• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KENTANG DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. Oleh BOANERGES PUTRA SIPAYUNG NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KENTANG DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. Oleh BOANERGES PUTRA SIPAYUNG NIM"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KENTANG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

BOANERGES PUTRA SIPAYUNG NIM 117039014

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

(2)

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KENTANG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pertanian di Program Studi Magister Agribisnis di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

Oleh :

BOANERGES PUTRA SIPAYUNG NIM. 117039014

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

(3)

JUDUL : Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang Di Provinsi Sumatra Utara

NAMA : Boanerges Putra Sipayung

NIM : 117039014

PROGRAM STUDI : Magister Agribisnis

Menyetujui , Komisi Pembimbing

Prof.Dr.Ir. Kelin Tarigan, MS Dr.Ir. Rahmanta, M.Si

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(Dr. Ir Tavi Supriana, MS) (Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KENTANG DI PROVINSI SUMATRA UTARA.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasi oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan , April 2015 Yang membuat pernyataan

Boanerges Putra Sipayung NIM. 117039014

(5)

Telah diuji pada

Tanggal: April 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS.

Anggota : 1. Dr. Ir. Rahmanta, MSi.

2. Dr. Ir. Tavi Supriana, MS.

3. Ir. Diana Chalil, MSi, PhD

(6)

ABSTRAK

BOANERGES P SIPAYUNG. Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang di Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS dan Dr. Ir.

Rahmanta Ginting, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan kentang di Provinsi Sumatra Utara dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kentang di Provinsi Sumatra Utara. Data yang digunakan adalah data time series per dua bulan dimulai dari tahun 2003 sampai 2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan model OLS ( Ordinary Least Square)

Dari hasil estimasi permintaan dan penawaran secara statistik dan ekonometrik hasil regresi dapat digunakan sebagai model permintaan dan penawaran kentang di Provinsi Sumatera Utara. Secara ekonomi semua variabel yang digunakan sesuai dengan teori. Hasil dari model permintaan bahwa harga kentang, konsumsi rumah tangga, harga ubi kayu dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap permintaan kentang di Provinsi Sumatra Utara. Hasil analisis penawaran bahwa harga kentang, harga ubi kayu dan luas panen berpengaruh signifikan terhadap penawaran kentang di Provinsi Sumatra Utara.

Kata Kunci: permintaan, penawaran, OLS, kentang, hortikultura.

(7)

ABSTRACT

BOANERGES P SIPAYUNG. Analysis determine the factor that influence the demand and supply of potatoes in North of Sumatra. Supervised by Prof. Kelin Tarigan, MS as a chairman and Dr.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si as a member.

The aim of this research is to analyze the factors that affect the demand of potatoes in North of Sumatra and analyze the factors that affect the supply of potatoes in North of Sumatra. The data that used is data time series two monthly starting from 2003 until 2012. The analytical method used is the linear multiple regression that used model OLS ( Ordinary Least Square) using eviews 8.0.

The analysis of demand and supply of Potatoes in Province North of Sumatra can be used as model of demand and supply of potatoes in Province of North Sumatra. Data used in this study is time series data two monthly that started 2003 until 2012. Method of analysis used is linear multiple analysis with model OLS (Ordinary Least Square).

The result of research as statistic and econometric can be used as model of supply and demand of potatoes in North Sumatra. All of the variable that used in this research are suitable with theory. The analysis indicated the price of potatoes, consumption of household, price of cassava and population take effect on demand of potatoes in North Sumatra significantly. The analysis of supply indicated price of potatoes, price of cassava and harvested area take effect on supply of potatoes in North Sumatra significantly

Keywords : demand, supply, OLS, potatoes, horticulture.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Boanerges Putra Sipayung, lahir pada tanggal 12 Maret 1986, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Robert Sipayung dan Ibu Pujin Bukit.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah:

1. Bersekolah di Sekolah Dasar Santo Antonius V pada tahun 1992-1998

2. Bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Medan pada tahun 1998- 2001.

3. Bersekolah di Sekolah Menengah Atas Kristen IMMANUEL pada tahun 2001-2004.

4. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi S1 di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jurusan Budidaya Pertanian.

5. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studi S2 di Magistes Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yag selalu melimpahkan anugrah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang di Provinsi Sumatera Utara”.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr . Ir. Kelin Tarigan, M.S selaku Ketua Komisi Pembimbing yang membimbing penulis dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penulisan tesis ini.

3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, M.S. selaku Dosen Penelaah . 4. Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si, PhD selaku Dosen Penelaah.

5. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS. selaku Ketua Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

6. Staf Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Magister Agribisnis yang telah memberikan saran dan bekal ilmu kepada penulis.

7. Keluarga Besar Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Robert Sipayung dan Ibu Pujin Bukit serta Tutua Yosra, abang Yodiara Sipayung, kakak Liza Kartika

(10)

Sibarani, adik Ari Robin Rosi Sipayung, dan Rindika Damai Syahputri Sipayung yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan tiada henti kepada penulis untuk terus berjuang.

8. Sepupu-Sepupuku dari Keluarga Besar Joseph Sipayung

9. Sahabat-sahabatku : Abednego Karosekali, Manaor Bismar Nababan yang telah membantu penulis dari perkuliahan hingga menyelesaikan penulisan tesis ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan tesis ini yang penulis tidak bisa sebutkan satu per satu

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan membalas budi baik yang telah mereka berikan dan semoga hasil penelitian ini bermanfaaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Medan, Februari 2015

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1Data Botanis Kentang ... 6

2.2 Teori Permintaan ... 7

2.3 Teori Penawaran ... . 11

2.4 Penelitian Terdahulu ... 17

2.5 Kerangka Pemikiran ... 29

2.6 Hipotesa Penelitian ... 20

(12)

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 21

3.3 Metode Analisis Data ... 23

3.4 Uji Hipotesis ... 23

3.4.1 Uji t (Parsial) ... 23

3.4.2 Uji F atau Uji Signifikansi Persamaan ... 25

3.4.3 Uji R2 3.5 Pengujian Model ... 28

(Koefisien Determinasi) ... 27

3.5.1 Uji Multikolinearitas ... 28

3.5.2 Uji Heterokedastisitas ... 28

3.5.3 Uji Autokorelasi ... 29

3.6 Definisi dan Batasan Operasional ... 29

3.6.1 Definisi Operasional ... 29

3.6.2 Batasan Operasional ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara ... 32

4.2 Gambaran Umum Data ... 32

4.3 Hasil Analisis dan Pembahasan Permintaan dan Penawaran Kentang ... 35

4.3.1 Permintaan Kentang ... 36

4.3.1.1. Pengaruh Harga Kentang Terhadap Permintaan ... 36

(13)

4.3.1.2. Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap

Permintaan Kentang ... 37

4.3.1.3. Pengaruh Harga Ubi Kayu Terhadap Permintaan ... 37

4.3.1.4. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Permintaan .... 38

4.3.1.5. Uji t Statistik ... 38

4.3.1.6. Uji F (Simultan) ... 38

4.3.1.7. Uji R2 4.3.1.8. Uji Asumsi Klasik ... 39

... 39

A. Uji Multikolinearitas ... 39

B. Uji Heterokedastisitas ... 40

C. Uji Autokorelasi ... 40

4.3.2. Penawaran Kentang ... 41

4.3.2.1. Pengaruh Harga Kentang Terhadap Penawaran ... 41

4.3.2.2. Pengaruh Harga Ubi Kayu Terhadap Penawaran ... 42

4.3.2.3. Pengaruh Luas Panen Terhadap Penawaran ... . 42

4.3.2.4. Uji t Statistik ... 43

4.3.2.5. Uji F (Simultan) ... 43

4.3.2.6. Uji R2 4.3.2.7. Uji Asumsi Klasik ... 44

... 44

A. Uji Multikolinearitas ... 44

B. Uji Heterokedastisitas ... 45

C. Uji Autokorelasi ... 45

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 52

(15)

DAFTAR TABEL

No JUDUL Hal

1. Luas Panen,Produksi, Produktivitas Kentang ... 4

2. Perkembangan Harga Kentang di Sumatera Utara... 16

3. Hasil Analisis Pengolahan Permintaan Kentang ... 36

4. Nilai Korelasi Antar Variabel Eksogen Permintaan ... 39

5. Uji Heterokedastisitas: Uji White ... 40

6. Uji Autokorelasi: Uji Breusch-Godfrey ... 40

7. Hasil Analisis Penawaran Kentang ... 41

8. Nilai Korelasi Antar Variabel Eksogen Penawaran ... 44

9. Uji Heterokedastisitas: Uji White ... 45

10. Uji Autokorelasi: Uji Breusch-Godfrey ... 45

(16)

DAFTAR GAMBAR

No JUDUL Hal

11. Kurva Permintaan ... 8

12. Kurva Pergeseran Permintaan ... 9

13. Kurva Penawaran ... 13

14. Kurva Pergeseran Permintaan ... 13

15. Kurva Permintaan dan Penawaran ... 14

16. Skema Kerangka Permintaan ... 20

17. Perkembangan Harga Kentang di Provinsi Sumatra Utara ... 32

18. Konsumsi Rumah Tangga Kentang di Provinsi Sumatra Utara ... 33

19. Luas Panen Kentang di Provinsi Sumatra Utara ... 33

20. Perkembangan Harga Ubi Kayu di Provinsi Sumatra Utara ... 34

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No JUDUL Hal

1. Permintaan Kentang, PenawaranKentangdanHargaKentang ... 52

2. HargaUbiKayu,LuasPanen, dan Impor Kentang ... 54

3. JumlahPenduduk ... 56

4. Pengolahan Data Permintaan Kentang ... 57

5. Pengolahan Data Penawaran Kentang ... 58

6. Hasil Uji Multikolinearitas Permintaan Kentang ... 59

7. Hasil Uji Multikolinearitas Penawaran Kentang ... 60

8. Hasil Uji Heterokedastisitas Permintaan Kentang ... 61

9. Hasil Uji Heterokedastisitas Penawaran Kentang ... 62

10. Hasil Uji Autokorelasi Permintaan Kentang ... 63

11. Hasil Uji Autokorelasi Penawaran Kentang ... 64

(18)

ABSTRAK

BOANERGES P SIPAYUNG. Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang di Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS dan Dr. Ir.

Rahmanta Ginting, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan kentang di Provinsi Sumatra Utara dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kentang di Provinsi Sumatra Utara. Data yang digunakan adalah data time series per dua bulan dimulai dari tahun 2003 sampai 2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan model OLS ( Ordinary Least Square)

Dari hasil estimasi permintaan dan penawaran secara statistik dan ekonometrik hasil regresi dapat digunakan sebagai model permintaan dan penawaran kentang di Provinsi Sumatera Utara. Secara ekonomi semua variabel yang digunakan sesuai dengan teori. Hasil dari model permintaan bahwa harga kentang, konsumsi rumah tangga, harga ubi kayu dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap permintaan kentang di Provinsi Sumatra Utara. Hasil analisis penawaran bahwa harga kentang, harga ubi kayu dan luas panen berpengaruh signifikan terhadap penawaran kentang di Provinsi Sumatra Utara.

Kata Kunci: permintaan, penawaran, OLS, kentang, hortikultura.

(19)

ABSTRACT

BOANERGES P SIPAYUNG. Analysis determine the factor that influence the demand and supply of potatoes in North of Sumatra. Supervised by Prof. Kelin Tarigan, MS as a chairman and Dr.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si as a member.

The aim of this research is to analyze the factors that affect the demand of potatoes in North of Sumatra and analyze the factors that affect the supply of potatoes in North of Sumatra. The data that used is data time series two monthly starting from 2003 until 2012. The analytical method used is the linear multiple regression that used model OLS ( Ordinary Least Square) using eviews 8.0.

The analysis of demand and supply of Potatoes in Province North of Sumatra can be used as model of demand and supply of potatoes in Province of North Sumatra. Data used in this study is time series data two monthly that started 2003 until 2012. Method of analysis used is linear multiple analysis with model OLS (Ordinary Least Square).

The result of research as statistic and econometric can be used as model of supply and demand of potatoes in North Sumatra. All of the variable that used in this research are suitable with theory. The analysis indicated the price of potatoes, consumption of household, price of cassava and population take effect on demand of potatoes in North Sumatra significantly. The analysis of supply indicated price of potatoes, price of cassava and harvested area take effect on supply of potatoes in North Sumatra significantly

Keywords : demand, supply, OLS, potatoes, horticulture.

(20)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropis. Akan tetap, cukup banyak tanaman subtropis dan beriklim sedang yang menjadi tanaman perdagangan penting di Indonesia, contohnya tanaman hortikultura.

Komoditas hortikultura khususnya tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran mempunyai beberapa peranan penting dan strategis.

1. Sumber makanan yang bergizi bagi masyarakat yang kaya akan vitamin dan mineral.

2. Sumber pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berwirausaha.

3. Bahan baku agroindustri

4. Komoditas potensial ekspor menjadikan salah satu sumber devisa bagi negara.

5. Pasar bagi sektor non pertanian.

Komoditas hortikultura sangat strategis dan perlu mendapat prioritas pengembangan. Sisi permintaan berupa konsumsi segar dan olahan yang akan meningkat dari waktu ke waktu. Sisi penawaran yaitu sisi produksi memiliki potensi untuk dapat meningkatkan hasil produksi melalui perluasan areal, peningkatan intensitas tanam, dan intensifikasi usaha tani.

Pemerintah berdasarkan Perpres No.22/2009 menetapkan kebijakan penurunan konsumsi beras per kapita sehbesar 1,5% per tahun. Dengan kebijakan tersebut, maka konsumsi komoditas penghasil karbohidrat yang lain akan meningkat.

(21)

Kentang merupakan salah satu komoditas penghasil karbohidrat yang digemari masyarakat. Permintaan terhadap kentang akan meningkat setiap tahun.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra penghasil kentang di Indonesia20% dari jumlah kentang di Indonesia dihasilkan oleh Provinsi Sumatera Utara. Dari tahun ke tahun, luas areal, hasil produksi, dan produktivitas kentang berfluktuasi, karena budidaya kentang sangat bergantung pada iklim dan cuaca.

Terjadinya perubahan cuaca global juga terlah mempengaruhi cuaca di wilayah produksi kentang di Provinsi Sumatera Utara, yang menyebabkan kegagalan panen di beberapa wilayah.

Kentang (Solanum Tuberosum L) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki arti penting dalam perwujudan ketahanan pangan. Pangan juga merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Sebagai makhluk bernyawa, tanpa pangan manusia tidak mungkin dapat melangsungkan hidup dan kehidupannya untuk berkembang biak dan bermasyarakat. Sesuai dengan perkembangan zaman, maka cara pemenuhan kebutuhan pangan juga mengalami perubahan, yaitu mulai dari pemanfaatan sumberdaya alam secara ekstraktif sampai pada usaha budidaya pertanian secara menetap seperti yang dilakukan saat ini. Karena alasan yang telah dijelaskan tersebut, maka peneliti tertarik untuk menjadikan pangan sebagai obyek penelitian. (Suryana, 2003).

Kentang adalah termasuk komoditi penting di Sumatera Utara. Menurut data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, sentra produksi kentang di Sumatera Utara

(22)

barada di Tanah Karo, dan kemudian diikuti Simalungun, Tapanuli Utara, Dairi, dan Tapanuli Selatan.

Dalam Pemasaran komoditas umum hortikultura secara umum terdapat berbagai pihak selain produsen dan konsumen, yaitu lembaga-lembaga perantara yang menghubungkan sentra produksi dan sentra konsumsi dengan melakukan berbagai aktivitas yang memberi nilai guna bagi produk yang dipasarkan.

Penelitian mengenai permintaan dan penawaran kentang di Sumatera Utara masih sangat sedikit, sehingga faktor–faktor penentu harga masih kurang diketahui.

Kentang merupakan komoditi eksport, maka sebagian besar permintaan adalah dari pasar luar negeri. Sebaliknya kebutuhan kentang dalam negeri, diduga sebagian masih diperoleh dari luar negeri. Bagaimana pengaruh permintaan luar negeri dan penawaran dari luar negeri terhadap pembentukan harga kentang di Indonesia, terutama harga jual petani perlu diketahui lebih mendalam. Demikian juga pengaruh pasar domestik.

Menurut Setiadi (1995), permintaan kentang yang dulunya hanya untuk kentang sayur, sekarang sudah mengalami perubahan. Konsumsi kentang saat ini juga bisa untuk makanan kecil (olahan industri) dan kentang goreng. Perubahan pola konsumsi ini diharapkan dapat meningkatkan permintaan kentang per tahun. Dengan meningkatnya permintaan kentang diharapkan meningkatnya produktivitas para petani kentang dengan memacu untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kentang.Tabel.1 menjelaskan data luas panen, produksi dan produktivitas kentang di Sumatera Utara.

(23)

Tabel 1 Luas Panen, Produksi, Produktivitas Kentang Di Provinsi Sumatera Utara

Tahun Luas Panen (Ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/Ha)

2006 5.792 98.267 16,966

2007 5.654 90.634 16,030

2008 8.022 130.296 16,242

2009 8.013 129.587 16,172

2010 7.972 126.203 15,831

2011 7.203 123.078 17,087

2012 7.479 128.965 17,244

2013 5633 100.736 17,880

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Diolah 2014

Menurut Tabel 1 Provinsi Sumatera Utara yang merupakan daerah sentra penghasil kentang, setiap tahunnya sejak tahun 2008 menurun dalam jumlah produksi kentang. Produksi kentang Sumatera Utara menghasilkan hampir 20% dari total produksi kentang nasional. Penurunan luas panen yang cukup besar terjadi setiap tahunnya. Tahun 2013 merupakan penurunan luas panen yang sangat besar dibandingkan tahun sebelumnya, padahal produktivitas yang terus meningkat. Potensi kentang Provinsi Sumatera Utara sangat besar untuk memenuhi kebutuhan nasional.

1.2 Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang diperoleh dari latar belakang adalah:

a) Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan kentang di Provinsi Sumatera Utara?

b) Faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran kentang di Sumatera Provinsi Utara?

(24)

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :

a) Menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan kentang di Sumatera Utara.

b) Menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran kentang di Sumatera Utara.

1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah :

a) Sebagai bahan informasi bagi petani kentang di Sumatera Utara

b) Sebagai bahan informasi bagi pembuat kebijaksanaan (policy maker) yang berhubungan dengan komoditas kentang.

c) Sebagai bahan studi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Data Botanis Tanaman Kentang

Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peran penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk diusahakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan permintaan akan kentang meningkat seiring dengan meluasnya pendayagunaan kentang untuk berbagai keperluan. Baik sebagai kentang konsumsi maupun kentang industri, sehingga dengan mengusahakan kentang dapat meningkatkan pendapatan.

Tanaman kentang pada mulanya tumbuh di tempat yang berhawa dingin. Pada perkembangan selanjutnya, kentang disebarluaskan ke daerah lain dan dapat tumbuh di iklim subtropis. Kemudian meluas di iklim tropis seperti Indonesia yang memiliki dua musim. Suhu udara yang ideal untuk kentang antara 15˚ - 18˚ C pada malam hari dan 24˚-30˚ C pada siang hari. Kentang dapat tumbuh subur di daerah yang cukup tinggi, seperti daerah pegunungan dengan ketinggian 500-3000 m dpl, tetapi tempat yang ideal antara 1000-1300 m dpl (Setiadi,1993).

Kentang merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, kentang, beras dan terigu. Bagian utama kentang yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan adalah umbi. Umbi kentang merupakan sumber karbohidrat yang mengandung vitamin dan mineral yang cukup tinggi. Karbohidrat adalah zat gizi yang terbesar yang dikandung kentang. Kentang juga mengandung protein dalam jumlah cukup serta thiamin dan niasin. Dalam 100 gr kentang terkandung 83 kalori.

Kentang memiliki kadar air yang cukup tinggi, sekitar 78%, sumber vitamin C dan

(26)

B1 serta beberapa jenis mineral seperti fospor, zat besi dan kalium (Badan Litbang Pertanian 2002).

2.2 Teori Permintaan

Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat ke atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yangterpenting, adalah:

1. Harga barang itu sendiri.

2. Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut.

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.

4. Cita rasa masyarakat.

5. Jumlah penduduk

6. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang (Sukirno,1995).

Jangkauan mengenai jumlah peningkatan permintaan akan produksi tanaman apakah merupakan jumlah besar atau jumlah yang terbatas (kecil), hal ini penting untuk menentukan pola pengelolaan pertanian intensif atau pertanian ekstensif tersebut, yang artinya menyesuaikan peningkatan produksi dengan peningkatan permintaan, dengan maksud agar produksi jangan kurang dan juga jangan sampai kelebihan dalam usaha untuk mencukupi/memenuhi permintaan tersebut (Kartasapoetra, 1985).

Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan menambah permintaan. Tetapi karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang pertanian adalah rendah (ed< 1),maka pertambahan permintaan hasil pertanian tidak begitu besar. Pada wa ktu yang sama juga penawaran hasil pertanian

(27)

mengalami pertambahan dan ini disebabkan oleh perkembangan dalam teknologi.

Kemajuan teknologi bercocok tanam yang sangat tinggi menyebabkan kenaikan produktivitas dan produksi yang sangat pesat (Sukirno,1995).

Dalam teori permintaan dikemukakan bahwa tingkat permintaan suatu barang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, harga barang tersebut (relatif terhadap harga barang-barang lainnya), dan selera. Seperti dikemukakan sebelumnya, tingkat partisipasi konsumsi kentang menurun dengan meningkatnya pendapatan. Hal ini menunjukkan, walaupun pasar kentang yang dikonsumsi untuk pangan saat ini masih cukup besar tetapi di masa depan ada kecenderungan untuk terus menurun. Di pihak lain, pertumbuhan permintaan kentang yang lebih pesat akan bersumber dari industri pakan dan industri pengolahan lainnya (Suryana dan Sudaryanto, 1997).

P (price)

P2 P0 P1

D (demand)

Q (quantity)

Q2 Q0 Q1

Gambar 1. Pergerakan Permintaan Terhadap Suatu Barang

Berubahnya jumlah barang atau jasa diminta akibat dari naik turunnya harga disebut dengan pergerakan jumlah permintaan pada Gambar 1dapat dilihat pada harga meningkat dari Po ke P1 kuantitas barang pun meningkat dari Q0 ke Q1.

Lipsey (1996) menyatakan bahwa permintaan adalah keinginan akan produk-

(28)

produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan keinginan untuk membelinya. Permintaan pasar akan suatu barang adalah jumlah keseluruhan yang diminta seluruh pembeli potensial tersebut. Permintaan adalah hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu dengan harga komoditi tersebut. Jumlah komoditi total yang ingin dibeli disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditi tersebut.

Selera mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan untuk membeli suatu komoditi. Suatu perubahan selera dapat berlangsung untuk jangka waktu yang cukup lama atau dapat pula berupa suatu peralihan sementara.

Harga barang itu sendiri

P

D2 D0D1

Q2 Q0 Q1 Jumlah Barang yang diminta

Gambar 2. Pergeseran Permintaan Terhadap Suatu Barang

Pergeseran kurva permintaan dari D0 ke D1 pada Gambar 2 menunjukkan adanya kenaikan dalam permintaan. Suatu kenaikan permintaan berarti bahwa lebih banyak barang yang diminta pada tiap tingkat harga. Pergeseran ke kanan berarti terjadi perubahan pada faktor-faktor penggeser kurva permintaan seperti berubahnya

(29)

harga komoditas-komoditas kompetitor, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan meningkatnya jumlah penduduk.

Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam konsep permintaan.

Pertama,jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan (desired). Ini menunjukkan berapa banyak yang diinginkan atas dasar harga komoditi itu, harga- harganyalainnya, penghasilan, selera, dan sebagainya. Jumlahnya bisa berbeda dengan jumlah nyata yang dibeli. Jika kuantitasnya tidak cukup tersedia jumlah yang ingin dibeli bisa melebihi jumlah nyata yang dibeli. Untuk membedakan konsep ini, istilah kuantitas yang diminta digunakan untuk menunjukkan pembelian yang diinginkan, sedangkan istilah kuantitas nyata yang dibeli (quantity actually bought) digunakan untuk menunjukkan jumlah pembelian yang sebenarnya. Kedua, apa yang diinginkan tidak merupakan harapan kosong, tetapi permintaan efektif, artinya merupakan jumlah orang yang bersedia membelinya pada harga yang mereka harus bayar untuk komoditi tersebut. Ketiga, kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinyu. Oleh karenanya, kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam banyaknya persatuan waktu (Lipsey, 1996).

Prospek pasar kentang di Indonesia sangat cerah. Kebutuhan konsumen akan kentang belum mampu dipenuhi oleh produksi dari dalam negeri. Indonesia masih mengimpor kentang dari luar. Meningkatnya permintaan kentang khususnya disebabkan makin berkembangnya industri lokal yang berbahan baku kentang dan bertambahnya rumah makan fastfood di Indonesia menunjukkan pasar kentang lokal cukup untuk memberikan jalan kepada para pemain baru. (Badan Penelitian Pengembangan Pertanian, 2005).

(30)

2.3 Teori Penawaran

Petani tidak akan melaksanakan perluasan maupun melaksanakan pemeliharaan usaha taninya jika dirasa tidak menguntungkan. Salah satu faktor yang menguntungkan itu adalah tingkat pendapatan dan stabilitas harga dari hasil usaha tani yang dikelola, petani sangat mengharapkan harga yang cukup tinggi untuk membayar ganti rugi biaya secara tunai dan hasil upaya yang dikeluarkan sewaktu memproduksi hasil usaha taninya (Mosher,1987).

Sampai dimana keinginan para penjual menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh berbagai faktor. Diantaranya yang terpenting adalah:

1. Harga barang itu sendiri.

2. Harga barang-barang lain

3. Ongkos produksi, yaitu biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah

4. Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut.

5. Tingkat teknologi yang digunakan (Sukirno,1995).

Penawaran dapat didefinisikan sebagai kualitas barang yang ingin dan dapat ditawarkan produsen ke pasar pada berbagai tingkat harga dan waktu. Penawaran mencerminkan hubungan langsung antara barang dan kuantitas (jumlah barang secara fisis), hukum penawaran menyatakan apabila harga barang naik produsen berkeinginan menawarkan lebih banyak barang (output) ke pasar.Permintaan dalam terminologi ekonomi adalah jumlah yang diinginkan dan dapat dibeli konsumen dan

(31)

pasar pada berbagai tingkat harga sebagaimana halnya dengan konsep penawaran ini dilibatkan dengan hubungan kualitas (Downey dan Erickson,1996).

Lipsey (1996) menyimpulkan mengenai faktor-faktor yang menentukan jumlah yang ditawarkan, yaitu jumlah yang perusahaan bersedia memproduksi dan menawarkan untuk dijual, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1. Harga komoditi itu sendiri.

2. Harga masukan-masukannya.

3. Tujuan Perusahaan.

4. Tahap perkembangan teknologi.

Penawaran memiliki hubungan antara jumlah atau kuantitas yang ditawarkan dan harga, jika faktor lainnya tetap sama; hubungan positif yang terjadi menunjukkan bahwa kuantitas atau jumlah yang ditawarkan bervariasi dalam arah yang sama dengan harga. Jumlah komoditi yang akan ditawarkan atau dijual oleh perusahaan disebut sebagai kuantitas yang ditawarkan untuk komoditi tersebut. Kuantitas atau jumlah yang ditawarkan merupakan arus, yaitu banyaknya arus persatuan waktu.

Hipotesis ekonomi yang mendasar adalah bahwa untuk kebanyakan komoditi, harga komoditi dan kuantitas atau jumlah yang akan ditawarkan berhubungan secara positif, dengan semua faktor yang lain tetap sama, dengan kata lain semakin tinggi harga suatu komoditas, semakin besar jumlah komoditas yang akan ditawarkan, sebaliknya semakin rendah harga suatu komoditas, semakin sedikit pula jumlah komoditas.

P (price) S (supply)

(32)

P1

P0 P2

Q (quantity) Q2 Q0 Q1

Gambar 3. Pergerakan Penawaran Terhadap Suatu Barang

Berubahnya jumlah barang atau jasa ditawarkan akibat dari naik turunnya harga disebut dengan pergerakan jumlah penawaran pada Gambar 3 dapat dilihat pada harga meningkat dari Po ke P1 kuantitas barang pun meningkat dari Q0 ke Q1. Harga barang

itu sendiri S1S S2

P

S1 S S2

Q1 Q Q2 Jumlah Barang yang ditawarkan Gambar 4. Pergeseran Penawaran Terhadap Jumlah Suatu Barang

Pergeseran kurva penawaran dari S ke S2 pada Gambar 4 menunjukkan adanya kenaikan dalam penawaran. Suatu kenaikan penawaran berarti bahwa lebih banyak barang yang ditawarkan pada tiap tingkat harga. Pergeseran kekanan berarti terjadi perubahan pada faktor-faktor penggeser kurva penawaran seperti turunnya harga input produksi komoditas kentang, tidak menguntungkannya harga komoditas-

(33)

komoditas kompetitor perubahan harga pada komoditas komplemen, adanya perbaikan tekonologi yang berhubungan dengan efisiensi produksi.

Kekuatan-kekuatan yang akan menentukan tingkat harga adalah permintaan dan penawaran. Jika penawaran tetap, maka dengan naiknya permintaan mengakibatkan harga naikdanberkurangnya permintaan mengakibatkan hargaturun.

Di samping itu, harga juga mempengaruhi permintaan dan penawaran. Kalauharga tinggi, maka permintaan akan berkurang, sebaliknya penawaran akan bertambah dan demikian sebaliknya, kalau harga rendah, permintaan akanbertambah banyak dan penawaran akan menurun (Mahmud,1976).

P

P* E

S

D

Gambar 5. Permintaan dan Penawaran

0 Q* Q

Bila kurva penawaran diletakkan bersama dengan kurva permintaan pada gambar yang menghubungkan harga barang dengan jumlah yang dibeli atau yang diproduksi, dan diasumsikan semua tetap (cateris paribus), maka akan diperoleh keseimbangan harga dan barang sebagaimana tergambar pada Gambar 3. Pada Gambar 3, terlihat bahwa mekanisme pasar mengarahkan suatu barang atau jasa untuk berubah sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan (equal) pada titik E dimana jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta (Qe) pada

(34)

harga Pe). Pada titik keseimbangan ini tidak ada kekurangan maupun kelebihan atas barang yang ditawakan di pasar (Pindycjk and Rubinfield, 2009).

Di dalam jangka pendek harga hasil–hasil pertanian cenderung untuk mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya boleh mencapai tingkat yang tinggi sekali pada suatu masa, dan mengalami kemerosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut disebabkan permintaan dan penawaran ke atas pertanian yang sifatnya tidak elastis. Sifatini menyebabkan perubahan yang sangat besar ke atas tingkat harga apabila permintaan atau penawaran mengalami perubahan. Faktoryang menimbulkan ketidakstabilan harga pertanianjangka pendek dapat dibedakan kepada dua sumber,(a)naik-turunnya permintaan, dan(b)naik- turunnya penawaran (Sukirno,1995).

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Diantaranya yang terpenting adalah :

1. Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan.

2. Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang (Sukirno, 1995).

Untuk melihat perkembangan harga kentang tingkat produsen di Sumatera Utara pada tahun 2002-2012 :

Tabel 2 Perkembangan Harga Kentang di Sumatera Utara Tahun 2003 s/d 2012 Dua

Bulanan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(35)

I 5050 3460 3590 3880 7520 5390 3100 4160 3650 4350 II 6880 4520 2870 3870 5770 5650 4000 6070 3620 5450 III 7520 3830 2820 3290 2500 6530 4160 3360 3590 3150 IV 6530 3820 2500 4500 5050 5850 2650 3500 4280 3680 V 4655 3880 3590 4340 4520 3020 4360 3130 4150 3650 VI 5390 3870 3830 4020 4655 5800 4280 3680 3660 3670 Sumber: Dinas Pertanian Sumatera Utara. Diolah 2014.

Perubahan harga akan merubah jumlah penawaran. Olehsebabitukonsep elastisitas juga dapat digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran.Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan yang ditimbulkan oleh perubahan harga.

Sedangkan elastisitas penawaran mengukur responsifpenawaran sebagai akibatperubahan harga (Sukirno,1995).

Bentukpasarpersainganmurniterdapatterutamadalambidangproduksidan

perdagangan hasil-hasil pertanian. Dalam keadaanpersaingan mumi jumlah produsen/penjual memang banyak tetapi usahanya relative kecil sehinggamasing- masing hanya menyelenggarakan sebagian kecil saja dari seluruh penawaran. Hal ini terjadikarenadalamkeadaandemikianseorangprodusen/penjualseorang diritidak dapat mempengaruhi harga yang berlaku di pasar dengan jalanmenambah atau mengurangi produksinya (Gilarso,1994).

(36)

2.4 Penelitian Terdahulu

Analisis permintaan dan penawaran untuk komoditi yang berbeda dilakukan Hadipurnomo (2000) melakukan penelitian terhadap kebijakan produksi dan perdagangan terhadap penawaran dan permintaan kacang kedelai di Indonesia.

Penelitian ini menganalisis respon luas areal, produktivitas, impor, permintaan dan harga kacang kedelai. Analisis dilakukan ditinjau dari wilayah-wilayah produksi utama kacang kedelai yaitu D. I Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Jawa timur. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan dan semua persamaan struktural yang terdapat dalam model overidentified.

Metode pendugaan yang digunakan adalah Two Stage Least Squares (2SLS).

Kesimpulan yang didapat untuk respon luas areal dan produktivitasnya adalah respon luas areal lebih besar daripada repon produktivitas terhadap perubahan harga.

Integrasi Pasar Kentang di Indonesia ; Analisis Korelasi dan Kointegrasi dilakukan Adiyoga, Witono, Keith O Fuglie dan Rahman Suherman (2006).

Dianalisis melalui pendekatan dua tahap Engle-Granger. Tahap pertama dilakukan dengan pengujian. Apakah data harga dikaji bersifat non-stationary berdasarkan uji (Augmented) Dicky Fuller. Tahap kedua dilakukan dengan mengestimasi model statis sederhana dari harga terhadap harga lainnya. Penggunaan analisis kointegrasi terhadap serial data harian, mingguan, bulanan secara konsisten mengindikasikan bahwa pasar kentang di Jakarta, Bandung, Medan, dan Singapura terintegrasi.

Kointegrasi dalam hal ini merupakan implikasi statistik dari adanya hubungan jangka

(37)

arti bahwa peubah harga bergerak bersamaan dengan waktu.

. Al-Mutdatsur (2009) dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon penawaran kacang kedelai di Indonesia, data yang digunakan dalam penelitian in adalah data sekunder dengan deret waktu (time series) selama 38 tahun dengan rentang waktu 1969-2006. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dan metode kualitatif, analisis kuantitatif berupa analisis terhadap variabel-variabel utama atau faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi respon produktivitas tanaman kacang kedelai. Model penggunaan yang digunakan terhadap model dengan persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil sederhana atau biasa disebut dengan OLS.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi luas areal panen yaitu harga kacang kedelai harga jagung, harga kacang tanah, luas areal teririgasi dan luas areal panen tahun sebelumnya. Dalam jangka pendek maupun jangka panjang penawaran kacang kedelai terhadap perubahan harga cukup reponsif meski pada jangka pendek tidak seresponsif pada jangka panjang.

Nurina Kusuma Wardhani (2010) dalam penelitiannya menganalisis faktor- faktor permintaan kentang dan elastisitan permintaan kentang di Boyolali. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis. Data time series selama 17 tahun (1993-2009) dianalisis menggunakan metode regresi berganda.Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang dan elastisitas permintaan yaitu harga kentang, harga ubi kayu, harga beras, pendapatan per kapita dan jumlah penduduk secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan kentang dan elastisitan permintaan kentang di Bayolali.

(38)

2.5 Kerangka Pemikiran

Usaha tani kentang dilakukan penelitian secara makro yang terdiri dari permintaan kentang dan penawaran kentang di Provinsi Sumatera Utara. Kedua hal ini sangat terkait satu dengan yang lainnya. Dimana, permintaan kentang dipengaruhi oleh harga kentang, konsumsi rumah tangga, harga ubi kayu dan jumlah penduduk.

Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi permintaan kentang saat ini. Harga kentang mempunyai hubungan yang negatif terhadap permintaan kentang. Konsumsi rumah tangga memiliki hubungan yang positif dengan permintaan kentang. Harga ubi kayu memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan kentang. Jumlah penduduk memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan kentang. Pada penawaran kentang pun sebaliknya sangat dipengaruhi harga kentang, harga ubi kayu sebagai barang subtitusi, dan luas panen. Harga kentang memiliki hubungan yang positif terhadap penawaran kentang. Harga ubi kayu memiliki hubungan yang negatif dengan penawaran kentang. Luas panen memiliki hubungan yang positif terhadap penawaran kentang.

(39)

Penelitan Terdahulu

2.6 Hipotesis Penelitian

1. Harga kentang, konsumsi rumah tangga, harga ubi kayu dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap jumlah permintaan kentang.

2. Harga kentang, harga ubi kayu dan luas panen berpengaruh terhadap jumlah penawaran kentang.

Permintaan Kentang Penawaran Kentang

a. Harga kentang b. Konsumsi rumah

tangga

c. Harga Ubi Kayu d. Jumlah Penduduk

a. Harga kentang b. Harga ubi kayu c. Luas Panen

Gambar 6 Skema Kerangka Pemikiran Komoditi Kentang

(40)

III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah yang dapat dijangkau dilihat dari adanya akses dan biaya untuk mendapatkan data dapat optimal.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan merupakan data time series dua bulanan dari tahun 2003-2012. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Sumatera Utara, serta instansi–instansi lain yang berkaitan data yang digunakan dalam penelitian ini.

Data sekunder yang diperlukan meliputi data .

a) Data permintaan bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

b) Data harga kentang dalam negeri bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

c) Data harga ubi kayu bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

d) Data jumlah konsumsi rumah tangga bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

e) Data jumlah penduduk Sumatera Utara merupakan data jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

(41)

f) Data Luas panen merupakan data luas panen kentang di Provinsi Sumatera Utara bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

3.3 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) pada hipotesis (1), dianalisis dengan metode regresi linear berganda menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yaitu:

Qd= c + a1Pk+ a2Crt + a3Puk+ a4Jp + e … … … . . … … … . . (3.1)

Keterangan:

Qd = Permintaan kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu ton) Pk = Harga kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg) Puk = Harga Ubi kayu di Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg) Crt = Konsumsi rumah tangga kentang (ribu ton)

Jp = Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara (ribu juta jiwa) a1,a2,a3,a4 = Parameter estimasi

c = Konstanta regresi e = Eror

Sesuai dengan persamaan bahwa fungsi penawaran didefenisikan sebagai fungsi dari harga kentang, harga ubi kayu dan luas panen. Untuk identifikasi masalah (2) pada hipotesis (2), dianalisis dengan metode regresi linear berganda menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yaitu:

(42)

Qs = c + b1Pk+ b2Puk+ b3Lp + e … … … . … … … . (3.2)

Keterangan:

Qs = Jumlah penawaran kentang Provinsi Sumatera Utara (ribu ton) Pk = Harga kentang Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg)

Puk = Harga ubi kayu (ribu Rp/Kg)

Lp = Luas panen kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu ton) b1, b2, b3 = Parameter estimasi

c = Konstanta regresi e = Eror

3.4 Uji Hipotesis 3.4.1 Uji t ( Parsial)

Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individu yangdigunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secaraindividual mempengaruhi variabel dependen (Y).

Langkah-langkah pengujiannya : a) Menentukan formulasi H0 dan H1

H0 = tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat

H1 = ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat

(43)

b) Menentukan kriteria pengujian, dengan ketentuan taraf signifikan adalah ( α ) adalah 0,05 dan t tabel dicari dengan derajad kebebasan ( df ) = n-k-1 dimana n=

jumlah sampel dan k= variabel bebas, serta pengujian dengan pihak kanan.

c) Menghitung nilai t hitung untuk perbandingan dengan t tabel . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

t = βt

Seβt… … … (3.3) Dimana :

t = t-hitung

βt = koefisien regresi berganda Seβt = Standart Error pada β1

Untuk menentukan kesimpulan dengan menggunakan nilai t hitung dengan t tabel dengan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

Berdasarakan kriteria gambar diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Jika nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima

b) Jika t hitung ˃ t tabel maka Ho ditolak

Kesimpulan :Apabila t tabel > t hitung, maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila t

(44)

tabel < t hitung, maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kesimpulan pengujian berdasarkan nilai signifikansi yaitu :

a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka Ho yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat ditolak.

b) Jika nilai probabilitas <nilai α = 0,5 maka Hi yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat diterima

3.4.2Uji F atau Uji Signifikansi Persamaan

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh yang secara bersama- sama dari variabe bebas terhadap variabel terikat. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Formulasi Ho dan Ha

a) Ho: β1 = β2 = β3 = 0, tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat.

b) Ha : β1 = β2 = β3 = 0, ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat.

2. Menentukan kriteria pengujian, dengan taraf signifikan ( α ) = 0,2; dengan nilai F tabel dengan derajat kebebasan ( k-1, n-1 ) dimana n = sampel dan k = banyaknya variabel

(45)

3. Menghitung nilai F hitung untuk perbandingan dengan nilai F tabel. Rumus yang digunakan adalah rumus Gujarti ( 1995; 141 ).

F = R

2k (1−R2)

(n−k−1)

… … … . . … … … . … … … … . (3.4)

Dimana:

R2 = Koefisien determinasi berganda n = Jumlah responden

k = Jumlah variabel bebas

4. Untuk menentukan kesimpulan dengan menggunakan nilai F hitung dengan F tabel dengan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Berdasarkan kriteria gambar diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Jika nilai F hitung < F tabel maka Ho diterima

b) Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak

Kesimpulan : Apabila F tabel > F hitung, maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. Apabila F tabel < F hitung, maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat.

5. Kesimpulan berdasarkan nilai signifikansi yaitu :

(46)

a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka Ho yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel bebas yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat ditolak

b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka Hi yang mengatakan bahwa ada pengaruh variabel bebas yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat diterima

3.4.3 Uji R2 ( Koefisien Determinasi)

Pengujian koefisien determinasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). nilai R2 mempunyai range antara 0 - 1. Jika nilai R2 mendekati 0 (nol) maka dimaksudkan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas tidak ada keterkaitan tetapi jika nilai R2 mendekati 1 maka dimaksudkan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas ada keterkaitan atau dengan kata lain hasil estimasi akan semakin mendekati sebenarnya.

Nilai R2 secara sistematis (Gujarati,1999; 139) sebagai berikut :

R21∑ YX1+ α2∑ YX2+ … αn∑ YXn

∑ Y2 … … … . . … … … (3.5) Keterangan :

R2 : Koefisien Determinasi X : Variabel eksogen Y : Variabel endogen

(47)

3.5 Pengujian Model

Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji auto korelasi.

3.5.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,80).

3.5.2 Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Beberapa cara untuk melakukan pendeteksian ada tidaknya heteroskedasitas yaitu melalui analisis grafik plot, uji Park,Uji Glejser dan Uji White.

Kesimpulan :

a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka model persamaan bebas dari heterokedastisitas.

b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka maka model persamaan terdapat heterokedastisitas.

(48)

3.5.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya auto korelasi dapat digunakan uji Breusch-Godfrey.

Kesimpulan :

a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka model persamaan bebas dari autokorelasi.

b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka maka model persamaan terdapat autokorelasi.

3.6 Defenisi dan Batasan Operasional 3.6.1 Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

a) Penawaran kentang adalah jumlah keseluruhan kentang yang dihasilkan setiap kabupaten di wilayah Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton.

b) Luas panen adalah daerah yang menghasilkan komoditi kentang setiap kabupaten di Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu hektar (Ha).

c) Permintaan kentang adalah permintaan total kentang yang diminta di dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton.

(49)

d) Jumlah konsumsi rumah tangga adalah jumlah seluruh kentang yang dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton.

e) Harga kentang adalah harga kentang yang terdapat di pusat pasar Medan, diukur dengan satuan ribu Rupiah/ kg.

f) Harga ubi kayu adalah harga ubi yang terdapat di pusat pasar Medan dan merupakan komoditi subtitusi dari kentang, diukur dengan satuan ribu Rupiah/kg.

g) Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah jumlah penduduk yang didapat dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu jiwa.

3.6.2. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah : a) Daerah penelitian adalah daerah Provinsi Sumatera Utara.

b) Data yang digunakan merupakan data dua bulanan c) Waktu penelitian adalah tahun 2014.

d) Penelitian yang dilakukan adalah Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang di Provinsi Sumatera Utara.

(50)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

Secara adminstratif Provinsi Sumatera Utara terletak di 0ᵒ LS – 4ᵒ 40’ LU dan 96ᵒ 40’ – 100ᵒ 50’ BT, yang beribukota Medan dan mempunyai 25 kabupaten dan 8 kotamadya. Sumatera Utara memiliki batas utara yaitu provinsi Aceh dan selat Malaka, selatan berbatasan dengan provinsi Riau, Sumatera Barat dan Samudera Indonesia, barat berbatasan dengan provinsi Aceh dan Samudera Indonesia, timur berbatasan dengan selat Malaka. Luas Provinsi Sumatera Utara kurang lebih 72.981,23 km2.

Pada Provinsi Sumatera Utara memiliki 647.223 ha lahan pertanian yang dapat dikembangkan. Sebagian besar luas lahan pertanian dialokasikan untuk komoditas tanaman semusim. Hampir 66,4% dari luas lahan pertanian dialokasikan untuk tanaman hortikultura. Sisanya 21,9% dari luas lahan pertanian di Sumatera Utara dialokasikan ke komoditas tanaman tahunan dan 11,7% diarahkan untuk pembentukan lahan padi sawah. Sumatera Utara merupakan salah sentra penghasil kentang terbesar di Indonesia.

Jumlah penduduk di Sumatera Utara 13.326.307 jiwa. Merupakan provinsi dengan jumlah terbanyak di luar Pulau Jawa. Provinsi Sumatera Utara memiliki pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,11%. Provinsi Sumatera Utara menuju menjadi provinsi yang berbasis jasa dan industtri. Peran sektor pertanian dalam menyumbangkan PDRB Sumatera Utara semakin kecil.

(51)

Data yang digunakan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kentang yaitu: harga kentang, harga ubi kayu, jumlah konsumsi kentang rumah tangga, jumlah penawaran kentang, jumlah permintaan kentang, jumlah penduduk dan luas panen kentang. Berikut ini beberapa gambaran data yang digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kentang di Sumatra Utara:

Gambar 7. Perkembangan Harga Kentang di Provinsi Sumatra Utara Per Dua Bulan Tahun 2003 – 2012.

Harga kentang per dua bulan dari tahun 2003 – 2012 dapat dilihat sangat fluktuatif mencerminkan komoditi hortikultura. Harga terendah kentang mencapai harga Rp 2.500. Harga tertinggi berkisar di antara Rp.7.000 – Rp. 8.000. Berdasarkan data yang diperoleh harga kentang cenderung stabil di kisaran Rp. 4.500 – Rp. 6.000.

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

(52)

Gambar 8. Konsumsi Rumah Tangga Kentang Per Dua Bulan dari Tahun 2003-2012 di Provinsi Sumatra Utara

Konsumsi rumah tangga kentang juga sangat fluktuatif. Dapat dilihat dari grafik di atas, bahwa tingkat konsumsi kentang rumah tangga cukup tinggi. Data di atas menunjukkan tingkat pasar potensial kentang di Sumatra Utara cukup tinggi.

Gambar 9. Luas Panen Kentang Per Dua Bulan dari Tahun 2003 – 2012 Di Provinsi Sumatra Utara

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

0 500 1000 1500 2000 2500

1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759

(53)

Luas panen kentang di Sumatra Utara naik turun. Dilihat dari gambar di atas, bahwa luas panen kentang di Sumatra Utara cenderung turun di per dua bulan ke 6 dari setiap tahun. Luas panen kentang cenderung meningkat di per dua bulan ke 3 dan ke 4 di setiap tahun dari tahun 2003-2012.

Gambar 10. Harga Ubi Kayu Per Dua Bulan dari Tahun 2003-2012 Di Provinsi Sumatra Utara

Data harga ubi kayu sebagai barang subtitusi cenderung lebih stabil. Kenaikan harga tidak terlalu fluktuatif. Harga Ubi kayu cenderung naik di per dua bulan ke 4dari setiap tahunnya.

0 500 1000 1500 2000 2500

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

(54)

4.3 Hasil Analisis dan Pembahasan Permintaan dan Penawaran Kentang di Provinsi Sumatera Utara

Model yang disusun dalam penelitian merupakan persamaan Ordinary Least Square dengan menggunakan program eviews 8.0 dan data yang diolah, merupakan

data time series per 2 bulan dari tahun 2003-2012.

Model yang diduga adalah sebagai berikut :

Qd = a0+ a1Pk + a2Crt+ a3Puk + a4Jp+ e … . . … . . … … . … … . . … … . . … … (4.1) Qs = β0+ β1Pk + β2Puk + β3Lp + e … … … . … . . … … … . … . … … … . (4.2) Keterangan :

Qd : Permintaan Kentang Provinsi Sumatera Utara Pk : Harga Kentang

Puk : Harga ubi kayu

Jp : Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara

Crt : Jumlah konsumsi rumah tangga kentang Provinsi Sumatera Utara Qs : Penawaran kentang Provinsi Sumatera Utara

Lp : Luas Panen Kentang Provinsi Sumatera Utara

e : Eror

Pengolahan data untuk model tersebut melalui beberapa tahapan untuk mendapatkan hasil yang terbaik berdasarkan kriteria uji statistik berupa uji parsial (t statistik), dan goodness of fit (R square). Pada uji ekonometrika akan diuji dengan uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

(55)

Dari hasil pendugaan, model yang dibahas secara Ordinary Least Square (OLS) diperoleh R square yang cukup memuaskan berkisar antara 70-99% pada persamaan di atas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel endogen.

4.3.1 Permintaan Kentang

Permintaan kentang (Qdx) dari model yang diduga ditentukan oleh harga kentang (Pk), konsumsi kentang rumah tangga (Crt), harga ubi kayu (Puk), dan jumlah penduduk (JP) dengan persamaan sebagai berikut:

Qs = 5894,571 − 0,130 Pk + 0,679Crt + 0,267 Puk + 0,00016 Jp Tabel 3. Hasil Pengolahan Permintaan Kentang

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5894,571 2121,012 2,779 0,007

PK -0,130 0,054 -2,417 0,019

CRT 0,679 0,056 12,041 0,000

PUK 0,267 0,138 1,939 0,058

JP 0,00016 0,000 0,917 0,363

R-squared 0,798

Prob(F-statistic) 0,000

Keterangan : a,b, dan c signifikan pada α : 0,01, 0,05, 0,10.

4.3.1.1 Pengaruh Harga Kentang terhadap Permintaan Kentang

Variabel harga kentang memiliki koefiesien regresi -0,130. Angka ini memiliki pengertian jika harga kentang naik 1000 rupiah maka permintaan kentang akan menurun sebesar 130 ton.

(56)

Menurut Lestariningsih (2006), harga barang tersebut mempengaruhi jumlah permintaan barang tersebut. Hubungan harga dengan jumlah permintaan adalah negatif.

4.3.1.2 Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga terhadap Permintaan Kentang

Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Banyak berbagai jenis makanan yang dapat dibuat dari pengolahan kentang.

Variabel konsumsi kentang rumah tangga memiliki koefisien regresi 0,679.

Angka ini memiliki pengertian jika konsumsi kentang rumah tangga meningkat 1000 ton, maka permintaan kentang meningkat 679 ton.

4.3.1.3 Pengaruh Harga Barang Subtitusi terhadap Permintaan Kentang.

Variabel harga ubi kayu sebagai barang subtitusi memiliki koefisien regresi 0,267. Angka ini memiliki pengertian jika harga barang subtitusi naik 1000 rupiah maka permintaan kentang akan meningkat 267 ton.

Sartika (2011) pada komoditi kedelai, jika harga barang subtitusi kedelai naik maka permintaan terhadap kedelai ikut meningkat. Harga barang subtitusi memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan kentang.

(57)

4.3.1.4 Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Permintaan Kentang

Variabel jumlah penduduk memiliki koefisien regresi 0,00016. Angka ini memiliki pengertian jika jumlah penduduk meningkat 1000 jiwa maka permintaan kentang akan meningkat sebesar 0,16 ton.

Sartika (2011) pada komoditi kedelai, kebutuhan kedelai per kapita meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Pada komoditi kentang jumlah, peningkatan jumlah penduduk juga meningkatkan konsumsi kentang per kapita.

Secara tidak langsung juga meningkatkan jumlah permintaan kentang di Provinsi Sumatera Utara.

4.3.1.5 Uji t Statistik

Uji t statistik adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen berpengaruh terhadap variabel endogen. Pada model persamaan permintaan kentang, variabel jumlah penduduk dan variabel ekspor mempunyai probablitas 0,000 yang berpengaruh nyata pada signifikansi α = 1%. Variabel harga kentang memiliki probabilitas 0,000 yang berpengaruh nyata pada signifikansi α = 1%.

4.3.1.6 Uji F ( Simultan)

Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen dalam model persamaan permintaan kentang memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel endogen. Variabel harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor memiliki probabilitas F hitung 0,000, maka variabel-variabel eksogen dalam persamaan model permintaan memiliki pengaruh nyata dengan signifikansi α = 1%.

(58)

4.3.1.7 Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji R2 bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel eksogen yang terdapat dalam model permintaan kentang terhadap variabel endogen. Variabel- variabel eksogen yaitu: harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor memiliki nilai R2 sebesar 0,798. Angka ini memiliki pengertian bahwa variabel harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor dalam model persamaan permintaan kentang mewakili faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang sebesar 79,8%. Sisanya sebesar 20,2% diwakili oleh faktor-faktor lain yaitu selera, ramalan masa depan.

4.3.1.8 Uji Asumsi Klasik A. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variabel eksogen. Menurut Lestariningsih 2006, korelasi antara variabel eksogen dapat diliat dari besarnya nilai korelasi yang tinggi antara variabel eksogen yaitu melebihi 0,80. Nilai korelasi antara variabel eksogen dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa dalam model persamaan permintaan tidak terdapat nilai korelasi yang tinggi antar variabel eksogen, maka dalam model persamaan permintaan terbebas dari multikolinearitas.

Tabel 4. Nilai Korelasi Antar Variabel Eksogen Permintaan

PK CRT PUK JP

PK 1 -0,382 -0,238 -0,160

CRT -0,382 1 0,169 0,136

PUK -0,238 0,169 1 0,502

JP -0,160 0,136 0,502 1

(59)

B. Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu modelregresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Uji heterokedastisitas dapat dilakukan melalui uji White dengan membandingkan probabilitas Obs, R2 dengan probabilitas dengan signifikansi 5%.

Tabel 5. Uji Heterokedastisitas: Uji White Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1,249 Prob. F(14,45) 0,2758

Obs*R-squared 16,793 Prob. Chi-Square(14) 0,2673

Pada Tabel 5. dapat dilihat Obs. R-Squared bahwa probabilitas mempunyai nilai 0,2673 dan lebih besar dari signifikansi 5%, maka model persamaan permintaan kentang terbebas dari heterokedastisitas.

C. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu modelregresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya.

Tabel 6. Uji Autokorelasi : Uji Breusch-Godfrey Breusch-Godfrey Serial Correlation LM

Test:

F-statistic 5,403 Prob, F(1,54) 0,0739

Obs*R-squared 5,458 Prob, Chi-Square(1) 0,0795

(60)

Pada Tabel 6. dapat dilihat probabilitas Obs. R-Squared memiliki nilai 0,0795dan lebih besar dari signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan permintaan kentang terbebas dari autokorelasi.

4.3.2 Penawaran Kentang

Penawaran Kentang (Qs) dari model yang diduga dipengaruhi oleh harga kentang (Pk), harga ubi kayu (Puk), dan luas panen (Lp) dengan model persamaan sebagai berikut :

Qs = 1503,4760 + 0,0770Pk − 0,06028Puk + 16,2226Lp

Tabel 7. Hasil Persamaan Penawaran Kentang

Variable Coefficient t-Statistic Prob.

C 1503,4760 4,2227 0,001b

PK 0,0770 0,0814 0,3484

PUK -0,6028 -0,192 0,0000a

LP 16,2226 69,1278 0,0000a

R-squared 0,995

Prob(F-statistic) 0,000

Keterangan : a,b,c dan d signifikan pada α : 0,01, 0,05, 0,10.

4.3.2.1 Pengaruh Harga Kentang terhadap Penawaran Kentang

Harga kentang tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran kentang di Sumatera Utara. Hal ini dapat disebabkan bahwa produsen sebagai penerima harga.

Variabel harga kentang memiliki nilai regresi 0,0770. Angka ini memiliki pengertian bahwa meningkatnya harga kentang sebesar 1000 maka penawaran kentang meningkat sebesar 0,077 ton.

Gambar

Gambar 1. Pergerakan Permintaan Terhadap Suatu Barang
Gambar 2.  Pergeseran Permintaan Terhadap Suatu Barang
Gambar 3. Pergerakan Penawaran Terhadap Suatu Barang
Gambar 5. Permintaan dan Penawaran
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

% Perubahan permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012-2020 adalah

Estimasi dilakukan pada persamaan penawaran (QS) dengan variabel independen harga riil kedelai Provinsi Sumatera Utara (HKDSU), harga riil jagung Provinsi Sumatera Utara

tersebut, penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul “ Analisis Permintaan Dan Penawaran Cabai Merah Di Provinsi Sumatera Utara ”. 1.2 Identifikasi Masalah.

Hasil Uji Multikolinearitas Harga Jagung Tahun Sebelumnya Terhadap Variabel Independen Lain Untuk Persamaan Penawaran Jagung Sumatera Utara.. Error t-Statistic

Hasil dari model permintaan bahwa harga kentang, konsumsi rumah tangga, harga ubi kayu dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap permintaan kentang di Provinsi

hasil R² dari persamaan simultan penawaran beras di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,9524 (95,24 persen), berarti kemampuan variasi variabel harga eceran beras,

% Perubahan permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012-2020 adalah

Produksi Hablur Gula Kristal Putih Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Dalam Beberapa Tahun Terakhir (ton)... Konsumsi Gula Kristal Putih Penduduk