• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR

KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada siswa Kelas V SDN Soka 34 Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar

oleh

HERMANSYAH TRIMANTARA NIM 1201694

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR

KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada siswa Kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung)

Oleh

Hermansyah Trimantara

S.Pd.I STAIN Jurai Siwo Metro, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

Sekolah Pascasarjana

© Hermansyah Trimantara, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR HAK CIPTA ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS, BERPIKIR KRITIS DAN STRATEGI KWL (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED) ... 7

A. Ikhwal Membaca ... 7

B. Berpikir Kritis ... 16

C. Strategi KWL ... 19

D. Asumsi-asumsi Penelitian ... 21

E. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Metode dan Desain penelitian ... 23

(5)

C. Definisi Operasional... 27

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Pengolahan Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 51

B. Uji Persyaratan Data ... 100

C. Uji Hipotesis ... 110

D. Pembahasan ... 118

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 112

A. Simpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(6)

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Membaca Kritis... 14

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis... 17

Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Membaca Kritis... 29

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Kritis... 48

Tabel 3.3 Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo”... 30 Tabel 3.4 Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kegiatan Jual Beli” ... 31

Tabel 3.5 Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Jenis Makanan Hewan” ... 31

Tabel 3.6 Indikator Kemampuan Bepikir Kritis... 33

Tabel 3.7 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis... 34

Tabel 3.8 Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis “Wacana Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo... 35

Tabel 3.9 Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis “Wacana Kegiatan Jual Beli”... 36

Tabel 3.10 Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis “Wacana Jenis Makanan Hewan... 36

Tabel 3.11 Lengkah-langkah Pembelajaran Strategi KWL... 39

Tabel 4.1 Prosedur Pembelajaran Membaca Dengan Strtegi KWL... 54

Tebel 4.2 Kategori Penilaian Kemampuan Membaca Kritis... 70

Tabel 4.3 Peningkatan Kemampauan Membaca Kritis Siswa Kategori Tinggi... 70

Tabel 4.4 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Tinggi Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 71

(7)

Pada Wacana Jenis Makanan Hewan...

Tabel 4.6 Peningkatan Kemampauan Membaca Kritis Siswa

Kategori Sedang... 73

Tabel 4.7 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Sedang

Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 73

Tabel 4.8 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Sedang

Pada Wacana Jenis Makanan Hewan... 74

Tabel 4.9 Peningkatan Kemampauan Membaca Kritis Siswa

Kategori rendah... 75

Tabel 4.10 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Rendah

Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 76

Tabel 4.11 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Rendah

Pada Wacana Jenis Makanan Hewan... 76

Tabel 4.12 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Kritis

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 79 Tabel 4.13 Hasil Uji Gain Kemampuan Membaca Kritis Kelas

Eksperimen... 80

Tabel 4.14 Hasil Uji Gain Kemampuan Membaca Kritis Kelas

Kontrol... 82

Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates Kemampuan

Membaca Kritis Antara Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol... 83

Tabel 4.16 Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan membaca kritis

Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 84

Tabel 4.17 Kategori Penilaian Berpikir Kritis... 85

Tabel 4.18 Peningkatan Kemampauan Berpikir Kritis Siswa

Kategori Tinggi... 86

Tabel 4.19 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Tinggi

Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 86

Tabel 4.20 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Tinggi

(8)

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.21 Peningkatan Kemampauan Berpikir Kritis Siswa

Kategori Sedang... 88

Tabel 4.22 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Sedang

Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 89

Tabel 4.23 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Sedang Pada

Wacana Jenis Makanan Hewan... 90

Tabel 4.24 Peningkatan Kemampauan Berpikir Kritis Siswa

Kategori Rendah... 91

Tabel 4.25 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Rendah

Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 91

Tabel 4.26 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Rendah

Pada Wacana Jenis Makanan Hewan... 91

Tabel 4.27 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir kritis

Kelas Eksperimen dan Kontrol... 94

Tabel 4.28 Hasil Analisis Gain Kemampuan Berpikir kritis dalam

Pembelajaran Membaca Kelas Eksperimen... 95

Tabel 4.29 Hasil Analisis Gain Kemampuan Berpikir kritis dalam

Pembelajaran Membaca Kelas Kontrol... 97

Tabel 4.30 Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates Kemampuan

Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 98

Tabel 4.31 Perbandingan Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan

Berpikir kritis dalam Menulis Laporan Pengamatan

Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 99

Tabel 4.32 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Prates dan

Pascates Membaca Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol... 102

Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Prates dan

Pascates Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol... 104

(9)

Pascates Kemampuan membaca kritis Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol...

Tabel 4.35 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Prates dan

Pascates Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol... 109

Tabel 4.36 Rangkuman Hasil Uji t Data Prates dan Pascates

Kemampuan Membaca Kritis Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol... 112

Tabel 4.37 Rangkuman Hasil Uji t Data Prates dan Pascates

Kemampuan Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol... 114

Tabel 4.38 Peningkatan Gain Nilai Prates dan Nilai Rerata Pascates

Kemampuan Membaca Kritis di Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol... 115

Tabel 4.39 Peningkatan Gain Nilai Prates dan Rerata Pascates

Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas Eksperimen dan

(10)

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Variabel Penelitian... 23

Gambar 3.2 Desin Penelitian Nonequivalent Groups

Pretest-Postest... 24

Gambar 3.3 Alur Penelitian Strategi KWL dan Pembelajaran

Konvensional... 25

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Kritis dan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen... 80

Grafik 4.2 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Kritis Kelas Kontrol... 81

Grafik 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates

Kemampuan Membaca Kritis Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83

Grafik 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates

Kemampuan Membaca Kritis Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 84

Grafik 4.5 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir kritis Prates dan Pascates Kelas Eksperimen... 95

Grafik 4.6 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir kritis Prates dan Pascates Kelas Kontrol... 96

Grafik 4.7 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates Kemampuan Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol... 98

Grafik 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates Kemampuan Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan

(12)

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Hasil Uji Persyaratan Data... 117

Lampiran B Instrumen Penelitian... 151

Lampiran C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Surat

Penelitian... 174

(13)

KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR

KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada siswa Kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung)

Hermansyah Trimantara 1201694

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan siswa memahami makna dalam wacana secara efektif pada pembelajaran membaca khususnya kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis. Secara umum pemahaman kritis siswa terhadap wacana masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan keefektifan strategi KWL terhadap kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis siswa pada pembelajaran membaca. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain non-equivalent control group Pretest-posttest. Data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu data hasil prates dan pascates kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis dari kelompok eksperimen dan kontrol dengan teknik pemberian tes, tes tersebut berupa tes obyektif pendekatan pilihan ganda (multiple choice). Berbeda dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran ceramah yang cenderung tidak mengalami kemajuan yang signifikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pascaperlakuan dengan strategi KWL, kemampuan siswa kelas eksperimen dalam membaca kritis dan berpikir kritis meningkat secara signifikan. Dari hasil deskripsi statistik pada kelas eksperimen, nilai rata-rata kemampuan membaca kritis saat prates 61,00 pascaperlakuan menjadi 86,00, nilai rata-rata meningkat 25,00 (40,98%). Selanjutnya nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis prates 62,00 pascaperlakuan menjadi 86,75, nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis meningkat 24,64 (39,68%). Hasil ini mengindikasikan bahwa strategi KWL efektif digunakan untuk peningkatan kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis.

(14)

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECTIVENESSOFKWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED)

STRATEGY TOWARD STUDENTS’ CRITICAL READING ABILITY AND CRITICAL THINKING AT PRIMARY SCHOOL

(Quasi Experiment Research on Fifth Grade Students at SDN Soka Bandung)

Hermansyah Trimantara 1201694

ABSTRACT

The background of this study is the lack of students’ ability in understanding the

meaning of the text effectively for reading subject especially critical reading and critical thinking ability. In general, students’ critical ability in reading is still low. This study aims to know and describe the effectiveness of KWL (Know-Want to Know-Learned) strategy toward students’ critical reading and critical thinking ability in reading. The method used in this study was quasi experiment with non-equivalent control group Pretest-posttest. Data gathered which were used to answer the research question was the result of Pre test and Post test for critical reading and critical thinking ability from experiment and control group. Those tests are objective test which use multiple choice. Control group which applied explanation strategy did not show significant improvement. Otherwise, The experiment group which was given treatment using KWL strategy shows that after treatment the students’ ability for critical reading and critical thinking ability increase significantly. The result from descriptive statistic for experiment class, the mean of critical reading for pretest is 61,00 then after treatment it becomes 86,00. It increases 25,00 (40,98%). Then, the mean of critical thinking for pretest is 62,00. After treatment, it becomes 86,75. It increases 24,64 (39,68%). The result indicates that KWL strategy is effective to be used in improving critical reading and critical thinking ability.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa adalah mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang memiliki peran sentral dalam

perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa merupakan penunjang

keberhasilan siswa dalam semua bidang studi.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang kemudian dicakup dalam

Kurikulum 2013 (Depdiknas, 2013: UU 81a) dijelaskan bahwa tujuan mata

pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan, yaitu:

1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan

2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

3. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

4. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia

Kita ketahui bahwa membaca merupakan hal yang sangat penting bagi

keberlangsungan hidup seseorang karena dengan membaca kita dapat mengetahui

segala hal, bahkan kita dapat menjelajah dunia dengan banyak membaca. Banyak

ilmu yang kita dapat dari membaca. Farr (Dalman, 2013:2) mengemukakan bahwa

Reading is the heart of education”. Roger menyatakan bahwa membaca itu merupakan jantung pendidikan. Oleh karena itu, pengajaran membaca sangat

perlu diajarkan pada anak-anak khususnya anak usia Sekolah Dasar. Pembelajaran

membaca kritis merupakan materi yang harus dipelajari dan dikuasai peserta

(16)

2

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol

tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup

pengenalan kata kritis literal, interpretasi, membaca kritis (critical reading), dan

membaca kreatif (creative reading). Dalam kegiatan membaca, pembaca

memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vecca,

1991: 172). Sehingga, melalui aktivitas membaca, individu juga menggerakkan

dan mengaktifkan proses berpikirnya. Kaitan antara aktivitas membaca dan

berpikir ini semakin ditegaskan lagi oleh Tarigan (Maulana 2012:4) yang

menyatakan bahwa membaca merupakan bagian yang memungkinkan

perkembangan penalaran individual, pemikiran kritis independen, dan

pembangkitan kepekaan terhadap kemanusiaan.

Membaca kritis dalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan.

Untuk itu, diperlukan kemampuan untuk berpikir dan bersikap kritis. Dalam

membaca kritis, pembaca mengolah bacaan secara kritis. (ef. Harris et. Al. 1983;

Smith, 1986; Albert dalam Tarigan, 1988:89)

Ketika membaca kritis, siswa tidak sekadar membaca saja, tetapi harus

membaca secara kritis bacaan yang dibacanya agar memahami isinya. Martutik

(2001: 47) menyatakan bahwa kemampuan membaca kritis adalah kemampuan

dalam mengolah bacaan secara kritis untuk melakukan keseluruhan makna bahan

bacaan, baik tersurat maupun tersirat. Kegiatan membaca kritis sepenuhnya

melibatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan

pendidikan yang memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau

apa yang diyakini. Dewey (Fisher, 2008: 2) menyatakan bahwa berpikir kritis

adalah mempertimbangkan secara aktif, terus-menerus, dan teliti mengenai sebuah

keyakinan atau bentuk pengetahuan dipandang dari sudut alasan-alasan yang

mendukungnya dan kesimpulan - kesimpulan yang menjadi kecenderungannya.

Taksonomi kognitif dapat diklasifikasikan pada taksonomi Bloom. Menurut

Widodo (2006: 1), taksnonomi Bloom versi baru terdiri atas remember

(mengingat), understand (memahami), apply (mengaplikasi), analyze

(17)

3

Berdasarkan hal tersebut, Tingkat kognitif yang berkaitan dengan kemampaun

berpikir siswa dalam pembelajaran perlu dirtingkatkan guna mencapai tujuan

belajar yang diharapkan. (Nurhadi dan Senduk, 2009: 86) mengemukakan bahwa

tujuan berpikir kritis adalah meciptakan suatu semangat berpikir kritis yang

mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran

mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau

keliru,.

Dalam pelaksanaannya, pengajaran keterampilan membaca kurang berjalan

dengan efektif. Di lapangan ditemukan sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh

peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca.

Permasalahan itu antara lain dikemukakan oleh Nurhadi (2008:17) sebagai

berikut. (1) rendahnya tingkat kecepatan membaca, (2) minimnya kritis yang

diperoleh, (3) kurangnya minat baca, (4) minimnya pengetahuan tentang cara

membaca yang efektif, dan (5) adanya gangguan-ganguan fisik dari pembaca.

Saat ini siswa dihadapkan pada kesulitan untuk memahami suatu bacaan

secara efektif dan rendahnya minat baca pada anak Sekolah Dasar di Indonesia.

kendala tersebut memengaruhi rendahnya mutu atau sumber daya masyarakat.

Rendahnya minat baca juga secara tidak langsung berimbas pada rendahnya

kualitas pendidikan kita, sehingga berimbas pula pada kualitas sumber daya

manusianya sendiri. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil data tes dari PIRLS

(Progress in International Reading Literacy Study) yang merupakan studi

internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia yang

disponsori oleh The International Association for the Evaluation Achievement

(IAEA), diikuti oleh 45 negara pada tahun 2011 dengan skala skor rata-rata 428

menghasilkan bahwa Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah turun satu

tingkat dari peringkat sebelumnya pada tahun 2006. (TIMMS & PIRL

International Study Centre and IEA, 2011: 61). Walaupun skala skor rata-rata

pada tahun 2011 mengalami sedikit peningkatan namun secara peringkat menurun

dan masih jauh dari skor PIRLS International dengan Scale Centerpoint 500.

Pada observasi faktor yang menjadi masalah membaca yang dihadapi oleh

(18)

4

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa faktor antara lain kebiasaan, sarana, buku-buku yang dibaca atau kurang

adanya kesesuaian bahan bacaan yang terseia dengan minat yang dimiliki.

Rendahnya minat baca siswa di antaranya disebabkan kurangnya latihan dan

menguasai startegi secara efektif.

Membaca merupakan kunci pembuka cakrawala ilmu pengetahuan dan

informasi lainnya. Bahkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005

tentang Pendidikan Nasional khususnya dalam Bab V bahwa kompetensi lulusan

pasal 25 ayat (3) disebutkan bahwa kompetensi lulusan untuk mata pelajaran

bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan

jenjang pendidikan.

Membaca adalah bagian terpadu dari kemampuan berbahasa. Dalam kegiatan

membaca di atas, guru seharusnya perlu menyusun tujuan membaca. Di samping

itu, diperlukan startegi membaca yang menggambarkan bagaimana pembaca

memproses bacaan secara kritis sehingga memperoleh pemahaman terhadap

bacaan tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut harus dicari alternatif pemecahan

masalahnya. Salah satunya dengan Strategi K-W-L(What I Know, What I Want to

Learn, What I Learned) yang selanjutnya disebut dengan KWL. Startegi KWL

memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif

siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Startegi ini membantu mereka

memikirkan informasi baru yang diterimanya.

Startegi tersebut pernah diterapkan oleh Muhammad Kharizmi pada tahun

2011 dengan judul peneltian “Penggunaan Strategi KWL (Want To

Know-Learned) dalam Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan

Motivasi Membaca Siswa SD” (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas IV

SDN 1 dan 2 Luragunglandeuh Kabupaten Kuningan). Penelitian tersebut terbukti

efektif dalam meningkatkan KEM dan Motivasi Membaca Siswa SD.

Startegi ini membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan

minat siswa pada suautu topik (Abidin, 2012;87). Berdasarkan beberapa pendapat

di atas. Untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan

(19)

5

KWL Terhadap Kemampuan Membaca Kritis dan Kemampuan Berpikir Kritis di

Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada uraian dan permasalahan di atas, maka peneliti dapat

mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah pembelajaran dengan strategi KWL efektif untuk meningkatkan

kemampuan membaca kritis siswa kelas V SDN 34 Soka kota Bandung tahun

ajaran 2013/2014?

2. Apakah pembelajaran dengan strategi KWL efektif untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 34 Soka kota Bandung tahun

ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. keefektifan strategi KWL terhadap kemampuan membaca kritis pada

pembelajaran membaca siswa kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung tahun

ajaran 2013/2014.

2. keefektifan strategi KWL terhadap kemampuan berpikir kritis pada

pembelajaran membaca siswa kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung tahun

ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian yang Diharapkan

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan ada manfaat yang dapat diambil atau diperhunakan.

a. Manfaat Penelitian Secara Teoretis

Dapat digunakan sebagai sarana dalam peningkatan kemampuan membaca

kritis dan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik. Bermanfaat

sebagai kontribusi atau sumbang pemikiran yang dapat dijadikan kerangka

acuan bagi pihak yang berkepentingan untuk mendalami penelitian yang

(20)

6

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Manfaat Penelitian Secara Praktis

1. Bagi guru bermanfaat sebagai suatu startegi yang bisa dipergunakan

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca kritis.

2. Bagi Siswa dapat bermanfaat untuk lebih sadar belajar dan mengetahui

kontrol diri baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Bagi peneliti hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti

empiris tentang keefektifan startegi KWL terhadap pembelajaran

membaca kritis dan berpikir kritis siswa, yang nantinya dapat

dipergunakan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan terkait

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen kuasi. Ali

(2011: 284) mengemukakan studi kuasi-eksperimental adalah studi eksperimen,

hanya saja dalam pelaksanaan studi itu terdapat kendala pemenuhan kriteria

terkait dengan pemilihan subjek sampel secara random dan penugasan subjek

secara random karena dalam riset melibatkan manusia, seperti dalam riset prilaku

dan sosial. Frankel dalam Maizon (2010) menyatakan bahwa penelitian eksperimen

adalah penelitian yang melihat pengaruh-pengaruh dari variabel bebas terhadap satu atau

lebih variabel yang lain dalam kondisi yang terkotrol. Dalam penelitian ini terdapat

variabel bebas yaitu pembelajaran dengan Startegi KWL sedangkan kemampuan

membaca kritis dan kemampuan berpikir kritis sebagai variabel terikat.

Desain penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai

kelas kontrol dan yang lain sebagai kelas eksperimen. Mula-mula dipilih secara

acak kelas kontrol dan kelas eksperimen, kemudian dilakukan pretest terhadap

dua kelas, setelah itu kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, dan diakhiri

dengan pemberian posttest terhadap kedua kelas. Untuk pretest dan posttest

digunakan perangkat test yang sama.

Penelitian ini terdapat variabel bebas yaitu pembelajaran dengan strategi KWL

sedangkan kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis sebagai variabel terikat.

Gambar 3.1

Strategi KWL (x)

Kemampuan Membaca Kritis (y1)

(22)

24

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variebel Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen

Nonequivalent Groups Pretest-Posttest (Schumacher, 2001: 342)

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Keterangan:

A : Kelas eksperimen

B : Kelas Kontrol

X : perlakuan (treatment) menggunakan strategi KWL

= prates kelompok eksperimen

= Pascates kelompok eksperimen

= Prates kelompok kontrol

= Pascates kelompok kontrol

Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti

membuat alur penelitian untuk memudahkan pemahaman terhadap pelaksanaan

penelitian.

Group Pretest Treatment Posttest

A X

(23)

25

Studi Lapangan

Permasalahan

Studi Literatur

Keefektivan Strategi KWL Terhadap Kemampuan Membaca Kritis dan Berpikir Kritis Siswa di Sekolah dasar

Penentuan Subjek Penelitian

Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen

instrumen

Test sebelum

Kelas Eksperimen

pembelajaran dengan strategi KWL

Kelas Kontrol

Pembelajaran dengan strategi konvensional

Observasi Metode Pembelajaran

Test sesudah

(24)

26

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Alur Penelitian Strategi KWL dan Pembelajaran Konvensional

B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri Soka 34 Kota Bandung Provinsi Jawa

Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai dari usulan penelitian

sampai penyelesaian laporan tesis. SDN Soka 34 belum pernah digunakan sebagai

obyek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari penelitian ulang.

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014.

semester dua. Penyesuain waktu penelitian adalah berdasarkan alasan bahwa

dalam standar pembelajaran membaca untuk kelas V mengisyaratkan bahwa siswa

mempelajari tentang membaca dua teks, membandingkan isi dua teks, membaca

memindai secara cepat dari berbagai teks khusus (buku petunjuk telepon, jadwal

perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll), membaca wacana anak

dan menjawab pertanyaan tentang isi wacana.

2. Sumber Data Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Soka 34 Kota Bandung

Provinsi Jawa Barat tahun ajaran 2013/2014. Alasan mengambil siswa kelas V

adalah karena kegiatan membaca pada anak-anak kelas V sekolah dasar

bukanlah kegiatan membaca yang hanya memahami yang tersurat saja tetapi

juga yang tersirat, artinya sudah kepada tahap mengaitkan konteks yang ada.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Goodman (Maulana, 2011: 91) bahwa

ketika seseorang membaca bukan hanya menuntut kemampuan mengambil dan

memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan

(25)

27

dengan tugas-tugas perkembangan siswa yang pada usia 7 sampai 12 tahun, anak

mulai membaca dan selanjutnya berangsur-angsur semakin dimengerti apa yang

dibacanya, (Syamsu, 2007:113). Oleh karena itu, penentuan peringkat data ini

juga didasarkan atas pentingnya pemberian perhatian khusus pada masa peralihan

dari kelas V ke kelas VI. Dengan demikian membaca bukan hanya sekedar

memahami lambang-lambang bahasa tulis saja, melainkan berusaha memahami,

meneerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat pengarang dalam

sebuah bacaan. Ini sesuai dengan penerapan strategi KWL yang ingin melihat

kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis siswa yang proses penalaran

(kegiatan memahami, menerima, menolak, membandingkan) akan dilalui oleh

siswa dalam memahi bacaan yang dibaca.

C. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalahan interpretasi, berikut diuraikan definisi

oprasional yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian yang dikembangkan.

a. Startegi KWL

Merupakan startegi yang berbasis keaktifan siswa yakni siswa diarahkan

untuk aktif secara mental pada sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah

membaca serta membantu siswa memikirkan informasi baru yang diterimanya,

mengeskplorasi apa yang telah diketahuinya, memperkuat kemampuan siswa

mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik.

b. Kemampuan membaca kritis

kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca dalam

memahami bahan bacaan secara kritis untuk mengetahui keseluruhan makna

bahan bacaan, baik itu makna tersurat maupun makna tersiratnya. dapat diketahui

bahwa, membaca kritis tidak hanya membuat siswa memahami isi bacaan secara

kritis tetapi melibatkan emosi siswa dalam membaca, sehingga siswa mampu

(26)

28

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun dimaksudkan kemampuan membaca kritis yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil belajar-mengajar siswa dalam aspek kemampuan :

mengingat dan mengenali, memahami makna tersirat, mengaplikasikan

konsep-konsep, menganalisis, sintesis dan menilai isi bacaan secara kritis.

c. Kemampuan berpikir kritis

Berpikir Kritis merupakan suatu proses berpikir yang berhubungan dengan

penggunaan nalar. Dapat dikatakan bahwa berpikir kritis berarti menggunakan

prosesproses mental yang antara lain memperhatikan, mengkategorikan, seleksi,

dan menilai/memutuskan. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan

yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan

keterkaitan sesuatu dengan lainnya dengan lebih akurat.

Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini merupakan aktivitas siswa

dalam hal kemampuan mengidentifikasi, menganalisis argumen/mengidentifikasi

alasan atau sebab, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan,

membuat kesimpulan, mengidentifikasi istilah dan asumsi, serta memutuskan

suatu tindakan.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian

peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen untuk menjawab pertanyaan

penelitian.

1. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Kritis

Jenis tes yang digunakan dalam pembelajaran membaca ini berupa wacana

pendek, karena disesuaikan dengan Kompetensi Dasar kelas V Sekolah Dasar

semester 2, yaitu emahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai,

dan membaca wacana anak.

Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan kritis siswa dalam

(27)

29

mancakup prates (dilakukan sebelum pengajaran) dan pascates (dilakukan sesudah

pengajaran), baik dikelas eksperimen maupun kontrol yang berupa pilihan ganda.

Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka

mendapat perlakuan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL,

sedangkan pascates untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan

perlakuan. Instrumen kemampuan memahami bacaan berbentuk soal pilihan

ganda tentang bacaan yang dibaca.

Tabel 3.1

Indikator Kemampuan Membaca Kritis

Indikator Indikator Penjelas

 Kemampuan

mengingat dan mengenali

1. Kemampuan mengenenali ide pokok paragraf 2. Kemampuan menyatakan kembali fakta-fakta atau

detail bacaan

 Kemampuan

memahami maksna tersirat

3. Kemampuan menafsirkan gagasan utama bacaan

 Kemampuan

mengaplikasikan konsep-konsep

4. Kemampuan mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan

5. Kemampuan menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi

 Kemampuan

menganalisis

6. Kemampuan memberikan gagasan utama bacaan 7. Kemampuan mengklasifikasi fakta-fakta

 Kemampuan

membuat sintesis

8. Membuat kesimpulan

 Kemampuan menilai isi bacaan

9. Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, atau penyusunan kalimatnya 10.Menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan

adalah fakta atau sekedar opini saja

Tabel 3.2

Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Kritis Jenis Tes Wacana

Jenjang dan Nomor pertanyaan Indikator Kemampuan Membaca Kritis

1 2 3 4 5 6

Kebersihan lingkungan di

kampung Bajo 1,2 3 4,5 6,7 8 9,10

Kegiatan jual beli 1,2 3 4,5 6,7 8 9,10

(28)

30

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah pertanyaan keseluruhan ada 30 butir berbentuk piihan ganda,

masing-masing terdiri dari 10 soal untuk prates, 10 soal untuk proses

pembelajaran, dan 10 soal untuk pascates. Artinya, skor ideal prates adalah 10 dan

skor ideal untuk pascates juga 10. Untuk mendapatkan nilai kemampuan

membaca kritis, skor yang telah diperoleh dihitung dalam rumus kemampuan

membaca kritis. Wacana yang diberikan dalam tes kemampaun membaca kritis

yaitu dengan judul Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo, Kegiatan Jual-beli,

Jenis-jenis Makanan Hewan.

a. Uji Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis

Pengujian bertujuan untuk melihat tingkat keandalan atau

kesahihan (ketetapan) suatu alat ukur. Menurut sugiyono (2011: 173) suatu

instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu

mengorelasikan antar skor butir soal dengan skor total dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment.

Dengan bantuan program ANATES versi 4.0.5. dapat diperoleh

secara langsung koefisien setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien (r

xy ), maka langkah selanjutnya adalah mengonsultasikannya dengan nilai r

product moment table pada interval kepercayaan 5% dengan derajat

kebebasan n – 2. Menurut Muhidin dan Abdurahman (Maulana, 2012:67)

setiap butir soal dikatakan valid jika r xy lebih besar daripada nilai r tabel

.Hasil analisis validitas instrumen tes I, II, dan III disajikan pada Tabel

3.3, 3.4, dan 3.5.

Tabel 3.3

Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo”

(29)

31

1 0,447 0,413 Valid

2 0,628 0,413 Valid

3 0,620 0,413 Valid

4 0,496 0,413 Valid

5 0,438 0,413 Valid

6 0,651 0,413 Valid

7 0,803 0,413 Valid

8 0,624 0,413 Valid

9 0,444 0,413 Valid

10 0,456 0,413 Valid

Dari Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien

korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes I adalah

valid.

Tabel 3.4

Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kegiatan Jual Beli”

No. Soal rxy rtabel Keterangan

1 0,729 0,413 Valid

2 0,668 0,413 Valid

3 0,669 0,413 Valid

4 0,517 0,413 Valid

5 0,479 0,413 Valid

6 0,517 0,413 Valid

7 0,627 0,413 Valid

8 0,699 0,413 Valid

(30)

32

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 0,511 0,413 Valid

Dari Tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien

korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes II adalah

[image:30.595.140.516.84.109.2]

valid.

Tabel 3.5

Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Jenis-jenis Makanan Hewan”

No. Soal rxy rtabel Keterangan

1 0,609 0,413 Valid

2 0,607 0,413 Valid

3 0,586 0,413 Valid

4 0,668 0,413 Valid

5 0,547 0,413 Valid

6 0,637 0,413 Valid

7 0,580 0,413 Valid

8 0,609 0,413 Valid

9 0,662 0,413 Valid

10 0,632 0,413 Valid

Dari Tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien

korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes III adalah

valid.

b. Uji Realibitas Tes Kemampuan Membaca Kritis

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketetapan instrumen atau

ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi

(31)

33

suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang, atau rendah dapat dilihat dari nilai

koefisien reliabilitasnya.

Berdasarkan hasil perhitungan butir soal secara keseluruhan diperoleh

koefisien reliabilitas tes sebesar 0,82 untuk tes wacana I, 0,92 untuk tes wacana II,

dan 0,74 untuk tes wacana III. Ini berarti bahwa instrumen tes I, II, dan III

mempunyai resliabilitas yang sedang.

ITERPRETASI KOEFESIEN RELIABILITAS

Klasifikasi interprestasi untuk koefesien reliabilitas adalah sebagai berikut:

Antara 0,800-1,000 sangat tinggi

Antara 0,600- 0,800 tinggi

Antara 0,400- 0,600 cukup

Antara 0,200- 0,400 rendah

Antara 0,000- 0,200 sangat rendah (Arikunto,2009: 71)

2. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam memahami konsep bacaan dari meteri yang sedang

dipelajari, juga untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap topik-topik

yang diberikan. Tes kemampuan berpikir kritis di konstruksi dalam bentuk tes

objektif pendekatan pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah pilihan

(opinion) sebanyak empat pilihan. Dari empat pilihan jawaban hanya ada satu

jawaban yang benar atau paling benar. Penskoran untuk pilihan berganda adalah

nilai 1 untuk jawaban yang benar, dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Tes ini

(32)

34

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari 5 indikator dan 12 sub indikator keterampilan berpikir kritis yang

telah dipaparkan di bab 2 tersebut dirinci lebih lanjut menjadi 7 keterampilan

lebih yang spesifik sesuai dengan standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia di

SD, jadi hanya sebagian yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran bahasa

Indonesia yaitu: 1) memfokuskan pertanyaan/kemampuan

mengidentifikasi, 2) menganalisis argumen/mengidentifikasi alasan atau sebab, 3)

bertany dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan, 4) Membuat

induksi/kesimpulan dan hipotesis, 5) mendefinisikan istilah, 6) mengidentifikasi

asumsi, 7) memutuskan suatu tindakan. Adapun indikator kemampuan berpikir

kritis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Indikator Indikator Penjelas

 Memberikan penjelasan

sederhana (elementary

klarifikasi)

1. Memfokuskan pertanyaan/kemampuan mengidentifikasi

2. Menganalisis argumen/mengidentifikasi alasan atau sebab

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan

 Menyimpulkan (Interence) 4. Membuat induksi/kesimpulan dan hipotesis

 Membuat penjelasan lebih anjut ((Advance clarification)

5. Mendefinisikan istilah 6. Mengidentifikasi asumsi

 Strategi dan taktis (Strategies tactic)

[image:32.595.107.525.346.670.2]

7. Memutus suatu tindakan

Tabel 3.7

Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Jenis Tes Wacana Jenjang dan Nomor pertanyaan

(33)

35

1 2 3 4 5 6 7

Kebersihan lingkungan di

kampung Bajo 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10

Kegiatan jual beli 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10

Jenis-jenis makanan hewan 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10

Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa

bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis,

penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik

pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat

mengatasi masalah-masalah atau proyek komplek dan dengan hasil yang

memuaskan.

Untuk menilai validitas semua pertanyaan berpikir kritis, dilakukan

judgement pakar di bidang bahasa dan saatra Indonesia dengan kualitas doktor.

Untuk memperoleh item soal yang layak dipakai, seluruh indikator dikembangkan

menjadi item-item soal sebanyak 7 item. Menurut para penimbang item-item soal

yang kurang layak, baik secara konstruk maupun kebahasaannya, dilakukan revisi

sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut. Setelah dikoreksi oleh tiga

orang penimbang untuk dikaji secara rasional dari segi isi dan redaksi item, serta

ditelaah kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkapkan, kemudian

atas saran dari penimbang, instrumen yang telah ditimbang ada baiknya di tes

kembali kepada siswa kelas V. Siswa dimintakan memberi tanggapannya untuk

menentukan setiap butir soal dengan kriteria dipahami atau tidak dipahami.

a. Uji Validitas Tes Kemampuan Bepikir Kritis

Pengujian bertujuan untuk melihat tingkat keandalan atau kesahihan

(ketetapan) suatu alat ukur. Menurut sugiyono (2011: 173) suatu instrumen

dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian

validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengorelasikan antar skor butir

(34)

36

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan bantuan program ANATES versi 4.0.5. dapat diperoleh secara

langsung koefisien setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien (r xy ), maka

langkah selanjutnya adalah mengonsultasikannya dengan nilai r product moment

table pada interval kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan n – 2. Menurut

Muhidin dan Abdurahman (Maulana, 2012:67) setiap butir soal dikatakan valid

jika r xy lebih besar daripada nilai r tabel .Hasil analisis validitas instrumen tes I,

[image:34.595.143.519.291.526.2]

II, dan III disajikan pada Tabel 3.8, 3.9, dan 3.10.

Tabel 3.8

Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Wacana “Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo”

No. Soal rxy rtabel Keterangan

1 0,524 0,413 Valid

2 0,530 0,413 Valid

3 0,600 0,413 Valid

4 0,574 0,413 Valid

5 0,442 0,413 Valid

6 0,465 0,413 Valid

7 0,662 0,413 Valid

8 0,530 0,413 Valid

9 0,689 0,413 Valid

10 0,689 0,413 Valid

Dari Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien

korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes I adalah

[image:34.595.140.518.293.527.2]

valid.

Tabel 3.9

Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Wacana “Kegiatan Jual Beli”

(35)

37

1 0,532 0,413 Valid

2 0,434 0,413 Valid

3 0,379 0,413 Valid

4 0,647 0,413 Valid

5 0,647 0,413 Valid

6 0,584 0,413 Valid

7 0,599 0,413 Valid

8 0,569 0,413 Valid

9 0,551 0,413 Valid

10 0,758 0,413 Valid

Dari Tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien

korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes II adalah

[image:35.595.144.517.83.297.2]

valid.

Tabel 3.10

Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Wacana “Jenis-jenis Makanan Hewan”

No. Soal rxy rtabel Keterangan

1 0,704 0,413 Valid

2 0,463 0,413 Valid

3 0,674 0,413 Valid

4 0,648 0,413 Valid

5 0,593 0,413 Valid

6 0,522 0,413 Valid

7 0,470 0,413 Valid

8 0,431 0,413 Valid

9 0,647 0,413 Valid

(36)

38

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari Tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien

korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan

dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes III adalah

valid.

c. Uji Realibitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketetapan instrumen atau

ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi

(instrumen) dikatakan baik bila reliabilitasnya inggi. Untuk mengetahui apakah

suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang, atau rendah dapat dilihat dari nilai

koefisien reliabilitasnya.

Berdasarkan hasil perhitungan butir soal secara keseluruhan diperoleh

koefisien reliabilitas tes sebesar 0,85 untuk tes wacana I, 0,93 untuk tes wacana II,

dan 0,88 untuk tes wacana III. Ini berarti bahwa instrumen tes I, II, dan III

mempunyai resliabilitas yang tinggi.

ITERPRETASI KOEFESIEN RELIABILITAS

Klasifikasi interprestasi untuk koefesien reliabilitas adalah sebagai berikut:

Antara 0,800-1,000 sangat tinggi

Antara 0,600- 0,800 tinggi

Antara 0,400- 0,600 cukup

Antara 0,200- 0,400 rendah

Antara 0,000- 0,200 sangat rendah (Arikunto,2009: 71)

E. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian yang dilakukan ini dapat dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. Ketiga

(37)

39

1. Tahap persiapan, meliputi:

a. melakukan studi pendahuluan dengan cara analisis kurikulum dan telaah

pustaka untuk menyusun skenario pembelajaran membaca kritis.

b. merancang skenario pembelajaran.

c. menyusun alat pengumpul data berupa tes.

d. melakukan uji coba alat pengumpul data setelah dilakukan judgment.

e. mengolah data hasil uji coba soal tes kemudian melakukan revisi dan

menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data.

2. Tahap Pelaksanaan, meliputi:

a. memberikan prates (sebagai observasi awal) kepada seluruh subjek

penelitian untuk mengetahui kemampuan membaca kritis dan

kemampuan berpikir kritis siswa siswa.

b. melaksanakan pembelajaran membaca dengan strategi KWL, Setelah

tahap pelaksanaan Pretes dilakukan, baik pada tes kemampuan membaca

kritis maupun pada tes kemampuan berpikir kritis, peneliti meneruskan

penelitian dengan tahap berikutnya yaitu memberikan pascates (sebagai

observasi akhir) kepada seluruh subjek penelitian untuk mengetahui

kemampuan membaca kritis dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah

dilaksanakan pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L (What I

Know-What I Want to Learn- What I Learned).

Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran pada kelas eksperimen

yang menggunakan strategi KWL dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.11

Langkah-langkah Pembelejaran Strategi KWL

(38)

40

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pendahuluan

(15 menit).

 Membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucap salam, memimpin

siswa untuk berdo’a, dan

selanjutnya mengondisikan siswa

untuk siap belajar dengan cara

mengabsen kehadiran dan

membangun suasana yang kondusif

dalam kelas.

 Memberikan apersepsi antara lain

dengan membangun memotivasi

siswa, berwacana tentang cita-cita

dan keberhasilan (rajin membaca).

 Memberitahukan siswa bahwa hari

ini siswa akan mempelajari tentang

membaca intensif (pada aspek

membaca kritis) dan menyampaikan

muatan kompetensi dasar serta

indikator tujuan pembelajaran

dengan menggunakan strategi KWL

(Know-Want to Know-Learned).

 Menjawab salam, brdo’a,

mengacungkan tangan dan

menjawab ketika namanya

dipanggil.

 Bersemangat dan siap belajar.

 Memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan guru

dengan serius..

2. Kegiatan Inti

(50 menit).

 Menjelaskan langkah-langkah

penggunaan strategi KWL, Know

(apa yang diketahui), Wan to Know

(apa yang ingin diketahui), dan

Learned (apa yang telah diketahui).

 Menjelaskan materi pembelajaran

dengan langsung menerapkan

penggunaan strategi KWL dalam

pembelajaran membaca.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

 Mendengarkan penjelasan guru

tentang strategi KWL.

 Menyimak penjelasan guru

dengan serius. Siswa mengikuti

(39)

41

- Membuat sebuah tabel strategi

KWL sebagai berikut :

Topik : Apa yang saya ketahui (K) Apa yang ingin saya ketahui (K) Apa yang telah saya pelajari (L)

- Menjelaskan apa yang harus

dilakukan siswa terhadap tabel

tersebut.

- Mengajak siswa untuk

melakukan pengamatan dan

tanya jawab terhadap topik

wacana yang akan disajikan untu

mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa terhadap

materi tersebut. Selanjutnya,

Meminta siswa menyebutkan

apa saja yang siswa ketahui

tentang topik bacaan yang

sedang dibahas (K).

- Mencatat seluruh jawaban siswa

ke dalam kolom (K).

- Memperhatikan tabel dan

berusaha memahaminya.

- Menyerap penjelasan guru

mengenai tabel dan

bertanya apabila belu

mengerti.

- Melakukan pengamatan,

mengajukan pertanyaan dan

menyebutkan segala hal

yang diketahui mengenai

topik bacaan yang sedang

dibahas.

- Melihat dan

menyempurnakan apabila

jawaban siswa yang ditulis

(40)

42

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Memberikan kesempatan kepada

siswa utnuk mengemukakan dan

mengolah informasi

keingintahuanya dari topik

bacaan dan meminta siswa

menyebutkan apa saja yang

ingin siswa ketahui tentang topik

bacaan yang sedang dibahas

(W).

- Mencatat seluruh pertanyaan

siswa ke dalam kolom (W).

- Mengintruksikan siswa untuk

membaca wacana yang disajikan

dan memberi kesempatan

kepada siswa untuk

bertanya-jawab.

- Meminta siswa menyebutkan

apa hal-hal yang telah dipelajari

atau ketahui tentang topik

bacaan yang sedang dibahas (L).

- Mencatat seluruh pertanyaan ke

dalam kolom (L).

- Menyebutkan apa saja yang

ingin diketahui dari topik

bacaan yang sedang dibahas

(W).

- Melihat dan

menyempurnakan apabila

pertanyaan siswa yang

ditulis oeh guru kurang

lengkap.

- Membaca dan memahami

secara kritis wacana yang

disajaikan serta tenya jawab

terkait tema wacana yang

belum difahami.

- Menyebutkan apa saja yang

telah dipelajari atau

diketahui tentang topik

bacaan yang sedang dibahas

(L).

- Melihat dan

menyempurnakan apabila

jawaban siswa yang ditulis

(41)

43

 Membagikan soal membaca dan

berpikir kritis berdasarkan wacana

yang dibaca.

 Meminta siswa mengumpulkan

lembar jawaban ketika siswa sudah

selesai.

 Menjawab pertanyaan.

 Mengumpulkan lembar jawaban

ke depan (meja guru).

3. Penutup.  Menanyakan bagaimana perasaan

ataupun respons siswa setelah

mengikuti serangkaian

pembelajaran.

 Membahas soal membaca dan

berpikir kritis yang baru saja

dijawab oleh siswa.

 Menugaskan siswa untuk

mempersiapkan diri pada

pembelajaran membaca berikutnya.

 Memimpin siswa untuk membaca

do’a sebelum pembelajaran selesai.

 Mengakhiri pembelajaran dengan

sakam

 Memberikan tanggapan.

 Menyimak pembahasan guru.

 Mempersiapkan diri untuk lebih

semangat pada pembelajaran

membaca serta tes berikutnya.

 Membaca doa bersama guru.

(42)

44

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tahap Penarikan Kesimpulan

Tahap ini mencakup analisis data hasil penelitian yang meliputi pengujian

secara manual. Untuk memperkuat kesimpulan yang dibuat maka dilakukan

penghitungan indeks gain dan untuk uji hipotesis menggunakan uji-t dari nilai

prates dan pascates.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang

berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

1. Teknik Tes

Teknik tes merupakan serentetan pernyataan, latihan, atau alat yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuaan,

dan bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Nurgiantoro, 2009: 59). Dalam

penelitian ini, data didapat dengan cara pemberian tes. Tes tersebut berupa tes

pilihan ganda, tes digunakan untuk mengetahui hasil kemampuan membaca kritis

dan berpikir kritis siswa.

Tes tersebut mencakup prates dan pascates. Prates dilakukan untuk

mengetahui kemampuan hasil pembelajaran membaca kritis dan berpikir kritis

sebelum perlakuan, dan pascates yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan

hasil pembelajaran membaca kritis dan berpikir kritis setelah mendapatkan

(43)

45

Setelah data diperoleh, prates petemuan pertama diolah. Kemudian prates

dibandingkan dengan pascates. Setelah data didapat dari perbandingan pertama

dan kedua maka dapat dilihat keefektifan starategi KWL terhadap kemampuan

membaca kritis dan berpikir kritis siswa. Hasil keefektifan didasarkan pada t

hitung daripada t tabel.

G. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data atau

metode deskriptif dan metode statistik. Metode deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan data hasil penelitian. Metode statistik digunakan untuk

keperluan pengolahan data kuantitatif seperti uji persyaratan data dan uji

hipotesis. Setelah hasil statistik didapat selanjutnya dilakukan penarikan

kesimpulan untuk untuk ditafsirkan maknanya.

Data kuantitatif dalam penelitian ini diolah dengan bantuan program software

SPSS statistik 20 for windows. Berikut langkah-langkah pengolahan data dalam

penelitian.

Pertama, data yang telah dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai

rata-rata (mean), standar deviasi, nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi

(maximum).

Kedua, melakukan uji persyaratan Data yang mencakup uji normalitas dan uji

homogenitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data data

yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi

Kolmogorov-Simirnov. Sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan cara

mencari simpangan baku dari kedua data hasil penelitian.

Ketiga, setelah melakukan uji persyaratan data selanjutnya dilakukan uji

hipotesis penelitian.

Berdasarkan pemaparan pengolahan data penelitian. Maka langkah-langkah

pengolahan datanya dipaparkan sebagai berikut.

(44)

46

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan uji normalitas data menulis laporan pengamatan siswa dilakukan

dengan menggunakan rumus hitung dengan tabel, hipotesis uji normalitas

data dalam tabel penelitian yaitu:

H0 : sampel berdistribusi normal

Ha : sampel berdistribusi tidak normal

a. Menentukan rentang skor (r)

r = Skor maksimum – Skor Minimum

(Sujana, 2006: 47)

b. Menentukan banyaknya kelas interval (k)

K = 1 + 3,3 log n (Sujana, 2006: 47)

c. Menentukan panjang kelas interval (p)

P =

d. Membuat tabel distribusi frekuensi

e. Menghitung rata-rata Mean (rata-rata X)

X

Keterangan:

M : mean (rata-rata)

Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval

f. Menentukan simpangan baku (SD)

(��−X)²�−

Keterangan

S : simpangan baku (standard deviasi)

X: mean (rata-rata)

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah kelas interval

n : jumlah responden

(45)

47

( − �

(Purwanto, 2001: 104)

Keterangan:

Z : harga baku

K : batas kelas

X : mean (rata-rata)

S : simpangan baku

h. Menghitung luas interval (Li)

Li = L1 – L2

Keterangan:

L1 : nilai peluang baris atas

L2 : nilai peluang garis bawah

i. Menghitung frekuensi ekspestasi/harapan (ei)

ei = Li. ∑

j. Menghitung Chi kuadrat (ᵪ2)

ᵪ2 = (

(Arikunto, 2009: 259)

Keterangan:

ᵪ2 : chi kuadrat hitung ei : frekuensi harapan

fi : frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xi

Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan

membandingkan chi kudrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan derajat

kebebasan n-1 dan taraf signifikansi α =0,05. Bila harga chikuadrat hitung lebih

kecil dari pada chikuadrat tabel maka distribusi dinyatakan normal, dan bila lebih

besar dinyatakan tidak normal (Sugiyono, 2008: 121).

Hasil perhitungan ᵪ2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan ᵪ2 tabel dengan

ketetapan sebagai berikut.

(46)

48

Hermansyah Trimantara, 2014

Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Derajat kebebasan (dk = k-1)

3) Apabila ᵪ2 hitung < ᵪ2 tabel berarti data berdistribusi normal

2. Uji homogenitas data

Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians sampel

yang digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dihitung dengan cara

sebagai berikut :

a. Cari F hitung dengan menggunakan rumus : F

b. Menetapkan taraf signifikansi (α)

c. Menghitung F table dengan rumus :

F table = setengah alfa (dk varians terbesar-1, dk varians terkecil-1)

Dengan menggunakan table F maka didapat Ftabel

d. Menentukan kriteria pengujian H0yaitu :

Jika FHitungFTabel, maka H0, diterima (homogen)

Dalam penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan software

SPSS versi 18. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yaitu

statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Untuk menetapkan

suatu data homogen atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut :

a. Menentukan taraf signifikansi uji (α= 0,05).

b. Membandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang

diperoleh.

c. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel

sama (homogen).

d. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel

sama (homogen).

Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan

membandingkan harga antara F hitung dan F tabel dengan derajat kebebasan n-1

dan taraf signifikansi α = 0,05. Bila harga Fhitung lebih kecil dari F tabel, maka

(47)

49

3. Uji t Student

Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal dan tes akhir

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji

t adalah sebagai berikut.

a. Karena dalam penelitian ini subjek yang diuji adalah kelas eksperimen dan

kelas kontrol, maka digunakan rumus uji-t dua sampel tidak berhubungan

(independen) sebagai berikut.

uji-t atau t tes

t =

√ ( −

keterangan:

Md : mean dari perbedaan dan tes akhir rumus yang digunakan yaitu:

Md =

∑d : jumlah keseluruhan nilai beda

Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑ᵪ2 d :jumlah kuadrat deviasi N : subjek pada sampel

b. Menentukan derajat kebebasan

dk = n-1

c. Menentukan nilai t dari tabel statistik

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan

nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :

Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Apabila data berdistribusi normal dua-duanya dan tidak homogen maka

lanjutkan ke uji student’.

Langkah akhir dari pengolahan data, yaitu data gai

Gambar

  Gambar 3.1
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Membaca Kritis
Tabel 3.4 Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana
+6

Referensi

Dokumen terkait

1 Unit Layanan Pengadaan Barang/ Jasa Pemetrintah Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2017, telah melakukan Evaluasi Kualifikasi dan Evaluasi Teknis Kualifikasi untuk

Pengguna PHP dalam aplikasi ini memungkinkan data diolah oleh server sehingga keamanan data lebih terjamin dan dapat langsung disimpan dalam suatu database. Dari keselurahan

150 4.36 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Data Peningkatan KS ……… 150 4.37 Deskripsi DM Siswa Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran… 152 4.38 Analisis Deskriptif Data DM

Steganografi Pada File Citra Bitmap 24 Bit Untuk Pengamanan Data Menggunakan Metode Least Significant Bit (LSB) Insertion.. An Introduction to

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Universitas Pendidikan Indonesia |

Apabila Ibu/Saudari bersedia ikut dalam penelitian ini, maka kami akan memohon kesediaannya untuk dapat menandatangani surat persetujuan menjadi peserta penelitian:...

Oleh karena itu penulis mencoba menuangkan informasi mengenai anjing trah kecil ini melalui Visualisasi Macromedia Flash MX dengan harapan agar informasi ini bermanfaat dan