PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN DENGAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat utuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
Fina Khaerunnisa Frima
0905818
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN DENGAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
Oleh:
Fina Khaerunnisa Frima
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Fina Khaerunnisa Frima
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
FINA KHAERUNNISA FRIMA
PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
PEMBELAJARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN DENGAN METODE DISCOVERY-INQUIRY
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.Si
NIP: 195810141986012001
Pembimbing II
Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si
NIP: 19790626001121001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. H. Ahmad Mudzakir, M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan dengan Metode Discovery-Inquiry”. Keterampilan berpikir kritis (KBKr) merupakan keterampilan dasar dan penting bagi siswa, sehingga KBKr perlu dikembangkan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Salah satu metode tersebut adalah metode discovery-inquiry. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian setiap sub indikator KBKr siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah, keseluruhan sub indikator KBKr siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah, serta pencapaian keseluruhan sub indikator KBKr seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry. Metode dalam penelitian ini adalah pre-experimental yaitu metode penelitian yang variabel dependennya dipengaruhi variabel luar, dengan desain penelitian one-shot case study yaitu sekelompok siswa yang diberi perlakuan untuk diobservasi hasilnya. Subjek penelitian adalah siswa pada salah satu SMAN di Kota Bandung sebanyak 41 orang, yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dari enam sub indikator KBKr dan pedoman wawancara. Hasil penelitian pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry menunjukkan pencapaian setiap sub indikator untuk kelompok tinggi pada keterampilan mengungkapkan masalah (1), membuat pertimbangan (4), dan mengemukakan kesimpulan (6) adalah sangat baik, sedangkan keterampilan mengemukakan hipotesis (2), merancang eksperimen (3), dan memberikan alasan (5) adalah baik. Pada siswa kelompok sedang, pencapaian keterampilan 4 dan 6 adalah sangat baik, keterampilan 1 dan 3 adalah baik, sedangkan keterampilan 2 dan 5 adalah cukup. Pada kelompok rendah, pencapaian keterampilan 6 adalah sangat baik, keterampilan 4 adalah baik, keterampilan 3 adalah cukup, sedangkan keterampilan 1, 2, dan 5 adalah kurang. Pencapaian keseluruhan sub indikator pada siswa kelompok tinggi adalah sangat baik siswa kelompok sedang adalah baik, dan siswa kelompok rendah adalah cukup. Secara keseluruhan KBKr siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry adalah baik, namun pada siswa kelompok rendah masih perlu dilatih KBKr-nya melalui pembelajaran terutama keterampilan mengungkapkan masalah, mengemukakan hipotesis, dan memberikan alasan.
ABSTRACT
Title this research is “Profile of Student’s Critical Thinking Skill on Factors Affecting Solubility’s Learning with Discovery-Inquiry”. Critical thinking skill or KBKr are basic and important skill for student, so that KBKr needs to be developed in learning process by using an appropriate teaching methods. The purpose of this research is for obtain an overview about each sub indicators of
each group student’s critical thinking skill achievement, whole sub indicators of
each group student’s critical thinking skill achievement, and whole sub indicators of all students on factors affecting solubility’s learning with discovery-inquiry. This research method is pre-experimental (a research method that the dependent variable affected by the external variable), with one-shot case study as the design (a group of student that been treated for an observing the result). Subjects were student in the one of senior school in Bandung, with total are 41 peoples, that devided into different three groups ability of student are high, medium, and low.
Instrument’s research are six sub indicators of critical thinking skill and interview guidelines. The result on factors affecting solubility’s learning with discovery -inquiry represent of high ability student group’s critical thinking skill achievement
for each indicator on factors affecting solubility’s learning with discovery-inquiry at revealing problem (1st), making judgement (4th), and identifying conclusion (6th) are very good, identifying hypothesis (2nd), devising experiment (3rd), and providing reason (5th) are good. The result of medium ability student group’s critical thinking skill achievement for each indicator at 4th and 6th are very good, 1st and 3rd are good, 2nd and 5th are enough. The result of low ability student
group’s critical thinking skill achievement for each indicator at 6th
is very good, 4th is good, 3rd is good, and 1st, 2nd and 5th skill are less. Whole sub indicators of
high ability group student’s critical thinking skill achievement is very good,
medium ability group student’s critical thinking skill achievement is good, and low ability group student’s critical thinking skill achievement is enough. Overall, the student’s critical thinking skill achievement on factors affecting solubility’s
learning with discovery-inquiry is good, but low ability group student’s still need to be trained their critical thinking skill through learning, specially revealing problem, identifying hypothesis, and providing reason.
Key Words: Critical Thinking Skill, Discovery-Inquiry, Factors Affecting
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv
DAFTAR ISI ………... v
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR GAMBAR ……….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……...………... 3
C. Tujuan Penelitian ……… 4
D. Manfaat Penelitian ……….. 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ………. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ……… 8
1. Keterampilan Berpikir Kritis ……… 8
2. Metode Discovery-Inquiry ……… 11
3. Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan ……….. 17
a. Jenis Pelarut ……… 17
b. Suhu ……… 17
c. Pengadukan ……… 18
d. Efek Ion Senama ……… 18
e. Keasaman (pH) ……….. 18
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………... 19
C. Kerangka Pemikiran ……….. 20
D. Hipotesis Penelitian ………... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 23
B. Desain Penelitian ……… 24
C. Metode Penelitian ………... 26
D. Definisi Operasional ………... 27
2. Pedoman Wawancara ………... 28
F. Proses Pengembangan Instrumen ……… 28
G. Teknik Pengumpulan Data ……….. 28
H. Analisis Data ………... 29
1. Tes Tertulis ……….... 29
2. Wawancara ……….... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pencapaian Setiap Sub Indikator KBKr pada Setiap Kelompok Siswa ………... 31
1. Pencapaian Keterampilan Mengungkapkan Masalah ………... 31
2. Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Hipotesis ………... 36
3. Pencapaian Keterampilan Merancang Eksperimen …………... 39
4. Pencapaian Keterampilan Membuat Pertimbangan ………….. 42
5. Pencapaian Keterampilan Memberikan Alasan ……….... 44
6. Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Kesimpulan ……... 47
B. Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Setiap Kelompok Siswa ………... 49
C. Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Seluruh Siswa ………... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 53
B. Saran ……… 54
DAFTAR PUSTAKA ……….. 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 59
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Kategori Kemampuan Siswa ………... 30 Tabel 4.2 Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Seluruh
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ………. 21 Gambar 3.2 Tahapan dalam Desain penelitian ………...………... 25 Gambar 4.3 Pencapaian Keterampilan Mengungkapkan Masalah …… 32 Gambar 4.4 Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Hipotesis …... 36 Gambar 4.5 Pencapaian Keterampilan Merancang Eksperimen ……... 40 Gambar 4.6 Pencapaian Keterampilan Membuat Pertimbangan ……... 43 Gambar 4.7 Pencapaian Keterampilan Memberikan Alasan …………. 45 Gambar 4.8 Pencapaian Keterampilan Mengemukakan Kesimpulan … 47 Gambar 4.9 Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KBKr pada Setiap
Kelompok Siswa ……….. 49
Gambar 4.10 Pencapaian Setiap Sub Indikator KBKr pada Setiap
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Instrumen Penelitian
A.1 RPP Penelitian ………... 59
A.2 LKS Siswa A.2.1 LKS Jenis Pelarut ……… 71
A.2.2 LKS Suhu ………... 79
A.2.3 LKS Pengadukan ……… 87
A.2.4 LKS Efek Ion Senama ……….... 94
A.2.5 LKS Keasaman (pH) ………... 102
A.3 Standar Penilaian Tes Tertulis ………... 110
A.4 Pedoman Wawancara ………... 118
Lampiran B. Analisis Data B.1 Pengolahan Data B.1.1 Pembagian Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah ……... 119
B.1.2 Pencapaian Setiap Indikator KBKr pada Setiap Siswa …... 121
B.1.3 Pencapaian KBKr seluruh ……… 129
B.2 Transkrip Wawancara ……… 131
Lampiran C. Dokumentasi Penelitian C.1 Surat Penelitian C.1.1 Surat Izin Penelitian ……….. 142
C.1.2 Surat telah Melakukann Penelitian ………... 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan pada abad 21 menuntut siswa untuk tidak hanya dapat
membaca, menulis, dan menghitung, melainkan juga menuntut siswa untuk
memiliki keterampilan berpikir kritis (KBKr) sehingga dapat berkomunikasi dan
memecahkan masalah berdasarkan ilmu pengetahuan (McTighe dan
Schollenberger dalam Costa, 1985). Manfaat yang didapat dari siswa yang
memiliki KBKr adalah terkembangkan kemampuan lainnnya, yaitu seperti
kemampuan memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,
menyimpulkan, memberi penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi serta
taktik (Ennis dalam Costa, 1985). KBKr agar dapat dimiliki oleh siswa perlu
dilatih dengan kerja keras selama pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan interaksi komunikasi aktif antara siswa
dengan guru dalam kegiatan pendidikan yang di dalamnya terdapat kegiatan
belajar siswa dan kegiatan mengajar guru yang berlangsung bersamaan dalam
kurun waktu yang sama (Arifin, 2003). Idealnya guru harus menyiapkan
pembelajaran agar dapat menstimulasi siswa untuk belajar berpikir dalam usaha
memahami pengetahuan (hukum, fakta, konsep, dan prosedur kerja), namun fakta
di lapangan menunjukkan bahwa guru, administrasi sekolah, orang tua, dan siswa
tidak mendukung pembelajaran yang seharusnya dapat melatih dalam
mengembangkan KBKr siswa (Costa, 1985).
Salah satu fakta lapangan yaitu hasil observasi dari 1.000 kelas pada
berbagai komunitas dalam beberapa Negara menjelaskan sekitar 75% dari waktu
di kelas dihabiskan dengan pembelajaran melalui metode instruksi yaitu dengan
guru berceramah dalam menyampaikan pelajaran tanpa memberikan banyak
2
(McTighe dan Schollenberger dalam Costa, 1985), sehingga KBKr tidak dapat
dikembangkan dengan baik. Salah satu hal yang dibutuhkan dalam
mengembangkan KBKr siswa adalah dengan memodifikasi metode pembelajaran
yang dipakai yaitu, dengan menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry.
Menurut Amien (1987), metode discovery-inquiry merupakan cara
penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental
dalam rangka penemuannya. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
discovery-inquiry menekankan siswa untuk dapat menggunakan KBKr-nya, sehingga siswa
berperan aktif selama kegiatan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mental yang
terwujud dalam tahapan-tahapan pembelajaran discovery-inquiry untuk
memperoleh pengetahuan.
KBKr sangatlah bermanfaat dan jika terbiasa menggunakannya selama
kegiatan pembelajaran kimia, maka sesungguhnya KBKr itu dapat meningkatkan
pemahaman dalam mempelajari kimia (Fisher, 2009). Peneliti-peneliti
sebelumnya telah melakukan penelitian tentang KBKr dengan menggunakan
metode pembelajaran discovery-inquiry, yaitu Nurmalinda (2011) memperoleh
pencapaian baik dalam penelitian mengenai analisis KBKr pada pembelajaran
perkembangan konsep redoks, Rahayu (2011) memperoleh pencapaian cukup
dalam penelitian mengenai analisis KBKr pada pembelajaran efek Tyndall, serta
penelitian dari Purlistyani (2012) memperoleh pencapaian baik dalam penelitian
mengenai analisis KBKr pada pembelajaran sifat-sifat koloid.
Pemilihan materi yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu
materi “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan”, terdiri dari sub materi
pengaruh jenis pelarut, suhu, pengadukan, ion senama dan pH terhadap kelarutan.
Materi ini biasa dilakukan pembelajarannya dengan metode ceramah berdasarkan
hasil wawancara dengan beberapa guru, sehingga membuat KBKr siswa tidak
dapat dikembangkan dengan baik. Hal ini dikarenakan dengan metode ceramah
3
membuat siswa cenderung pasif, sehingga tidak cocok dalam pembentukkan
keterampilan dan sikap yang perlu dimiliki oleh siswa.
Materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan sangat erat kaitannya
dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memudahkan
siswa untuk menggunakan KBKr dalam menemukan sendiri pengetahuannya yang
berasal dari fenomena melalui metode discovery-inquiry, serta memudahkan
siswa untuk dapat mengaplikasikan pengetahuannya guna menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari tersebut. Berdasarkan alasan-alasan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu
penelitian mengenai pencapaian KBKr siswa dalam pembelajaran yang
menerapkan metode discovery-inquiry pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan, dengan judul penelitian sebagai berikut “Profil
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kelarutan dengan Metode Discovery-Inquiry”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Keterampilan berpikir kritis (KBKr) merupakan hal yang sangat penting
dan mendasar untuk siswa. KBKr telah lama menjadi topik pembicaraan selama
kurun waktu 10 tahun terakhir di Indonesia. Banyak pendidik, filosof, dan
psikolog berkeyakinan bahwa pendidikan yang selama ini telah dilakukan hanya
berpusat pada guru, sehingga dapat menyebabkan KBKr siswa tidak dapat
dikembangkan dengan baik. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam
mengembangkan KBKr siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
discovery-inquiry. Materi yang digunakan untuk mengembangkan KBKr pada
penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, didasarkan pada
materi ini dapat ditemukan oleh siswa menggunakan KBKr-nya dari
fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa pada
4
metode discovery-inquiry?” yang dijabarkan dalam beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pencapaian setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis
siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode
discovery-inquiry?
2. Bagaimana pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir
kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah pada pembelajaran
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode
discovery-inquiry?
3. Bagaimana pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir
kritis seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, secara umum penelitian
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian keterampilan berpikir
kritis siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
dengan metode discovery-inquiry, maka penelitian ini memiliki tujuan khusus
yaitu sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran tentang pencapaian setiap sub indikator
keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah
pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan
menggunakan metode discovery-inquiry.
2. Memperoleh gambaran tentang pencapaian keseluruhan sub indikator
keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah
pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan
menggunakan metode discovery-inquiry.
5
yang mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode
discovery-inquiry.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini ditinjau dari proses dan temuan diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Melatih keterampilan mengungkapkan masalah dari artikel yang
mengandung permasalahan berdasarkan fenomena dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Melatih keterampilan mengemukakan hipotesis sebagai jawaban
sementara dari permasalahan.
c. Melatih keterampilan merancang eksperimen untuk menguji kebenaran
hipotesis.
d. Melatih keterampilan membuat pertimbangan berdasarkan data hasil
eksperimen.
e. Melatih keterampilan memberikan alasan dalam menjelaskan suatu
konsep dalam pembelajaran.
f. Melatih keterampilan mengemukakan kesimpulan dari hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Memberikan pengalaman belajar baru dengan menggunakan metode
pembelajaran discovery-inquiry.
2. Bagi Guru
a. Memberikan informasi mengenai pencapaian siswa dalam
keterampilan mengungkapkan masalah, mengemukakan hipotesis,
merancang eksperimen, membuat pertimbangan, memberikan alasan
dan mengemukakan kesimpulan pada pembelajaran faktor-faktor yang
6
b. Memberikan informasi mengenai penerapan metode discovery-inquiry
pada pembelajaran kimia.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian
mengenai keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan metode pembelajaran
discovery inquiry.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini berjudul “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada
Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan dengan Metode
Discovery-Inquiry”, dengan rincian penulisan skripsi yang terdiri dari lima bab.
Pertama adalah Bab I sebagai bab pendahuluan dalam melakukan penelitian,
memuat latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Kedua adalah Bab II terdiri dari kajian pustaka (membahas mengenai
teori-teori yang melandasi penyusunan, yaitu pembahasan mengenai keterampilan
berpikir kritis, metode discovery-inquiry, dan materi faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan, yaitu pengaruh jenis pelarut, suhu, pengadukan, ion
senama, dan pH terhadap kelarutan), penelitian terdahulu yang relevan, kerangka
pemikiran, serta hipotesis penelitian. Ketiga adalah Bab III sebagai bab yang
membahas metodologi penelitian meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data.
Keempat adalah Bab IV merupakan bab yang menunjukkan hasil
penelitian dan pembahasan mengenai pencapaian setiap sub indikator KBKr
setiap kelompok siswa, pencapaian keseluruhan sub indikator KBKr setiap
kelompok siswa, dan pencapaian keseluruhan sub indikator KBKr seluruh siswa
7
discovery-inquiry. Bab terakhir dalam penulisan skripsi ini adalah bab V yang
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi
lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data, serta analisis data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu SMA Negeri di kota Bandung.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 2 pada tahun ajaran
2012/2013, sebanyak satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak 41, yang
kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelompok siswa, yaitu tinggi, sedang, dan
rendah. Pengelompokkan siswa dihitung berdasarkan nilai mean dan standar
deviasi ulangan harian mata pelajaran kimia. Rumus untuk mencari mean adalah
dengan rumus sebagai berikut:
Mean =
Keterangan:
Mean : nilai rata-rata : jumlah skor N : jumlah siswa
(Arikunto, 2009)
Rumus untuk mencari standar deviasi adalah dengan rumus sebagai berikut:
SD =
Keterangan:
SD : standar deviasi
: tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N
24
Analisis terhadap nilai ulangan kimia pada seluruh siswa sebagai subjek
penelitian, memperoleh jumlah siswa yang dapat digolongkan menjadi siswa
kelompok tinggi, sedang dan rendah berturut-turut adalah 7, 27, dan 7 siswa
(Lampiran B.1.1). Untuk kepentingan penelitian, siswa dibagi ke dalam sepuluh
kelompok belajar dengan jumlah masing-masing siswa adalah empat atau lima.
Penentuan sampel sebagai subjek penelitian dilakukan dengan teknik non
probability sampling yaitu sampling purposive (Sugiyono, 2012). Penentuan
sampel berdasarkan pertimbangan bahwa materi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan, dimana materi tersebut
diajarkan pada siswa kelas XI. Pemilihan lokasi penelitian di SMAN 11 Bandung
dikarenakan pembelajarannya berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Hal ini sesuai dengan rancangan pembelajaran dalam penelitian, yaitu
pembelajaran dirancang berpusat pada siswa dengan guru bertindak sebagai
fasilitator.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Pada desain
ini, terdapat suatu kelompok siswa yang diberi perlakuan/treatment yaitu metode
pembelajaran discovery-inquiry, dan kemudian diobservasi hasilnya yaitu
pencapaian keterampilan berpikir kritis. Paradigma dalam penelitian dengan
desain one-shot case study dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
X = treatment yang diberikan (variabel bebas) O = observasi hasil (variabel terikat)
(Sugiyono, 2012)
Desain penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: tahapan
persiapan dan pelaksanaan yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2. Pada tahapan
persiapan, peneliti mempersiapkan istrumen yang dapat digunakan untuk
mengukur pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa. Selanjutnya pada
25
tahapan pelaksanaan penelitian, siswa diberikan perlakuan metode pembelajaran
discovery-inquiry untuk dapat diobservasi hasilnya yaitu berupa pencapaian
keterampilan berpikir kritis.
S
Gambar 3.2 Tahapan dalam Desain Penelitian
Tahapan dalam desain penelitian dapat diuraikan langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Analisis Standar Isi Kimia SMA untuk memilih materi yang akan
diajarkan. Analisis
Standar Isi Kimia SMA
Studi Literatur Materi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Studi Literatur Metode Discovery-Inquiry dan KBKr Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Pembuatan Instrumen Penelitian : Tes Tertulis dan
Pedoman Wawancara
Validasi Instrumen Penelitian
Perbaikan
Pembelajaran dengan Metode Discovery-Inquiry untuk menganalisis keterampilan berpikir kritis siswa
26
b. Studi literatur mengenai materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan dengan sub materi: pengaruh jenis pelarut, suhu,
pengadukan, ion senama dan pH terhadap kelarutan.
c. Studi literatur mengenai metode pembelajaran discovery-inquiry yang
akan diaplikasikan pada pembelajaran faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan dalam penelitian ini.
d. Studi literatur mengenai keterampilan berpikir kritis (KBKr).
e. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
diajarkan dengan metode pembelajaran discovery-inquiry.
f. Pembuatan instrumen penelitian yang meliputi: tes tertulis yang
berbentuk uraian, dan pedoman wawancara.
g. Pelaksanaan validasi instrumen tes tertulis sebelum tes dilaksanakan
yang dilakukan oleh dosen ahli.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry.
b. Pelaksanaan tes tertulis keterampilan berpikir kritis pada seluruh
siswa.
c. Pelaksanaan wawancara terhadap beberapa siswa yang dapat mewakili
kelompok siswa tinggi, sedang dan rendah.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental, dimana pada
metode pre-experimental ini tidak terdapat variabel kontrol serta sampel tidak
dipilih secara random (Sugiyono, 2012). Melalui metode penelitian
pre-experimental ini, peneliti dapat memperoleh informasi mengenai pencapaian
27
mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode pembelajaran
discovery-inquiry.
D. Definisi Operasional
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas
(independent variable) dan terikat (dependent variable). Variabel bebasnya adalah
metode pembelajaran discovery-inquiry dan variabel terikatnya adalah
keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis adalah suatu pemikiran
yang masuk akal, dan reflektif yang berfokus pada penentuan apa yang harus
dipercaya dan dikerjakan (Ennis dalam Costa, 1985). KBKr yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah keterampilan mengungkapkan masalah,
mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen, membuat pertimbangan,
memberikan alasan, dan mengemukakan kesimpulan. Metode discovery-inquiry
merupakan cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam
proses-proses mental dalam rangka penemuaannya (Amien, 1987).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis berupa uraian dan pedoman
wawancara.
1. Tes Tertulis
Tes merupakan alat pengukuran yang terdiri dari serangkaian tugas yang
harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis digunakan untuk mengukur
pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa. Bentuk tes tertulis yang digunakan
adalah uraian. Jumlah soal tes tertulis yang diujikan pada siswa sebanyak enam
28
mengungkapkan masalah, mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen,
membuat pertimbangan, memberikan alasan dan mengemukakan kesimpulan. Tes
tertulis diberikan kepada semua sampel penelitian.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada
siswa dengan tujuan untuk mengukur hal-hal yang lebih mendalam mengenai
pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa, yang tidak dapat diungkapkan
melalui instrumen tes tertulis. Pedoman wawancara diberikan pada beberapa
siswa yang merupakan perwakilan siswa dalam kategori tinggi, sedang dan
rendah.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang telah dibuat harus dikembangkan untuk mengetahui
kelayakannya dalam mengukur ketercapaian keterampilan berpikir kritis siswa,
yaitu dengan diuji validitasnya. Suatu instrumen dikatakan valid, jika instrumen
yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu keterampilan
berpikir kritis siswa (Sugiyono, 2012). Validitas yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah validitas isi. Validasi isi terhadap instrumen ini dilakukan oleh dosen
ahli sebanyak dua orang, dengan cara mempertimbangkan kesesuaian antara butir
soal dalam tes tertulis dan pedomaan wawancara yang digunakan sebagai
instrumen penelitian terhadap sub indikator keterampilan berpikir kritis yang
diujikan dan materi, sehingga dapat dipakai untuk mengukur pencapaian
keterampilan berpikir kritis. Hasil dari validasi oleh dua orang dosen tersebut
adalah bahwa instrumen yang telah dikembangkan ternyata telah sesuai, sehingga
dapat mengukur indikator keterampilan berpikir kritis.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes
29
mengumpulkan data pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa. Data dari tes
tertulis diperoleh dari jawaban siswa ketika menjawab soal yang dapat
menunjukkan pencapaian keterampilan berpikir kritisnya.
Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur. Data hasil
wawancara diperoleh dari rekaman jawaban siswa terhadap pertanyaan yang
diajukan dalam pedoman wawancara, Rekaman data hasil wawancara diubah ke
dalam bentuk transkrip wawancara (Lampiran B.2).
H. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik statistika deskriptif,
yaitu hanya melakukan deskripsi terhadap data yang diperoleh. Berikut adalah
langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data hasil penelitian:
1. Tes Tertulis
a. Memberikan total skor mentah jawaban setiap siswa pada tes tertulis.
b. Mengubah skor mentah menjadi nilai persentase, dengan rumus:
Nilai persentase = x 100%
c. Menghitung nilai yang diperoleh siswa dalam masing-masing kategori
siswa (tinggi, sedang dan rendah) untuk setiap sub indikator
keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.
d. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada masing-masing
kategori siswa (tinggi, sedang dan rendah) untuk setiap sub indikator
keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.
e. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam masing-masing
kategori siswa (tinggi, sedang dan rendah) untuk seluruh sub indikator
keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.
f. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh seluruh siswa untuk setiap
sub indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan.
30
h. Menentukan kriteria kemampuan seluruh siswa berdasarkan skala
kriteria kemampuan sesuai dengan Arikunto (2009).
Tabel 3.1 Skala Kriteria Kemampuan Siswa (Arikunto, 2009)
Nilai Kriteria Kemampuan
81-100
61-80
41-60
21-40
<20
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
i. Mendeskripsikan data penelitian mengenai pencapaian masing-masing
sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi,
sedang, dan rendah.
j. Mendekripsikan data penelitian mengenai pencapaian keseluruhan sub
indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok tinggi, sedang,
dan rendah.
k. Mendekripsikan data penelitian mengenai pencapaian keseluruhan sub
indikator keterampilan berpikir seluruh siswa.
2. Wawancara
Hasil wawancara dianalisis dan digabungkan dengan data jawaban tes,
sebagai data pendukung yang dapat membahas pencapaian keterampilan berpikir
kritis dalam materi faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disampaikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian serta saran yang perlu diperhatikan agar dapat memperbaiki penelitian
dan pembelajaran pada waktu yang akan datang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pencapaian
keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI pada pembelajaran faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry, maka
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pencapaian setiap sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa
kelompok tinggi, sedang dan rendah adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan mengungkapkan masalah pada siswa kelompok tinggi
adalah sangat baik (92,86%), siswa kelompok sedang adalah baik
(75,31%), dan siswa kelompok rendah adalah kurang (35,71%).
b. Keterampilan mengemukakan hipotesis pada siswa kelompok tinggi
adalah baik (76,19%), siswa kelompok sedang adalah cukup (43,21%),
dan siswa kelompok rendah adalah kurang (23,81%).
c. Keterampilan merancang eksperimen pada siswa kelompok tinggi dan
sedang adalah baik yaitu dengan masing-masing nilai sebesar 71,43%
dan 62,96%, serta siswa kelompok rendah adalah cukup yaitu sebesar
42,86%.
d. Keterampilan membuat pertimbangan pada siswa kelompok tinggi dan
sedang adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100%,
54
e. Keterampilan memberikan alasan pada siswa kelompok tinggi adalah
baik (80,36%), siswa kelompok sedang adalah cukup (44,44%), dan
siswa kelompok rendah adalah kurang (28,57%).
f. Keterampilan mengemukakan kesimpulan pada siswa kelompok
tinggi, sedang dan rendah adalah sangat baik dengan nilai
masing-masing sebesar 100%.
2. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis siswa
kelompok tinggi lebih besar dibanding dengan siswa kelompok sedang dan
rendah, yaitu sangat baik (85,71%).
3. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis seluruh
siswa pada adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan membuat pertimbangan dan mengemukakan kesimpulan
adalah sangat baik dengan nilai masing-masing sebesar 100% dan
95,12%; keterampilan mengungkapkan masalah dan merancang
eksperimen adalah baik dengan nilai masing-masing sebesar 71,54%
dan 60,98%; serta keterampilan mengemukakan hipotesis dan
memberikan alasan adalah cukup dengan nilai masing-masing sebesar
47,87% dan 45,53%.
b. Pencapaian keseluruhan sub indikator keterampilan berpikir kritis
seluruh siswa pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan dengan menggunakan metode discovery-inquiry yaitu baik
(68,60%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Perlunya pembiasaan siswa untuk membaca terlebih dahulu materi
sebelum pembelajaran dimulai dan aktif menggunakan berbagai sumber
pelajaran ketika pembelajaran berlangsung agar siswa lebih mudah dalam
55
2. Dalam penelitian ini, sub indikator keterampilan berpikir kritis yang
mendapat pencapaian paling rendah adalah keterampilan mengemukakan
hipotesis. Maka hendaknya diperlukan perbaikan dengan perlunya latihan
keterampilan mengemukakan hipotesis pada pembelajaran, serta
diharapkan siswa tidak melupakan materi pembelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya karena merupakan materi prasyarat pada materi
56
DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. (1979). Apakan Metode Discovery Inquiry Itu?. Jakarta: Depdikbud.
, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud.
Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Costa, A.L. (1985). Developing Minds: A. Resource Book for Teaching Thinking.
Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Daryanto. dan Muljo. R. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisis Keempat. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Dharmawan, D. (2008). Discovery-Inquiry Sebuah Metode. [Online]. Tersedia:
http://dadhar.blogspor.com/2008/02/discovery-inquiry-sebuah-metode.html [18 Desember 2012].
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
McMurry, John, dan Robert C. Fay. (2003). Chemistry Fourth Edition. New
57
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurmalinda. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada
Pembelajaran Perkembangan Konsep Redoks dengan Metode
Discovery-Inquiry. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Pangesti, E.R. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit dengan Siklus Belajar
Hipotesis-Deduktif. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak
Diterbitkan.
Partana, C. R. (2009), dan Winarsi. (2009). Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA
Kelas XI IPA. Depdiknas: Penerbit SIC.
Premono, S. (2009). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Purlistyani, I. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada
Pembelajaran Sifat-sifat Koloid dengan Metode Discovery-Inquiry.
Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rahayu, D. (2010). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada
Pembelajaran Efek Tyndall dengan Metode Discovery-Inquiry.. Skripsi
Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sudirman, N. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunarya, Yayan, dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia
untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
58
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutresna, N. (2007). Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung: PT.
Grafindo Media Pratama.
Warsono. dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wulandari, A.D. (2011). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
untuk Meningkatkan Kterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi
Laju Reaksi. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak