• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)

i

PADA MATERI MENGURUTKAN ANGKA

DALAM SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU UNTUK SISWA

KELAS 1 SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Elisabeth Sinar

NIM. 131134269

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Juruselamatku Tuhan Yesus Kristus

Yang selalu memberikan kekuatan, berkat, serta perlindungan

Bapak tercinta Longginus Joni (alm)

Yang senantiasa menjadi pendoa bagi kami sekeluarga

Mama Germana Ones

Sang motivator, selalu memberikan perhatian, doa, kasih sayang dan

dukungan

Kakek Romanus Nambok (alm), Kakek Gabriel Dagas, Nenek Katarina Owe

(alm) dan Nenek Rosalia Intus (alm)

Yang selalu memberikan doa

Saudara - saudari Tersayang

Rensiana Jelita, Yohanes Sahagun, Jefriano Dasman

Yang selalu memberikan dukungan dan motivator, serta selalu menghibur disaat

susah

Keluarga Besarku

Yang selalu memberikan doa dan motivasi

Teman-teman kelompok

Rahma, Robert, Susan, Regina, Sumardan, Hilda,

dan Gustin

Yang selalu membantu dan mendukung

Teman dan sekaligus saudara

Sustiana Irna yang selalu membantu dan menemani dalam pembuatan

media pembelajaran

Teman – teman PPGT Angkatan 2013

Yang selalu memberikan dukungan, semangat, perhatian dan kebersamaan

Yang Tersayang

(5)

v

dan Pak Paulus Wahana

Yang selalu menasehati dan memperbaiki kesalahan selama mengikuti

perkuliahan

Kakak-kakak PPGT Angkatan 2012

Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

Keluarga Besar Student Residence

Pamong dan teman-teman SR

Yang selalu memberikan perlindungan dan nasihat

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma

(6)

vi

“Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:6)

“Keberhasilan ada di alam tindakan, bukan di alam angan-angan atau rencana”

Mario Teguh

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Elisabeth Sinar

Nomor Mahasiswa : 131134269

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 09 Februari 2017

(9)

ix

PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL KOTAK BINTANG PADA MATERI POKOK MENGURUTKAN ANGKA

DALAM SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

Elisabeth Sinar Universitas Sanata Dharma

2017

Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional merupakan alasan dilakukan penelitian ini dan menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian R&D. Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall dan Sugiyono dengan prosedur penelitian yang meliputi lima langkah yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi ahli, dan (5) Revisi desain. Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan sebagai analisis kebutuhan guru kelas 1 SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan sebagai validasi produk untuk mengetahui kualitas media yang dilakukan oleh dua pakar media pembelajaran dan dua guru kelas 1 yaitu guru kelas 1A dan 1B.

Validasi media pembelajaran kotak bintang berpedoman pada 15 aspek penilaian yaitu (1) petunjuk cara penggunaan, (2) potensial untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, (3) tidak mengandung unsur salah konsep, (4) sesuai dengan karakteristik siswa kelas 1, (5) mempermudah siswa dalam memahami materi, (6) memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif, (7) media konkrit untuk digunakan dalam pembelajaran, (8) media dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa,(9) ukuran media proporsional, (10) bahan yang digunakan dalam pembuatan media mudah didapatkan dan murah, (11) bahan yang digunakan dalam pembuatan media kuat, tahan lama, dan dapat digunakan berulang-ulang, (12) pemilihan warna pada media indah dan menarik, (13) gambar yang digunakan pada media jelas, (14) bahasa yang digunakan pada media sederhana, (15) media yang digunakan tidak membahayakan keselamatan siswa.Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional kotak bintang menghasilkan skor 4,26 (Sangat Baik) dan 4,00 (Baik). Validasi dari dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,00 (Baik) dan 4,00 (Baik). Media pembelajaran konvensional kotak bintang memperoleh rerata skor 4,06 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran konvensional kotak bintang yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

(10)

x

DEVELOPMENT OF CONVENTIONAL MEDIA BOX STAR ON MAIN MATERIAL SORTING NUMBERS

IN SUBTHEMES TAKING CARE OF MY BODY FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL

Elisabeth Sinar Sanata Dharma University

2017

Teacher’s needs to conventional media learning is become the reason doing this research and produce a product in the form of star box conventional instructional media on main material sorting numbers In Subthemes Taking Care of My Body For First Grade Elementary School.

The research that is used was R&D research. This research uses the research and development of Borg and Gall and Sugiyono with research procedure includes five steps: (1) The potential and problems, (2) Data collection, (3) Design products, (4) Validation of experts, and (5) Design revision. Instruments used in the needs analysis are interview and questionnaire. Interview was used as the analysis of the needs of first grade classroom teachers SD Negeri Kalasan 1, while the questionnaires were used as validation of products to determine the quality of the media conducted by two experts and two instructional media first grade teacher that is classroom teachers 1A and 1B.

Validation instructional media star box based on the 15 aspects of assessment on: (1) how to use. (2) the potential to support the achievement of learning objectives, (3) does not contain the miss concept elements, (4) in accordance with the characteristics of students in grade 1. (5), enables students to understand the material easily. (6) to facilitate students to engage actively, (7) media in concrete terms to be used in learning, (8) media can be used easily by teachers and student, (9) proportionally media size, (10)the materials used in the manufacture of media easily available and cheap, (11)the materials used in the manufacture is strong, durable, and can be used repeatedly. (12) the color selection on the media beautiful and attractive, (13) the images used in the media is clear, (14) languages used in media is simple language, (15) the media used do not endanger the safety of students. Validation of two media experts conventional learning star box produced a score of 4.26 (Very Good) and 4.00 (Good). Validation of two classroom teachers from first grade elementary school resulted in a score of 4.00 (Good) and 4.00 (Good). Conventional learning media star box gained an average score 4.06 with category of "Good". Thus, the conventional learning media star box developed already fit for use as a medium of learning.

(11)

xi

Puji dan syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat serta bimbingan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan izin penelitian dan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Istri Ayuwati selaku guru kelas I A SD Negeri Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

(12)

xii

11.Adik-adik terhebat Rensiana Jelita, Yohanes Sahagun dan Jefriano Dasman yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman kelompok, Robert, Rahma, Regina, Susan, Hilda, Gustin, Sumardan yang selalu memberikan semangat serta motivasi juga menjadi teman diskusi dikala penulis mengalami kesulitan.

13.Teman dan sekaligus saudara Sustiana Irna yang selalu membantu dan menemani dalam pembuatan media pembelajaran.

14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2013 yang selama ini selalu mendukung, berbagi kebahagian dan berjuang bersama-sama.

15.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata Dharma yang memberi rasa nyaman dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 09 Februari 2017

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Istilah ... 6

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 9

1. Media Pembelajaran ... 9

a. Media ... 9

b. Pembelajaran ... 9

c. Media Pembelajaran ... 10

d. Fungsi Media Pembelajaran ... 10

e. Klasifikasi dan Macam Media Pembelajaran ... 13

(14)

xiv

a. Pengertian ... 23

b. Bahan dalam pembuatan media konvensional kotak bintan ... 24

c. Cara penggunaan media konvensional kotak bintang ... 25

d. Kelebihan dan kekurangan media konvensional kotak bintang ... 27

3. Karakteristik Siswa SD... 27

4. Materi Pokok ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Setting Penelitian ... 40

C. Prosedur Pengembangan ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 55

G. Jadwal Penelitian ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 61

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 64

B. Deskripsi Produk Awal ... 65

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 67

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I dan Revisi Produk ... 71

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 75

1. Kajian Produk Akhir... 75

2. Pembahasan ... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Keterbatasan Pengembangan ... 85

(15)

xv

(16)

xvi

Tabel 1. Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 50

Tabel 2. Kuesioner Instrumen Validasi Media Pembelajaran ... 51

Tabel 3. Kriteria Kelayakan ... 54

Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 56

Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima ... 59

Tabel 6. Jadwal Penelitian... 60

Tabel 7. Komentar & Saran Perbaikan Validator G.K dan Revisi... 69

Tabel 8. Komentar & Saran Perbaikan Validator M.M.I dan Revisi ... 70

Tabel 9. Komentar & Saran Perbaikan Validator I.A dan Revisi ... 72

Tabel 10. Komentar & Saran Perbaikan Validator S dan Revisi ... 74

(17)

xvii

Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

Bagan 2. Kerangka Berpikir ... 36

Bagan 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) ... 41

(18)

xviii

Gambar 1. Gambar mengenal huruf vokal dan konsonan... 26

Gambar 2. Gambar mengenal kosakata ... 26

Gambar 3. Gambar Kotak Media yang belum Revisi ... 70

Gambar 4. Gambar Kotak Media Yang sudah direvisi ... 70

Gambar 5. Gambar Media Plastisin yang belum direvisi ... 73

Gambar 6. Gambar Media Plastisin yang sudah direvisi ... 73

Gambar 7. Gambar Kotak Bintang yang sudah dilengkapi dengan manik-manik bintang ... 79

Gambar 8. Gambar Plastisin Bintang yang sudah ditempeli gambar dan tulisan ... 80

Gambar 9. Gambar Kotak Bintang masih tahap revisi ... 80

Gambar 10. Gambar Kotak Bintang yang sudah direvisi ... 81

Gambar 11. Gambar Kotak Bintang dengan manik-manik sesuai urutan ... 81

Gambar 12. Gambar Plastisin Bintang Bergambar ... 82

Gambar 13. Gambar Kotak Bintang dan urutan kotaknya ... 82

Gambar 14. Gambar Petunjuk Penggunaan Media Kotak Bintang ... 83

(19)

xix

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 90

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 92

Lampiran 3 Surat Ijin Validasi ... 93

Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ... 94

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang ... 98

Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I... 106

Lampiran 7 Riwayat Hidup ... 114

Lampiran 8 Silabus (dicetak terpisah) ... 115

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh

manusia saat ini. Pendidikan dapat dibagi kedalam beberapa jenis seperti

pendidikan formal, pendidikan nonformal dan informal. Pada pendidikan formal

dapat dibagi menjadi beberapa jenjang pendidikan yaitu jenjang pendidikan

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas

(SMA) dan Perguruan Tinggi. Dalam proses pendidikan selalu hadir interaksi

antara guru dan siswa yang kemudian disebut belajar dan mengajar.

Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan juga merupakan suatu sarana untuk

memberi ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjadikan siswa yang

berkarakter. Proses pendidikan ini dilakukan sesuai dengan tingkat

perkembanagan siswa. Pendidikan dapat diberikan pada tingkat formal maupun

non formal. Pada umumnya pendidikan selalu berfokus pada aspek kognitif

(pengetahuan berdasarkan fakta).

Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, apabila pelajaran yang

disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, begitu pula

(21)

guru agar apa yang disampaikannya dapat diterima atau dapat dipahami oleh

siswa?. Jawabannya salah satu cara yaitu harus menggunakan media

pembelajaran. Karena jika guru hanya menggunakan metode ceramah, maka siswa

hanya duduk diam dan mendengarkan, siswa akan menjadi pasif. Oleh karena itu,

media pembelajaran sangat penting digunakan agar siswa lebih cepat memahami

materi bahkan dapat digunakan secara langsung.

Saat ini, fakta di lapangan sungguh jauh berbeda dari harapan. Masih banyak

guru-guru yang jarang menggunakan media sebagai alat bantu untuk

menyampaikan materi. Guru-guru cenderung menggunakan metode ceramah

dalam mengajar, sehingga seringkali siswa juga hanya sibuk dengan kegiatannya

sendiri seperti mengantuk di kelas, mengganggu teman yang ada di sampingnya

tanpa memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Padahal, media sangat

membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, bahkan

media juga dapat dipraktikan secara langsung oeh siswa itu sendiri. Terutama

siswa kelas 1 SD dimana siswa tersebut harus menggunakan media agar bisa

memahami materi yang dipelajari.

Malapu dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:131) mengungkapkan bahwa

penggunaan media dalam pembelajaran memiliki keunggulan karena dapat

memberi rangsangan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal baru dan

mengaktifkan respons belajar karena dapat memberikan balikan hasil belajar

dengan segera. Dari urain diatas dapat diketahui bahwa media pembelajaran

memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan

(22)

pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan

efisien.

Media pembelajaran menjadi salah satu komponen penting yang

mendukung pembelajaran. Hal tersebut karena media dapat menjadi fasilitas

antara guru dengan siswa dalam penyampaian materi pembelajaran di dalam

kelas. Media pembelajaran dapat berbentuk visual berupa gambar, bentuk, dan

sebagainya yang memanfaatkan penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio

berupa film suara, radio, dan sebagainya yang memanfaatkan pendengaran,

ataupun yang memanfaatkan keduanya yakni berbentuk audiovisual (Anitah,

2010:7-48). Imron (1996: 36) pembelajaran dapat menarik dan menyenangkan

jika menggunakan media pembelajaran. Banyak bahan-bahan belajar yang sulit

dipelajari, akan tetapi dapat berubah menjadi mudah setelah adanya media

pembelajaran.

Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) media pembelajaran itu sendiri dapat

diartikan sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.

Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai alat yang dapat membantu

proses belajar mengajar dan befungsi untuk memperjelas makna pesan yang

disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan

sempurna. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus

dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.

Media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti media

(23)

benar-benar dipahami oleh siswa, sedangkan media ICT hanya dapat dilihat dan tak dapat dipraktekkan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I SDN Kalasan 1,

diperoleh informasi bahwa hambatan yang dialami siswa kelas 1 SD yaitu susah

untuk berhitung, walaupun guru sudah menggunakan media pembelajaran yaitu

media pembelajaran berbasis ICT.

Peneliti juga menemukan kesulitan siswa dalam memahami materi

mengurutkan angka. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru wali

kelas 1A dan 1B SD Negeri Kalasan 1, bahwa siswa masih sulit memahami

materi mengurutkan angka pada mata pelajaran Matematika.

Dengan adanya hambatan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang

berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang

akan dibuat oleh peneliti adalah media pembelajaran konvensional kotak bintang.

Media pembelajaran konvensional kotak bintang ini dibuat untuk membantu siswa

agar bisa mengurutkan angka dari angka terkecil hingga bilangan yang paling

terbesar.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak

bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat

(24)

2. Bagaimana kualitas produk Media Pembelajaran Konvensional Kotak

Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat

Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan Media Pembelajaran

Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam

Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan tingkat kualitas produk Media Pembelajaran

Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam

Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta

pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan Media

Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada Subtema Aku Merawat

Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu

referensi mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak

Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat

(25)

3. Bagi sekolah

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi pada sekolah

dalam mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang

pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku

untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

4. Bagi prodi PGSD

Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD

Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan Media Pembelajaran

Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam

Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

E.Batasan Istilah

1. Media konvensional adalah seperangkat alat pembelajaran sederhana yang

dibuat atau dihasilkan oleh tangan manusia tanpa bantuan mesin.

2. Media konvensional kotak bintang adalah media konvensional yang dibuat

berupa kotak, dan pada kotak tersebut dibuat kotak-kotak kecil selanjutnya

pada kotak-kotak kecil tersebut ditulisi angka-angka, sehingga siswa hanya

mengurutkannya sesuai dengan jumlah pada angka yang ada.

3. Plastisin bintang sebagai media yang digunakan untuk dimasukkan

kedalam kotak-kotak kecil tersebut. Plastisin bintang yang dimasukkan

kedalam kotak harus sesuai dengan angka yang telah ditempel pada kotak

tersebut.

4. Media konvensional kotak bintang adalah Mengurutkan angka adalah

(26)

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Media pembelajaran konvensional kotak bintang potensial untuk mencapai

tujuan pembelajaran ialah memahami dengan benar konsep mengurutkan

angka.

2. Potensial membangkitkan rangsangan atau semangat ialah media

pembelajaran kotak bintang dapat memberikan motivasi atau semangat

kepada siswa karena media ini didesain berbentuk bintang.

3. Dapat digunakan secara berulang-ulang. Maksudnya ialah media kotak

bintang didesain menggunakan bahan yang tahan lama sehingga tidak

digunakan hanya sekali tetapi bisa digunakan kapan saja.

4. Mudah dibawa kemana-mana. Maksudnya adalah media kotak bintang

didesain dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan nyaman untuk dibawa

keman-mana.

5. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Masudnya ialah media

pembelajaran kotak bintang cocok digunakan untuk siswa kelas 1 sekolah

dasar karena didesain dalam bentuk permainan.

6. Berdasarkan konsep yang jelas maksudnya ialah media kotak bintang dapat

menjelaskan konsep mengurutkan angka karena pada kotak-kotak tersebut

sudah dibuat atau sudah ditulisi angka-angka pada setiap kotak tersebut,

sehingga siswa hanya mengurutkannya sesuai dengan jumlah pada angka

(27)

7. Warnanya menarik. Maksudnya ialah warna yang digunakan dalam media

kotak bintang menarik baik gambar maupun papannya sehingga membuat

siswa senang untuk menggunakannya.

8. Media pembelajaran konvensional kotak bintang yang dikembangkan

terdiri atas :

a. Kotak bintang: yakni kotak yang berisi manik-manik bintang. Kotak

bintang dibuat dari tripleks dan dihias menggunakan stiker bintang agar

terlihat menarik. Ukuran kotak yang paling besar adalah 45cm x 50cm,

sedangkan kotak kecil yang dimasukkan kedalam kotak besar

berukuran 11cm x 11cm. Jumlah kotak kecil yang disusun pada kotak

besar adalah 20 kotak.

b. Plastisin bintang: yakni plastisin yang digunakan untuk menyusun

angka-angka dari yang terkecil hingga terbesar. Manik-manik bintang

dibuat dari plastisin. Ukuran plastisin untuk pembuatan manik-manik

bintang adalah berbeda-beda agar terlihat menarik. Manik-manik

bintang disusun dalam kotak yang berukuran kecil dan disusun sesuai

dengan urutan.

9. Media kotak bintang terdiri dari 20 kotak, dan setiap kotak harus diisi

dengan plastisin bintang sesuai dengan jumlah yang ada pada kotak

tersebut.

10.Media kotak bintang memiliki petunjuk penggunaannya sehingga

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Pustaka

1. Media pembelajaran

a. Media

Gagne dan Briggs (1970) dalam Sadiman, dkk, (2009: 6) menyatakan

bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam

lingkungan siswa yang menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar.

Scahramm dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 122) menyatakan

bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran. Dari pendapat beberapa ahli dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat pengantar pesan atau

informasi.

b. Pembelajaran

Ibrahim, dkk dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 129) pembelajaran

merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dan lingkungannya

(guru). Pembelajaran juga merupakan suatu proses interaksi antara siswa

dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang

meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Karena itu proses

pembelajarannya akan berpusat kepada siswa dan peran guru lebih kepada

mengarahkan dan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang memadai

agar setiap materi yang dipelajari akan berkesinambungan dengan cara

(29)

lingkungan, praktek di lapangan ataupun melalui media-media

pembelajaran dan alat peraga.

c. Media pembelajaran

Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) media pembelajaran adalah alat yang

dapat membantu proses belajar dan berfungsi untuk memperjelas makna

pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajara

dengan lebih baik dan sempurna. Sanaky (2013: 3) media pembelajaran

adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Arsyad (2010: 7) media pendidikan

memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. Adapun pengertian media pembelajaran menurut

Sanjaya (2012: 61) adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan

segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan,

mengubah sikap, dan menanamkan keterampilan pada setiap orang yang

memanfaatkannya.

Dari uraian diatas adapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membantu proses belajar

mengajar dengan menyalurkan informasi atau pesan berupa materi secara

lebih jelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

d. Fungsi media pembelajaran

Media sebagai suatu komponen sistem pembelajaran, mempunyai

fungsi dan peran yang sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran. Itu

(30)

pembelajaran. Integral dalam konteks ini mengandung pengertian bahwa

media itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.

Tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak akan pernah terjadi.

Munadi (2010: 37) fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “ sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni

sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. Degeng dalam

Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 128) secara garis besar fungsi media

adalah:

1. Menghindari terjadinya verbalisme

2. Membangkitkan minat/ motivasi

3. Menarik perhatian pada siswa

4. Mengatasi keterbatasan

5. Mengaktifkan mahasiswa dalam kagiatan belajar

6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

Selain itu menurut Ibrahim, dkk dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:

129) menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal, yaitu:

proses pembelajaran sebagai proses komunikasi dan kegiatan interaksi

antara siswa dan lingkungannya. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai

proses komunikasi, maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi

dari sumber (guru) ke penerima (siswa). Ditinjau dari proses pembelajaran

sebagai kegiatan interaksi antara siswa dan ligkungannya, maka fungsi

dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan

(31)

diatas dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang

sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya

hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari

komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.

Levie dan Lentz dalam Kustandi & Sutjipto (2011:21-22) memaparkan

bahwa media, khususnya media visual, memiliki empat kegunaan sebagai

berikut.

1. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang

berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks

materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik

dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu

pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak

memperhatikan.

2. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar ( atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang

visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Misalnya informasi

yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau

(32)

4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami

konteks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

e. Kalsifikasi dan jenis media pembelajaran

Ada berbagai macam media yang digunakan dalam pembelajaran.

Kustandi dan Sutjipto (2011:33-37) dilihat dari jenisnya, media dibagi ke

dalam beberapa jenis, yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis, terutama

melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi cetak

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan

ruang.

b. Baik teks maupun visual, keduanya menampilkan komunikasi satu

dan reseptif.

c. Teks dan visual ditampilkan statis.

d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip

kebahasaan dan persepsi visual.

e. Baik teks maupun visual, keduanya berorientasi pada siswa.

(33)

2) Media hasil teknologi audio visual

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciri-ciri

utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut: a. Bersifat linear.

b. Menyajikan visualisasi yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang atau pembuat.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan yang riil atau gagasan

abstrak.

e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.

Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan

interaktif siswa yang rendah.

3) Media hasil teknologi berbasis komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang

berbasis mikro-processor. Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat

lunak) adalah sebagai berikut:

(34)

b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan

keinginan perancang atau pengembang sebagaimana

direncanakannya.

c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan

kata, simbol, dan grafik.

d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.

e. Pembelajaran berorientassi pada siswa dan melibatkan interaksi

siswa yang tinggi.

4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan

menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa

bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Beberapa ciri utama

teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:

a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.

b. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan

cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.

c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistis dalam konteks

pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan

dibawah pengendalian siswa.

d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam

pengembangan pelajaran.

e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif, sehingga

(35)

f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.

g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.

Sartika, yopi (2013: 38) mengungkapkan bahwa media pendidikan

dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis yakni:

1) Media Visual dapat memperlihatkan rupa dan bentuk. Contoh: gambar,

foto, sketsa, diagram grafik, karton foster, peta dan globe.

2) Media dengar, dapat berupa; radio, tape rekorder, laboratorium bahasa,

dan CD.

3) Project Still Media dapat berupa; slide, OHP.

4) Project Mosion Media, dapat berupa; TV, video, komputer.

Ada juga kelompok para ahli yang menggolongkan media pendidikan

menjadi 6 (enam) jenis mengacu pada Sartika, yopi (2013: 38), yakni:

1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan, berupa

gambar, grafik, peta, poster.

2) Berbagai papan, seperti halnya papan tulis, white board, papan planel. 3) Visual 3 dimensi, dapat berupa benda asli, model, barang/alat tiruan.

4) Audio, seperti radio, tape rekorder, cd

5) Audiovisual murni, berupa film.

6) Demonstrasi dan widya wisata.

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas jenis media

(36)

pembelajaran, yakni media pembelajaran kotak bintang. Jenis media yang

dikembangkan tersebut meliputi:

1. Kotak, terdiri atas tripleks yang dibuat sebagai tempat atau wadah untuk

menyimpan manik-manik bintang.

2. Manik-manik bintang terdiri atas sejumlah manik-manik atau plastisin

sebagai media untuk mengurutkan angka, dan plastisin tersebut akan

dimasukkan kedalam setiap bagian kotak.

f. Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media.

Dalam penggunaanya, media pembelajaran tidak digunakan begitu saja

oleh guru, karena menurut Gagne dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:

150) tidak ada satu mediapun yang mungkin paling cocok untuk mencapai

semua tujuan. Media pembelajaran yang kita gunakan untuk satu tipe

pokok bahasan akan berbeda dengan isi pokok bahasan yang lain. Untuk

itu beberapa prinsip dalam memilih media akan sangat membantu guru

dalam memilih dan menggunakan media yang tepat sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Harjanto (2006: 238) setiap media memiliki keunggulan dan

kelemahan atau keterbatasan. Pengetahuan tentang keunggulan dan

keterbatasan setiap jenis media menjadi penting, sehingga guru dapat

memperkecil kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus dapat

langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki.

Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media menurut Punaji dalam

(37)

1. Tidak ada satupun media, prosedur dan pengalaman yang paling baik

untuk belajar.

2. Percayalah bahwa penggunaan media itu sesuai dengan tujuan khusus

pembelajaran.

3. Anda harus mengetahui secara menyeluruh kesesuaian antara isi dan

tujuan khusus program.

4. Media harus mempertimbangkan kesesuaian antara penggunaannya dan

cara pembelajaran yang dipilih.

5. Pemilihan media itu sendiri janganlah tergantung pada pemilihan dan

penggunaan media tertentu saja.

6. Sadarlah bahwa media yang paling baikpun apabila tidak dimanfaatkan

secara baik akan berdampak kurang baik atau media tersebut digunakan

dalam lingkungan yang kurang baik.

7. Kita menyadari bahwa pengalaman, kesukaan, minat, dan kemampuan

individu serta gaya belajar mungkin berpengaruh terhadap hasil

penggunaan media.

8. Kita menyadari bahwa sumber-sumber dan pengalaan belajar bukanlah

hal yang berkaitan dengan baik dan buruk tetapi sumber dan

pengalaman belajar ini berkaitan dengan hal yang konkret atau abstrak.

Sadiman dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:151) terdapat beberapa

(38)

1. Demonstration. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, obyek, kegunaan, cara

mengoperasikan dan lain-lain.

2. Familiarity. Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa

menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut,

jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan

untukmempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga

secara terus-menerusia menggunakan media yang sama.

3. Clarity. Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelaskan pesan pembelajaran dan memberikan

penjelasan yang lebih konkret.

4. Active Learning. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam

pembelajaran adalah siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik,

mental, dan emosional.

Kustandi & Sutjipto (2013:81-83) mengemukakan beberapa kriteria

yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut.

1. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum

Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau

diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran

yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu

(39)

pemilihan/ pemanfaatan media adalah, tidak ada satu jenis media yang

cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.

2. Keterjangkauan dalam pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran

hendaknya juga mempertimbangkan ketersedian anggaran yang ada.

Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran,

maka hendaknya dipikirkan apakah ada diantara sesama guru yang

mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan

media pembelajaran yang dibutuhkan.

3. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran

Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media

secanggih apa pun, kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan

pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran

online, apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh local area network (LAN).

4. Ketersediaan media pembelajaran di pasaran

Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli

ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara

mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan

(40)

5. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran

Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan

dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah

kemudahan guru atau siswa dalam memanfaatkannya. Tidak akan

terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan

sendiri atau yang dikontrakan oleh pembuatannya, ternyata tidak mudah

dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh siswa. Media yang

dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai

pajangan saja di sekolah, sehingga dibutuhkan waktu yang memadai

untuk melatih guru tertentu agar dapat terampil mengoperasikan

peralatan tersebut.

Berdasarkan pemahaman dari para ahli maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Media pembelajaran dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan.

Media yang baik adalah media yang dibuat sesuai dengna materi yang

dipelajari saat itu, sehingga dengan adanya media pembelajaran yang

dibuat atau dirancang sesuai dengan materi dapat membantu siswa

dengan mudah untuk memahami materi yang dipelajari.

2. Media dibuat untuk memberikan pemahaman kepada siswa. Dengan

adanya media pembelajaran yang dirancang, maka dengan mudahnya

siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

3. Media harus menarik agar para siswa semangat. Media yang dibuat

(41)

pembelajaran di kelas. Jika media yang dirancang kurang menarik,

maka siswa juga tidak semangat untuk mengikuti pembelajaran.

4. Media harus dapat memotivasi siswa. Media yang dibuat juga harus

dapat membuat siswa termotivasi, dengan begitu proses pembelajaran

dapat berjalan dengan baik.

5. Media harus mudah dirancang dan mudah ditemukan. Yang tak

kalah pentingnya juga bahan pembuatan media mudah dirancang serta

mudah ditemukan.selain itu media pembelajaran yang dirancang

memiliki kualitas yang baik, sehingga media pembelajaran tersebut

dapat digunakan terus menerus.

g. Ciri-ciri media

Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipto (2011: 13-14)

mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media

digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin

guru tidak mampu melakukannya.

1) Ciri Fiksatif (fixative property)

Merupakan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu obyek

yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video kamera

dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan.

Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian

atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa

(42)

2) Ciri Manipulatif (manipulative property)

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari

dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan

teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapat

dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat

dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan

kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses tsunami atau reaksi

kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.

3) Ciri Distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak

hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di

dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman

video, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang

diinginkan kapan saja.

2. Media Konvensional Kotak Bintang

a. Pengertian

Media konvensional kotak bintang adalah media sederhana yang dibuat

(43)

konvensional kotak bintang ini dirancang sedemikian rupa agar siswa

dapat tertarik dan dapat cepat memahami materi terkait mngurutkan angka.

Media konvensional juga dirancang denagn semaksimal mungkin agar

dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk membuat media konvensional

kotak bintang ini sebenarnya tidak terlalu sulit, serta bahan-bahannya juga

mudah diperoleh, tergantung bagaimana kita mendesainnya. Media ini

bentuknya menyerupai kotak, pada bagian dalam kotak tersebut dibuat

juga kotak-kotak kecil.

b. Bahan yang digunakan dalam pembuatan media konvensional

kotak bintang

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan media konvensional

kotak bintang, yaitu:

1) Siapkan tripleks, balok, gergaji, lem kayu, alat ukur, alat pemahat kayu,

paku, kertas pasir, cat.

2) Potong tripleks dengan ukuran 45 cm x 50 cm.

3) Setelah tripleks di potong, selanjutnya ambil balok dan dipotong sesuai

dengan ukuran pinggir tripleks.

4) Pasang balok tersebut pada setiap sisi tripleks, kemudian di paku.

5) Setelah selesai di paku, selanjutnya merapikan permukaan balok dan

tripleks menggunakan kertas pasir.

6) Jadi kotak ukuran paling besar sudah dibuat, maka selanjutnya

membuat kotak ukuran kecil pada kotak yang paling besar.

(44)

8) Masukkan tripleks pada kotak besar dengan ukurans setiap sisi 11cm.

9) Selanjutnya tripleks yang sudah dimasukkan ke dalam kotak ukuran

yang paling besar di lem.

10) Tripleks yang sudah di lem berfungsi sebagai penyekat antara kotak

yang satu dengan kotak yang lainnya, sehingga kotak-kotak tersebut

menjadi 20 kotak kecil.

11) Setelah kotak-kotak tersebut selesai, tahap berikutnya yaitu mencat

kotak tersebut.

12) Setelah di cat, selanjutnya kotak tersebut di jemur selam 1 sampai 2

hari.

13) Setelah kotak tersebut kering, tahap berikutnya yaitu memasukkan

manik-manik bintang pada setiap kotak, sesuai dengan urutannya.

c. Cara penggunaan media konvensional kotak bintang

Adapun cara penggunaan media konvensional kotak bintang, yaitu:

1) Pertama-tama guru harus menentukan materi mengurutkan bilangan

yang ingin diajarkan.

2) Selanjutnya guru menyiapkan media kotak bintang

3) Setelah menyiapkan kotak bintang, selanjutnya guru meminta beberapa

siswa untuk mengambil plastisin berbentuk bintang

4) Masukkan plastisin bintang kedalam kotak yang sudah disediakan

5) Pada kotak pertama masukkan satu media bintang, selanjutnya pada

kotak kedua masukkan dua media bintang , dan seterusnya sampai pada

(45)

6) Selanjutnya jika ingin mengurutkan angka dari yang terbesar hingga

terkecil dapat menggunakan teknik yang sama pada petunjuk no. 5.

7) Jika ingin membandingkan benda yang lebih banyak, guru bisa

menyiapkan media bintang pada kedua kotak dengan jumlah yang

berbeda

8) Selanjutnya, jika guru ingin mengajarkan materi mengenal huruf vokal

dan konsonan, maka dapat menggunakan media bintang tersebut.

Misalnya seperti gambar dibawah ini

2.1 Gambar mengenal huruf vokal dan konsonan

9) Selain itu, jika guru ingin mengajar materi kosa-kata, maka dapat

menggunakan media bintang. Misalnya seperti gambar dibawah ini

(46)

d. Kelebihan dan kekurangan media konvensional kotak bintang

a) Kelebihan media konvensional kotak bintang:

i. Media konvensioanl kotak bintang terbuat dari bahan kayu,

sehingga dapat digunakan berulang-ulang dan tahan lama.

ii. Bahan yang digunakan mudah didapatkan dan murah

iii. Gambar yang digunakan pada media konvensional kotak bintang

jelas.

iv. Pemiihan warna yang digunakan media kotak bintang indah dan

menarik.

b) Kekurangan media konvensional kotak bintang:

i. Ukuran media konvensional terlalu besar.

ii. Media plastisin berbentuk bintang sangat berat.

3. Karakteristik siswa SD

Usia SD berkisar antara 6-12 tahun yang ditemui pada umumnya. Desmita,

(2009 : 35) mengemukakan bahwa mengacu pada pembagian tahapan

perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa

perkembangan, yaitu masa kanak tengah (6-9) tahun dan masa

kanak-kanak akhir (10-12) tahun. Anak usia pada usia ini senang bermain, senang

bergerak, senang kerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan

sesuatu secara langsung.

Havighurst juga mengemukakan (dalam Desmita, 2009 : 35) beberapa

tugas perkembangan anak usia sekolah dasar yang salah satu aspeknya adalah

(47)

fisik. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa anak SD atau tahap usia SD

merupakan tahap dimana anak-anak senang bermain, merasakan atau

mengalami secara langsung serta senang bekerja dalam kelompok.

Tahap perkembangan kognitif

Setiap orang pasti melalui tahap perkembangan mulai dari lahir sampai ia

dewasa. Piaget sendiri dalam Desmita, (2009 : 101) mengelompokkan

beberapa tahap perkembangan berdasarkan usia, dimana tahap pertama adalah

tahap sensorimotor yang yang berkisar 0-2 tahun, tahap kedua adalah tahap

operasional I yaitu 2-7 tahun, tahap ketiga yaitu masih tahap

pra-operasional II yaitu 7-11 tahun dan tahap terakhir yaitu tahap pra-pra-operasional

III dengan kisaran usia 11- dewasa. Peneliti ingin menekankan pada tahap

pra-operasional II dan III yang dikemukakan oleh Piaget tersebut dimana tahap ini

merupakan tahap perkembangan anak usia SD ke atas.

Pada tahap Pra-operasional II (7-11 tahun) adalah tahap dimana anak

sudah berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan

mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu tahap pra-operasional III (11-dewasa)

anak sudah berpikir abstrak, logis dan lebih idealistik. Dengan demikian kita

bisa ketahui bahwa tahap anak SD khususnya kelas I adalah tahap dimana anak

harus diajarkan untuk berpikir konkret. Anak harus dikenalkan pada

benda-benda konkret yang membangkitkan rasa ingin tahu bukan sekedar

(48)

disampaikan secara verbal maka bisa saja terjadi anak akan bingung bahkan

anak tidak tahu apa yang sebenarnya yang harus dipelajari.

Piaget dalam Desmita, (2009 : 104) menegaskan bahwa pemikiran

anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional

(cocrete operational thought) yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.

Karakteristik siswa kelas 1 SD adalah senang bermain, senang bergerak,

senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu

secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan

pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa

berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta

memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam

pembelajaran.

Tugas perkembangan anak usia SD menurut Havighurst (dalam Desmita,

2009 : 35) adalah sebagai berikut :

a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan

aktivitas fisik,

b. Membangun hidup sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan.

c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya,

d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin

e. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan

berhitung. agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat,

(49)

g. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai‐nilai sebagai pedoman

perilaku.

h. Mencapai kemandirian pribadi.

Dari uraian diatas maka sudah dipastikan media menjadi aspek penting

yang dapat membantu menfasilitasi siswa dalam memperoleh pengetahuan

faktual seputar lingkungan belajarnya. Dengan demikian media pembelajaran

kotak bintang sangat cocok untuk karakteristik siswa kelas 1 SD.

Kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan secara terpadu. Pengembangan

kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian

pendidikan. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan

keseimbangan antara keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).

Gagne dan Briggs (1970) dalam Sadiman, dkk, (2009 : 6) menyatakan

bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam lingkungan

siswa yang menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar. Dengan

demikian media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupaun

audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat

dilihat, didengar, dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan

di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

(50)

sedemikian rupa sehingga proses belajara terjadi. Sebagai alat bantu, media

akan memiliki fungsi jika digunakan dengan baik, sehingga kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

4. Materi pokok

a) Tema

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas tentang mengurutkan

angka yang terdapat dalam tema 1 Diriku.

b) Subtema

Untuk Subtema pada penelitian ini terdapat dalam Subtema Aku

Merawat Tubuhku. Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku terdapat

beberapa mata pelajaran yang diintegrasikan, seperti Bahasa Indonesia,

Matematika, PJOK, SBDP dan PPKn.

c) Materi

Materi yang terdapat dalam penelitian ini adalah mengurutkan angka.

Mengurutkan angka merupakan materi yang dipelajari oleh siswa kelas 1

SD, dimana siswa tersebut harus mampu mengurutkan angka dari yang

terkecil hingga yang terbesar, dan sebaliknya dapat mengurutkan angka

dari yang terbesar hingga yang terkecil.

B.Penelitian yang Relevan

Mencari dan menemukan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti merupakan salah satu persyaratan dalam mengembangkan

penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah Pengembangan Media

(51)

dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 SD. Oleh karena itu

peneliti mencoba menemukan penelitian yang releven dengan penelitian yang

dilakukan penulis.

Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Astutik

Sulaiman (2012). Dengan judul Penerapan Media Permainan Dakon Dalam

Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas 1 SD Al- Amin Surabaya. Jenis

penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, karena data yang diolah adalah

data aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apa penyebab ketidakpahaman terhadap materi menghitung

banyaknya benda yang berakibat pada hasil belajar siswa kelas 1 SD Al- Amin

Surabaya yang rendah. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar

observasi dan lembar tes. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif

dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada

penggunaan media permainan dakon terjadi peningkatan aktivitas siswa.

Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan Ester, Sugiyono dan

Budiman Tampubolon (2014). Dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Pada Pelajaran Matematika Menggunakan Media Manipulatif di Kelas II SDN 02

Sidas Kab. Landak. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mendeskripsikan peningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengurutkan bilangan sampai 500

menggunakan media manipulatif pada mata pelajaran matematika kelas II Sekolah

Dasar Negeri 02 Sidas. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik observasi

(52)

pembelajaran Matematika, maka kemampuan mengurutkan bilangan sampai 500

pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Sidas dapat meningkat.

Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Lianita Hutri

Patmawati (2012). Dengan judul Peningkatan Keterampilan Mengurutkan

Bilangan Bulat Melalui Permainan Sudoku Pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Udanwuh 02 Kaliwungu Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.Teknik analisis data dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran Matematika

dengan permainan sudoku sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

keterampilan siswa, dan meningkatkan keterampilan siswa mengurutkan bilangan

bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Udanwuh 02 tahun pelajaran 2011/2012

melalui permainan sudoku. Melalui permainan sudoku dapat meningkatkan

keterampilan siswa mengurutkan bilangan bulat pada siswa kelas IV semester

genap SD Negeri Udanwuh 02 tahun ajaran 2011/ 2012.

Mengacu pada ketiga penelitian diatas, peneliti belum menemukan adanya

penelitian yang memfokuskan pada pengembangan media pembelajaran

konvensional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam

subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1SD. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa penelitian ini merupakan sumbangan yang baru bagi dunia

(53)

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan

C.Kerangka Berpikir

Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan

antara keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Belajar dari pengalaman itu posisi guru harus diposisikan sebagai “aktor utama” dalam implementasi Kurikulum 2013. Para

guru harus benar-benar disiapkan secara matang, mulai dari penyusunan silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan yang Penerapan Media Permainan Dakon Dalam

Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas 1 SD Al- Amin Surabaya

Astutik Sulaiman

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Menggunakan Media Manipulatif di Kelas II SDN 02

Sidas Kab. Landak.

Ester, Sugiyono dan Budiman Tampubolon

Peningkatan Keterampilan Mengurutkan Bilangan Bulat Melalui Permainan Sudoku

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Udanwuh 02 Kaliwungu Semarang Tahun Ajaran

2011/2012.

Lianita Hutri Patmawati

Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1SD

(54)

terpenting adalah media yang digunakan dalam pembelajaran. Media tidak hanya

menjadi penyalur materi dari guru kepada siswa, tetapi bertugas memberikan

wujud yang lebih riil dari materi yang abstrak bagi siswa. Media pembelajaran

yang dibuat oleh peneliti yaitu subtema aku merawat tubuhku. Pendekatan tematik

dan pendekatan saintifik menjadi pedoman dalam menyusun media pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan guru. Penilaian bagi siswa menggunakan penilaian

otentik.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, guru masih

mengalami kesulitan mengenai media pembelajaran yang baik. Guru juga masih

banyak membutuhkan contoh media pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD

2013. Guru masih mengalami kesulitan dalam penilaian yang digunakan. Dengan

adanya alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan media pembelajaran

yang sesuai Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas I. Pendekatan tematik,

pendekatan saintifik merupakan ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum

2013 khususnya pada media pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Guru juga masih menggunakan metode ceramah dan menggunakan media

berbasis ICT, shingga dapat menimbulkan siswa yang pasif, dimana siswa hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa memperhatikan materi yang disampaikan

oleh guru. Apalagi berhadapan dengan siswa kelas 1 SD. Siswa kelas 1 SD

cenderung melakukan aktivitasnya sendiri, hal ini dapat menghambat proses

pembelajaran.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka peneliti ingin mengembangkan media

(55)

dasar. Media yang dibuat oleh peneliti yaitu dengan judul “Pengembangan Media

Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan

Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas I Sekolah

Dasar”. Harapannya dengan adanya media ini dapat memberikan pengetahuan

yang kompeleks bagi siswa sehingga siswa tidak kebingungan dalam memahami

setiap materi yang disampaikan.

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

Mengurutkan angka

Media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan benda dalam subtema aku merawat tubuhku

untuk siswa kelas 1SD

Silabus RPP Media LKS

Kovensional ICT

Mengurutkan angka dari yang terkecil hingga terbesar, dan sebaliknya

(56)

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan media Kotak Bintang pada materi pokok

mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa

kelas 1 Sekolah Dasar?

2. a. Bagaimana kualitas produk media Kotak Bintang pada materi pokok

mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk

siswa kelas 1 Sekolah Dasar menurut pakar media?

b. Bagaimana kualitas produk media Kotak Bintang pada materi pokok

mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk

(57)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). “Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut”

(Sugiyono, 2015: 407). Penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan

produk tertentu, oleh karena itu agar dapat menghasilkan produk yang benar-benar

bermanfaat di masyarakat maka digunakan penelitian yang bersifat analisis

kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi Produk yang akan

dikembangkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran konvensional

kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat

tubuhku untuk siswa kelas I SD.

B.Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian pada salah satu Se

Gambar

Tabel 3.2 Kuesioner Instrumen Validasi Media Pembelajaran
Gambar yang digunakan pada
Tabel 3. 3  Kriteria Kelayakan
Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak

Berkaitan dengan hal ini, saya memohon bantuan Bapak untuk melakukan penilaian terhadap kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini. Beberapa pertanyaan berikut ini

Bagi peneliti lain, penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam mengembangkan keterampilan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun,

loud sound produced by the instruments. The "byarrr" effect produced by the Gong Kebyar frequently awaken the audiences from their sleep. When considering the

DAFTAR Xf,PUSTATGAN. tt) M,ad te

Kedua, Tinjauan hukum Islam terhadap praktik pembiayaan multijasa jangka panjang di BPRS Jabal Nur Surabaya berkenaan dengan penggunaan akad mura>bah}ah jika

Respons hipersensitif tumbuhan, selain melakukan upaya tersebut juga mensintesis asam metil salisilat disekitar sel yang terinfeksi dan diangkut keseluruh bagian tumbuhan

Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang subtantif menunjang proses pelaksanaan dan membantu tercapainya tujuan kegiatan, baik berupa benda-benda fisik maupun