SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pr ogram Studi Manajemen
Diajukan oleh :
Rizky Hafidin Rochmawan 1012010141/ FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Yang diajukan
Rizky Hafidin Rochmawan 1012010141/ FE / EM
Disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM. Tanggal :... NIP. 196309241989031001
Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr s. Ec. H. R. A. Suwaedi, MS
DI BEI
Yang Diajukan Oleh
Rizky Hafidin Rochmawan 1012010141/ FE / EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM. Tanggal :... NIP. 196309241989031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Manajemen
Disusun oleh :
RIZKY HAFIDIN ROCHMAWAN 1012010141/ FE / EM
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 28 Februari 2014
PEMBIMBING TIM PENGUJ I :
Ketua
Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM. Dra.Ec. Nurjanti Takarini, Msi.
NIP. 196309241989031001
Sekr etaris
Sugeng Pur wanto, SE, MM. Anggota
Dr s.Ec. Herry ALW, MM.
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Esa yang telah melimpahkan nikmat,rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kinerja Keuangan dan Return
Saham Pada Bank Yang Go Public Di BEI” dengan baik.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Program
Studi Manajemen Keuangan pada Universitas UPN “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan yang berbahagia ini,tidak lupa saya menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN
“Veteran” Jatim dan selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu
untuk memberikan bimbingan, saran, pengarahan dan petunjuk-petunjuk yang
berarti bagi penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
4. Bapak Drs. Ec. Supriono, MM selaku dosen wali.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi progdi Manajemen yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan di UPN “Veteran”
dapat selesai sesuai dengan yang diinginkan.
7. Mas Dicky, Mbk Candra, Mas Andro, Mbk Rara, Mas Zico dan Adik Alpi
yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan sesuai
harapan.
8. Buat Dwi Jayanti, Arman, Arya, Cahyo, Luqmen, Farida, Uyun, Shinta, Eko,
Sisia, Hendra, Mita, Yesqi, anggie, Rara yang selalu membuat keceriaan &
menambah pengalaman yang seru.
9. Teman-teman Angkatan 2010, 2009 & 2011 dan teman-teman lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih semuanya karena sudah
mendukung.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
kata sempurna. Untuk itu peneliti akan menerima dengan tangan terbuka saran
dan kritik yang membawa ke arah kesempurnaan.
Akhirnya, kembali saya ucapkan syukur kepada Allah SWT, semoga
nikmat,rahmat serta Karunia-Nya akan selalu tercurahkan untuk kita semua.
Surabaya, 05 Desember 2013
Penulis
Halaman Judul ... i
Persetujuan Skripsi ... ii
Abstract ... iii
Abstrak ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Lampiran ... x
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Rumusan Masalah ... 6
I.3 Tujuan Penelitian ... 6
I.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB 2 TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Hasil & Penelitian terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Investasi ... 9
2.2.2 Pasar Modal ... 10
2.2.3 Saham ... 12
2.2.8 Pengaruh DER dengan Return Saham ...19
2.2.9 Pengaruh EPS dengan Return Saham ... 19
2.3 Kerangka Konseptual ... .20
2.4 Hipotesis...21
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional & Variabel Penelitian ... 22
3.1.1 Variabel Dependent ... 22
3.1.2 Variabel Independent ... 23
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.2.1 Jenis Data ... 25
3.2.2 Sumber Data ... 25
3.2.3 Skala Pengukuran ... 26
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 26
3.3.1 Populasi ... 26
3.3.2 Sampel ... 27
3.4 Teknik Analisis Data & Pengukuran Hipotesis ... 28
3.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 28
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 29
3.4.3 Uji F ... 30
3.4.4 Uji t ... 32
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
4.3.1 Return Saham ... 49
4.3.2 CAR ... 51
4.3.3 ROA ... 52
4.3.4 DER ... 54
4.3.5 EPS ... 55
4.4 Analisis & Pengujian Hipotesis ... 57
4.4.1 Analisis Regresi & Uji Asumsi Klasik ... 57
4.4.2 Pengujian Hipotesis ... 64
4.5 Pembahasan ... 64
4.5.1 Pengaruh CAR terhadap Return Saham ... 65
4.5.2 Pengaruh ROA terhadap Return Saham ... 66
4.5.3 Pengaruh DER terhadap Return Saham ... 66
4.5.4 Pengaruh EPS terhadap Return Saham ... 67
BAB 5 KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... ... xi
Tabel 3.1 Batas-Bata s Daerah Test Dur bin-Watson ... 29
Tabel 4.1 Data Return Saham Per usa haan Perbankan Per iode 2010-2012 ... 50
Tabel 4.2 Data CAR Per usa haan Per bankan Per iode 2010-2012 ... 51
Tabel 4.3 Data ROA Per usa haan Per bankan Per iode 2010-2012 ... 53
Tabel 4.4 Data DER Per usa haan Per bankan Per iode 2010-2012 ... 54
Tabel 4.5 Data EPS Per usahaan Per ba nkan Per iode 2010-2012 ... 55
Tabel 4.6 Hasil Per hitungan Nilai Koefisiensi Deter minasi ... 57
Tabel 4.7 Hasil Per hitungan Nilai F-Test ... 57
Tabel 4.8 Hasil Per hitungan Nilai Koefisiensi Regr esi, t-Test, dan Nilai Signifikansi. 58 Tabel 4.9 Hasil Per hitungan Nilai Kolmor ogorov-Smir nov da n Signifika nsinya ... 59
2. Perhitungan CAR Tahun 2011 ...
3. Perhitungan CAR Tahun 2012 ...
4. Perhitungan ROA Tahun 2010 ...
5. Perhitungan ROA Tahun 2011 ...
6. Perhitungan ROA Tahun 2012 ...
7. Perhitungan DER Tahun 2010 ...
8. Perhitungan DER Tahun 2011 ...
9. Perhitungan DER Tahun 2012 ...
10.Perhitungan EPS Tahun 2010 ...
11.Perhitungan EPS Tahun 2011 ...
Oleh :
Rizky Hafidin Rochmawan 1012010141/ FE / EM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang difokuskan pada Capital Adequancy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Debt To EquityRatio (DER), dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan tahunan Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Setelah melewati tahap purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan sebanyak 26 Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis regresi berganda, uji hipotesis yaitu koefisien determinan, uji F, dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap return saham. ROA tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap return saham. DER tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap return saham. EPS tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap return saham.
STOCK EXCHANGE
BY :
Rizky Hafidin Rochmawan 1012010141/ FE / EM
ABSTRACT
The objective of this study is to analyze of financial performance of companies influence that focus on Capital Adequancy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), and Earning Per Share (EPS) of the return on company stock shares in Banking sector list in BEI period 2010-2012.
Data to use Internal The objective of this study from financial statement years of company Banking sector list in BEI period 2010-2012 to appear by indonesia central bank. After to make through purposive sampling, then sample decent to use as many as 26 Banking list in BEI. The analysis method used in this research that is with analysis regresi double, hypothesis test that is determinant coefficient, test F, and test T.
The result of the study shows that CAR haven’t real contribution of the stock shares. ROA haven’t real contribution of the stock shares. DER haven’t real contribution of the stock shares. EPS haven’t real contribution of the stock shares.
Keywords : Capital Adequancy Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio,
1.1Latar Belakang Masalah
Semakin terus berkembangnya teknologi informasi yang cepat, maka akan
juga akan semakin cepat berkembangnya perekonomian. Kebutuhan akan informasi yang relevan dalam setiap transaksi ekonomi juga semakin meningkat,
hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya transaksi ekonomi menggunakan teknologi informasi.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2009 pun mulai menampakkan tanda
pemulihan sektor industri perbankan setelah terkena krisis ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di seluruh dunia serta terjadinya kasus Bailout Bank century di Indonesia. Dalam negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, peran serta
sektor perbankan dalam pembangunan sangatlah diperlukan guna menunjang keberhasilan pembangunan. Pembangunan masing-masing bidang tersebut
mencakup berbagai sektor yang pelaksanaannya ditangani dan dikendalikan oleh berbagai pihak baik pemerintah atau swasta.
Perbankan didirikan bertujuan untuk mencari keuntungan yang
memuaskan, sehingga didalam persaingan bisnis yang semakin ketat peningkatan kualitas sangat diperhitungkan untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi. Dengan
yang sama yaitu mencari keuntungan. Disamping itu perusahaan perlu menjaga kelangsungan operasi perusahaan dan meningkatkan keuntungan pemilik modal
atau pemegang saham (Deviden, Capital Gain).
Dengan perkembangan di sektor pasar modal di Indonesia di era saat ini
diharapkan dapat menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif di dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan selain dari pinjaman luar negeri dan perbankan luar negeri. Dimana masyarakat umum
mempunyai kesempatan yang sama untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat
resiko tertentu. Harapan keuntungan di masa depan adalah kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan.
Pasar Modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara
serta menunjang ekonomi negara yang bersangkutan (Ang, 1997). Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan
kepemilikan perusahaan tersebut kepada masyarakat / publik (go publik). Para pemodal meminta instrument pasar modal untuk kepentingan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimalkan penghasilan (Anoraga dan Pakarti,
2001).
Menurut Reilly (2003) mengatakan, investasi adalah komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa
Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk
pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal. Melalui dua pendekatan informasi tersebut diharapkan investor yang melakukan
investasi mendapatkan keuntungan yang signifikan ataupun dapat menghindari kerugian yang harus ditanggung (Sakti, 2010).
Menurut Anoraga dan Pakarti (2001) untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data
yang akurat. Tehnik yang benar dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam melakukan investasi. Secara umum tehnik analisis yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis tehnikal,
analisis ekonomi dan analisis rasio keuangan.
Rasio keuangan dirancang untuk mengetahui huungan antara
perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Ang (1997) membagi rasio keuangan menjadi 5 rasio, yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Aktifitas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar.
Menurut Restiyani (2006) rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk
memprediksi return saham di pasar modal.
Menurut Porman (2008) Bilamana perusahaan memperoleh laba di akhir tahun, investor akan mendapat pembagian keuntungan berupa deviden. Bilamana
kepemilikan saham tersebut, maka investor akan mendapatkan keuntungan yang disebut capital gain.
Tabel 1.1
Retur n Saham Per usahaan Perbankan Periode 2010-2012
No. Nama Bank 2010 2011 2012
1 Bank Rakyat Indonesia Agr oniaga Tbk 0.191489 -0.29762 0.245763
2 Bank Ar tha Gr aha Inter nasional Tbk 0.407895 -0.1028 0.15625
3 Bank Bukopin Tbk 0.733333 -0.10769 0.068966
4 Bank Bumi Ar tha Tbk 0.233083 -0.15244 0.18705
5 Bank Capital Indonesia Tbk 0.040816 0.568627 -0.25
6 Bank Centr al Asia Tbk 0.319588 0.25 0.1375
7 Bank CIMB Niaga Tbk 1.690141 -0.36126 -0.09836
8 Bank Danamon Indonesia Tbk 0.252747 -0.2807 0.378049
9 Bank Ekonomi Rahar ja Tbk -0.07407 -0.18 -0.5122
10 Bank Pundi Indonesia Tbk 0.705263 -0.28395 0.034483
11 Bank Himpunan Saudar a 1906 Tbk 0.035714 -0.24138 2.045455
12 Bank ICB Bumiputer a Tbk 0.125 -0.21481 0.584906
13 Bank Inter nasional Indonesia Tbk 1.363636 -0.46154 -0.03571
14 Bank QNB Kesawan Tbk 0.405405 -0.31731 -0.02817
15 Bank Mandir i (Per ser o) Tbk 0.382979 0.038462 0.2
16 Bank Mega Tbk 0.380435 0.102362 -0.04286
17 Bank Negar a Indonesia Tbk 0.957071 -0.01935 -0.02632
18 Bank Nusantar a Par ahyangan Tbk -0.05385 0.056911 0
19 Bank OCBC NISP Tbk 0.7 -0.36471 0.416667
20 Bank Pan Indonesia Tbk 0.5 -0.31579 -0.19231
21 Bank Per mata Tbk 1.2375 -0.24022 -0.02941
22 Bank Rakyat Indonesia (Per ser o) Tbk 0.372549 -0.35714 0.02963
23 Bank Tabungan Negar a (Per ser o) Tbk 0.952381 -0.2622 0.198347
24 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 2.384615 -0.74242 0.544118
25 Bank Victor ia Inter nasional Tbk 0.15942 -0.19375 -0.09302
26 Bank Windu Kentjana Inter nasionall Tbk 0.339286 0.253333 -0.05319
27 Bank Mutiar a Tbk 0 0 0
28 Bank Mayapada Inter nasional Tbk -0.20359 0.075188 1.377622
29 Bank Of India Indonesia Tbk 0 0 1.6
30 Bank Sinar mas Tbk - -0.33333 -0.16667
31 BPD J awa Bar at dan Banten Tbk - -0.37241 0.164835
32 Bank J awa Timur Tbk - - 0
Sumber : Data sekunder yang telah diolah.
tahun, ada pula perusahaan yang mengalami penurunan return selama tahun pengamatan. Berdasarkan data tersebut, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakan return saham. Para investor perlu melakukan analisis yang tepat guna mengetahui perubahan tersebut sebagai signal baik atau buruk.
Rasio keuangan dirancang untuk mengetahui hubungan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Dalam penelitian ini akan digunakan model analisis rasio, yaitu: Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Debt To
Equity Ratio(DER), dan Earning Per Share (EPS). Dalam study ini tidak
menggunakan rasio aktifitas, karena jika perusahaaan memiliki terlalu banyak
aktifa maka perusahan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, hingga akhirnya menyebabkan laba menurun (Brigham, 1998)
Menurut Rico dkk (2012) Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Farkhan dan Ika (2013) Return on Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham. Menurut Aji (2012)
Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham.
Menurut Susilowati dan Turyanto (2011) Debt To Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham.
Secara umum, logika, teoritis, para pemodal tidak ingin membeli saham suatu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang buruk. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka penulis mengambil judul penelitian “KINERJ A KEUANGAN DAN RETURN SAHAM PADA BANK YANG GO PUBLIC
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pedoman untuk memecahkan masalah yang
dihadapi perusahaan . Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas , maka masalah – masalah yang ada tersebut dirumuskan agar perusahaan dapat menyusun strategi untuk menentukan langkah yang harus diambil perusahaan.
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah diulas diatas maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return saham pada Bank yang go publik di BEI?
2. Apakah Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap Return saham pada
Bank yang go publik di BEI?
3. Apakah Debt To Equity (DER) berpengaruh terhadap Return saham pada
Bank yang go publik di BEI?
4. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Return saham
pada Bank yang go publik di BEI?
1.3 TUJ UAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return saham.
3. Menganalisis pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return saham.
4. Menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham.
1.4MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Kontribusi Praktis
a. Penelitian ini dapat menambah referensi dalam menganalisis
perusahaan khususnya pada industri yang bergerak di bidang perbankan.
b. Penelitian ini dapat menambah keilmuan dan wawasan serta dapat mempertajam daya pikir ilmiah dalam disiplin ilmu yang ditekuni. 2. Kontirbusi teoritis
a. Dapat sebagai sumber informasi.
b. Dapat memberi ilmu pengetahuan bagi peneliti dan semua pihak yang
tertarik dengan manajemen keuangan.
c. Dapat sebagai acuan penelitian bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
3. Kontribusi kebijakan
a. Memberikan informasi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
khususnya dalam bidang keuangan terutama dalam memaksimalkan kinerja perusahaan.
b. Sebagai masukan kepada berbagai pihak mengenai CAR, ROA, DER,
BAB 2
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Hasil & Penelitian Terdahulu :
1. Farkhan dan Ika, 2013. PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI. “Return on
Assets dan Price Earning Ratio memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap return saham. Dan CR, DER dan TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham”.
2. Dedi Aji Hermawan, 2012. PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO,
EARNING PER SHARE DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN SAHAM. “DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
return saham serta EPS berpengaruh positif signifikan terhadap return
saham, dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham”.
3. Yeye Susilowati dan Tri Turyanto, 2011. REAKSI SIGNAL RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN. “DER berpengaruh positif dan
4. Rico Wijaya dkk, 2012. PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA EFEK
INDONESIA. “CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham”.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Investasi
a. Pengertian Investasi
Menurut Clark (1991), investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang.
Menurut Reilly (2003) mengatakan, investasi adalah komitmen satu dollar
dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat
inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang. Berdasarkan definisi-definisi Investasi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk
mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.
Keputusan invetasi merupakan kebijakan dari dua kebijakan lain dalam
manajemen keuangan, yaitu kebijakan pendanaan dan kebijakan deviden.
b. Tujuan Investasi
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk “menghasilkan sejumlah uang”. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor (investor’s wealth). Kesejahteraan dalam konteks investasi
Kesejahteraan moneter biasa ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini atau (present value) pendapatan di masa datang.
Beberapa alasan seseorang melakukan investasi :
v Mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa datang.
v Mengurangi tekanan inflasi.
v Dorongan untuk menghemat pajak.
v Produktifitas seseorang mengalami penurunan.
v Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga
memungkinkan suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari pada pengeluaran.
v Kebutuhan – kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan.
2.2.2 Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal sebagai suatu situasi dimana penjual dan pembeli dapat
melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas, dan komoditas yang diperjual belikan disini adalah modal (Ang, 1997).
Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari
keuangan, serta surat-surat berharga/klaim jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak langsung.
Pasar modal menurut hukum adalah sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek (Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995).
Definisi Pasar modal secara umum adalah tempat atau saran bertemunya
antara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan dalam jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. Dengan demikian pasar modal sebagai fasilitas berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan instrument terkait
lainnya.
b. Instrument Pasar Modal
Instrument pasar modal adalah sumua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di bursa. Sifat efek yang saat ini diperjual belikan di pasar modal (Bursa Efek) biasanya berjangka panjang, dan yang umum diperjual
belikan adalah saham dan obligasi.
Menurut Keputusan MenKeu No.1548/KMK.013/1990 tanggal 4
Desember 1990, yang dimaksud dengan efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, rights, warrants, opsi atau setiap derivative dari efek atau setiap instrument yang
2.2.3 Saham
a. Pengertian Saham
Menurut Fred and Copeland (1999: 166) saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Saham (stock atau share) adalah tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas ujuk. Saham berwujud selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
b. Macam Saham
Saham Biasa (common stocks) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi junior dalam pembagian deviden dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi setelah perusahaan melunasi kewajiban hutangnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).
Jenis saham biasa :
Menurut cara peralihan : saham atas ujuk (bearer stocks) atau tanpa
identitas pembeli dan saham atas nama (registered stocks)
Menurut hak tagih : saham unggul (blue chips), Growth stocks, Emerging growth stocks, Income stocks, Cyclical stocks, Defensive stocks,
Speculative stocks.
Saham Prefern (preferred stocks) adalah saham yang memiliki
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji
dan Fakhruddin, 2006). Jenis saham prefern :
Cummulative Prefered Stock, Non Cummulative Prefered Stock,
Participating Prefered Stock. (Komaruddin Ahmad, op.cit, hal.74-75)
c. Harga Saham
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perusahaan, perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Saham merupakan tanda penyertaan
atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fred dan Copeland, 1999: 166).
Harga saham dapat ditawarkan di pasar perdana dan pasar sekunder. Harga saham yang ditawarkan di pasar perdana dinamakan harga perdana / IPO. Masa penawaran saham perdana pada pasar ditentukan jangka waktunya. Setelah itu
saham telah tercatat di Bursa maka saham yang bersangkutan akan di perjualbelikan secara terus menerus dan harga saham akan berfluktuasi. Transaksi
Menurut Sawidji (1996: 46) harga saham dibedakan menjadi 3 (tiga): Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan
berdasarkan nilai nominal. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu saham tersebut dicatat di Bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga
saham emiten tersebut akan dijual kepada masyarakat, biasanya untuk menentukan harga perdana.
Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di Bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini
yang disebut sebagai harga dipasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan
Penilaian surat berharga dapat dirinci ke dalam beberapa macam jenis nilai saham, sebagai berikut:
v Nominal (Par Value): nilai kewajiban yang diterapkan untuk tiap lembar.
Kepentingannya berkaitan dengan hukum.
v Agio Saham (Additional Paid in Capital atau in Excess of Par Value):
selisih yang dibayar dengan nilai nominal.
v Nilai Modal Disetor (Paid in capital): total yang dibayar oleh pemegang
saham kepada emiten untuk ditukarkan dengan saham biasa atau prefern.
v Laba Ditahan (Retained Earnings): sebagai laba yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham untuk ditanamkan kembali ke perusahaan.
v Nilai Buku (Book Value): menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki
pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
v Nilai Pasar (Market Value): harga yang ditentukan oleh pasar pada saat
tertentu.
v Nilai Intrinsik atau Nilai Fundamental: nilai saham yang sebenarnya.
Dalam penentuan nilai intrinsik menggunakan dua pendekatan: menggunakan data keuangan perusahaan (misal: laba, deviden, penjualan),
dan menggunakan analisis teknikal menggunakan data pasar.
2.2.4 Signalling theory
Menurut Immaculatta (2006) kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang
perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan
diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik
(prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk
memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan
(Jama’an, 2008).
2.2.5 RETURN SAHAM
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh
investor yang menanamkan dananya di pasar modal. Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return)
dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting
dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Tujuan corporate finance adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang
hutang perusahaan (dana kreditur) tidak berpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur
akan didahulukan, sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga
berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham (Pradhono, 2004).
Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang
diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Pradhono, 2004).
Sumber – sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan return yang mencerminkan aliran
kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return yang merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun utang jangka
panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian). Dalam kata lain capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas (Sharpe, dkk.
1997:48).
Return saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2.2.6 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Return Saham Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Dendawijaya (2000:122) adalah
”Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana – dana
dari sumber-sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain – lain. Menurut Nugrahaeni(2007) Semakin rendah rasio CAR, maka akan
semakin kecil kemungkinan bank untuk memperoleh keuntungan sehingga semakin rendah pula return yang diterima. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di
Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
Menurut Rico dkk (2012) Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan, jika ada peningkatan Capital Adequacy Ratio maka akan
meningkatkan Return saham dan sebaliknya.
2.2.7 Pengaruh Return On Assets (ROA) Ter hadap Return Saham
Return On Assets (ROA) rasio ini sering disebut Return on Investment
(ROI). Menurut Mardiyanto (2009:196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari
aktivitas investasi. Probabilitas yang tinggi merupakan suatu keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba berdasarkan aktivanya maupun berdasarkan
perusahaan tersebut semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Konsekuensinya, ROA yang meningkat akan meningkatkan return saham.
Menurut Farkhan dan Ika (2013) Return on Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan, jika ada peningkatan Return on Assets maka akan meningkatkan
Return saham dan sebaliknya
2.2.8 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham
Debt To Equity Ratio (DER) adalah rasio hutang yang diukur dari
perbandingan hutang dengan equitas pemegang saham. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Menurut Ang (1997) Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga
return perusahaan juga semakin menurun.
Menurut Susilowati dan Turyanto (2011) Debt To Equity Ratio berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Return saham. Berdasarkan penelitian
diatas dapat disimpulkan, jika ada peningkatan Debt To Equity Ratio maka akan meningkatkan Return saham dan sebaliknya.
2.2.9 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang mengukur berapa besar
laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap-tiap lembar saham yang beredar
EBIT, EBT, EAT karena rasio ini memasukan unsur jumlah lembar saham dalam formulasi sehingga relatif lebih relevan jika dikaitkan dengan respon pasar saham.
Semakin tinggi laba (return) setelah pajak yang dihasilkan perusahaan semakin besar EPS perusahaan (Subiyantoro dan Andreani, 2001 dalam Martono, 2009). Menurut Aji (2012) EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan, jika ada
peningkatan Earning Per Share maka akan meningkatkan Return saham dan
sebaliknya.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan
penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:
Capital Adequacy ratio (CAR) X1
Return On Assets (ROA) X2
Earning Per Share (EPS) X4
Return Saham (Y)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, sebagai jawaban sementara dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha1 : CAR mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return Saham pada perbankan di BEI.
Ha2 : ROA mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return Saham pada perbankan di BEI.
Ha3 : DER mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return Saham pada perbankan di BEI.
Ha4 : EPS mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini di jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,
sumber data, dan teknik analisa data.
3.1 Definisi Operasional dan Variabel penelitian
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasi kegiatan (Nazir,1988;152). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
jenis yaitu Variabel Dependent (Y) Return Saham dan Variabel Independent (X) Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, Debt To Equity Ratio dan Earning Per
Share.
Variabel penelitian yang akan di uji dalam penelitian ini adalah variabel Dependent dan Independent.
3.1.1 Variabel Dependent
Dependent variable (Y) adalah Variabel yang dapat dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel X (Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, Debt To
Equity Ratio dan Earning Per Share). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Return saham pada Bank yang terdaftar di BEI yang diteliti.
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh
109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).
Return saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
= P − P
Independent variabel (X) adalah variabel-variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel Y (Return Saham) Bank yang terdaftar di BEI yang diteliti.
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Dendawijaya (2000:122) adalah
”Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain )
ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana – dana dari sumber-sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan
lain – lain. Jika CAR suatu bank tinggi, kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut akan semakin besar sehingga meningkatkan nilai saham perusahaan tersebut.
= Modal inti + Modal pelengkap
2. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) rasio ini sering disebut Return on Investment
(ROI). Menurut Mardiyanto (2009:196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Pancawati (2001) Semakin besar ROA, maka kinerja
perusahaan tersebut semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Konsekuensinya, ROA yang meningkat akan meningkatkan return saham.
= Laba sebelum pajak
Total Aktiva ( rata− rata) x 100%
(Sumber. SEBI No.6/23/DPNP Tahun 2004)
3. Debt To Equity Ratio (DER)
Debt To Equity Ratio (DER) Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah
dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Menurut
Ang (1997) Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return perusahaan juga semaki menurun.
= Total
Total
4. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang mengukur berapa besar
laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap-tiap lembar saham yang beredar
= Laba Setelah Pajak Jumlah Saham
3.2 Teknik pengumpulan data 3.2.1 J enis Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang dikumpulkan
dari Bursa Efek Indonesia, adapun data-data sekunder tersebut sebagai berikut : a. Data Kualitatif
Pengolahan data yang berbentuk uraian-uraian dan tidak berbentuk
angka-angka dalam hal ini adalah data sejarah singkat perusahaan. b. Data Kuantitatif
Pengolahan data yang berbentuk angka-angka, dalam hal ini adalah laporan keuangan yang berupa neraca, laporan laba rugi dan data lain-lain mengenai obyek yang diteliti yang diperoleh dari BEI tahun 2010-2012.
3.2.2 Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Yang
dimaksud dengan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber selain responden yang menjadi sasaran penelitian. Data sekunder yang didapatkan sebagai bahan penelitian ini didapatkan melalui pengumpulan dokumentasi
laporan keuangan yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data berupa laporan keuangan, yaitu neraca dan
3.2.3 Skala pengukuran
Untuk menjelaskan masing-masing jenis data Jika ditinjau dari sumber
perolehan, maka data dapat dibagi menjadi data primer dan sekunder. Namun jika ditinjau dari skala data, Menurut Hartono (2004) tipe-tipe skala pengukuran ada 4
type/jenis data, yaitu data nominal, ordinal, interval dan rasio.
Skala ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Menurut Hartono (2004) Skala rasio adalah memiliki nilai klasifikasi dan order
(memiliki urutan), distance (berjarak) dan memilki nilai awal (origin). Skala ini merupakan skala tertinggi dari tiga skala sebelumnya. Contoh skala rasio adalah
usia, jumlah penjualan, penghasilan, laba dan sebagainya.
3.3 Teknik pengambilan sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek lain dan kelompok tersebut akan dikenal generalisasi dari hasil penelitian
(Soemarsono,2004;44).
Populasi dari penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan perbankan
3.3.2 Sampel
Sampel adalah beberapa anggota atau bagaian yang dipilih dari beberapa
populasi untuk diambil kesimpulan, dari kesimpulan tersebut akan digeneralisasikan keseluruhan populasi (Sulasi 2003:67)
Dari 32 Bank yang diteliti di Bursa Efek Indonesia di ambil sampel 26 Bank adalah Bank Central Asia Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Ekonomi Raharja Tbk, Bank Mandiri (persero) Tbk, Bank
Mega Tbk, Bank Negara Indonesia (persero) Tbk, Bank Nusantara Parahyangan Tbk, Bank OCBC NISP Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Permata Tbk, Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk, Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, dll. Teknik pengambilan sampel ini adalah Purposive sampling atau teknik penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono. Metode Penelitian
Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2004). Hanya elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu dari penelitian saja yang bisa dijadikan sampel penelitian. Sampel
yang masuk harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan harus listing minimal 1 tahun sebelum tahun penelitian. 2. Perusahaan yang listing di BEI yang mempunyai data keuangan yang
lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya dari periode tahun 2010-2012.
3. Bank tersebut tidak delisting di BEI selama periode penelitian.
5. Perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya dan memiliki data selama periode 2010-2012.
3.4 Teknik Analisis Data dan Pengukur an Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
hubungan antara variabel dependent dan variabel independent secara menyeluruh baik secara simultan dan secara parsial. Sebelum melakukan uji regresi linier
berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik (Ghozali, 2001). Tujuan pemenuhan asumsi klasik agar variabel independent sebagai estimator atas variabel dependent tidak mengalami
bias.
3.4.1 Analisis Regr esi Linier Berganda
Untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara CAR (X1), ROA (X2), DER (X3), EPS (X4) terhadap Return Saham (Y). Dan untuk mencari koefisien
regresi variabel-variabel dependent dapat menggunakan program software komputer SPSS 18.0 for windows.
Rumus analisis regresi linier berganda : Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3+ b4X4+ e Keterangan :
Y = Return Saham
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Return on Assets (ROA)
X3 = Debt To Equity Ratio (DER)
X4 = Earning Per Share (EPS)
Pengujian dengan menggunakan model regresi linier berganda dengan koefisien regresi X1,X2,X3,X4 terhadap Return Saham (Y) dimana hasil bisa
positif (+) atau negative (-) yang selanjutnya dilakukan pengujian hipotesa uji statistic dengan tingkat kepercayaan (α) sebesar 5%.
3.4.2 Melakukan pengujian adanya asumsi klasik yang diwakili oleh uji: a. Autokorelasi (Uji Durbin – Waston)
Menurut Ghozali (2006:95) Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah menggunakan uji
Durbin-Waston yang akan digunakan program software computer SPSS 18.0 for windows.
Tabel 3.1
Batas-Batas Daerah Test Dur bin-Watson
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2006:91) Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Apabila terjadi multikolinier, maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan
dan standar error tidak dapat ditentukan. Multikolinier ini dapat diidentifikasi dengan cara membuat corelation matrix untuk semua variabel bebas dengan bantuan program komputer yang akan menunjukan koefisien kerelasi sederhana
variabel bebas satu dengan yang lain. Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi (mendeteksi +1 atau -1) berarti ada masalah multikolinieritas.
c. Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006:105) uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik scatterplot. Menurut Ghazali
(2006:105), jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksinya maka digunakan program komputer SPSS.
3.4.3 Analisis Koefisien Korelasi Simultan (Uji F)
Tujuan melakukan uji F adalah untuk menguji tingkat signifikan antara variabel bebas yaitu Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, Debt To Equity
Ratio dan Earning Per Share terhadap Return Saham Sendiri sebagai variabel
Dikatakan signifikan apabila nilai F hitung adalah lebih besar dari F tabel pada tingkat signifikan yang dipilih atau sebaliknya. Langkah-langkahnya sebagai
berikut :
1. Merumuskan hipotesis
Ho : b1= b2 = b3 = b4 = 0, Berarti secara simultan variabel bebas (Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, Debt To Equity Ratio dan Earning Per Share) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat
(Return Saham).
Ha : b1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ 0, Berarti secara simultan variabel bebas (Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, Debt To Equity Ratio
dan Earning Per Share) berpengaruh terhadap variabel terikat (Return saham).
2. Menentukan besarnya level of significant (α) sebesar 5% dan menentukan F tabel dengan cara mengetahui derajat kebebasan V1 dan
V2 yang mana V1 = k dan V2 = n-k-1
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0 dalam grafik. 4. Menentukan besarnya F hitung menurut hasil perthitungan SPSS 18.0
for windows.
Kriteria pengujian :
a. Jika Fhit > F tabel maka koefisien determinasi berganda yang di uji
b. Jika Fhit < Ftabel maka koefisien determinasi berganda yang diuji tidak signifikan.
Sebagai bantuan untuk memperoleh keakuratan hasil dari rumus-rumus statistik diatas akan digunakan program SPSS 18.0 for windows.
3.4.4 Analisis Koefisien Korelasi Par sial (Uji t)
Tujuan melakukan uji t adalah untuk menguji tingkat signifikan pengaruh variabel bebas yaitu Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, Debt To Equity
Ratio dan Earning Per Share terhadap Return Saham sebagai variabel terikat
secara parsial adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
2. Menentukan besarnya level of significant (α) sebesar 5% dan menentukan t hitung, dengan degree of freedom (df) sebesar n - k - 1
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0 dalam grafik. 4. Menentukan besarnya t hitung dari hasil perhitungan SPSS 18.0 for
windows.
Kriteria keputusan adalah sebagai berikut :
a. Ho di terima, jika Ho apabila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
b. Hi ditolak, jika Ho apabila – t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel
Sebagai bantuan untuk memperoleh keakuratan hasil dari rumus-rumus
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1 Gambar an Umum Bur sa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
[Desember
1912]
• Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda
[1914 –
1918]
• Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925 –
1942]
• Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
[Awal tahun
[1956] • Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
[1956 –
1977]
• Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus 1977]
• Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai
HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
Berharga Syariah Negara
[1977 –
1987]
• Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987] • Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia
[1988 –
1990]
• Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas
bursa terlihat meningkat
[2 J uni
1988]
• Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan
dealer
[Desember
1988]
• Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
1989] Surabaya
[13 J uli
1992]
• Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
[22 Mei
1995]
• Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
[2000] • Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
[2002] • BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading)
[2007] • Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
2009] Efek Indonesia: J ATS-NextG
4.1.2 Visi dan Misi PT Bur sa Efek Indonesia
a. VISI
Visi Bursa Efek Indonesia tidak terlepas dari latar belakang dilakukannya merger BES dan BEJ sebagaimana adanya suatu keinginan untuk memiliki
suatu bursa yang kuat, bernilai, kredibel, kompetitif dan berdaya saing global. Maka Visi itu adalah Menjadi bursa yang kompetitif dengan
kredibilitas tingkat dunia.
b. MISI
Dalam usaha mencapai visi tersebut, Bursa Efek Indonesia perlu menempatkan misi yang harus di emban setidaknya. Misi dari Bursa Efek
Indonesia adalah Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
4.2 Gambar an Umum Per usahaan Sampel
Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan melakukan kegiatan jual beli saham periode tahun 2010-2012. Terdapat 26 perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini :
1. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
Dana Pensiun Perkebunan Nusantara pada 27 September 1989, memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 11 Desember 1989,dan
beroperasi komersial pada 8 Februari 1990. Pada 2011, perusahaan ini diakuisisi oleh Bank Rakyat Indonesia,dan puncaknya di tahun 2012, perusahaan berganti nama menjadi BRI Agroniaga. Alamat kantor pusat BRI Agroniaga, Tbk sekarang
berada di Plaza GRI Jl. HR Rasuna Said Blok X2 No. 1, Jakarta 12950.
2. Bank Ar tha Graha Internasional Tbk.
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk berkedudukan di Jakarta Selatan, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation dengan
ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank. Pada tanggal 10 Juli 1990, PT. Inter-Pacific Financial Corporation mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Tanggal 2 Februari 1993 PT. Inter-Pacific
Financial Corporation berubah nama menjadi PT. Inter-Pacific Bank. Pada tanggal 24 Februari 1993, PT. Inter-Pacific Bank mendapatkan izin usaha sebagai
bank umum dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 176/KMK.017/1993. Pada tanggal 1 September 1998 PT. Inter-Pacific Bank berubah nama menjadi PT. Bank Inter-Pacific, Tbk.
PT. Bank Artha Graha menggabungkan diri kedalam PT. Bank Inter-Pacific, Tbk. Penggabungan tersebut telah mendapat izin dari Bank Indonesia dengan
sekarang berada di kantor pusat sudirman jakarta Gedung Artha Graha Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD) Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53 Jakarta Selatan
-12190
3. Bank Bukopin Tbk.
Bank Bukopin sebelumnya bernama Bank Umum Koperasi Indonesia di antara pada tanggal 1 Juli 1970 sampai dengan 31 Agustus 1989 adalah bank swasta terbesar di Indonesia yang didirikan sejak pada tanggal 1 Juli 1970 dengan nama
Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKI) & sebelumnya dimiliki oleh Telkom dan PLN hingga pada tanggal 30 Juni 2001. Kantor pusat berada di Jl. MT. Haryono
Kav. 50-51Jakarta 12770.
4. Bank Bumi Artha Tbk.
Bank Bumi Arta yang semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di
Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967. Pada tanggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk
menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Penggabungan usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen Bank, dan memperluas jaringan operasional Bank. pada tanggal 14 September 1992 dengan
izin dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia nama Bank Bumi Arta Indonesia diganti menjadi Bank Bumi Arta. Pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta
Terbuka. Alamat kantor pusat Jl KH Wahid Hasyim 234 Ged Bank Bumi Arta Lt 1-3 Jakarta 10340 Jakarta.
5. Bank Capital Indonesia Tbk.
Berdiri pada 20 April 1989,bank patungan antara Credit Lyonnais SA dan Bank
Maybank Indonesia. Anggaran dasar bank disetujui oleh Menhukham pada 27 Mei 1989 dan Menteri Keuangan pada 25 Oktober 1989. Bank resmi beroperasi komersial pada 25 Oktober 1989. Pada 2004,perusahaan ini diakuisisi oleh Danny
Nugroho,dan hal ini disetujui dalam RUPS 3 Maret 2004,serta perubahan nama menjadi Bank Capital Indonesia pada RUPS saat itu. Nama ini disetujui oleh
Menhukham pada 29 September 2004,dan Bank Indonesia pada 19 Oktober 2004. Alamat kantor pusat Sona Topas Tower Lt. Dasar & Lt. 12 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920.
6. Bank Central Asia Tbk.
Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan
pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Alamat kantor pusat berada di JL.MH. Thamrin No.1 Menara BCA, Grand Indonesia Jakarta 10310.
7. Bank CIMB NIAGA Tbk.
CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26 September 1955 sebagai bank swasta nasional dengan nama Bank Niaga. Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham perdana sehingga menjadi perusahaan
sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group
sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi kebijakan Single
Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham pengendali
Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan penggabungan (merger) kedua bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan logo kepada masyarakat luas. Alamat kantor pusat Menara radius
Prawiro Lt. 19 Jl. MH Thamrin No. 2 Jakarta 10110.
8. Bank Danamon Indonesia Tbk.
Bank Danamon didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 nama bank ini berubah menjadi PT Bank Danamon
Indonesia. Tahun 1989 menjadi perusahaan publik melalui penawaran saham di Bursa Efek Jakarta. Alamat kantor pusat Menara Bank Danamon, Lt. 6 Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E IV No. 6 Mega Kuningan, Jakarta 12950.
9. Bank Ekonomi Raharja Tbk.
PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. didirikan pada tanggal 15 Mei 1989 dengan
bank umum pada 8 Maret 1990. Alamat kantor pusat Graha Ekonomi Jl. Setiabudi Selatan Kav. 7-8 Jakarta 12920.
10. Bank Pundi Indonesia Tbk.
Bank Pundi Indonesia berdiri pada 1992, saat itu bank ini bernama Bank
Eksekutif Internasional. Pada 2001, Bank Eksekutif melakukan IPO, lalu pada 2009, masuk pengawasan Bank Indonesia karena kredit macet Pada 2010, PT Recapital Secutities masuk dan menjadi pembeli saham mayoritas, bersama IF
Service dan Far East Opportunities Ltd, membeli saham Keluarga Widjaja, pemilik Bank Eksekutif. Resmi menjadi Bank Pundi Indonesia pada tahun itu
juga. Alamat kantor pusat Kantor pusat : Jl. RS Fatmawati No.12 Jakarta Selatan.
11. Bank Himpunan Saudar a 1906 Tbk.
Bank Himpunan Saudara 1906 atau lebih dikenal sebagai Bank Saudara adalah
salah satu bank yang ada di Indonesia. Bank ini didirikan pada tahun 1906. Tahun 2006 Identitas korporat berubah dari Bank HS 1906 menjadi Bank Saudara
sekaligus menjadi Perusahaan publik/terbuka. Alamat kantor pusat berada di Jl. Diponegoro No 28 Bandung.
12. Bank ICB Bumiputera Tbk.
Bank ICB Bumiputera, dahulu Bank Bumiputera, didirikan pada tanggal 12 Januari 1990 sebagai Bank public oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan
2004-2007 setelah terjadinya beberapa perpindahan saham, ICB Financial Group Holdings (ICBFGH), group usaha dari beberapa Bank dengan operasional global
di 14 negara, menjadi pemegang saham mayoritas.Di tahun 2009, dengan visi baru untuk menjadi Bank Ritel terkemuka, Bank Bumiputera, secara resmi berubah nama menjadi Bank ICB Bumiputera dengan logo dan identitas korporasi
baru. Perusahaan telah diakuisisi oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk. sebanyak 30%,sementara ICB Financial Holdings masih memegang saham sebanyak
39,9%.Akuisisi ini akan efektif setelah disetujui Bank Indonesia. Akuisisi dilakukan pada 2 April 2013. Alamat kantor pusat Menara ICB Bumiputera Jl. Probolinggo No. 18 Menteng Jakarta Pusat 10350.
13. Bank Internasional Indonesia Tbk.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) didirikan 15 Mei 1959. Setelah
mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988, BII mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia atau
BEI) pada tahun 1989. Per 30 Juni 2013, sebesar 88,29% saham BII dimiliki oleh Malayan Banking Berhad (Maybank), grup keuangan terbesar di Malaysia. Alamat kantor pusat berada di gedung Sentral Senayan 3, Lt.26, JL. Asia Afrika
No.8, JKT 10270.
14. Bank QNB Kesawan Tbk.
Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 bentuk usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank
Chunghwa Shangyeh. Pada tahun 1965, PT Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT Bank Kesawan dan untuk lebih memantapkan posisi Bank maupun pengembangan usaha yang lebih baik, Kantor Pusat Bank Kesawan
direlokasi atau hijrah ke Jakarta pada tahun 1990. Bank Kesawan menjadi Bank Publik pada tahun 2002 dengan Penawaran Saham Umum Perdana sejumlah 78,8
juta lembar melalui Bursa Efek Jakarta. Tahun 2011 Qatar National Bank S.A.Q menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank yang memiliki 69,59 % dari modal ditempatkan dan disetor Bank. Alamat kantor pusat berada di Office Park Tower
D, LOT. 18 SCBD JL. JEND. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190.
15. Bank Mandiri (Per ser o) Tbk.
Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada
bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkanke dalam Bank Mandiri.
Alamat kantor pusat berada di Plaza Mandiri, JL. Gatot Subroto Kav. 36-38, Jakarta 12190.
16. Bank Mega Tbk.
tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada
tahun 1996 diambil alih oleh CT Corpora (d/h Para Group) (PT Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama). Dan tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega, pada tahun yang sama PT.
Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Alamat kantor pusat berada di Menara Bank Mega Lt. 15 Jl. Kapten Tendean
12-14A Jakarta 12790.
17. Bank Negar a Indonesia Tbk.
Bank Negara Indonesia didirikan dan dipersiapkan pada tanggal 5 Juli 1946 menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah
menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal
pada tahun 1996. Alamat kantor pusat berada di Jl. Jenderal Sudirman Kav. 1Jakart a
10220.
18. Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan tanggal 18 Januari 1972. Tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15