• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Anggraini 2014) menggunakan interest coverage ratio (ICR). Interest

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Anggraini 2014) menggunakan interest coverage ratio (ICR). Interest"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Reviuw Penelitian Terdahulu

(Anggraini 2014) menggunakan interest coverage ratio (ICR). Interest coverage ratio merupakan rasio antara biaya bunga terhadap laba operasional

perusahaan. Rasio ini dirancang untuk menghubungkan biaya keuangan perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar biaya tersebut dan berfungsi sebagai ukuran kemampuan perusahaan membayar bunga dan menghindari kebangkrutan. Jadi semakin tinggi nilai rasio maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga.

Faktor-faktor keuangan yang mempengaruhi interest coverage ratio (ICR) salah satu nya yaitu leverage dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ardian et al.

2017) menunjukan bahwa rasio leverage memiliki berpengaruh signifikan terhadap interest coverage ratio (ICR). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

(Dewi et al. 2019) bahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya interest coverage ratio (ICR). Sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin besar perusahaan di danai oleh utang maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan dalam kondisi kesulitan keuangan atau interest coverage ratio (ICR), akibatnya semakin besar pula kewajiban perusahaan untuk membayar utang tersebut.

(2)

Penelitian yang dilakukan oleh (Widati and Pratama 2015) menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh positif sifnifikan interest coverage ratio (ICR). Namun berbeda dengan hasil yang diperoleh dari penelitian oleh (Liana 2014) yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap interest coverage ratio (ICR).

Penelitian yang dilakukan oleh (Aisyah et al. 2017) menjealskan bahwa rasio aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap interest coverage ratio (ICR) pada perusahaan tekstil dan garmen. Tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Lubis and Patrisia 2019) bahwa rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap interest coverage ratio (ICR) pada perusahaan manufaktur.

(Ardian et al. 2017), (Hapsari 2012) menunjukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh pada interest coverage ratio (ICR) tetapi tidak signifikan. Namun hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Anisa 2016; Nugroho and Mawardi 2012) menunjukan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap interest coverage ratio (ICR).

(3)

B. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan menurut (Fahmi 2012) adalah gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan- aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Kinerja keuangan menurut (Sawir 2005) adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang lain.

Dari pengertian kinerja keuangan menurut para ahli diatas, dapat kita simpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu gambaran keberhasilan perusahaan untuk menilai kondisi keuangan dengan menggunakan beberapa tolak ukur salah satunya adalah dengan mengukur rasio keuangan.

Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio leverage yang diproksikan dalam debt asset ratio (DAR), rasio aktivitas yang diproksikan dalam total asset turnover (TATO), rasio profitabilitas yang diproksikan dalam return on equity (ROE), rasio likuiditas yang

(4)

diproksikan dalam working capital to total asset (WCTA). Dan interest coverage ratio (ICR).

2. Leverage

(Harahap 2013) leverage adalah rasio keuangan yang menggambarkan hubungan antara utang terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.Jadi, semakin tinggi leverage maka semakin besar juga kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, karena semakin sering perusahaan dibiayai oleh utang maka semakin besar pula perusahaan harus membayar kewajiban utangnya. Pengukuran rasio leverage dalam penelitian ini menggunakan debt asset ratio (DAR) dengan

rumus total kewajiban dibagi total asset.

3. Aktivitas

(Hanafi and Halim 2009) aktivitas adalah rasio yang melihat pada beberapa asset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva- aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Semakin tinggi rasio aktivitas maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, karena semakin besar rasio ini berarti perusahaan tersebut telah mampu mengelola asetnya dengan baik. Pengukuran rasio aktivitas pada penelitian ini menggunakan total asset turnover (TATO) dengan rumus penjualan dibagi total asset.

(5)

4. Likuiditas

(Hani 2015) Likuiditas merupakan kemampuan pada suatu perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban keuangan yang secepatnya dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara spesifik likuiditas tersebut mencerminkan ketersedian dana yang dipunyai perusahaan guna memenuhi seluruh hutang yang akan jatuh tempo. Semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, karena semakin besar rasio ini berarti perusahaan tersebut telah mampu memenuhi kewajibannya sebelum atau pada saat jatuh tempo. Pengukuran rasio likuiditas pada penelitian ini menggunakan working capital to total asset (WCTA) dengan rumus modal kerja (asset lancar - kewajiban lancar)

dibagi total asset.

5. Profitabilitas

(Irawati 2006) Rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.

Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, karena semakin besar rasio ini berarti perusahaan telah mampu menghasilkan laba pada periode tersebut.

(6)

Pengukuran rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan return on equity (ROE) dengan rumus laba bersih dibagi total ekuitas.

6. Interest Coverage Ratio (ICR)

Interest Coverage Ratio (ICR) adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar bunganya dengan laba operasi atau EBIT yang dimiliki. Rumus rasio ICR ini yaitu laba operasi (EBIT) dibagi dengan beban bunga atau beban keuangan. Jadi, semakin besar rasio ICR ini maka semakin baik keadaan financial suatu perusahaan, karena peusahaan dikatakan telah mampu mengelola beban bunga atau beban keuangan dengan laba operasi yang dimiliki secara efektif. Rasio ICR dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung apakah suatu perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan atau tidak.

C. Pengembangan Hipotesis

Pengaruh leverage terhadap Interest Coverage Ratio (ICR)

Leverage merupakan rasio keuangan yang mengukur seberapa besar asset

yang dimiliki perusahaan didanai oleh kewajibannya. Semakin tinggi kewajibannya maka semakin besar pendapatan yang digunakan untuk membayar beban kewajiban dan bunganya. (Dewi 2016), menyatakan bahwa rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan

(7)

utang. Leverage dalam penelitian ini diproksikan pada Debt Asset Ratio (DAR).

(Kasmir 2015) DAR merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Debt Assets Ratio menurut (Fahmi 2011) merupakan rasio yang melihat perbandingan utang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi total aset. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio ini mengukur presentase besarnya dana yang berasal dari hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Hasil penelitian (Hidayat and Meiranto 2014), (Dewi and Dana 2017) menyatakan bahwa variabel leverage berpengaruh signifikan positif terhadap kebangkrutan atau interest coverage ratio (ICR).

H1: Leverage berpengaruh signifikan positif terhadap Interest Coverage Ratio (ICR)

Pengaruh aktivitas terhadap Interest Coverage Ratio (ICR)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang berupa asset. Rasio aktivitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total asset turnover (TATO). TATO merupakan perbandingan antara penjualan

(8)

dengan total aset. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. (Harahap;

Sofyan 2009), semakin besar rasio ini semakin baik karena perusahaan tersebut dianggap efektif dalam mengelola asetnya.

Menurut (Syamsuddin 2009) adalah “Total Assets Turnover merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu.” Hasil penelitian (Dewi and Dana 2017), (Noviandri 2015) menyatakan bahwa variabel aktivitas berpengaruh signifikan positif terhadap interest coverage ratio (ICR).

H2: Aktivitas berpengaruh signifikan positif terhadap Interest Coverage Ratio (ICR)

Pengaruh rasio likuiditas terhadap Interest Coverage Ratio (ICR)

Likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Rasio likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Working capital to total asset (WCTA). (Riyanto 2001) Rasio WC/TA merupakan rasio yang menunjukan perbandingan modal kerja (aktiva lancar- utang lancar) dengan total aktiva.

(Munawir 2002) mengatakan bahwa adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu

(9)

memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Jadi, ketersediaan modal kerja positif yang cukup membuat probabilitas terjadinya kesulitan likuiditas pada perusahaan semakin kecil. Jadi, semakin besar nilai WC/TA maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Jika kewajiban perusahaan terpenuhi, maka semakin kecil risiko perusahaan dalam kondisi kebangkrutan.

Berdasarkan hasil penelitian (Atina and Rahmi 2019), (Dewi and Dana 2017) bahwa rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap interest coverage ratio (ICR).

H3: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Interest Coverage Ratio (ICR)

Pengaruh rasio profitabilitas terhadap Interest Coverage Ratio (ICR)

Profitabilitas merupakan rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan return on equity (ROE).

(Kasmir 2015) Return on equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. ROE yang menunjukkan angka positif adalah baik, dimana perusahaan dianggap telah menggunakan modal/ekuitas

(10)

secara efisien dan efektif. Oleh karena itu, perusahaan yang ROEnya menunjukkan angka positif semakin besar, maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau interest coverage ratio (ICR). Hasil penelitian (Atina and Rahmi 2019) menunjukkan bahwa rasio

profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap interest coverage ratio (ICR). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rahmadani et al.

2014) yang menjelaskan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap interest coverage ratio (ICR).

H4: Profitabilitas berpengaruh positif pada Interest Coverage Ratio (ICR)

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran

X1 : Leverage X2: Aktivitas X3: likuiditas X4: profitabilitas

Y: Interest Coverage Ratio (ICR)

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran  X1 : Leverage   X2: Aktivitas   X3: likuiditas  X4: profitabilitas  Y:  Interest Coverage Ratio (ICR)

Referensi

Dokumen terkait

Kesiapan Pemerintah Desa di Kabupaten Ogan Ilir dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dilihat dari

Pemilihan sampel kecuali banking, credit agencies other than bank, securities, dan insurance dikarenakan perbedaan dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gunungsari dengan menerapkan model Cooperative Meaningful Instructional Design (C-MID) berbantuan multimedia interaktif, yaitu

Perencanaan Ruang di Sub DAS Brantas Hulu dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan lahan dan kondisi pemanfaatan lahan eksisting. Perubahan dilakukan pada pemanfaatan lahan

Hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dari wadah Merineli dan cuplikan sampel air pendingin primer KBE01 pada saat reaktor tidak beroperasi, operasi 15 MW

Debt to Equity Ratio (DER) dapat melihat resiko suatu perusahaan, Semakin besar rasio Debt to Equity Ratio (DER), maka semakin tinggi resiko yang pada perusahaan karena

● IBM akan, tanpa biaya tambahan dan atas permintaan tertulis Klien diajukan dalam waktu 30 hari setelah habis masa berlaku atau pengakhiran, memberikan seluruh salinan yang

Mengirim mahasiswa PIPS untuk magang pada sekolah/madrasah yang bereputasi atau berkualitas baik (terakreditasi A). Melibatkan guru-guru dari sekolah/madrasah yang