• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK Ahmad Rico Haniful Haris, 2018:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ABSTRAK Ahmad Rico Haniful Haris, 2018:"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidup. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan itulah yang selalu menimbulkan konflik. Konflik juga tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik.

Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang.

Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Apa jenis-jenis konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember ? 2) Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember ? 3) Bagaimana pemecahan konflik atau solusi dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember?

Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan jenis-jenis, faktor-faktor, dan resolusi/pemecahan konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember.

Untuk mengidedntifikasi permasalahan tersebut, peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, menganalisis manajemen konflik terhadap relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasif, wawancara semi struktur dan dokumentasi. Peneliti ini memperoleh kesimpulan : 1.Jenis konflik yang terjadi adalah konflik personal yang mana konflik yang terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari jumlah alternatif pilihan yang ada atau karena mempunyai kepribadian ganda dan konflik ini termasuk konflik personal pendekatan ke pendekatan yakni Konflik yang terjadi karena harus memilih dua alternatif yang berbeda, tetapi sama-sama menarik atau sama baik kualitasnya. 2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya konflik adalah Urusan pribadi yang menumpuk dan terbawa ke sekolah dan Kesalah fahaman antar individu yang mempunya sudut pandang yang berbeda. 3. pemecahan yang terjadi dengan Menganalisa konflik yang terjadi dengan menggali informasi kepada beberapa guru lalu mencoba untuk menyimpulkan sementara, dan bermusyawarah pada evaluasi bulanan salah satu wadah dalam menyelesaikan konflik atau masalah.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus di kembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang di kelolah dengan baik, teratur, dan efisien dapat menghasilkan suatu yang mampu mempercepat jalanya proses pembudayaan bangsa yang berdasarkan pokok pada peningkatan kesejahteraan umum dan pencerdasan kehidupan bangsa kita, sesuai tujuan dari pendidikan nasional itu sendiri, seperti pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu :

“pendidikan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1

Jika pendidikan merupakan salah satu hal yang paling utama dalam pengembangan sumberdaya manusia maka tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tentu memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mengemban tugas ini. Sehingga standar mutu pendidik dan tenaga kependidikan perlu ditingkatkan.

1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan (Jakarta: rineka cipta, 2003), 114

(3)

Masalah kepemimpinan selalu menjadi kesan menarik sebab suatu organisasi dapat berhasil atau tidaknya sebagian di tentukan oleh kualitas kepemimpinan. Menurut sutisna, menjelaskan kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.2 Sehingga pemimpin memiliki salah satu faktor utama dalam kehidupan berorhanisasi yang memegang peranan penting.

Salah satu pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh para pemimpin, manajer, dan administrator-bahkan setiap warga negara adalah konflik dan manajemen konflik. Sedagkan pendapat lainya bahwa memanajemeni konflik merupakan urutan ke-7 dari 10 prioritas seorang manajer dalam memimpin perusahaan/ organisasi. dalam melaksanakan tugas mereka pasti menghadapi konflik. Konflik tersebut dapat terjadi antara pemimpin dan para anggotanya.3

Upaya yang di lakukan pemerintah yaitu dengan pengendalian konflik.

Cara tersebut di tempuh dengan mengesahkan Undang-Undang No 07 tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial adalah sebagai berikut :

“serangkaian kegiatan yang di lakukan secara sitematik danterencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum, pada saat, maupun sudah terjadi konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan pemulihan paska konflik”4.

Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki

2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Rosdakarya,2002) 107

3 Mohyi. 2012, Teori Dan Perilaku Organisasi, (Malang: UMM Press, 2012) 31

4Elsam, Referensi HAM, Referensi.Elsam.OR.ID/2015/04/UU-No-7-tahun-2012-tentang- penanganan-konflik-sosial.(diakses tgl 14, pukul 13.28)

(4)

perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidup.

Dalam sejarah umat manusia, perbedaan itulah yang selalu menimbulkan konflik.5

Konflik juga tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik.

Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang.

Agama islam merupakan agama yang tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan (Allah Subhanahu Wa Taala-Allah SWT), tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dan manusia. Salah satu hubungan antarmanusia yang di atur oleh kitab Al Qur’an dan hadist adalah masalah konflik. Menurut islam konflik merupakan fenomena alami, bisa terjadi kapan saja dan tidak bisa di hindari. Konflik sudah ada dalam diri manusia ketika pertama kali di ciptakan. Tuhan menciptakan manusia saling berbeda satu sama lain dan dalam diri manusia di ciptakan adanya sifat untuk melakukan konflik. Dalam Surat Al Hujaraat ayat 13, Allah berfirman:











































5Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika,2016) 1

(5)

Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.6

Tuhan menciptakan manusia berbeda jenis kelamin, serta berbeda bangsa dan suku bangsa, perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan dan semua perbedaan itu merupakan sumber terjadinya konflik antar manusia.7

Konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan(interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik.

Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi, selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki

6 Departemen Agama RI,2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Darussalam.

7 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika,2016) 24

(6)

kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak saling bekerjasama satu sama lain.8

Pelaksanaan manajemen konflik yang terjadi di MTs Raden Rahmat Umbulsai Jember memiliki kekhasan yang tersendiri yaitu kepala sekolah dalam menyelesaikan konflik menggunakan musyawarah mufakat. hal tersebut di anggap dapat menyatukan semua perbedaan dan meminimalisir adanya kesalah fahaman atau miss communication. Perbedaan yang terdapat dalam setiap individu antara lain latar belakang kepala sekolah, pengalaman guru dan tenaga kependidikanya, serta ragam latar belakang dalam lembaga tersebut yang mana tentu akan mempengaruhi cara, teknik, serta gaya pengambilan keputusan dalam menyelesaikan konflik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penelitian ini bermaksud mengungkap Manajemen Konflik Sebagai Upaya Dalam Membangun Relasi Antara Kepalasekolah Dengan Guru Dan Tenaga Kependidikan di MTs raden Rahmat Umbulsari Jember.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.9

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah:

8 Rusdiana, Manajemen Konflik, (Bandung :CV Pustaka Setia, 2015) 161

9 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penuisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 44.

(7)

1. Apa jenis jenis konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember ?

2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember ?

3. Bagaimana pemecahan konflik atau solusi dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah- masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.10 Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mendiskripsikan jenis jenis konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember.

2. Mendiskripsikan Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember.

10 Tim Penyusun, Pedoman Penuisan Karya Ilmiah, 45

(8)

3. Mendiskripsikan pemecahan konflik atau solusi dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember?

D. Manfaat Penelitian.

Manfaat dalam penelitian ini berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat bersifat teoritis dan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.11 Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Secara toritis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam manajemen ilmu pengetahuan tentang manajemen konflik, manfaat bagi peneliti lain dapat diperoleh informasi menegenai manajemen konflik di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

1) Sebagai penambah pengetahuan, wawasan pengajaran serta pengalaman terutama penelitian mengenai Manajemen Konflik di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember.

2) Dapat meningkatkan pemahaman, wawasan dan pengetahuan mengenai Manajemen Konflik di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember.

11 Tim Penyusun, Pedoman Penuisan Karya Ilmiah, 45

(9)

b. Bagi IAIN Jember

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kualitas mahasiswa dan calon guru Pendidikan Agama Islam, sehingga bisa dijadikan informasi dan referensi dalam hal wacana pendidikan.

c. Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menambah wawasan bagi masyarakat terutama dalam hal manajemen konflik di lembaga pendidikan.

d. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberi bekal pengetahuan bagi pembaca agar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

e. Bagi Sekolah MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember

Dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap pola pembelajaran dalam Manajemen Konflik di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.12 Dalam hal ini peneliti akan menuliskan beberapa definisi istilah yang menjelaskan tentang maksud dari judul penelitian, yaitu sebagai berikut:

12 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 45.

(10)

1. Menejemen konflik

Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.13 Manjemen merupakan sebuah proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien dengan melakukan fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi.14

Konflik menurut killman dan thomas adalah kondisi terjadinya ketidak cocokan antar nilai atau tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada pada diri individu maupun dalam hubunganya dengan orang lain, kondisi tersebut dapan mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.15 Miles menjelaskan Konflik dalam organisasi sekolah adalah suatu kondisi dimana dua kelompok tidak mampu mencapai tujuan-tujuan mereka secara simultan, dalam konteks ini perbedaan dalam tujuan merupakan penyebabmunculnya konflik.16

Berdasarkan pengertian di atas Manajemen konflik adalah seni mengatur dan mengelola konflik yang ada pada organisasi agar menjadi fungsional dan bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi.

2. Membagun relasi

13 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 27.

14 Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah, (Yogyakarta : Media Akademi, 2016), 34.

15 Rusdiana, Manajemen Konflik, (Bandung : CV Pustaka Setia,2015), 162

16 Sulistyonorini, Manajemen Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Teras, 2009),206

(11)

Membangun relasi atau suatu hubungan adalah hubungan manusia dalam organisasi pendidikan adalah kemampuan kepala sekolah untuk mendirikan sistem komunikasi dua arah yang terbuka dengan personel sekolah dan anggota masyarakat lainya untuk menciptakan suasana kepercayaan terhadap sekolah dan meningkatkan unjuk kerja guru.17 Menurut Kriyantono Membangun relasi merupakan fungsi manajemen di bidang komunikasi, yaitu melaksanakan kegiatan manajemen komunikasi untuk membangun relasi/hubungan antara organisasi dan publiknya.18 Berdasarkan pengertian di atas membangun relasi adalah sebuah usaha untuk menciptakan hubungan baik antar individu atau kelompok di organisasi.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember adalah upaya kepala sekolah dalam mengelola konflik pada organisasi agar menjadi fungsional dan bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi.

F. SistematikaPembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang di mulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup.19

Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi. Topik-topik yang hendak dibahas

17Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran Learning Organization,(bandung: alvfabeta, 2012), 73

18 Rachmat Kriyantono, Teori Public Relation Perspektif Barat Dan Lokal (jakarta: kencana, 2014) 24

19 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penuisan Karya Ilmiah,48

(12)

disampaikan secara garis besar sehingga Nampak alur penelitian yang akan dilakukan dari awal sampai akhir. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I: Pendahuluan, Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Fokus Kajian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

BAB II: Kajian Pustaka, Bab ini berisi tentang kajian terdahulu dan kajian teori. Penelitian terdahulu memiliki relevansi dengan penelitian yang akan di lakukan saat ini. Sedangkan kajian teori berisi tentang teori yang terkait sehingga berguna perspektif dalam penelitian.

BAB III: Metode penelitian mencakup pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV: Penyajian data dananalisis data berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan yang diperoleh dilapangan.

BAB V: Penutup, yang memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang bersifat kontruktif.

(13)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah dipublikasikan atau belum dipublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.17

Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Lutfi kartika, (2012), dalam skripsinya yang berjudul “Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Konflik di SDN Kupang 03 Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso Tahun 2011/2012” Skripsi IAIN Jember. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa : peran bapak abdul gani sebagai kepala SDN kupang 03 selama kurang lebih lima tahun, telah banyak berubah, seperti : 1) di bangunnya gedung sekolah pada tahun 2010 dan tahun 2012 bulan mei s/d juni. 2) sudah aktifnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang sudah sesuai jadwal, walaupun ada sebagian guru mengajar tidak sesuai jadwal. 3) kepemimpinan kepala sekolah terlalu fokus pada pembangunan infrastuktur

17 Tim Penyusun, Pendoman Penulisan Karya Ilmiyah, 45.

(14)

dan kurang keterbukaan dari kepala SDN pada sebagian guru TK PGRI.

Persamaan penelitian terdahulu dengan skripsi yang di tulis oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan membahas manajemen konflik. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu membahas tentang peran kepala sekolah sedangkan skripsi peneliti membahas tentang manajemen konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan.18

2) Sutarjo (2012), UIN Sunan Kalijaga, Manajemen Konflik di Lembaga Pendidikan Islam (Study Kasus Pondok Pesantren Inayatullah Nandan Sari

Harjo Nggaklik Sleman) hasil penelitianya adalah konflik yang muncul di pondok pesatren di sebabkan karna manajemen yang kurang baik di tandai dengan buntunya komunikasi antara pengasuh pondok pesatren dengan yayasan, pendelegasian wewenang dari pihak yayasan kepada pengasuh pondok pesantren yang kurang jelas serta hubungan pondok pentran dengan warga masyarakat setempat yang kurang harmonis. Upaya menyelesaikan konflik dengan dialog dan negosiasi. Dan terdapat faktor yang mempengaruhi dalam penyelasaian konflik di antaranya adalah budaya lokal, toleransi, dan rasa saling menghormati di antara mereka. 19

18 Lutfi kartika, Peran Kepala Sekkolah Dalam Manajemen Konflik di SDN Kupang 03 Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso Tahun 2011/2012 (IAIN Jember, 2012)

19 Sutarjo, Manajemen Konflik Di Lembaga Pendidikan Islam (Study Kasus Pondok Pesantren Inayatullah Nandan Sari Harjo Nggaklik Sleman), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012)

(15)

3) Skripsi yang di tulis oleh yuliantin ningsih dengan judul “Strategi Komunikasi Kepala Madrasah Dan Guru Dalam Penyelesaian Konflik di Madrasah Tsanawiyah Raudlatul Islam Seneng Krucil Probolinggo”. Hasil temuanya, yakni dari analisis data tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa: 1). Strategi komunikasi yang di gunakan kepala madrasah dan guru di madrasah tsanawiyah raudlatul islam menggunakan strategi komunikasi tatap muka dan strategi komunikasi bermedia. 2). Bentuk konflik yang terjadi di tsanawiyah raudlatul islam, yaitu konflik antar guru, konflik antar siswa, konflik antar guru dan siswa, dan kepala madrasah dengan guru. 3). Faktor pendukung komunikasi dalam penyelesaian konflik di tsanawiyah raudlatul islam adalah pemilahan bahasa yang tepat, pemahaman pesan, dan media dalam penyampaian pesan. Sedang kan hambatanya adalah kurang memahami bahasa indonesia dan kurang minat baca warga madrasah.20

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Peneliti Terdahulu dan Penelitian Sekarang

NO JUDUL PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN

1. Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Konflik di SDN Kupang 03 Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso Tahun 2011/2012

1. Sama-sama mengkaji tentang manajemen konflik

2. Jenis penelitian kualitatif

deskriptif.

3. Subyek

1. Penelitian terdahulu menggunakan peran kepala sekolah,

sedangkan skripsi peneliti membahas tentang

20 Yuliatin, Strategi Komunikasi Kepala Madrasah Dan Guru Dalam Penyelesaian Konflik di Madrasah Tsanawiyah Raudlatul Islam Seneng Krucil Probolinggo, (IAIN Jember, 2012)

(16)

penelitian menggunakan purposive sampling.

4. Metode pengumpulan data

menggunakan interview, observasi, dokumentasi.

5. Teknik analisis:

deskriptif kualitatif.

6. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

manajemen konflik dalam membangun relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga

kependidikan.

2. Sumber data pada penelitian terdahulu yaitu informan

(Kepala TPQ, ustad/ustadzah, santri),

sedangkan penelitian ini menggunakan informan yaitu kepala sekolah, guru,waka kurikulum, siswa.

2. Manajemen Konflik di Lembaga Pendidikan Islam (Study Kasus Pondok Pesantren Inayatullah Nandan Sari Harjo Nggaklik Sleman)

1. Sama-sama mengkaji tentang manajemen konflik 2. Jenis

penelitian kualitatif deskriptif.

3. Subyek penelitian menggunakan purposive sampling.

4. Metode pengumpulan data

menggunakan

1. Sumber data pada penelitian terdahulu yaitu informan (kepala madrasah dengan ketua yayasan) sedangkan

penelitian ini menggunakan informan yaitu kepala sekolah, guru. Dengan tenaga

kependidikan.

(17)

interview, observasi, dokumentasi.

3. Strategi Komunikasi Kepala Madrasah dan Guru dalam Penyelesaian Konflik di Tsanawiyah Raudlatul Islam Seneng Krucil Probolinggo Tahun Ajaran 2013/2014

Penelitian ini dengan

penelitian yang di tulis oleh peneliti yaitu

Sama sama

menggunakan metode

kualitatif, sama- sama membahas konflik di lembaga

pendidikan.

Penelitian ini dengan penelitian yang di tulis oleh peneliti yaitu membahas tentang strategi komunikasi kepala madrasah, sedangkan peneliti manajemen konflik sebagai upaya membangun relasi.

B. Kajian Teori

1. Deskripsi Teori Tentang Manajemen Konflik 1 Pengertian Manajemen Konflik

Pendidikan adalah pencegahan konflik dan kekerasan yang terbaik.

Dikatakan demikian karena hanya pendidikan yang secara komprehensif memungkinkan perubahan sikap ke arah yang lebih positif, tidak terkecuali sikap merespon konflikdan kekerasan. Sebagai bangsa yang membuka diri bagi demokrasi, interaksi individu di setiap sektor kehidupan (politik, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan sektorlainya) tidak bisa menghindari konflik.21 Di sektor pendidikan, kita dengan mudah menyebutkan kasus-kasus- konflik yang telah menjadi “sarapan sehari-

21 Rizal Panggabean, Manajemen Konflik Berbasis Sekolah, (Ciputat: PT. Pustaka Alvabet) 1

(18)

hari”. Dalam konteks pendidikan, manajemen konflik berbasis sekolah adala salah satu bentuk pendekatan perdamaian dan resolusi konflik.22

Manajemen berarti kepemimpinan; proses pengaturan; menjamin jalannya pekerjaan dalam mencapai tujuan dengan pengorbanan sekecil- kecilnya. Dengan kata lain manajemen secara singkat berarti pengelolaan.

Manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisian ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan penyelesaian konflik dan ketenangan.

Manajemen konflik bersifat proaktif dan menekankan pada usaha pencegahan apabila perhatian hanya ditujuakan pada pencarian solusi untuk setiap konflik yang muncul, usaha itu adalah penanganan konflik, bukan manajemen konflik. Sistem manajemen konflik harus bersifat menyeluruh (corparate wide) dan mengingat semua jajaran dalam organisasi. Adalah siasia apabila sistem manajemen konflik yang diterapkan hanya untuk bidang sumber daya manusia. Semua rencana tindakan dan prgram- program dalam sistem manajemen konflik juga akan ebrsifat pencegahan dan jika perlu penanganan.dengan demikian semua program mencakup edukasi, pelatihan, dan program sosialisasi lainya.

Sehingga manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku ataupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik

22 Rizal Panggabean, Manajemen Konflik, 8

(19)

merupakan pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarah kepada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku ataupun pihak luar dan cara mempengaruhi kepentingan dan interprestasi. Sehingga manajemen konflik adalah seni mengatur dan mengelola konflik yang ada pada organisasi agar menjadi fungsional dan bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi.23

Tujuan utama manajemen konflik adalah untuk membangun dan mempertahankan kerja sama yang kooperatif dengan para bawahan teman sejawat, atasan, dan pihak luar. Beberapa bentuk prilaku manajemen konflik seperti tawar menawar, dan pemecahan masalah secara integratif, merupakan pendekatan untuk menangani konflik yang menyangkut seorang manajer dan pihak lain yang bantuanya di butuhkan untuk mencapai sasaran pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Konflik adalah suatu cara atau proses mengambil langkah-langkah oleh para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil yang positif dengan melakukan pendekatan, komunikasi dan evaluasi untuk mendapatkan penyempurnaan untuk mendukung tujuan yang telah ditetapkan.

a. Jenis-jenis Konflik

23 Winardi, J, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2004), 25

(20)

Konflik banyak jenisnya dan dapat di kelompokkan berdasarkan bebagai kriteria. Sebagai contoh, konflik dapat dikelompokkan berdasarkan altar terjadinya konflik, pihak yang terkait dalam konflik, dan subtansi konflik.24

1) Konflik Personal

Konflik personal adalah konflik yang terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari jumlah alternatif pilihan yang ada atau karena mempunyai kepribadian ganda. Konflik ini terdiri atas, antara lain sebagai berikut.

a) Konflik pendekatan ke pendekatan (approach to aproach conflik).

Konflik yang terjadi karena harus memilih dua alternatif yang berbeda, tetapi sama-sama menarik atau sama baik kualitasnya.

Sebagai contoh seorang yang lulus SMA yang akan melanjutkan sekolah harus memilih dua universitas negeri yang sama kualitasnya.

b) Konflik menghindar ke menghindar (avoidance to avoidance conflik) konflik yang terjadi karena harus memilih alternatif yang

sama-sama harus di hindari. Sebagai contoh, seorang harus memilih apakah harus menjual mobil untuk melanjutkan sekolah atau tidak menjual mobil, tetapi tidak melanjutkan sekolah.

24 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik. (Jakarta selatan :salemba humanika, 2016), 55

(21)

c) Konflik pendekatan ke menghindar (approach to avoidance).

Konflik yang terjadi karena seseorang mempunyai perasaan positif dan negativ terhadap sesuatu yang sama. Sebagai contoh, amin mengambil teleppon untuk menyatakan cintanya kepada aminah.

Akan tetapi, ia takut cintanya di tolah. Oleh karena itu, ia tutup kembali teleponya.

Konflik personal juga bisa terjadi pada diri seseorang yang mempunyai kepribadian ganda. Ia adalah seseorang yang munafik dan melakukan sesuatu yang berbeda antara pendekatan dan perbuatan. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang mengampanyekan demokratisasi dalam semua bidang kehidupan dan mendirikan organisasi forum demokrasi. Namun, dalam memimpin partai yang dipimpinya, ia bertindak dengan cara otrokratis, tidak dengan cara demokratis yang telah ia ajarkan.25 2) Konflik Interpersonal

Konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi atau konflik di tempat kerja. Konflik yang terjadi di antara mereka yang bekerja untuk suatu organisasi – profit atau non profit.

Konflik interpersonal adalah konflik pada suatu organisasi di antara pihak-pihak yang terlibat konflik dan saling tergantung dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.

25 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, 56

(22)

Konflik interpersonal dapat terjadi dalam tujuh macam bentuk.

Berikut adalah ketujuh bentuk tersebut.

a) konflik antar manajer. Berntuk konflik di antara manajer atau birokrat organisasi dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin organisasi.

b) Konflik antara pegawai dan manajernya. Konflik ini terjadi antara manajer unit kerja dan karyawan di bawahnya. Objek yang menjadi konflik sangat bervariasi tergantung dari aktivitas organisasinya.

c) Konflik hubunga industrial. Konflik yang terjadi antara organisasi tau perusahaan dan para karyawannyan atau dengan serikat pekerja;

serta konflik antar serikat pekerja.

d) Konflik antar kelompok pekerja. Dalam organisasi, terdapat sejumlah kelompok kerja yang melaksanakan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan organisasi yagn sama.masing-masing kelompok harus memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam memberikan kontribusi, kelompok-kelompok kerja tersebut saling memiliki ketergantungan.

e) Konflik antara anggota kelompok kerja dan kelompok kerja. Suatu kelompok kerja mempunyai anggota yang memiliki keragaman pendidikan, agama, latar belakang budaya, pengalaman, dan kepribadian. Semua perbedaan ini bisa menimbulkan konflik dalam melaksanakan tugas dan fungsi kerja tim kerjanya.

(23)

f) Konflik interes(conflict of interest.) konflik yang bersifat individual dan interpersonal. Konflik jenis ini terjadi dalam diri seorang pegawai yang terlibat konflik, yaitu antara keharusan melaksanakan ketertarikan organisasi dan ketertarikan individunya.

g) Konflik antara organisasi dan pihak luar organisasi. Konflik yang terjadi antara suatu perusahaan atau organisasi dan pemerintah;

perusahaan dan perusahaan lainyaa perusahaan dan pelanggan;

perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat; serta perusahaan dan masyarakat.26

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Konflik

Perbedaan individu terjadi berdasarkanperbedaan antara anggota secara peseorangan, baik secara fisik dan mental maupun perbedaan material dan non-material.27

1) Emosi

Emosi mempunyai hubungan yang erat denga terjadinya konflik dan proses interaksi konflik. Emosi dapat menyebabkan terjadinya konflik dan memengaruhi proses interaksi konflik. Emosi adalah perasaan subjektif yang kompleks sebagai reaksi – kognitif dan fisiologis – atas suatu pengalaman yang memengaruhi sikap dan perilaku. Emosi merupakan perasaan yang kompleks, bisa berupa

26 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta selatan: salemba humanika, 2016) 56

27 Rusdiana. 2015. Manajemen Konflik, (Bandung: Cv Pustaka Setia 2015) 150

(24)

perasaan senang, tidak senang, atau netral (perasaan yang biasa-biasa saja). Perasaan tersebut merupakan perasaan subjektif sebagai reaksi atau suatu pengalaman yang dihadapi seseorang. Perasaan tersebut dikatakan perasaan subjektif karena dua orang yang berbeda mengalami suatu pengalaman yang sama bisa mempunyai emosi yang berbeda.28

Emosi juga mempunyai elemen kognitif atau pengenalan. Akan tetapi, elemen kognitif emosi seseorang pada masa lalu bisa juga meningkat. Emosi bisa bersifat kongstruktif atau destruktif, positif atau negatif; dan menyenangkan atau menyakitkan. Dengan demikian, emosi erat hubungannya dengan konflik. Emosi seseorang dapat bersifat destruktif dan menimbulkan konflik. Orang yang emosional akan menilai segala sesuatu yang dihadapinya berdasarkan persepsinya dan tidak/ kurang memperhatikan persepsi orang lain. Orang yang emosional sering irasional dan logika berfikirnya dipengaruhi oleh emosinya. Ia menjadi egosentris atau egois. Keadaan ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat atau konflik dengan orang yang berinteraksi dengan dirinya. Emosi orang juga bersifat konstruktif untuk interaksi sosial. Seseorang yang emosional keluar dapat menjadi

28 Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi Pedoman Praktis bagi Pemimpin Visioner.

(Jakarta : Alfabeta 2015), 45

(25)

altruistik, yaitu sangat memikirkan kesejahteraan orang lain. Orang yang altruistik menghindari konflik dalam berintraksi sosial.

2) Stres

Orang yang menghadapi konflik-terutama orang yang belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menghadapi konflik- bisa mengalami stres yang buruk. Konflik bisa menimbulkan stres terhadap pihak yang terlibat konflik sehingga memengaruhi interaksi konflik.

Para peneliti mengelompokan stres menjadi empat jenis (h. Selye [1983] & helgo somer michael sission, dan robet bergman [2007]) berikut adalah keempat jenis stres.29

a) Stres baik (good sres). dalam jenis stres ini, orang yang terkena stres akan mengalami reaksi fisik dan psikologis yang sangat menyenangkan. Stres baik sangat menantang, menstimulasi, memotifasi dan memfasilitasi orang untuk mengembangkan kreaktifitas dan inovasi untuk mencapai sesuatu yang diharapkan dan menyenangkan. Oleh karena itu, orang berupaya untuk mencari stres jenis ini dengan berkompetisi. Dalam situasi konflik fihak yang terlibat konflik, sadar atau tidak sadar, mengalami stres dengan senang hati dan percaya diri bahwa akhirnya akan memenangkan konfllik.

29 Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi , 45

(26)

b) Stres buruk(bad stress).Kebalikan stres baik, stres buruk terjadi ketika orang mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan. Stres burukmenunjukkan keadaan yang tidak menyenangkan dan penggunaan sumber-sumber yang merusak dan kontraproduktif.

Stres buruk memiliki pengaruh yang negatif terhadap fisik dan mental seseorang tidak hanya ketika sedang menghadapi stres, tetapi dalam waktu yang lama meskipun stres telah berlalu.30 c) Stres berat (over stress). Situasi ketika seseorang mengalami stres

yang terlalu banyak sehingga menyita semua energi dan sumber yang dimilikinya. Perbedaan antara stres buruk dan stres berat adalah stres buruk berhubungan dengan kualitas suatu stres, sedangkan stres berat berkaitan dengan jumlah stres yang sedang dialami seseorang. Jadi, stres buruk belum tentu stres berat. Dalam konflik,, pihak yang terlibat konflik mengalami stres berat jika menghadapi tekanan lawan konflik yang mempunyai kekuasaan dan sumber-sumber yang besar, sangat kompetitif, tidak mau mengalah, serta agresif.

d) Stres ringan (understress). Situasi dimana seseorang mengalami stres yang jumlahnya sedikit seehingga tidak memengaruhi fisik dan jiwanya. Stres ringan tidak menyerap energi dan sumber- sumber yang dimiliki orang. Stress ringan juga dirasakan kurang

30 Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi , 49

(27)

menantang sehingga orang bisa menjadi bosan. Dalam konflik, pihak yag terlibat konflik akan mengalami stres ringan jika lawan konfliknya tidak menantang, membosankan, tidak cerdas, serta bisa dimanipulasi dengan mudah dan dikalahkan.

c. Resolusi/Pemecahan Konflik

Resolusi konflik (conflict resolusi) adalah proses untuk mencapai keluaran konflik dengan menggunakan metode resolusi konflik. Metode resolusi konflik adalah proses manajemen konflik yang digunakan untuk menghasilkan keluaran konflik. Metode resolusi konflik bisa di kelompokan menjdi pengaturan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik (self regulation) atau melalui intervensi pihak ketiga (third party intervensi). 31

1) Pengaturan sendiri

Dalam metode resolusi konflik pengaturan sendiri, pihak-pihak yang terlibat konflik menyusun strategi konflik dan meggunakan taktik konflik untuk mencapai tujuan terlibat konfliknya. Pihak-pihak yang terlibat konflik saling melakukan pendekatan dan negosiasi untuk menyelesaikan konflik dan menciptakan keluaran konflik yang mereka harapkan. Pola interaksi konflik tergantung pada keluaran konflik yang diharapkan, potensi konflik lawan konflik, dan situasi konflik.

31 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika, 2016)

(28)

Interaksi dengan keluaran yang di harapkan mengalahkan lawan konflik (win and lose solution). Dalam interaksi konflik model ini, pihak yang terlibat konflik bertujuan untuk memenangkan konflik dan mengalahkan lawan konflik. Pihak yang terlibat konflik berupaya mencapai solusi konflik mengalahkan lawan konfliknya dengan berbagai pertimbangan antara lain sebagai berikut.

a) Merasa mempunyai kekuasaan lebih besar.

b) Merasa mempunyai sumber konflik lebih besar.

c) Menganggap objek konflik sangat penting bagi kehidupan dan harga dirinya.

d) Situasi konflik menguntungkan.

e) Merasa bisa mengalahkan lawan konfliknya.32

2) Pada prinsipnya dalam strategi ini menekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan, tetapi yang lain memperoleh kemenangan. Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik yaitu sebagai berikut :

a) Resolusi menag-kalah (win-loose solution).

1. Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari keergantungan tugas (task independence).

32 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, 181

(29)

2. Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictional ambiguity) 3. Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah

posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik karena adanya rintangan komunikasi(communication barriers)

4. Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena di pengaruhi oleh sifat individu (individual traits)

5. Taktik berorientasi kepada tawan-menawar dan pertukaran persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat di perima oleh dua belah pihak untuka menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadar sumber-sumber secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.33

b) Resolusi Kalah kalah (lose-lose reoslution)

Resolusi ini berorientasi kepada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalam. Individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar

33 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika, 2016) 183

(30)

sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai penengah

Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa di selesaikan dengan melibatkan orang ketiga apabila perundingan mengalami jalan buntu. Pihak ketihga di undang untuk campurtangan oleh pihak pihak yang berselisih atau bertindak atas kemauanya sendiri.

c) Resolusi menang-menang (win-win resolution)

Penyelesaian yang di pandang manusiawi karena menggunakan segala pengetahuan, sikap, dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa di hargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh potensi masing masing dalam upaya menyelesaikan konflik.

strategi ini menolong memecah masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan memojokan orang. 34

2. Kajian Teori Tentang Membangun Relasi a. Pengertian Membangun relasi

Aktivitas organisai merupakan aktifitas hubungan antara manusia dan interaksi antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan keseharian sering terjadi hubungan yang kurang harmonis antar individu dalam organisasi, hal ini disebabkan

34 Rusdiana. 2015. Manajemen Konflik, (Bandung: Cv Pustaka Setia 2015) 183

(31)

komunikasi lancar atau di karenakan tujuan individu berbeda dengan tujuan organisasi. Karena itu untuk menjalin kerjasama yang baik perlu diciptakan hubungan secara harmonis diantara anggota organisasi.

Hubungan manusia adalah cara-cara manajer berhubungan dengan bawahanya, kalau karyawan bekerja lebih giat, itu berarti organisasi mempunyai hubungan manusia yang efektif, sebaliknya kalau karyawan malas bekerja dan terjadi penurunan semangat kerja maka hubungan antar manusia dalam organisasi tidak efektif. Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, keterampilan hubungan manusia merupakan kemampuan untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan memahami orang orang di dalam organisasi. Lebih lanjut di jelaskan bahwa kemampuan hubungan manusia perlu di kuasai oleh seorang manajer atau pimpinan organisasi, karena dengan komunikasi dan berhunungan secara baik dapat memotivasi kerja bawahan. manusia sebagai hubungan manusia secara formal di dalam organisasi formal dan hubungan manusia dan hubungan manusia secara informal dalam organisasi informal. Dengan demikian hubungan manusia adalah kemampuan seseorang untuk bekerja sama, berkomunikas, dan memahami individu di dalam organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja karyawan.

Dari pemaparan diatas yang dimaskut membangun relasi dalam penelitian ini adalah upaya kepala sekolah atau manajer dalam membagun

(32)

relasi antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga kependidikan yang mampu menjalin kerja sama, berkomunikasi, dan memahami individu dalam mencapai tujuan lembaga pemdidikan itu sendiri.

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan peneliti sejak awal hingga akhir. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.28Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan, menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan menghasilkan data deskriptif yang berupa data- data tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati dan data tersebut bersifat pernyataan.29 dan di sajikan dalam bentuk deskripsi dengan mengetahui Manajemen Konflik Sebagai Upaya Dalam Membangun Relasi Antara Kepala Sekolah Dengan Guru Dan Tenaga Kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember. Dilihat dari pengumpulan data jenis peneliti ini adalah penelitian lapangan (field research). Pendekatan ini terkait erat dengan

28 Deni Darmawan, Metode Peneitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 127.

29 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Jakarta:

Kencana, 2015), 9-10.

32

(34)

pengamatan-berperan serta. Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif.30

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember, yang terletak di Jalan Brantas No. 32 Umbulsari Jember. Peneliti memilih lokasi ini karena di lembaga ini terdapat kekhasan yang tersendiri yaitu kepala sekolah dalam menyelesaikan konflik menggunakan musyawarah mufakat. hal tersebut di anggap dapat menyatukan semua perbedaan dan meminimalisir adanya kesalah fahaman atau miss communication. Perbedaan yang terdapat dalam setiap individu antara lain latar belakang kepala sekolah, pengalaman guru dan tenaga kependidikanya, serta ragam latar belakang dalam lembaga tersebut yang mana tentu akan mempengaruhi cara, teknik, serta gaya pengambilan keputusan dalam menyelesaikan konflik, alasan itulah kenapa peneliti tertarik meneliti.

C. Subyek Penelitian

Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang ingin diperoleh, siapa yang hendak dijadikan informan atau subjek penelitian, bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin.31

30Lexy, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,2008), 104.

31Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 47

(35)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive. Purposive adalah teknik pengambilan sempel sumber data dengan pertimbangan tertentu.32 Pemilihan ini dilakukan untuk menjaring sebanyak mungkin informan dari berbagai macam sumber dan juga menggali informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul.33

Berdasarkan uraian di atas maka subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah MTs Raden Rahmat Umbulsari 2. Guru MTs Raden Rahmat Umbulsari

3. Tenaga kependidikan/ tata usaha MTs Raden Rahmat Umbulsari

Alasan pemilihan informan di atas karena secara akurat mengetahui secara pasti terkait manajemen konflik. Sehingga dengan menggunakan subyek penelitian tersebut dapat memenuhi data yang diperlukan terkait dengan manajemen konflik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis daam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.34Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.

1. Teknik Pengamatan (observasi)

32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabrta, 2014), 218

33 Lexy, Moleong, 165.

34 Sugiyono, Metode Penelitian; 224.

(36)

Metode observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.Data dikumpulkandan sering dengan bantuan berbagai alat.35

Bungin (2001) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:

observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok.

Berikut penjelasannya:

a. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan menginderakan dimana peneliti terlibat dalam keseharian informan.

b. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti menggunakan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

c. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim penelitian terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

Dalam penelitian ini, teknik observasi yang digunakan oleh peneliti adalah teknik observasi partisipasif karena untuk melakukan atau mendapatkan data yang lebih valid maka peneliti harus terlibat langsung.Adapun yang diperoleh dengan metode ini antara lain:

a. Letak geografis dan denah MTs Raden Rahmat Umbulsari jember

35 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), 64.

(37)

b. Keadaan guru MTs Raden Rahmat Umbulsari jember c. Keadaan siswa MTs Raden Rahmat Umbulsari jember

d. Keadaan sarana dan prasarana MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

2. Teknik wawancara (interview).

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi perasaan, dan sebagainya yang diakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai.36

Beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi struktur dan tidak struktur. 37

a. Wawancara terstuktur.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitin berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannyapun telah disiapkan.

b. Wawancara semi struktur.

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan

dengan wawancara terstruktur.Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk

36 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), 155.

37 Sugiyono, Metode Penelitian; 233

(38)

menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara tak berstruktur.

Wawancara tak berstruktur adalah wawancara bebas dimana penelititidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalah yang akan ditanyakan.38

Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, adalah wawancara semi struktur.Alasan peneliti menggunanakan wawancara semi terstruktur karena dalam melakukan wawancara peneliti membawa pedoman yang berisi pertanyaan-pertanyaan sehingga wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Dalam wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data tentang:

a. Jenis-jenis konflik di MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

b. Faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

c. Solusi dalam menyelesaikan konflik MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

(39)

3. Teknik dokumentasi.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.39

Data yang diperoleh dari bahan dokumentasi antara lain:

a. Sejarah berdirinya MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

b. Struktur organisasi MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

c. Data pendidik MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

d. Denah lokasi MTs Raden Rahmat Umbulsari jember.

E. Analisis Data

Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian ilmiah.Data yang telah terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati dan tidak berbunyi.Oleh karena itu, analisis data ini untuk memberi arti, makna, dan nilai yang terkandung dalam data.40

Menurut Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

38 Sugiyono, Metode Penelitian; 233.

39 Djam’ah Satori dan Aan Karomah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 149.

40Moh.Kasiram, Metode Penelitian, (UIN-Maliki Press, 2008), 119.

(40)

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), data conclusion drawing/verification (penarikan

kesimpulan).41

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat, dan sejenisnya.Namun yang sering digunakan dalam penyajian data kualitatif yaitu dengan teks naratif.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan saat

41Sugiyono, 246.

(41)

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

F. Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data ini memakai validitas data triangulasi.

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Penelitian ini, menguji keabsahan datanya menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui sumber.42 Sedangkan triangulasi teknik berati peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.43

G. Tahap-Tahap Penelitian

Bagian ini menguraikan rencana melaksanakan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penulisan laporan. .44

Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

42Ibid, 273-274.

43Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, 244.

44 Tim Penyusun, Pedoaman Penulisan Karya Ilmiah, 48.

(42)

1. Tahap pra lapangan atau persiapan adalah tahap sebelum berada di lapangan pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan:

a) Menyusun rancangan penelitian

Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian.

Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan lembaga.

Selanjutnya Tahap menyusun rancangan penelitian ini adalah dengan mengajukan judul ke jurusan tarbiyah, adapun judul yang di ajukan di antaranya dan kemudian di putuskan melalui rapat jurusan adalah

“Manajemen Konflik Sebagai Upaya dalam Membangun Relasi Antara Kepala Sekolah dengan Guru dan Tenaga Kependidikan di MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember”.

b) Memilih lapangan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data.

c) Mengurus perizinan

Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian.

d) Menentukan informan

(43)

Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber.

e) Menyiapkan mental diri dan perlengkapan penelitian

Persiapan perlengkapan penelitian berkaitan dengan perijinan, perlengkapan alat tulis, alat perekam, jadwal waktu penelitian, dan perlengkapan lain untuk keperluan akomodasi.

f) Memahami etika penelitian

Dalam kegiatan ini peneliti harus memahami etika penelitian dan berperilaku hendaknya menyesuaikan dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat-istiadat setempat. Agar dapat berperilaku demikian sebaiknya harus memahami betul budaya setempat.

2. Tahap pelaksanaan lapangan a) Memahami latar penelitian

Memahami latar penelitian dimana secara terbuka orang berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, lalu peneliti berinteraksi secara langsung dengan orang.

b) Memasuki lapangan penelitian

Dalam tahap ini guna mendapatkan hasil yang di inginkan di cerminkan dengan menjalin hubungan baik antara lembaga dengan peneliti membangun komunikasi yang baik, mempelajari bahasa

(44)

secara verbal dan non verbal sebagai ungkapan perasaan dengan pihak lembaga.

c) Mengumpulkan data

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti dapat menerapkan teknik pengamatan (observation), wawancara (interview), dengan menggunakan alat bantu seperti tape recorder, foto, slide, dan sebagainya.

d) Menyempurnakan data yang belum lengkap

Dalam tahap ini dalah proses melengkapi data yang masih di rasa kurang cukup oleh peneliti, meliputi wawancara, dokumentasi dan observasi sehingga data yang di peroleh lengkap.

3. Tahap analisis data

Tahapan ini, peneliti menggunakan penghalusan data yang diperoleh dari subjek, informan, maupun dokumen dengan memperbaiki bahasa dan sisitematikanya agar dalam pelaporan hasil penelitian tidak terjadi kesalahpahaman maupun salah penafsiran. Setelah data-data dianalisis dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya.

(45)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Objek Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah MTs Raden Rahmat yang terletak di Desa Umbulsari Kecamatan Umbulsari Jember. Agar dapat memahami keadaan lokasi penelitian dan mendapat gambaran lengkap tentang objek penelitian, maka dapat dikemukakan secara sistematis gambaran objek penelitian sebagai berikut:

1. Sejarah Berdirinya MTs Raden Rahmat Umbulsari Jember

MTs. Raden Rahmat Umbulsari berada di Jl. Brantas No. 32 Umbulsari Jember secara resmi berdiri pada tahun 1975. Madrasah ini didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat setempat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan. Mereka adalah:

a. KH. Muhajir Zuhdi b. KH. Zaini Fuad c. H. Dimyati d. H. Aminuddin e. H. imron Syafaat f. H. Sulthon Mahmud g. Abdur Rahman Hasan

(46)

Dalam perjalanannya MTs. Raden Rahmat Umbulsari memiliki sejarah yang panjang. Selain berulang kali berganti nama, madrasah ini juga berulang kali pindah tempat.

Madrasah menengah pertama Raden Rahmat (MMP) itu nama pertama yang disandang. Madarsah ini berdiri pada tahun 1970 yang pada saat itu masih menumpang di gedung MI Darul Huda Umbulsari. Dua tahun kemudian sekolah itu berubah nama menjadi SMP Raden Rahmat Umbulsari dan pada saat itu juga pindah tempat dari MI Darul Huda Desa Tegalwangi Umbulsari.

Alasan perubahan nama dari MMP menjadi SMP menurut keterangan salah seorang pendirinya adalah nama SMP lebih memiliki prospek yang bagus dibanding nama MMP. Sedangkan alasan pemindahan tempat karena pada saat itu minat masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anaknya masih rendah.

Kemudian pada tahun1981 sekolah ini pindah tempat lagi dari Paleran (Tegalwangi) kembali ke Umbulsari lagi. Pada saat itu menempati gedung Madrasah Diniyah milik KH. Muhajir Zuhdi. Alasan pemindahan tempat pada saat itu karena pusat kota Umbulsari belum ada lembaga pendidikan menengah pertama yang bernafaskan Islam.44

Pada tahun 1991 seorang dermawan bernama Ibu Satino Mari mewakafkan sebidang tanahnya seluas 4.375 m2 untuk kepentingan pendidikan agama. Maka pada tahun 1992 dibangunlah SMP Radn Rahmat

44Dokumentasi MTs Raden Rahmat, Jember, 01 mei 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mekanika kuantum orang juga dapat bekerja tidak dalam suatu represen- tasi (ruang) tertentu, yaitu orang bekerja bukan dengan fungsi gelombang (wave function), melainkan

Jadi, yang dimaksud dengan “Dakwah Melalui Dangdut (Analisis Pesan Dakwah Album Renungan Dalam Nada Karya Rhoma Irama)” dalam penelitian ini adalah sebuah perbuatan atau

Penelitian ini juga berorientasi nilai sosial terkait dengan pengembangan sistem akuntansi pada tingkat subkultur, maka dapat dihipotesiskan bahwa harus ada

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Apabila thitung> ttabel, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh status

Dengan menggunakan metode user grouping di simulasi VLC tanpa NOMA pada kanal LOS dengan jarak antara transmitter dan user sejauh 2.25 meter memiliki nilai SNR tertinggi sebesar

Setelah kemampuan melabel/member nama suatu objek dikuasai, kemudian anak-anak biasanya mencoba mengkombinasikan kata-kata yang sudah dipahami dirangkai menjadi

Panel juri independen Danamon Award 2008 terdiri dari para individu terkenal dengan latar belakang yang beragam, yaitu; Ade Suwargo Mulyo, Senior Project Manager

Hasil keluaran sistem pada penelitian ini merupakan deteksi obyek berdasarkan fitur warna dan ukuran1. Hasil ini pun diperoleh dari dua analisa, yaitu analisa obyektif dan