• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENTA MULIA ISSN: Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 68 77

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GENTA MULIA ISSN: Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 68 77"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

68

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN POWER LENGAN

TERHADAP KEMAMPUAN JUMPING SMASH BADMINTON PADA

SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SDN 01 SIMPANGAN

CIKARANG UTARA

Rezki Ridha Kusuma

Universitas Islam “45” Bekasi, Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi 17113 E-mail: rizkiridha1989@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian yaitu “untuk mengetahuai Kontribusi Power Tungkai dan Power Lengan Terhadap Kemampuan Jumping Smash Badminton pada Siswa peserta Ekstrakurikuler SDN 01 Simpangan Cikarang Utara”. Permasalahan penelitian adalah “Apakah ada kontribusi power tungkai dan power lengan secara bersama terhadap kemampuan jumping smash badminton pada siswa peserta ekstrakurikuler SDN 01 Simpangan Cikarang Utara?” Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa peserta ekstrakurikuler Badminton SDN 01 Simpangan Cikarang Utara yang berjumlah 20 orang siswa. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik total sampling (yaitu teknik penentuan sample bila seluruh jumlah populasi dijadikan sample) dengan jumlah sebanyak 20 orang siswa peserta ekstrakurikuler. Variabel penelitian ini Power Tungkai, Power Lengan dan Jumping Smash. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes pengukuran olahraga. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan sistem komputerisasi program SPSS 17.00. Hasil analisis data didapat hasil penelitian sebagai berikut: Pengujian hipotesis pertama terdapat kontribusi yang signifikan antara power tungkai terhadap kemampuan jumping smash badminton dan diperoleh nilai korelasi R = 0,81 Pengujian hipotesis kedua terdapat kontribusi yang signifikan antara power lengan terhadap kemampuan

jumping samsh badminton dan diperoleh nilai korelasi = 0,83. Pengujian hipotesis ketiga terdapat kontribusi

yang signifikan antara power tungkai dan power lengan secara bersama terhadap kemampuan jumping

smash badminton dan diperoleh nilai korelasi = 0,88.

Kata-kata kunci: Power Tungkai, Power Lengan, dan Jumping Smash.

PENDAHULUAN

Permainan bulutangkis dewasa ini cukup berkembang pesat dan merupakan salah satu olahraga yang mempunyai peluang untuk menghasilkan medali di negara Republik Indonesia karena bulutangkis sering diandalkan dan di banggakan oleh seluruh warga negara Indonesia. Bulutangkis adalah salah satu jenis olahraga permainan yang pada saat ini digemari oleh semua lapisan masyarakat dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua

sekalipun. Hal ini terbukti dengan banyaknya perkumpulan perkumpulan olahraga bulutangkis serta banyaknya pembinaan-pembinaan prestasi baik ditingkat daerah maupun ditingkat intansi pemerintahan. Selain itu, pada saat ini

bulutangkis telah dipelajari dilingkungan

sekolah maupun pusat-pusat pembinaan. Sejalan dengan perkembangannya olahraga, prestasi yang terbaik merupakan tujuan utama yang diinginkan seorang atlet dan pelatih. Untuk mencapai prestai maksimal tidaklah mudah

(2)

69 dalam mewujudkanya, karena prestasi yang

maknsimal memerlukan pembinaan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Dalam olahraga bulutangkis, suatu prestasi dapat dicapai jika seorang atlet telah

menguasai beberapa faktor yang dapat

menunjang terhadap tercapainya prestasi

maksimal. Adapun faktor-faktor utama yang sangat menunjang dan diperlukan dalam permainan bulutangkis untuk mencapai prestasi yang maksimal adalah kondisi fisik, teknik, taktik, mental. Sehubungan dengan hal ini Harsono (1988:100) mengatakan:

Tujuan serta sasaran utama dari latihan

atau training adalah membantu atlet

meningkatkan keterampilan dan prestasi

semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu ada empat aspek-aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : (a) Latihan Fisik, (b) Latihan Teknik, (c) Latihan Taktik, (d) Latihan Mental.

Dari pendapat di atas dapat di pastikan bahwa atlet akan berprestasi apabila di dalam proses latihannya terdapat ke empat aspek tersebut sehingga perkembangan atlet dari segi permainan dan kemampuan dalam keterampilan

gerakannya kian hari kian meningkat.

Selanjutnya mengenai pentingnya kondisi fisik Dinata dan Tarigan (2004:25), mengemukakan bahwa : “Permainan bulutangkis sangat memerlukan fisik yang prima, karena permainan bulutangkis memerlukan kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks”.

Menurut Gunawan M. (2007:1)

Mengemukakan bahwa. Olahraga bulutangkis atau badminton merupakan salah satu olahraga

yang sangat digemari oleh masyarakat

Indonesia. Olahraga Badminton di Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat, baik dari segi pembinaan maupun dari segi prestasi. Hal ini, terlihat dengan semakin banyaknya perkumpulan badminton atau pusat latihan badminton ditiap-tiap sokalah dasar

(SDN) yang membina siswa peserta

ekstrakurikuler usia dini dengan harapan akan berprestasi lebih baik

.

Untuk menjadi pemain badminton yang baik, seorang pemain harus berlatih secara teratur dan terencana. Selain itu untuk meraih prestasi yang tinggi para peserta ekstrakurikuler badminton harus memiliki aspek teknik, fisik, taktik dan mental yang baik. Ke-empat aspek tersebut harus diberikan dan dikondisikan dalam setiap pelatih badminton. Dalam cabang olahraga badminton sangat diperlukan beberapa faktor individu, yaitu faktor kondisi fisik yang meliputi : daya tahan, kekuatan, stamina, kelincahan, kecepatan, dan power. Faktor teknik meliputi pola penyerangan dan pertahanan. Faktor mental meliputi : Persepsi, motivasi, sikap dan lain sebagainya.

Sejalan dengan perkembangan olahraga badminton, maka setiap pemain berusaha untuk

meningkatkan keterampilannya dalam

melakukan berbagai teknik, salah satunya adalah teknik Jumping Smash. Meskipun beberapa diantaranya mempunyai gerak permulaan yang sama seperti Jumping Smash, lob dari atas kepala dan drop dari atas kepala.

Jumping Smash adalah pukulan smash

yang dilakukan dengan terlebih dahulu siswa harus melompat dan menggunakan daun raket

(3)

70 dari bagian depan sebagai alat pemukulnya.

Pukulan Jumping Smash memiliki kelebihan yaitu, datangnya shuttle cock sangat cepat dan arah shuttle cock-nya pun menukik kebidang bagian lawan, hal tersebut akan membuat lawan kesulitan dalam mengembalikan pukulan smash, sehingga dapat menghasilkan point untuk si pemukul. Oleh sebab itu pukulan jumping smash sangat penting dilakukan dalam permainan badminton karena dapat mematikan lawan . Adapun teknik untuk melakukan pukulan

Jumping Smash agar tepat, guna dibutuhkan

dukungan komponen kondisi fisik yakni power tungkai dan power lengan.

Awal permasalahan pertama yang timbul dalam penelitian ini adalah penulis

melihat bahwa banyak siswa peserta

ekstrakurikuler badminton di SMPN 3 Cikarang Utara yang memiliki kemampuan pukulan smash badminton yang baik. Akan tetapi, hanya sebagian kecil pemain atau siswa yang mengguanakan teknik jumping smash. Penulis meyakini bahwa peranan yang paling dominan dalam melakukan Jumping Smash adalah Power tungkai dan Power lengan. Kemudian penulis mengamati hal-hal apa saja yang dapat

mempengaruhi jumping smash dalam

badminton. Penulis berpendapat bahwa power tungkai dan power lenagn sangat diperlukan dalam melakukan jumping smash dalam badminton. Tetapi penulis belum mengetahui sebesar apa kontribusi yang diberikan. Sehingga, rasa keingintahuan penulis untuk meneliti tentang kontribusi power tungkai dan power lengan terhadap kemampuan jumping smash.

Dari penjelasan latar belakang masalah maka saudara peneliti mangangap betapa penting penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan Apakah ada kontribusi power tungkai dan power lengan secara bersama terhadap kemampuan jumping smash badminton pada siswa peserta ekstrakurikuler SDN 01 Simpangan Cikarang Utara. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang terkait,

terutama berkenaan dengan permainan

badminton tingkat SDN dan lebih khususnya

Jumping smash pada pelajaran penjas.

Disamping itu diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di tanah air pada umumnya dan di Kabupaten Bekasi khususnya

METODE

Metode penelitian adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang cara yang dilakukan dalam penelitian dengan usaha menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran suatu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah guna memperoleh hasil penyidikan ilmiah dan objektif.

Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui Apakah ada kontribusi power tungkai dan power lengan secara bersama terhadap kemampuan jumping

smash badminton pada siswa peserta ekstrakurikuler SDN 01 Simpangan Cikarang Utara.

(4)

71 Dengan demikian model desain penelitian

yang digunakan secara sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah berikut in

v

Gambar 1 desain penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Jalan Cibarusah No 69, RT.4/RW.2, Simpangan Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat 17530. Alasan kenapa dipilihnya Tanete Riattang sebagai lokasi penelitian karena lokasinya strategis, mudah di akses juga dekat dari rumah siswa Estrakurikuler Badminton. Selain itu Kepala Sekolah SDN 01 Simpangan Cikarang Utara menyarankan semua kegiatan penelitian dilaksankan disekitar sekolah yang masih berada didalam ruang lingkup sekolah.

Gambar 2. Peta Cikarang Utara Kab. Bekasi

Populasi merupakan keseluruhan

subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa peserta Ektrakurikuler badminton SDN 01 Simpangan Cikarang Utara yang berjumlah 20 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan Total

Sampling siswa peserta Ekstrakurikuler badminton yang berjumlah 20 orang siswa.

Metode pengumpulan data dari

penelitian ini menggunakan metode pengukuran olahraga 1. metode tes dan pengukuran olahraga: a. Tes Power Tungkai dengan Menggunakan

Vertical jump, Nurhasan (2007:190) sebagai

berikut:

Tujuan : Mengukur komponen

power tungkai

Alat/fasilitas : Garis Pengukur

Sampel Kelincahan Power Tungkai Data Pengolahan Data Analisis Data Power Lengan Kesimpulan Populasi

(5)

72 a. Dinding yang rata dan lantai yang

rata dan cukup luas

b. Papan berwarna gelap berukuran

30 x 150 cm, berskala satuan ukuran, yang digantung pada dinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 ( Nol ) pada papan skala ukuran 150 cm.

c. Serbuk kapur dan alat penghapus

d. Formulir pencatatan hasil tes dan

alat tulis

Pelaksanaan : Orang coba berdiri menghadap

dinding dengan salah satu lengan diluruskan ke atas, lalu dicatat tinggi jangkauan tersebut. Kemudian orang coba berdiri dengan bagian samping tubuhnya ke arah tembok, lalu orang coba mengambil sikap jongkok sehingga lutut nya membentuk sudut kurang lebih 45 derajat. Setelah itu orang coba berusaha melompat setinggi mungkin. Pada saat titik tertinggi dari lompatan itu ia segera menyentuhkan ujung jari dari salah satu tangannya pada papan ukuran, kemudian mendarat pada kedua kaki. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

Skor : Selisih yang terbesar antara tinggi

jangkauan sesudah melompat, dari tiga kali percobaan. Tinggi jangkauan diukur dalam satuan cm.

Gambar. 3 Tes Vertical Jump

b. Tes Power Lengan Two Hand Medicine

Ball-Put, Nurhasan (2007 : 192)

Tujuan : Mengukur komponen Power

(Otot Lengan dan Bahu )

- Alat/fasilitas : Bola Medicine sebesar 6 pound Pita ukuran

- Tali

- Kursi

Pelaksanaan : Orang coba duduk tegak dikursi, sambil kedua tanga memegang bola

medicine. Sehingga bola tersebut menyentuh

dada. Kemudian kedua tangan mendorong bola medicine kearah depan sejauh mungkin. Sebelum orang coba mendorong bola

medicine, seutas tali dilingkarkan pada dada

orang coba dan ditarik kebelakang, sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar orang coba pada saat mendorong bola medicine tidak dibantu dengan gerakan badan ke arah depan. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (Tiga) kali percobaan.

Skor : Jarak tolakan yang terjauh dari 3 (Tiga) kali percobaan, yang diukur mulai dari tepiluar kursi sampai dengan batas/tanda

(6)

73 dimana bola medicine jatuh. Diukur dengan

cm.

Gambar. 4 Tes Bola Medicine

c. Tes Jumping Smash Badminton Dengan Menggunakan tes Jumpimg Smash, Nurhasan (2007 : 235)

Tujuan : Mengukur

keterampilan pukulan jumping smash

Alat : Alat tulis, lapangan

badminton, raket dan shuttlecock.

Pelaksanaan : Orang tes berdiri

dengan memegang raket diantara garis belakang dan garis service dalam ganda pada sisi lapangan. (Lihat tanda X pada gambar lapaangan).

1. Pengumpan berdiri dengan

memegang raket dan shuttle cock didaerah service pada lapangan yang berlawanan dengan orang tes,(lihat gambar Y pada gamabar lapangan).

2. Setelah aba-aba ya atau bunyi pluit, pengumpan melakukan service jauh sehingga shuttle cock melambung tinggi dari kepala orang tes..

3. Orang tes memukul shuttle cock dengan pukulan jumping smash ke arah sasaran.

4. Orang tes diberi kesemptan

memukul shuttle cock dengan pukulan jumping smash sebanyak lima kali pukulan.

Penyekor : Shuttle cock yang

dipukul dengan benar dan memenuhi syarat-syarat tes serta jatuh didaerah sasaran, mulai dari dalam, yaitu dari dan sejajar dengan garis net kebelakang diberi nilai 4 kemudian 3, 2, dan 1. Sedangkan Shuttle cock yang tidak jatuh pada sasaran tidak diberi nilai, bila

shuttle cock jatuh pada bagian garis

sasaran dianggap masuk pada sasaran yang bernilai lebih tinggi. Nilai dari lima kali kesempatan tersebut kemudian dijumlahkan. Jumlah ini merupakan skor dari tes keterampilan pukulan

jumping smash.

Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan tes ketepatan pukulan

jumping smash diatas dapat dilihat pada

gamabar berikut ini :

Gambar.5 Lapangan untuk Clear Test

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Analisis Dalam membuktikan ada atau tidaknya kontribusi antara power

(7)

74 tungkai dan power lengan terhadap

kemampuan jumping smash badminton pada siswa peserta ekstrakurikuler SMPN 3 Cikarang Utara, maka penulis mengolah dan menganalisis data yang terkumpul dengan menggunakan teknik statistik. Adapun langkah-langkah yang diambil sebagai berikut, yaitu:

1. Mencari rata-rata, simpangan baku dan varians dari ketiga variabel penelitian

Tabel 1

Hasil Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians

Kelompok

Data

Rata-rata

Simpangan

Baku

Varians

Power

tungkai

31,15

3,63

13,17

Power

lengan

3,18

0,24

0,057

Jumping

smash

7,85

1,92

3,68

2. Pengujian normalitas data

Setelah diketahui nilai rata-rata dan simpangan baku dari setiap variabel, langkah selanjutnya adalah menghitung normalitas distribusi. Untuk mengetahui apakah skor tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka penulis melakukan pendekatan dengan uji liliefors. Berikut hasil penghitungan uji normalitas data:

Tabel 2

Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Kelompok

Data

Lo

L

tabel

Keterangan

Power

tungkai

0,1185 0,190

Normal

Power

lengan

0,081

0,190

Normal

Jumping

smash

0,1133 0,190

Normal

Dari hasil pengujian tersebut, dapat dilihat bahwa Lo lebih kecil dari L tabel,

sehingga hipotesis nol diterima.

Kesimpulannya semua data berdistribusi normal. Maka data hasil pengetesan dan pengukuran yang dilakukan adalah normal. 3. Mencari Homogenitas Data

Tabel 3

Hasil perhitungan Homogenitas

X² hitung

X² table

-10,93

28,90

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesis adalah :

Ho diterima, bila nilai X² hitung lebih kecil dari X² tabel, atau data homogen. Ho ditolak, bila nilai X² hitung lebih besar dari X² tabel, atau data tidak homogen.

Dari hasil di atas ternyata nilai X² hitung (-10,93) < X² tabel (28,90) sehingga

hiotesis diterima. Kesimpulannya

adalah bahwa ketiga cara pengetesan tersebut mepunyai variansi yang sama besar (Homogen).

(8)

75 4. Pengujian Hipotesis

Selanjutnya, untuk mengetahui

kontribusi dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat, maka penulis melakukan analisis melalui beberapa tahap perhitungan seperti dijelaskan pada bagian dibawah ini.

a. Koefisien korelasi

Untuk mengetahui besarnya korelasi antara Power tungkai dan Power lengan , penulis merumuskan sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil penghitungan koefisien korelasi

No

Variabel

R

1

Power tungkai terhadap

jumping smash (X1Y)

0,79

2

Power lengan terhadap

jumping smash (X2Y)

0,90

3

Power tungkai dan power

lengan terhadap jumping

smash

0,92

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:

a) Nilai korelasi antara power tungkai terhadap jumping smash badminton (X1Y) adalah sebesar r = 0,79

b) Nilai korelasi antara power lengan terhadap jumping smash badminton (X2Y) adalah sebesar r = 0,90

c) Nilai korelasi antara power tungkai dan power lengan terhadap jumping smash

badminton (X1X2Y) adalah sebesar r

=0,92

d) Signifikansi koefisien korelasi

5. signifikansi koefisien korelasi

Selanjutnya

penulis

menguji

signifikansi koefisien korelasi

dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil penghitungan signifikansi koefisien korelasi

No Variabel

t

hitung

t

tabel

Kesimpulan

1

X1Y

5,49

2,101

Signifikan

2

X2Y

8,87

2,101

Signifikan

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:

a) t hitung dari power tungkai terhadap kemampuan jumping smash badminton (X1Y) sebesar 5,49 angka tersebut lebih besar dari t tabel yang berada pada α = 0,05 dan n = 20 sebesar 2,101 maka hipotesis ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat kontribusi yang signifikan

antara power tungkai terhadap

kemampuan jumping smash badminton. b) t hitung dari power lengan terhadap kemampuan jumping smash badminton (X2Y) sebesar 8,87 angka tersebut lebih besar dari t tabel yang berada pada α = 0,05 dan n = 20 sebesar 2,101 maka hipotesis ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat kontribusi yang signifikan

antara power lengan terhadap

kemampuan jumping smash badminton. 6. Koefisien korelasi ganda

Selanjutnya penulis menghitung uji koefisien korelasi ganda dengan hasil sebagai berikut

:

(9)

76

Tabel 6

Hasil penghitungan uji koefisien korelasi ganda Variabe l R F hitun g F tabe l Keteranga n X1X2Y 0,92 44,68 3,59 Signifikan

Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara power tungkai dan power lengan terhadap kemampuan jumping

smash badminton adalah R = 0,92 . Setelah

dilakukan penghitungan diperoleh nilai F hitung = 44,68 kemudian dilakukan uji F dengan taraf nyata dan dk = 20 diperoleh harga F tabel Dengan demikian F hitung lebih besar daripada F table = 3,59 sehingga hipotesis ditolak atau korelasi signifikan. Kesimpulannya terdapat kontribusi yang signifikan antara power tungkai dan power lengan terhadap kemapuan jumping

smash badminton.

7. Presentase dukungan

Selanjutnya penulis mencari hasil presentase antara power tungkai dan power lengan terhadap kemampuan jumping smash

badminton. Hasil perhitungan presentase tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu:

Tabel 7

Presentase Dukungan X1 dan X2 Terhadap Y Variabe l Koefisie n korelasi (r) (r)² 100 Presentas e Dukunga n

X1Y

0,79

(0,79)²

100

62,41

X2Y

0,90

(0,90)²10

0

81

Berdasarkan tabel di atas, diketahui presentase dukungan power tungkai terhadap kemampuan jumping smash badminton yaitu

sebesar = 62,41 sedangkan presentase dukungan power lengan terhadap kemapuan jumping

smash badminton yaitu sebesar = 81 . Dengan

demikian kontribusi antara power tungkai dan

power lengan terhadap kemapuan jumping

smash badmminton saling mendukung. Akan tetapi, power tungkai yang paling besar dukungannya terhadap badminton, yaitu sebesar = 62,41

SIMPULAN

Setelah dilakukan perhitungan secara statistik terhadap hasil pengetesan antara power tungkai dan power lengan terhadap kemampuan

jumping samsh badminton, maka penulis

gambarkan hasilnya sebagai berikut:

1. Hasil pengolahan data antara power

tungkai (X1) terhadap kemapuan

jumping samsh badminton.(Y) diperoleh

koefisien korelasi rx1y = 0,79 dengan t hitung = 5,49 dan t tabel = 2,101.Dapat dilihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (2,101) berarti kontribusi power tungkai terhadap kemapuan jumping

smash badminton adalah signifikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang positif antara power tungkai terhadap kemampuan

jumping smash badminton.

2. Hasil pengolahan data antara power lengan (X2) terhadap kempuan jumping

smash badminton (Y) diperoleh koefisien

korelasi rx2y = 0,90 ,dengan t hitung = 8,87 dan t tabel (2,101 ) berarti terdapat kontribusi yang fositip antara power lengan terhadap kempuan jumping smash

(10)

77

badminton adalah signifikan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat

kontribusi yang positif antara power lengan terhadap kempuan jumping smash

badminton.

3. Hasil pengolahan data antara power tungkai (X1) terhadap kempuan jumping

samsh badminton (Y) diperoleh koefisien

korelasi Ry,x1x2 =0,92 dengan f hitung =44,68 dan f tabel (3,59) berarti kontribusi power tungkai terhadap kemapuan jumping smash badminton

adalah signifikan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang positif power tungkai dan power lengan terhadap kempuan jumping smash

badminton.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Sejarah Badminton , Sejarah Bulu

Tangkis,Peraturan Permainan Bulu

Tangkis. 2013. Diakses: 13 juni 2017 http://teknikbermain.blogspot.com/2012 /05/sejarah-badminton-sejarahbulu-tangkis.htmlAslan,

Dinata, Marta &Tarigan Herman. 2004. Bulu Tangkis.Ciputat. Cerdas Jaya..

Gunawan, S. G. 2007, Farmakologi dan Terapi, FKUI. Jakarta

.

Gunawan. 2010, Pengaruh Pemberian Alkohol Terhadap Derajat Nekrosis Ginjal Tikus Putih Galur Wistar. Perpustakaan Universitas Islam Sultan Agung.

Harsono.(1988). Coaching dan Aspek-aspek

Psikologi Dalam Coaching. Jakarta : PT.

Dirjen Dikti P2LPT

Sajoto. (2002) . Peningkatan dan Pembinaan

Kekuatan kondisi fisik. Semarang:

Effhar dan Dahara Prize.

Sajoto. (2003). Peningkatan dan Pembinaan

Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga . Semarang : Dahara prize.

Nurhasan, dan Cholil,Hasanudin. 2007. Tes dan

Pengukuran Keolahragaan. Bandung :

UPI Universitas Pendidikan Indonesia.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rienka Cipta.

Suharismi Arikunto. (2006). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Gambar

Gambar 1 desain penelitian  Lokasi  penelitian  dilaksanakan  di  Jalan  Cibarusah  No  69,  RT.4/RW.2,  Simpangan  Cikarang  Utara,  Bekasi,  Jawa  Barat  17530

Referensi

Dokumen terkait

Karena hukum Islam tentang masalah kewarisan ini belum sepenuhnya diresapi dan diterima oleh hukum adat Jawa, maka wewenang untak mengadili perkara waris ini dialihkan dari

wireless network dengan interfacing personal computer system ini dilatar belakangi oleh pelaksanaan penghitungan waktu tempuh lari dengan menggunakan stopwatch

Dalam Inovasi Alat ukur kecepatan lari berbasis Microcontroller dan Wireless. Network ini terdapat benda atau bagian yang sangat

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya yang dilimpahkannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

[r]

Untuk kasus infinite width slider bearing, control volume diasusmsikan sebagai kasus

Dalam tugas akhir ini dirancang bangun sebuah antena mikrostrip patch segiempat dengan tipe polarisasi melingkar menggunakan metode slot diagonal.. Dan untuk simulasi

Menanggulangi penyakit viral pada ternak unggas pedaging dengan tepat. 1