• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 5

SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi.

Selain itu melihat hasil hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi berlaku sama untuk atlet perempuan dan laki- laki. Maka hasil yang didapat adalah tidak terdapat hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi pada atlet perempuan. Sedangkan pada atlet laki-laki terdapat hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi.

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian didapati bahwa tidak ada hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi pada atlet bulu tangkis tingkat nasional secara keseluruhan dan pada atlet perempuan sedangkan pada atlet laki-laki terdapat hubungan. Hal ini disebabkan karena setiap atlet memiliki kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi yang berbeda- beda, kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi yang dimiliki oleh atlet memiliki latar belakang yang berbeda juga baik itu pada atlet perempuan dan laki-laki. Menurut Suranto (2005, dalam Anggraeni, 2013) mengatakan bahwa seorang pemain yang terus menerus berlatih baik secara fisik maupun teknik, tetapi tidak memberikan kesempatan melatih proses berpikir akan berakibat kegiatan

43

(2)

yang bersifat intelektual menjadi tidak berkembang. Oleh karena itu kecerdasan dalam pencapaian prestasi olahraga sangat berperan penting.

Menurut Goleman (2001) ada dua dimensi dalam kecerdasan emosi yaitu kemampuan personal (personal competence) dan sosial. Peneliti mengambil aspek kemampuan personal (personal competence) dikarenakan kemampuan (competence) sosial merupakan bagian pendukung dari kemampuan personal (personal competence) (Goleman, 2001). Kemampuan (competence) sosial adalah bagian kecerdasan emosional yang berhubungan dengan dunia luar individu. Bila individu tidak dapat atau belum menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya, maka individu tersebut tidak dapat melakukan kegiatan diluar atau berhubungan dengan orang lain dengan baik.

Melanjutkan penjelasan dari diatas, Goleman (2001) mengatakan bahwa ada dua dimensi kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi yaitu kesadaran diri dan manajemen diri. Masing-masing dimensi tersebut mempunyai indikator-indikator lainnya. Dimensi kesadaran diri terdiri dari tiga indikator yaitu mengenali emosi diri, penilaian diri yang kuat, dan kepercayaan diri yang kuat.

Sedangkan dimensi manajemen diri terdiri dari enam indikator yaitu kendali emosi diri, dapat dipercaya, sifat berhati-hati, adaptasi, dorongan berprestasi, dan inisiatif.

Begitu pula dengan prestasi, setiap atlet memiliki prestasi yang berbeda-beda, dengan latar belakang yang berbeda juga. Menurut Gunarsa (2004) ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi atlet untuk mendapatkan sebuah prestasi yaitu fisik, teknik, dan psikis (mental). Selain faktor kecerdasan, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi atlet dalam meraih prestasi yaitu aspek mental atau psikologis. Hal ini didukung oleh Santosa (2005, dalam Yulianto, 2006) berpendapat bahwa untuk dapat berprestasi atlet perlu dipersiapkan mentalnya agar mereka mampu mengatasi ketegangan yang sering dihadapinya baik pada saat berlatih berat maupun pada saat berkompetisi. Pembinaan mental dilakukan agar atlet mudah dan berlatih melakukan konsentrasi serta

(3)

pengendalian diri, sehingga pada saat-saat kritis tetap dapat mengambil keputusan dan melakukan koordinasi diri dengan baik.

Selain dua hal yang telah disebutkan diatas, prestasi yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki oleh masing-masing atlet bulu tangkis tingkat nasional. Goleman (2001) mengatakan kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi ada dua dimensi yaitu kesadaran diri dan

manajemen diri. Dari dimensi-dimensi tersebut mempunyai indikator kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi lainnya, yang kemudian peneliti jadikan indikator-indikator pada penelitian ini.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh tidak ada hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi secara keseluruhan dan juga pada atlet perempuan sedangkan pada atlet laki-laki terdapat hubungan. Terdapatnya hubungan antara kemampuan personal dalam kecerdasan emosi dengan prestasi pada atlet laki-laki dikarenakan atlet tersebut dapat mengatur dan bisa mengatasi kemampuan personal dalam kecerdasan emosi ketika mengalami kendala dalam bermain olahraga bulu tangkis. Hal tersebut berbanding terbalik dengan hasil pada atlet perempuan dimana tidak adanya hubungan antara kemampuan personal dalam kecerdasan emosi dengan prestasi, dapat dikatakan bahwa atlet perempuan belum bisa mengatur dan mengatasi kemampuan personal dalam kecerdasan emosi ketika mengalami kendala dalam bermain olahraga bulu tangkis.

Sedangkan untuk bagian analisis tambahan, terdapat tidak ada perbedaan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi yang dimiliki oleh atlet laki-laki dan perempuan. Hal ini disebabkan setiap atlet memiliki kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi yang berbeda-beda, dengan latar belakang yang berbeda juga.

(4)

Berdasarkan hasil penelitian pada seluruh atlet dan telah disesuaikan dengan norma kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dan juga norma prestasi, maka terdapat 24 atlet yang mempunyai kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi rendah, terdiri dari 13 atlet perempuan dan 11 atlet laki-laki dan memiliki rentang nilai skor 92-116. Kemudian ada 21 atlet yang mempunyai kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi tinggi, terdiri dari 8 atlet perempuan dan 13 atlet laki-laki dan memiliki rentang nilai skor 117-152. Sedangkan untuk prestasi, ada 24 atlet yang mempunyai prestasi rendah, terdiri dari 13 atlet laki-laki dan 11 atlet perempuan dan memiliki rentang nilai skor 565- 3833.33. Kemudian ada 21 atlet yang mempunyai prestasi tinggi, terdiri dari 11 atlet laki- laki dan 10 atlet perempuan dan memiliki rentang nilai skor 3834-11100.

Selain itu hasil penelitian pada seluruh atlet perempuan dan telah disesuaikan dengan norma kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi pada atlet perempuan, maka terdapat 13 atlet yang mempunyai kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi rendah dari rentang nilai skor 104-116 dan ada 8 atlet yang mempunyai kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi tinggi dari rentang nilai skor 117-141. Kemudian untuk prestasi pada atlet perempuan terdapat 11 atlet yang mempunyai prestasi rendah dari rentang nilai skor 565-3848.75. Sedangkan dari rentang nilai skor 3850-10200, maka terdapat 10 atlet yang mempunyai prestasi tinggi.

Sedangkan untuk hasil penelitian pada seluruh atlet laki-laki dan telah disesuaikan dengan norma kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi pada atlet laki-laki, maka terdapat 13 atlet yang mempunyai kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi rendah dari rentang nilai skor 92-117 dan ada 11 atlet yang mempunyai kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi tinggi dari rentang nilai skor 118-152.

(5)

Kemudian untuk prestasi pada atlet laki-laki terdapat 12 atlet yang mempunyai prestasi rendah dari rentang nilai skor 630-3750. Sedangkan dari rentang nilai skor 3751-11100, terdapat 12 atlet yang mempunyai prestasi tinggi.

Peneliti juga kurang melakukan kontrol pada rentang waktu pencapaian prestasi pada atlet sehingga data prestasi yang diperoleh hanya berdasarkan self report dari atlet tersebut saat mengisi kuesioner. Konstruksi alat ukur kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi yang disusun oleh peneliti kurang maksimal

karena tidak dilakukan uji konstruk kepada sampel selain subjek penelitian sehingga hasil alat ukur reliabel namun belum tentu valid. Saat pengambilan data, peneliti menemukan adanya ketidakpahaman pernyataan-pernyataan pada kuesioner. Hal ini dikarenakan peneliti kurang uji keterbacaan dalam kontruksi alat ukur.

Hasil ini hanya bisa digeneralisasikan secara terbatas karena hanya berlaku pada atlet bulu tangkis nasinal. Untuk olahraga lain mungkin hasilnya berbeda karena menggunakan dimensi yang berbeda juga.

5.3 Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti, peneliti memberikan saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan alat ukur kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi yang sudah ada. Hal ini bertujuan agar peneliti mendapatkan hasil validitas dan reliabel yang lebih baik lagi.

Referensi

Dokumen terkait

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi timbangan analitik, autoclave, breaker glass, pH meter, bunsen burner, alat-alat gelas dengan berbagai ukuran (pipet

Perlu dikaji formula minuman fungsional temu mangga dengan penambahan barbagai jenis flavoring agent (jeruk nipis, jeruk lemon, dan jeruk nipis+lemon) serta berbagai

Hasil uji paired sample t-test didapatkan nilai p value 0,000< 0,05 yang artinya ada pengaruh pemberian aroma terapi lavender terhadap pengurangan nyeri

Penulis memilih penelitian studi kasus, karena lebih dapat melakukan penelitian secara terperinci terhadap objek yang diamati, yaitu tentang sistem informasi

Aplikasi Bottom-net pada kolam budidaya lele akan memberi kesempatan lele tidak berinteraksi dengan limbah, sehingga kualitas ikan lele menjadi lebih baik dan terhindar

Menimbang, mengenai petitum keempat yaitu : menyatakan secara hukum Para Tergugat telah melakukan perbuatan ingkar janji atau wanprestasi kepada Penggugat karena tidak

Populasi sasaran dalam penelitian adalah nyamuk Ae. Populasi sumber dalam penelitian adalah nyamuk Ae. aegypti yang berasal dari daerah endemis DBD di dataran

Berita yang terkait dengan garis atau area ditampilkan dalam bentuk chartlet untuk membantu pelaut mengetahui posisi suatu objek, Contoh : Peletakan kabel laut