Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH
GURU DAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH
TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
FISIKA SISWA SMK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Fisika
oleh:
DERI ANDESPA
0800431
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH
GURU DAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH
TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
FISIKA SISWA SMK
Disusun oleh
Deri Andespa 0800431
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Drs.Muslim, M.Pd NIP.196406061990031003
Pembimbing II
Ridwan Efendi, S.Pd, M.Pd NIP.197701102008010011
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN REMEDIAL
TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH GURU DAN REMEDIAL
TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH TUTOR SEBAYA DALAM
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMK” ini
sepenuhnya merupakan karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan
plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Bandung, November 2012 Yang membuat pernyataan,
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penerapan
Remedial Teaching
Dengan Variasi
Metode Oleh Guru Dan
Remedial Teaching
dengan
Variasi
Metode
Oleh
Tutor
Sebaya
Dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Oleh Deri Andespa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Deri Andespa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH GURU
DAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH TUTOR SEBAYA
DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMK
Deri Andespa
NIM. 0800431
Pembimbing I: Drs. Muslim, M.Pd. Pembimbing II: Ridwan Efendi, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI Bandung
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pelaksanaan pembelajaran remedial di sekolah tidak terlaksana sebagaimana mestinya, sehingga mengakibatkan rendahnya penguasaan konsep siswa. Salah satu sebab rendahnya penguasaan konsep siswa adalah kurang tepatnya metode pembelajaran remedial yang digunakan guru dalam pembelajaran. Remedial teaching dengan variasi metode oleh guru dan remedial teaching dengan variasi metode oleh tutor sebaya, merupakan salah satu bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial yang diberikan kepada siswa yang tidak tuntas. Metode tersebut dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa yang belum tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan remedial teaching dengan variasi metode oleh guru, dan setelah diterapkan remedial teaching dengan variasi metode oleh tutor sebaya. Dari hasil penelitian tersebut, akan diperoleh metode remedial teaching mana yang lebih dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Karena dalam penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen dan tanpa kelas kontrol, maka desain penelitian yang digunakan adalah the static group pretest-posttest design. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling, maka dipilih sebanyak dua kelas dari populasi siswa kelas XI salah satu SMK Negeri di Bandung tahun pelajaran 2012/2013. Hasil pengolahan data penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen pertama, yang mendapat perlakuan berupa pemberian remedial teaching dengan variasi metode oleh guru, diperoleh rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,67 dengan kategori sedang. Sedangkan hasil pengolahan data penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen kedua, yang mendapat perlakuan berupa pemberian remedial teaching dengan variasi metode oleh tutor sebaya, diperoleh rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,81 dengan kategori tinggi. Dari perolehan nilai rata-rata gain ternormalisasi untuk masing-masing kelas eksperimen tersebut, terlihat adanya perbedaan hasil yang diperoleh. Perbedaan hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa, penerapan remedial teaching dengan variasi metode oleh tutor sebaya lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa yang belum tuntas atau remedial, dibandingkan dengan pemberian remedial teaching dengan variasi metode oleh guru.
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH GURU
DAN REMEDIAL TEACHING DENGAN VARIASI METODE OLEH TUTOR SEBAYA
DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMK
Deri Andespa
NIM. 0800431
Pembimbing I: Drs. Muslim, M.Pd. Pembimbing II: Ridwan Efendi, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI Bandung
ABSTRACT
The research is motivated by the fact that the implementation of remedial teaching in schools is not done properly, resulting in poor student mastery of concepts. One reason for the lack of mastery of concepts students are less precise remedial teaching methods used by teachers in learning. Remedial teaching with a variety of methods by teachers and remedial teaching with a variety of methods by peer tutors, is one form of implementation of remedial teaching given to students who do not complete. This method can be an alternative to improve students' mastery of concepts that have not been completed. This study aims to determine the increase in students' mastery of concepts as applied to remedial teaching by teachers with a variety of methods, and after application of remedial teaching with a variety of methods by peer tutors. From this research, will be obtained remedial teaching method which is more can improve students' mastery of concepts. The research method used was quasi experiment. Because in this study used two experimental classes and classless control, the design of the study is the static group pretest-posttest design. The samples were selected using purposive sampling technique, then selected by two classes of the population of one of the students of class XI Vocational High School in Bandung school year 2012/2013. The results of the data processing students' mastery of concepts in the first class of experiments, which are treated for the provision of remedial teaching by teachers with a variety of methods, obtained an average gain of 0.67 normalized by category. While the results of data processing students' mastery of concepts in the class the second experiment, which are treated for the provision of remedial teaching with a variety of methods by a peer tutor, obtained an average gain of 0.81 normalized with the high category. Of the acquisition value of the average normalized gain for each class experiment, seen a difference in the results obtained. The difference in the results obtained show that, the implementation of remedial teaching with a variety of methods by peer tutors are more effective in improving students' mastery of concepts that have not been completed or remedial, compared with the provision of remedial teaching with a variety of methods by teachers.
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah ...
A. Konsep Remedial Teaching ...
1. Pengertian Remedial Teaching...
2. Perlunya Remedial Teaching...
3. Tujuan Remedial Teaching...
16
16
18
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Fungsi Remedial Teaching ...
5. Srategi dan Teknik Pendekatan Remedial Teaching...
6. Metode dalam Remedial Teaching...
7. Langkah-Langkah Pelaksanaan Remedial Teaching...
B. Penguasaan Konsep ...
C. Langkah-Langkah Penerapan Remedial Teaching...
D. Konsep Suhu dan Kalor...
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ……….
G. Analisis Uji Coba Instrumen Penenlitian………….…………..
H. Teknik Pengolahan Data ………
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ..………...
B. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran………..….
C. Analisis Tes Awal ..………...
D. Analisis Tes Akhir ..………...
E. Analisis Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa...
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...
B. Saran ...
121
122
DAFTAR PUSTAKA ... 123
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran ...
B. Uji Coba Instrumen Penelitian ...
C. Instrumen Penelitian………..
D. Analisis Hasil Penelitian………..………..……..………..
E. Dokumentasi………..…..……… ….
F. Format Isian………
G. Surat-surat Penelitian...
H. Studi Pendahuluan……….
126
161
214
241
271
274
275
276
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. 1 Hasil Observasi Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)……..…
Tabel 3. 1 Kriteria Validitas Tes...
Tabel 3. 2 Interpretasi Reliabilitas...
Tabel 3. 3 Interpretasi Tingkat Kesukaran...
Tabel 3. 4 Interpretasi Daya Pembeda ……..…...……...
Tabel 3. 5 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ………
Tabel 3. 6 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran...…
Tabel 3. 7 Interval Gain Ternormalisasi...
Tabel 4. 1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ...……...
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Remedial
Pada Kedua Kelas Eksperimen...
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Rata-rata Gain Ternormalisasi untuk Kelas
Eksperimen Pertama………
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Rata-rata Gain Ternormalisasi untuk Kelas
Eksperimen Kedua………..
Tabel 4. 5 Persentase Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa pada Setiap
Sub-Konsep Materi .……….
Tabel 4. 6 Rekapitulasi Penguasaan Konsep Siswa pada Kelas Eksperimen
Pertama dan pada Kelas Eksperimen kedua .……….….
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa untuk
setiap Jenjang Kognitif yang Diteliti ...………..
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Langkah-Langkah Penerapan Remedial Teaching...
Gambar 3. 1 The Static Group Pretest-Posttest Design...……...
Gambar 3. 2 Alur Penelitian……….
Gambar 4. 1 Ketuntasan Awal Siswa pada Kelas Eksperimen
Pertama...……...
Gambar 4. 2 Ketuntasan Awal Siswa pada Kelas Eksperimen
Kedua...……...
Gambar 4. 3 Persentase Ketercapaian Indikator Pembelajaran Awal...
Gambar 4. 4 Persentase Ketuntasan Akhir Siswa pada Kelas Eksperimen
Pertama...……...
Gambar 4. 5 Persentase Ketuntasan Akhir Siswa pada Kelas Eksperimen
Kedua...……...
Gambar 4. 6 Persentase Ketercapaian Indikator Pembelajaran
Akhir...……...
Gambar 4. 7 Distribusi Skor Tes Awal dan Tes Akhir Siswa Pada Kelas
Eksperimen Pertama...……...
Gambar 4. 8 Distribusi Skor Tes Awal dan Tes Akhir Siswa Pada Kelas
Eksperimen Kedua...……...
Gambar 4. 9 Diagram Batang Persentase Siswa yang Mendapat Nilai Gain
Sedang dan Tinggi Pada Kelas Eksperimen Pertama...
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4. 10 Diagram Batang Persentase Siswa yang Mendapat Nilai Gain
Sedang dan Tinggi Pada Kelas Eksperimen Kedua...
Gambar 4. 11 Diagram Batang Persentase Tes Awal dan Tes Akhir untuk
Setiap Jenjang Kognitif yang Diteliti di Kelas Eksperimen
Pertama...
Gambar 4. 12 Diagram Batang Gain yang Dinormalisasi Tiap Jenjang
Kognitif Pada Kelas Eksperimen Pertama...
Gambar 4. 13 Diagram Batang Persentase Tes Awal dan Tes Akhir untuk
Setiap Jenjang Kognitif yang Diteliti di Kelas Eksperimen
Kedua...
Gambar 4. 14 Diagram Batang Gain yang Dinormalisasi Tiap Jenjang
Kognitif Pada Kelas Eksperimen Kedua...
101
106
107
108
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………
A.1.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1………
A.1.b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2………
A.1.c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3
• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Remedial (RPPR)
denganVariasi Metode Oleh Guru……….……
• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Remedial (RPPR) dengan
Metode Tutor Sebaya……….…
A.1.d Skenario Pembelajaran 3
• Skenario Pembelajaran Remedial (SPR) denganVariasi Metode
Oleh Guru………
• Skenario Pembelajaran Remedial (SPR) dengan Metode Tutor
Sebaya………
Lampiran B
B.1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba………
B.2 Instrumen Uji Coba………
B.3 Distribusi Skor Uji Coba Instrumen………..………
B.4 Analisis Uji Coba Instrumen……….…………
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran C
C.1 Instrumen Tes
C.1.a Kisi-Kisi Soal……….……
C.1.b Soal………
C.2 Format Angket Keterlaksanaan Model Pembelajaran
C.2.a Format Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Remedial
dengan Variasi Metode Oleh Guru (CPDT) ……….……
C.2.b Format Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Remedial
dengan Metode Tutor Sebaya………
Lampiran D
D.1 Distribusi Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tiap Kelas Eksperimen ……
D.2 Analisis Ketuntasan Awal dan Akhir Siswa………
D.3 Analisis Ketercapaian Indikator Pembelajaran Awal dan Akhir………
D.4 Analisis Gain Ternormalisasi Tiap Kelas Eksperimen………
D.5 Analisis Jenjang Kognitif yang Diteliti………..…….
D.6 Keterlaksanaan Model Pembelajaran………..…
Lampiran E
Dokumentasi Penelitian………
Lampiran F
F.1 Format Isian Bimbingan Skripsi/Tugas Akhir………
F.2 Format Isian Judgment………
F.3 Format Isian Lembar Observasi Keterlaksanaan Model
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran G
G.1 Surat Pengantar Studi Pendahuluan………
G.2 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Penilai Instrumen
Penelitian………..…
G.3 Surat Pengantar Uji Coba Instrumen Penelitian Dan Surat Pengantar
Penelitian………..…
G.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian………..……
Lampiran H
H.1 Format Wawancara Guru……….………
H.2 Format Angket Siswa………
H.3 Rekap Hasil Wawancara Guru………..……
H.4 Rekap Hasil Analisis Angket Siswa……….……… 275
277
278
279
1
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah
melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu
pembelajaran, guru diharapkan mampu mengembangkan dan memilih strategi yang
tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran. Suasana belajar siswa sangat tergantung
pada kondisi pembelajaran dan kesanggupan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya menarik
dan terpusat pada siswa (student centered learning) maka motivasi dan perhatian
siswa akan terbangkitkan sehingga akan terjadi peningkatan interaksi siswa dengan
siswa dan siswa dengan guru sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.
Remedial Teaching merupakan salah satu metode pembelajaran dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa terutama bagi siswa yang belum berhasil dalam hal
pencapaian kompetensi (Depdiknas, 2003). Siswa yang tergolong lambat menguasai
suatu standar kompetensi pada pembelajaran biasa yang diikuti dalam kelas regular,
2
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ada di dalam dirinya, sehingga memerlukan pembelajaran remedial.
Pembelajaran remedial fokus terhadap topik tertentu (sesuai dengan kebutuhannya),
tergantung pada usia siswa dan kesulitan yang dialaminya dalam memahami suatu
topik. Bagi siswa yang sudah baik hasil belajarnya, cukup diberi pengayaan dengan
tugas rumah. Agar pembelajaran remedial dapat mencapai hasil yang diharapkan,
maka pelaksanaannya perlu melalui prosedur atau langkah-langkah yang memadai
serta menggunakan metode yang tepat. Dalam usaha memberikan bantuan
pembelajaran remedial kepada anak yang menghadapi kesulitan belajar, dapat
ditempuh langkah-langkah yaitu manandai atau mengenali murid yang mengalami
kesulitan belajar, mengetahui sifat dan jenis kesulitan belajar, mengetahui latar
belakang kesulitan belajar, menetapkan kemungkinan-kemungkinan usaha bantuan
serta evaluasi dan tindak lanjut (Depdikbud, 2002).
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model
pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24
Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran
berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem yang dimaksud ditandai
3
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik
diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik
mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Standar atau kriteria ketercapaian kompetensi yang digunakan mengacu kepada
penjelasan Depdiknas (2004) bahwa “peserta didik yang telah memenuhi semua
persyaratan minimal dinyatakan kompeten dikonversi dengan lambang angka 70
(dalam skala 0 s/d 100) sebagai batas tuntas)”.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas,
dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau
materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan
berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi dan pembelajaran
kolaboratif/kooperatif. Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai
media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari
kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dsb (Akhmad, 2008).
Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan
instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada
akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan
harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar
4
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan
(Akhmad, 2008).
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang
harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian
program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial
diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program
pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu
memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Dengan diberikannya
pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan
belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang
telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali
setelah mendapatkan program pembelajaran remedial (Akhmad, 2008).
Kenyataan yang terjadi dilapangan mengindikasikan bahwa pelaksanaan
pembelajaran remedial di sekolah tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
Pembelajaran remedial yang dilakukan guru kepada siswa peserta remedial tidak
seperti yang telah diatur oleh pemerintah. Kebanyakan proses remedial yang
dilakukan guru di sekolah tanpa dibarengi dengan proses remedial teaching dan
5
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengungkapkan pro dan kontra tentang remedial, Rahmat (2009) mengungkapkan
beberapa alasan tentang mengapa remedial tidak perlu dilaksanakan diantaranya:
“Tes remedial yang selama ini dilakukan oleh sekolah-sekolah di seantaro tanah air jarang sekali didahului remedial teaching (pengajaran remedial). Padahal,
syarat mutlak pendekatan belajar tuntas adalah jika siswa tidak mencapai batas
lulus KKM, kepadanya harus diberikan pengajaran remedial dengan metode yang berbeda”.
Selain itu juga dijelaskan oleh Carrol dalam DIKLAT/BIMTEK KTSP
(2009), bahwa ”Peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang
benar dan hasil yang baik. Siswa yang belum tuntas maka siswa tersebut
melakukan program remedial (remedial teaching dan remedial test) dan yang
sudah tuntas melakukan pengayaan dengan materi yang sama”.
Selain penjelasan diatas, hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi yang
penulis lakukan di beberapa sekolah diantaranya salah satu SMK di Garut, dua SMA
Negeri di Bandung, dan salah satu SMA Negeri di Cimahi yakni melalui wawancara
dengan guru pelajaran fisika di sekolah tersebut. Dari hasil wawancara dengan guru
diperoleh informasi bahwa pemberian pembelajaran remedial kepada siswa yang
tidak tuntas hanya dengan memberikan tambahan tugas dengan mengerjakan
soal-soal fisika tampa memberikan bimbingan belajar (remedial teaching) dan tidak
6
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
benar-benar sudah menguasai materi setelah diberikan tugas. Setelah tugas tersebut
dikumpulkan, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Hal ini disebabkan tidak
tersedianya waktu lebih bagi guru untuk melakukan pembelajaran ulang atau
bimbingan.
Selain itu berdasarkan pengalaman peneliti saat PLP, banyak ditemukan siswa
yang belum memahami materi sebelumnya yang saling terkait dengan materi
berikutnya, sehingga ketika peneliti akan menjelaskan materi berikutnya, peneliti
justru harus mengulang materi sebelumnya tersebut dan akibatnya waktu
penyampaian materi yang seharusnya diajarkan jadi terpakai dan berkurang. Hal ini
menunjukan bahwa siswa tidak akan bisa memahami materi berikutnya jika siswa
tersebut tidak memahami materi sebelumnya. Artinya, siswa yang belum menguasai
materi sebelumnya tersebut perlu diberikan pembelajaran ulang sehingga siswa
tersebut dapat memahami materi dengan utuh dan menyeluruh.
Kemudian peneliti juga melakukan studi pendahuluan disalah satu SMK
Negeri di Bandung terhadap siswa kelas X, dari hasil observasi tersebut diperoleh
data sebagai berikut: rata-rata nilai UAS yang diperoleh siswa di kelas X berada di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Jumlah
siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sebesar 94% atau berjumlah 34 orang
siswa dari total 36 orang siswa di kelas tersebut. Adapun yang tuntas hanya 5,1% atau
berjumlah 2 orang siswa. KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran
7
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1 Hasil Observasi Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)
Jumlah
siswa
KKM Jumlah Siswa yang mendapat nilai UAS
< 70
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas sangat
banyak. Kemudian penulis melakukan wawancara terhadap guru untuk
mengetahui perlakuan apa yang diberikan guru terhadap siswa yang tidak
tuntas. Melalui wawancara tersebut guru menjelaskan bahwa rendahnya hasil
belajar fisika siswa tersebut disebabkan rendahnya penguasaan konsep siswa
terhadap pelajaran fisika dan pada saat awal masuk ke SMK, diketahui
8
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemberian tes/ulangan/UTS dan bahkan UAS selalu dijumpai banyak siswa
yang tidak tuntas. Untuk siswa yang tidak tuntas diberikan remedial dengan
pemberian tugas berupa pengerjaan latihan soal dalam jumlah yang lebih
banyak. Kemudian tugas tersebut dikumpulkan, siswa yang mengumpulkan
tugas tersebut dinyatakan tuntas dan mendapat nilai sesuai KKM. Guru juga
menjelaskan tidak pernah melakukan pembelajaran ulang terhadap siswa yang
belum tuntas dengan alasan tidak tersedianya waktu lebih untuk melakukan
pembelajaran ulang. Dari wawancara tersebut guru berharap ada sebuah
metode pembelajaran yang efektif diterapkan kepada siswa yang remedial,
tampa mengganggu jalannya proses belajar mengajar berikutnya dan
membutuhkan waktu yang singkat dan efektif dalam pelaksanaanya.
Selain itu, selama studi pendahuluan di sekolah tersebut, penulis juga
menyebarkan angket kepada 66 orang siswa kelas X di SMK yang akan
penulis teliti. Hasil analisis angket tersebut dapat dilihat pada lampiran H
halaman 266 atau seperti yang dijelaskan berikut ini:
1. Dari 66 responden, yang menyatakan menyukai pelajaran fisika ada
12,12% siswa, kimia 25,75%, Teknik 45,45%, dan pelajaran lainnya
16,66%.
2. Pendapat siswa tentang fisika: mudah 16,66%, biasa-biasa saja 21,21%,
9
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tanggapan siswa terhadap metode yang biasa digunakan guru dalam
menyampaikan pelajaran fisika di kelas: ceramah 59,09%, diskusi
22,72%, demonstrasi dan eksperimen 18,18%.
4. Tanggapan siswa terhadap nilai Fisika yang diperoleh: dibawah KKM
77,27%, diatas KKM 16,66% dan tidak tahu 6,06%.
5. Apakah guru pernah memberikan remedial kepada siswa yang tidak
lulus?, tanggapan siswa adalah 100% siswa menyatakan pernah.
6. Apakah guru pernah melakukan pembelajaran ulang atau bimbingan
belajar kepada siswa yang tidak lulus?, tanggapan siswa adalah 100%
siswa menyatakan tidak pernah.
7. Apa bentuk pembelajaran remedial yang sering diberikan guru kepada
siswa yang tidak tuntas?, tanggapan siswa adalah pemberian tugas 100%.
8. Apakah guru pernah memberikan tes lagi kepada siswa yang belum tuntas
setelah diberikan remedial?, tanggapan siswa adalah 100% menyatakan
tidak pernah.
Dari penjelasan analisis angket di atas dapat disimpulkan bahwa siswa
yang menyukai pelajaran fisika sangat sedikit sekali. Siswa beranggapan
bahwa fisika itu sangat sulit. Metode yang sering digunakan guru dalam
mengajar fisika di kelas adalah metode ceramah. Banyak siswa memperoleh
nilai fisika dibawah KKM, siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
10
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran ulang atau bimbingan dan tidak pernah melakukan tes ulang
kepada siswa yang tidak lulus tersebut. Bentuk remedial yang sering diberikan
guru adalah pemberian tugas.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Remedial Teaching
dengan Variasi Metode Oleh Guru dan Remedial Teaching dengan Variasi
Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika
Siswa SMK.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Penerapan Remedial
Teaching dengan Variasi Metode Oleh Guru dan Remedial Teaching dengan
Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep
Fisika Siswa?”
Untuk lebih jelasnya, perumusan masalah dapat dirinci menjadi beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan remedial teaching dengan variasi metode oleh guru
11
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimanakah penerapan remedial teaching dengan variasi metode oleh tutor
sebaya dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa?
3. Metode remedial teaching manakah yang lebih efektif digunakan pendidik
dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa?
C. Batasan Masalah
Berhubung karena aspek yang berkaitan dengan penelitian cukup komplek,
dan mengingat keterbatasan peneliti serta untuk lebih memfokuskan
pembahasannya, maka dilakukan pembatasan masalah, yaitu:
1. Bentuk pembelajaran remedial ada empat macam, yakni pemberian
pembelajaran ulang dengan variasi metode oleh guru, pemberian
bimbingan secara khusus, pemberian tugas latihan secara khusus, dan
pemanfaatan tutor sebaya. Pada penelitian ini hanya menggunakan bentuk
pembelajaran remedial dengan variasi metode oleh guru dan pemanfaatan
tutor sebaya. Standar ketercapaian proses pembelajaran remedial adalah
jika 70% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran remedial
memperoleh nilai di atas KKM.
2. Faktor yang menyebabkan ketidaktuntasan siswa menurut Fontana (Arjuna,
2012), meliputi aspek internal dan eksternal. Faktor Internal (dari dalam
12
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin,
kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan penginderaan
seperti melihat, mendengarkan dan merasakan. Faktor Eksternal (dari luar)
yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran
seperti guru, kualitas pembelajaran, instrument atau fasilitas pembelajaran
baik berupa Hardware maupun Software serta lingkungan, baik lingkungan
sosial dan alam. Akan tetapi yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah
pada aspek internal yaitu aspek penguasaan konsep siswa terhadap materi,
yang menunjukan kemampuan kognitif siswa terhadap materi yang
diajarkan. Penguasaan konsep yang digunakan yaitu berdasarkan aspek
kognitif menurut Anderson. Ranah kognitif yang diteliti hanya aspek
mengingat (remembering) (C1), aspek memahami (understanding) (C2),
aspek mengaplikasi (applying) (C3), dan aspek menganalisis (analyzing)
(C4).
D. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diawal, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan penguasaan konsep fisika siswa setelah diterapkannya remedial
13
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Peningkatan penguasaan konsep fisika siswa setelah diterapkannya remedial
teaching dengan variasi metode oleh tutor sebaya.
3. Metode remedial teaching manakah yang lebih efektif digunakan pendidik
dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa yang remedial.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Bagi guru, dengan penelitian ini guru dapat mengetahui metode remedial
teaching yang lebih efektif digunakan untuk meningkatkan penguasaan
konsep fisika siswa yang remedial, serta dapat menerapkan prosedur
pelaksanaan pembelajaran remedial secara benar di sekolah.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa dalam
meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap mata pelajaran fisika
khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam
rangka perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah itu sendiri.
4. Bagi sumbangan pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan dalam
memperbaiki penerapan pelaksanaan pembelajaran remedial di Indonesia.
14
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebasnya adalah remedial teaching dengan variasi
metode oleh guru dan remedial teaching dengan variasi metode
oleh tutor sebaya.
2. Variabel terikatnya adalah penguasaan konsep siswa terhadap
pelajaran fisika.
G. Definisi Operasional
1. Remedial teaching dengan variasi metode oleh guru maksudnya adalah
pemberian metode dan media yang berbeda dengan saat pembelajaran
sebelum remedial teaching. Yakni dengan menggunakan metode ceramah
plus diskusi dan tugas. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanan tes atau
pertanyaan. Pelaksanaan remedial teaching dengan variasi metode oleh guru
ini dapat diketahui dengan menggunakan observer selama pelaksanaan
pembelajaran. Observer bertugas untuk mengamati keterlaksanaan
pembelajaran remedial dari awal sampai akhir yang dicantumkan dalam
lembar observasi.
2. Remedial teaching dengan variasi metode oleh tutor sebaya adalah
pemberian pembelajaran ulang dengan memanfaatkan seorang teman atau
15
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa
dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih
untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau
memahami suatu konsep. Pelaksanaan remedial teaching dengan variasi
metode oleh tutor sebaya ini dapat diketahui dengan menggunakan observer
selama pelaksanaan pembelajaran. Observer bertugas untuk mengamati
keterlaksanaan pembelajaran remedial dari awal sampai akhir yang
dicantumkan dalam lembar observasi.
3. Penguasaaan konsep adalah suatu tingkatan kemampuan seseorang dimana
tidak sekedar mampu menyebutkan atau menghafal konsep-konsep, tetapi
lebih dari itu, mampu memahami, mendefinisikan atau menjelaskan
konsep-konsep dengan cara apapun, serta mampu menerapkannya dalam berbagai
macam permasalahan dalam situasi apapun. Penguasaan konsep yang
digunakan pada penelitian ini mengacu pada tingkatan kemampuan kognitif
siswa menurut Taksonomi Anderson. Aspek-aspek yang diteliti yaitu
meliputi: aspek mengingat (remembering) (C1), aspek memahami
(understanding) (C2), aspek aplikasi (applying) (C3), dan aspek
menganalisis (analyzing) (C4). Peningkatan penguasaan konsep siswa dapat
16
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tes awal atau sebelum perlakuan kemudian dilanjutkan dengan pemberian
tes akhir setelah diberikan perlakuan. Dari nilai tes awal dan tes akhir yang
65
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
pengumpulan data, prosedur penelitian, uji coba instrumen, dan teknik analisis
data.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (Quasi Experiment). Isaac (Panggabean, 1996)
mengungkapkan tujuan penelitian eksperimental semu adalah:
Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua
variabel yang relevan.
Metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian
yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa
ada kelompok pembanding (kelompok kontrol).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian
66
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode remedial teaching dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa,
sehingga dibutuhkan dua kelas eksperimen yang akan diukur peningkatan
pemahaman konsepnya. Oleh karena itu, desain penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah the static group pretest-posttest design. Dalam desain
ini terdapat dua kelas eksperimen yang mendapat perlakuan berbeda, dengan
masing-masing kelas mendapatkan dua kali tes yaitu tes awal (Pretest) sebelum
mendapatkan perlakuan dan tes akhir (Posttest) setelah mendapatkan perlakuan.
Penjelasannya seperti gambar berikut:
Pretest Treatment Posttest
T1 X1 T2
T1 X2 T2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
The Static Group Pretest-Posttest Design
Keterangan:
T1 : Pretest (pretest diberikan sebelum perlakuan/treatment).
X1 : Treatment yang diberikan menggunakan remedial
teaching dengan variasi metode oleh guru (Kelas
Eksperimen Pertama).
67
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X2 : Treatment yang diberikan menggunakan remedial
teaching dengan metode tutor sebaya (Kelas Eksperimen
kedua).
T2 : Posttest (posttest diberikan setelah perlakuan/treatment).
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK di Kota
Bandung. Sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas XI
SMK di Kota Bandung. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan atau tujuan tertentu” (Arikunto, 2008). Misalnya
pemilihan kelas yang akan dipakai sebagai kelas eksperimen, kelas yang
bisa dipakai adalah kelas X dan kelas XI semester satu, karena
mempertimbangkan bahwa kalau menggunakan kelas XII untuk kelas
eksperimen tidak diperbolehkan oleh pihak sekolah karena mereka akan
dipersiapkan untuk UAN, begitupun untuk kelas XI semester 2 tidak bisa
dijadikan sampel penelitian karena mereka akan praktek industri.
Karena penelitian ini membutuhkan dua kelas eksperimen, maka
peneliti menggunakan kelas XI PPU1 (Permesinan Pesawat Udara) dan
kelas XI EPU 1 (Elektronika Pesawat Udara) selama penelitian
berlangsung.
68
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk
memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini peneliti
membuat seperangkat instrumen penelitian. Instrumen-instrumen tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Instrumen Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Arikunto, 2008). Tes yang digunakan pada penelitian ini hanya
untuk mengukur penguasaan konsep ranah kognitif, yang meliputi: aspek
mengingat (remembering) (C1), aspek memahami (understanding) (C2),
aspek aplikasi (applying) (C3), dan aspek menganalisis (analyzing) (C4).
b) Instrumen Non-Tes
Instrumen non-tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dan angket. Wawancara dan angket ini digunakan untuk
memperoleh latar belakang masalah saat studi pendahuluan.
c) Proses pengembangan instrumen
Pengembangan instrumen lebih banyak dilakukan terhadap instrumen tes.
Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu penulis
mengujicobakan instrumen tersebut kepada siswa yang telah memperoleh materi
yang akan diujicobakan. Data hasil uji coba tes dianalisis untuk mendapatkan
69
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Berikut dipaparkan analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui
layak atau tidaknya instrumen tes penelitian.
Analisis Validitas
Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes (Arikunto,
2010). Tes yang valid (absah = sah) adalah tes yang benar-benar mengukur apa
yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat
menggunakan suatu teknik korelasi product moment seperti yang dikemukakan
oleh Pearson yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variable x dan y
X = Skor siswa tiap butir soal
Y = Skor total tiap siswa uji coba
N = Jumlah siswa
Harga koefisien korelasi yang didapat, diinterpretasikan dengan
menggunakan tolak ukur sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Tes
(Arikunto, 2010)
70
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nilai rxy Kriteria
1,00 Sempurna
0,800-0,99 Sangat tinggi
0,600-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat rendah
< 0.00 Tidak sempurna
(Arikunto, 2010)
Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh
mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau tidak
berubah-ubah (Arikunto, 2010). Tes yang reliable adalah tes yang menghasilkan
skor yang tidak berubah-ubah ketika diteskan pada situasi yang berbeda. Nilai
reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik
yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah dengan menggunakan
metode belah dua (split-half method) ganjil genap karena instrumen yang
digunakan berupa soal pilihan ganda. Pada saat pemberian skor, tes dibelah
menjadi dua sehingga tiap siswa memperoleh dua macam skor, yakni skor yang
diperoleh dari soal-soal yang bernomor ganjil dan skor yang diperoleh dari soal –
soal yang bernomor genap. Selanjutnya skor ganjil dikorelasikan dengan skor
genap, hasilnya adalah koefesien korelasi rgg. Koefisien korelasi ganjil – genap
tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefesien reliabilitas tes, dengan
71
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
%
Keterangan : r11 = koefisien realibilitas tes
rgg = koefisien korelasi ganjil – genap
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal
tersebut tergolong mudah atau sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2010). Untuk
menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus :
(Arikunto, 2010)
(Arikunto, 2010) (Persamaan 3.2)
(Arikunto, 2010)
72
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
SA = jumlah skor kelompok atas
SB = jumlah skor kelompok bawah
IA = jumlah skor ideal kelompok atas
IB = jumlah skor ideal kelompok bawah
Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran tiap item soal tiap tahap
dilakukan dengan interpretasi berikut ini :
Tabel 3.3
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Nilai TK Interpretasi
0% – 15% Sangat sukar
16% – 30% Sukar
31% – 70% Sedang
71% – 85% Mudah
86% - 100% Sangat mudah
(Arikunto, 2010)
73
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah (Arikunto, 2010).
Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal terlebih dahulu menentukan
skor total siswa dari siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah. Kemudian
dibagi dua menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Kemudian menghitung
daya pembeda dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
DP = daya pembeda
Sa = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab dengan benar
Sb = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar
Ja = jumlah siswa kelompok atas
Jb = jumlah siswa kelompok bawah
Nilai daya pembeda (DP) yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan pada
kategori berikut ini :
Tabel 3.4
Interpretasi Daya Pembeda Instrumen Tes
(Persamaan 3.4)
74
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai DP Interpretasi
0,00 – 0,20 Poor (jelek)
0,20 – 0,40 Satisfactory (cukup)
0,40 – 0,70 Good (baik)
0,70 – 1,00 Excellent (baik sekali)
negatif Tidak baik, soal sebaiknya di buang
(Arikunto, 2010)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh
data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara dan angket.
a) Tes
Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis
(paper and pencil test) yaitu tes penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda
yang dibuat berdasarkan indikator ranah kognitif, yang meliputi: aspek
mengingat (remembering) (C1), aspek memahami (understanding) (C2), aspek
aplikasi (applying) (C3), dan aspek menganalisis (analyzing) (C4)
b) Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan.
Kegiatan wawancara ini ditujukan untuk guru mata pelajaran fisika yang
75
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wawancara ini ialah untuk mengetahui beberapa hal diantaranya: kondisi
siswa di sekolah tempat penelitian, nilai standar kelulusan/KKM yang
ditetapkan oleh sekolah, kegiatan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan
oleh guru dan siswa serta kondisi sekolah seperti sarana dan prasarana yang
tersedia.
c) Angket
Pengumpulan data dengan teknik angket dilakukan ketika studi
pendahuluan. Angket disebarkan kepada siswa guna memperkuat data studi
pendahuluan yang telah diperoleh sebelumnya.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu:
a. Tahap Persiapan
1) Melakukan studi lapangan / studi pendahuluan.
2) Merumuskan masalah penelitian.
3) Melakukan studi literatur.
76
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran serta instrumen
penelitian.
6) Judgment instrument penelitian kepada dua dosen dan guru mata
pelajaran fisika yang berada di sekolah tempat penelitian akan
dilaksanakan.
7) Mengujicobakan instrumen penelitian yang telah dijudgmen.
8) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian
menentukan soal yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Penentuan kelas eksperimen
2) Memberikan pembelajaran awal dengan metode ceramah dan
demonstrasi oleh guru pada kedua kelas eksperimen.
3) Memberikan tes formatif atau tes awal untuk memperoleh siswa
yang tuntas dan tidak tuntas.
4) Pengelolahan tes formatif atau tes awal. Siswa yang tuntas
dijadikan tutor sebaya dan mendapat bimbingan oleh guru
sedangkan siswa yang tidak tuntas diberikan pembelajaran
remedial (perlakuan).
5) Siswa yang tidak tuntas dibagi kedalam dua kelas. Kelas pertama
mendapat pembelajaran remedial dengan variasi metode oleh guru
dan kelas yang kedua mendapat pembelajaran dengan metode tutor
77
Deri Andespa, 2013
Penerapan Remedial Teaching Dengan Variasi Metode Oleh Guru Dan Remedial Teaching
Dengan Variasi Metode Oleh Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6) Setelah perlakuan dilakukan tes akhir kepada kedua kelas
eksperimen.
c. Tahap Akhir
1) Mengolah dan menganalisis hasil data tes formatif atau tes awal
tes akhir.
2) Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang
≥KKM
Tes Awal atau Pretest
G. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, instrumen tes terlebih
dahulu diujicobakan. Dalam penelitian ini, uji coba ini dilakukan kepada siswa SMK
kelas XII di sekolah yang sama. Data hasil uji coba kemudian dianalisis yang
meliputi uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Sehingga
diperoleh instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
Analisis hasil uji coba instrumen penelitian tersebut dapat dilihat pada lampiran B
Tabel 3.5 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian
No. Soal
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Validitas Tes Reliabilitas Keterangan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
Dari hasil perhitungan pada Tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa tingkat
kesukaran dari 31 soal yang diujicobakan berkategori mudah sebesar 6,45%,
berkategori sedang sebesar 64,5%, dan berkategori sukar sebesar 19,35%. Daya
pembeda dari 31 soal yang diujicobakan berkategori cukup sebesar 25,8%,
berkategori jelek sebesar 41,93% dan berkategori baik sebesar 29,03%. Selain itu,
dari penghitungan tabel tersebut diperoleh bahwa validitas tes dari 31 soal yang
diujicobakan berkategori rendah sebesar 6,45%, berkategori cukup sebesar 58,06%,
dan berkategori tinggi sebesar 35,48%. Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas tes,
instrumen tes dinyatakan reliabel dengan kriteria sangat tinggi yaitu 0,985. Setelah
diperoleh hasil uji coba instrumen tes secara keseluruhan, maka soal yang akan
digunakan sebagai instrumen tes menjadi berjumlah 24 butir soal dan 7 soal dibuang.
H. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan perhitungan
statistik. Tujuan dari pengolahan data ini yaitu untuk mengetahui penerapan
remedial teaching dengan variasi metode oleh guru dan remedial teaching
dengan metode tutor sebaya dalam meningkatkan pengusaan konsep fisika siswa.
Selain itu, pengolahan data statistik ini juga ditujukan untuk mengetahui
pembelajaran remedial mana yang lebih efektif antara remedial teaching dengan
metode tutor sebaya dan remedial teaching dengan variasi metode oleh guru
Adapun teknik pengolahan data yang digunakan terhadap data-data tersebut,
antara lain:
1. Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran dikembangkan dari hasil lembar
observasi yang telah diisi oleh observer. Setiap indikator pada fase
pembelajaran yang terlaksana/muncul diberikan skor satu, dan jika tidak
muncul diberikan skor nol. Data yang diperoleh dari lembar observasi
diolah dari banyaknya skor dari masing-masing observer dan hasilnya
dinyatakan dalam bentuk persentase. Adapun persentase data lembar
observasi tersebut dihitung dengan menggunakan rumus:
Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian
dinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria persentase angket seperti
pada Tabel berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran
(Budiarti dalam Yudiana: 2009).
KM (%) Kriteria
KM = 0 Tak satupun kegiatan terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
2. Data Tes
Tes dilakukan untuk mengukur penguasaan konsep pada ranah
kognitif siswa sebelum dan setelah perlakuan pembelajaran remedial,
yakni dengan memberikan tes awal sebelum perlakuan dan tes akhir
setelah perlakuan. Peningkatan penguasaan konsep ini diukur dengan
gain ternormalisasi. Berikut langkah-langkah yang peneliti lakukan
agar dapat menganalisis tes awal dan data tes akhir, yaitu sebagai
berikut:
1) Pemberian skor
Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor, terlebih dahulu
ditentukan standar penilaian sehingga dalam pelaksanaannya
unsur subjektivitas dapat diminimalisir. Skor untuk soal pilihan
ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu
jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal
tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan
dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.
2) Menghitung gain skor semua subyek penelitian (siswa)
Skor gain adalah selisih antara skor tes awal dan tes skor akhir.
Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
G = Skor posttes - Skor pretest