk menginvestigasi dan membuat analisis kebutuhan tentang Enterprise System Education dan kebutuhan analisis professional yang bergerak dibidang EA. Penelitian pada topik EA yang menggambarkan bagaimana menggunakan model standar UML untuk menangkap informasi arsitektur (Armour et al. 2003). Banyak yang melakukan observasi pada beberapa perusahaan di Negara-negara berkembang dengan fokus penelitian tentang strategi dalam bidang teknologi. EA tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan berskala besar, perusahaan lainnya seperti perusahaan UKM juga perlu membuat suatu strategi bisnis yang tepat, terutama dalam hal sumber dayanya (Ronchetti, 2006), seperti penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2012), dengan menggunakan metode penelitian berupa survei dan analisa data, peneliti tidak hanya meneliti sumber dayanya saja tapi operasi dan teknologi informasinya juga.

Begitupun dengan Gordona et al. (2005), peneliti berpendapat bahwa kombinasi dari suatu sumber daya yang baik didukung dengan kebijakan pemerintah serta teknologi informasi yang berkembang, ini akan membantu terciptanya keuntungan yang berkelanjutan bagi perusahaan.

PT. Satya Karya Utama adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang property,design interior, furniture, dan jasa konsultan Architecture yang didukung oleh para designer yang berpengalaman yang mampu memaksimalkan konsep desain dan fungsi ruang yang proporsional sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dengan ruang lingkup spesialis berupa produk mebel yang diproduksi

(20)

sendiri. Saat ini PT. Satya Karya Utama belum mempunyai serangkaian aplikasi pendukung yang berbasis elektronik dalam menunjang proses bisnisnya, dimana selama ini perusahaan hanya menggunakan microrosoft office sebagai aplikasi penunjang, hal ini menjadikan informasi dan proses bisnis yang ada sekarang menjadi terlambat. Perusahaan ini juga memiliki beberapa kesulitan seperti, tidak adanya divisi TI dalam struktur organisasinya dimana permasalahan TI hanya ditangani oleh satu staf freelance saja. Ini menunjukkan kurangnya penggunaan teknologi informasi sebagai sarana penunjang bisnis perusahaan. Tentunya hal ini mengakibatkan proses bisnis perusahaan menjadi kurang efektif. Tipe bisnis dari perusahaan ini adalah B2B (Bussines to Bussines) dan B2C (Bussines to Consumer) dengan cakupan pelanggan yang luas seperti perumahan, perkantoran, perhotelan sampai rumah sakit dan lain sebagainya. Tentunya PT. Satya Karya Utama memerlukan suatu pondasi dasar atau perencanaan arsitektur yang tepat guna menunjang proses bisnisnya kelak, ini bertujuan agar PT. Satya Karya Utama dapat menjadi perusahaan yang lebih berkembang selaras dengan strategi bisnis dan teknologi informasi yang ada sekarang. Oleh karena itu berdasarkan masalah-masalah yang ada penulis mengajukan penelitian tentang konsep Enterprise Aarchitechture untuk merancang sebuah kerangka kerja pada PT.

SATYA KARYA UTAMA. Dengan latar belakang diatas, skripsi dengan judul

“Perancangan Model Enterprise Architechture Dengan Menggunakan TOGAF Architecture Development Method Pada PT. Satya Karya Utama”.

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, berikut adalah permasalahan-permasalahan yang ada pada PT. Satya Karya Utama, yaitu:

1. PT. Satya Karya Utama belum mempunyai serangkaian rancangan aplikasi pendukung yang berbasis elektronik guna menunjang proses bisnisnya. Dengan aliran data yang dilakukan secara manual menyebabkan lemahnya Pemanfaatan terhadap penggunaan waktu.

2. PT. Satya Karya Utama belum mempunyai kerangka dasar sebuah arsitektur teknologi informasi sehingga pemanfaatan implementasi di bidang TI belum bisa di manfaatkan dengan baik.

3. Tidak adanya Divisi TI dalam struktur organisasi, saat ini perusahaan hanya menggunakan staff freelance untuk mengatasi permasalahan teknologi informasi ketika ada masalah saja, ini juga menjadikan lemahnya pemahaman SDM lainnya terhadap pemahaman teknologi informasi.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka didapat rumusan masalah, yaitu Bagaimana membuat sebuah rancangan arsitektur (framework) pada

(22)

perusahaan guna memudahkan fungsi strategi bisnis dan strategi Sistem informasi dan teknologi informasi?

1.3 Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya cakupan mengenai Emterprise Architecture, maka penulis membuat batasan terhadap masalah-masalah yang ada, agar penulisan penelitian ini mendapatkan hasil yang optimal. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada PT. Satya Karya Utama yang meliputi divisi finance, procurement, marketing dan divisi operation tidak pada divisi SDM. Dan tidak pada pemeliharaan atau support.

2. Proses yang dilakukan untuk perihal otomasi adalah pada proses Pemasaran dan Pemesanan, Penjualan, produksi (Operation), serta Procurement. Proses yang tidak dilakukan proses otomasi adalah pada proses manajemen keuangan dan manajemen SDM

3. Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah The Open Group Framework (TOGAF) dengan metode perancangan TOGAF Architecture Development Method (ADM). Penelitian ini hanya membahas lima fase utama dari ADM yaitu membuat arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur peluang bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi serta peluang dan solusi. Penelitian ini tidak membahas perencanaan migrasi, implementasi dan manajemen perubahan arsitektur.

(23)

4. Tools yang digunakan untuk menggambarkan model arsitektur menggunakan UML, Technology Portfolio Catalog dan Project Context Diagram, Gap Analysis, dan Communications Engineering Diagram. Adapun diagram yang digunakan pada UML hanya Class Diagram, Business Use Case Diagram, dan Activity Diagram, penelitian ini tidak menggunakan Sequence Diagram maupun Statechart diagram

5. Perhitungan biaya yang digunakan hanya estimasi biaya dalam jangka waktu lima tahun dan analisa ini hanya meliputi infrastrukturnya saja, tidak mencakup deployment aplikasinya. variable independen hanya menggunakan pengukuran Return on Investment (ROI).

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian adalah menghasilkan rancangan Enterprise Architecture (EA) pada PT. SATYA KARYA UTAMA. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu menghasilkan:

1. Rancangan yang berdasarkan konsep EA dengan menggunakan metode TOGAF Architectural Development Method.

2. Analisis kebutuhan dari EA secara menyeluruh dan terpadu yang dibutuhkan oleh Perusahaan.

3. Rancangan arsitektur bisnis perusahaan dengan menentukan model bisnis (proses, fungsi, dan aktifitas) yang diinginkan berdasarkan

(24)

skenario bisnis dari aspek informasi, fungsional dan organisasi dari lingkungan bisnis.

4. Rancangan arsitektur sistem informasi yang terdiri dari arsitektur data dan aplikasi

5. Rancangan arsitektur teknologi yang di definisikan dalam fase arsitektur aplikasi menjadi satu set komponen teknologi, yang mewakili hardware, software dan jaringan.

6. Rancangan peluang dan solusi untuk menghasilkan implementasi arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada dengan menggunakan matriks GAP

7. Membuat analisis biaya investasi untuk implementasi EA dengan menggunakan analisa ROI (Return Of Investment)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Kerangka arsitektur yang dihasilkan diharap dapat digunakan oleh PT.

Satya Karya Utama guna mendukung proses bisnisnya sehingga dapat memenangkan persaingan bisnis yang ada sekarang. Dan dapat menunjukkan langkah demi langkah sebagai proses yang efektif dalam membangun suatu Enterprise Architecture

2. Memberikan pemahaman terhadap penggunaan metode TOGAF ADM dalam merancang Enterprise Architecture.

(25)

3 Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dibidang kajian Enterprise Architecture.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi ini terdiri dari dua macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi perancangan Enterprise Architecture. Dalam metodologi pengumpulan data terdapat tiga macam, yaitu:

1. Observasi dengan cara mengamati langsung objek datanya (Hartono, 2008).

2. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data responden (Hartono, 2008).

3. Studi Pustaka, dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005).

4. Studi Literatur dengan mempelajari penelitian sejenis seperti Jurnal, Skripsi dan tulisan–tulisan ilmiah mengenal, Enterprise Architecture (Nazir, 2005).

Untuk metodologi perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Perusahaan atau Enterprise Architecture adalah menggunakan metodologi TOGAF ADM. Ada 6 tahapan yang akan dilakukan pada skripsi ini, yaitu:

1. Preliminary, yaitu tahap awal yang merupakan tahap persiapan perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik

2. Architecture Vision, yaitu bertujuan untuk menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise

(26)

untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan

3. Business Architecture, tahap ini untuk menentukan model bisnis (proses, fungsi, dan aktifitas) yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis dari aspek geografis, informasi, fungsional dan organisasi dari lingkungan bisnis.

4. Information System Architecture, tahap ini meliputi dua domain, yaitu data dan aplikasi.

5. Technology Architecture. Tahap ini meliputi tiga aspek, yaitu software, hardware, dan jaringan.

6. Opportunities and Solution, yaitu mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi dan identifikasi parameter strategis penilaian keterkaitan biaya dan manfaat.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, keseluruhan perancangan sistem ini dibagi menjadi lima bab dengan pokok pikiran dari tiap-tiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang penelitian, tujuan penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

(27)

Dalam bab ini, penulis mengemukakan dan membahas teori tentang Sistem Informasi, Enterprese Architecture menggunakan framework TOGAF dan metode TOGAF ADM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan tahap-tahap pengumpulan data dan perancangan model Enterprise Architecture beserta kerangka pemikiran.

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

Dalam bab ini, penulis menjelaskan tahapan-tahapan perancangan model Enterprise Architecture dengan dengan menerapkan framework TOGAF dengan metodologi TOGAF ADM. yaitu Preliminary Phase, Architechture Vision, dan Bussiness Architechture. Serta menjelaskan pembahasan mengenai Information System Architechture, Technology Architechture, Opportunities and Solution.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan mengenai hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran untuk perbaikan dari hasil penelitian tersebut.

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.10 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan satuan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan (Laundon dan Laundon, 2005).

Sistem informasi memiliki banyak peranan dalam suatu organisasi atau perusahaan diantaranya yaitu turut serta dalam pelaksanaan tugas rutin, mengaitkan perencanaan, pengerjaan dan pengendalian dalam sistem, Selain memiliki banyak peranan, sistem informasi memiliki banyak kemampuan juga, dimana dengan kemampuan yang dimiliki diharpakan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya-biaya tertentu, meningkatkan service terhadap pelanggan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya peningkatan dalam pengambilan keputusan.

2.1.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa komponen yaitu hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003):

(29)

a. Perangkat keras (hardware)

Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer.

b. Perangkat lunak (software)

Sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras dalam memproses data.

c. Prosedur (procedure)

Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosessan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

d. Orang (brainware)

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

e. Basis data (database)

Sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dangan penyimpanan data.

f. Jaringan komputer dan komunikasi data

Sistem penghubung yang memungkinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.11 Enterprise

Umumnya pengertian Enterpise sering disamakan dengan pengertian organisasi atau perusahaan. Didalam buku The Open Group (2009) Enterprise diartikan sebagai semua kumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan tujuan.

Enterprise diartikan sebuah agen pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan,

(30)

divisi korporasi, departemen tunggal atau sebuah rantai organisasi yang terhubung tetapi berjauhan secara geografis. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa enterprise bukan hanya perusahaan (company) yang beroientasi kepada profit saja, tetapi juga bisa berupa organisasi non-profit/nirlaba seperti pemerintas, institusi pendidikan ataupun organisasi amal (Surendro, 2009).

Istilah arsitektur dalam konteks ”Enterprise Architecture” dapat digunakan untuk menunjukkan keseluruhan organisasi baik meliputi semua sistem informasi dan domain spesifik dalam enterprise. Arsitektur berhubungan dengan multi sistem dan multi grup fungsional dalam enterprise. Perluasan enterprise saat ini mencakup partner, vendor dan pelanggan. Jika tujuannya adalah untuk mengintegrasikan enterprise keseluruhan, maka enterprise tersebut terdiri dari partner, vendor dan pelanggan juga unit bisnis internal. Sebuah korporat atau agen pemerintahan yang besar dapat terdiri dari multi enterprise sehingga terdapat pula proyek arsitektur yang terpisah.

2.12 Architecture

Arsitektur adalah rancangan dari segala jenis struktur, baik fisik maupun konseptual, baik nyata maupun maya (O’Rourke, 2003). Menurut The Open Group (2009) Arsitektur didefinisikan juga sebagai dasar sistem organisasi yang terdiri dari sekumpulan komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki kerterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan dan evaluasi. Arsitektur pada dasarnya menceritakan bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana setiap komponen sistem

(31)

disusun, dan bagaimana semua aturan dan interface (penghubung sistem) digunakan untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada tersebut.

Definisi arsitektur dalam konteks teknologi informasi adalah oganisasi fundamental dari sebuah sistem dengan software-intensive. Dikatakan sebuah sistem adalah software-intensive karena bagian yang paling penting dari sebuah arsitektur TI adalah aplikasinya, bagian yang memungkinkan pengguna dapat melakukan pekerjaan bisnisnya. Aplikasi dalam sebuah arsitektur TI memerlukan infrastruktur (fondasi). Fondasi ini terdiri dari komputer server, desktop workstation, storage dan network, software server termasuk middleware- application server, database server, messaging system. Data disimpan di fondasi ini, diolah sebagai suatu aset dan tersedia dengan akses yang dikendalikan oleh beberapa aplikasi. Fondasi ini merupakan host untuk solusi integrasi agar aplikasi dapat berkomunikasi satu sama lain. Jadi dengan demikian penggunaan definisi arsitektur harus disesuaikan dengan konteksnya. Dalam konteks teknologi informasi, arsitektur merencanakan (menggambarkan) sistem secara keseluruhan agar dapat diimplementasikan yang mencakup aplikasi, jaringan, hardware dan software yang diperlukan dan mendukung aplikasi (Woolf, 2003).

Sejarah singkat dari arsitektur TI yaitu (Woolf, 2003):

a. Mainframe

Sebuah bagian komputer yang mempunyai prosesor lebih dari satu yang berguna untuk menunjang pemrosesan data yang sangat cepat dan mempunyai ukuran yang sangat besar. Arsitektur ini berjalan

(32)

pada satu komputer terpusat yang terhubung dari dumb terminal dan mesin teletype. Arsitektur ini dapat disebut sebagai arsitektur yang sederhana karena tidak messaging system, GUI, pembagian data dan tidak ada interaksi antar aplikasi.

b. Work Station

Work Station dapat diartikan sebagai sebuah single komputer user yang terhubung ke dalam suatu jaringan yang biasanya memiliki kemampuan penuh dalam menjalankan sebuah aplikasi high, contohnya adalah high end graphics.

c. Networking

Merupakan sekumpulan komputer yang terpisah-terpisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Jaringan biasanya menghubungkan workstation atau komputer satu sama lain untuk berbagi komputer server dan mainframe-style central processing computers. Ini akan memungkinkan kemampuan email dalam suatu enterprise dan berbagi file pada file server. Yang mempunyai keuntungan dalam masalah keamanan data karena beroperasi dalam jaringan internal perusahaan tanpa perlu menggunakan removeable device seperti USB Flashdisk yang sangat rentan terhadap serangan virus.

d. Client / Server

Client / Server adalah sebuah jaringan yang mempunyai sebuah server dan workstation atau komputer lainnya bertindak sebagai client. Jaringan ini dapat memusatkan semua fungsi dan aplikasi kedalam sebuah server. File

(33)

server merupakan jantung dari sistem, menyediakan akses dan sumber daya dan keamanan kepada client. Individual workstation (client) dapat hak akses ke sumber daya yang tersedia pada file server. Untuk membuat sebuah jaringan client / server, dibutuhkan sebuah alat yang bernama hub / switch sebagai media perantara antara client dengan server.Aplikasi client/server yang asli berjalan pada workstation tetapi mengakses data pusat dari database server. Kemudian arsitektur membagi aplikasi menjadi dua bagian yaitu komponen yang terbagi untuk logika bisnis yang berjalan pada server dan client lokal yang mengimplementasikan user interface.

e. N-tier

Istilah tier digunakan untuk menjelaskan pembagian sebuah aplikasi yang masuk pada jaringan client-server. Pembagian secara spesifik dalam arsitektur tier ini adalah sebagai berikut:

1) 2 – tier

Membagi proses load kedalam dua bagian. Aplikasi utama secara logika dijalankan/berjalan pada sisi client yang biasanya mengirimkan permintaan dalam bentuk sintaks SQL ke sebuah database server yang berfungsi sebagai media penyimpanan data.

2) 3 – tier

Membagi proses loading antara komputer client menjalankan graphical user interface (GUI) logic, aplikasi server menjalankan

(34)

business logic, dan database. Sebuah perancangan dengan banyak tier dikenal dengan arsitektur n-tier.

f. Internet

Pengertian dari Internet adalah sebuah jaringan komputer yang lebih dari satu yang saling tehubung satu sama lain antar negara ke negara, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam informasi yang dapat dilihat dari berbagai macam negara di seluruh dunia. Salah satu contoh keuntungan internet yaitu memungkinkan pedagang untuk mempublikasikan dagangannya dengan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML) sebagai sebuah dokumen yang terkombinasi yang dapat dilihat oleh siapapun dan di manapun di dunia. Dokumen HTML mengandung hyperlink ke dokumen yang lain sehingga referensi apapun ke dokumen yang lain menjadi aktif dan pembaca dapat mengakses langsung ke sumber yang direferensikan.

g. World Wide Web

Web adalah sebuah ruang informasi dalam internet, dengan dukungan teknologi hypertext, terdiri dari link-link yang tersedia didalam web yang dapat digunakan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan pengguna, lalu ditampilkan oleh web browser.

h. Web Browser / Browser GUIs

Fungsi dari Web Browser untuk melihat HTML dan link – link yang berada didalam web. Contoh Web Browser yang sering digunakan adalah Internet Exporer, Mozilla Firefox, Safari, dan Chrome.

(35)

i. Web services

Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu web site untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain, sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan-layanan (service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan web service. Web service menyimpan data informasi dalam format XML, sehingga data ini dapat diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform, sistem operasi, maupun bahasa compiler.

2.13 Enterprise Architecture

Enterprise Architecture yang merupakan salah satu disiplin dalam sistem informasi, memiliki definisi sebagai berikut (Surendro, 2009):

1. Deskripsi misi para stakeholder yang mencakup parameter informasi, fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja, Enterprise Architecture menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem.

2. Pendekatan logis komprehensif, dan holistic untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponensistem yang bersama.

3. Basis asset informasi strategis, yang menentukan misi, informasi dan teknnologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi dan proses transisi untuk menngimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi.

(36)

4. Enterprise Architecture berkisar mengenai pemahaman akan elemen- elemen yang berbeda yang menyusun enterprise dan bagaimana hubungan dari elemen-elemen tersebut.

Dengan memahami definisi arsitektur, definisi enterprise, dan definisi Enterprise Architecture diatas, dapat dinyatakan definisi Enterprise Architecture adalah kumpulan prinsip, metode, dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastrukturnya. Dapat disimpulkan bahwa Enterprise Architecture merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, operasional bisnis, otomasi, hingga infrastruktur teknoogi informasi pendukungnya. Enterprise Architecture memiliki empat komponen/domain utama yaitu: arsitektur bisnis, arsitektur informasi, arsitektur teknologi dan arsitektur aplikasi. Sehubungan dengan keempat komponen ini, produk Enterprise Architecture akan berupa grafik, model atau narasi yang menjelaskan lingkungan dan rancangan enterprise (Surendro, 2009).

Enterprise Architecture menurut Zachman (1987) adalah merupakan sekumpulan representasi yang diperlukan untuk menggambarkan sebuah sistem atau perusahaan berkenaan dengan konstruksi, pemeliharaan, dan perkembangannya.

Menurut The Open Group (2009) dapat disimpulkan Enterprise Architecture adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi organisasi. Alasan utama untuk

(37)

mengembangkan Enterprise Architecture adalah untuk mendukung bisnis dengan menyediakan teknologi fundamental dan struktur proses untuk strategi TI. Hal ini akan membuat TI menjadi aset untuk kesuksesan strategi bisnis modern. Sekarang ini Chief Executive Officer (CEO) mengetahui eksploitasi dan manajemen yang efektif melalui TI adalah kunci sukses bisnis dan memiliki arti yang sangat diperlukan untuk mencapai competitive advantage. Enterprise Architecture memenuhi kebutuhan ini dengan menyediakan konteks strategis untuk evolusi sistem teknologi informasi sebagai respon terhadap kebutuhan lingkungan bisnis yang berubah secara konstan. Lebih lanjut, sebuah Enterprise Architecture yang baik memungkinkan kita untuk mencapai keseimbangan yang baik antara efisiensi TI dan inovasi bisnis.

Roger Sessions (2007) membuat penilaian ringkas mengenai empat metodologi yang paling sering digunakan untuk merancang Enterprise Architecture yang terdiri dari Zachman Framework, TOGAF, FEA Framework, dan Gartner Framework.

2.14 Cetak Biru Arsitektur

Cetak Biru Arsitektur enterprise merupakan rincian dinamis untuk arsitektur-arsitektur yang memanfaatkan proses dan kerangka yang terstruktur.

Cetak biru (Blueprint) tersebut mengandung rincian bisnis, informasi, dan teteknologi yang ada saat ini , dan yang diusulkan perusahaan untuk masa depan.

Sebagai contoh, saat teknologi baru dibawa kedalam perusahaan dan teknologi lama digantikan, cetak biru arsitektur harus diperbaharui untuk menunjukkan

(38)

adanya perubahan portofolio bisnis atau portofolio teknologi informasi. Cetak biru arsitektur teknologi menyediakan alat bantu untuk menerapkan teknologi kedalam perusahaan secara tepat dan efisien. Kekuatan arsitektur menyediakan detail mengenai teknologi perusahaan yang cepat dan akurat. Salah satu keuntungan dari keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang dikembangkan adalah penghematan biaya, berdasarkan keputusan yang diinformasikan lebih baik.

(Surendro, 2009).

Tabel 2.1 Perbandingan Empat Framework (Sessions, 2007)

(39)

Dari kedua belas kriteria tersebut, Sessions (2007) memberikan nilai 1 untuk menunjukkan tingkat yang buruk, nilai 2 untuk menunjukkan tingkat yang kurang baik, nilai 3 untuk tingkat yang dapat diterima dan nilai 4 untuk tingkat yang sangat baik terhadap keempat buah metodologi EA.

Menurut Sessions (2007) untuk kriteria Taxonomy completeness adalah menjelaskan seberapa baik pengembang dapat menggunakan framework untuk mengklasifikasikan artefak arsitektur yang berbeda. Kriteria Process Completeness adalah bagaimana sepenuhnya framework memandu pengembang melalui proses langkah demi langkah untuk menciptakan suatu arsitektur enterprise. Kriteria Reference-model Guidance adalah mengacu pada seberapa berguna framework dalam membantu untuk membangun model referensi yang relevan. Kriteria Practice Guidance adalah sebarapa banyak framework dapat menolong untuk membuat pola pikir dan budaya perusahaan bahwa EA dapat memberikan nilai dan digunakan. Kriteria Maturity Model adalah bagaimana petunjuk framework dapat memberikan penilaian keefektifan dan kematangan pada organisasi yang berbeda yang akan menggunakan EA. Kriteria Business Focus adalah penilaian apakah framework tersebut dapat memfokuskan perusahaan menggunakan teknologi untuk mendorong nilai bisnis yang mana nilai bisnis tersebut dapat mengurangi pengeluaran dan atau meningkatkan pendapatan.

Criteria Governance Guidance mengacu seberapa banyak framework dapat memahami dan menciptakan model tata kelola yang efektif. Kriteria Partitioning Guidance mengacu kepada seberapa baik framework dapat memandu pembagian organisasi yang efektif dan otonom. Kriteria Prescriptive Catalog mengacu

(40)

bagaimana framework memandu untuk pembuatan katalog aset arsitektur yang dapat digunakan kembali di kegiatan masa depan. Kriteria Vendor Neutrality mengacu bagaiamana perusahaan untuk tidak tergantung kepada satu vendor.

Kriteria Information Availability mengacu seberapa bebas dan tidak mahal dalam mendapatkan informasi tentang framework ini. Kriteria Time to Value mengacu pada untuk jangka waktu menggunakan metodologi ini sebelum mulai menggunakannya untuk membangun solusi yang memberikan nilai bisnis yang tinggi.

Dari empat framework tersebut yang memiliki rating paling tinggi adalah TOGAF dan FEA dengan total nilai 31. Namun diantara kedua framework tersebut (TOGAF dan FEA), TOGAF memiliki memiliki peranan unik dalam menyaring hal-hal yang ditawarkan oleh framework yang lain dan menyediakan ADM yang dapat diadaptasi penggunaannya dengan framework yang lain (Andri, 2007). Dari tabel 2.1, dapat dilihat pada dasarnya framework-framework tersebut tidak ada yang sempurna. Pemilihan metodologi disesuaikan dengan kriteria- kriteria mana yang penting dan diperlukan oleh organisasi. Namun Sessions (2007) memberikan rekomendasi bagaimana memilih framework yang cocok untuk digunakan, yaitu:

1. Lihat tabel perbandingan yang sudah dibuat oleh Sessions, hapus yang tidak penting untuk perusahaan.

2. Tambahkan baris pada kiteria yang dinilai penting jika pada awalnya dihapus, kemudian rata – ratakan setiap framework pada area itu.

3. Ganti setiap rating yang tidak disetujui.

(41)

EA dapat digambarkan (model) dengan menggunakan pendekatan berlapis seperti pada tabel 2.2. Setiap lapisan membawa pencerahan bagi misi organisasi yang memungkinkan semua pihak untuk menjadi peserta aktif dalam mendefinisikan arsitektur berikutnya. Model bisnis menentukan tujuan bisnis perusahaan, barang dan jasa yang mereka hasilkan, apa tambahan barang dan jasa yang mereka inginkan untuk menghasilkan pada masa depan, dan kendala yang membatasi bagaimana tujuan-tujuan ini dapat dicapai dan termasuk faktor-faktor seperti waktu, anggaran, hukum dan peraturan pembatasan, dan sebagainya.

Tujuan utama dari model bisnis adalah untuk menentukan dalam satu lokasi waktu dekat dan tujuan strategis organisasi (McGovern et al. 2001).

Tabel 2.2 Model Enterprise Architecture (McGovern et al. 2001)

Setiap proses dan tahapan dalam mengembangkan arsitektur enterprise sangat memperhatikan domain bisnis yang ada dalam organisasi, sedangkan domain data atau informasi dan teknologi sangat dipengaruhi oleh perkembangan

(42)

dari teknologi dan aplikasi. Peran domain bisnis dalam pengembangan arsitektur enterprise mempengaruhi domain-domain yang lainnya. Setiap proses dan tahapan yang dihasilkan diharapkan dapat tercapainya keselarasan investasi teknologi yang dikeluarkan dengan kebutuhan bisnis yang ada dalam perusahaan. Dalam mengimplementasikan arsitektur enterprise sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan pengembangan arsitektur enterprise tersebut. Dengan adanya metodeenterprise arsitektur organisasi diharapkan dapat mengelola sistem yang kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan TI yang akan diinvestasikan

Keuntungan teknis yang dihasilkan dari sebuah arsitektur enterprise yang baik akan membawa keuntungan bisnis yang penting yaitu (Gunawan, 2007):

a. Operasi TI yang lebih efisien.

Pengembangan perangkat lunak dalam hal support dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah, portabilitas aplikasi yang meningkat, interoperability yang ditingkatkan, manajemen sistem dan jaringan yang lebih mudah, kemampuan untuk memenuhi masalah luas enterprise kritis yang perlu ditingkatkan seperti keamanan, upgrade dan petukaran komponen sistem yang lebih mudah.

b. Return on investment (ROI) yang lebih baik.

Pengurangan risiko untuk investasi masa depan, pengurangan kompleksitas dalam infrastruktur TI, fleksibilitas untuk membuat, membeli atau solusi TI secara outsource, mengurangi resiko secara keseluruhan dalam investasi baru dan biaya kepemilikan TI.

(43)

c. Mengurangi risiko dan memenuhi keperluan akan peraturan dengan sistem informasi yang digunakan saat ini.

d. Meningkatkan penyampaian nilai tambah dengan mempertinggi kepuasan manajerial dan membantu pembuatan keputusan.

e. Memungkinkan tujuan-tujuan strategis bisnis melalui keunggulan operasional yang lebih baik, hubungan dengan pelanggan yang lebih baik, serta kepemimpinan produk.

2.15 Metodologi Enterprise Architecture

Pendekatan perencanaan Enterprise Architecture menyediakan arah, tahap, langkah, tugas, dan artifak Enterprise Architecture yang dihasilkan sekaligus juga menyarankan agar dilakukan pemilihan metodologi yang dapat menunjang penyelesaian penyelesaian perencanaan Enterprise Architecture secara efektif sesuai dengan kondisi dan kebutuhan (Surendro, 2009).

Sejarah singkat metodologi arsitektur enterprise dimulai pada bidang arsitektur enterprise dimulai pada tahun 1987, dengan publikasi di IBM systems journal pada sebuah artikel yang berjudul ”A Framework for Information Systems Architecture” (Zachman, 1987). Pada artikel tersebut Zachman merencanakan tantangan dan visi arsitektur enterprise yang akan membimbing bidang tersebut untuk dua puluh tahun kemudian. Tantangan tersebut adalah untuk mengatur kompleksitas dari sistem terdistribusi. Visi Zachman adalah ketangkasan dan nilai bisnis dapat direalisasi dengan baik oleh pendekatan keseluruhan kepada arsitektur sistem yang secara eksplisit melihat pada setiap masalah penting

(44)

dari setiap perspektif yang penting. Pendekatannya yang multi perspektif kepada arsitektur sistem adalah menguraikan Framework arsitektur sistem informasi dan kemudian namanya diganti menjadi Enterprise Architecture Framework.

Zachman merupakan pengaruh besar terhadap departemen pertahanan Amerika Serikat, Department of Defense (DOD), untuk menciptakan sebuah arsitektur enterprise. Usaha ini dikenal sebagai Technical Framework for Information Management (TAFIM) dan diperkenalkan pada tahun 1994. Dengan sangat dipengaruhi oleh keuntungan yang dijanjikan oleh TAFIM yaitu menyelaraskan lebih baik proyek teknis dengan kebutuhan bisnis, kongres pada tahun 1996 menghasilkan Clinger-Cohen Act atau yang juga dikenal dengan nama Technology Management Reform Act yang menugaskan semua agen federal untuk mengambil langkah untuk memperbaiki kefektifan investasi TI mereka. Sebuah CIO Council yang terdiri dari semua badan pemerintahan utama, dibentuk untuk mengawasi usaha ini. Pada tahun 1998, Council CIO mulai bekerja pada proyek utama mereka yang dikenal dengan nama Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF). Versi 1.1 dari Framework ini dirilis pada bulan September 1999. Dokumen ini mengandung beberapa ide inovatif seperti arsitektur yang disegmen dengan fokus arsitektur pada subset bersegmen dari enterprise yang lebih luas. Kemudian seiring dengan waktu, tanggung jawab arsitektur enterprise federal berpindah dari CIO Council ke Office of Management and Budget (OMB).

Pada tahun 2002, OMB berkembang dan mengganti nama metodologi FEAF menjadi Federal Enterprise Architecture (FEA). Walaupun aktivitas Enterprise Architecture yang sangat signifikan dalam pemerintah federal, tetapi

(45)

perkembangan arsitektur enterprise menjadi lambat dan akhirnya kegagalan lebih banyak daripada kesuksesan. Sejak januari tahun 2005, General Accounting Office (GAO) telah memberi sanksi keras kepada sejumlah agen amerika serikat yang gagal dalam mengadopsi penggunaan Enterprise Architecture seperti FBI, DOD, Department of Homeland Security dan NASA. Pada tahun 1998, empat tahun setelah TAFIM diperkenalkan, TAFIM dipensiunkan oleh DOD. Pekerjaan TAFIM dialihkan ke Open Group. TAFIM berubah menjadi standar yang baru yang sekarang dikenal sebagai The Open Group Framework – yang lebih dikenal dengan TOGAF (Andri, 2007).

2.16 TOGAF

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan kerangka kerja dan metode yang diterima secara luas dalam pengembangan arsitektur perusahaan. Berawal dari Technical Architecture For Information Management (TAFIM) di departemen pertahanan Amerika Serikat, kerangka kerja itu diadopsi oleh Open Group pada pertengahan 1990-an. Spesifikasi pertama TOGAF diperenalkan pada tahun 1995. Togaf merupakan hasilpengembangan forum Open Group yang merupakan forum kerjasama antara vendor dan pengguna. TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana membangun, mengelola dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (Surendro, 2009).

TOGAF memegang peranan penting membantu proses pengembangan arsitektur, memungkinkan pengguna TI membangun solusi berbasis sistem

(46)

terbuka asli untuk kebutuhan bisnis mereka. Perbedaan utama TOGAF dengan Zachman Framework adalah kalau Zachman Framework merupakan framework yang berkonsentrasi hanya pada isi dan bukan sebuah metode untuk membangun arsitektur enterprise. Definisi Framework yang digunakan Zachman atau TOGAF adalah sebuah tool untuk memikirkan dan mengkategorisasikan informasi yang diperlukan untuk diperoleh tentang sebuah organisasi, memahami bagaimana segala sesuatunya bekerja dan memungkinkan pembangunan sistem informasi yang efisien untuk mendukung bisnis. Menurut The Open Group (2009), ada empat jenis arsitektur yang umumnya diterima sebagai bagian dari keseluruhan Enterprise Architecture, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Kombinasi arsitektur data dan aplikasi disebut juga arsitektur sistem informasi.

2.7.1 TOGAF Architecture Development Method (ADM).

dimana ADM merupakan hasil dari kerjasama praktisi arsitektur dalam Open Group Architecture. ADM merupakan metode generic yang berisikan sekumpulan aktifitas yang mempresentasian progresi dari setiap fase ADM dan model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan Enterprise Architecture (Surendro, 2009).

(47)

.Gambar 2.1 TOGAF ADM (The Open Group. 2009)

Inti dari ADM adalah pengelolaan kebutuhan, dimana kebutuhan bisnis, sistem informasi, dan arsitektur teknologi selalu diselaraskan dengan sasaran dan kebutuhan bisnis.

(48)

2.7.1.1 Preliminary

Fase preliminary merupakan tahap awal yang merupakan tahap persiapan perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik Tujuan dari fase preliminary adalah untuk meyakinkan setiap orang yang terlibat didalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan dari setiap arsitektur yang akan dibuat.

Pendekatan ini menghasilkan prinsip-prinsip arsitektur yang merupakan bagian dari kebijakan teknologi informasi organisasi yang akan mempengaruhi keseluruhan proses design dan untuk meyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan proses arsitektur.

Pada fase preliminary dilakukan identifikasi ”who”, ”what”, ”why”,

”when” dan ”where dari arsitektur itu sendiri (The Open Group, 2009).

1. “What” adalah ruang lingkup dari usaha arsitektur.

2. “Who” adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, di mana mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.

3. ”How” adalah bagaimana mengembangkan Enterprise Architecture, menentukan Framework dan metode yang akan digunakan untuk menangkap informasi

4. ”When” adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur.

5. ”Why” adalah mengapa arsitektur ini dibangun. Hal ini berhubungan dengan tujuan organisasi yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi tujuan organisasi.

(49)

6. “Where” adalah menunjukkan lokasi kerja dari organisasi.

Memungkinkan organisasi berada di satu bangunan, beberapa kantor atau di sekeliling dunia. Jika semua lokasi organisasi saling terkoneksi maka diperlukan identifikasi terlebih dahulu.

2.7.1.2 Tahap A: Visi Arsitektur

Fase ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan pandangan bagaimana pentingnya EA untuk pencapaian tujuan organisasi dan menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan dan memetakan strategi. Visi arsitektur merupakan kesempatan kunci untuk menjual keuntungan dari pengembangan yang disarankan kepada pembuat keputusan enterprise sehingga memungkinkan tujuan bisnis tanggap kepada penggerak strategis, sesuai dengan prinsip dan mencapai maksud dan tujuan stakeholder, klarifikasi tujuan tersebut dan menunjukkan bagaimana tujuan dapat dicapai oleh pengembangan arsitektur yang disarankan.

Beberapa tujuan dari fase ini adalah:

1. Menjamin evolusi dari siklus pengembangan arsitektur mendapat pengakuan dan dukungan dari manajemen perusahaan / organisasi.

2. Memvalidasi prinsip bisnis, tujuan bisnis dan penggerak strategi bisnis organisasi.

3. Mendefinisikan ruang lingkup dan melakukan identifikasi dan memprioritaskan komponen dari arsitektur saat ini.

4. Mendefinisikan kebutuhan bisnis yang akan dicapai dalam usaha arsitektur ini dan batasannya.

(50)

5. Menghasilkan visi arsitektur yang menunjukkan respon terhadap kebutuhan dan batasannya.

Beberapa langkah yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Menentukan/menetapkan proyek.

2. Identifikasi tujuan dan penggerak bisnis. Jika hal ini sudah didefinisikan, pastikan definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum jelas.

3. Mereview prinsip arsitektur termasuk prinsip bisnis. Review ini berdasarkan arsitektur saat ini yang akan dikembangkan. Jika hal ini sudah didefinisikan, pastikan definisi ini masih sesuai dan lakukan klarifikasi terhadap bagian yang belum jelas.

4. Mendefinisikan apa yang di dalam dan luar ruang lingkup usaha arsitektur saat ini.

5. Mendefinisikan batasan-batasan seperti waktu, jadwal, sumber daya dan sebagainya.

6. Mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan visi arsitektur.

Keluaran dari fase ini adalah;

1. Statement of Architecture Work yang merupakan ulasan atau penjelasan berupa statement dari setiap arsitektur yang dibuat.

2. Analisis value chain. Penjelasan tentang value chain dapat dilihat di hal 44 3. Visi arsitektur berupa pemodelan menggunakan rich picture , penjelasan

tentang rich picture dapat dilihat pada hal: 45.

(51)

2.7.1.3 Tahap B: Arsitektur Bisnis

Pada fase ini diperiksa aspek bisnis dari proyek. Fase ini melibatkan pemodelan secara ekstensif dari arsitektur saat ini serta yang diinginkan menggunakan alat bantu seperti model proses bisnis atau model business use case.

Beberapa tujuan dari fase ini adalah:

1. Menguraikan deskripsi arsitektur bisnis dasar.

2. Mengembangkan tujuan arsitektur bisnis, menguraikan strategi produk dan/atau service dan aspek geografis, informasi, fungsional dan organisasi dari lingkungan bisnis yang berdasarkan pada prinsip bisnis, tujuan bisnis dan penggerak strategis.

3. Menganalisis antara arsitektur saat ini dan tujuan.

4. Memilih tools dan teknik relevan yang akan digunakan dalam sudut pandang yang dipilih.

Beberapa langkah yang dilakukan pada fase ini adalah:

1. Mengembangkan deskripsi arsitektur bisnis saat ini untuk mendukung arsitektur bisnis target.

2. Mengidentifikasikan reference model, sudut pandang dan tools.

3. Melengkapi arsitektur bisnis. Dengan melakukan analisa terhadap informasi mengenai perusahaan. Seperti; sejarah perusahaan, list project perusahaan,uraian struktur organisasi

4. Melakukan analisa terhadap area, fumgsi dan proses bisnis.

(52)

Keluaran dari fase ini adalah:

1. Arsitektur bisnis dasar. Seperti, usulan restruktur organisasi

2. Arsitektur bisnis target mengunakan use case diagram dan activity diagram, penjelasan untuk kedua diagram tersebut terdapat di hal 52

2.7.1.4 Tahap C: Arsitektur Sistem informasi

Fokus fase ini adalah pada arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Pada arsitektur data, harus ditentukan tipe dan sumber data utama yang diperlukan untuk mendukung bisnis. Pemodelan data dapat menggunakan teknik pemodelan data tradisional seperti pemodelan data konseptual dan logis. Pada arsitektur aplikasi, harus ditentukan jenis aplikasi yang penting untuk memroses data dan mendukung bisnis. Kemudian dibuat matriks dari aplikasi saat ini dan arsitektur aplikasi tujuan, melakukan Gap analysis dan melakukan korelasi fungsi bisnis dengan aplikasi tujuan.

Tujuan dari arsitektur data adalah untuk mendefinisikan tipe dan sumber utama data yang diperlukan untuk mendukung bisnis dengan cara yaitu dapat dipahami oleh stakeholder, lengkap dan konsisten dan stabil. Penting untuk diketahui bahwa arsitektur ini tidaklah memperhatikan perancangan database, hanya mendefinisikan entitas data yang relevan dengan enterprise, bukanlah untuk merancang sistem penyimpanan fisik dan logik.

Beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat arsitektur data adalah:

1. Mengembangkan deskripsi arsitektur data dasar.

2. Review dan validasi prinsip, reference model, sudut pandang, dan tool.

(53)

3. Membuat model arsitektur.

4. Memilih arsitektur data building block.

5. Melengkapi arsitektur data.

Tujuan dari arsitektur aplikasi adalah untuk mendefinisikan jenis-jenis utama dari sistem aplikasi yang penting untuk memproses data dan mendukung bisnis. Penting untuk diketahui bahwa arsitektur aplikasi ini tidaklah memperhatikan perancangan sistem aplikasi, hanya untuk mendefinisikan jenis- jenis sistem aplikasi yang relevan dengan enterprise dan aplikasi apa saja yang diperlukan untuk mengatur data dan menghadirkan informasi kepada aktor manusia dan komputer pada enterprise. Aplikasi tidak diuraikan sebagai sistem komputer tetapi sebagai grup logik dari kemampuan untuk mengatur objek data dalam arsitektur data dan mendukung fungsi–fungsi bisnis dalam arsitektur bisnis. Aplikasi dan kemampuan didefinisikan tanpa mereferensikan ke teknologi khusus. Suatu aplikasi bersifat stabil dan relatif tidak berubah sepanjang waktu sedangkan teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikannya akan berubah sepanjang waktu, berdasarkan pada teknologi yang sekarang tersedia dan perubahan kebutuhan bisnis.

Beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat arsitektur aplikasi adalah:

1. Mengembangkan deskripsi arsitektur aplikasi dasar.

2. Review dan validasi prinsip, model referensi, sudut pandang dan tools.

3. Membuat model arsitektur.

4. Identifikasi sistem aplikasi kandidat.

(54)

5. Melengkapi arsitektur data.

Keluaran dari fase ini adalah:

1. Arsitektur data usulan, digambarkan dengan menggunakan class diagram.

Penjelasan tentang class diagram ada di hal 51

2. Arsitektur aplikasi tujuan dengan menggunakan activity diagram.

2.7.1.5 Tahap D: Arsitektur Teknologi

Fase Arsitektur Teknologi berupaya untuk memetakan komponen aplikasi yang didefinisikan dalam fase Arsitektur Aplikasi menjadi satu set komponen teknologi, yang mewakili perangkat lunak dan komponen perangkat keras, dan jaringan dengan cara membeli ke pihak luar atau dikonfigurasi sendiri oleh organisasi ke dalam platform teknologi. Beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat arsitektur teknologi yaitu:

1. Membuat deskripsi dasar dalam format TOGAF.

2. Mempertimbangkan reference model arsitektur yang berbeda, sudut pandang dan tools.

3. Membuat model arsitektur dari building block.

4. Memilih services portfolio yang diperlukan untuk setiap building block.

5. Mengkonfirmasi bahwa tujuan bisnis dicapai.

6. Menentukan kriteria pemilihan spesifikasi.

7. Melengkapi definisi arsitektur.

Keluaran dari fase ini adalah:

(55)

1.. Arsitektur teknologi dasar dan arsitektur teknologi target, keduanya digambarkan dengan menggunakan communication engineering diagram penjelasan tentang diagram tersebut terdapat di hal 55

2.7.1.6 Tahap E: Peluang dan Solusi

Pada tahapan ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan target, identifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada.

Tujuan dari fase ini adalah:

1. Mengevaluasi dan memilih pilihan implementasi yang diidentifikasi dalam pengembangan arsitektur target yang bervariasi.

2. Identifikasi parameter strategik untuk perubahan dan proyek yang akan dilaksanakan dalam pergerakan dari lingkungan saat ini ke tujuan.

3. Menafsir ketergantungan, biaya dan manfaat dari proyek-proyek yang bervariasi.

4. Menghasilkan sebuah implementasi keseluruhan dan strategi migrasi dan sebuah rencana implementasi detail.

Keluaran dari fase ini adalah:

1. Strategi arsitektur dasar.

2. Gambaran analisis gap untuk setiap arsitektur yang dibuat

(56)

3. Rencana implementasi target digambarkan dengan menggunakan analisis ROI (return of investment). Penjelasan tentang ROI dapat dilihat pada halaman 57

2.7.1.7 Tahap F: Rencana Migrasi

Pada fase ini akan dilakukan analisis risiko dan biaya. Tujuan dari fase ini adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi. Daftar prioritas proyek akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaam implementasi detail dan rencana migrasi.

Keluaran dari fase ini adalah:

1. Impact Analysis. Yaitu berupa identifikasi pengaruh atau efek secara luas ini dapat mengurangiatau meniadakan dampak negatif dimasa yang akan datang.

2. Rencana migrasi dan implementasi rinci.

2.7.1.8 Tahap G: Implementasi Tatakelola

Pada fase ini, proyek dilaksanakan sebagai program rencana kerja dan diolah agar dapat mencapai arsitektur yang diinginkan. Tujuan dari fase ini adalah:

1. Untuk merumuskan rekomendasi untuk tiap – tiap proyek implementasi.

2. Membangun kontrak arsitektur untuk memerintah proses deployment dan implementasi secara keseluruhan.

Gambar

Tabel 4.19 Estimasi Cost Dalam Kurun Waktu 5 Tahun ....................................165  Tabel 4.20 Perhitungan ROI ...............................................................................168
Tabel 2.2 Model Enterprise Architecture (McGovern et al. 2001)
Gambar 2.3 Diagram Value chain (Porter, 1991)
Gambar 2.4 Contoh Diagram Model Use Case
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ekstrak dari tanaman tersebut mengandung flavonoid, alkaloid, steroid, dan saponin (Silalahi, Purba, & Mustaqim 2019).. Bryophillum pinnatum berupa herba menahun dengan

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan

Analisis terhadap data kredit diperlukan dengan tujuan untuk meminimalisasi risiko nasabah yang terlambat membayar kredit, kegiatan ini sangatlah penting karena salah satu

Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained

Analisis korelasi stabilitas membran sel dengan produktivitas tubuh buah dilakukan dengan menggunakan data nilai Kerusakan Relatif/Relative Injury (RI) pada suhu 30 o C

Atribut kepuasan konsumen yang ketiga adalah kualitas pelayanan yang terdiri dari 5 variabel indikator, yaitu Konsumen merasa nyaman menikmati durian langsung di

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus Frozen Shoulder