i
PADA MATERI MENGURUTKAN ANGKA
DALAM SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU UNTUK SISWA
KELAS 1 SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Elisabeth Sinar
NIM. 131134269
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Karya ini kupersembahkan untuk:
Juruselamatku Tuhan Yesus Kristus
Yang selalu memberikan kekuatan, berkat, serta perlindungan
Bapak tercinta Longginus Joni (alm)
Yang senantiasa menjadi pendoa bagi kami sekeluarga
Mama Germana Ones
Sang motivator, selalu memberikan perhatian, doa, kasih sayang dan
dukungan
Kakek Romanus Nambok (alm), Kakek Gabriel Dagas, Nenek Katarina Owe
(alm) dan Nenek Rosalia Intus (alm)
Yang selalu memberikan doa
Saudara - saudari Tersayang
Rensiana Jelita, Yohanes Sahagun, Jefriano Dasman
Yang selalu memberikan dukungan dan motivator, serta selalu menghibur disaat
susah
Keluarga Besarku
Yang selalu memberikan doa dan motivasi
Teman-teman kelompok
Rahma, Robert, Susan, Regina, Sumardan, Hilda,
dan Gustin
Yang selalu membantu dan mendukung
Teman dan sekaligus saudara
Sustiana Irna yang selalu membantu dan menemani dalam pembuatan
media pembelajaran
Teman – teman PPGT Angkatan 2013
Yang selalu memberikan dukungan, semangat, perhatian dan kebersamaan
Yang Tersayang
v
dan Pak Paulus Wahana
Yang selalu menasehati dan memperbaiki kesalahan selama mengikuti
perkuliahan
Kakak-kakak PPGT Angkatan 2012
Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
Keluarga Besar Student Residence
Pamong dan teman-teman SR
Yang selalu memberikan perlindungan dan nasihat
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma
vi
“Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:6)
“Keberhasilan ada di alam tindakan, bukan di alam angan-angan atau rencana”
Mario Teguh
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Elisabeth Sinar
Nomor Mahasiswa : 131134269
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Media Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 09 Februari 2017
ix
PENGEMBANGAN MEDIA KONVENSIONAL KOTAK BINTANG PADA MATERI POKOK MENGURUTKAN ANGKA
DALAM SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
Elisabeth Sinar Universitas Sanata Dharma
2017
Kebutuhan guru terhadap media pembelajaran konvensional merupakan alasan dilakukan penelitian ini dan menghasilkan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian R&D. Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall dan Sugiyono dengan prosedur penelitian yang meliputi lima langkah yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi ahli, dan (5) Revisi desain. Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan sebagai analisis kebutuhan guru kelas 1 SD Negeri Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan sebagai validasi produk untuk mengetahui kualitas media yang dilakukan oleh dua pakar media pembelajaran dan dua guru kelas 1 yaitu guru kelas 1A dan 1B.
Validasi media pembelajaran kotak bintang berpedoman pada 15 aspek penilaian yaitu (1) petunjuk cara penggunaan, (2) potensial untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, (3) tidak mengandung unsur salah konsep, (4) sesuai dengan karakteristik siswa kelas 1, (5) mempermudah siswa dalam memahami materi, (6) memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif, (7) media konkrit untuk digunakan dalam pembelajaran, (8) media dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa,(9) ukuran media proporsional, (10) bahan yang digunakan dalam pembuatan media mudah didapatkan dan murah, (11) bahan yang digunakan dalam pembuatan media kuat, tahan lama, dan dapat digunakan berulang-ulang, (12) pemilihan warna pada media indah dan menarik, (13) gambar yang digunakan pada media jelas, (14) bahasa yang digunakan pada media sederhana, (15) media yang digunakan tidak membahayakan keselamatan siswa.Validasi dari dua pakar media pembelajaran konvensional kotak bintang menghasilkan skor 4,26 (Sangat Baik) dan 4,00 (Baik). Validasi dari dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,00 (Baik) dan 4,00 (Baik). Media pembelajaran konvensional kotak bintang memperoleh rerata skor 4,06 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran konvensional kotak bintang yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.
x
DEVELOPMENT OF CONVENTIONAL MEDIA BOX STAR ON MAIN MATERIAL SORTING NUMBERS
IN SUBTHEMES TAKING CARE OF MY BODY FOR FIRST GRADE ELEMENTARY SCHOOL
Elisabeth Sinar Sanata Dharma University
2017
Teacher’s needs to conventional media learning is become the reason doing this research and produce a product in the form of star box conventional instructional media on main material sorting numbers In Subthemes Taking Care of My Body For First Grade Elementary School.
The research that is used was R&D research. This research uses the research and development of Borg and Gall and Sugiyono with research procedure includes five steps: (1) The potential and problems, (2) Data collection, (3) Design products, (4) Validation of experts, and (5) Design revision. Instruments used in the needs analysis are interview and questionnaire. Interview was used as the analysis of the needs of first grade classroom teachers SD Negeri Kalasan 1, while the questionnaires were used as validation of products to determine the quality of the media conducted by two experts and two instructional media first grade teacher that is classroom teachers 1A and 1B.
Validation instructional media star box based on the 15 aspects of assessment on: (1) how to use. (2) the potential to support the achievement of learning objectives, (3) does not contain the miss concept elements, (4) in accordance with the characteristics of students in grade 1. (5), enables students to understand the material easily. (6) to facilitate students to engage actively, (7) media in concrete terms to be used in learning, (8) media can be used easily by teachers and student, (9) proportionally media size, (10)the materials used in the manufacture of media easily available and cheap, (11)the materials used in the manufacture is strong, durable, and can be used repeatedly. (12) the color selection on the media beautiful and attractive, (13) the images used in the media is clear, (14) languages used in media is simple language, (15) the media used do not endanger the safety of students. Validation of two media experts conventional learning star box produced a score of 4.26 (Very Good) and 4.00 (Good). Validation of two classroom teachers from first grade elementary school resulted in a score of 4.00 (Good) and 4.00 (Good). Conventional learning media star box gained an average score 4.06 with category of "Good". Thus, the conventional learning media star box developed already fit for use as a medium of learning.
xi
Puji dan syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat serta bimbingan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan serta masukan yang positif sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan izin penelitian dan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.
8. Istri Ayuwati selaku guru kelas I A SD Negeri Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
xii
11.Adik-adik terhebat Rensiana Jelita, Yohanes Sahagun dan Jefriano Dasman yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-teman kelompok, Robert, Rahma, Regina, Susan, Hilda, Gustin, Sumardan yang selalu memberikan semangat serta motivasi juga menjadi teman diskusi dikala penulis mengalami kesulitan.
13.Teman dan sekaligus saudara Sustiana Irna yang selalu membantu dan menemani dalam pembuatan media pembelajaran.
14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2013 yang selama ini selalu mendukung, berbagi kebahagian dan berjuang bersama-sama.
15.Para pamong asrama dan segenap keluarga besar Student Residence Sanata Dharma yang memberi rasa nyaman dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 09 Februari 2017
xiii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR BAGAN ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Istilah ... 6
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 9
1. Media Pembelajaran ... 9
a. Media ... 9
b. Pembelajaran ... 9
c. Media Pembelajaran ... 10
d. Fungsi Media Pembelajaran ... 10
e. Klasifikasi dan Macam Media Pembelajaran ... 13
xiv
a. Pengertian ... 23
b. Bahan dalam pembuatan media konvensional kotak bintan ... 24
c. Cara penggunaan media konvensional kotak bintang ... 25
d. Kelebihan dan kekurangan media konvensional kotak bintang ... 27
3. Karakteristik Siswa SD... 27
4. Materi Pokok ... 31
B. Penelitian yang Relevan ... 31
C. Kerangka Berpikir ... 34
D. Pertanyaan Penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40
B. Setting Penelitian ... 40
C. Prosedur Pengembangan ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ... 48
E. Instrumen Penelitian ... 49
F. Teknik Analisis Data ... 55
G. Jadwal Penelitian ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 61
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 64
B. Deskripsi Produk Awal ... 65
C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 67
D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I dan Revisi Produk ... 71
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 75
1. Kajian Produk Akhir... 75
2. Pembahasan ... 76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84
B. Keterbatasan Pengembangan ... 85
xv
xvi
Tabel 1. Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 50
Tabel 2. Kuesioner Instrumen Validasi Media Pembelajaran ... 51
Tabel 3. Kriteria Kelayakan ... 54
Tabel 4. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 56
Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima ... 59
Tabel 6. Jadwal Penelitian... 60
Tabel 7. Komentar & Saran Perbaikan Validator G.K dan Revisi... 69
Tabel 8. Komentar & Saran Perbaikan Validator M.M.I dan Revisi ... 70
Tabel 9. Komentar & Saran Perbaikan Validator I.A dan Revisi ... 72
Tabel 10. Komentar & Saran Perbaikan Validator S dan Revisi ... 74
xvii
Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 34
Bagan 2. Kerangka Berpikir ... 36
Bagan 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) ... 41
xviii
Gambar 1. Gambar mengenal huruf vokal dan konsonan... 26
Gambar 2. Gambar mengenal kosakata ... 26
Gambar 3. Gambar Kotak Media yang belum Revisi ... 70
Gambar 4. Gambar Kotak Media Yang sudah direvisi ... 70
Gambar 5. Gambar Media Plastisin yang belum direvisi ... 73
Gambar 6. Gambar Media Plastisin yang sudah direvisi ... 73
Gambar 7. Gambar Kotak Bintang yang sudah dilengkapi dengan manik-manik bintang ... 79
Gambar 8. Gambar Plastisin Bintang yang sudah ditempeli gambar dan tulisan ... 80
Gambar 9. Gambar Kotak Bintang masih tahap revisi ... 80
Gambar 10. Gambar Kotak Bintang yang sudah direvisi ... 81
Gambar 11. Gambar Kotak Bintang dengan manik-manik sesuai urutan ... 81
Gambar 12. Gambar Plastisin Bintang Bergambar ... 82
Gambar 13. Gambar Kotak Bintang dan urutan kotaknya ... 82
Gambar 14. Gambar Petunjuk Penggunaan Media Kotak Bintang ... 83
xix
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 90
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 92
Lampiran 3 Surat Ijin Validasi ... 93
Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ... 94
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang ... 98
Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I... 106
Lampiran 7 Riwayat Hidup ... 114
Lampiran 8 Silabus (dicetak terpisah) ... 115
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh
manusia saat ini. Pendidikan dapat dibagi kedalam beberapa jenis seperti
pendidikan formal, pendidikan nonformal dan informal. Pada pendidikan formal
dapat dibagi menjadi beberapa jenjang pendidikan yaitu jenjang pendidikan
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan Perguruan Tinggi. Dalam proses pendidikan selalu hadir interaksi
antara guru dan siswa yang kemudian disebut belajar dan mengajar.
Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan juga merupakan suatu sarana untuk
memberi ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjadikan siswa yang
berkarakter. Proses pendidikan ini dilakukan sesuai dengan tingkat
perkembanagan siswa. Pendidikan dapat diberikan pada tingkat formal maupun
non formal. Pada umumnya pendidikan selalu berfokus pada aspek kognitif
(pengetahuan berdasarkan fakta).
Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, apabila pelajaran yang
disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, begitu pula
guru agar apa yang disampaikannya dapat diterima atau dapat dipahami oleh
siswa?. Jawabannya salah satu cara yaitu harus menggunakan media
pembelajaran. Karena jika guru hanya menggunakan metode ceramah, maka siswa
hanya duduk diam dan mendengarkan, siswa akan menjadi pasif. Oleh karena itu,
media pembelajaran sangat penting digunakan agar siswa lebih cepat memahami
materi bahkan dapat digunakan secara langsung.
Saat ini, fakta di lapangan sungguh jauh berbeda dari harapan. Masih banyak
guru-guru yang jarang menggunakan media sebagai alat bantu untuk
menyampaikan materi. Guru-guru cenderung menggunakan metode ceramah
dalam mengajar, sehingga seringkali siswa juga hanya sibuk dengan kegiatannya
sendiri seperti mengantuk di kelas, mengganggu teman yang ada di sampingnya
tanpa memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Padahal, media sangat
membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, bahkan
media juga dapat dipraktikan secara langsung oeh siswa itu sendiri. Terutama
siswa kelas 1 SD dimana siswa tersebut harus menggunakan media agar bisa
memahami materi yang dipelajari.
Malapu dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:131) mengungkapkan bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran memiliki keunggulan karena dapat
memberi rangsangan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal baru dan
mengaktifkan respons belajar karena dapat memberikan balikan hasil belajar
dengan segera. Dari urain diatas dapat diketahui bahwa media pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan
pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan
efisien.
Media pembelajaran menjadi salah satu komponen penting yang
mendukung pembelajaran. Hal tersebut karena media dapat menjadi fasilitas
antara guru dengan siswa dalam penyampaian materi pembelajaran di dalam
kelas. Media pembelajaran dapat berbentuk visual berupa gambar, bentuk, dan
sebagainya yang memanfaatkan penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio
berupa film suara, radio, dan sebagainya yang memanfaatkan pendengaran,
ataupun yang memanfaatkan keduanya yakni berbentuk audiovisual (Anitah,
2010:7-48). Imron (1996: 36) pembelajaran dapat menarik dan menyenangkan
jika menggunakan media pembelajaran. Banyak bahan-bahan belajar yang sulit
dipelajari, akan tetapi dapat berubah menjadi mudah setelah adanya media
pembelajaran.
Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) media pembelajaran itu sendiri dapat
diartikan sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.
Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar dan befungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan
sempurna. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus
dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.
Media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti media
benar-benar dipahami oleh siswa, sedangkan media ICT hanya dapat dilihat dan tak dapat dipraktekkan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I SDN Kalasan 1,
diperoleh informasi bahwa hambatan yang dialami siswa kelas 1 SD yaitu susah
untuk berhitung, walaupun guru sudah menggunakan media pembelajaran yaitu
media pembelajaran berbasis ICT.
Peneliti juga menemukan kesulitan siswa dalam memahami materi
mengurutkan angka. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru wali
kelas 1A dan 1B SD Negeri Kalasan 1, bahwa siswa masih sulit memahami
materi mengurutkan angka pada mata pelajaran Matematika.
Dengan adanya hambatan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang
akan dibuat oleh peneliti adalah media pembelajaran konvensional kotak bintang.
Media pembelajaran konvensional kotak bintang ini dibuat untuk membantu siswa
agar bisa mengurutkan angka dari angka terkecil hingga bilangan yang paling
terbesar.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian
dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak
bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat
2. Bagaimana kualitas produk Media Pembelajaran Konvensional Kotak
Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat
Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan Media Pembelajaran
Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam
Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
2. Untuk mendeskripsikan tingkat kualitas produk Media Pembelajaran
Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam
Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman serta
pengetahuan baru dalam membuat dan mengembangkan Media
Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang pada Subtema Aku Merawat
Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
2. Bagi guru
Penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak
Bintang pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat
3. Bagi sekolah
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah referensi pada sekolah
dalam mengembangkan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang
pada materi mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku
untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
4. Bagi prodi PGSD
Penelitian dan pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD
Universitas Sanata Dharma terkait pengembangan Media Pembelajaran
Konvensional Kotak Bintang pada materi mengurutkan angka dalam
Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
E.Batasan Istilah
1. Media konvensional adalah seperangkat alat pembelajaran sederhana yang
dibuat atau dihasilkan oleh tangan manusia tanpa bantuan mesin.
2. Media konvensional kotak bintang adalah media konvensional yang dibuat
berupa kotak, dan pada kotak tersebut dibuat kotak-kotak kecil selanjutnya
pada kotak-kotak kecil tersebut ditulisi angka-angka, sehingga siswa hanya
mengurutkannya sesuai dengan jumlah pada angka yang ada.
3. Plastisin bintang sebagai media yang digunakan untuk dimasukkan
kedalam kotak-kotak kecil tersebut. Plastisin bintang yang dimasukkan
kedalam kotak harus sesuai dengan angka yang telah ditempel pada kotak
tersebut.
4. Media konvensional kotak bintang adalah Mengurutkan angka adalah
F. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Media pembelajaran konvensional kotak bintang potensial untuk mencapai
tujuan pembelajaran ialah memahami dengan benar konsep mengurutkan
angka.
2. Potensial membangkitkan rangsangan atau semangat ialah media
pembelajaran kotak bintang dapat memberikan motivasi atau semangat
kepada siswa karena media ini didesain berbentuk bintang.
3. Dapat digunakan secara berulang-ulang. Maksudnya ialah media kotak
bintang didesain menggunakan bahan yang tahan lama sehingga tidak
digunakan hanya sekali tetapi bisa digunakan kapan saja.
4. Mudah dibawa kemana-mana. Maksudnya adalah media kotak bintang
didesain dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan nyaman untuk dibawa
keman-mana.
5. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Masudnya ialah media
pembelajaran kotak bintang cocok digunakan untuk siswa kelas 1 sekolah
dasar karena didesain dalam bentuk permainan.
6. Berdasarkan konsep yang jelas maksudnya ialah media kotak bintang dapat
menjelaskan konsep mengurutkan angka karena pada kotak-kotak tersebut
sudah dibuat atau sudah ditulisi angka-angka pada setiap kotak tersebut,
sehingga siswa hanya mengurutkannya sesuai dengan jumlah pada angka
7. Warnanya menarik. Maksudnya ialah warna yang digunakan dalam media
kotak bintang menarik baik gambar maupun papannya sehingga membuat
siswa senang untuk menggunakannya.
8. Media pembelajaran konvensional kotak bintang yang dikembangkan
terdiri atas :
a. Kotak bintang: yakni kotak yang berisi manik-manik bintang. Kotak
bintang dibuat dari tripleks dan dihias menggunakan stiker bintang agar
terlihat menarik. Ukuran kotak yang paling besar adalah 45cm x 50cm,
sedangkan kotak kecil yang dimasukkan kedalam kotak besar
berukuran 11cm x 11cm. Jumlah kotak kecil yang disusun pada kotak
besar adalah 20 kotak.
b. Plastisin bintang: yakni plastisin yang digunakan untuk menyusun
angka-angka dari yang terkecil hingga terbesar. Manik-manik bintang
dibuat dari plastisin. Ukuran plastisin untuk pembuatan manik-manik
bintang adalah berbeda-beda agar terlihat menarik. Manik-manik
bintang disusun dalam kotak yang berukuran kecil dan disusun sesuai
dengan urutan.
9. Media kotak bintang terdiri dari 20 kotak, dan setiap kotak harus diisi
dengan plastisin bintang sesuai dengan jumlah yang ada pada kotak
tersebut.
10.Media kotak bintang memiliki petunjuk penggunaannya sehingga
9 BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Pustaka
1. Media pembelajaran
a. Media
Gagne dan Briggs (1970) dalam Sadiman, dkk, (2009: 6) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam
lingkungan siswa yang menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar.
Scahramm dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 122) menyatakan
bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Dari pendapat beberapa ahli dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat pengantar pesan atau
informasi.
b. Pembelajaran
Ibrahim, dkk dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 129) pembelajaran
merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dan lingkungannya
(guru). Pembelajaran juga merupakan suatu proses interaksi antara siswa
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Karena itu proses
pembelajarannya akan berpusat kepada siswa dan peran guru lebih kepada
mengarahkan dan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang memadai
agar setiap materi yang dipelajari akan berkesinambungan dengan cara
lingkungan, praktek di lapangan ataupun melalui media-media
pembelajaran dan alat peraga.
c. Media pembelajaran
Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) media pembelajaran adalah alat yang
dapat membantu proses belajar dan berfungsi untuk memperjelas makna
pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajara
dengan lebih baik dan sempurna. Sanaky (2013: 3) media pembelajaran
adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Arsyad (2010: 7) media pendidikan
memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Adapun pengertian media pembelajaran menurut
Sanjaya (2012: 61) adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan
segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan,
mengubah sikap, dan menanamkan keterampilan pada setiap orang yang
memanfaatkannya.
Dari uraian diatas adapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membantu proses belajar
mengajar dengan menyalurkan informasi atau pesan berupa materi secara
lebih jelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
d. Fungsi media pembelajaran
Media sebagai suatu komponen sistem pembelajaran, mempunyai
fungsi dan peran yang sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran. Itu
pembelajaran. Integral dalam konteks ini mengandung pengertian bahwa
media itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
Tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak akan pernah terjadi.
Munadi (2010: 37) fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “ sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni
sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain. Degeng dalam
Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 128) secara garis besar fungsi media
adalah:
1. Menghindari terjadinya verbalisme
2. Membangkitkan minat/ motivasi
3. Menarik perhatian pada siswa
4. Mengatasi keterbatasan
5. Mengaktifkan mahasiswa dalam kagiatan belajar
6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Selain itu menurut Ibrahim, dkk dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:
129) menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal, yaitu:
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi dan kegiatan interaksi
antara siswa dan lingkungannya. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi, maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi
dari sumber (guru) ke penerima (siswa). Ditinjau dari proses pembelajaran
sebagai kegiatan interaksi antara siswa dan ligkungannya, maka fungsi
dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan
diatas dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang
sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya
hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari
komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.
Levie dan Lentz dalam Kustandi & Sutjipto (2011:21-22) memaparkan
bahwa media, khususnya media visual, memiliki empat kegunaan sebagai
berikut.
1. Fungsi atensi merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik
dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu
pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak
memperhatikan.
2. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar ( atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Misalnya informasi
yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3. Fungsi kognitif terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
4. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami
konteks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
e. Kalsifikasi dan jenis media pembelajaran
Ada berbagai macam media yang digunakan dalam pembelajaran.
Kustandi dan Sutjipto (2011:33-37) dilihat dari jenisnya, media dibagi ke
dalam beberapa jenis, yaitu:
1) Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis, terutama
melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi cetak
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan
ruang.
b. Baik teks maupun visual, keduanya menampilkan komunikasi satu
dan reseptif.
c. Teks dan visual ditampilkan statis.
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
kebahasaan dan persepsi visual.
e. Baik teks maupun visual, keduanya berorientasi pada siswa.
2) Media hasil teknologi audio visual
Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciri-ciri
utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut: a. Bersifat linear.
b. Menyajikan visualisasi yang dinamis.
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang atau pembuat.
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan yang riil atau gagasan
abstrak.
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.
Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan
interaktif siswa yang rendah.
3) Media hasil teknologi berbasis komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang
berbasis mikro-processor. Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat
lunak) adalah sebagai berikut:
b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan
keinginan perancang atau pengembang sebagaimana
direncanakannya.
c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan
kata, simbol, dan grafik.
d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e. Pembelajaran berorientassi pada siswa dan melibatkan interaksi
siswa yang tinggi.
4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa
bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Beberapa ciri utama
teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:
a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
b. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan
cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistis dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan
dibawah pengendalian siswa.
d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam
pengembangan pelajaran.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif, sehingga
f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
Sartika, yopi (2013: 38) mengungkapkan bahwa media pendidikan
dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis yakni:
1) Media Visual dapat memperlihatkan rupa dan bentuk. Contoh: gambar,
foto, sketsa, diagram grafik, karton foster, peta dan globe.
2) Media dengar, dapat berupa; radio, tape rekorder, laboratorium bahasa,
dan CD.
3) Project Still Media dapat berupa; slide, OHP.
4) Project Mosion Media, dapat berupa; TV, video, komputer.
Ada juga kelompok para ahli yang menggolongkan media pendidikan
menjadi 6 (enam) jenis mengacu pada Sartika, yopi (2013: 38), yakni:
1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan, berupa
gambar, grafik, peta, poster.
2) Berbagai papan, seperti halnya papan tulis, white board, papan planel. 3) Visual 3 dimensi, dapat berupa benda asli, model, barang/alat tiruan.
4) Audio, seperti radio, tape rekorder, cd
5) Audiovisual murni, berupa film.
6) Demonstrasi dan widya wisata.
Media yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas jenis media
pembelajaran, yakni media pembelajaran kotak bintang. Jenis media yang
dikembangkan tersebut meliputi:
1. Kotak, terdiri atas tripleks yang dibuat sebagai tempat atau wadah untuk
menyimpan manik-manik bintang.
2. Manik-manik bintang terdiri atas sejumlah manik-manik atau plastisin
sebagai media untuk mengurutkan angka, dan plastisin tersebut akan
dimasukkan kedalam setiap bagian kotak.
f. Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media.
Dalam penggunaanya, media pembelajaran tidak digunakan begitu saja
oleh guru, karena menurut Gagne dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:
150) tidak ada satu mediapun yang mungkin paling cocok untuk mencapai
semua tujuan. Media pembelajaran yang kita gunakan untuk satu tipe
pokok bahasan akan berbeda dengan isi pokok bahasan yang lain. Untuk
itu beberapa prinsip dalam memilih media akan sangat membantu guru
dalam memilih dan menggunakan media yang tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Harjanto (2006: 238) setiap media memiliki keunggulan dan
kelemahan atau keterbatasan. Pengetahuan tentang keunggulan dan
keterbatasan setiap jenis media menjadi penting, sehingga guru dapat
memperkecil kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus dapat
langsung memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki.
Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media menurut Punaji dalam
1. Tidak ada satupun media, prosedur dan pengalaman yang paling baik
untuk belajar.
2. Percayalah bahwa penggunaan media itu sesuai dengan tujuan khusus
pembelajaran.
3. Anda harus mengetahui secara menyeluruh kesesuaian antara isi dan
tujuan khusus program.
4. Media harus mempertimbangkan kesesuaian antara penggunaannya dan
cara pembelajaran yang dipilih.
5. Pemilihan media itu sendiri janganlah tergantung pada pemilihan dan
penggunaan media tertentu saja.
6. Sadarlah bahwa media yang paling baikpun apabila tidak dimanfaatkan
secara baik akan berdampak kurang baik atau media tersebut digunakan
dalam lingkungan yang kurang baik.
7. Kita menyadari bahwa pengalaman, kesukaan, minat, dan kemampuan
individu serta gaya belajar mungkin berpengaruh terhadap hasil
penggunaan media.
8. Kita menyadari bahwa sumber-sumber dan pengalaan belajar bukanlah
hal yang berkaitan dengan baik dan buruk tetapi sumber dan
pengalaman belajar ini berkaitan dengan hal yang konkret atau abstrak.
Sadiman dalam Mudlofir dan Rusydiyah (2016:151) terdapat beberapa
1. Demonstration. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, obyek, kegunaan, cara
mengoperasikan dan lain-lain.
2. Familiarity. Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa
menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut,
jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan
untukmempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga
secara terus-menerusia menggunakan media yang sama.
3. Clarity. Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelaskan pesan pembelajaran dan memberikan
penjelasan yang lebih konkret.
4. Active Learning. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam
pembelajaran adalah siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik,
mental, dan emosional.
Kustandi & Sutjipto (2013:81-83) mengemukakan beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut.
1. Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau
diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran
yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu
pemilihan/ pemanfaatan media adalah, tidak ada satu jenis media yang
cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.
2. Keterjangkauan dalam pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran
hendaknya juga mempertimbangkan ketersedian anggaran yang ada.
Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran,
maka hendaknya dipikirkan apakah ada diantara sesama guru yang
mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan
media pembelajaran yang dibutuhkan.
3. Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran
Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media
secanggih apa pun, kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan
pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran
online, apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh local area network (LAN).
4. Ketersediaan media pembelajaran di pasaran
Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli
ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara
mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan
5. Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran
Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan
dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah
kemudahan guru atau siswa dalam memanfaatkannya. Tidak akan
terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan
sendiri atau yang dikontrakan oleh pembuatannya, ternyata tidak mudah
dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh siswa. Media yang
dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai
pajangan saja di sekolah, sehingga dibutuhkan waktu yang memadai
untuk melatih guru tertentu agar dapat terampil mengoperasikan
peralatan tersebut.
Berdasarkan pemahaman dari para ahli maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Media pembelajaran dibuat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Media yang baik adalah media yang dibuat sesuai dengna materi yang
dipelajari saat itu, sehingga dengan adanya media pembelajaran yang
dibuat atau dirancang sesuai dengan materi dapat membantu siswa
dengan mudah untuk memahami materi yang dipelajari.
2. Media dibuat untuk memberikan pemahaman kepada siswa. Dengan
adanya media pembelajaran yang dirancang, maka dengan mudahnya
siswa dapat memahami materi yang dipelajari.
3. Media harus menarik agar para siswa semangat. Media yang dibuat
pembelajaran di kelas. Jika media yang dirancang kurang menarik,
maka siswa juga tidak semangat untuk mengikuti pembelajaran.
4. Media harus dapat memotivasi siswa. Media yang dibuat juga harus
dapat membuat siswa termotivasi, dengan begitu proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik.
5. Media harus mudah dirancang dan mudah ditemukan. Yang tak
kalah pentingnya juga bahan pembuatan media mudah dirancang serta
mudah ditemukan.selain itu media pembelajaran yang dirancang
memiliki kualitas yang baik, sehingga media pembelajaran tersebut
dapat digunakan terus menerus.
g. Ciri-ciri media
Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipto (2011: 13-14)
mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin
guru tidak mampu melakukannya.
1) Ciri Fiksatif (fixative property)
Merupakan kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu obyek
yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan video atau video kamera
dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan.
Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian
atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa
2) Ciri Manipulatif (manipulative property)
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari
dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan
teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapat
dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat
dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan
kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses tsunami atau reaksi
kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.
3) Ciri Distributif (distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak
hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di
dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman
video, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang
diinginkan kapan saja.
2. Media Konvensional Kotak Bintang
a. Pengertian
Media konvensional kotak bintang adalah media sederhana yang dibuat
konvensional kotak bintang ini dirancang sedemikian rupa agar siswa
dapat tertarik dan dapat cepat memahami materi terkait mngurutkan angka.
Media konvensional juga dirancang denagn semaksimal mungkin agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk membuat media konvensional
kotak bintang ini sebenarnya tidak terlalu sulit, serta bahan-bahannya juga
mudah diperoleh, tergantung bagaimana kita mendesainnya. Media ini
bentuknya menyerupai kotak, pada bagian dalam kotak tersebut dibuat
juga kotak-kotak kecil.
b. Bahan yang digunakan dalam pembuatan media konvensional
kotak bintang
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan media konvensional
kotak bintang, yaitu:
1) Siapkan tripleks, balok, gergaji, lem kayu, alat ukur, alat pemahat kayu,
paku, kertas pasir, cat.
2) Potong tripleks dengan ukuran 45 cm x 50 cm.
3) Setelah tripleks di potong, selanjutnya ambil balok dan dipotong sesuai
dengan ukuran pinggir tripleks.
4) Pasang balok tersebut pada setiap sisi tripleks, kemudian di paku.
5) Setelah selesai di paku, selanjutnya merapikan permukaan balok dan
tripleks menggunakan kertas pasir.
6) Jadi kotak ukuran paling besar sudah dibuat, maka selanjutnya
membuat kotak ukuran kecil pada kotak yang paling besar.
8) Masukkan tripleks pada kotak besar dengan ukurans setiap sisi 11cm.
9) Selanjutnya tripleks yang sudah dimasukkan ke dalam kotak ukuran
yang paling besar di lem.
10) Tripleks yang sudah di lem berfungsi sebagai penyekat antara kotak
yang satu dengan kotak yang lainnya, sehingga kotak-kotak tersebut
menjadi 20 kotak kecil.
11) Setelah kotak-kotak tersebut selesai, tahap berikutnya yaitu mencat
kotak tersebut.
12) Setelah di cat, selanjutnya kotak tersebut di jemur selam 1 sampai 2
hari.
13) Setelah kotak tersebut kering, tahap berikutnya yaitu memasukkan
manik-manik bintang pada setiap kotak, sesuai dengan urutannya.
c. Cara penggunaan media konvensional kotak bintang
Adapun cara penggunaan media konvensional kotak bintang, yaitu:
1) Pertama-tama guru harus menentukan materi mengurutkan bilangan
yang ingin diajarkan.
2) Selanjutnya guru menyiapkan media kotak bintang
3) Setelah menyiapkan kotak bintang, selanjutnya guru meminta beberapa
siswa untuk mengambil plastisin berbentuk bintang
4) Masukkan plastisin bintang kedalam kotak yang sudah disediakan
5) Pada kotak pertama masukkan satu media bintang, selanjutnya pada
kotak kedua masukkan dua media bintang , dan seterusnya sampai pada
6) Selanjutnya jika ingin mengurutkan angka dari yang terbesar hingga
terkecil dapat menggunakan teknik yang sama pada petunjuk no. 5.
7) Jika ingin membandingkan benda yang lebih banyak, guru bisa
menyiapkan media bintang pada kedua kotak dengan jumlah yang
berbeda
8) Selanjutnya, jika guru ingin mengajarkan materi mengenal huruf vokal
dan konsonan, maka dapat menggunakan media bintang tersebut.
Misalnya seperti gambar dibawah ini
2.1 Gambar mengenal huruf vokal dan konsonan
9) Selain itu, jika guru ingin mengajar materi kosa-kata, maka dapat
menggunakan media bintang. Misalnya seperti gambar dibawah ini
d. Kelebihan dan kekurangan media konvensional kotak bintang
a) Kelebihan media konvensional kotak bintang:
i. Media konvensioanl kotak bintang terbuat dari bahan kayu,
sehingga dapat digunakan berulang-ulang dan tahan lama.
ii. Bahan yang digunakan mudah didapatkan dan murah
iii. Gambar yang digunakan pada media konvensional kotak bintang
jelas.
iv. Pemiihan warna yang digunakan media kotak bintang indah dan
menarik.
b) Kekurangan media konvensional kotak bintang:
i. Ukuran media konvensional terlalu besar.
ii. Media plastisin berbentuk bintang sangat berat.
3. Karakteristik siswa SD
Usia SD berkisar antara 6-12 tahun yang ditemui pada umumnya. Desmita,
(2009 : 35) mengemukakan bahwa mengacu pada pembagian tahapan
perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa
perkembangan, yaitu masa kanak tengah (6-9) tahun dan masa
kanak-kanak akhir (10-12) tahun. Anak usia pada usia ini senang bermain, senang
bergerak, senang kerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan
sesuatu secara langsung.
Havighurst juga mengemukakan (dalam Desmita, 2009 : 35) beberapa
tugas perkembangan anak usia sekolah dasar yang salah satu aspeknya adalah
fisik. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa anak SD atau tahap usia SD
merupakan tahap dimana anak-anak senang bermain, merasakan atau
mengalami secara langsung serta senang bekerja dalam kelompok.
Tahap perkembangan kognitif
Setiap orang pasti melalui tahap perkembangan mulai dari lahir sampai ia
dewasa. Piaget sendiri dalam Desmita, (2009 : 101) mengelompokkan
beberapa tahap perkembangan berdasarkan usia, dimana tahap pertama adalah
tahap sensorimotor yang yang berkisar 0-2 tahun, tahap kedua adalah tahap
operasional I yaitu 2-7 tahun, tahap ketiga yaitu masih tahap
pra-operasional II yaitu 7-11 tahun dan tahap terakhir yaitu tahap pra-pra-operasional
III dengan kisaran usia 11- dewasa. Peneliti ingin menekankan pada tahap
pra-operasional II dan III yang dikemukakan oleh Piaget tersebut dimana tahap ini
merupakan tahap perkembangan anak usia SD ke atas.
Pada tahap Pra-operasional II (7-11 tahun) adalah tahap dimana anak
sudah berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.
Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu tahap pra-operasional III (11-dewasa)
anak sudah berpikir abstrak, logis dan lebih idealistik. Dengan demikian kita
bisa ketahui bahwa tahap anak SD khususnya kelas I adalah tahap dimana anak
harus diajarkan untuk berpikir konkret. Anak harus dikenalkan pada
benda-benda konkret yang membangkitkan rasa ingin tahu bukan sekedar
disampaikan secara verbal maka bisa saja terjadi anak akan bingung bahkan
anak tidak tahu apa yang sebenarnya yang harus dipelajari.
Piaget dalam Desmita, (2009 : 104) menegaskan bahwa pemikiran
anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional
(cocrete operational thought) yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.
Karakteristik siswa kelas 1 SD adalah senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu
secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan
pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa
berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
Tugas perkembangan anak usia SD menurut Havighurst (dalam Desmita,
2009 : 35) adalah sebagai berikut :
a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik,
b. Membangun hidup sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan.
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya,
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
e. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung. agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat,
g. Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai‐nilai sebagai pedoman
perilaku.
h. Mencapai kemandirian pribadi.
Dari uraian diatas maka sudah dipastikan media menjadi aspek penting
yang dapat membantu menfasilitasi siswa dalam memperoleh pengetahuan
faktual seputar lingkungan belajarnya. Dengan demikian media pembelajaran
kotak bintang sangat cocok untuk karakteristik siswa kelas 1 SD.
Kurikulum 2013 melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan secara terpadu. Pengembangan
kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian
pendidikan. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).
Gagne dan Briggs (1970) dalam Sadiman, dkk, (2009 : 6) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam lingkungan
siswa yang menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar. Dengan
demikian media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupaun
audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat
dilihat, didengar, dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan
di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
sedemikian rupa sehingga proses belajara terjadi. Sebagai alat bantu, media
akan memiliki fungsi jika digunakan dengan baik, sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
4. Materi pokok
a) Tema
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas tentang mengurutkan
angka yang terdapat dalam tema 1 Diriku.
b) Subtema
Untuk Subtema pada penelitian ini terdapat dalam Subtema Aku
Merawat Tubuhku. Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku terdapat
beberapa mata pelajaran yang diintegrasikan, seperti Bahasa Indonesia,
Matematika, PJOK, SBDP dan PPKn.
c) Materi
Materi yang terdapat dalam penelitian ini adalah mengurutkan angka.
Mengurutkan angka merupakan materi yang dipelajari oleh siswa kelas 1
SD, dimana siswa tersebut harus mampu mengurutkan angka dari yang
terkecil hingga yang terbesar, dan sebaliknya dapat mengurutkan angka
dari yang terbesar hingga yang terkecil.
B.Penelitian yang Relevan
Mencari dan menemukan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti merupakan salah satu persyaratan dalam mengembangkan
penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah Pengembangan Media
dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 SD. Oleh karena itu
peneliti mencoba menemukan penelitian yang releven dengan penelitian yang
dilakukan penulis.
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Astutik
Sulaiman (2012). Dengan judul Penerapan Media Permainan Dakon Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas 1 SD Al- Amin Surabaya. Jenis
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, karena data yang diolah adalah
data aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apa penyebab ketidakpahaman terhadap materi menghitung
banyaknya benda yang berakibat pada hasil belajar siswa kelas 1 SD Al- Amin
Surabaya yang rendah. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar
observasi dan lembar tes. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif
dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada
penggunaan media permainan dakon terjadi peningkatan aktivitas siswa.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan Ester, Sugiyono dan
Budiman Tampubolon (2014). Dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Pelajaran Matematika Menggunakan Media Manipulatif di Kelas II SDN 02
Sidas Kab. Landak. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mendeskripsikan peningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengurutkan bilangan sampai 500
menggunakan media manipulatif pada mata pelajaran matematika kelas II Sekolah
Dasar Negeri 02 Sidas. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik observasi
pembelajaran Matematika, maka kemampuan mengurutkan bilangan sampai 500
pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Sidas dapat meningkat.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Lianita Hutri
Patmawati (2012). Dengan judul Peningkatan Keterampilan Mengurutkan
Bilangan Bulat Melalui Permainan Sudoku Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Udanwuh 02 Kaliwungu Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.Teknik analisis data dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran Matematika
dengan permainan sudoku sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan siswa, dan meningkatkan keterampilan siswa mengurutkan bilangan
bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Udanwuh 02 tahun pelajaran 2011/2012
melalui permainan sudoku. Melalui permainan sudoku dapat meningkatkan
keterampilan siswa mengurutkan bilangan bulat pada siswa kelas IV semester
genap SD Negeri Udanwuh 02 tahun ajaran 2011/ 2012.
Mengacu pada ketiga penelitian diatas, peneliti belum menemukan adanya
penelitian yang memfokuskan pada pengembangan media pembelajaran
konvensional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan angka dalam
subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1SD. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa penelitian ini merupakan sumbangan yang baru bagi dunia
Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan
C.Kerangka Berpikir
Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan
antara keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Belajar dari pengalaman itu posisi guru harus diposisikan sebagai “aktor utama” dalam implementasi Kurikulum 2013. Para
guru harus benar-benar disiapkan secara matang, mulai dari penyusunan silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan yang Penerapan Media Permainan Dakon Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas 1 SD Al- Amin Surabaya
Astutik Sulaiman
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Menggunakan Media Manipulatif di Kelas II SDN 02
Sidas Kab. Landak.
Ester, Sugiyono dan Budiman Tampubolon
Peningkatan Keterampilan Mengurutkan Bilangan Bulat Melalui Permainan Sudoku
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Udanwuh 02 Kaliwungu Semarang Tahun Ajaran
2011/2012.
Lianita Hutri Patmawati
Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas 1SD
terpenting adalah media yang digunakan dalam pembelajaran. Media tidak hanya
menjadi penyalur materi dari guru kepada siswa, tetapi bertugas memberikan
wujud yang lebih riil dari materi yang abstrak bagi siswa. Media pembelajaran
yang dibuat oleh peneliti yaitu subtema aku merawat tubuhku. Pendekatan tematik
dan pendekatan saintifik menjadi pedoman dalam menyusun media pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan guru. Penilaian bagi siswa menggunakan penilaian
otentik.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, guru masih
mengalami kesulitan mengenai media pembelajaran yang baik. Guru juga masih
banyak membutuhkan contoh media pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD
2013. Guru masih mengalami kesulitan dalam penilaian yang digunakan. Dengan
adanya alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan media pembelajaran
yang sesuai Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas I. Pendekatan tematik,
pendekatan saintifik merupakan ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum
2013 khususnya pada media pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti.
Guru juga masih menggunakan metode ceramah dan menggunakan media
berbasis ICT, shingga dapat menimbulkan siswa yang pasif, dimana siswa hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa memperhatikan materi yang disampaikan
oleh guru. Apalagi berhadapan dengan siswa kelas 1 SD. Siswa kelas 1 SD
cenderung melakukan aktivitasnya sendiri, hal ini dapat menghambat proses
pembelajaran.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka peneliti ingin mengembangkan media
dasar. Media yang dibuat oleh peneliti yaitu dengan judul “Pengembangan Media
Pembelajaran Konvensional Kotak Bintang Pada Materi Pokok Mengurutkan
Angka Dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku Untuk Siswa Kelas I Sekolah
Dasar”. Harapannya dengan adanya media ini dapat memberikan pengetahuan
yang kompeleks bagi siswa sehingga siswa tidak kebingungan dalam memahami
setiap materi yang disampaikan.
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir
Mengurutkan angka
Media pembelajaran konvensional kotak bintang pada materi pokok mengurutkan benda dalam subtema aku merawat tubuhku
untuk siswa kelas 1SD
Silabus RPP Media LKS
Kovensional ICT
Mengurutkan angka dari yang terkecil hingga terbesar, dan sebaliknya
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana mengembangkan media Kotak Bintang pada materi pokok
mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk siswa
kelas 1 Sekolah Dasar?
2. a. Bagaimana kualitas produk media Kotak Bintang pada materi pokok
mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk
siswa kelas 1 Sekolah Dasar menurut pakar media?
b. Bagaimana kualitas produk media Kotak Bintang pada materi pokok
mengurutkan angka dalam Subtema Aku Merawat Tubuhku untuk
38 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). “Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut”
(Sugiyono, 2015: 407). Penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan
produk tertentu, oleh karena itu agar dapat menghasilkan produk yang benar-benar
bermanfaat di masyarakat maka digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi Produk yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran konvensional
kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat
tubuhku untuk siswa kelas I SD.
B.Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian pada salah satu Se