ABSTRAK
Perusahaan yang diteliti adalah Auto City, dimana perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa, yaitu cuci mobil, variasi mobil, ganti oli, dan salon mobil. Berdasarkan penelitian pendahuluan dapat diketahui masalah pada perusahaan tersebut, yaitu kursi tunggu dan meja kasir yang tidak nyaman, konsumen merasa kesulitan melewati ruangan tempat penjualan produk variasi mobil dan ruang tunggu, tata letak yang tidak baik sehingga ruang gerak pekerja terbatas, fasilitas fisik dan barang lain pada ruangan tempat penjualan produk variasi mobil dan ruang tunggu tidak tertata rapi, dan ruangan tersebut kotor.
Berdasarkan masalah yang ada pada perusahaan tersebut, pertama-tama dilakukan pengumpulan data, seperti data umum perusahaan, ukuran fasilitas fisik yang ada dan jumlahnya, kondisi lingkungan fisik, tata letak fasilitas fisik, jarak dan sudut pandang mata, dan K3. Selanjutnya, dilakukan pengolahan data mengenai dimensi fasilitas fisik, yaitu kursi tunggu konsumen, meja tunggu konsumen, meja untuk televisi, meja kasir, kursi untuk kasir dan pemilik perusahaan, meja untuk pemilik perusahaan, lemari kaca untuk meletakkan produk variasi mobil, rak besi, dan pintu. Pengolahan ini dilakukan dengan cara membandingkan dimensi fasilitas fisik yang ada dengan data anthropometri, yang diambil dari buku karangan Eko Nurmianto.
Setelah dilakukan pengolahan data, dilakukan analisis terhadap fasilitas fisik, tata letak, lingkungan fisik, sudut pandang, 5S, dan K3. Dengan melakukan analisis, dapat diketahui semua kursi tunggu konsumen, semua meja tunggu konsumen, meja televisi, dan meja kasir harus diperbaiki. Selain itu, diketahui adanya tata letak fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan sudut pandang pekerja ke monitor komputer yang belum baik, serta penerapan K3 yang kurang optimal.
Selanjutnya, dilakukan perancangan terhadap fasilitas fisik yang belum ergonomis menjadi lebih ergonomis. Dari masing-masing rancangan fasilitas fisik akan diberikan tiga alternatif rancangan, kemudian dipilih salah satu rancangan yang terbaik menggunakan metode concept scoring. Setelah itu, akan dirancang tata letak untuk fasilitas fisik yang terpilih, dimana rancangan tata letak ini juga diberikan tiga alternatif rancangan yang akan dipilih menggunakan metode concept scoring. Rancangan kursi tunggu konsumen untuk di dalam dan di luar ruangan, rancangan meja tunggu konsumen, dan rancangan tata letak yang terpilih adalah alternatif 3, sedangkan rancangan meja televisi yang terpilih adalah alternatif 2 dan rancangan meja kasir yang terpilih adalah alternatif 1. Lingkungan fisik yang diperbaiki adalah temperatur, kebisingan, bau-bauan, dan kebersihan, dimana usulan yang diberikan adalah memberikan AC, menutup ruangan dengan kaca, memberikan kursi tunggu di luar ruangan, membuang barang yang tidak dipakai, menyimpan barang yang terpakai dengan rapi, membersihkan lantai yang kotor, dan memberikan peraturan tertulis.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxv BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-1 1.3 Batasan dan Asumsi ... 1-2 1.3.1 Batasan ... 1-2 1.3.2 Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah... 1-4 1.5 Tujuan Penelitian... 1-4 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.3.3 Karakteristik Teknik Perancangan dan Perancang ... 2-12 2.3.4 Prosedur Perancangan ... 2-13 2.3.5 Analisis suatu Perancangan ... 2-13 2.4 Jarak dan Sudut yang Nyaman dari Monitor Komputer ... 2-16 2.5 Jarak Menonton Televisi ... 2-17 2.6 Rotasi Mata Maksimum ... 2-18 2.7 Sudut Kemiringan Sandaran Punggung Kursi ... 2-18 2.8 Lingkungan Fisik... 2-18 2.9 Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke (5S)... 2-27 2.9.1 Seiri atau Pemilahan ... 2-27 2.9.2 Seiton atau Penataan ... 2-28 2.9.3 Seiso atau Pembersihan ... 2-29 2.9.4 Seiketsu atau Pengendalian ... 2-29 2.9.5 Shitsuke atau Pembiasaan ... 2-30 2.10 Konsep Penilaian ... 2-31 2.11 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 2-32 2.12 Diagram Fishbone ... 2-36 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.4.7 Meja Kasir ... 4-18 4.4.8 Kursi untuk Kasir dan Pemilik Perusahaan ... 4-21 4.4.9 Meja untuk Pemilik Perusahaan ... 4-23 4.4.10 Lemari Kaca untuk Meletakkan Produk Variasi Mobil 1 ... 4-26 4.4.11 Lemari Kaca untuk Meletakkan Produk Variasi Mobil 2 ... 4-28 4.4.12 Lemari Kaca untuk Meletakkan Produk Variasi Mobil 3 ... 4-30 4.4.13 Rak Besi ... 4-32 4.4.14 Pintu ... 4-34 4.5 Lingkungan Fisik... 4-36 4.6 Jarak dan Sudut Pandang Mata ... 4-42 4.7 Kecelakaan yang Sudah Pernah Terjadi dan Berpotensi Terjadi .... 4-44 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1.7 Meja Kasir ... 5-33 5.1.7.1 Pengolahan Data Anthropometri ... 5-33 5.1.7.2 Analisis Data Anthropometri... 5-37 5.1.7.3 Analisis Sudut Pandang dan Jarak Mata Kasir ke Komputer
5.1.16 Pintu 1 (C) ... 5-89 5.1.16.1 Pengolahan Data Anthropometri ... 5-89 5.1.16.2 Analisis Data Anthropometri... 5-91 5.1.17 Pintu Pagar 1 ... 5-94 5.1.17.1 Pengolahan Data Anthropometri ... 5-94 5.1.17.2 Analisis Data Anthropometri... 5-96 5.1.18 Pintu Pagar 2 dan 3 ... 5-98 5.1.18.1 Pengolahan Data Anthropometri ... 5-98 5.1.18.2 Analisis Data Anthropometri... 5-100 5.2 Tata Letak ... 5-102 5.3 Lingkungan Fisik... 5-107 5.4 5S ... 5-110 5.4.1 Seiri (Pemilahan) ... 5-111 5.4.2 Seiton (Penataan) ... 5-111 5.4.3 Seiso (Pembersihan) ... 5-111 5.4.4 Seiketsu (Pengendalian) ... 5-113 5.4.5 Shitsuke (Pembiasaan) ... 5-113 5.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 5-113 5.5.1 Kecelakaan yang Sudah Pernah Terjadi ... 5-114 5.5.2 Kecelakaan yang Berpotensi Terjadi ... 5-117 BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS PERANCANGAN
6.1.2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1 ... 6-33 6.1.2.1.2 Analisis Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1
... 6-33 6.1.2.2 Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2 ... 6-35 6.1.2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2 ... 6-39 6.1.2.2.2 Analisis Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2
... 6-39 6.1.2.3 Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3 ... 6-42 6.1.2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3 ... 6-45 6.1.2.3.2 Analisis Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3
... 6-45 6.1.3 Meja untuk Televisi ... 6-48 6.1.3.1 Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 1 ... 6-48 6.1.3.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 1 ... 6-51 6.1.3.1.2 Analisis Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 1
... 6-51 6.1.3.2 Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 2 ... 6-51 6.1.3.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 2 ... 6-55 6.1.3.2.2 Analisis Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 2
... 6-55 6.1.3.3 Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 3 ... 6-55 6.1.3.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 3 ... 6-59 6.1.3.3.2 Analisis Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 3
6.1.4.1 Rancangan Meja Kasir Alternatif 1 ... 6-60 6.1.4.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Kasir Alternatif 1 ... 6-66 6.1.4.1.2 Analisis Rancangan Meja Kasir Alternatif 1 ... 6-66 6.1.4.1.3 Analisis Sudut Pandang Rancangan Meja Kasir Alternatif 1 ... 6-70 6.1.4.2 Rancangan Meja Kasir Alternatif 2 ... 6-71 6.1.4.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Kasir Alternatif 2 ... 6-75 6.1.4.2.2 Analisis Rancangan Meja Kasir Alternatif 2 ... 6-75 6.1.4.2.3 Analisis Sudut Pandang Rancangan Meja Kasir Alternatif 2 ... 6-76 6.1.4.3 Rancangan Meja Kasir Alternatif 3 ... 6-77 6.1.4.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Kasir Alternatif 3 ... 6-83 6.1.4.3.2 Analisis Rancangan Meja Kasir Alternatif 3 ... 6-83 6.1.4.3.3 Analisis Sudut Pandang Rancangan Meja Kasir Alternatif 3 ... 6-87 6.2 Analisis Konsep Penilaian Fasilitas Fisik ... 6-87 6.2.1 Konsep Penilaian Kursi Tunggu Konsumen untuk di Dalam Ruangan ... 6-88 6.2.2 Konsep Penilaian Kursi Tunggu Konsumen untuk di Luar Ruangan
6.4 Analisis Konsep Penilaian Tata Letak ... 6-113 6.5 Lingkungan Fisik... 6-116 6.6 Usulan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan yang Lebih Optimal
untuk Kecelakaan Sudah Pernah Terjadi dan Berpotensi Terjadi ... 6-117 6.6.1 Usulan Upaya Pencegahan yang Lebih Optimal ... 6-118 6.6.2 Usulan Upaya Penanggulangan yang Lebih Optimal ... 6-119 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan... 7-1 7.2 Saran ... 7-3 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4.16 Kelembaban Tempat Penjualan Produk Variasi Mobil ... 4-37 4.17 Kelembaban Tempat Mencuci Mobil, Ganti Oli, dan Lainnya ... 4-37 4.18 Pencahayaan Tempat Penjualan Produk Variasi Mobil ... 4-38 4.19 Pencahayaan Tempat Mencuci Mobil, Ganti Oli, dan Lainnya ... 4-38 4.20 Kebisingan Tempat Penjualan Produk Variasi Mobil ... 4-38 4.21 Kebisingan Tempat Mencuci Mobil, Ganti Oli, dan Lainnya ... 4-39 4.22 Isi Kotak P3K Bentuk I ... 4-46 5.1 Data Anthropometri Kursi Tunggu Konsumen 1 ... 5-3 5.2 Data Anthropometri Kursi Tunggu Konsumen 2 ... 5-9 5.3 Data Anthropometri Kursi Tunggu Konsumen 3 ... 5-14 5.4 Data Anthropometri Meja Tunggu Konsumen 1 ... 5-19 5.5 Data Anthropometri Meja Tunggu Konsumen 2 ... 5-23 5.6 Data Anthropometri Meja untuk Televisi ... 5-27 5.7 Data Anthropometri Meja Kasir ... 5-34 5.8 Data Anthropometri Kursi untuk Kasir dan Pemilik Perusahaan ... 5-45 5.9 Data Anthropometri Meja untuk Pemilik Perusahaan ... 5-50 5.10 Data Anthropometri Lemari Kaca untuk Meletakkan Produk Variasi Mobil 1 ... 5-64 5.11 Data Anthropometri Lemari Kaca untuk Meletakkan Produk Variasi Mobil 2 ... 5-68 5.12 Data Anthropometri Lemari Kaca untuk Meletakkan Produk Variasi Mobil 3 ... 5-72 5.13 Data Anthropometri Rak Besi ... 5-76 5.14 Data Anthropometri Pintu 1 A... 5-80 5.15 Data Anthropometri Pintu 1 B ... 5-85 5.16 Data Anthropometri Pintu 1 C ... 5-90 5.17 Data Anthropometri Pintu Pagar 1 ... 5-95 5.18 Data Anthropometri Pintu Pagar 2 dan 3... 5-99 6.1 Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Dalam Ruangan) Alternatif 1
6.2 Data Anthropometri Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Dalam Ruangan Alternatif 1 ... 6-4 6.3 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Dalam Ruangan) Alternatif 1 ... 6-5 6.4 Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Dalam Ruangan) Alternatif 2
... 6-6 6.5 Data Anthropometri Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Dalam Ruangan Alternatif 2 ... 6-8 6.6 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Dalam Ruangan) Alternatif 2 ... 6-9 6.7 Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Dalam Ruangan) Alternatif 3
... 6-10 6.8 Data Anthropometri Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Dalam Ruangan Alternatif 3 ... 6-12 6.9 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Dalam Ruangan) Alternatif 3 ... 6-13 6.10 Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Luar Ruangan) Alternatif 1 .. 6-14 6.11 Data Anthropometri Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Luar Ruangan Alternatif 1 ... 6-16 6.12 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Luar Ruangan) Alternatif 1
... 6-17 6.13 Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Luar Ruangan) Alternatif 2
... 6-19 6.14 Data Anthropometri Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Luar Ruangan Alternatif 2 ... 6-21 6.15 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Luar Ruangan) Alternatif 2
... 6-22 6.16 Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Luar Ruangan) Alternatif 3
6.18 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Luar Ruangan) Alternatif 3 ... 6-28 6.19 Spesifikasi Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1 ... 6-30 6.20 Data Anthropometri Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1
... 6-32 6.21 Kelebihan dan Kekurangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1 ... 6-33 6.22 Spesifikasi Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2 ... 6-35 6.23 Data Anthropometri Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2
... 6-38 6.24 Kelebihan dan Kekurangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2 ... 6-39 6.25 Spesifikasi Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3 ... 6-42 6.26 Data Anthropometri Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
4.50 Foto Ruangan yang Kotor 5... 4-40 Variasi Mobil dan Ruang Tunggu ... 5-108 5.6 Hubungan Temperatur dan Kelembaban Tempat Cuci Mobil, Ganti Oli, dan Lainnya ... 5-108 5.7 Fishbone Terpeleset ... 5-114 5.8 Fishbone Kaki Pekerja Terkena Obeng yang Jatuh... 5-115 5.9 Fishbone Tangan Pekerja Terluka Terkena Cutter... 5-116 5.10 Fishbone Kebakaran ... 5-117 5.11 Fishbone Penyakit (Masuk Angin) ... 5-118 5.12 Fishbone Kaki Pekerja Terkena Alat untuk Service Mobil yang Terjatuh
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
KOMENTAR DOSEN PENGUJI
Nama : Maretini
NRP : 0623013
Judul Tugas Akhir : Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak, dan Lingkungan Fisik Ditinjau dari Segi Ergonomi (Studi Kasus di Perusahaan Auto City)
Komentar :
1. Konsep penilaian untuk tata letak, khususnya penggunaan fasilitas diperjelas, fasilitas apa saja yang ditinjau dalam penilaian.
2. Layout mohon dianalisis jalan mobil dan tempat parkir. 3. Perbaiki layout dengan dimensi.
4. Warna produk usulan berbeda-beda, tetapi mengapa tidak dipertimbangkan di concept scoring.
DATA PENULIS
Nama : Maretini
Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon, 31 Maret 1988
Alamat di Bandung : Jl. Sukamekar 1 no.9, Bandung Alamat Asal : Jl. Pekalangan no.33, Cirebon No. Telepon Bandung : 022-2002982
No. Handphone : 0817202157
Alamat email : maretini_88@live.com
Pendidikan : SD Kristen 1 BPK Penabur Cirebon SMP Kristen 1 BPK Penabur Cirebon SMU Kristen 1 BPK Penabur Cirebon
Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Nilai Tugas Akhir : A
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini, banyak perusahaan yang didirikan, tetapi terkadang perusahaan tersebut tidak menyediakan fasilitas fisik, tata letak fasilitas fisik, dan lingkungan fisik yang baik. Hal ini dapat mengakibatkan para pekerja maupun konsumen yang datang ke perusahaan tersebut menjadi tidak nyaman. Padahal, kenyamanan itu merupakan suatu hal yang penting bagi manusia.
Dari banyak perusahaan yang didirikan, maka dilakukan penelitian terhadap salah satu perusahaan yang ada, yaitu perusahaan Auto City. Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang jasa, yaitu pencucian mobil, salon mobil, variasi mobil, dan ganti oli. Selain itu, perusahaan tersebut juga menjual produk-produk untuk variasi mobil. Penelitian terhadap perusahaan tersebut dilakukan karena terdapat beberapa keluhan dari konsumen dan pekerja mengenai ketidaknyamanan dari fasilitas fisik, tata letak fasilitas fisik, dan lingkungan fisik pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan keluhan yang ada, maka akan dilakukan penganalisaan dan perancangan terhadap fasilitas fisik, tata letak fasilitas fisik, dan lingkungan fisik yang baik pada perusahaan tersebut, dimana fasilitas fisik dan tata letak tersebut akan dirancang sesuai dengan prinsip anthropometri.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang terdapat pada perusahaan Auto City, yaitu pekerja dan konsumen merasa tidak nyaman terhadap fasilitas fisik, tata letak, dan lingkungan fisik yang ada pada perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari :
Kasir merasa tidak nyaman bekerja pada meja kasir.
Konsumen kesulitan untuk melewati ruangan tempat penjualan produk-produk variasi mobil dan ruang tunggu. Hal ini dikarenakan terdapat area service mobil di tempat tersebut.
Tata letak fasilitas fisik yang tidak baik sehingga ruang gerak pekerja terbatas.
Fasilitas fisik dan barang-barang lainnya pada ruangan tempat penjualan produk-produk untuk variasi mobil dan ruang tunggu konsumen tidak tertata dengan rapi.
Ruangan tempat penjualan produk-produk untuk variasi mobil dan ruang tunggu konsumen kotor.
Berdasarkan masalah yang terjadi, maka dilakukan penganalisaan dan perancangan terhadap semua fasilitas fisik, tata letak, dan lingkungan fisik yang ada pada perusahaan tersebut. Semua fasilitas fisik dianalisis karena pemilik perusahaan ingin mengetahui apakah fasilitas fisik yang lain sudah ergonomis atau belum.
1.3 Batasan dan Asumsi
1.3.1 Batasan
Dalam pembuatan laporan ini, batasan-batasan yang diberikan, yaitu : Fasilitas fisik yang ada dan akan dianalisis pada perusahaan Auto City
meliputi kursi tunggu konsumen, meja tunggu konsumen, meja untuk televisi, meja kasir, kursi untuk kasir dan pemilik perusahaan, meja untuk pemilik perusahaan, lemari kaca untuk meletakkan produk variasi mobil, rak besi, dan pintu.
Lingkungan fisik meliputi temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, warna, dan kebersihan.
Tidak melakukan penelitian pada WC, ruang pribadi dan kantor, gudang, dan ruangan tempat kompresor.
Tidak melakukan perhitungan terhadap biaya. Tidak mengubah ukuran bangunan yang sudah ada.
Keergonomisan hanya dilihat dari kesesuaian produk dengan data anthropometri.
Ukuran pintu mobil dibuka adalah 921 mm. Tinggi mobil tertinggi adalah 2030 mm. Lebar mobil terlebar adalah 1885 mm.
Ukuran kaca untuk lemari adalah 2500*2000 mm.
1.3.2 Asumsi
Dalam pembuatan laporan ini, digunakan asumsi sebagai berikut : Allowance untuk tinggi hak sepatu adalah 20 mm.
Allowance untuk tebal baju adalah 20 mm. Allowance untuk tebal meja adalah 15 mm. Allowance untuk tebal sekat adalah 20 mm. Allowance untuk tinggi topi adalah 20 mm. Allowance untuk dinamis adalah 50 mm. Allowance untuk keleluasaan adalah 15 mm.
Allowance untuk keleluasaan keyboard adalah 10 mm, dimana keleluasaan ini diberikan untuk meja yang memiliki tempat khusus meletakkan keyboard.
Allowance untuk keleluasaan mobil adalah 1000 mm.
Menggunakan data acuan ± 10 %, dimana data ini digunakan pada tinggi alas duduk, tinggi arm-rest, tinggi handle pintu dari lantai, tinggi meja (pada rancangan kursi tunggu untuk luar ruangan dan meja tunggu konsumen).
Panjang majalah adalah 287 mm. Lebar majalah adalah 208 mm. Tebal majalah adalah 6 mm.
Lebar adalah yang sejajar dengan dada.
Data anthropometri yang digunakan sudah sesuai dengan ukuran masyarakat Indonesia, yaitu diambil dari buku karangan Eko Nurmianto dengan judul Konsep Dasar dan Aplikasinya.
1.4 Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian yang telah dilakukan, yaitu :
1. Bagaimana keergonomisan fasilitas fisik (kursi tunggu konsumen, meja tunggu konsumen, meja untuk televisi, meja kasir, kursi untuk kasir dan pemilik perusahaan, meja untuk pemilik perusahaan, lemari kaca untuk meletakkan produk variasi mobil, rak besi, pintu) yang ada saat ini? 2. Bagaimana kenyamanan tata letak fasilitas fisik yang ada saat ini? 3. Bagaimana kondisi lingkungan fisik yang ada saat ini?
4. Bagaimana perancangan fasilitas fisik yang lebih ergonomis apabila ditemukan fasilitas fisik yang tidak ergonomis pada perusahaan tersebut?
5. Bagaimana perancangan tata letak fasilitas fisik yang lebih nyaman apabila ditemukan tata letak fasilitas fisik yang tidak nyaman pada perusahaan tersebut?
6. Bagaimana perancangan lingkungan fisik yang lebih baik apabila ditemukan lingkungan fisik yang tidak baik pada perusahaan tersebut?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat di bawah ini, yaitu :
2. Mengetahui kenyamanan tata letak fasilitas fisik yang ada saat ini. 3. Mengetahui kondisi lingkungan fisik yang ada saat ini.
4. Merancang fasilitas fisik yang lebih ergonomis apabila ditemukan fasilitas fisik yang tidak ergonomis pada perusahaan tersebut.
5. Merancang tata letak fasilitas fisik yang lebih nyaman apabila ditemukan tata letak fasilitas fisik yang tidak nyaman pada perusahaan tersebut.
6. Merancang lingkungan fisik yang lebih baik apabila ditemukan lingkungan fisik yang tidak baik pada perusahaan tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini berisi :
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori-teori yang digunakan untuk mendukung dalam melakukan penelitian, penganalisaan, dan penyusunan laporan tugas akhir.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini berisi langkah-langkah yang dilakukan dari awal sampai akhir pada saat pelaksanaan dan penyusunan laporan tugas akhir.
Bab 4 Pengumpulan Data
Bab ini berisi data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan laporan tugas akhir dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis
Bab ini berisi pengolahan data dari data-data yang telah diperoleh dan kemudian dianalisis.
Bab 6 Perancangan dan Analisis Perancangan
Bab 7 Kesimpulan dan Saran
6.1 Fasilitas Fisik
Berdasarkan analisis fasilitas fisik yang telah dilakukan pada perusahaan Auto City, maka dapat diketahui ada beberapa fasilitas fisik yang memerlukan perbaikan. Hal ini dikarenakan beberapa fasilitas fisik tersebut belum memenuhi kondisi yang ergonomis.
Fasilitas fisik yang memerlukan perbaikan, yaitu semua kursi tunggu konsumen (1, 2, dan 3), semua meja tunggu konsumen (1 dan 2), meja untuk televisi, dan meja kasir. Oleh karena itu, dilakukan perancangan terhadap setiap fasilitas fisik yang belum ergonomis tersebut.
6.1.1 Kursi Tunggu Konsumen
6.1.1.1 Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk di Dalam Ruangan
Alternatif 1
Kursi tunggu ini dirancang untuk diletakkan di dalam ruangan, dimana rancangan kursi tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan kursi tunggu untuk dalam ruangan alternatif 1 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.1
Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Dalam Ruangan) Alternatif 1 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Tinggi sandaran 900
Lebar sandaran 1800
Panjang alas duduk 375
Lebar alas duduk 1800
Tinggi alas duduk 360
Panjang arm-rest 380
Lebar arm-rest 90
Tinggi arm-rest 180
Kemiringan Sandaran 15o
Bahan Kerangka dari kayu, diberi busa yang dilapisi kulit.
Warna Biru Tua
Fungsi Tempat duduk konsumen
Gambar 6.1
Tampak Depan Tampak Samping
Skala 1 : 20
1800 mm 1980 mm 600 mm
375 mm
90 mm
320 mm 40 mm 900 mm
180 mm
1680 mm
60 mm
Gambar 6.2
Kursi Tunggu untuk Dalam Ruangan Alternatif 1 (Dua Dimensi)
100 mm
380 mm
1260 mm
450 mm
228 mm 478 mm
Tabel 6.2
6.1.1.1.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Kursi Tunggu Konsumen
untuk Dalam Ruangan Alternatif 1
Kelebihan dan kekurangan rancangan kursi tunggu untuk dalam ruangan alternatif 1, yaitu :
Tabel 6.3
Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Dalam Ruangan) Alternatif 1
No Kelebihan Kekurangan
1
Kursi lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Arm-rest hanya terdapat pada bagian pinggir kursi sehingga ada orang yang tidak dapat menggunakannya 2 Kursi empuk
3 Kursi mudah dibersihkan karena bahannya terbuat dari kulit 4 Dapat diduduki lebih dari satu
orang
6.1.1.1.2Analisis Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Dalam
Ruangan Alternatif 1
Kursi tunggu konsumen alternatif 1 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana kursi ini akan digunakan sebagai tempat duduk konsumen yang sedang menunggu mobilnya diservice dan kursi ini akan diletakkan di dalam ruangan. Kursi ini dirancang berbentuk sofa yang dapat diduduki oleh tiga orang. Sandaran kursi ini memiliki sudut kemiringan sebesar 15o karena menurut ANSI kenyamanan dapat dicapai
6.1.1.2 Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk di Dalam Ruangan
Alternatif 2
Kursi tunggu ini dirancang untuk diletakkan di dalam ruangan, dimana rancangan kursi tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan kursi tunggu untuk dalam ruangan alternatif 2 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.4
Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Dalam Ruangan) Alternatif 2 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Tinggi sandaran 900
Lebar sandaran 1800
Panjang alas duduk 375
Lebar alas duduk 1800
Tinggi alas duduk 360
Kemiringan Sandaran 15o
Bahan Kerangka dari kayu, diberi busa yang dilapisi kulit.
Warna Coklat muda
Fungsi Tempat duduk konsumen
Gambar 6.3
Tampak Depan Tampak Samping
Skala 1 : 20
1800 mm 375 mm
320 mm 40 mm 900 mm
1260 mm
450 mm 1680 mm
60 mm
Gambar 6.4
Kursi Tunggu untuk Dalam Ruangan Alternatif 2 (Dua Dimensi)
228 mm 100 mm
478 mm 400 mm
300 mm
Tabel 6.5
6.1.1.2.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Kursi Tunggu Konsumen
untuk Dalam Ruangan Alternatif 2
Kelebihan dan kekurangan rancangan kursi tunggu untuk dalam ruangan alternatif 2, yaitu :
Tabel 6.6
Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Dalam Ruangan) Alternatif 2
No Kelebihan Kekurangan
1
4 Dapat diduduki lebih dari satu orang
6.1.1.2.2Analisis Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Dalam
Ruangan Alternatif 2
Kursi tunggu konsumen alternatif 2 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana kursi ini akan digunakan sebagai tempat duduk konsumen yang sedang menunggu mobilnya diservice dan kursi ini akan diletakkan di dalam ruangan. Kursi ini dirancang berbentuk sofa yang dapat diduduki oleh tiga orang. Sandaran kursi ini memiliki sudut kemiringan sebesar 15o karena menurut ANSI kenyamanan dapat dicapai
6.1.1.3 Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk di Dalam Ruangan
Alternatif 3
Kursi tunggu ini dirancang untuk diletakkan di dalam ruangan, dimana rancangan kursi tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan kursi tunggu untuk dalam ruangan alternatif 3 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.7
Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Dalam Ruangan) Alternatif 3 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Tinggi sandaran 900
Lebar sandaran 600
Panjang alas duduk 375
Lebar alas duduk 600
Tinggi alas duduk 360
Panjang arm-rest 380
Lebar arm-rest 90
Tinggi arm-rest 180
Kemiringan Sandaran 15o
Bahan Kerangka dari kayu, diberi busa yang dilapisi kulit.
Warna Biru Tua
Fungsi Tempat duduk konsumen
Gambar 6.5
Tampak Atas
Tampak Depan Tampak Samping
Skala 1 : 20 600 mm 780 mm 600 mm 375 mm
90 mm
320 mm
40 mm 900 mm
180 mm
480 mm
60 mm
Gambar 6.6
Kursi Tunggu untuk Dalam Ruangan Alternatif 3 (Dua Dimensi) 100 mm
1260 mm
450 mm
180 mm 527 mm
380 mm
Tabel 6.8
6.1.1.3.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Kursi Tunggu Konsumen
untuk Dalam Ruangan Alternatif 3
Kelebihan dan kekurangan rancangan kursi tunggu untuk dalam ruangan alternatif 3, yaitu :
Tabel 6.9
Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Dalam Ruangan) Alternatif 3
No Kelebihan Kekurangan
1
Kursi lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Hanya dapat diduduki oleh satu orang
2 Kursi empuk
3 Kursi mudah dibersihkan karena bahannya terbuat dari kulit 4 Semua arm-rest dapat
digunakan oleh satu orang
6.1.1.3.2Analisis Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Dalam
Ruangan Alternatif 3
Kursi tunggu konsumen alternatif 3 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana kursi ini akan digunakan sebagai tempat duduk konsumen yang sedang menunggu mobilnya diservice dan kursi ini akan diletakkan di dalam ruangan. Kursi ini dirancang berbentuk sofa yang dapat diduduki oleh satu orang. Sandaran kursi ini memiliki sudut kemiringan sebesar 15o karena menurut ANSI kenyamanan dapat dicapai
6.1.1.4 Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk di Luar Ruangan
Alternatif 1
Kursi tunggu ini dirancang untuk diletakkan di luar ruangan, dimana rancangan kursi tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan kursi tunggu untuk luar ruangan alternatif 1 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.10
Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Luar Ruangan) Alternatif 1 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Tinggi sandaran 600
Lebar sandaran 600
Panjang alas duduk 375
Lebar alas duduk 600
Tinggi alas duduk 360
Panjang meja 375
Lebar meja 470
Tinggi meja 540
Kemiringan Sandaran 15o
Bahan Plastik dan besi
Warna Dominan Putih
Fungsi Tempat duduk konsumen dengan memiliki meja untuk meletakkan asbak dan majalah atau koran
Gambar 6.7
Tampak Depan Tampak Samping
Tabel 6.11
6.1.1.4.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Kursi Tunggu Konsumen
untuk Luar Ruangan Alternatif 1
Kelebihan dan kekurangan rancangan kursi tunggu untuk luar ruangan alternatif 1, yaitu :
Tabel 6.12
Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Luar Ruangan) Alternatif 1
No Kelebihan Kekurangan
1
Kursi lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Tidak memiliki arm-rest
2 Kursi mudah dibersihkan karena
bahannya terbuat dari plastik Kursi tidak empuk
3
Memiliki meja untuk
meletakkan asbak dan majalah atau koran
6.1.1.4.2Analisis Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Luar Ruangan
Alternatif 1
Kursi tunggu konsumen alternatif 1 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana kursi ini akan digunakan sebagai tempat duduk konsumen yang sedang menunggu mobilnya diservice dan kursi ini akan diletakkan di luar ruangan. Kursi ini dirancang memiliki dua alas duduk dan diantara kedua alas duduk tersebut terdapat meja yang digunakan untuk meletakkan asbak dan meletakkan majalah atau koran, dimana dua alas duduk dan meja tersebut merupakan satu kesatuan sehingga tidak dapat dipisahkan. Selain itu, setiap kursi hanya dapat diduduki oleh satu orang. Kursi ini memiliki sandaran dengan sudut kemiringan sebesar 15o
Rancangan kursi ini ada yang menggunakan data anthropometri dari kursi aktual yang dapat dilihat pada Bab 5, tetapi ada juga data anthropometri yang berbeda dari kursi aktual karena terdapat tambahan fungsi dari kursi, yaitu memiliki meja yang menjadi satu dengan kursi. Penjabaran data anthropometri yang berbeda dari kursi aktual, yaitu : 1. Panjang Meja
Dalam menentukan panjang meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah (1*lebar majalah) + (1*panjang asbak). Ukuran dari data acuan ini sebesar 308 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 323 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah panjang alas duduk. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 375 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 375 mm.
2. Lebar Meja
Dalam menentukan lebar meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah (1*panjang majalah) + (1*lebar asbak). Ukuran dari data acuan ini sebesar 387 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 402 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 610 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 470 mm.
3. Tinggi Meja
patokan maksimum adalah (tinggi siku pada posisi duduk + 10%) + (tinggi popliteal + 10%) dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 563 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 540 mm.
6.1.1.5 Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk di Luar Ruangan
Alternatif 2
Kursi tunggu ini dirancang untuk diletakkan di luar ruangan, dimana rancangan kursi tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan kursi tunggu untuk luar ruangan alternatif 2 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.13
Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Luar Ruangan) Alternatif 2 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Tinggi sandaran 600
Lebar sandaran 600
Panjang alas duduk 375
Lebar alas duduk 600
Tinggi alas duduk 360
Panjang arm-rest 380
Kemiringan Sandaran 15o
Bahan Plastik dan besi
Warna Dominan Biru muda
Fungsi Tempat duduk konsumen dengan memiliki meja untuk meletakkan asbak dan majalah atau koran
Gambar 6.9
Tampak Atas
Kursi Tunggu untuk Luar Ruangan Alternatif 2 (Dua Dimensi)
6.1.1.5.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Kursi Tunggu Konsumen
untuk Luar Ruangan Alternatif 2
Kelebihan dan kekurangan rancangan kursi tunggu untuk luar ruangan alternatif 2, yaitu :
Tabel 6.15
Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Luar Ruangan) Alternatif 2
No Kelebihan Kekurangan
1
Kursi lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Kursi tidak empuk
2 Kursi mudah dibersihkan karena bahannya terbuat dari plastik
3
Memiliki meja untuk
meletakkan asbak dan majalah atau koran
4 Memiliki arm-rest untuk satu kursi
6.1.1.5.2Analisis Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Luar Ruangan
Alternatif 2
Kursi tunggu konsumen alternatif 2 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana kursi ini akan digunakan sebagai tempat duduk konsumen yang sedang menunggu mobilnya diservice dan kursi ini akan diletakkan di luar ruangan. Kursi ini dirancang memiliki dua alas duduk dan diantara kedua alas duduk tersebut terdapat meja yang digunakan untuk meletakkan asbak dan meletakkan majalah atau koran, dimana dua alas duduk dan meja tersebut merupakan satu kesatuan sehingga tidak dapat dipisahkan. Selain itu, setiap kursi hanya dapat diduduki oleh satu orang. Kursi ini memiliki sandaran dengan sudut kemiringan sebesar 15o
adalah biru muda karena warna biru memberikan efek sejuk dan menenangkan.
Rancangan kursi ini ada yang menggunakan data anthropometri dari kursi aktual yang dapat dilihat pada Bab 5, tetapi ada juga data anthropometri yang berbeda dari kursi aktual karena terdapat tambahan fungsi dari kursi, yaitu memiliki meja yang menjadi satu dengan kursi. Penjabaran data anthropometri yang berbeda dari kursi aktual, yaitu : 1. Panjang Meja
Dalam menentukan panjang meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah (1*lebar majalah) + (1*panjang asbak). Ukuran dari data acuan ini sebesar 308 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 323 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah panjang alas duduk. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 375 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 375 mm.
2. Lebar Meja
Dalam menentukan lebar meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah (1*panjang majalah) + (1*lebar asbak). Ukuran dari data acuan ini sebesar 387 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 402 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 610 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 470 mm.
3. Tinggi Meja
diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 461 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah (tinggi siku pada posisi duduk + 10%) + (tinggi popliteal + 10%) dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 563 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 540 mm.
6.1.1.6 Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk di Luar Ruangan
Alternatif 3
Kursi tunggu ini dirancang untuk diletakkan di luar ruangan, dimana rancangan kursi tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan kursi tunggu untuk luar ruangan alternatif 3 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.16
Spesifikasi Kursi Tunggu Konsumen (Luar Ruangan) Alternatif 3 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Tinggi sandaran 600
Lebar sandaran 600
Panjang alas duduk 375
Lebar alas duduk 600
Tinggi alas duduk 360
Panjang arm-rest 380
Kemiringan Sandaran 15o
Bahan Plastik dan besi
Warna Dominan Coklat tua
Gambar 6.11
Tampak Atas
Kursi Tunggu untuk Luar Ruangan Alternatif 3 (Dua Dimensi)
6.1.1.6.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Kursi Tunggu Konsumen
untuk Luar Ruangan Alternatif 3
Kelebihan dan kekurangan rancangan kursi tunggu untuk luar ruangan alternatif 3, yaitu :
Tabel 6.18
Kelebihan dan Kekurangan Kursi Tunggu (Luar Ruangan) Alternatif 3
No Kelebihan Kekurangan
1
Kursi lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Kursi tidak empuk
2 Kursi mudah dibersihkan karena bahannya terbuat dari plastik
6.1.1.6.2Analisis Rancangan Kursi Tunggu Konsumen untuk Luar Ruangan
Alternatif 3
Kursi tunggu konsumen alternatif 3 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana kursi ini akan digunakan sebagai tempat duduk konsumen yang sedang menunggu mobilnya diservice dan kursi ini akan diletakkan di luar ruangan. Kursi ini dirancang memiliki dua alas duduk dan dua meja yang digunakan untuk meletakkan asbak dan meletakkan majalah atau koran sehingga setiap orang memiliki kursi dan mejanya masing-masing. Dua alas duduk dan dua meja tersebut merupakan satu kesatuan sehingga tidak dapat dipisahkan. Kursi ini memiliki sandaran dengan sudut kemiringan sebesar 15o
Rancangan kursi ini ada yang menggunakan data anthropometri dari kursi aktual yang dapat dilihat pada Bab 5, tetapi ada juga data anthropometri yang berbeda dari kursi aktual karena terdapat tambahan fungsi dari kursi, yaitu memiliki meja yang menjadi satu dengan kursi. Penjabaran data anthropometri yang berbeda dari kursi aktual, yaitu : 1. Panjang Meja
Dalam menentukan panjang meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah (1*lebar majalah) + (1*panjang asbak). Ukuran dari data acuan ini sebesar 308 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 323 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah panjang alas duduk. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 375 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 375 mm.
2. Lebar Meja
Dalam menentukan lebar meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah (1*panjang majalah) + (1*lebar asbak). Ukuran dari data acuan ini sebesar 387 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 402 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 610 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 470 mm.
3. Tinggi Meja
patokan maksimum adalah (tinggi siku pada posisi duduk + 10%) + (tinggi popliteal + 10%) dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 563 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 540 mm.
6.1.2 Meja Tunggu Konsumen
Meja tunggu konsumen yang aktual memiliki bentuk meja yang berbeda-beda, yaitu memiliki dua macam bentuk meja tunggu. Dalam perancangan ini, maka akan dirancang tiga alternatif rancangan meja tunggu konsumen.
6.1.2.1 Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1
Meja tunggu ini dirancang untuk konsumen yang menunggu di dalam ruangan, dimana rancangan meja tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan meja tunggu konsumen alternatif 1 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.19
Spesifikasi Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Panjang meja 450
Lebar meja 900
Tinggi meja 360
Tinggi Sekat 325
Bahan Kerangka dari kayu, alas meja dari kayu dilapisi kaca, tempat majalah dan koran ditutup kaca
Warna Dominan Coklat tua
Fungsi Meja untuk konsumen menunggu dan tempat meletakkan majalah dan koran
Gambar 6.13
900 mm
450 mm
325 mm
15 mm
40 mm 360 mm
Tampak Atas
Tampak Depan Tampak Samping
Skala 1 : 20
Gambar 6.14
Tabel 6.20
6.1.2.1.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Tunggu Konsumen
Alternatif 1
Kelebihan dan kekurangan rancangan meja tunggu konsumen alternatif 1, yaitu :
Tabel 6.21
Kelebihan dan Kekurangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1
No Kelebihan Kekurangan
1
Meja lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Tempat untuk meletakkan majalah dan koran menjadi satu sehingga majalah dan koran dapat tercampur. 2 Meja mudah dibersihkan
3 Memiliki tempat untuk meletakkan majalah dan koran
4
Tempat majalah dan koran ada penutupnya sehingga majalah dan koran tidak akan jatuh ke lantai
6.1.2.1.2Analisis Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 1
Rancangan meja ini berbeda dari meja yang sudah ada pada perusahaan tersebut. Perbedaan ini terletak pada terdapat tempat untuk meletakkan majalah dan koran. Penjabaran data anthropometri yang berbeda dari meja aktual, yaitu :
1. Panjang Meja
Dalam menentukan panjang meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 1*lebar majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 208 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 223 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 610 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 450 mm.
2. Lebar Meja
Dalam menentukan lebar meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 2*panjang majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 574 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 589 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak bentang dari ujung jari tangan kanan ke kiri dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 1400 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 900 mm.
3. Tinggi Meja
digunakan sebagai patokan maksimum adalah tinggi popliteal + 10% dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 371 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 360 mm.
4. Tinggi Sekat
Dalam menentukan tinggi sekat ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 20*tebal majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 120 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 135 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah tinggi meja – tebal meja – tebal sekat. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 325 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 325 mm.
6.1.2.2 Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2
Meja tunggu ini dirancang untuk konsumen yang menunggu di dalam ruangan, dimana rancangan meja tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan meja tunggu konsumen alternatif 2 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.22
Spesifikasi Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Panjang meja 450
Lebar meja 900
Tinggi meja 360
Tinggi Sekat 325
Lebar Sekat 440
Bahan Kerangka dari kayu, alas meja dari kayu dilapisi kaca
Warna Dominan Putih
Gambar 6.15
900 mm
450 mm
325 mm
15 mm
40 mm 360 mm
Tampak Atas
Tampak Depan Tampak Samping
Skala 1 : 20
440 mm
20 mm
Gambar 6.16
Tabel 6.23
6.1.2.2.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Tunggu Konsumen
Alternatif 2
Kelebihan dan kekurangan rancangan meja tunggu konsumen alternatif 2, yaitu :
Tabel 6.24
Kelebihan dan Kekurangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2
No Kelebihan Kekurangan
1
Meja lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Tempat untuk meletakkan majalah dan koran tidak memiliki penutup 2 Meja mudah dibersihkan
3
Memiliki tempat untuk meletakkan majalah dan koran (majalah dan koran tempatnya terrpisah)
6.1.2.2.2Analisis Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 2
Rancangan meja ini berbeda dari meja yang sudah ada pada perusahaan tersebut. Perbedaan ini terletak pada terdapat tempat untuk meletakkan majalah dan koran. Penjabaran data anthropometri yang berbeda dari meja aktual, yaitu :
1. Panjang Meja
Dalam menentukan panjang meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 1*lebar majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 208 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 223 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 610 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 450 mm.
2. Lebar Meja
Dalam menentukan lebar meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 2*panjang majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 574 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 589 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak bentang dari ujung jari tangan kanan ke kiri dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 1400 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 900 mm.
3. Tinggi Meja
digunakan sebagai patokan maksimum adalah tinggi popliteal + 10% dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 371 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 360 mm.
4. Tinggi Sekat
Dalam menentukan tinggi sekat ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 20*tebal majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 120 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 135 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah tinggi meja – tebal meja – tebal sekat. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 325 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 325 mm.
5. Lebar Sekat
6.1.2.3 Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3
Meja tunggu ini dirancang untuk konsumen yang menunggu di dalam ruangan, dimana rancangan meja tunggu ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan meja tunggu konsumen alternatif 3 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.25
Spesifikasi Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Panjang meja 450
Lebar meja 900
Tinggi meja 360
Tinggi Sekat 325
Lebar Sekat 440
Bahan Kerangka dari kayu, alas meja dari kayu dilapisi kaca
Warna Dominan Coklat muda
Fungsi Meja untuk konsumen menunggu dan tempat meletakkan majalah dan koran
Gambar 6.17
900 mm
450 mm
325 mm
15 mm
40 mm 360 mm
Tampak Atas
Tampak Depan Tampak Samping
Skala 1 : 20 440 mm
20 mm
Gambar 6.18
Tabel 6.26
6.1.2.3.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Tunggu Konsumen
Alternatif 3
Kelebihan dan kekurangan rancangan meja tunggu konsumen alternatif 3, yaitu :
Tabel 6.27
Kelebihan dan Kekurangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3
No Kelebihan Kekurangan
1
Meja lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
Tempat untuk meletakkan majalah dan koran tidak memiliki penutup 2 Meja mudah dibersihkan
3
Memiliki tempat untuk meletakkan majalah dan koran (tempat majalah dan koran terpisah)
6.1.2.3.2Analisis Rancangan Meja Tunggu Konsumen Alternatif 3
Rancangan meja ini berbeda dari meja yang sudah ada pada perusahaan tersebut. Perbedaan ini terletak pada terdapat tempat untuk meletakkan majalah dan koran. Penjabaran data anthropometri yang berbeda dari meja aktual, yaitu :
1. Panjang Meja
Dalam menentukan panjang meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 1*lebar majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 208 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 223 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 610 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 450 mm.
2. Lebar Meja
Dalam menentukan lebar meja ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 2*panjang majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 574 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 589 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah jarak bentang dari ujung jari tangan kanan ke kiri dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 1400 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 900 mm.
3. Tinggi Meja
digunakan sebagai patokan maksimum adalah tinggi popliteal + 10% dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 371 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 360 mm.
4. Tinggi Sekat
Dalam menentukan tinggi sekat ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 20*tebal majalah. Ukuran dari data acuan ini sebesar 120 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 135 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah tinggi meja – tebal meja – tebal sekat. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 325 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 325 mm.
5. Lebar Sekat
6.1.3 Meja untuk Televisi
Untuk rancangan meja televisi, maka akan diberikan tiga alternatif rancangan meja televisi.
6.1.3.1 Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 1
Meja televisi ini dirancang untuk meletakkan televisi, dimana rancangan meja televisi ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan meja untuk televisi alternatif 1 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.28
Spesifikasi Meja untuk Televisi Alternatif 1 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Panjang meja 500
Lebar meja 750
Tinggi meja 670
Bahan Kayu
Warna Coklat tua
Fungsi Meja untuk televisi
Gambar 6.19
Tampak Atas
500 mm 750 mm
Tampak Depan
15 mm
30 mm
590 mm
670 mm 655 mm
Tampak Samping
Skala 1 : 20
400 mm
Gambar 6.20
Tabel 6.29
6.1.3.1.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja untuk Televisi
Alternatif 1
Kelebihan dan kekurangan rancangan meja untuk televisi alternatif 1, yaitu :
Tabel 6.30
Kelebihan dan Kekurangan Meja untuk Televisi Alternatif 1
No Kelebihan Kekurangan
1
Meja lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
2 Meja mudah dibersihkan
6.1.3.1.2Analisis Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 1
Meja untuk televisi alternatif 1 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana meja ini akan digunakan untuk meletakkan televisi. Bahan pembuat meja ini adalah kayu sehingga mudah dibersihkan. Selain itu, warna dari meja ini adalah coklat tua karena warna coklat memberikan efek netral dan merangsang.
6.1.3.2 Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 2
Meja televisi ini dirancang untuk meletakkan televisi, dimana rancangan meja televisi ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan meja untuk televisi alternatif 2 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.31
Spesifikasi Meja untuk Televisi Alternatif 2 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Panjang meja 500
Lebar meja 750
Tinggi meja 670
Bahan Kayu
Warna Coklat Muda
Gambar 6.21
Tampak Atas
500 mm 750 mm
Tampak Depan
15 mm
500 mm
670 mm 600 mm
Tampak Samping
Skala 1 : 20
400 mm 55 mm
300 mm
Gambar 6.22
6.1.3.2.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja untuk Televisi
Alternatif 2
Kelebihan dan kekurangan rancangan meja untuk televisi alternatif 2, yaitu :
Tabel 6.33
Kelebihan dan Kekurangan Meja untuk Televisi Alternatif 2
No Kelebihan Kekurangan
1
Meja lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
2 Meja mudah dibersihkan
6.1.3.2.2Analisis Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 2
Meja untuk televisi alternatif 2 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana meja ini akan digunakan untuk meletakkan televisi. Bahan pembuat meja ini adalah kayu sehingga mudah dibersihkan. Selain itu, warna dari meja ini adalah coklat muda karena warna coklat memberikan efek netral dan merangsang.
6.1.3.3 Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 3
Meja televisi ini dirancang untuk meletakkan televisi, dimana rancangan meja televisi ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan meja untuk televisi alternatif 3 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.34
Spesifikasi Meja untuk Televisi Alternatif 3 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Panjang meja 500
Lebar meja 750
Tinggi meja 670
Bahan Kayu
Warna Putih
Gambar 6.23
Tampak Atas
500 mm 750 mm
Tampak Depan
15 mm
655 mm
Tampak Samping
Skala 1 : 20 550 mm
670 mm
400 mm
Gambar 6.24
6.1.3.3.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja untuk Televisi
Alternatif 3
Kelebihan dan kekurangan rancangan meja untuk televisi alternatif 3, yaitu :
Tabel 6.36
Kelebihan dan Kekurangan Meja untuk Televisi Alternatif 3
No Kelebihan Kekurangan
1
Meja lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
2 Meja mudah dibersihkan
6.1.3.3.2Analisis Rancangan Meja untuk Televisi Alternatif 3
6.1.4 Meja Kasir
Untuk rancangan meja kasir, maka akan diberikan tiga alternatif rancangan meja kasir.
6.1.4.1 Rancangan Meja Kasir Alternatif 1
Meja kasir ini dirancang untuk tempat kasir bekerja, dimana rancangan meja kasir ini sudah berdasarkan data anthropometri. Adapun spesifikasi dan gambar rancangan meja kasir alternatif 1 dapat dilihat di bawah ini :
Tabel 6.37
Spesifikasi Meja Kasir Alternatif 1 Jenis Dimensi Produk Ukuran (mm)
Panjang meja 1 820
Panjang celah untuk handle laci 30 Lebar celah untuk handle laci 100
Panjang tempat CPU 810
Lebar tempat CPU 450
Tinggi tempat CPU 539
Panjang tempat keyboard 250 Lebar tempat keyboard 920 Tinggi tempat keyboard 50
Panjang sandaran kaki 200
Lebar sandaran kaki 920
Tinggi sandaran kaki 90
Bahan Kayu
Warna Coklat muda
Gambar 6.25
Tabel 6.38
Tabel 6.38
Data Anthropometri Rancangan Meja Kasir Alternatif 1 (Lanjutan)
Jenis Persentil Ukuran (mm) Jenis Besar
(mm)
Minimum 1/2 * Panjang Telapak Kaki P 95 1/2*266 = 133 133
Maksimum Panjang Telapak Kaki P 95 266 266
Minimum
Tinggi Meja 1 - Tinggi Alas Duduk Maksimum - Tebal Paha - Tinggi Tempat
Keyboard - Tebal Meja
724 - 460 - 165 - 50 - 15 =
34 34
Maksimum
Tinggi Meja 1 - Tinggi Alas Duduk Minimum - Tebal Paha - Tinggi Tempat Keyboard - Tebal
Meja
Minimum 1 * Panjang Keyboard 175 210
250
15 Tinggi Tempat
Keyboard
Minimum 1 * Tinggi Keyboard Tanpa Menggunakan
Tumpuan 20 45
50
Maksimum 1 * Tinggi Keyboard Menggunakan Tumpuan 33 58
16 Panjang Sandaran
Kaki 200
17 Tinggi Sandaran
820 mm
Meja Kasir Alternatif 1 (Dua Dimensi)
90 mm
15 mm
200 mm
261 mm
6.1.4.1.1Kelebihan dan Kekurangan Rancangan Meja Kasir Alternatif 1
Kelebihan dan kekurangan rancangan meja kasir alternatif 1, yaitu : Tabel 6.39
Kelebihan dan Kekurangan Meja Kasir Alternatif 1
No Kelebihan Kekurangan
1
Meja lebih nyaman digunakan karena sudah sesuai dengan data anthropometri
2 Meja mudah dibersihkan 3 Memiliki tempat CPU 4 Memiliki laci
5 Memiliki tempat keyboard 6 Terdapat sandaran kaki yang
dapat didorong
6.1.4.1.2Analisis Rancangan Meja Kasir Alternatif 1
Meja kasir alternatif 1 ini dirancang berdasarkan data anthropometri, dimana meja ini akan digunakan oleh kasir untuk bekerja. Meja ini dirancang memiliki tempat untuk meletakkan CPU, keyboard, dan laci. Selain itu, meja ini memiliki sandaran kaki yang dapat didorong sehingga memudahkan orang yang ingin menggunakan sandaran kaki atau tidak. Bahan pembuat meja ini adalah kayu sehingga mudah dibersihkan. Selain itu, warna dari meja ini adalah coklat muda karena warna coklat memberikan efek netral dan merangsang.
Rancangan meja ini ada yang menggunakan data anthropometri dari meja aktual yang dapat dilihat pada Bab 5, tetapi ada juga data anthropometri yang berbeda dari meja aktual karena terdapat tambahan fungsi dari meja, seperti sandaran kaki dan lainnya. Penjabaran data anthropometri yang berbeda dari meja aktual, yaitu :
1. Panjang Meja 1
data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah 2*jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan dengan persentil 5% yang diambil dari jenis kelamin wanita. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 1220 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 820 mm. 2. Lebar Meja 1
4. Panjang Tempat CPU
Dalam menentukan panjang tempat CPU ini, data acuan yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 1*panjang CPU. Ukuran dari data acuan ini sebesar 480 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 495 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah panjang meja 1 – (½*tebal sekat). Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 810 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 810 mm. 5. Lebar Tempat CPU
Dalam menentukan lebar tempat CPU ini, data anthropometri yang digunakan sebagai patokan minimum adalah 1*lebar CPU. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 200 mm. Selain itu, diberi kelonggaran keleluasaan sebesar 15 mm sehingga ukuran data acuannya menjadi 215 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah lebar meja 1 – lebar panggul – (2*lebar telapak tangan sampai ibu jari) – tebal sekat. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 772 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 450 mm.
6. Tinggi Tempat CPU
Ukuran rancangan yang digunakan untuk tinggi tempat CPU sebesar 539 mm. Hal ini dikarenakan sisa dari tinggi meja dikurangi dengan tinggi laci.
7. Panjang Tempat Keyboard
anthropometri ini sebesar 800 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 250 mm.
8. Lebar Tempat Keyboard
Ukuran rancangan yang digunakan untuk lebar tempat keyboard sebesar 920 mm. Hal ini dikarenakan sisa dari lebar meja dikurangi dengan lebar laci.
9. Panjang Sandaran Kaki
Dalam menentukan panjang sandaran kaki ini, data anthropometri yang digunakan sebagai patokan minimum adalah ½*panjang telapak kaki dengan P 95% yang diambil dari jenis kelamin pria. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 133 mm. Untuk data anthropometri yang digunakan sebagai patokan maksimum adalah panjang telapak kaki dengan P 95% yang diambil dari jenis kelamin pria. Ukuran dari data anthropometri ini sebesar 266 mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 200 mm.
10. Lebar Sandaran Kaki
Ukuran rancangan yang digunakan untuk lebar sandaran kaki sebesar 920 mm. Hal ini dikarenakan sisa dari lebar meja dikurangi dengan lebar tempat CPU.
11. Tinggi Sandaran Kaki
mm. Oleh karena itu, ukuran rancangan yang digunakan sebesar 90 mm.
6.1.4.1.3Analisis Sudut Pandang Rancangan Meja Kasir Alternatif 1
Berikut adalah gambar sudut pandang mata kasir ke monitor komputer dalam menggunakan rancangan meja kasir alternatif 1 :
400 mm
Monitor
724 mm
Lantai
1134 mm
Skala 1 : 20
Kasir 15°
365 mm
753 mm
455 mm 679 mm
Gambar 6.27
Sudut Pandang Mata Kasir Menggunakan Rancangan Meja Kasir Alternatif 1