llo
r99Iil
te-61
Sablu Wage, 19 Juli201
HALANiAiI
l
BERNAS
JOGJA
Oleh:
Hendra Kurniawan
sanaannya sangatlah buruk.
Perubahan
Kurikulum
dan
Kualitas Pendidikan
DALAM
beberapatahun
ter-akhir
ini
ada banyak hal yang me-wamai dunia pendidikandi
hrdone-sia. Pada awal tahun 2013 yang lalu, Mahkamalr Konstitusi(MK)
men-ee-luarkan keputusan mencabut
kebi-jakan Rintisan
Sekolah Bertaraf
Internasional
(RSBI).
Sejak tahun pelajaraB 201312011 tidak ada la-sisekolah
yang berlabel
RSBI
danpemerintah wajib rnenghapus segala
regulasi dan anggaran khusus untuk
sekolah;sekolah tersebut. Meski-pun terjadi pro dan koutra, namun kembali pada
jiwa UUD
1945, makakeputusan
ini
dinilai
tepat
demi pernerataan kualitas dan hakmem-peroleh pendidikan.
Ujian Nasional (UN)ju,ea menuai permasalahan yan-e cukup pelik. UN
tahun 2013 mengalarni
banyakkendala
teknis.
Pencetakan soalyang
tidak
tepat waktu
membuatdistribusi naskah ke baerah-daerah menjadi terhambat.
UN
tahun 2013 terpaksa dilaksanakan secara berge-lombang dan tidak serempak. Tentuhal
ini
mernpengaruhi siswa secarapsikis.
Belum
lagi
kualitas lernbar ja-waban yang buruk dan penggunaan barcode yang menimbulkankekha-watiran terkait
dengan proses pe-mindaian jawaban. Tak ayal lagi saatitu
keabsahanUN
2013 dipertanya-kan banyak pihak. Masih ditambahmunculnya dugaan penyelewengan dana
UN
yang menyerap an-egaranbegitu besar namun kualitas
pelak-Bersyukur pada tahun 2014, UN berldngsung
relatif
lancar
tanpakendala
berarti.
Bahkarr hasilnyarnengalarni peningkatan termasuk
jurnlah
kelulusan
yang
semakinbarrl'ak. rneskipurt sernpat uturtcul
tudingan bahwa soal-soal
yangdiujikan tingkat kesulitannya terlalu tin-egi.
Dari
berbagai masalah itu,
perubahankurikulum
rnenjadi hal yang paling rnerisaukan para pelakupendidikan
di
akarrulnput.
Kege-lisahan yang palin,e sering
diung-kapkan
ialah
pernberlakuankgri-kulum
yang rnendadak dan seolah dipaksakan. Selain itu belurn siaprryaelemen-elemen pendukung
ter-utama -qurujuga
rnenjadi kendala. Padalralmulai tahun
ajaran 201412015,
Kurikulum
2013 akandilak-sanakan secara nasional.
Sebelum-^nya
kurikulum baru
ini
sudah mulaiditerapkan namun hanya
di
bebe-rapa sekolah yang ditunjuk.Pendidikan bukan sekedar urus-an otak durus-an akademik, namun lekat
dengan pembentukan
watak
danperilaku generasi muda. Pendidikan lnemegang peran penting bagi masa
depan bangsa.
Pemerintah
dan masyarakat wajib memberi perhatianlebih serius demi penin,ekatan kua-litas pendidikan. Pasal
3l
UUD 1945mengatur
secarajelas
dan"tegasmengenai kewajiban ne,eara
(petne-rintah)
mencerdaskan kehidupanban,esa melalui suatu sistern
pendi-dikan nasional yang berpihak pada
warga negara. Demikian
pula
UUSisdiknas Pasal 5 ayat
(!)
ntenyata-kan. "setiap \^'ursa negara nlernpu-nyai hak yang sama untukmemper-oleh
pendidikan yane
bermutu".Artinya
negara harus
urenjartrirtpemerataan kesempatan rhernperoleh pendidikan, peningkatan lnutu, dan' daya saing bagi setiap warga negara.
Peningkatau kualitas
pendidik-an,
salah satunya dapat ditentpuhmelalui
peninjauankembali
kuri-kulum. Akan tetapi
dalarn imple-mentasinya, perubahan kurikulurntentu harus memperhatikan kondisi
nyata
di
lapangan.Guru
sebagaipelaksana
pendidikan dan
ujungtornbak
ba-eitercapai
tidaknya
tujuan pendidikan harus memahami
dan
menangkapjiwa
kurikulum.Keti ka guru belurn memahani secara
utuh bagaimana perencanaan, pro-ses, hingga.evaluasi pembelajaran harus dilakukan maka yang terjadi
ialah
pelaksanaankurikulum
yangsepotong-sepotong.
Perubahan
kurikulum
perludi-dukung oleh
perubahaudan
per-baikan proses pembelajaran. Upayapeningkatan
kualitas
pendidikan melalui perubahan kurikulummen-jadi
sia-sia belaka tatkala guru tidakberusaha rnengubah paradigma di
pendekatan pembelajaran
yardilakukannya. Bukan zamannya la
-euru rnenjadi subjek dalam pemb
lajaran, guru hendaknya
lebih
befun-esi sebagai fasilitator yang m rnotivasi siswa untuk belajar. Per
belajaran nreujadi kering
jika
-euterus-menerus menjadi pusat pel belajaran dan satu-satutrya sumt inforrnasi. Untuk
itu
detni tercap n1,atujuan
Kurikulum
2013, gulrarus berani tarnpil beda agar per
belajaran menemukan
rohttya
rbagai
sarana pengernbanganI
mampuandan kepribadian
sis'seutuhnya.
Kurikulum 2013 mengarah pa
pembelajaran konstruktif yang n
nempatkan
siswa
sebagai subj belajar. Proses pernbelajaran rnerrjrperhatian penting yang berpengat
pada pelaks4naan evaluasi. Har
dipahami bahwa penilaian pembe
jaran
bukan semata-mata berbic;soal kognitif saja namun juga melip
perubahan
sikap, perilaku,
dketerampilan siswa. Konsep UN
yi
ada saatini
beserta segala perscannya
jelas
merupakan kebijalyang
tidak bijak. Untuk
ituJ pemerintah dan para ahli pendidilperlu merumuskan konsep evalu
akhir
yang
lebih
tepat dan
da mengukur kemampuan siswa secotentik dan komprehensif.
***