• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat kreativitas siswa dan implikasinya terhadap program pengembangan kreativitas : studi deskriptif pada siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya tahun pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat kreativitas siswa dan implikasinya terhadap program pengembangan kreativitas : studi deskriptif pada siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya tahun pelajaran 2014/2015."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINGKAT KREATIVITAS SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015)

Cicilia Rindi Antika Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015 (2) mengidentifikasi butir pengukuran kreativitas yang capaian skornya rendah sebagai dasar usulan program yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya yang berjumlah 56 siswa. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba kuesioner kepada siswa kelas VI SD Negeri Bajing 02 Kroya dengan populasi sebanyak 30 siswa. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner kreativitas yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek menurut Utami Munandar (1985) dengan 70 pernyataan. Reliabilitas kuesioner ini yaitu sebesar 0,817 dari 70 item. Uji validitas kuesioner menunjukkan dari 70 item, terdapat 58 item yang valid dan 12 item yang unvalid. Data penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) menurut kriteria Azwar (2007). Kategorisasi tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015 digolongkan menjadi lima jenjang yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

(2)

ABSTRACT

CREATIVITY LEVEL OF STUDENT AND ITS IMPLICATION ON

THE PROGRAM OF CREATIVITY DEVELOPMENT

(Descriptive study on students of grade V and VI in SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya, academic year 2014/2015)

Cicilia Rindi Antika Sanata Dharma University

2015

This research is a descriptive research with aim to: (1) describe creativity level of students of V and VI grade in SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Academic year 2014/2015 (2) identify the points of creativity measurement which shows low scores, so it can be foundation to give suggested programs to help the school in developing the creativity of students of V and VI grade in SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Academic year 2014/2015.

Populations of this research are 56 students in grade V and VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya, academic year 2014/2015. Before the research, there has been questionnaire pre-test to the 30 students in grade VI in SD Negeri Bajing 02 Kroya. The instrument of research is questionnaire about creativity which is made by researcher based on 70 statements of aspects according to Munandar (1985). The reliability of this questionnaire is equal to 0.817 of 70 items. Test the validity of the questionnaire shows of the 70 items, there are 58 valid items and 12 items were unvalid. The data is analyzed using the ordinal categorization according to Azwar’s criteria (2007). The categorization of creativity level of students in grade V and VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya, academic year 2014/2015 is divided into 5 categories: very high, high, average, low, very low.

(3)

TINGKAT KREATIVITAS SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas V dan VI

SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Cicilia Rindi Antika NIM: 101114014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

TINGKAT KREATIVITAS SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas V dan VI

SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Cicilia Rindi Antika NIM: 101114014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv MOTTO

Non schole, sed vitae discimus

“Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup”

Aegroto dum anima est, spes est

“Selama seseorang yang sakit masih memiliki semangat, maka masih ada harapan”

Always be yourself and never be anyone else even if they look better than you

“Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain meskipun mereka

(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan bagi:

Tuhan Yesus Kristus,

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Program Studi Bimbingan dan Konseling,

Kedua orangtuaku, Robertus Turmudi dan Maria Goreti Sutarsih,

Adikku, Elisabeth Vonni Hapsari,

Sahabatku, Lidia Lina Susanti,

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Cicilia Rindi Antika

NIM : 101114014

Demi perkembangan ilmu pengetahuanm saya memberikan kepada perpustakaan Universitas sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul :

TINGKAT KREATIVITAS SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PROGRAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS (Studi Deskriptif pada Siswa

Kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015), beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan publikasi di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

(11)

viii ABSTRAK

TINGKAT KREATIVITAS SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015)

Cicilia Rindi Antika Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015 (2) mengidentifikasi butir pengukuran kreativitas yang capaian skornya rendah sebagai dasar usulan program yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya yang berjumlah 56 siswa. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba kuesioner kepada siswa kelas VI SD Negeri Bajing 02 Kroya dengan populasi sebanyak 30 siswa. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner kreativitas yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek menurut Utami Munandar (1985) dengan 70 pernyataan. Reliabilitas kuesioner ini yaitu sebesar 0,817 dari 70 item. Uji validitas kuesioner menunjukkan dari 70 item, terdapat 58 item yang valid dan 12 item yang unvalid. Data penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) menurut kriteria Azwar (2007). Kategorisasi tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015 digolongkan menjadi lima jenjang yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

(12)

ix ABSTRACT

CREATIVITY LEVEL OF STUDENT AND ITS IMPLICATION ON

THE PROGRAM OF CREATIVITY DEVELOPMENT

(Descriptive study on students of grade V and VI in SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya, academic year 2014/2015)

Cicilia Rindi Antika Sanata Dharma University

2015

This research is a descriptive research with aim to: (1) describe creativity level of students of V and VI grade in SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Academic year 2014/2015 (2) identify the points of creativity measurement which shows low scores, so it can be foundation to give suggested programs to help the school in developing the creativity of students of V and VI grade in SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Academic year 2014/2015.

Populations of this research are 56 students in grade V and VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya, academic year 2014/2015. Before the research, there has been questionnaire pre-test to the 30 students in grade VI in SD Negeri Bajing 02 Kroya. The instrument of research is questionnaire about creativity which is made by researcher based on 70 statements of aspects according to Munandar (1985). The reliability of this questionnaire is equal to 0.817 of 70 items. Test the validity of the questionnaire shows of the 70 items, there are 58 valid items and 12 items were unvalid. The data is analyzed using the ordinal categorization according to Azwar’s criteria (2007). The categorization of creativity level of students in grade V and VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya, academic year 2014/2015 is divided into 5 categories: very high, high, average, low, very low.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk belajar dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama proses penyelesaian skripsi berlangsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ijin penelitian dan dukungan selama penyelesaian skripsi.

2. Juster Donal Sinaga, M. Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah bersedia membantu dalam melakukan expert judgment kuesioner penelitian.

3. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

(14)

xi

5. Guru Wali kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya yang ikut membantu kelancaran dan terlaksananya penelitian ini.

6. Siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya yang menjadi subjek penelitian ini.

7. Kedua orangtuaku yaitu Robertus Turmudi dan Maria Goreti Sutarsih yang telah memberi dukungan baik doa, semangat dan materi demi terselesainya skripsi ini.

8. Adikku, Elisabeth Vonni Hapsari yang selalu memberikan semangat dan doa. 9. Gerardus Rahmat Subekti yang senantiasa mendampingi, memberikan

semangat, dan juga doa.

10. Sahabat BK Angkatan 2010 (Yohana, Lina, Tata, Ria, Rima, Alfi, Dila, Anang, Tommy, dan Erni) yang telah memberikan dukungan berupa waktu dan tenaga untuk membantu penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya bagi bidang bimbingan dan konseling.

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional Variabel ... 7

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Hakikat Kreativitas ... 8

1. Pengertian Kreativitas ... 8

2. Perkembangan tentang Kreativitas ... 11

3. Pemahaman yang Salah tentang Kreativitas ... 12

(16)

xiii

5. Aspek-Aspek Kreativitas ... 15

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ... 18

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Variasi pada Kreativitas ... 21

8. Kondisi yang Mampu Meningkatkan Kreativitas ... 25

9. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Kreativitas ... 27

B. Siswa Sekolah Dasar ... 27

1. Batasan Siswa Sekolah Dasar ... 27

2. Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar... 28

3. Perkembangan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar ... 29

BAB III: METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Variabel Penelitian ... 32

C. Subjek Penelitian ... 33

D. Alat Pengumpulan Data ... 34

E. Validitas dan Reliabilitas ... 37

1. Validitas ... 37

2. Reliabilitas ... 41

F. Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data Penelitian ... 42

1. Penentuan Skor pada Item Kuesioner ... 43

2. Kategorisasi ... 43

H. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian ... 46

BAB IV: HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

(17)

xiv

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran-saran ... 68

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Data Siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya ... 33

Tabel 2: Skoring Kuesioner Kreativitas ... 35

Tabel 3: Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kreativitas ... 36

Tabel 4: Rincian Item Valid dan Unvalid pada Kuesioner ... 39

Tabel 5: Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kreativitas Siswa (Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas) ... 40

Tabel 6: Kriteria Guilford ... 42

Tabel 7: Norma Kategorisasi ... 44

Tabel 8: Hasil Analisis Data Skor Subjek ... 45

Tabel 9: Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Kreativitas ... 46

Tabel 10: Kategorisasi Tingkat Kreativitas Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 47

Tabel 11: Hasil Analisis Skor Item Pengukuran Kreativitas ... 50

Tabel 12: Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Rendah... 51

Tabel 13: Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Rendah... 62

Tabel 14: Usulan Program Pengembangan Kreativitas pada Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya ... 63

(19)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1: Tingkat Kreativitas Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing

Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 48 Grafik 2: Tingkat Kreativitas Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing

Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ... 72

Lampiran 2: Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner ... 83

Lampiran 3: Hasil Analisis Uji Validitas ... 85

Lampiran 4: Hasil Reliabilitas ... 95

Lampiran 5: Tabulasi Data Penelitian ... 96

Lampiran 6: Surat Ijin Penelitian ... 100

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang, individu hidup di dunia yang serba instan dengan berbagai perubahan-perubahan yang sangat cepat terjadi. Perubahan itu terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kehidupan yang semacam itu menuntut orang memiliki kesiapan dan cara-cara baru untuk menghadapi berbagi perubahan yang ada. Oleh karena itu, orang perlu mengembangkan kreativitas agar bisa menghadapi perubahan-perubahan di zaman ini. Dengan adanya kreativitas, individu akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi dan menyesuaikan segala perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Utami Munandar (1985) mengungkapkan kreativitas merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

(22)

maupun ciri-ciri non aptitude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.

Sri Saparahayuningsih (2010) mengemukakan bahwa kebutuhan kreativitas semakin terasa dalam kehidupan dunia mana pun, baik dalam dunia perusahaan, entertainment, kesehatan, politik, budaya dan sosial. Tanpa adanya kreativitas yang bermakna, semuanya akan tertinggal oleh perkembangan dunia yang sangat dinamis.

Pentingnya kreativitas juga termuat dalam buku Utami Munandar (2009:31); pertama, dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

(23)

peka atau perasa, enerjik dan ulet, menyukai tugas-tugas yang mejemuk, percaya kepada diri sendiri, mempunyai rasa humor, memiliki rasa keindahan, berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.

Agar dapat berkembang secara optimal, kreativitas hendaknya perlu dikembangkan secara menyeluruh baik di lingkungan keluarga, masyarakat, termasuk dalam dunia pendidikan. Utami Munandar (2009:27) menyatakan bahwa pengembangan kreativitas anak yang dilakukan sejak masuk pendidikan sekolah dasar akan sangat berpengaruh terhadap hidup anak. Dengan menyediakan lingkungan yang tepat sebagai tempat kreativitas itu berkembang, peluang terbentuknya perilaku kreatif setelah anak menjadi dewasa lebih memungkinkan.

Dodi Suryana (2012) memaparkan bahwa dalam praktiknya, pendidikan di Indonesia kurang memperhatikan aspek kreativitas. Pendidikan di Indonesia cenderung menekankan pada aspek kognisi, hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Siswa jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian suatu masalah. Keadaan yang demikian dapat menjadi faktor yang menghambat perkembangan kreativitas yang dimiliki siswa.

(24)

siswa masih kurang. Kurangnya kreativitas yang dimiliki oleh siswa diindikasikan dari beberapa hal yaitu siswa cenderung pasif (jarang bertanya dan mengungkapkan pendapat), siswa hanya menerima informasi dari apa yang diajarkan guru, siswa kurang memiliki keberanian untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta siswa sering mengalami kesulitan bila diminta untuk mencari beberapa alternatif penyelesaian suatu masalah. Hal itu dapat membawa dampak yang lebih besar dalam kehidupan siswa bila tidak segera diatasi misalnya saja siswa akan mengalami kesulitan dan tidak terbiasa berhadapan dengan masalah yang berat, siswa kurang bisa menyelesaikan masalah secara kreatif, dan siswa akan merasa kesulitan untuk menyesuaian perubahan-perubahan yang ada di sekitar mereka.

(25)

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa tinggi tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Berdasarkan hasil pengukuran capaian skor item kreativitas yang rendah, program apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015.

(26)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk menambah kekayaan pengetahuan konseptual berkaitan dengan kreativitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru wali kelas yaitu: mengembangkan model pembelajaran yang bisa menumbuhkan kreativitas pada siswa, mendorong siswa untuk melakukan kegiatan yang bisa mengembangkan daya kreativitas, dan membuat kegiatan yang mampu membantu siswa untuk mengembangkan kreativitas.

(27)

E. Definisi Operasional Variabel

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan-gagasan baru yang inovatif dan unik serta membuat kombinasi baru dari unsur-unsur yang sudah ada yang ditandai oleh adanya ciri-ciri aptitude (berpikir kreatif) maupun non-aptitude (ciri yang berkaitan

dengan sikap atau perasaan).

(28)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat secara singkat mengenai kajian pustaka yang relevan yang mendasari bangunan konseptual penelitian ini yang meliputi: hakikat kreativitas, batasan siswa Sekolah Dasar, tugas perkembangan siswa Sekolah Dasar, dan perkembangan kreativitas pada siswa Sekolah Dasar.

A. Hakikat Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas

Suharnan (2005:373) mendefinisikan kreativitas sebagai aktivitas kognitif atau proses berpikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau news ideas and useful. Definisi ini mengandung dua hal yang penting bagi kriteria kreativitas. Pertama, sesuatu gagasan dikatakan kreatif apabila memiliki kriteria baru di dalam aspeknya. Kriteria kedua bagi kreativitas adalah kegunaan.

Baron (dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrofi 2011:41) mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru di sini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.

(29)

dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

Guilford (dalam Utami Munandar 2009:10) membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir, dan ciri-ciri ini dioperasionalkan dalam tes berpikir divergen. Disamping ciri aptitude, ciri-ciri non-aptitude ikut mempengaruhi bagaimana perilaku kreatif dapat terwujud. Ciri-ciri non-aptitude dari kreativitas (afeksi) misalnya rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.

Dalam kaitannya dengan unsur aptitude dan non aptitude, Conny Semiawan (1984) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi, baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, keluwesan, dan keaslian dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non aptitude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.

(30)

konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan berpandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam kaitannya dengan kreativitas, Guilford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara-cara berpikir divergen daripada konvergen.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan yang lainnya. Gagasan itu juga bisa muncul dari kombinasi unsur-unsur yang telah ada sebelumnya. Kreativitas mengandung ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri aptitude merupakan ciri yang berkaitan

dengan kemampuan berpikir seseorang (berpikir kreatif) dan ciri non-aptitude berkaitan dengan perasaan/sikap yang dimiliki oleh seseorang

yang kreatif. Kedua ciri ini akan menjamin perwujudan kreativitas seseorang.

(31)

2. Perkembangan tentang Kreativitas

Perkembangan kreativitas terkait erat dengan perkembangan kognitif individu. Hal ini terkait karena kreativitas merupakan perwujudan dari kinerja otak. Para pakar kreativitas, misalnya Clark dan Gowan (dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrofi 2011:40) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (Left Hemisphere) dan belahan otak kanan (Right Hemisphere).

Fungsi otak belahan kiri adalah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat ilmiah, kritis, logis, linier, teratur, sistematis, terorganisir, beraturan, dan lain-lain. Sedangkan fungsi belahan otak kanan adalah berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat nonlinier, nonverbal, holistik, humanistik, kreatif, mencipta, mendesain, dan sejenisnya. Singkatnya, belahan otak kiri mengarah pada cara berpikir konvergen dan belahan otan kanan mengarah pada cara berpikir divergen.

(32)

Seorang mahasiswa yang bernama “A” dihadapkan pada banyak

masalah misalnya tugas kuliah, kesulitan membayar uang kuliah, pertemanan, dan lain-lain. “A” kemudian memikirkan apa yang harus dilakukan olehnya untuk menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya. Proses ini menggunakan kemampuan berpikir kritis, linear, dan sistematis. Kemampuan ini terdapat pada belahan otak kiri.

Mahasiswa yang bernama “A” tersebut juga sekaligus berpikir bagaimana dia dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya itu dengan efektif dan efisien. Untuk bisa melakukan hal itu, “A”

diharuskan untuk berpikir divergen (berpikir dengan melihat penyelesaian masalah dari banyak sisi). Kemampuan ini terdapat pada belahan otak kanan. Jadi, belahan otak kiri dan otak kanan saling melakukan kolaborasi untuk bisa menyelesaikan masalah dengan berbagai alternatif namun penyelesaian masalah juga harus rasional dan bisa dilakukan oleh mahasiswa “A” tersebut.

3. Pemahaman yang Salah tentang Kreativitas

(33)

Sesungguhnya, hampir semua bidang kehidupan manusia dapat dijangkau oleh kreativitas.

Kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang memang pekerjaannya menuntut pemikiran kreatif (sebagai suatu profesi), tetapi juga dapat dilakukan oleh orang-orang biasa di dalam menyelesaikan tugas-tugas dan mengatasi masalah sehari-hari, misalnya membuat resep masakan baru, menggunakan cara-cara lain untuk menghindari kemacetan lalu-lintas di kota-kota besar, dan mengatur kembali tatanan meja-kursi di ruang tamu atau pakaian di almari agar tampak lain dan serasi.

4. Tahap-Tahap Kreativitas

Berabad-abad orang berupaya untuk menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta. Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah Teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926 (dalam Utami Munandar 2009:39) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:

a. Persiapan

(34)

untuk memahami pokok-pokok permasalahan dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan itu.

b. Inkubasi

Tahap inkubasi yaitu tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah yang tengah dicari pemecahannya itu. Meski demikian, sebenarnya di dalam pikiran tidak sadar orang itu tetap berlangsung proses pencarian pemecahan masalah. Pada tahap ini, orang dapat melakukan aktivitas-aktivitas misalnya menonton televisi, melihat pemandangan, menonton film, dan lain-lain. Seringkali, gagasan kreatif mucul di dalam pikiran seseorang saat ia berhenti memikirkan masalah dan melakukan hal-hal seperti itu.

c. Iluminasi

(35)

d. Verifikasi

Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap di mana ide atau kreasi baru tersebut harus di uji terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).

5. Aspek-Aspek Kreativitas

Kreativitas dapat dilihat dari ciri aptitude dan non aptitude (Utami Munandar, 1985:88-90). Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi dan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri non aptitude ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau

perasaan.

Ciri-ciri aptitude dan non aptitude dari kreativitas merupakan kedua jenis ciri kreativitas yang diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud. Berikut ini merupakan aspek-aspek kreativitas yang diambil dari ciri-ciri aptitude dan non aptitude dari kreativitas.

a. Ciri-ciri aptitude

1) Ketrampilan berpikir lancar

(36)

2) Ketrampilan berpikir luwes (fleksibel)

Ketrampilan berpikir luwes (fleksibel) merupakan ketrampilan dalam menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Ketrampilan berpikir luwes juga ditandai dengan kemampuan dalam melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.

3) Ketrampilan berpikir orisinal

Ketrampilan berpikir orisinal merupakan ketrampilan untuk melahirkan ungkapan baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, membuat pertanyaan yang berasal dari pemikirannya sendiri, serta mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

4) Ketrampilan memperinci (mengelaborasi)

(37)

5) Ketrampilan menilai (mengevaluasi)

Ketrampilan menilai (mengevaluasi) merupakan kemampuan individu dalam menentukan patokan penilaian diri sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana.

b. Ciri-ciri afektif (non aptitude) 1) Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu didefinisikan sebagai suatu rasa dimana individu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi, serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.

2) Bersifat imajinatif

Bersifat imajinatif didefinisikan sebagai kemampuan untuk memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, menggunakan khayalan, tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

3) Merasa tertantang oleh kemajemukan

(38)

4) Berani mengambil resiko

Berani mengambil resiko yaitu dimana individu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapatkan kritik, dan tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.

5) Sifat menghargai

Sifat menghargai yaitu dimana individu dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup serta menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Pada mulanya, kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan yang hanya dimiliki oleh individu tertentu. Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukan bahwa kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas.

Utami Munandar (1998) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah:

a. Usia.

b. Tingkat pendidikan orang tua. c. Tersedianya fasilitas.

(39)

Clark (dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrofi 2011:54) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ke dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan yang menghambat. Faktor-faktor yang dapat mendukung perkembangan kreativitas adalah sebagai berikut:

a. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan ini misalnya individu harus memenuhi kebutuhan tetapi kebutuhan itu tidak ia jumpai pada lingkungannya. Situasi semacam ini akan mendorong individu untuk mencari hal yang ia butuhkan di luar lingkungan hidupnya. Individu harus terbuka pada hal-hal yang ada di luar dirinya. Hal ini akan sangat mempengaruhi kreativitas seseorang. b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak

pertanyaan.

Lingkungan yang mengkondisikan seseorang untuk memiliki banyak pertanyaan akan suatu hal akan mendorong kreativitas seseorang semakin berkembang. Misalnya seorang guru yang mengajar di kelas selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dia pahami. Kondisi yang semacam itu akan mengembangkan kreativitas yang dimiliki siswa.

(40)

lakukan atau diperbuat olehnya. Misalnya seorang guru meminta siswa untuk membuat prakarya dari barang-barang bekas. Situasi itu akan membuat siswa berpikir benda atau hal apa yang bisa dia buat dari bahan bekas. Hal itu akan mendorong perkembangan kreativitas seseorang.

d. Situasi yang menekan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklarifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil per kiraan, dan mengkomunikasikan.

Dengan adanya kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki, mengklarifikasi, bertanya, atau hal lainnya akan mendorong individu untuk terus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang ada pada dirinya. Semakin individu memiliki pola pikir yang kreatif, maka kreativitas individu akan semakin berkembang.

e. Kemajemukan lingkungan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas.

(41)

f. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolah, dan motivasi diri.

Kreativitas dapat berkembang dalam lingkungan yang juga mendukung perkembangan kreativitas tersebut. Dukungan orangtua terhadap anaknya, perhatian orangtua kepada minat yang dimiliki anak, lingkungan sekolah serta adanya motivasi yang dimiliki oleh individu akan membuat kreativitas individu berkembang.

Sedangkan faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas adalah sebagai berikut:

a. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.

b. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial. c. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi,

dan penyelidikan.

d. Stereotip peran seks atau jenis kelamin. e. Otoritarianisme.

f. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Variasi pada Kreativitas

(42)

a. Jenis Kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa anak-anak. Untuk sebagian besar, hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebayanya untuk lebih berani mengambil resiko, dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas. b. Status Sosioekonomi

Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak dari anak kelompok yang lebih rendah. Yang pertama, kebanyakan dibesarkan dengan cara mendidik anak secara demokratis, sedangkan yang terakhir mungkin lebih mengalami pendidikan otoriter.

(43)

keuangan yang sangat memadai untuk mendukung pengembangan diri dan kreativitas.

c. Urutan Kelahiran

Studi-studi mengenai urutan kelahiran dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak melaporkan bahwa anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Penjelasan mengenai perbedaan ini lebih menekankan lingkungan daripada bawaan.

Anak yang lahir ditengah, lahir belakangan, dan anak tunggal mungkin lebih kreatif dari yang lahir pertama. Umumnya, anak yang lahir pertama lebih ditekankan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua daripada mereka yang lahir kemudian – tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi penurut daripada pencipta. Anak tunggal agak bebas dari tekanan orangtua, yang umum terjadi di rumah yang ada saudara kandung lainnya dan juga diberi kesempatan untuk mengembangkan individualitasnya.

(44)

menyebabkan anak-anak dipersiapkan untuk lebih survive dalam kehidupan modern yaitu dengan cara berpikir secara kreatif.

Menurut Tedjasaputra (2001), anak-anak di pedesaan lebih umum dididik secara otoriter dan lingkungan pedesaan kurang merangsang kreativitas dibandingkan lingkungan kota dan sekitarnya. Anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan umumnya lebih natural dalam arti hidup dengan cara sederhana dan kegiatan sehari-hari membantu orangtuanya mencari nafkah. Di samping itu, alam lingkungan pedesaan tidak menuntut banyak dari masyarakatnya. Masyarakat pedesaan yang bersifat statis, homogen, dan kurang kompetitif inilah menjadi penyebab kreativitas berpikir menjadi kurang dibutuhkan.

Hal lainnya yang membuat kreativitas anak yang berada di lingkungan kota lebih tinggi yaitu dikarenakan di lingkungan kota lebih banyak menyediakan fasilitas dan sarana sebagai tempat untuk mengembangkan kreativitas dibandingkan dengan lingkungan pedesaan yang jumlah sarananya terbatas.

e. Intelegensi

(45)

lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut. Menurut Ari Firmanto (2013), aspek intelegensi atau kecerdasan memiliki peran pada kemampuan siswa untuk menyerap informasi atau pengetahuan baru dan menjadikannya sebagai dasar mengelola masalah serta upaya penyelesaiannya.

8. Kondisi yang Mampu Meningkatkan Kreativitas

Hurlock (1988:11) mengungkapkan ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan kreativitas. Kondisi-kondisi yang dimaksud yaitu:

a. Waktu

Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk bermain-main dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru dan orisinal.

b. Kesempatan menyendiri

Anak dapat menjadi pribadi yang kreatif apabila tidak mendapatkan tekanan dari kelompok sosial tertentu. Singer (dalam Hurlock 1988:11) menerangkan bahwa anak membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imajinatif yang kaya.

c. Dorongan

(46)

d. Sarana

Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas.

e. Lingkungan yang merangsang

Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sendini mungkin sejak masa sekolah dengan menjadikan kreativitas suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.

f. Hubungan orangtua – anak yang tidak posesif

Orangtua yang tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat mendukung kreativitas.

g. Cara mendidik anak

Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah dan sekolah meningkatkan kreativitas sedangkan cara mendidik otoriter memadamkan kreativitas.

h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan

(47)

9. Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Kreativitas

Menurut Carl Rogers (1920-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:

a. Keterbukaan terhadap pengalaman.

b. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).

c. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep -konsep.

Utami Munandar (dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrofi, 2011:52) mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki kreativitas antara lain: senang mencari pengalaman baru, memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit, memiliki inisiatif, memiliki ketekunan yang tinggi, cenderung kritis terhadap orang lain, berani menyatakan pendapat dan keyakinannya, selalu ingin tahu, peka atau perasa, enerjik dan ulet, menyukai tugas-tugas yang mejemuk, percaya kepada diri sendiri, mempunyai rasa humor, memiliki rasa keindahan, berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.

B. Siswa Sekolah Dasar

1. Batasan Siswa Sekolah Dasar

(48)

sederajat (Madrasah Ibtidaiyah). Batas bawah usia 6 tahun ini berdasarkan pada UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 14 yang menyebut pendidikan dasar dimulai setelah pendidikan anak usia dini, pada usia anak mencapai enam tahun. Sedangkan batas atas usia 12 tahun diambil karena durasi waktu tempuh belajar di SD adalah enam tahun.

Berdasarkan penelitian para pakar pendidikan dan psikologi diketahui bahwa anak usia antara 6-12 tahun telah memiliki tingkat kematangan fisik maupun psikis yang memadai untuk memasuki dunia persekolahan, menerima dan melaksanakan kegiatan belajar secara formal di sekolah. Kematangan anak usia SD tersebut secara sederhana meliputi aspek fisik, aspek intelektual, aspek moral, dan aspek sosial. 2. Tugas Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Menurut Havinghurst (dalam Hurlock 1988:40), siswa sekolah dasar berada pada kisaran umur 6-12 tahun. Tugas perkembangan yang harus dicapai oleh anak yang berusia 6-12 tahun adalah:

a. Belajar kecakapan fisik yang diperlukan untuk permainan anak-anak. b. Membangun sikap menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai

organisme yang bertumbuh.

c. Belajar bergaul dengan teman sebaya.

d. Belajar memainkan peran pria dan wanita yang sesuai.

(49)

f. Mengembangkan konsep yang diperlukan untuk sehari-hari. g. Mengembangkan nurani, moralitas, dan suatu skala nilai. h. Mencapai kemandirian pribadi.

i. Membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial. 3. Perkembangan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2011:46) menjelaskan studi-studi tentang kreativitas pada umumnya menunjukkan bahwa perkembangan kreativitas mengikuti pola yang diramalkan. Hal ini tampak pada awal kehidupan, yaitu dalam permainan anak kemudian meluas ke berbagai bidang kehidupan lainnya. Perkembangan kreativitas merupakan perkembangan proses kognitif. Oleh karena itu, kreativitas juga dapat ditinjau melalui proses perkembangan kognitif berdasarkan teori yang diajukan oleh Jean Piaget. Menurut Jean Piaget, ada 4 tahap perkembangan kognitif, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Sensori-Motoris (usia 0-2 tahun). b. Tahap Praoperasional (usia 2-7 tahun).

c. Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun). d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas).

(50)

orangtuanya sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dengan cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.

Mengenai kreativitasnya, Jean Piaget (dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2011:48) juga menjelaskan bahwa kreativitas anak pada usia ini sudah mulai berkembang. Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah sebagai berikut:

a. Anak sudah mulai mampu menampilkan operasi-operasi mental. b. Anak mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana. c. Kemampuan anak mulai berkembang untuk memelihara identitas

diri.

d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas.

e. Anak sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

f. Anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkret.

(51)

itu dapat timbul karena ia sudah dapat melakukan operasi mental untuk mengimajinasikan suatu bentuk benda tertentu yang diinginkan meskipun masih perlu bantuan dengan melihat bentuk benda aslinya.

Hanya saja pada saat ini, fungsi kognitif yang dikelola oleh fungsi otak belahan kiri banyak mendapat rangsangan sejalan dengan tugas sekolahnya. Misalnya, sistem pengajaran di sekolah yang umumnya menghendaki siswa agar mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan perintah dan petunjuk guru. Keadaan ini menyebabkan fungsi imajinatif yang sebelumnya telah berkembang baik menjadi agak terhambat karena kurang mendapat rangsangan. Oleh karena itu, agar kreativitas yang dimiliki oleh siswa tetap dapat berkembang dengan optimal, semua pihak baik guru, orangtua, dan lingkungan masyarakat harus mampu menciptakan situasi yang mendukung perkembangan kreativitas siswa.

(52)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, alat pengumpul data, validitas dan reliabilitas, pengumpulan data, teknik analisis data penelitian, prosedur pengumpulan dan analisis data penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nawawi (1998), penelitian deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan serta mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

B. Variabel Penelitian

(53)

C. Subjek Penelitian

[image:53.595.102.515.267.600.2]

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya tahun pelajaran 2014/2015. Alasan peneliti memilih subjek penelitian pada siswa kelas V dan VI di SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya yaitu dikarenakan peneliti beberapa kali pernah melakukan bimbingan klasikal di SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya (pada siswa kelas V) sehingga membantu peneliti dalam melakukan observasi perilaku serta karakter siswa yang bersekolah di sana. Peneliti menggunakan seluruh populasi siswa yang ada di kelas V dan VI. Menurut Sugiono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah populasi siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya sebanyak 56 siswa. Rincian siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Data Siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Siswa

1 V 16 14 30

2 VI 14 12 26

(54)

D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Menurut Sugiono, (2011:199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang disusun peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala likert. Dalam buku Sugiono (2011:134), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Item pernyataan yang terdapat pada kuesioner kreativitas terdiri dari pernyataan favorable (pernyataan positif) dan pernyataan unfavorable (pernyataan negatif). Pernyataan favorable mendukung variabel yang diukur sedangkan pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang tidak mendukung variabel.

Instrumen penelitian ini menyediakan 4 alternatif jawaban. Jawaban yang dimaksud adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS). Responden akan diminta untuk menjawab pernyataan yang terdapat pada kuesioner kreativitas dengan memilih salah satu alternatif jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada lembar jawaban. Dengan demikian dapat diketahui tingkat

(55)
[image:55.595.98.516.198.607.2]

Pada instrumen ini, peneliti tidak mencantumkan alternatif jawaban ragu-ragu karena mengurangi kecenderungan responden memberikan jawaban netral. Norma skoring yang digunakan dalam pengolahan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Skoring Kuesioner Kreativitas

Alternatif Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang Setuju 2 3

Tidak Setuju 1 4

Penelitian ini menggunakan kisi-kisi kuesioner sebagai dasar pembuatan kuesioner. Kisi-kisi kuesioner ini dibuat berdasarkan aspek-aspek kreativitas yang diambil dari ciri kreativitas aptitude dan non aptitude. Operasionalisasi objek penelitian ini dijabarkan dalam kisi-kisi

(56)
[image:56.595.100.520.154.736.2]

Tabel 3

Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kreativitas (Uji Coba Penelitian)

No Aspek Komponen Indikator Item

Fav.

Item Unfav.

Jml 1 Aptitude

1. Ketrampilan berpikir lancar

a. Mampu mencetuskan banyak

gagasan/ide 1, 2 3, 4 4

b. Mampu mencetuskan gagasan/ide dengan cepat dan dipahami orang lain

5, 6 7, 8 4

2. Ketrampilan berpikir luwes (fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan, jawaban,

atau pertanyaan yang bervariasi 9, 10, 11 12, 13 5

b. Mampu melihat suatu masalah/hal dari sudut pandang yang berbeda-beda

14, 15 16, 17 4

3. Ketrampilan berpikir orisinil

a. Mampu mengungkapkan ide yang

baru dan berbeda dengan orang lain 18, 19 20, 21 4 b. Mampu menciptakan gagasan dan

pertanyaan yang berasal dari pemikirannya sendiri

22, 23 24 3

4. Kemampuan memperinci (elaborasi)

a. Mampu melengkapi atau menggabungkan beberapa gagasan/ide

25, 26 27 3

b. Mampu membuat perincian dari suatu objek, benda atau gagasan sehingga menjadi lebih menarik

28, 29 30 3

5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi)

a. Mampu memberikan penilaian atas tindakan yang diambil baik atau

tidak bagi dirinya 31, 32 33 3

b. Mampu memberikan pertimbangan pada gagasan, pertanyaan, rencana, atau hal lainnya

34, 35 36 3

2 Non Aptitude

1. Rasa ingin tahu

a. Ingin mengetahui lebih banyak

mengenai suatu hal 37, 38 39, 40 4

b. Memiliki perhatian dan kepekaan yang besar pada orang, objek, atau situasi tertentu

41, 42 43 3

2. Bersifat imajinatif

a. Bisa membayangkan rencana/hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya

44, 45 46 3

b. Bisa membayangkan menciptakan pengetahuan/benda baru yang belum pernah ada sebelumnya

47, 48 49 3

3. Merasa tertantang oleh

kemajemukan

a. Terdorong untuk mengatasi

masalah/tugas yang sulit 50, 51 52 3

b. Merasa tertarik dengan tugas atau

situasi yang rumit/sulit 53, 54 55 3

4. Berani

mengambil resiko

a. Memiliki keberanian saat

berhadapan dengan situasi sulit 56, 57 58 3 b. Berani memberikan jawaban serta

berani mencoba hal-hal baru yang dihadapi

59, 60 61 3

c. Tidak takut menerima kritik dan siap

menghadapi kegagalan 62, 63 64 3

5. Sifat menghargai

a. Menyikapi segala masukan serta kritik yang diberikan sebagai hal yang positif

65, 66 67 3

b. Memiliki sikap yang positif terhadap diri, bakat, serta minat yang sedang berkembang

68, 69 70 3

(57)

E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 293) validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Menurut Azwar (2003:5) validitas menunjuk pada sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgment. Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 296) validitas isi

tidak dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh ahli (expert judgment). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yaitu Ibu Prias Hayu Purbaningtyas M.Pd dan Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd.

(58)

komputer SPSS for Window. Rumus korelasi Spearman's rho adalah sebagai berikut :

Keterangan:

Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas > 0,30 (Azwar, 2007:103). Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan gugur.

Peneliti melakukan uji validitas kuesioner pada tanggal 30 September 2014 pada siswa kelas VI di SD Negeri Bajing 02. Data yang diambil yaitu sebanyak 30 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan program komputerisasi SPSS, diperoleh hasil dari 70 item terdapat 58 item valid dan 12 item unvalid. Item-item yang valid terdapat pada item nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, dan 70. Sedangkan item unvalid terdapat pada item nomor 1, 9, 12, 16, 17, 21, 24, 30, 33, 40, 43, dan 62.

(59)

unvalid. Rincian item valid dan unvalid terdapat pada tabel 4 dibawah

[image:59.595.83.564.173.711.2]

ini

Tabel 4

Rincian Item Valid dan Unvalid pada Kuesioner

No Aspek Komponen Indikator Item

Fav.

Item

Unfav. Item Valid

Item Unvalid 1

A

p

ti

tu

d

e

1. Ketrampilan berpikir lancar

a. Mampu mencetuskan banyak gagasan/ide 1, 2 3, 4 2, 3, 4 1 b. Mampu mencetuskan gagasan/ide dengan

cepat dan dipahami orang lain 5, 6 7, 8 5, 6, 7, 8

2. Ketrampilan berpikir luwes (fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau

pertanyaan yang bervariasi 9, 10, 11 12, 13 10, 11, 13 9, 12

b. Mampu melihat suatu masalah/hal dari sudut

pandang yang berbeda-beda 14, 15 16, 17 14, 15 16, 17

3. Ketrampilan berpikir orisinil

a. Mampu mengungkapkan ide yang baru dan

berbeda dengan orang lain 18, 19 20, 21 18, 19, 20 21 b. Mampu menciptakan gagasan dan

pertanyaan yang berasal dari pemikirannya sendiri

22, 23 24 22, 23 24

4. Kemampuan memperinci (elaborasi)

a. Mampu melengkapi atau menggabungkan

beberapa gagasan/ide 25, 26 27 25, 26, 27

b. Mampu membuat perincian dari suatu objek, benda atau gagasan sehingga menjadi lebih menarik

28, 29 30 28, 29 30

5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi)

a. Mampu memberikan penilaian atas tindakan

yang diambil baik atau tidak bagi dirinya 31, 32 33 31, 32 33

b. Mampu memberikan pertimbangan pada gagasan, pertanyaan, rencana, atau hal lainnya

34, 35 36 34, 35, 36

2

No

n

A

p

ti

tu

de

1. Rasa ingin tahu

a. Ingin mengetahui lebih banyak mengenai

suatu hal 37, 38 39, 40 37, 38, 39 40

b. Memiliki perhatian dan kepekaan yang besar

pada orang, objek, atau situasi tertentu 41, 42 43 41, 42 43

2. Bersifat imajinatif

a. Bisa membayangkan rencana/hal yang

belum pernah dilakukan sebelumnya 44, 45 46 44, 45, 46 b. Bisa membayangkan menciptakan

pengetahuan/benda baru yang belum pernah ada sebelumnya

47, 48 49 47, 48, 49

3. Merasa tertantang oleh kemajemukan

a. Terdorong untuk mengatasi masalah/tugas

yang sulit 50, 51 52 50, 51, 52

b. Merasa tertarik dengan tugas atau situasi

yang rumit/sulit 53, 54 55 53, 54, 55

4. Berani mengambil resiko

a. Memiliki keberanian saat berhadapan

dengan situasi sulit 56, 57 58 56, 57, 58 b. Berani memberikan jawaban serta berani

mencoba hal-hal baru yang dihadapi 59, 60 61 59, 60, 61 c. Tidak takut menerima kritik dan siap

menghadapi kegagalan 62, 63 64 63, 64 62

5. Sifat menghargai

a. Menyikapi segala masukan serta kritik yang

diberikan sebagai hal yang positif 65, 66 67 65, 66, 67 b. Memiliki sikap yang positif terhadap diri,

bakat, serta minat yang sedang berkembang 68, 69 70 68, 69, 70

(60)
[image:60.595.87.573.196.757.2]

Untuk mengambil data penelitian yang real, peneliti membuat kembali kisi-kisi kuesioner yang baru (setelah uji coba). Kisi-kisi kuesioner yang baru ini hanya berisi item-item yang valid (yang sudah lolos uji validitasnya) dan item yang unvalid peneliti buang/ tidak digunakan untuk penelitian.

Tabel 5

Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kreativitas Siswa (Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas)

No Aspek Komponen Indikator Item

Fav. Item Unfav. Jml 1

A

p

ti

tu

d

e

1. Ketrampilan berpikir lancar

a. Mampu mencetuskan banyak gagasan/ide 1 2, 3 3 b. Mampu mencetuskan gagasan/ide dengan cepat dan

dipahami orang lain 4, 5 6, 7 4

2. Ketrampilan berpikir luwes (fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan

yang bervariasi 8, 9 10 3

b. Mampu melihat suatu masalah/hal dari sudut

pandang yang berbeda-beda 11, 12 2

3. Ketrampilan berpikir orisinil

a. Mampu mengungkapkan ide yang baru dan berbeda

dengan orang lain 13, 14 15 3

b. Mampu menciptakan gagasan dan pertanyaan yang

berasal dari pemikirannya sendiri 16, 17 2

4. Kemampuan memperinci (elaborasi)

a. Mampu melengkapi atau menggabungkan beberapa

gagasan/ide 18, 19 20 3

b. Mampu membuat perincian dari suatu objek, benda

atau gagasan sehingga menjadi lebih menarik 21, 22 2

5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi)

a. Mampu memberikan penilaian atas tindakan yang

diambil baik atau tidak bagi dirinya 23, 24 2

b. Mampu memberikan pertimbangan pada gagasan,

pertanyaan, rencana, atau hal lainnya 25, 26 27 3 2

No

n

A

p

ti

tu

d

e

1. Rasa ingin tahu

a. Ingin mengetahui lebih banyak mengenai suatu hal

28, 29 30 3

b. Memiliki perhatian dan kepekaan yang besar pada

orang, objek, atau situasi tertentu 31, 32 2

2. Bersifat imajinatif

a. Bisa membayangkan rencana/hal yang belum pernah

dilakukan sebelumnya 33, 34 35 3 b. Bisa membayangkan menciptakan

pengetahuan/benda baru yang belum pernah ada sebelumnya

36, 37 38 3

3. Merasa tertantang oleh kemajemukan

a. Terdorong untuk mengatasi masalah/tugas yang sulit 39, 40 41 3 b. Merasa tertarik dengan tugas atau situasi yang

rumit/sulit 42, 43 44 3

4. Berani mengambil resiko

a. Memiliki keberanian saat berhadapan dengan situasi

sulit 45, 46 47 3

b. Berani memberikan jawaban serta berani mencoba

hal-hal baru yang dihadapi 48, 49 50 3 c. Tidak takut menerima kritik dan siap menghadapi

kegagalan 51 52 2

5. Sifat menghargai

a. Menyikapi segala masukan serta kritik yang

diberikan sebagai hal yang positif 53, 54 55 3 b. Memiliki sikap yang positif terhadap diri, bakat, serta

minat yang sedang berkembang 56, 57 58 3

(61)

2. Reliabilitas

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2007:176). Sukardi (2003: 127) mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik alpha cronbach. Adapun rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach (α) adalah sebagai berikut:

α = 2[1- S 2 2 S + 2 S

x i x

]

Keterangan rumus :

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2 : varians skor skala

[image:61.595.99.517.192.604.2]
(62)
[image:62.595.95.516.88.637.2]

Tabel 6 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 negatif – 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner yang peneliti lakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows, diperoleh hasil 0, 817 dari 70 item dengan kategori tinggi. Dari hal tersebut, kuesioner ini layak untuk dijadikan alat penelitian.

F. Pengumpulan Data

Setelah melakukan uji coba kuesioner dan memperoleh hasil validitas dan reliabilitas yang memenuhi syarat, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2014 pada siswa kelas V dan VI di SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya dengan jumlah populasi sebanyak 56 siswa.

G. Teknik Analisis Data Penelitian

(63)

untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Penentuan Skor pada Item Kuesioner

Penentuan dilakukan dengan cara memberikan skor dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable. Selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas serta reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.

2. Kategorisasi

Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2007). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.

(64)
[image:64.595.97.505.96.600.2]

Tabel 7 Norma Kategorisasi

Norma/Kriteria Skor Kategori X≤ µ -1,5σ Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Rendah

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Tinggi

µ +1,5 σ <X Sangat Tiinggi

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala

Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentanggan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum

dan minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya. Jumlah item 58 setelah menghapus item yang gugur, diperoleh perhitungan skor subjek sebagai berikut:

(65)

Luas jarak : 232 – 58 = 174 Standar deviasi : 174 : 6 = 29

µ (mean teoritik) : (232 + 58) : 2 = 145

[image:65.595.100.518.249.626.2]

Hasil perhitungan analisis data skor subjek yang disajikan dalam norma kategorisasi tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya adalah:

Tabel 8

Hasil Analisis Data Skor Subjek

Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori X≤ µ -1,5σ < 102 Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 102 – 130 Rendah

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 131 – 159 Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 160 – 189 Tinggi

µ +1,5 σ <X > 189 Sangat Tinggi

Jadi, tabel di atas menunjukkan bahwa rentang skor < 102 termasuk dalam kategori sangat rendah. Rentang skor 102 – 130 termasuk dalam kategori rendah. Rentang skor 131 – 159 termasuk dalam kategori sedang. Rentang skor 160 – 189 termasuk dalam kategori tinggi. Rentang skor diatas 189 termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel 8, ditetapkan pengelompokan tinggi rendah skor tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya dengan jumlah subjek = 56 siswa, diperoleh unsur perhitungan sebagai berikut:

(66)

Luas Jarak : 224 – 56 = 168 Standar deviasi : 168 : 6 = 28

µ (mean teoritik) : (224 + 56) : 2 = 140

[image:66.595.100.516.204.734.2]

Hasil perhitungan analisis data skor butir/item tingkat kreativitas disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 9

Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Kreativitas Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ < 98 Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 98 – 125 Rendah

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 126 – 153 Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 154 – 182 Tinggi

µ +1,5 σ <X > 182 Sangat Tinggi

H. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian

Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data:

1. Menyusun kuesioner kreativitas

2. Pengujian item kuesioner oleh expert judgement (dosen pembimbing) 3. Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner

4. Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner

5. Pengumpulan data penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas V dan VI di SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya

6. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian

7. Mendeskripsikan hasil penelitian melalui pembahasan dan penentuan program pengembangan kreativitas

(67)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PROGRAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS

Bab ini memuat hasil penelitian, pembahasan, dan program pengembangan kreativitas. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kreativitas Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya Tahun Pelajaran 2014/2015

[image:67.595.79.526.223.717.2]

Tingkat kreativitas siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya ditentukan dengan menggunakan kategorisasi Azwar (2007: 107-108). Berdasarkan perolehan data penelitian yang d

Gambar

Grafik 2: Tingkat Kreativitas Siswa Kelas V dan VI SD Negeri Bajing
Tabel 1 Data Siswa kelas V dan VI SD Negeri Bajing Kulon 04 Kroya
Tabel 2 Skoring Kuesioner Kreativitas
Tabel 3 Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Kreativitas (Uji Coba Penelitian)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan yang tidak memperbolehkan siswa untuk membawa hp ataupun laptop setiap harinya sebab siswa pernah menggunakan dengan tidak semestinya untuk main game atau

membantu temannya ketika kesulitan memahami materi pelajaran yang diajarkan, adanya siswa yang kurang peduli terhadap kondisi temannya pada saat tidak sekolah beberapa

Bagi guru, dengan penerapan metode The Learning Cell dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar, karena dengan metode ini siswa akan lebih

Dari hasil penelitian kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri Ngijo 03 Senarang Presentase terbesar yaitu 54,21 % dengan jumlah 45 siswa termasuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas keterampilan proses sains aspek kehidupan pada siswa SD kelas IV dan V berdasarkan lokasi sekolah di Kota Yogyakarta

Dari hasil analisis deskriptif persentase dapat disimpulkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten

rme / ). Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi

Hipotesis nol ketiga dalam penelitian ini berbunyi tidak terdapat perbedaan secara simultan antara kreativitas dan prestasi belajar IPA siswa yang mengikuti