• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Mariyuana Bagi Mantan Pengguna di Kota Salatiga T1 132009701 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Penggunaan Mariyuana Bagi Mantan Pengguna di Kota Salatiga T1 132009701 BAB IV"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1.1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu menyiapkan segala hal yang diperlukan yaitu perlengkapan materi dan peralatan pendukung untuk wawancara maupun dalam proses observasi. Materi yang diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Peralatan pendukung yang dibutuhkan antara lain note untuk mencatat, bolpoin, alat perekam (handphone).

Persiapan yang lain adalah persiapan setting pelaksanaan penelitian. Penulis mempersiapkan waktu untuk melaksanakan wawancara dengan subjek penelitian. Selain itu penulis juga perlu menyiapkan tempat yang akan dipakai dalam melakukan wawancara.

4.1.2. Pelaksanaan Penelitian

(2)

20 Setelah terpilih 3 orang, penulis meminta kesediaan subjek untuk diwawancarai. Penulis sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya wawancara. Dengan adanya penjelasan tujuan,diharapkan terjadi kepercayaan dan keterbukaan antara subjek dan penulis. Dengan adanya kepercayaan dan keterbukaan maka wawancara yang dilakukan tanpa ada rekayasa ataupun jawaban yang dibuat-buat oleh subjek.

4.1.3. Wawancara

Penulis membuat janji serta menyampaikan tujuan wawancara dilakukan, setelah itu melakukan proses wawancara pada subjek I,II, dan III. Sebelum melakukan wawancara penulis meminta ijin terlebih untuk menggunakan alat perekam berupa handphone selama proses wawancara berlangsung untuk merekam informasi. Penulis juga menggunakan kamera foto untuk mendokumentasikan aktifitas selama proses wawancara yang juga telah memperoleh ijin dari subjek yang bersangkutan.

(3)

21 membantu penulis untuk mengumpulkan data dan memperbaiki cara wawancara penulis.

Berikutnya, wawancara dilakukan dengan subjek II yang berlangsung pada hari Minggu, 4 November 2012. Subjek juga merupakan anggota dari SARU. Subjek dahulu merupakan pemakai dan sempat menjadi pengedar bahkan sempat masuk penjara 2 kali. Subjek sempat memakai mariyuana selama hampir 10 tahun dan telah berhenti memakai selama 6 tahun. Subjek yang kedua cukup aktif dalam proses wawancara. Subjek banyak memberikan informasi mengenai mariyuana tanpa ditanyai terlebih dahulu sehingga pewawancara mendapatkan informasi yang lengkap.

Wawancara yag terakhir dilakukan pada hari minggu, 11 November 2012 kepada subjek yang III. Subjek ini merupakan salah satu perempuan yang sempat mengkonsumsi mariyuana selama 1tahun. Subjek bekerja sebagai sekretaris dan menjadi anggota SARU juga. Subjek memang sudah tidak memakai mariyuana hampir 3 tahun tetapi merupakan pecandu alkohol sampai sekarang. Subjek yang ketiga memberikan informasi secara to the point dan menjawab sesuai pertanyaan saja, kurang ada pengembangan. Tetapi subjek tetap memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan

(4)

22 4.2. INTERPRETASI DATA

4.2.1. Subjek I

a. Identitas subjek

Nama : AD

Asal : Salatiga

Usia : 28 tahun Profesi : Wartawan Pendidikan akhir : S1 FISIPOL Status : Menikah

b. Latar belakang subjek

AD merupakan seorang wartawan surat kabar di Salatiga. AD merupakan anak kedua dari 3 bersaudara yang ayahnya seorang polisi. AD tumbuh dan perkembang dari keluarga yang cukup harmonis dan penuh kasih sayang. Sayangnya hal itu tidak menjamin AD untuk tidak terjerumus ke narkoba. AD berpendapat ia memakai mariyuana untuk memuaskan keingintahuannya. AD merasa ini adalah proses hidup yang memang harus dijalaninya. AD mempunyai prinsip lebih baik merasakan sendiri daripada tahu dari orang lain.

(5)

23 dengan kakak kelasnya. Pada saat SMA, AD mengaku hanya sebagai pemakai pasif yang artinya menggunakan mariyuana kalau kakak kelasnya mengajaknya.

Mulai saat memasuki kuliah, AD mulai meningkatkan frekuensi dan intensitas penggunaan mariyuana meningkat. Salah satu faktor adalah bertambahnya pergaulan AD di kampus dan di komunitas reggae sehingga mempunyai koneksi untuk mendapatkan mariyuana lebih mudah. Sayangnya, dengan mudahnya AD mendapat mariyuana, membuatnya berurusan dengan pihak kepolisian di tahun 2005.

Setelah itu pada tahun 2006, AD memutuskan untuk berhenti memakai ataupun menyetok mariyuana. Sudah hampir 6 tahun berhenti memakai, AD sangat menikmati hidupnya sekarang sebagai wartawan sesuai cita-citanya.

c. Analisis data subjek I

Hasil wawancara terhadap subjek I, dapat diketahui mengenai dampak-dampak mariyuana bagi mantan pengguna mariyuana.

1) Dampak-dampak yang muncul setelah tidak menggunakan mariyuana

(6)

24 “Awalnya terasa takut karena gejolak tubuh yang dirasakan

terasa aneh.” (A15)

Subjek juga merasakan adanya dampak –dampak lain seperti dampak fisik dan psikologis. Dampak fisik yang dialami seperti tubuh serasa kering sehingga seperti dehidrasi. Sedangkan dampak psikologis, subjek merasakan tubuh menjadi ringan tetapi untuk bergerak terasa malas dan berat.

“Ini pengalaman pertama sehingga tubuh melakukan

adaptasi dengan zat – zat yang baru.mungkin kalau rokok lebih

ringan daripada ganja. Saya merasakan tubuh menjadi sangat dingin,

menjadi rileks tetapi untuk bergerak itu berat. Saya merasakan seperti

dehidrasi dan tubuh rasanya kering.merasakan kehausan yang

sangat.”(A17)

Pada saat berhenti menggunakan mariyuana ada dampak-dampak yang terjadi. Subjek menjelaskan memang tidak terlalu mencolok dampak-dampak yang dialaminya.

“Kalau fisik saya tidak merasa dampak yang signifikan.

Mungkin karena penggunaan mariyuana hampir sama dengan

rokok,jadi lebih pada pernafasan. Sedangkan faktor psikis tidak

terlalu jauh berbeda saat saya menggunakan mariyuana”(A30). “Saya merasa lebih nyaman. Saya juga merasakan

(7)

25 lebih produktif. Saya lebih bisa membaca, menulis, bermain dengan anak. Intinya pikir saya tidak terkuras di ganja.”(A37)

“Secara detail saya tidak tahu. Tetapi yang saya rasakan

tidak ada masalah. Dari pernafasan memang agak berat karena saya banyak merokok” (A38)

2) Dampak lain yang muncul setelah tidak menggunakan mariyuana

Ternyata ada dampak atau permasalahan lain yang muncul. Subjek merasakan bukan dampak fisik atau psikis yang utama tetapi dampak sosial. Dampak atau permasalahan ini yang dirasakan hal yang paling berat daripada dampak yang lain. Pandangan masyarakat awam terhadap mantan pengguna mariyuana masih negatif dan belum bisa percaya sepenuhnya bahwa subjek telah berhenti sebagai pengguna.

“Sebenarnya lebih pada faktor sosial. Dulu saat masih

menggunakan mariyuana, saya lebih suka menyendiri di kamar. Saat saya berhenti saya lebih open minded” (A30)

“Pertama, dari faktor keamanan saya tidak ada beban,

faktor lingkungan sosial saya tidak bermasalah. Terkadang ada

stigma dari masyarakat yang membuat kita paranoid tetapi saya

dapat menjaga itu sehingga tidak tergoda.”(A37)

(8)

26 mariyuana. Subjek berusaha untuk menangani permasalahan sosial tersebut dengan mengalihkan ke kegiatan yang lebih baik dan disukai misalnya bekerja, menghabiskan waktu dengan orang terdekat, melakukan hobi.

Saya lebih open minded atau lebih terbuka pada

lingkungan. Saya kembali berorganisasi, kembali berpolitik karena

saya suka hal itu, kembali bergaul. Saya kembali mencari pacar

menurut saya relationship itu sangat penting. Dulu saat saya

menggunakan gelek saya tidak berpikir untuk menjalin suatu

hubungan karena menurut saya buat apa bergaul jika pakai gelek saja

sudah bisa senang. Tetapi secara psikis, saya butuh

pendamping.”(A31)

Tentu godaan itu sangat banyak, apalagi saya pernah

merasakan enaknya. Saya juga pernah merasakan tidak enaknya yaitu

berurusan dengan polisi dan bermasalah dengan orang tua. Jadi saya

menjaga komitmen diri saya demi orang tua saya,keluarga saya

khususnya anak saya dan istri saya.”(A 35)

“Saya banyak meluangkan waktu untuk keluarga serta

(9)

27 4.2.2. Subjek II

a. Identitas subjek

Nama : BY

Asal : Salatiga

Usia : 33 tahun

Profesi : EO (event organizer) Pendidikan akhir : SMA

Status : Menikah b. Latar belakang subjek

BY merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Ayahnya seorang wirausaha. BY memang berasal dari keluarga yang broken home sehingga sempat menjadikan mariyuana salah satu pelariannya untuk mencari kedamaian hidup.

BY mulai mengenal mariyuana secara langsung saat masih duduk di bangku SMP kelas 2. Awal mulanya BY berkunjung ke Bekasi yang merupakan tempat saudaranya. Di sana BY mendapatkan teman yang memperkenalkannya dengan mariyuana. Saat itu BY bertempat tinggal di Yogyakarta. BY mulai memakai mariyuana sebenarnya tidak ada paksaan dari siapapun tetapi karena rasa penasaran yang muncul.

(10)

28 Intensitas pemakaian mulai sering pada saat di Yogyakarta. Tidak dipungkiri setiap BY berada di satu komunitas, maka pasti ada yang memakai mariyuana.

Mulai di SMA kelas 2, BY mulai aktif tidak hanya menggunakan tetapi juga mengedarkan di tahun 1994/1995. BY sempat menjadi pecandu sekitar 3 sampai 4 tahun lamanya. BY mempunyai pergaulan yang cukup luas tidak hanya di Salatiga tetapi di Yogyakarta sehingga mempunyai koneksi yang cukup banyak. Selain itu memang pergaulannya sebagian besar dari orang-orang yang berlatarbelakang keluarga yang berantakan. Teman-temannya pun suka menggunakan mariyuana walau bukan sebagai pecandu berat. Dari hal tersebut, membuat BY harus berurusan dengan pihak kepolisian.

BY harus berurusan dengan polisi bahkan sempat masuk penjara sebanyak 2kali. Pertama kalinya BY tertangkap di Yogyakarta. Ia didakwa 1 tahun penjara tetapi menjalani hukuman selama 8 bulan kurungan. Selang 6 bulan setelah keluar dari penjara, BY tertangkap lagi di Yogyakarta. Pada dakwaan kedua BY dikenakan 11 bulan kurungan dari 2 tahun kurungan. Pada tahun 2005, BY pindah di Salatiga dan masih menggunakan mariyuana tetapi sudah tidak sebagai pengedar.

(11)

29 c. Analisis data subjek II

Hasil wawancara terhadap subjek II, dapat diketahui mengenai dampak-dampak mariyuana bagi mantan pengguna mariyuana.

1) Dampak-dampak yang muncul setelah tidak menggunakan mariyuana

Subjek II saat menggunakan mariyuana pada awalnya merasakan dampak-dampaknya. Pada saat awal mencoba, subjek mengalami batuk-batuk karena merokok mariyuana berbeda dengan rokok biasa.

“Batuk – batuk. Hal itu mungkin karena baru pertama

kalinya dan belum terbiasa.” (B13)

Mariyuana apabila dipakai terus menerusakan memberikan dampak psikologis juga. Salah satu dampak yang muncul adalah adanya perasaan rileks. Subjek menjelaskan bahwa saat menggunakan mariyuana seolah – olah tidak ada masalah.

Saya merasa seperti di dunia lain. Seolah – olah hidup tidak

ada masalah. Slow saja.” (B18)

“Mungkin fisik tidak terlalu. Saya merasakan dampak psikis

yaitu saya kalau menanggapi masalah terlalu santai, easy going. Sifat itu pun masih terbawa sampai sekarang jadi yang terlalu santai.”

(B29)

(12)

30 dampak pada fisiknya yaitu pernafasan sedikit terganggu. Dampak pada pernafasan ini juga didukung jumlah rokok yang banyak sebagai pelampiasan setelah tidak menggunakan mariyuana.

“Kalau secara fisik tidak terlalu nampak. Soalnya saya juga

perokok berat sehingga nafasnya juga pendek-pendek.” (B 40)

Subjek mengalami dampak lain tidak hanya dampak fisik yaitu dampak psikologis. Dampak ini dialami subjek pada satu tahun awal saat berhenti menggunakan mariyuana. Subjek merasakan ketakutan dan menjadi tertutup terutama kepada masyarakat awam yang tidak menggunakan mariyuana.

“Hanya pada awalnya ada rasa paranoid, takut, dan tertutup

dengan orang di luar komunitas, tetapi setelah itu biasa saja. Itu terjadi pada setahun awal berhenti saja.” (B 41)

2) Permasalahan lain yang muncul setelah tidak menggunakan mariyuana

(13)

31 “Pada awal 1 tahun setelah berhenti memakai mariyuana,

saya sulit untuk berinteraksi dengan orang umum. Mungkin

karena saya sudah di black list dan di cap sebagai pengguna, mereka cenderung jaga jarak untuk berinteraksi dengan saya.”

(B 35)

“Setahun setelah berhenti, jarang berkomunikasi dengan

orang. Saya juga sulit berinteraksi dengan orang – orang awam

yang tidak tahu atau tidak menggunakan mariyuana. Setelah satu

tahun, saya bisa berinteraksi dengan baik.” (B37)

4.2.3. Subjek III a. Identitas subjek

Nama : NL

Asal : Salatiga

Usia : 31 tahun Profesi : karyawan swasta Pendidikan akhir : S1 Ekonomi Akuntansi Status : Belum menikah

b. Latar belakang subjek

(14)

32 ditunjukkan dengan orang tuanya yang mampu menguliahkan NL di Solo sampai menjadi sarjana.

NL awalnya hanya mengetahui mariyuana dari simbol-simbol daun lima jari. Pada saat kuliah, NL pun belum tahu bentuk mariyuana secara langsung. Setelah lulus dan bekerja di Salatiga, ada teman yang memakai dan akhirnya tahu bentuk mariyuana secara langsung. Pada tahun 2007 sebenarnya NL sudah mulai tahu tentang mariyuana tetapi tidak tertarik dan lebih sering merokok serta mengkonsumsi alkohol saja.

Pada awal tahu, NL tidak terlalu tertarik untuk langsung menggunakan mariyuana dan hanya melihat teman yang memakai saja. NL hanya sharing saja dengan teman-teman pemakai mengenai bagaimana rasa dan efeknya saja. Kemudian beberapa lama kemudian,NL mulai mencoba karena penasaran. Rasa penasaran itu muncul dari hasil opini teman-teman yang sangat menikmati mariyuana.

Mulai tahun 2009, NL sudah mulai sering memakai mariyuana. NL menggunakan mariyuana tidak secara kontinue. Biasanya memakai 1-2 kali dalam satu bulan. NL menyatakan hanya sebagai pemakai dan bukan pecandu karena NL lebih mencandu alkohol. Frekuensi pemakaian mariyuana sempat meningkat pada awal 2010. Hal ini didukung dengan koneksi teman-teman yang cukup banyak terutama di Solo. NL lebih sering memakai mariyuana di kota Solo.

(15)

33 untuk berhenti. Akhir tahun 2010,NL berhenti memakai mariyuana sampai saat ini. Faktor yang membuat NL berhenti lebih pada dorongan internal. Ada perasaan takut yang NL rasakan melihat teman-teman yang menjadi pecandu dan harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Setelah NL berhenti memakai mariyuana, maka lebih sering mengkonsumsi alkohol. Menurut NL mengkonsumsi mariyuana dan alkohol sama-sama memberi efek pusing tetapi lebih aman alkohol dari segi keamanannya. Walaupun masih ada tawaran-tawaran untuk memakai mariyuana,NL menolak untuk menggunakan lagi.

c. Analisis data subjek III

Hasil wawancara terhadap subjek III, dapat diketahui mengenai dampak-dampak mariyuana bagi mantan pengguna mariyuana.

1) Dampak-dampak yang muncul setelah tidak menggunakan mariyuana

Dampak awal penggunaan mariyuana, subjek merasakan pusing. Timbulnya rasa pusing itu karena bau khas yang ditimbulkan mariyuana saat dibakar. Efek pusing ini yang menimbulkan rasa mual dan ingin muntah.

Pusing. Menurut saya baunya membuat saya pusing pada

awalnya. Saya merasa kaget awal pemakaiannya istilahnya di tembak.” (N13)

“Saya merasa ingin muntah. Pada saat itu saya juga minum

(16)

34 “Pusing tapi awal penggunaan saja setelah itu biasa.” (N24)

Saat intensitas penggunaan mariyuana meningkat efek psikologisnya pun semakin dirasakan subjek. Dampak psikologis timbul seperti rasa malas sehingga badan serasa berat untuk berkegiatan.

“Yang saya rasakan itu bawaannya jadi males. Badan untuk

berkegiatan tidak enerjik dan memang cenderung jadi malas. Sering bengong saja.” (N21)

“Ya, bawaannya jadi males. Pengennya diam.” (N23)

Setelah memutuskan untuk berhenti menggunakan mariyuana, ada dampak-dampak positif yang dirasakan subjek. Dari segi fisik, subjek merasakan badan menjadi lebih segar dan tidak menjadi lemas seperti saat masih menggunakan mariyuana.

“Badan jadi seger. Badan juga tidak jadi lemes.” (N30)

Dampak psikologis juga dialami subjek pada saat berhenti menggunakan mariyuana. Dampak psikologis yang muncul yaitu kembalinya rasa semangat untuk melakukan suatu hal. Subjek merasakan dampak yang lebih baik saat berhenti memakai mariyuana.

“Jadi semangat lagi melakukan sesuatu hal. Yang pasti saya

(17)

35 2) Permasalahan lain yang muncul setelah tidak menggunakan

mariyuana

Subjek tidak merasakan dampak-dampak lain atau permasalahan setelah memutuskan untuk berhenti. Subjek mengatakan bahwa setelah berhenti ada perasaan aman dari rasa takut terutama takut berurusan dengan hukum.

“Ada perasaan takut apabila seperti teman – teman yang

jadi pecandu. Saya juga berpikir akibat yang timbul apalagi

berurusan dengan polisi. Saat saya berhenti menggunakan mariyuana saya jadi merasa lebih tenang dari segi keamanan.” (N26)

4.3. PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara dengan subjek I,II, dan III terlihat bahwa ada beberapa dampak yang dirasakan setelah tidak menggunakan mariyuana. Dampak-dampak ini dapat berupa dampakpositif maupun negatif yang dirasakan subjek tersebut. Setelah penggunaan mariyuana dihentikan ada dampak fisik yang dirasakan,secara psikologis, keamanan, dan sosial bagi mantan penggunanya.

(18)

36 Subjek I dan II menyatakan pernafasan yang dirasakan memang berat dan pendek-pendek. Ada gangguan dipernafasan bagi mantan pengguna mariyuana. Hal ini sesuai dengan temuan dari Moore,et,al (2004) bahwa penghisap mariyuana mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kesehatan pernafasan seperti batuk-batuk tiap hari, produksi lendir yang berlebihan serta sangat rentan terserang penyakit pernafasan.

Subjek III lebih merasakan dampak positif yang terjadi pada tubuhnya saat berhenti menghisap mariyuana. Subjek menyatakan setelah tidak menggunakan mariyuana, badan terasa lebih segar. Saat masih menggunakan mariyuana biasanya badan terasa lemas dan kurang produktif. Setelah berhenti menggunakan mariyuana subjek cenderung segar.

Dampak lain seperti yang diungkapkan Silverstein (dalam Nadeak, 1978) bahwa ada kerusakan gigi dan gusi yang lebih banyak ditemukan dikalangan pemakai mariyuana. Pada awal putus obat biasanya akan muncul gejala seperti insomnia, hiperaktif, nafsu makan berkurang, mengalami psikosomatis seperti migran bahkan pusing berkali-kali (Joshua Tobing dan Udut Hutabarat, 2009; Budney, dkk dalam Kalat, 2010). Hasil wawancara dengan ketiga subjek menyatakan tidak mengalami hal tersebut, bahkan subjek III menyatakan badan menjadi lebih segar dan bersemangat. Dampak-dampak fisik yang dialami subjek penelitian mempengaruhi pula psikisnya.

(19)

37 Dampak tersebut langsung cukup lama bahkan bagi yang sudah putus obat. Mantan pengguna akan berangsur-angsur mengalami pemulihan memori serta ilusi dan halusinasi juga berkurang (Pope,Grober, Hudson, Huestis, dan Yurgelun-Todd, dalam Kalat,2010). Adanya pemulihan secara psikologis juga dialami oleh ketiga subjek penelitian. Secara psikologis, subjek mengalami dampak-dampak yang terjadi setelah tidak memakai mariyuana.

Pada awal putus obat, Subjek I dan II sempat merasakan paranoid,perasaan yang tidak jelas, dan ketakutan khususnya kepada lingkungan dan orang-orang diluar komunitasnya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Tennant dan Groesbeck (dalam Nadaek, 1978) bahwa ada perasaan kacau, dan ketakutan kepada suatu hal yang mungkin tidak terjadi. Tingkat ketakutan yang dialami mantan pengguna mariyuana tidak sebesar halusinasi yang dialami pada saat masih menggunakan mariyuana.

(20)

38 Dampak yang dirasakan subjek selain dampak yang telah dibahas di atas adalah dampak sosial. Dampak sosial ini lebih pada penarikkan diri mantan pengguna mariyuana. Budney, dkk (dalam Kalat, 2010) berpendapat apabila seseorang telah berhenti menggunakan mariyuana, maka akan ada gejala penarikan diri walaupun tidak separah gejala penarikan diri pada opiat. Gejala penarikan diri ini disebabkan adanya ketakutan dan keraguan mantan pengguna terhadap lingkungan sekitar terutama orang awam yang tidak mengenal mariyuana.

Subjek merasakan bahwa ketakutan itu muncul akibat paradigma masyarakat terhadap mantan pengguna narkoba. Subjek I dan II mengalami ketakutan terhadap penerimaan dan pandangan masyarakat kepadanya. Cap negatif dari masyarakat pada awalnya sangat terasa. Hal itu menyebabkan subjel I dan II sempat tertutup, jarang berkomunikasi dan menjaga jarak dengan orang di luar komunitasnya. Gejala tersebut hanya berlangsung pada satu tahun awal saat berhenti menggunakan mariyuana.

(21)

39 Salah satu program pencegahan narkoba terutama mariyuana adalah dengan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah. Layanan BK tersebut dapat berupa layanan bimbingan pribadi. Adanya program pencegahan narkoba akan mampu menangkal maraknya penggunaan narkoba dikalangan anak muda khususnya usia pelajar.

Layanan BK pribadi merupakan merupakan layanan bimbingan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah pribadinya. Permasalahan yang tergolong masalah pribadi adalah masalah yang berhubungan dengan konflik diri sendiri bahkan bisa merupakan konflik antar keinginan mencoba narkoba dengan efek yang akan dialami saat menggunakan narkoba maupun sesudahnya.

Layanan BK untuk pencegahan ini dapat berupa klasikal maupun kelompok. Penyusunan program ini perlu menggunakan metode dan media yang kreatif. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa antusias untuk mengikuti layanan BK pribadi terutama untuk meningkatkan harga diri siswa.

Dalam penyampaian layanan BK pribadi terutama mengenai pencegahan penggunaan narkoba khususnya mariyuana dapat dibagi menjadi 4 topik. Topik tersebut antara lain informasi mengenai pengertian mariyuana, bentuk-bentuk mariyuana, dampak penggunaan mariyuana, serta dampak setelah tidak mengkonsumsi mariyuana.

(22)

40 mengena tujuannya yaitu memberikan informasi mengenai bahaya narkoba. Selain kegiatan klasikal, ada juga kegiatan secara berkelompok.

Layanan BK secara berkelompok dapat berupa bimbingan kelompok ataupun bimbingan teman sebaya (peer group). Siswa dapat dibuat menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan dan identifikasi permasalahannya. Bimbingan kelompok dapat disajikan secara berkala dengan berbagai teknik yang bisa membuat siswa tertarik dan antusias mengikuti kegiatan. Adanya antusiasme serta perhatian siswa maka tujuan yang dibuat dapat dicapai.

Satuan layanan Bimbingan dan Konseling perlu diberikan kepada mantan pengguna narkoba terutama untuk mencegah agar mantan pengguna mariyuana tidak mencoba kembali memakai. Selain itu untuk membantu mantan pengguna mariyuana kembali bermasyarakat dengan normal. Hal itu perlu karena mantan pengguna pada awal berhenti merasa paranoid terhadap pandangan masyarakat. Mantan pengguna merasa bahwa masyarakat sudah memberikan stereotipe buruk kepada pengguna sehingga membuat mantan pengguna kesulitan untuk bermasyarakat.

Topik yang dapat diberikan adalah konsep diri. Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen dalam Keliat,1992). Mantan pengguna perlu menanamkan konsep diri yang positif agar dapat berhubungan dengan lingkungan secara positif.

Referensi

Dokumen terkait

Pertama kali datang ke Salatiga, LL mengakui tidak biasa minum karena takut kepada senior- senior papua di Salatiga yang menurut cerita dari teman- temannya

komunikasi para jurnalis dengan sejumlah pihak sebagai mitra. diantaranya Pemkot Salatiga, DPRD Salatiga, Polres Salatiga

Orang Cina di Salatiga pada saat itu dianggap setara dengan orang Eropa,. karena orang Cina sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi

PENYELENGGARAAN PROGRAM TRAINING BAGI KARYAWAN PRAPURNAKARYA. (STUDI KASUS PADA P.T PLN

nama staff karyawan Radio Elisa FM Salatiga serta

a) Sebagai sekolah unggulan sekaligus mantan sekolah yang menerapkan RSBI maka SMAN 1 Salatiga berupaya untuk menjadi sekolah rujukan, dalam hal ini

Youth Krew Salatiga bukan merupakan organisasi formal yang dikelola secara professional, melainkan sebuah komunitas dengan anggota yang bergabung secara sukarela.Meskipun

Drumband Blek atau yang biasa dikenal dengan Drumblek merupakan kesenian musik dari kota Salatiga yang memiliki kemiripan dengan permainan.. musik drumband, namun