• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pengendalian Penjualan Tiket Dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Tiket Kelas Eksekutif (Studi Kasus Pada PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pengendalian Penjualan Tiket Dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Tiket Kelas Eksekutif (Studi Kasus Pada PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung)."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANAN PENGENDALIAN PENJUALAN TIKET DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN

TIKET KELAS EKSEKUTIF

(STUDI KASUS PADA PT. KERETA API [PERSERO] DAOP 2 BANDUNG)

Penjualan merupakan tulang punggung bagi perusahaan sebagai sumber pendapatan yang menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk menunjang kinerja penjualan yang optimal dibutuhkan prosedur penjualan yang memadai. Pengendalian dibutuhkan dalam keseluruhan prosedur penjualan agar hasil yang didapatkan dari penjualan tersebut dapat maksimal dan dapat meningkatkan efektivitas penjualan.

Berdasarkan pemikiran ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung yang berlokasi di Jalan Stasiun Timur No. 14 Bandung, sebagai objek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui peranan pengendalian penjualan dalam meningkatkan efektivitas penjualan tiket pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data yang ada di perusahaan sehubungan dengan masalah yang diteliti untuk kemudian diambil kesimpulan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner yang diajukan ke beberapa responden terpilih.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengendalian penjualan dan efektivitas penjualan tiket kelas eksekutif pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung, diperoleh bahwa pengendalian penjualan sudah cukup memadai tetapi penjualan tiket kelas eksekutif tidak efektif, hal ini didapatkan berdasarkan data penjualan KA Argogede, KA Harina dan KA Turangga pada tahun 2005 dan 2006.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut adalah bahwa pengendalian penjualan telah diterapkan dengan cukup memadai tetapi kurang berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. Hipotesis yang diajukan penulis tidak dapat diterima, yaitu: pengendalian penjualan yang memadai akan meningkatkan efektivitas penjualan. Beberapa saran yang penulis ajukan untuk meningkatkan efektivitas penjualan, yaitu: mempercepat waktu tempuh, melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.

(2)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Penelitian………...……….………1

1.2 Identifikasi Masalah………...………...4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...……..4

1.4 Kegunaan Penelitian………...…………..4

1.5 Rerangka Penelitian……….…….5

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Pendekatan dan Teknik Penelitian……….……....6

1.6.2 Batasan Penelitian……….……7

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………..…….……….8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep tentang Peranan………...…………....9

2.2 Pengendalian 2.2.1 Pengertian Pengendalian………..……10

2.2.2 Tujuan Pengendalian……….…..……11

(3)

2.2.3 Jenis Pengendalian………..………….…………12

2.2.4 Proses Pengendalian………..…….…..14

2.2.5 Syarat-syarat untuk Pengendalian yang Memadai……...15

2.2.6 Kategori Pengendalian……….……...….16

2.3 Penjualan 2.3.1 Pengertian Penjualan.……….……….….19

2.3.2 Tujuan Penjualan………..……...19

2.3.3 Cara Penjualan………..……20

2.3.4 Jenis-jenis Penjualan………..…..22

2.3.5 Prosedur Penjualan………...23

2.3.6 Standar Penjualan……….……....23

2.4 Pengendalian Penjualan………...………...…………24

2.4.1 Pengertian Pengendalian Penjualan………..……....25

2.4.2 Tujuan Pengendalian Penjualan………..…….26

2.5 Efektivitas 2.5.1 Pengertian Efektivitas………..………….27

2.5.2 Efektivitas Penjualan………28

2.6 Hubungan Pengendalian Penjualan dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan………..28

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….31

3.2 Metodologi Penelitian………...………….31

3.2.1 Penentuan Responden………31

(4)

3.2.2 Metode Pengumpulan Data………..….32

3.2.3 Teknik Pengembangan Instrumen……….33

3.2.4 Operasionalisasi Variabel………..34

3.2.5 Variabel dan Skala Pengukuran……….34

3.2.6 Analisis Pengujian Hipotesis……….36

3.2.7 Penarikan Kesimpulan………...39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan………...….……40

4.1.1 Sejarah Perusahaan……… ………...…40

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan……….……….43

4.1.3 Tujuan Perusahaan………...……..44

4.1.4 Aktivitas dan Program Perusahaan………44

4.1.5 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan………45

4.1.5.1 Struktur Organisasi………45

4.1.5.2 Deskripsi Jabatan………..47

4.2 Prosedur Penjualan PT Kereta Api (Persero) 4.2.1 Prosedur Permintaan Karcis dan Pemberian Persediaan Karcis………..………59

4.2.2 Prosedur Penjualan Tiket PT Kereta Api (Persero) secara Langsung………....60

4.2.3 Prosedur Penjualan Tiket PT Kereta Api (Persero) melalui Pemesanan……….…...…65 4.3 Pelaksanaan Pengendalian Penjualan PT Kereta Api Daop 2

(5)

4.3.1 Pembuatan Tolok Ukur………..69

4.3.2 Mengukur Pelaksanaan yang Sebenarnya……….75

4.3.3 Membandingkan Pelaksanaan yang Sebenarnya Terhadap Tolok Ukur………....76

4.3.4 Mencari Penyebab Terjadinya Penyimpangan..………81

4.3.5 Mengambil Tindakan Koreksi yang Diperlukan……...85

4.4 Tujuan Pengendalian Penjualan PT Kereta Api (Persero) Daop 2 4.4.1 Mencapai Volume Penjualan yang Dikehendaki…..…89

4.4.2 Biaya yang Wajar………..92

4.4.3 Menghasilkan Laba Kotor………...94

4.5 Efektivitas Penjualan PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung 4.5.1 Efektivitas Penjualan Berdasarkan Pendapatan Penjualan………...….97

4.5.2 Efektivitas Penjualan Berdasarkan Volume Penumpang………109

4.5.3 Efektivitas Penjualan Berdasarkan Biaya………120

4.6 Pengujian Hipotesis………...……124

4.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif…………..………124

4.6.2 Analisis Statistik………..128

4.6.3 Analisis Realisasi Penjualan dan Biaya………...130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………...131

5.2 Saran………..………..132

(6)

DAFTAR PUSTAKA………..………134 LAMPIRAN-LAMPIRAN………..135

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Indikator Variabel Independen dan Skala Pengukuran……….……35

Tabel 3.2 Indikator Variabel Dependen dan Skala Pengukuran………35

Tabel 4.1 Realisasi Tahun 2004 dan 2005……….76

Tabel 4.2 Volume Penumpang Tahun 2005………..92

Tabel 4.3 Pendapatan dan Biaya Semester II Tahun 2005………94

Tabel 4.4 Program dan Realisasi Laba Kotor………96

Tabel 4.5 Pendapatan Penjualan Argogede Tahun 2005………...97

Tabel 4.6 Pendapatan Penjualan Argogede Tahun 2006………..99

Tabel 4.7 Pendapatan Penjualan Harina Tahun 2005………..102

Tabel 4.8 Pendapatan Penjualan Harina Tahun 2006………..104

Tabel 4.9 Pendapatan Penjualan Turangga Tahun 2005………..105

Tabel 4.10 Pendapatan Penjualan Turangga Tahun 2006……….107

Tabel 4.11 Volume Penumpang KA Argogede Tahun 2005………109

Tabel 4.12 Volume Penumpang KA Argogede Tahun 2006………111

Tabel 4.13 Volume Penumpang KA Harina Tahun 2005………..113

Tabel 4.14 Volume Penumpang KA Harina Tahun 2006………..115

Tabel 4.15 Volume Penumpang KA Turangga Tahun 2005………...………..116

Tabel 4.16 Volume Penumpang KA Turangga Tahun 2006………..113

Tabel 4.17 Perbandingan Program Pendapatan dan Biaya Semester II Tahun 2005……….…..121

(8)

Tabel 4.18 Perbandingan Realisasi Pendapatan dan Biaya

Semester II Tahun 2005………122 Tabel 4.19 Perbandingan Rasio Program dan Realisasi Pendapatan

dan Biaya Semester II Tahun 2005………..………123

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Skema Peranan Pengendalian Penjualan dalam

Meningkatkan Efektivitas Penjualan………..30

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT Kereta Api (Persero)……….135

Lampiran 2 : Struktur Organisasi Daerah Operasi 2 Bandung ……….136

Lampiran 3 : Flowchart Prosedur Penjualan Tiket………137

Lampiran 4 : Bagan Prosedur Permintaan dan Pemberian Persediaan Karcis……….138

Lampiran 5 : Kuesioner………...139

Lampiran 6 : Lampiran Data Hasil dari Rekapitulasi Jawaban Responden…..148

Lampiran 7 : Formulir Pemesanan Karcis……… 152

Lampiran 8 : Karcis Kereta Api………153

Lampiran 9 : Laporan Penjualan Karcis………154

Lampiran 10 : Bukti Penerimaan Kas………155

Lampiran 11 : Tolok Ukur pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung….156 Lampiran 12 : Perbandingan Tolok Ukur dengan Realisasi Tahun 2004……...157

Lampiran 13 : Perbandingan Tolok Ukur dengan Realisasi Tahun 2005……...158

Lampiran 14 : Surat Pernyataan………..159

Lampiran 15 : Riwayat Hidup……….160

Lampiran 16 : Surat Persetujuan Melaksanakan Penelitian………161

(11)
(12)

Lampiran 2

(13)

Lampiran 3

T

T

T

T

T

T T

(14)
(15)

Lampiran 5

Melalui kuesioner ini, saya bermaksud untuk memperoleh data langsung dari Bapak/Ibu dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi sebagai syarat menempuh ujian sidang sarjana.

Untuk itu saya berharap kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan yang terdiri dari dua tipe, yaitu pertanyaan tipe A merupakan pertanyaan pilihan tertutup dengan tiga macam pilihan jawaban yang telah disediakan yaitu Y (Ya), R (Ragu-ragu) dan T (Tidak). Berilah tanda “X” pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling tepat. Pertanyaan tipe B merupakan pertanyaan terbuka dan Bapak/Ibu dipersilakan mengisi titik-titik yang telah disediakan.

Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini saya ucapkan terimakasih.

Bandung, Juni 2006 Hormat saya,

Yuanita

(16)

140

“PERANAN PENGENDALIAN PENJUALAN TIKET

DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN

TIKET KELAS EKSEKUTIF”

A. Pertanyaan Tertutup

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN

No. Pertanyaan Y R T

PROSES PENGENDALIAN PENJUALAN

Penetapan Tolok Ukur

1 Menurut pengalaman anda, apakah pada pertengahan periode sering ada perubahan tolok ukur?

2 Menurut pengalaman anda, apakah hasil periode sebelumnya mempengaruhi dalam menetapkan tolok ukur yang baru?

3 Menurut pendapat anda, apakah menetapkan tolok ukur penjualan memperhatikan sumber daya yang tersedia?

4 Apakah perubahan tolok ukur penjualan langsung dikomunikasikan pada karyawan bagian penjualan?

5 Apakah tolok ukur diperbaharui setiap periode?

6 Menurut pendapat anda, apakah tolok ukur dibuat oleh orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang penjualan? 7 Menurut pendapat anda, apakah pembuatan tolok ukur melalui

penelitian yang mendalam?

8 Menurut pengalaman anda, apakah dalam membuat tolok ukur perusahaan mempertimbangkan mengenai biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian?

9 Menurut pengalaman anda, apakah penetapan tolok ukur penjualan ditingkatkan volumenya dari tahun ke tahun?

(17)

141

Membandingkan Pelaksanaan Yang Sebenarnya Terhadap

Tolok Ukur

11 Apakah menurut pengalaman anda tolok ukur yang ditetapkan seringkali tercapai?

12 Menurut pengalaman anda, apakah dalam melaksanakan pengukuran tidak mendapatkan tekanan atau hambatan-hambatan? 13 Apakah menurut pengalaman anda sering menjumpai

pengoreksian dalam pencatatan penjualan?

14 Apakah menurut pendapat anda pengukuran pelaksanaan telah dilaksanakan secara adil dan independen?

15 Menurut pendapat anda, apakah biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian tinggi?

16 Menurut pengalaman anda, apakah sering menjumpai kesalahan dalam pencatatan penjualan?

Mencari Sebab Terjadinya Penyimpangan

17 Apakah menurut pengalaman, anda sering menemukan penyimpangan di setiap periode?

18 Berdasarkan pengalaman anda, apakah setiap ada selisih akan dievaluasi?

19 Bila ya, apakah selisih tersebut sering mengarah pada terjadinya penyimpangan?

20 Menurut pendapat anda, apakah tidak adanya penyimpangan dalam suatu periode menyimpulkan bahwa kegiatan periode tersebut efektif?

21 Menurut pengalaman anda, apakah pemeriksaan mendadak di bagian penjualan sering menjumpai penyimpangan?

22 Apakah berdasarkan pengalaman anda, setiap ada penyimpangan langsung diperbaiki?

(18)

142

24 Menurut pendapat anda, apakah bagian yang mengevaluasi penyimpangan adalah bagian yang independen?

25 Berdasarkan pengalaman anda, apakah sering menemukan temuan yang merupakan suatu penyelewengan dari pengendalian penjualan?

26 Berdasarkan pengalaman anda, apakah penyebab penyimpangan yang terjadi selalu dapat ditelusuri?

27 Apakah perusahaan menetapkan batas toleransi penyimpangan? 28 Menurut pengalaman anda, apakah dalam melakukan pemeriksaan

sering mendapatkan hambatan dari pihak yang diperiksa?

Mengambil Tindakan Koreksi

29 Apakah menurut pengalaman anda, tindakan koreksi yang diambil sudah tepat sasaran dalam memperbaiki penyimpangan?

30 Menurut pengalaman anda, apakah langkah yang ditempuh untuk mencegah penyimpangan tersebut terjadi lagi sudah efektif?

31 Apakah tindakan korektif dilaksanakan untuk jangka waktu: a. Lama dan berlangsung terus menerus?

b. Hanya untuk beberapa periodik saja?

32 Apakah penemuan penyimpangan dikomunikasikan dengan bagian yang bersangkutan?

33 Bila ya, apakah pelaksanaan tindakan koreksi diserahkan pada masing-masing bagian?

Bila tidak, apakah tindakan koreksi dilakukan oleh bagian pengendalian?

34 Menurut pandapat anda, apakah terdapat jaminan bahwa dengan tindakan koreksi, penyimpangan tersebut tidak akan terulang lagi? 35 Apakah menurut pengalaman anda, bagian yang independen terus

memantau pelaksanaan tindakan koreksi dari waktu ke waktu? 36 Apakah tindakan koreksi yang diambil dijabarkan dalam bentuk

(19)

143

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL DEPENDEN

No. Pertanyaan Y R T

TUJUAN PENJUALAN

Tercapainya Target Penjualan

1 Apakah menurut pengalaman anda, target penjualan yang ditetapkan periode-periode sebelumnya sering tercapai?

2 Apakah penjualan pada PT Kereta Api dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan?

3 Menurut pengalaman anda, apakah adanya tindakan koreksi tahun sebelumnya mempengaruhi peningkatan penjualan?

4 Menurut pengalaman anda, apakah dilakukan analisis penjualan untuk meningkatkan penjualan?

5 Menurut pengalaman anda, apakah keadaan perekonomian masyarakat mempengaruhi tingkat penjualan?

6 Apakah perusahaan memiliki dana khusus pemasaran untuk meningkatkan penjualan?

7 Menurut pendapat anda, apakah adanya pengendalian meningkatkan penjualan?

8 Menurut pendapat anda, apakah strategi yang ditetapkan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan efektif? 9 Menurut pendapat anda, apakah biaya pengendalian yang

dikeluarkan setimpal dengan manfaat yang diterima?

Tercapainya Target Laba

10 Menurut pengalaman anda, apakah laba yang diperoleh dari hasil penjualan tiket sesuai dengan target yang ingin dicapai? 11 Apakah menurut pendapat anda, adanya pengendalian

penjualan meningkatkan laba kearah yang ingin dicapai?

(20)

144

13 Menurut pengalaman anda, apakah pengendalian yang diterapkan menghasilkan laba yang diperlukan untuk mencapai hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi? 14 Menurut pendapat anda, apakah diterapkannya pengendalian

penjualan tiket meningkatkan efektivitas?

15 Menurut pendapat anda, apakah laba yang didapatkan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan?

16 Menurut pendapat anda, apakah target laba yang ditetapkan memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat?

17 Menurut pengalaman anda, apakah dalam usaha mencapai target laba perusahaan memberikan insentif untuk memotivasi?

Tercapainya Target Pertumbuhan Perusahaan

18 Apakah menurut pengalaman anda, penjualan yang dihasilkan selama ini menunjang pertumbuhan perusahaan?

19 Menurut pandapat anda, apakah adanya pengendalian penjualan tiket meningkatkan pertumbuhan perusahaan?

20 Apakah menurut pendapat anda, pertumbuhan yang dicapai perusahaan saat ini memuaskan?

21 Apakah menurut pendapat anda, laba yang didapatkan selama ini meningkatkan pertumbuhan perusahaan?

22 Menurut pandapat anda, apakah adanya pengendalian penjualan tiket meningkatkan pertumbuhan perusahaan?

23 Menurut pendapat anda, apakah keadaan ekonomi sering mempengaruhi pertumbuhan perusahaan?

24 Menurut pendapat anda, apakah meningkatnya pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kegiatan efektif?

Tercapainya Target Biaya Penjualan

(21)

145

26 Apakah menurut pendapat anda biaya penjualan disesuaikan dengan kondisi perusahaan?

27 Menurut pengalaman anda, apakah target biaya mempertimbangkan biaya penjualan periode sebelumnya?

28 Apakah target biaya penjualan ditetapkan dari kantor pusat? 29 Menurut pendapat anda, apakah biaya penjualan yang

dikeluarkan saat ini besar?

B. Pertanyaan Terbuka

1. Siapa sajakah yang membuat tolak ukur penjualan?

………... ………... 2. Bagaimana proses pembuatan tolak ukur penjualan?

……….. .………... ………... 3. Dokumen apa sajakah yang menjadi sumber informasi pada saat pembuatan tolak ukur?

………. ………. ………. 4. Hal apa sajakah yang bahan menjadi pertimbangan dalam menetapkan tolak ukur?

………... ………... ………... 5. Siapa yang mencatat laporan penjualan dan yang membandingkan laporan penjualan

dengan tolak ukur?

(22)

146

6. Berdasarkan pengalaman anda, apakah setiap ada selisih akan dievaluasi? (Ya/Tidak) Bila tidak, berapakah batas selisih untuk dapat mengindikasikan bahwa telah terjadi penyimpangan?

………. ………. Bila ya, apakah pengevaluasian selisih tersebut sering mengarah pada penyimpangan? (Ya/Tidak)

Bila tidak, selisih tersebut lebih sering disebabkan oleh apa?

………...

………... 7. Apakah perusahaan menetapkan batas toleransi penyimpangan? (Ya/Tidak)

Bila ya, berapakah batas penyimpangan yang ditoleransi oleh perusahaan?

………... .……… 8. Bila penyimpangan dilakukan oleh karyawan, apakah akan dikenakan sanksi?

(Ya/Tidak)

Bila ya, apakah sanksi dijatuhkan berdasarkan beratnya penyimpangan dan seperti apakah sanksi yang dijatuhkan?

………... ………. ………. 9. Apakah ada laporan secara tertulis mengenai tindakan perbaikan dari penyimpangan

yang telah terjadi? (Ya/Tidak)

Bila ya, kepada siapakah laporan tersebut diberikan?

………... ………... 10.Indikasi-indikasi apakah yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mengukur

tercapainya tujuan pengendalian penjualan?

(23)

147

11. Bagaimanakah perusahaan mengukur keefektifan aktivitas penjualan?

………... ………... ………. 12. Bila penyimpangan dilakukan oleh karyawan dan telah dikoreksi, apakah karyawan tersebut terus dipantau? (Ya/Tidak)

Bila ya, berapa lamakah pemantauan yang dilakukan terhadap karyawan tersebut? ………... ………... ………... 13. Bagaimanakah cara-cara perusahaan untuk mengefektifkan kegiatan penjualan? ………... ………... ………... 14. Bagaimanakah cara-cara perusahaan menekan biaya penjualan?

(24)

148

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN

No. Responden Jumlah Jawaban Jumlah

(25)

149

24 P R P P P P R P 6 2 0 8

25 R N N P R P P R 3 3 2 8

26 P R R P P P R P 5 3 0 8

27 P P R P P P P R 6 2 0 8

28 N N N R R N R R 0 4 4 8

29 P R R P P P P R 5 3 8 8

30 R N N R R R N N 0 4 4 8

31 P P P P P P P P 8 0 0 8

32 P P P P P P P P 8 0 0 8

33 P P P P P P P P 8 0 0 8

34 R P N P P P P N 5 1 2 8

35 P P P P P P P P 8 0 0 8

36 P P P P P P P P 8 0 0 8

178 67 51 288

61,81% 23,26% 17,71%

(26)

150

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL DEPENDEN

No. Responden Jumlah Jawaban Jumlah

Efektivitas R Efektivitas

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL DEPENDEN

(27)

151

24 R P P P R P R P 5 3 0 8

25 R N R R R N N R 0 4 4 8

26 P P P R P R R R 4 4 0 8

27 P P R P R P P P 6 2 0 8

28 R P P P R R P P 5 3 0 8

29 R N N N N R R N 0 3 5 8

114 79 39 232

(28)
(29)

153

(30)
(31)

155

(32)

156

Tolok Ukur pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung

No. Tolok Ukur Ukuran

a. Kelambatan berangkat 3 menit a. Kelambatan berangkat 2 menit a. Kelambatan berangkat 1 menit

b. Kelambatan datang 9 menit b. Kelambatan datang 15 menit b. Kelambatan datang 20 menit

2. Barang 2. Barang 2. Barang

a. Kelambatan berangkat 7 menit a. Kelambatan berangkat 23 menit a. Kelambatan berangkat 10 menit

b. Kelambatan datang 16 menit b. Kelambatan datang 40 menit b. Kelambatan datang 47 menit

3. Lokomotif mogok 197 kali 3. Lokomotif mogok 153 kali 3. Lokomotif mogok 112 kali

4. Pembatasan kecepatan 7 tempat 4. Pembatasan kecepatan 8 tempat 4. Pembatasan kecepatan 7 tempat

3. Pendapatan dan Volume 1. Penumpang 1. Penumpang 1. Penumpang

a. Volume 9.668.618 orang a. Volume 10.080.396 orang a. Volume 9.163.918 orang

b. Pendapatan Rp 160.565.082.000 b. Pendapatan Rp 166.303.647.000 b. Pendapatan Rp 172.797.314.000

2. Barang 2. Barang 2. Barang

a. Volume 328.123 ton a. Volume 315.973 ton a. Volume 226.189 ton

b. Pendapatan Rp 7.366.150.000 b. Pendapatan Rp 7.999.560.000 b. Pendapatan Rp 4.065.974.000

(33)

157

Perbandingan Tolok Ukur Dengan Realisasi Tahun 2004

(34)

158

Perbandingan Tolok Ukur Dengan Realisasi Tahun 2005

(35)

159 Lampiran 14

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yuanita

Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 2 Maret 1983 Nrp : 0251147

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah pekerjaan saya sendiri. Bila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima segala akibatnya, termasuk pencabutan kembali gelar Sarjana Ekonomi yang telah saya peroleh.

Bandung, Juli 2006

(36)

160

Lampiran 15

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuanita

Alamat : Jl. Sukajaya No.5 Bandung Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 2 Maret 1983

(37)

161

(38)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara berkembang dan telah memasuki era reformasi yang telah mengalami banyak perubahan dari jaman kemerdekaan hingga sekarang. Dengan keanekaragaman suku, bahasa, agama, ras dan budaya yang dimiliki ditambah dengan sumber daya baik alam maupun manusia yang berlimpah membuat kita semakin bangga menjadi bangsa yang merdeka. Pemerintah berusaha mengembangkan dan membawa negara menuju cita-cita nasional, maka pemerintah secara aktif melakukan pembangunan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang transportasi.

Pemerintah menyediakan berbagai sarana transportasi, baik di darat, laut maupun udara yang dapat digunakan masyarakat untuk membantu memperlancar aktivitas sehari-hari. Salah satu sarana transportasi darat yang disediakan oleh pemerintah ialah kereta api yang dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia, dalam kegiatan operasionalnya PT Kereta Api Indonesia terbagi-bagi dalam Daerah Operasi (Daop) yang mengelola wilayahnya secara efektif dan efisien.

Kecepatan dan keekonomisan yang dapat diperoleh dari jasa transportasi ini menyebabkan PT Kereta Api Indonesia banyak diminati oleh pemakai. Dengan tujuan untuk selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan, maka PT Kereta Api Indonesia berupaya meningkatkan pelayanannya.

(39)

2

Supaya dapat menjangkau semua kalangan baik dari kalangan bawah, menengah dan atas, PT Kereta Api Indonesia menyediakan berbagai jenis kereta dari kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif yang tarif nya disesuaikan dengan kemampuan penumpang. Untuk menjangkau kalangan atas supaya tertarik untuk berpergian dengan kereta api, PT Kereta Api Indonesia meningkatkan pelayanannya dengan menyediakan gerbong eksekutif, misalnya: dengan pemberian roti, minum dan bantal, gerbong yang berpendingin dan juga televisi.

PT Kereta Api Indonesia juga meningkatkan pelayanannya dalam hal penjualan tiket yang dapat dipesan beberapa hari sebelum keberangkatan dan dapat dilakukan secara on-line. Agar dapat tercapai pengelolaan operasional kereta api secara efektif dan efisien, terlebih lagi penjualan tiket maka dibutuhkan suatu perangkat yang dikenal sebagai pengendalian.

Pengendalian merupakan suatu proses untuk mencapai pelaksanaan kegiatan operasional secara efektif dan efisien yang ditekankan pada perencanaan dan pengendalian. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap pengelolaan aktivitas perusahaan sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Perencanaan dan pengendalian merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Laba baru dapat diperoleh jika perusahaan telah melakukan aktivitas penjualan, oleh karena itu aktivitas penjualan menjadi tulang punggung dari seluruh aktivitas perusahaan karena menjadi sumber

(40)

3

pendapatan perusahaan. Dalam aktivitas penjualan dibutuhkan pengendalian yang memadai sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan, baik disengaja maupun tidak disengaja di dalam pelaksanaan kegiatan operasional, sehingga jika terjadi kesalahan atau kecurangan akan dapat dideteksi sedini mungkin.

Dalam jasa transportasi kereta api, pendapatan baru dapat diperoleh melalui penjualan tiket kereta api yang menjadi aktivitas yang penting karena menjadi sumber pendapatan perusahaan. Masalah yang ditemukan dalam penjualan tiket seperti: adanya penumpang yang tidak bertiket, tiket yang dibeli tidak sesuai dengan tujuan yang sesungguhnya dan adanya kesalahan dari penjual tiket dalam hal tarif dan tujuan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian yang memadai agar dapat meminimalisasi kecurangan dan kesalahan yang mungkin terjadi yang dilakukan baik oleh penumpang maupun oleh penjual tiket.

Dengan adanya pengendalian, efektivitas penjualan tiket kereta api dapat ditingkatkan sehingga hasil penjualan yang didapatkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa dengan adanya pengendalian yang handal akan dapat menghilangkan semua kesalahan dan kecurangan yang terjadi yang dapat menurunkan efektivitas penjualan tapi hanya berupaya untuk meminimalisasi kecurangan atau kesalahan yang mungkin terjadi. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan pengendalian penjualan tiket kelas eksekutif, yang hasilnya penulis sajikan dalam skripsi berjudul: “Peranan Pengendalian Penjualan Tiket Dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Tiket Kelas Eksekutif (Studi Kasus pada PT Kereta Api [Persero] Daop 2 Bandung)”

(41)

4

1.2Identifikasi Masalah

Atas dasar latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian penjualan tiket kelas eksekutif pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung?

2. Bagaimana peranan pengendalian penjualan tiket kelas eksekutif dalam meningkatkan efektivitas penjualan tiket kelas eksekutif pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas, maksud dan tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan pengendalian penjualan tiket kelas eksekutif pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.

2. Mengetahui peranan pengendalian penjualan tiket kelas eksekutif dalam meningkatkan efektivitas penjualan tiket kelas eksekutif pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Penulis, sebagai suatu kesempatan untuk dapat menambah pengetahuan mengenai teori yang sudah dipelajari selama duduk di bangku kuliah dengan praktik kerja yang sebenarnya terjadi di lapangan. Selain itu juga untuk

(42)

5

memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Sarjana Akuntansi, Falkutas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Perusahaan, untuk memberikan sumbangan pemikiran yang didasarkan pada analisis mengenai peranan pengendalian penjualan dalam kaitannya untuk meningkatkan efektivitas penjualan tiket kelas eksekutif.

1.5 Rerangka Penelitian

Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun yang kecil memerlukan pengendalian yang baik. Dalam perusahaan yang volume kegiatannya masih sedikit, pimpinan perusahaan dapat langsung mengawasi dan mengendalikan seluruh aktivitas dalam perusahaan, akan tetapi dalam perusahaan yang volume kegiatannya besar, pimpinan perusahaan tidak dapat secara langsung mengawasi dan mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan.

Menurut Strong pengertian pengendalian yang dikutip oleh Hasibuan (1996,245) adalah sebagai berikut:

“Controlling is the process of regulating the various factors in an enterprise according to the requirement of its plans.”

Pengendalian sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil. Pengendalian yang baik atas penjualan dapat menjadi pendorong kuat untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, dan sebaliknya, pengelolaan penjualan yang lemah akan dapat mengikis habis sumber daya perusahaan sehingga pada akhirnya akan dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian penjualan yang baik dalam suatu perusahaan.

(43)

6

Menurut Wilson dan Campbell (1993,259) yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera mengatakan:

“Pengendalian penjualan meliputi analis[is]a, penelaahan, dan penelitian yang diharuskan terhadap kebijaksanaan, prosedur, metode, dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk mencapai volume penjualan yang dikehendaki, dengan biaya yang wajar, yang menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi (return on investment = ROI).”

Dalam pengendalian penjualan terdapat analisa, penelaahan dan penelitian yang harus dilaksanakan terhadap kebijakan, prosedur dan metode yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dan juga terhadap pelaksanaan yang sesungguhnya untuk dapat mencapai tujuan dari pengendalian penjualan, yaitu mencapai volume penjualan yang dikehendaki dengan biaya yang wajar sehingga dapat menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengembalian yang diharapkan atas investasi yang telah ditanamkan. Dengan pengendalian penjualan, aktivitas penjualan menjadi lebih efektif karena aktivitas menjadi lebih terkendali dan terarah pada pencapaian tujuan penjualan.

Atas dasar rerangka pemikiran di atas maka penulis menarik suatu hipotesis bahwa: “Pengendalian penjualan yang memadai akan meningkatkan efektivitas penjualan”.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Pendekatan dan Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan pendekatan studi kasus dengan penelitian deskriptif analisis, yaitu metode yang berusaha mengumpulkan,

(44)

7

mengkaji, dan menganalisa data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti.

Untuk teknik penelitian, penulis menggunakan dua cara, yaitu: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penulis mengunjungi stasiun kereta api secara langsung untuk dapat mengumpulkan bukti-bukti yang menjadi dasar untuk menarik kesimpulan. Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mencari data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan uang dijadikan objek penelitian. Penelitian lapangan dapat dilakukan dengan cara: wawancara langsung, observasi, dan pengumpulan data tertulis berupa dokumen.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam penelitian kepustakaan, data yang dibutuhkan diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang relevan untuk memperoleh data sekunder. Informasi yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan akan dipergunakan sebagai dasar pemikiran teoritis dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemukan dari hasil penelitian lapangan.

1.6.2 Batasan Penelitian

Dalam penelitian, peneliti menetapkan pembatasan penelitian, yaitu penelitian hanya akan dilakukan untuk kelas eksekutif jenis Argo Gede, Harina dan Turangga pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.

(45)

8

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. Bertempat di Jalan Stasiun Timur 14 Bandung. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2006.

(46)

131

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung mengenai peranan pengendalian penjualan tiket dalam meningkatkan efektivitas penjualan tiket kelas eksekutif, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengendalian penjualan dalam PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung cukup memadai dengan adanya pengendalian dari awal, yaitu: pada saat pembuatan tolok ukur mempertimbangkan realisasi periode sebelumnya dan juga mempertimbangkan kondisi perekonomian. Pada saat mengukur pelaksanaan yang sebenarnya pengendalian dilaksanakan dengan selalu mengawasi dan mengendalikan proses berlangsungnya pelaksanaan. Pengendalian pada saat membandingkan antara tolok ukur dengan realisasi dilakukan oleh bagian yang independen, dan dalam mencari penyebab terjadinya penyimpangan juga dilakukan oleh bagian yang independen. Dalam mengambil tindakan koreksi pengendalian dilakukan dengan mengawasi untuk memastikan tindakan koreksi dilakukan.

2. Pengendalian pada PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung kurang berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan, berdasarkan hal-hal berikut ini: a. Tidak tercapainya tujuan pengendalian, karena tidak dapat mencapai

volume penjualan yang dikehendaki dan biaya yang dikeluarkan lebih

(47)

132

besar daripada pendapatan sehingga tidak mencapai laba yang diinginkan, berdasarkan data semester 2 tahun 2005 hal ini terjadi karena adanya kenaikan BBM yang mengakibatkan kenaikan biaya operasi langsung. b. Program penjualan tidak tercapai, berdasarkan data penjualan tahun 2005

dan 2006 untuk KA Argogede, KA Harina dan KA Turangga dengan membandingkan program dengan realisasi. Hal ini dikarenakan pada tahun 2005 terjadi penurunan tajam jumlah penumpang KA Argogede yang disebabkan tol Cipularang, untuk KA Harina dan KA Turangga tidak dapat mencapai program bukan karena program yang ditetapkan terlalu tinggi tetapi karena berdasarkan perhitungan jumlah tempat duduk KA tiap pemberangkatan.

3. Walaupun pengendalian cukup memadai, tetapi belum berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan karena adanya beberapa kelemahan seperti pengendalian kurang berperan dalam menekan kelambatan kedatangan, kurangnya promosi untuk meningkatkan penjualan dan juga pengendalian kurang berperan dalam mengawasi pelayanan didalam kereta api.

5.2 Saran

Setelah mempelajari pembahasan dan menarik kasimpulan penelitian maka saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk lebih dapat meningkatkan peranan pengendalian penjualan tiket dalam meningkatkan efektivitas penjualan kelas eksekutif di PT Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung, adalah:

(48)

133

a. Sebaiknya kelambatan keberangkatan dan kedatangan lebih ditekan dan juga memaksimalkan batas kecepatan sehingga waktu tempuhnya semakin cepat dan tidak kalah bersaing dengan jasa angkutan lain.

b. Sebaiknya promosi lebih ditingkatkan pada kereta api yang mengalami penurunan jumlah penumpang, misalnya: penumpang yang menggunakan jasa kereta api mendapatkan kupon, bila kupon tersebut sudah terkumpul 10 buah maka dapat ditukarkan dengan tiket yang berdiskon 50%.

c. Sebaiknya pelayanan didalam kereta api ditingkatkan sehingga penumpang merasa lebih nyaman menggunakan jasa kereta api dibandingkan menggunakan jasa angkutan lainnya.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Aburrachman A, 1991, Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan dan Perdagangan, Edisi Pertama, Jakarta: Pradnya Paramita.

Basu Swastha, 2001, Manajemen Penjualan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE. Baridwan, Zaki, 1993, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi

Kelima, Cetakan Keempat, Yogyakarta: BPFE.

Boynton, William C. and Kell, Walter G, 1996, Modern Auditing, Sixth Edition, John Wiley & Sons, Inc.

Jogiyanto H.M., 1988, Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Koontz, H., Donnell, C., and Weilhrich, H., 1984, Management, Eighth Edition, New York, McGraw-Hill.

Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Me[a]najemen, Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara.

La Midjan, dan Azhar Susanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi I: Pendekatan

Manual Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi Kedelapan,

Bandung: Linggajaya.

Reider, Rob, 2004, Operational Review : Maximum Results at Efficient Costs, Thrid Edition, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc.

Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary, 2002, “Management”, Seventh Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Dialihbahasakan oleh T. Hermaya, 2005, Manajemen, Edisi Ketujuh, Jakarta: Gramedia.

Stewart, Grant, 1993, Manajemen Penjualan, dialihbahasakan oleh Yohanes Budianto, Jakarta: Erlangga.

Usry, Milton F. and Laurence H. Hammer, 1994, “Cost Accounting: Planning and Controlling”, Tenth Edition, Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co. Dialihbahasakan oleh Alfonsius Sirait,1999, Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, Edisi Kesepuluh, Jakarta: Erlangga.

Wilson, James D. and Jhon B. Campbell, 1991, “Controllership: The Work of Managerial Accountant”, Los Angeles, California: Jhon Wiley and Sons, Inc. Dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera, 1997, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga.

Universitas Kristen Maranatha

Referensi

Dokumen terkait

EOF memiliki kelebihan daripada algoritma LSB dalam hal kapasitas muatan. Algoritma EOF menyisipkan informasi lebih banyak daripada LSB, karena tidak bergantung

Pengumpulan data yang didapatkan kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kematangan saat ini ( As Is ) serta tingkat kematangan yang diharapkan ( To

Pada TB Kurnia juga belum terdapat laporan akuntansi yang dapat mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam TB Kurnia dan membantu owner untuk mengetahui laba/rugi dari periode

[r]

Perbedaan kemandirian belajar pada remaja madya yang tinggal di rumah, di kost, dan di panti asuhan di uji menggunakan Anova dan diperoleh hasil bahwa nilai F sebesar 20,328

Kendala yang dihadapi oleh DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam melaksanakan fungsi anggaran antara lain pemerintah daerah yang belum taat pada Peraturan Menteri

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Kabupaten Solok.. Data sekunder di Kabupaten Solok selama