KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR
KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR
(Studi Eksperimen Kuasi pada siswa Kelas V SDN Soka 34 Bandung)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar
oleh
HERMANSYAH TRIMANTARA NIM 1201694
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA
KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR
KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR
(Studi Eksperimen Kuasi pada siswa Kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung)
Oleh
Hermansyah Trimantara
S.Pd.I STAIN Jurai Siwo Metro, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar
Sekolah Pascasarjana
© Hermansyah Trimantara, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR HAK CIPTA ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS, BERPIKIR KRITIS DAN STRATEGI KWL (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED) ... 7
A. Ikhwal Membaca ... 7
B. Berpikir Kritis ... 16
C. Strategi KWL ... 19
D. Asumsi-asumsi Penelitian ... 21
E. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Metode dan Desain penelitian ... 23
C. Definisi Operasional... 27
D. Instrumen Penelitian ... 28
E. Prosedur Penelitian ... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ... 43
G. Teknik Pengolahan Data ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 51
B. Uji Persyaratan Data ... 100
C. Uji Hipotesis ... 110
D. Pembahasan ... 118
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 112
A. Simpulan ... 112
B. Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 114
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Membaca Kritis... 14
Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis... 17
Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Membaca Kritis... 29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Kritis... 48
Tabel 3.3 Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo”... 30 Tabel 3.4 Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kegiatan Jual Beli” ... 31
Tabel 3.5 Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Jenis Makanan Hewan” ... 31
Tabel 3.6 Indikator Kemampuan Bepikir Kritis... 33
Tabel 3.7 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis... 34
Tabel 3.8 Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis “Wacana Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo... 35
Tabel 3.9 Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis “Wacana Kegiatan Jual Beli”... 36
Tabel 3.10 Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis “Wacana Jenis Makanan Hewan... 36
Tabel 3.11 Lengkah-langkah Pembelajaran Strategi KWL... 39
Tabel 4.1 Prosedur Pembelajaran Membaca Dengan Strtegi KWL... 54
Tebel 4.2 Kategori Penilaian Kemampuan Membaca Kritis... 70
Tabel 4.3 Peningkatan Kemampauan Membaca Kritis Siswa Kategori Tinggi... 70
Tabel 4.4 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Tinggi Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 71
Pada Wacana Jenis Makanan Hewan...
Tabel 4.6 Peningkatan Kemampauan Membaca Kritis Siswa
Kategori Sedang... 73
Tabel 4.7 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Sedang
Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 73
Tabel 4.8 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Sedang
Pada Wacana Jenis Makanan Hewan... 74
Tabel 4.9 Peningkatan Kemampauan Membaca Kritis Siswa
Kategori rendah... 75
Tabel 4.10 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Rendah
Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 76
Tabel 4.11 Hasil Pascates Membaca Kritis Siswa Kategori Rendah
Pada Wacana Jenis Makanan Hewan... 76
Tabel 4.12 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Kritis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 79 Tabel 4.13 Hasil Uji Gain Kemampuan Membaca Kritis Kelas
Eksperimen... 80
Tabel 4.14 Hasil Uji Gain Kemampuan Membaca Kritis Kelas
Kontrol... 82
Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates Kemampuan
Membaca Kritis Antara Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol... 83
Tabel 4.16 Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan membaca kritis
Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 84
Tabel 4.17 Kategori Penilaian Berpikir Kritis... 85
Tabel 4.18 Peningkatan Kemampauan Berpikir Kritis Siswa
Kategori Tinggi... 86
Tabel 4.19 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Tinggi
Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 86
Tabel 4.20 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Tinggi
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.21 Peningkatan Kemampauan Berpikir Kritis Siswa
Kategori Sedang... 88
Tabel 4.22 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Sedang
Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 89
Tabel 4.23 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Sedang Pada
Wacana Jenis Makanan Hewan... 90
Tabel 4.24 Peningkatan Kemampauan Berpikir Kritis Siswa
Kategori Rendah... 91
Tabel 4.25 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Rendah
Pada Wacana Kegiatan Jual Beli... 91
Tabel 4.26 Hasil Pascates Berpikir Kritis Siswa Kategori Rendah
Pada Wacana Jenis Makanan Hewan... 91
Tabel 4.27 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir kritis
Kelas Eksperimen dan Kontrol... 94
Tabel 4.28 Hasil Analisis Gain Kemampuan Berpikir kritis dalam
Pembelajaran Membaca Kelas Eksperimen... 95
Tabel 4.29 Hasil Analisis Gain Kemampuan Berpikir kritis dalam
Pembelajaran Membaca Kelas Kontrol... 97
Tabel 4.30 Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates Kemampuan
Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 98
Tabel 4.31 Perbandingan Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan
Berpikir kritis dalam Menulis Laporan Pengamatan
Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 99
Tabel 4.32 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Prates dan
Pascates Membaca Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol... 102
Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Prates dan
Pascates Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol... 104
Pascates Kemampuan membaca kritis Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol...
Tabel 4.35 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Prates dan
Pascates Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol... 109
Tabel 4.36 Rangkuman Hasil Uji t Data Prates dan Pascates
Kemampuan Membaca Kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol... 112
Tabel 4.37 Rangkuman Hasil Uji t Data Prates dan Pascates
Kemampuan Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol... 114
Tabel 4.38 Peningkatan Gain Nilai Prates dan Nilai Rerata Pascates
Kemampuan Membaca Kritis di Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol... 115
Tabel 4.39 Peningkatan Gain Nilai Prates dan Rerata Pascates
Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas Eksperimen dan
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Variabel Penelitian... 23
Gambar 3.2 Desin Penelitian Nonequivalent Groups
Pretest-Postest... 24
Gambar 3.3 Alur Penelitian Strategi KWL dan Pembelajaran
Konvensional... 25
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Kritis dan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen... 80
Grafik 4.2 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Membaca Kritis Kelas Kontrol... 81
Grafik 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates
Kemampuan Membaca Kritis Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83
Grafik 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates
Kemampuan Membaca Kritis Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 84
Grafik 4.5 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir kritis Prates dan Pascates Kelas Eksperimen... 95
Grafik 4.6 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir kritis Prates dan Pascates Kelas Kontrol... 96
Grafik 4.7 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates Kemampuan Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol... 98
Grafik 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates Kemampuan Berpikir kritis Kelas Eksperimen dan
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Hasil Uji Persyaratan Data... 117
Lampiran B Instrumen Penelitian... 151
Lampiran C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Surat
Penelitian... 174
KEEFEKTIFAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DAN BERPIKIR
KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR
(Studi Eksperimen Kuasi pada siswa Kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung)
Hermansyah Trimantara 1201694
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan siswa memahami makna dalam wacana secara efektif pada pembelajaran membaca khususnya kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis. Secara umum pemahaman kritis siswa terhadap wacana masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan keefektifan strategi KWL terhadap kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis siswa pada pembelajaran membaca. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain non-equivalent control group Pretest-posttest. Data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu data hasil prates dan pascates kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis dari kelompok eksperimen dan kontrol dengan teknik pemberian tes, tes tersebut berupa tes obyektif pendekatan pilihan ganda (multiple choice). Berbeda dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran ceramah yang cenderung tidak mengalami kemajuan yang signifikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pascaperlakuan dengan strategi KWL, kemampuan siswa kelas eksperimen dalam membaca kritis dan berpikir kritis meningkat secara signifikan. Dari hasil deskripsi statistik pada kelas eksperimen, nilai rata-rata kemampuan membaca kritis saat prates 61,00 pascaperlakuan menjadi 86,00, nilai rata-rata meningkat 25,00 (40,98%). Selanjutnya nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis prates 62,00 pascaperlakuan menjadi 86,75, nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis meningkat 24,64 (39,68%). Hasil ini mengindikasikan bahwa strategi KWL efektif digunakan untuk peningkatan kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis.
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE EFFECTIVENESSOFKWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED)
STRATEGY TOWARD STUDENTS’ CRITICAL READING ABILITY AND CRITICAL THINKING AT PRIMARY SCHOOL
(Quasi Experiment Research on Fifth Grade Students at SDN Soka Bandung)
Hermansyah Trimantara 1201694
ABSTRACT
The background of this study is the lack of students’ ability in understanding the
meaning of the text effectively for reading subject especially critical reading and critical thinking ability. In general, students’ critical ability in reading is still low. This study aims to know and describe the effectiveness of KWL (Know-Want to Know-Learned) strategy toward students’ critical reading and critical thinking ability in reading. The method used in this study was quasi experiment with non-equivalent control group Pretest-posttest. Data gathered which were used to answer the research question was the result of Pre test and Post test for critical reading and critical thinking ability from experiment and control group. Those tests are objective test which use multiple choice. Control group which applied explanation strategy did not show significant improvement. Otherwise, The experiment group which was given treatment using KWL strategy shows that after treatment the students’ ability for critical reading and critical thinking ability increase significantly. The result from descriptive statistic for experiment class, the mean of critical reading for pretest is 61,00 then after treatment it becomes 86,00. It increases 25,00 (40,98%). Then, the mean of critical thinking for pretest is 62,00. After treatment, it becomes 86,75. It increases 24,64 (39,68%). The result indicates that KWL strategy is effective to be used in improving critical reading and critical thinking ability.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa adalah mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa merupakan penunjang
keberhasilan siswa dalam semua bidang studi.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang kemudian dicakup dalam
Kurikulum 2013 (Depdiknas, 2013: UU 81a) dijelaskan bahwa tujuan mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan, yaitu:
1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan
2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
3. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia
Kita ketahui bahwa membaca merupakan hal yang sangat penting bagi
keberlangsungan hidup seseorang karena dengan membaca kita dapat mengetahui
segala hal, bahkan kita dapat menjelajah dunia dengan banyak membaca. Banyak
ilmu yang kita dapat dari membaca. Farr (Dalman, 2013:2) mengemukakan bahwa
“Reading is the heart of education”. Roger menyatakan bahwa membaca itu merupakan jantung pendidikan. Oleh karena itu, pengajaran membaca sangat
perlu diajarkan pada anak-anak khususnya anak usia Sekolah Dasar. Pembelajaran
membaca kritis merupakan materi yang harus dipelajari dan dikuasai peserta
2
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol
tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup
pengenalan kata kritis literal, interpretasi, membaca kritis (critical reading), dan
membaca kreatif (creative reading). Dalam kegiatan membaca, pembaca
memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vecca,
1991: 172). Sehingga, melalui aktivitas membaca, individu juga menggerakkan
dan mengaktifkan proses berpikirnya. Kaitan antara aktivitas membaca dan
berpikir ini semakin ditegaskan lagi oleh Tarigan (Maulana 2012:4) yang
menyatakan bahwa membaca merupakan bagian yang memungkinkan
perkembangan penalaran individual, pemikiran kritis independen, dan
pembangkitan kepekaan terhadap kemanusiaan.
Membaca kritis dalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan.
Untuk itu, diperlukan kemampuan untuk berpikir dan bersikap kritis. Dalam
membaca kritis, pembaca mengolah bacaan secara kritis. (ef. Harris et. Al. 1983;
Smith, 1986; Albert dalam Tarigan, 1988:89)
Ketika membaca kritis, siswa tidak sekadar membaca saja, tetapi harus
membaca secara kritis bacaan yang dibacanya agar memahami isinya. Martutik
(2001: 47) menyatakan bahwa kemampuan membaca kritis adalah kemampuan
dalam mengolah bacaan secara kritis untuk melakukan keseluruhan makna bahan
bacaan, baik tersurat maupun tersirat. Kegiatan membaca kritis sepenuhnya
melibatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan
pendidikan yang memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau
apa yang diyakini. Dewey (Fisher, 2008: 2) menyatakan bahwa berpikir kritis
adalah mempertimbangkan secara aktif, terus-menerus, dan teliti mengenai sebuah
keyakinan atau bentuk pengetahuan dipandang dari sudut alasan-alasan yang
mendukungnya dan kesimpulan - kesimpulan yang menjadi kecenderungannya.
Taksonomi kognitif dapat diklasifikasikan pada taksonomi Bloom. Menurut
Widodo (2006: 1), taksnonomi Bloom versi baru terdiri atas remember
(mengingat), understand (memahami), apply (mengaplikasi), analyze
3
Berdasarkan hal tersebut, Tingkat kognitif yang berkaitan dengan kemampaun
berpikir siswa dalam pembelajaran perlu dirtingkatkan guna mencapai tujuan
belajar yang diharapkan. (Nurhadi dan Senduk, 2009: 86) mengemukakan bahwa
tujuan berpikir kritis adalah meciptakan suatu semangat berpikir kritis yang
mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran
mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau
keliru,.
Dalam pelaksanaannya, pengajaran keterampilan membaca kurang berjalan
dengan efektif. Di lapangan ditemukan sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca.
Permasalahan itu antara lain dikemukakan oleh Nurhadi (2008:17) sebagai
berikut. (1) rendahnya tingkat kecepatan membaca, (2) minimnya kritis yang
diperoleh, (3) kurangnya minat baca, (4) minimnya pengetahuan tentang cara
membaca yang efektif, dan (5) adanya gangguan-ganguan fisik dari pembaca.
Saat ini siswa dihadapkan pada kesulitan untuk memahami suatu bacaan
secara efektif dan rendahnya minat baca pada anak Sekolah Dasar di Indonesia.
kendala tersebut memengaruhi rendahnya mutu atau sumber daya masyarakat.
Rendahnya minat baca juga secara tidak langsung berimbas pada rendahnya
kualitas pendidikan kita, sehingga berimbas pula pada kualitas sumber daya
manusianya sendiri. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil data tes dari PIRLS
(Progress in International Reading Literacy Study) yang merupakan studi
internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia yang
disponsori oleh The International Association for the Evaluation Achievement
(IAEA), diikuti oleh 45 negara pada tahun 2011 dengan skala skor rata-rata 428
menghasilkan bahwa Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah turun satu
tingkat dari peringkat sebelumnya pada tahun 2006. (TIMMS & PIRL
International Study Centre and IEA, 2011: 61). Walaupun skala skor rata-rata
pada tahun 2011 mengalami sedikit peningkatan namun secara peringkat menurun
dan masih jauh dari skor PIRLS International dengan Scale Centerpoint 500.
Pada observasi faktor yang menjadi masalah membaca yang dihadapi oleh
4
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa faktor antara lain kebiasaan, sarana, buku-buku yang dibaca atau kurang
adanya kesesuaian bahan bacaan yang terseia dengan minat yang dimiliki.
Rendahnya minat baca siswa di antaranya disebabkan kurangnya latihan dan
menguasai startegi secara efektif.
Membaca merupakan kunci pembuka cakrawala ilmu pengetahuan dan
informasi lainnya. Bahkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Pendidikan Nasional khususnya dalam Bab V bahwa kompetensi lulusan
pasal 25 ayat (3) disebutkan bahwa kompetensi lulusan untuk mata pelajaran
bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan
jenjang pendidikan.
Membaca adalah bagian terpadu dari kemampuan berbahasa. Dalam kegiatan
membaca di atas, guru seharusnya perlu menyusun tujuan membaca. Di samping
itu, diperlukan startegi membaca yang menggambarkan bagaimana pembaca
memproses bacaan secara kritis sehingga memperoleh pemahaman terhadap
bacaan tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut harus dicari alternatif pemecahan
masalahnya. Salah satunya dengan Strategi K-W-L(What I Know, What I Want to
Learn, What I Learned) yang selanjutnya disebut dengan KWL. Startegi KWL
memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif
siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Startegi ini membantu mereka
memikirkan informasi baru yang diterimanya.
Startegi tersebut pernah diterapkan oleh Muhammad Kharizmi pada tahun
2011 dengan judul peneltian “Penggunaan Strategi KWL (Want To
Know-Learned) dalam Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) dan
Motivasi Membaca Siswa SD” (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas IV
SDN 1 dan 2 Luragunglandeuh Kabupaten Kuningan). Penelitian tersebut terbukti
efektif dalam meningkatkan KEM dan Motivasi Membaca Siswa SD.
Startegi ini membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan
minat siswa pada suautu topik (Abidin, 2012;87). Berdasarkan beberapa pendapat
di atas. Untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan
5
KWL Terhadap Kemampuan Membaca Kritis dan Kemampuan Berpikir Kritis di
Sekolah Dasar”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada uraian dan permasalahan di atas, maka peneliti dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah pembelajaran dengan strategi KWL efektif untuk meningkatkan
kemampuan membaca kritis siswa kelas V SDN 34 Soka kota Bandung tahun
ajaran 2013/2014?
2. Apakah pembelajaran dengan strategi KWL efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SDN 34 Soka kota Bandung tahun
ajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. keefektifan strategi KWL terhadap kemampuan membaca kritis pada
pembelajaran membaca siswa kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung tahun
ajaran 2013/2014.
2. keefektifan strategi KWL terhadap kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran membaca siswa kelas V SDN 34 Soka Kota Bandung tahun
ajaran 2013/2014.
D. Manfaat Penelitian yang Diharapkan
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan ada manfaat yang dapat diambil atau diperhunakan.
a. Manfaat Penelitian Secara Teoretis
Dapat digunakan sebagai sarana dalam peningkatan kemampuan membaca
kritis dan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik. Bermanfaat
sebagai kontribusi atau sumbang pemikiran yang dapat dijadikan kerangka
acuan bagi pihak yang berkepentingan untuk mendalami penelitian yang
6
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Manfaat Penelitian Secara Praktis
1. Bagi guru bermanfaat sebagai suatu startegi yang bisa dipergunakan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca kritis.
2. Bagi Siswa dapat bermanfaat untuk lebih sadar belajar dan mengetahui
kontrol diri baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Bagi peneliti hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti
empiris tentang keefektifan startegi KWL terhadap pembelajaran
membaca kritis dan berpikir kritis siswa, yang nantinya dapat
dipergunakan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan terkait
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen kuasi. Ali
(2011: 284) mengemukakan studi kuasi-eksperimental adalah studi eksperimen,
hanya saja dalam pelaksanaan studi itu terdapat kendala pemenuhan kriteria
terkait dengan pemilihan subjek sampel secara random dan penugasan subjek
secara random karena dalam riset melibatkan manusia, seperti dalam riset prilaku
dan sosial. Frankel dalam Maizon (2010) menyatakan bahwa penelitian eksperimen
adalah penelitian yang melihat pengaruh-pengaruh dari variabel bebas terhadap satu atau
lebih variabel yang lain dalam kondisi yang terkotrol. Dalam penelitian ini terdapat
variabel bebas yaitu pembelajaran dengan Startegi KWL sedangkan kemampuan
membaca kritis dan kemampuan berpikir kritis sebagai variabel terikat.
Desain penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai
kelas kontrol dan yang lain sebagai kelas eksperimen. Mula-mula dipilih secara
acak kelas kontrol dan kelas eksperimen, kemudian dilakukan pretest terhadap
dua kelas, setelah itu kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, dan diakhiri
dengan pemberian posttest terhadap kedua kelas. Untuk pretest dan posttest
digunakan perangkat test yang sama.
Penelitian ini terdapat variabel bebas yaitu pembelajaran dengan strategi KWL
sedangkan kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis sebagai variabel terikat.
Gambar 3.1
Strategi KWL (x)
Kemampuan Membaca Kritis (y1)
24
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variebel Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen
Nonequivalent Groups Pretest-Posttest (Schumacher, 2001: 342)
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Keterangan:
A : Kelas eksperimen
B : Kelas Kontrol
X : perlakuan (treatment) menggunakan strategi KWL
= prates kelompok eksperimen
= Pascates kelompok eksperimen
= Prates kelompok kontrol
= Pascates kelompok kontrol
Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti
membuat alur penelitian untuk memudahkan pemahaman terhadap pelaksanaan
penelitian.
Group Pretest Treatment Posttest
A X
25
Studi Lapangan
Permasalahan
Studi Literatur
Keefektivan Strategi KWL Terhadap Kemampuan Membaca Kritis dan Berpikir Kritis Siswa di Sekolah dasar
Penentuan Subjek Penelitian
Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen
instrumen
Test sebelum
Kelas Eksperimen
pembelajaran dengan strategi KWL
Kelas Kontrol
Pembelajaran dengan strategi konvensional
Observasi Metode Pembelajaran
Test sesudah
26
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3
Alur Penelitian Strategi KWL dan Pembelajaran Konvensional
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri Soka 34 Kota Bandung Provinsi Jawa
Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai dari usulan penelitian
sampai penyelesaian laporan tesis. SDN Soka 34 belum pernah digunakan sebagai
obyek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari penelitian ulang.
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014.
semester dua. Penyesuain waktu penelitian adalah berdasarkan alasan bahwa
dalam standar pembelajaran membaca untuk kelas V mengisyaratkan bahwa siswa
mempelajari tentang membaca dua teks, membandingkan isi dua teks, membaca
memindai secara cepat dari berbagai teks khusus (buku petunjuk telepon, jadwal
perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll), membaca wacana anak
dan menjawab pertanyaan tentang isi wacana.
2. Sumber Data Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Soka 34 Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat tahun ajaran 2013/2014. Alasan mengambil siswa kelas V
adalah karena kegiatan membaca pada anak-anak kelas V sekolah dasar
bukanlah kegiatan membaca yang hanya memahami yang tersurat saja tetapi
juga yang tersirat, artinya sudah kepada tahap mengaitkan konteks yang ada.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Goodman (Maulana, 2011: 91) bahwa
ketika seseorang membaca bukan hanya menuntut kemampuan mengambil dan
memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut kemampuan
27
dengan tugas-tugas perkembangan siswa yang pada usia 7 sampai 12 tahun, anak
mulai membaca dan selanjutnya berangsur-angsur semakin dimengerti apa yang
dibacanya, (Syamsu, 2007:113). Oleh karena itu, penentuan peringkat data ini
juga didasarkan atas pentingnya pemberian perhatian khusus pada masa peralihan
dari kelas V ke kelas VI. Dengan demikian membaca bukan hanya sekedar
memahami lambang-lambang bahasa tulis saja, melainkan berusaha memahami,
meneerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat pengarang dalam
sebuah bacaan. Ini sesuai dengan penerapan strategi KWL yang ingin melihat
kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis siswa yang proses penalaran
(kegiatan memahami, menerima, menolak, membandingkan) akan dilalui oleh
siswa dalam memahi bacaan yang dibaca.
C. Definisi Oprasional
Untuk menghindari kesalahan interpretasi, berikut diuraikan definisi
oprasional yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian yang dikembangkan.
a. Startegi KWL
Merupakan startegi yang berbasis keaktifan siswa yakni siswa diarahkan
untuk aktif secara mental pada sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah
membaca serta membantu siswa memikirkan informasi baru yang diterimanya,
mengeskplorasi apa yang telah diketahuinya, memperkuat kemampuan siswa
mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik.
b. Kemampuan membaca kritis
kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca dalam
memahami bahan bacaan secara kritis untuk mengetahui keseluruhan makna
bahan bacaan, baik itu makna tersurat maupun makna tersiratnya. dapat diketahui
bahwa, membaca kritis tidak hanya membuat siswa memahami isi bacaan secara
kritis tetapi melibatkan emosi siswa dalam membaca, sehingga siswa mampu
28
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun dimaksudkan kemampuan membaca kritis yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil belajar-mengajar siswa dalam aspek kemampuan :
mengingat dan mengenali, memahami makna tersirat, mengaplikasikan
konsep-konsep, menganalisis, sintesis dan menilai isi bacaan secara kritis.
c. Kemampuan berpikir kritis
Berpikir Kritis merupakan suatu proses berpikir yang berhubungan dengan
penggunaan nalar. Dapat dikatakan bahwa berpikir kritis berarti menggunakan
prosesproses mental yang antara lain memperhatikan, mengkategorikan, seleksi,
dan menilai/memutuskan. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan
yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan
keterkaitan sesuatu dengan lainnya dengan lebih akurat.
Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini merupakan aktivitas siswa
dalam hal kemampuan mengidentifikasi, menganalisis argumen/mengidentifikasi
alasan atau sebab, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan,
membuat kesimpulan, mengidentifikasi istilah dan asumsi, serta memutuskan
suatu tindakan.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian
peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
1. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Kritis
Jenis tes yang digunakan dalam pembelajaran membaca ini berupa wacana
pendek, karena disesuaikan dengan Kompetensi Dasar kelas V Sekolah Dasar
semester 2, yaitu emahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai,
dan membaca wacana anak.
Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan kritis siswa dalam
29
mancakup prates (dilakukan sebelum pengajaran) dan pascates (dilakukan sesudah
pengajaran), baik dikelas eksperimen maupun kontrol yang berupa pilihan ganda.
Pemberian prates untuk melihat kemampuan siswa sebelum mereka
mendapat perlakuan pembelajaran membaca dengan menggunakan strategi KWL,
sedangkan pascates untuk melihat hasil yang dicapai siswa setelah mendapatkan
perlakuan. Instrumen kemampuan memahami bacaan berbentuk soal pilihan
ganda tentang bacaan yang dibaca.
Tabel 3.1
Indikator Kemampuan Membaca Kritis
Indikator Indikator Penjelas
Kemampuan
mengingat dan mengenali
1. Kemampuan mengenenali ide pokok paragraf 2. Kemampuan menyatakan kembali fakta-fakta atau
detail bacaan
Kemampuan
memahami maksna tersirat
3. Kemampuan menafsirkan gagasan utama bacaan
Kemampuan
mengaplikasikan konsep-konsep
4. Kemampuan mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan
5. Kemampuan menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi
Kemampuan
menganalisis
6. Kemampuan memberikan gagasan utama bacaan 7. Kemampuan mengklasifikasi fakta-fakta
Kemampuan
membuat sintesis
8. Membuat kesimpulan
Kemampuan menilai isi bacaan
9. Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, atau penyusunan kalimatnya 10.Menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan
adalah fakta atau sekedar opini saja
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Kritis Jenis Tes Wacana
Jenjang dan Nomor pertanyaan Indikator Kemampuan Membaca Kritis
1 2 3 4 5 6
Kebersihan lingkungan di
kampung Bajo 1,2 3 4,5 6,7 8 9,10
Kegiatan jual beli 1,2 3 4,5 6,7 8 9,10
30
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah pertanyaan keseluruhan ada 30 butir berbentuk piihan ganda,
masing-masing terdiri dari 10 soal untuk prates, 10 soal untuk proses
pembelajaran, dan 10 soal untuk pascates. Artinya, skor ideal prates adalah 10 dan
skor ideal untuk pascates juga 10. Untuk mendapatkan nilai kemampuan
membaca kritis, skor yang telah diperoleh dihitung dalam rumus kemampuan
membaca kritis. Wacana yang diberikan dalam tes kemampaun membaca kritis
yaitu dengan judul Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo, Kegiatan Jual-beli,
Jenis-jenis Makanan Hewan.
a. Uji Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis
Pengujian bertujuan untuk melihat tingkat keandalan atau
kesahihan (ketetapan) suatu alat ukur. Menurut sugiyono (2011: 173) suatu
instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu
mengorelasikan antar skor butir soal dengan skor total dengan
menggunakan rumus Pearson Product Moment.
Dengan bantuan program ANATES versi 4.0.5. dapat diperoleh
secara langsung koefisien setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien (r
xy ), maka langkah selanjutnya adalah mengonsultasikannya dengan nilai r
product moment table pada interval kepercayaan 5% dengan derajat
kebebasan n – 2. Menurut Muhidin dan Abdurahman (Maulana, 2012:67)
setiap butir soal dikatakan valid jika r xy lebih besar daripada nilai r tabel
.Hasil analisis validitas instrumen tes I, II, dan III disajikan pada Tabel
3.3, 3.4, dan 3.5.
Tabel 3.3
Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo”
31
1 0,447 0,413 Valid
2 0,628 0,413 Valid
3 0,620 0,413 Valid
4 0,496 0,413 Valid
5 0,438 0,413 Valid
6 0,651 0,413 Valid
7 0,803 0,413 Valid
8 0,624 0,413 Valid
9 0,444 0,413 Valid
10 0,456 0,413 Valid
Dari Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien
korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes I adalah
valid.
Tabel 3.4
Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Kegiatan Jual Beli”
No. Soal rxy rtabel Keterangan
1 0,729 0,413 Valid
2 0,668 0,413 Valid
3 0,669 0,413 Valid
4 0,517 0,413 Valid
5 0,479 0,413 Valid
6 0,517 0,413 Valid
7 0,627 0,413 Valid
8 0,699 0,413 Valid
32
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10 0,511 0,413 Valid
Dari Tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien
korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes II adalah
[image:30.595.140.516.84.109.2]valid.
Tabel 3.5
Analisis Validitas Tes Kemampuan Membaca Kritis Wacana “Jenis-jenis Makanan Hewan”
No. Soal rxy rtabel Keterangan
1 0,609 0,413 Valid
2 0,607 0,413 Valid
3 0,586 0,413 Valid
4 0,668 0,413 Valid
5 0,547 0,413 Valid
6 0,637 0,413 Valid
7 0,580 0,413 Valid
8 0,609 0,413 Valid
9 0,662 0,413 Valid
10 0,632 0,413 Valid
Dari Tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien
korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes III adalah
valid.
b. Uji Realibitas Tes Kemampuan Membaca Kritis
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketetapan instrumen atau
ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi
33
suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang, atau rendah dapat dilihat dari nilai
koefisien reliabilitasnya.
Berdasarkan hasil perhitungan butir soal secara keseluruhan diperoleh
koefisien reliabilitas tes sebesar 0,82 untuk tes wacana I, 0,92 untuk tes wacana II,
dan 0,74 untuk tes wacana III. Ini berarti bahwa instrumen tes I, II, dan III
mempunyai resliabilitas yang sedang.
ITERPRETASI KOEFESIEN RELIABILITAS
Klasifikasi interprestasi untuk koefesien reliabilitas adalah sebagai berikut:
Antara 0,800-1,000 sangat tinggi
Antara 0,600- 0,800 tinggi
Antara 0,400- 0,600 cukup
Antara 0,200- 0,400 rendah
Antara 0,000- 0,200 sangat rendah (Arikunto,2009: 71)
2. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami konsep bacaan dari meteri yang sedang
dipelajari, juga untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap topik-topik
yang diberikan. Tes kemampuan berpikir kritis di konstruksi dalam bentuk tes
objektif pendekatan pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah pilihan
(opinion) sebanyak empat pilihan. Dari empat pilihan jawaban hanya ada satu
jawaban yang benar atau paling benar. Penskoran untuk pilihan berganda adalah
nilai 1 untuk jawaban yang benar, dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Tes ini
34
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari 5 indikator dan 12 sub indikator keterampilan berpikir kritis yang
telah dipaparkan di bab 2 tersebut dirinci lebih lanjut menjadi 7 keterampilan
lebih yang spesifik sesuai dengan standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia di
SD, jadi hanya sebagian yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran bahasa
Indonesia yaitu: 1) memfokuskan pertanyaan/kemampuan
mengidentifikasi, 2) menganalisis argumen/mengidentifikasi alasan atau sebab, 3)
bertany dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan, 4) Membuat
induksi/kesimpulan dan hipotesis, 5) mendefinisikan istilah, 6) mengidentifikasi
asumsi, 7) memutuskan suatu tindakan. Adapun indikator kemampuan berpikir
kritis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator Indikator Penjelas
Memberikan penjelasan
sederhana (elementary
klarifikasi)
1. Memfokuskan pertanyaan/kemampuan mengidentifikasi
2. Menganalisis argumen/mengidentifikasi alasan atau sebab
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan
Menyimpulkan (Interence) 4. Membuat induksi/kesimpulan dan hipotesis
Membuat penjelasan lebih anjut ((Advance clarification)
5. Mendefinisikan istilah 6. Mengidentifikasi asumsi
Strategi dan taktis (Strategies tactic)
[image:32.595.107.525.346.670.2]7. Memutus suatu tindakan
Tabel 3.7
Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Jenis Tes Wacana Jenjang dan Nomor pertanyaan
35
1 2 3 4 5 6 7
Kebersihan lingkungan di
kampung Bajo 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10
Kegiatan jual beli 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10
Jenis-jenis makanan hewan 1,2 3,4 5,6 7 8 9 10
Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa
bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis,
penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik
pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat
mengatasi masalah-masalah atau proyek komplek dan dengan hasil yang
memuaskan.
Untuk menilai validitas semua pertanyaan berpikir kritis, dilakukan
judgement pakar di bidang bahasa dan saatra Indonesia dengan kualitas doktor.
Untuk memperoleh item soal yang layak dipakai, seluruh indikator dikembangkan
menjadi item-item soal sebanyak 7 item. Menurut para penimbang item-item soal
yang kurang layak, baik secara konstruk maupun kebahasaannya, dilakukan revisi
sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut. Setelah dikoreksi oleh tiga
orang penimbang untuk dikaji secara rasional dari segi isi dan redaksi item, serta
ditelaah kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkapkan, kemudian
atas saran dari penimbang, instrumen yang telah ditimbang ada baiknya di tes
kembali kepada siswa kelas V. Siswa dimintakan memberi tanggapannya untuk
menentukan setiap butir soal dengan kriteria dipahami atau tidak dipahami.
a. Uji Validitas Tes Kemampuan Bepikir Kritis
Pengujian bertujuan untuk melihat tingkat keandalan atau kesahihan
(ketetapan) suatu alat ukur. Menurut sugiyono (2011: 173) suatu instrumen
dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian
validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengorelasikan antar skor butir
36
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan bantuan program ANATES versi 4.0.5. dapat diperoleh secara
langsung koefisien setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien (r xy ), maka
langkah selanjutnya adalah mengonsultasikannya dengan nilai r product moment
table pada interval kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan n – 2. Menurut
Muhidin dan Abdurahman (Maulana, 2012:67) setiap butir soal dikatakan valid
jika r xy lebih besar daripada nilai r tabel .Hasil analisis validitas instrumen tes I,
[image:34.595.143.519.291.526.2]II, dan III disajikan pada Tabel 3.8, 3.9, dan 3.10.
Tabel 3.8
Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Wacana “Kebersihan Lingkungan di Kampung Bajo”
No. Soal rxy rtabel Keterangan
1 0,524 0,413 Valid
2 0,530 0,413 Valid
3 0,600 0,413 Valid
4 0,574 0,413 Valid
5 0,442 0,413 Valid
6 0,465 0,413 Valid
7 0,662 0,413 Valid
8 0,530 0,413 Valid
9 0,689 0,413 Valid
10 0,689 0,413 Valid
Dari Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien
korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes I adalah
[image:34.595.140.518.293.527.2]valid.
Tabel 3.9
Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Wacana “Kegiatan Jual Beli”
37
1 0,532 0,413 Valid
2 0,434 0,413 Valid
3 0,379 0,413 Valid
4 0,647 0,413 Valid
5 0,647 0,413 Valid
6 0,584 0,413 Valid
7 0,599 0,413 Valid
8 0,569 0,413 Valid
9 0,551 0,413 Valid
10 0,758 0,413 Valid
Dari Tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien
korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes II adalah
[image:35.595.144.517.83.297.2]valid.
Tabel 3.10
Analisis Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Wacana “Jenis-jenis Makanan Hewan”
No. Soal rxy rtabel Keterangan
1 0,704 0,413 Valid
2 0,463 0,413 Valid
3 0,674 0,413 Valid
4 0,648 0,413 Valid
5 0,593 0,413 Valid
6 0,522 0,413 Valid
7 0,470 0,413 Valid
8 0,431 0,413 Valid
9 0,647 0,413 Valid
38
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari Tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien
korelasinya (rxy ) berbeda namun tetap lebih besar jika dibandingkan
dengan nilai rtabel. Dengan demikian, semua butir soal dalam tes III adalah
valid.
c. Uji Realibitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketetapan instrumen atau
ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi
(instrumen) dikatakan baik bila reliabilitasnya inggi. Untuk mengetahui apakah
suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang, atau rendah dapat dilihat dari nilai
koefisien reliabilitasnya.
Berdasarkan hasil perhitungan butir soal secara keseluruhan diperoleh
koefisien reliabilitas tes sebesar 0,85 untuk tes wacana I, 0,93 untuk tes wacana II,
dan 0,88 untuk tes wacana III. Ini berarti bahwa instrumen tes I, II, dan III
mempunyai resliabilitas yang tinggi.
ITERPRETASI KOEFESIEN RELIABILITAS
Klasifikasi interprestasi untuk koefesien reliabilitas adalah sebagai berikut:
Antara 0,800-1,000 sangat tinggi
Antara 0,600- 0,800 tinggi
Antara 0,400- 0,600 cukup
Antara 0,200- 0,400 rendah
Antara 0,000- 0,200 sangat rendah (Arikunto,2009: 71)
E. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian yang dilakukan ini dapat dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. Ketiga
39
1. Tahap persiapan, meliputi:
a. melakukan studi pendahuluan dengan cara analisis kurikulum dan telaah
pustaka untuk menyusun skenario pembelajaran membaca kritis.
b. merancang skenario pembelajaran.
c. menyusun alat pengumpul data berupa tes.
d. melakukan uji coba alat pengumpul data setelah dilakukan judgment.
e. mengolah data hasil uji coba soal tes kemudian melakukan revisi dan
menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data.
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi:
a. memberikan prates (sebagai observasi awal) kepada seluruh subjek
penelitian untuk mengetahui kemampuan membaca kritis dan
kemampuan berpikir kritis siswa siswa.
b. melaksanakan pembelajaran membaca dengan strategi KWL, Setelah
tahap pelaksanaan Pretes dilakukan, baik pada tes kemampuan membaca
kritis maupun pada tes kemampuan berpikir kritis, peneliti meneruskan
penelitian dengan tahap berikutnya yaitu memberikan pascates (sebagai
observasi akhir) kepada seluruh subjek penelitian untuk mengetahui
kemampuan membaca kritis dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran membaca dengan strategi K-W-L (What I
Know-What I Want to Learn- What I Learned).
Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran pada kelas eksperimen
yang menggunakan strategi KWL dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.11
Langkah-langkah Pembelejaran Strategi KWL
40
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pendahuluan
(15 menit).
Membuka kegiatan pembelajaran
dengan mengucap salam, memimpin
siswa untuk berdo’a, dan
selanjutnya mengondisikan siswa
untuk siap belajar dengan cara
mengabsen kehadiran dan
membangun suasana yang kondusif
dalam kelas.
Memberikan apersepsi antara lain
dengan membangun memotivasi
siswa, berwacana tentang cita-cita
dan keberhasilan (rajin membaca).
Memberitahukan siswa bahwa hari
ini siswa akan mempelajari tentang
membaca intensif (pada aspek
membaca kritis) dan menyampaikan
muatan kompetensi dasar serta
indikator tujuan pembelajaran
dengan menggunakan strategi KWL
(Know-Want to Know-Learned).
Menjawab salam, brdo’a,
mengacungkan tangan dan
menjawab ketika namanya
dipanggil.
Bersemangat dan siap belajar.
Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan guru
dengan serius..
2. Kegiatan Inti
(50 menit).
Menjelaskan langkah-langkah
penggunaan strategi KWL, Know
(apa yang diketahui), Wan to Know
(apa yang ingin diketahui), dan
Learned (apa yang telah diketahui).
Menjelaskan materi pembelajaran
dengan langsung menerapkan
penggunaan strategi KWL dalam
pembelajaran membaca.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Mendengarkan penjelasan guru
tentang strategi KWL.
Menyimak penjelasan guru
dengan serius. Siswa mengikuti
41
- Membuat sebuah tabel strategi
KWL sebagai berikut :
Topik : Apa yang saya ketahui (K) Apa yang ingin saya ketahui (K) Apa yang telah saya pelajari (L)
- Menjelaskan apa yang harus
dilakukan siswa terhadap tabel
tersebut.
- Mengajak siswa untuk
melakukan pengamatan dan
tanya jawab terhadap topik
wacana yang akan disajikan untu
mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa terhadap
materi tersebut. Selanjutnya,
Meminta siswa menyebutkan
apa saja yang siswa ketahui
tentang topik bacaan yang
sedang dibahas (K).
- Mencatat seluruh jawaban siswa
ke dalam kolom (K).
- Memperhatikan tabel dan
berusaha memahaminya.
- Menyerap penjelasan guru
mengenai tabel dan
bertanya apabila belu
mengerti.
- Melakukan pengamatan,
mengajukan pertanyaan dan
menyebutkan segala hal
yang diketahui mengenai
topik bacaan yang sedang
dibahas.
- Melihat dan
menyempurnakan apabila
jawaban siswa yang ditulis
42
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Memberikan kesempatan kepada
siswa utnuk mengemukakan dan
mengolah informasi
keingintahuanya dari topik
bacaan dan meminta siswa
menyebutkan apa saja yang
ingin siswa ketahui tentang topik
bacaan yang sedang dibahas
(W).
- Mencatat seluruh pertanyaan
siswa ke dalam kolom (W).
- Mengintruksikan siswa untuk
membaca wacana yang disajikan
dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya-jawab.
- Meminta siswa menyebutkan
apa hal-hal yang telah dipelajari
atau ketahui tentang topik
bacaan yang sedang dibahas (L).
- Mencatat seluruh pertanyaan ke
dalam kolom (L).
- Menyebutkan apa saja yang
ingin diketahui dari topik
bacaan yang sedang dibahas
(W).
- Melihat dan
menyempurnakan apabila
pertanyaan siswa yang
ditulis oeh guru kurang
lengkap.
- Membaca dan memahami
secara kritis wacana yang
disajaikan serta tenya jawab
terkait tema wacana yang
belum difahami.
- Menyebutkan apa saja yang
telah dipelajari atau
diketahui tentang topik
bacaan yang sedang dibahas
(L).
- Melihat dan
menyempurnakan apabila
jawaban siswa yang ditulis
43
Membagikan soal membaca dan
berpikir kritis berdasarkan wacana
yang dibaca.
Meminta siswa mengumpulkan
lembar jawaban ketika siswa sudah
selesai.
Menjawab pertanyaan.
Mengumpulkan lembar jawaban
ke depan (meja guru).
3. Penutup. Menanyakan bagaimana perasaan
ataupun respons siswa setelah
mengikuti serangkaian
pembelajaran.
Membahas soal membaca dan
berpikir kritis yang baru saja
dijawab oleh siswa.
Menugaskan siswa untuk
mempersiapkan diri pada
pembelajaran membaca berikutnya.
Memimpin siswa untuk membaca
do’a sebelum pembelajaran selesai.
Mengakhiri pembelajaran dengan
sakam
Memberikan tanggapan.
Menyimak pembahasan guru.
Mempersiapkan diri untuk lebih
semangat pada pembelajaran
membaca serta tes berikutnya.
Membaca doa bersama guru.
44
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Penarikan Kesimpulan
Tahap ini mencakup analisis data hasil penelitian yang meliputi pengujian
secara manual. Untuk memperkuat kesimpulan yang dibuat maka dilakukan
penghitungan indeks gain dan untuk uji hipotesis menggunakan uji-t dari nilai
prates dan pascates.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapat data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang
berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan serentetan pernyataan, latihan, atau alat yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuaan,
dan bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Nurgiantoro, 2009: 59). Dalam
penelitian ini, data didapat dengan cara pemberian tes. Tes tersebut berupa tes
pilihan ganda, tes digunakan untuk mengetahui hasil kemampuan membaca kritis
dan berpikir kritis siswa.
Tes tersebut mencakup prates dan pascates. Prates dilakukan untuk
mengetahui kemampuan hasil pembelajaran membaca kritis dan berpikir kritis
sebelum perlakuan, dan pascates yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
hasil pembelajaran membaca kritis dan berpikir kritis setelah mendapatkan
45
Setelah data diperoleh, prates petemuan pertama diolah. Kemudian prates
dibandingkan dengan pascates. Setelah data didapat dari perbandingan pertama
dan kedua maka dapat dilihat keefektifan starategi KWL terhadap kemampuan
membaca kritis dan berpikir kritis siswa. Hasil keefektifan didasarkan pada t
hitung daripada t tabel.
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data atau
metode deskriptif dan metode statistik. Metode deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan data hasil penelitian. Metode statistik digunakan untuk
keperluan pengolahan data kuantitatif seperti uji persyaratan data dan uji
hipotesis. Setelah hasil statistik didapat selanjutnya dilakukan penarikan
kesimpulan untuk untuk ditafsirkan maknanya.
Data kuantitatif dalam penelitian ini diolah dengan bantuan program software
SPSS statistik 20 for windows. Berikut langkah-langkah pengolahan data dalam
penelitian.
Pertama, data yang telah dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi
(maximum).
Kedua, melakukan uji persyaratan Data yang mencakup uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data data
yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi
Kolmogorov-Simirnov. Sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan cara
mencari simpangan baku dari kedua data hasil penelitian.
Ketiga, setelah melakukan uji persyaratan data selanjutnya dilakukan uji
hipotesis penelitian.
Berdasarkan pemaparan pengolahan data penelitian. Maka langkah-langkah
pengolahan datanya dipaparkan sebagai berikut.
46
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan uji normalitas data menulis laporan pengamatan siswa dilakukan
dengan menggunakan rumus hitung dengan tabel, hipotesis uji normalitas
data dalam tabel penelitian yaitu:
H0 : sampel berdistribusi normal
Ha : sampel berdistribusi tidak normal
a. Menentukan rentang skor (r)
r = Skor maksimum – Skor Minimum
(Sujana, 2006: 47)
b. Menentukan banyaknya kelas interval (k)
K = 1 + 3,3 log n (Sujana, 2006: 47)
c. Menentukan panjang kelas interval (p)
P =
d. Membuat tabel distribusi frekuensi
e. Menghitung rata-rata Mean (rata-rata X)
X
Keterangan:
M : mean (rata-rata)
Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval
f. Menentukan simpangan baku (SD)
(��−X)²�−
Keterangan
S : simpangan baku (standard deviasi)
X: mean (rata-rata)
Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah kelas interval
n : jumlah responden
47
( − �
(Purwanto, 2001: 104)
Keterangan:
Z : harga baku
K : batas kelas
X : mean (rata-rata)
S : simpangan baku
h. Menghitung luas interval (Li)
Li = L1 – L2
Keterangan:
L1 : nilai peluang baris atas
L2 : nilai peluang garis bawah
i. Menghitung frekuensi ekspestasi/harapan (ei)
ei = Li. ∑
j. Menghitung Chi kuadrat (ᵪ2)
ᵪ2 = (
(Arikunto, 2009: 259)
Keterangan:
ᵪ2 : chi kuadrat hitung ei : frekuensi harapan
fi : frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xi
Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan
membandingkan chi kudrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan derajat
kebebasan n-1 dan taraf signifikansi α =0,05. Bila harga chikuadrat hitung lebih
kecil dari pada chikuadrat tabel maka distribusi dinyatakan normal, dan bila lebih
besar dinyatakan tidak normal (Sugiyono, 2008: 121).
Hasil perhitungan ᵪ2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan ᵪ2 tabel dengan
ketetapan sebagai berikut.
48
Hermansyah Trimantara, 2014
Keefektifan strategi KWL (Know-Want to knom-Learned) terhadap kemampuan membaca kriitis dan berpikir kritis siswa di sekolah dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Derajat kebebasan (dk = k-1)
3) Apabila ᵪ2 hitung < ᵪ2 tabel berarti data berdistribusi normal
2. Uji homogenitas data
Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians sampel
yang digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut :
a. Cari F hitung dengan menggunakan rumus : F
b. Menetapkan taraf signifikansi (α)
c. Menghitung F table dengan rumus :
F table = setengah alfa (dk varians terbesar-1, dk varians terkecil-1)
Dengan menggunakan table F maka didapat Ftabel
d. Menentukan kriteria pengujian H0yaitu :
Jika FHitung FTabel, maka H0, diterima (homogen)
Dalam penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan software
SPSS versi 18. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yaitu
statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Untuk menetapkan
suatu data homogen atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut :
a. Menentukan taraf signifikansi uji (α= 0,05).
b. Membandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang
diperoleh.
c. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel
sama (homogen).
d. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel
sama (homogen).
Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan
membandingkan harga antara F hitung dan F tabel dengan derajat kebebasan n-1
dan taraf signifikansi α = 0,05. Bila harga Fhitung lebih kecil dari F tabel, maka
49
3. Uji t Student
Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal dan tes akhir
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji
t adalah sebagai berikut.
a. Karena dalam penelitian ini subjek yang diuji adalah kelas eksperimen dan
kelas kontrol, maka digunakan rumus uji-t dua sampel tidak berhubungan
(independen) sebagai berikut.
uji-t atau t tes
t =
√ ( −
keterangan:
Md : mean dari perbedaan dan tes akhir rumus yang digunakan yaitu:
Md =
∑d : jumlah keseluruhan nilai beda
Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑ᵪ2 d :jumlah kuadrat deviasi N : subjek pada sampel
b. Menentukan derajat kebebasan
dk = n-1
c. Menentukan nilai t dari tabel statistik
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan
nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :
Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Apabila data berdistribusi normal dua-duanya dan tidak homogen maka
lanjutkan ke uji student’.
Langkah akhir dari pengolahan data, yaitu data gai