• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PREMI, KLAIM, HASIL INVESTASI DAN UNDERWRITING TERHADAP LABA ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH) Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PREMI, KLAIM, HASIL INVESTASI DAN UNDERWRITING TERHADAP LABA ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH) Oleh"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH)

Oleh

M. Agung Ali Fikri H24051995

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(2)

Underwriting Terhadap Laba Perusahaan Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT.

Asuransi Syariah Mubarakah). Di bawah bimbingan Muhammad Syamsun

PT Asuransi Syariah Mubarakah adalah perusahaan asuransi syariah nasional pertama di Indonesia. PT Asuransi Syariah Mubarakah merupakan perusahaan asuransi jiwa yang berbasis syariah. Asuransi syariah dalam setiap aktivitas operasionalnya akan selalu menghidari bahaya riba, maysir dan gharar.

Aktivitas utama dari perusahaan asuransi adalah undewriting. Underwriting merupakan usaha asuransi dalam mengklasifikasikan risiko yang dimiliki setiap calon tertanggung. Underwriting merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kinerja perusahaan untuk meningkatkan laba. Perusahaan asuransi berfokus pada klasifikasi calon tertanggung dan membuat produk baru dengan premi yang lebih menarik.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis strategi underwriting yang dilaksanakan perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah, (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah, (3) Menganalisis pengaruh peningkatan atau penurunan premi, klaim, hasil investasi serta hasil underwriting terhadap laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah. Variabel independen (premi, klaim, hasil investasi and underwriting) secara bersama-sama mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Serta untuk mengetahui trend pertumbuhan laba perusahaan setiap kwartal sepanjang tahun 2004 sampai 2008. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan PT. Asuransi Syariah Mubarakah dan laporan keuangan industri asuransi jiwa dari Bapepam LK. Penelitian ini menggunakan data primer (interview) dan data sekunder (Bapepam LK, asosiasi, dan literature). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dan korelasi dengan menggunakan program MINITAB 14.

Berdasarkan analisis regresi, variabel yang berpengaruh positif terhadap laba perusahaan adalah hasil investasi and underwriting, sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan adalah klaim. Hasil analisis juga didapatkan pengaruh negatif dari tingkat premi tehadap laba perusahaan. Hal yang sama juga terjadi dengan membandingkan pengaruh premi terhadap laba industri asuransi jiwa. Hal ini cukup beralasan karena setiap premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada asuransi mengandung unsur risiko yang memicu terjadinya klaim.

Dampak premi yang menurunkan laba dapat ditutupi dengan hasil investasi. Hasil investasi digunakan oleh PT. Asuransi Syariah Mubarakah dan industri asuransi dalam menutupi ketidakcukupan tingkat premi yang dibebankan kepada nasabah.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan atau masukan positif kepada pihak perusahaan, terutama dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.

(3)

(STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

M. Agung Ali Fikri H24051995

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

PENGARUH PREMI, KLAIM, HASIL INVESTASI DAN UNDERWRITING TERHADAP LABA ASURANSI JIWA (STUDI KASUS PT. ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh : M. Agung Ali Fikri

H24051995

Menyetujui, 22 Mei 2009

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc.

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.

Tanggal Lulus :

(5)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Mei 1987. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Zaujudin dan Wahyu Tarsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Wibawa Mukti Bekasi, lalu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 9 Bekasi. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 6 Bekasi dan masuk program IPA. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selain menyelesaikan jenjang S1 penulis juga mengambil program pendidikan profesi di bidang asuransi. Penulis telah mendapatkan sertifikasi gelar profesi sebagai Ajun Ahli Asuransi Kesehatan (AAAK) dari Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) pada tahun 2008, dan Ajun Ahli Asuransi Indonesia Jiwa (AAAIJ) serta Qualified Insurance Practitioner (QIP) dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) pada tahun 2009.

Selama menjadi mahasiswa sempat bekerja menjadi Trainee Account Officer di PT. BPRS. Al Salaam Amal Salman. Selain itu penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti Shari’a Economic Students Club (SES-C), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FEM), dan Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI).

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting Terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT. Asuransi Syariah Mubarakah)”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penyelasaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan berbgai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada :

1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan petunjuk serta pengarahan kepada penulis.

2. Ir. Budi Purwanto, ME dan Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM, atas kesediannya untuk meluangkan waktu sebagai dosen penguji.

2. Staf dan Karyawan PT. Asuransi Syariah Mubarakah (Kantor Pusat) Jakarta, yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis.

4. Staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB.

3. Ibunda, Ayahanda serta kakak terbaik yang selalu mendoakan, membantu serta memberi support kepada penulis.

4. Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan ’42 yang telah membuat kenangan indah selama kuliah.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Mei 2009

Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asuransi ... 8

2.2. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah ... 9

2.3. Asuransi Jiwa ... 12

2.4. Manajemen Risiko ... 13

2.5. Underwriting Asuransi Jiwa ... 16

2.6. Laba Perusahaan Asuransi Jiwa ... 17

2.7. Pendapatan Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Undewriting - Pendapatan Premi ... 19

- Beban Klaim ... 20

- Hasil Investasi ... 22

- Hasil Underwriting ... 23

2.8. Data Berkala ... 24

2.9. Korelasi dan Regresi Linear Berganda ... 26

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4. Metode Pengolahan Data ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 34

4.2. Prosedur Underwriting ... 47

4.3. Analisis Pengaruh Pendapatan Premi Bruto, Baban Klaim, Hasil Investasi dan Hasil Underwriting Terhadap Laba Kotor ... 50

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 54

2..Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 57

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa ... 1

2. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 29

3. Struktur Organisasi ... 46

4. Scatterplot of Laba vs Tahun ... 51

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Jumlah Tertanggung dengan Jumlah Penduduk ... 3

2. Daftar perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia ... 4

3. Perbedaan Asuransi syariah dan Konvensional ... 9

4. Tabel Nilai Korelasi ... 33

5. Tabel Data Premi, Klaim, Hasil Investasi, Underwriting dan Laba ... 50

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Hasil Pengolahan MINITAB 14 Untuk Data Perusahaan ... 57

2. Hasil Pengolahan MINITAB Untuk Data Industri ... 59

3. Data Laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah ... 62

4. Data Laba Keseluruhan Industri Asuransi Jiwa ... 63

5. Data Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia ... 64

6. Struktur Organisasi PT. Asuransi Syariah Mubarakah ... 66

(11)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan Allah.

Namun, manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan juga dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut seringkali tidak memadai, sehingga tercipta kebutuhan akan mekanisme membagi risiko seperti yang ditawarkan oleh konsep asuransi.

Industri asuransi jiwa di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Menurut Infobank pertumbuhan lembaga asuransi jiwa meningkat tiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan total aset dari industri asuransi. (Gambar 1.)

Gambar 1. Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa di Indonesia Tahun 2002 – 2006 (Infobank, 2007)

Konsep asuransi yang ada di Indonesia mempunyai dua sistem. Adapun sistem asuransi yang ada di Indonesia adalah sistem asuransi konvensional dan sistem asuransi syariah. Pada awalnya sistem asuransi yang lebih awal dikenal adalah sistem asuransi konvensional. Namun demikian mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam dan juga tingkat kesadaran beragama yang terus meningkat, membuat prospek bisnis asuransi syariah di Indonesia semakin menjanjikan.

0 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000

2002 2003 2004 2005 2006

Total Aset Modal Premi Bruto

(12)

Berdasarkan data dari badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (Bapepam LK) jumlah perusahaan jasa asuransi yang ada di Indonesia pada tahun 2008 tercatat 147 buah perusahaan asuransi kerugian dan jiwa. Salah satu perusahaan yang ikut bersaing bersama 46 perusahaan asuransi jiwa lain adalah PT. Asuransi Syariah Mubarakah. Menawarkan konsep alternatif asuransi yang ada yaitu berlandaskan syariah.

Asuransi termasuk bisnis yang diatur secara ketat oleh pemerintah dengan tujuan untuk melindungi konsumen dari kemungkinan terjadinya kecurangan perusahaan. Adanya batas rasio modal terhadap premi terkumpul telah menyebabkan beberapa perusahaan masuk dalam kategori insolvent. Oleh karenanya penting bagi perusahaan asuransi untuk mengukur dan membandingkan kinerja mereka dengan efektif agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia bisnis.

Perusahaan asuransi senantiasa mengevaluasi operasional mereka sepanjang tahun, dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi solvabilitas dan profitabilitas bisnis. Apa yang harus dilakukan perusahaan dalam menghadapi karakteristik pasar dan dalam menilai industri asuransi secara umum. Bagaimana perusahan menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Piranti umum dan terukur untuk evaluasi kinerja perusahaan asuransi adalah dengan melakukan analisis terhadap aspek-aspek kinerja perusahaan dalam laporan keuangannya yang merupakan muara dari seluruh aktivitas perusahaan.

Secara teoritis, terdapat sangat banyak alat analisa yang dapat digunakan dalam pengkuran kinerja. Lima instrumen besar yang dikenal dengan Early Warning System, yaitu Solvency and Overall Ratio, Profitability Ratio, Liquidity Ratio, Premium Stability Ratio dan Technical Ratio biasa digunakan untuk pengukuran kinerja perusahaan asuransi.

(13)

1.2. Perumusan Masalah

Asuransi sebagai sebuah mekanisme perlindungan merupakan langkah yang tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan risiko karena asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang. Meningkatnya kesadaran individu akan peranan asuransi menyebabkan bisnis dalam bidang ini menjadi semakin cerah. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah tertanggung asuransi dengan jumlah penduduk dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan (lihat Tabel 1). Salah satu perusahaan asuransi yang ikut hadir adalah PT. Asuransi Syariah Mubarakah yang berbasis syariah. Banyaknya perusahaan asuransi yang hadir di Indonesia dengan tawaran produk yang hampir sejenis mengakibatkan persaingan dalam bidang ini semakin ketat (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Tertanggung dengan Jumlah Penduduk Tahun Jumlah tertanggung (a) Jamlah Penduduk (b) Rasio (a)/(b) (%)

1996 20.861.784 192,8 Juta 10,8

1997 22.163.949 195,8 Juta 11,3

1998 20.518.475 198,5 Juta 10,3

1999 20.284.424 200,3 Juta 11,2

2000 24.256.579 203,5 Juta 11,9

Sumber : BPS dalam Departemen Keuangan (2007)

Salah satu penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah perolehan laba.

Agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan asuransi dalam menarik laba di pasar, maka perusahaan harus mempunyai strategi yang baik dan diterapkan dengan efektif oleh semua pihak yang berkepentingan. Oleh karenanya perusahaan asuransi harus bersaing dalam merebut kepercayaan pasar terhadap bisnisnya. Kepercayaan pasar merupakan modal kuat yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Membangun kepercayaan pasar untuk membeli produk asuransi akan menjadi tantangan yang unik dan menarik bagi kalangan industri asuransi.

(14)

Tabel 2. Daftar perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia No Name of Company No Name of Company 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Adisarana Wanaartha AIA Indonesia Allianz Aken Life AMP Panin Life Asih Great Eastern Aspac Life

Astra Jardine CMG Life Bakrie Life

Berkah Harda Santosa Binadaya Nusa Indah Binasakti Sejahtera Bringin Jiwa Sejahtera Bringin Putra Sejahtera Buana Putra

Bumi Asih Jaya Bumiarta Reksatama Bumiputera 1912

Bumiputera John Hancock Central Asia Raya

Century Lifindo Perdana Danamon Aetna Life Dharmala Manulife Eka Life

Inda Tamporok Life Indolife Pensiontama Intan Life

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

Jiwasraya

Koperasi Asuransi Indonesia Mantari Mulia Sejahtera Manulife

Mira Life Modern Sunlife Mukjizat Utama Nabasa Life Insurance Namura Tatalife Niaga Cigna Life Ongko Life Insurance Panin Life

Pasaraya Life

Principal Egalita Indonesia Prudential Bancbali Life Rama Life

Sewu New York Life Simas Lend Lease Life Staco Raharja

Takaful Keluarga Tata International Life Assurance

Tempo National Life Tugu Mandiri

OUB Life Sun Assurance Winterthur Life Indonesia Zurich PSP Life

Sumber : Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (2007)

(15)

Rasio beban klaim digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pengalaman klaim (loss ratio) yang terjadi terhadap pendapatan premi bruto asuransi. Tingginya rasio ini indikasi tentang buruknya proses underwriting (seleksi risiko) dan penerimaan penutupan risiko. Akibatnya adalah terlalu banyaknya dana yang harus dikeluarkan untuk mengganti klaim dan manfaat.

Akan tetapi peningkatan besarnya klaim juga tidak langsung berdampak terhadap kerugian perusahaan asuransi, tetapi juga dapat mengindikasikan akan terjadinya peningkatan penjualan dan pendapatan premi di masa yang akan datang karena akan semakin banyak masyarakat yang percaya akan kemampuan perusahaan asuransi dalam membayar klaim mereka dan akan menjadi sadar akan pentingnya asuransi untuk mengganti kerugian yang diderita tertanggung.

Rasio underwriting digunakan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat hasil underwriting yang dapat diperoleh perusahaan serta mengukur tingkat keuntungan dari usaha asuransi murni. Rasio underwriting diperoleh dengan membandingkan hasil underwriting dengan pendapatan premi bruto.

Rendahnya nilai dari rasio ini dapat disebabkan oleh beberapa hal utama, diantaranya terlalu rendahnya rate, besarnya klaim atau tingginya beban underwriting lain. Beberapa perusahaan asuransi di luar negeri bahkan memproyeksikan hasil negatif atas rasio ini (umumnya proyeksi beban dan cadangan klaim yang tinggi) tetapi mereka sangat concern dengan hasil investasi untuk menutupinya sehingga perusahaan tetap beroperasi dengan laba.

Penelitian ini mencoba melihat pengaruh besarnya pembayaran klaim yang dikeluarkan dan besarnya pendapat premi PT. Asuransi Syariah Mubarakah terhadap laba perusahaan. Selama ini pandangan masyarakat umum adalah bahwasannya perusahaan asuransi akan meraih keuntungan yang besar apabila besarnya pengeluaran klaim dan manfaat sangat sedikit. Peneliti ingin mencoba melihat bagaimana dampak kenaikan atau penurunan klaim dan kenaikan atau penurunan pendapatan premi, hasil investasi dan hasil underwriting terhadap laba perusahaan asuransi.

(16)

Sehubungan dengan hal diatas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Apa strategi underwriting yang dilakukan perusahaan asuransi jiwa PT.

Asuransi Syariah Mubarakah.

2. Bagaimana perolehan laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah.

3. Apakah tingkat premi, klaim, hasil investasi dan underwriting berpengaruh dalam meningkatkan laba asuransi jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Melihat prosedur underwriting yang dilaksanakan perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Syariah Mubarakah.

2. Mengidentifikasi komponen-komponen yang mempengaruhi laba PT.

Asuransi Syariah Mubarakah.

3. Menganaliasis pengaruh peningkatan atau penurunan klaim, premi, hasil investasi serta hasil underwriting terhadap laba PT. Asuransi Syariah Mubarakah.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan asuransi PT. Asuransi Syariah Mubarakah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategis.

2. Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, ilmu dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis sendiri, merupakan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang bidang strategi operasional.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis mengambil penelitian di PT.Asuransi Syariah Mubarakah mengenai pengaruh klaim, premi, hasil investasi dan underwriting terhadap laba perusahaan.

(17)

Faktor yang berperan besar dalam perolehan pendapatan perusahaan adalah premi bruto, premi reasuransi, pendapatan investasi dan lain-lain. Sedangkan yang berperan besar dalam pengeluaran asuransi adalah klaim asuransi, klaim reasuransi, biaya pemasaran dan beban administrasi umum. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menganalisis pengaruh tingkat klaim, tingkat premi bruto, hasil investasi dan hasil underwriting dalam perolehan laba perusahaan serta strategi pengambilan keputusan yang sebaiknya diambil berdasarkan hasil analisis.

Keefektifan dalam pengambilan keputusan akan dikaji melalui peningkatan laba untuk pencapaian tujuan perusahaan sehingga perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan skala bisnisnya. Dalam menganalisis masalah ini, peneliti menggunakan korelasi dan regresi linear berganda dari data-data perusahaan dan industri asuransi jiwa.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuransi

Dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian : Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya orang yang dipertanggungkan.

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”. Pasal 246 KUHD (Sula, 2001).

Asuransi syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad/perikatan yang sesuai dengan syariah (Sula, 2001).

Tertanggung adalah pihak konsumen atau pihak yang menerima jasa atau mengalihkan risikonya kepada perusahaan asuransi. Penanggung (insurer atau insurance carrier) adalah pihak penjual atau pihak yang menyediakan atau menawarkan jasa asuransi. Pihak penanggung memberikan jaminan atas risiko yang diasuransikan oleh pihak tertanggung. Perjanjian pertanggungan harus dibuat dan diikat dalam suatu akta atau polis, yang merupakan tanda bukti adanya perjanjian pertanggungan.

(19)

2.2. Perbedaan Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah Tabel 3. Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

No Aspek Asuransi Syariah Asuransi Konvensional 1 Konsep Sekumpulan orang yang

saling bantu membantu, saling menjamin, dan bekerjasama antara satu dengan yang lainnya, dengan cara masing-

masing mengeluarkan dana tabarru

Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

pihak penanggung

mengikatkan diri kepada

tertanggung, dengan menerima premi asuransi,

untuk memberikan pergantian kepada tertanggung

2 MAGHRIB (Maysir, Gharar dan Riba)

Bersih dari adanya praktek Gharar, Maisir, dan Riba

Tidak selaras dengan syariah Islam karena adanya Maisir, Gharar dan Riba; Hal yang diharamkan dalam muamalah 3 DPS

(Dewan Pengawas Syariah)

Ada, yang berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan agar terbebas dari praktek- praktek muamalah yang bertentang dengan prinsip- prinsip syariah

Tidak ada, sehingga dalam

banyak prakteknya bertentangan dengan kaidah-

kaidah syara`

4 Akad Akad tabarru` dan akad tijarah (mudharabah, wakalah, wadiah, syirkah, dan sebagainya)

Akad jual beli (akad mu`awadah, akad idz`aan, akad gharar, dan akad mulzim)

5 Risiko Sharing of Risk, dimana terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya (ta`awun)

Transfer of Risk, dimana terjadi transfer resiko dari

tertanggung kepada penaggung

(20)

6 Pengelolaan dana

Pada produk-produk saving (life) terjadi pemisahan dana, yaitu dana tabarru` (derma) dan dana peserta, sehingga tidak mengenal istilah dana hangus. Sedangkan untuk term insurance (life) dan general Insurance semuanya bersifat tabarru`.

Tidak ada pemisahan dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus (untuk produk saving – life).

7 Investasi Dapat melakukan investasi sesuai ketentuan perundang-undangan,

sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bebas dari riba dan tempat-tempat investasi yang terlarang

Bebas melakukan investasi dalam batas-batas ketentuan perundang-undangan, dan tidak terbatasi pada halal dan haramnya obyek atau sistem investasi yang digunakan

8 Pemilik dana

Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau kontribusi, merupakan milik peserta (shohibul mal), asuransi syariah hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam mengelola dana tersebut.

Dana yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan.

Dan perusahaan bebas

menggunakan dan menginvestasikan kemana

saja.

9 Unsur premi

Iuran atau kontribusi terdiri dari unsur tabarru`

dan tabungan (yang tidak mengandung unsur riba).

Tabarru` juga dihitung dari

Unsur premi terdiri dari:

Tabel mortalita (mortality tables), bunga (interest), biaya-biaya asuransi (cost of insurance).

(21)

Tabel mortalita, tetapi tanpa perhitungan bunga tehnik.

10 Loading Pada sebagian asuransi syariah loading (komisi agen) tidak dibebankan pada peserta tapi dari dana pemegang saham, tapi sebagian yang lainnya mengambilkan dari sekitar 20-30 persen saja dari premi tahun pertama.

Loading pada asuransi konvensional cukup besar terutama diperuntukkan untuk komisi agen, bisa menyerap premi tahun pertama dan kedua. Karena itu nilai tunai pada tahun pertama dan kedua biasanya belum ada (masih hangus).

11 Pembayaran klaim

Sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru`, dimana peserta saling menanggung satu sama lainnya. Jika salah satu peserta mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung bersama resiko tersebut

Sumber biaya klaim adalah dari rekening perusahan, sebagai konsekwensi penanggung terhadap tertanggung. Murni bisnis dan tidak ada nuansa spiritual

12 keuntungan Profit yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi milik

perusahaan, tetapi dilakukan bagi hasil (mudharabah) dengan peserta

Keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi seluruhnya adalah merupakan keuntungan perusahaan.

(22)

2.3. Asuransi Jiwa

Perusahaan asuransi jiwa adalah suatu perusahaan yang menyediakan pertanggungan dan menerbitkan polis asuransi jiwa. Inti dari perusahaan asuransi jiwa adalah konsep risk (risiko) yang merupakan kemungkinan kerugian perusahaan. Perusahaan asuransi jiwa mengembangkan produk dan jasa yang dapat membantu orang dan organisasi mengelola kerugian keuangan yang mungkin akan mereka hadapi.

Perusahaan asuransi jiwa memberikan perlindungan terhadap kerugian- kerugian keuangan yang berkaitan dengan jenis risiko tertentu, dengan demikian perusahaan asuransi jiwa tersebut memberikan perlindungan kepada para pemegang polis, tertanggung serta para beneficiary (penerima manfaat). Orang- orang yang memiliki pertanggungan yang cukup akan dapat mencapai tujuan hidupnya karena mereka tahu bahwa apabila mereka meninggal dunia atau menderita cacat, keluarga atau bisnis mereka dapat terhindar dari kesulitan- kesulitan keuangan yang tidak perlu.

Perusahaan asuransi jiwa menawarkan serangkaian produk keuangan yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen. Produk-produk seperti term life insurance, whole life insurance, medical expense insurance, disability income insurance, long term care insurance, dental insurance, vision coverage dan group life and health insurance melindungi konsumen dari risiko-risiko ekonomi yang berkaitan dengan kematian, cacat dan sakit. Produk-produk lain seperti anuitas dan reksadana membantu para konsumen mengakumulasikan uang mereka untuk kebutuhan-kebutuhan masa depan dan meningkatkan kekayaan pribadi mereka.

Perusahaan asuransi jiwa merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling penting di dunia. Lembaga keuangan yang dapat mengumpulkan dana dari masyarakat dan menempatkan dana tersebut dalam asset keuangan seperti, saham, obligasi, polis asuransi, anuitas, real estate, rekening bank dan pinjaman.

Perusahaan asuransi jiwa juga merupakan perantara keuangan yang penting, yaitu lembaga yang menggerakan uang dari orang dan perusahaan yang memiliki kelebihan dana (pemberi pinjaman) ke orang dan perusahaan yang membutuhkan dana (peminjam). Dalam proses perpindahan uang dari pemberi peminjam ke

(23)

peminjam, perusahaan menciptakan pemasukan untuk mereka. Perusahaan asuransi jiwa merupakan perantara keuangan karena mereka mengambil bagian dari uang premi asuransi yang dibayar oleh konsumen mereka dan menginvestasikan uang tersebut dalam bisnis dan industri. Investasi perusahaan asuransi menyediakan dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut untuk beroperasi dan memperluas usaha.

2.4. Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta keuangan suatu badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu kerugian karena adanya risiko tersebut. Di dalam setiap situasi, perorangan, keluarga atau perusahaan dapat menggunakan manajemen risiko untuk mengendalikan tingkat risiko finansial.

Manajemen risiko mencakup pengidentifikasian dan penilaian risiko yang kita hadapi. Untuk mengeliminasi atau mengurangi keterpaparan kita terhadap risiko finansial tertentu, kita dapat meraih setidak-tidaknya empat pilihan :

1. Menghindari Risiko

Metode pengelolaan risiko yang pertama dan mungkin yang paling mudah dilakukan adalah menghindari risiko sama sekali. Kita dapat menghindari risiko cidera diri yang disebabkan oleh pesawat terbang yang jatuh dengan cara tidak naik pesawat terbang, dan kita dapat menghindari kerugian finansial pada pasar saham dengan tidak melakukan investasi saham. Namun kadang-kadang menghindari risiko bukanlah hal yang efektif atau praktis.

2. Mengendalikan Risiko

Kita dapat mengendalikan risiko dengan mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau mengurangi risiko. Kita dapat mengurangi kemungkinan kebakaran pada toko dengan melarang orang untuk merokok di dalam toko dan tidak menyimpan barang yang mudah terbakar di sekitar toko. Dengan cara demikian akan dapat mengurangi kemungkinan kerugian dan menekan kerugian untuk tidak menjadi parah.

3. Menerima Risiko

Metode pengelolan risiko yang ketiga adalah menerima risiko. Menerima risiko sama dengan menanggung seluruh tanggung jawab finansial atas risiko

(24)

tersebut. Orang-orang dan perusahaan-perusahaan kadang-kadang lebih memilih untuk menanggung risiko keuangan tertentu sepenuhnya daripada membeli asuransi untuk menanggung risiko tersebut. Dalam situasi demikian, orang atau perusahaan tersebut dikatakan mengasuransikan diri sendiri terhadap risiko tersebut. Self insurance (asuransi sendiri) adalah teknik manajemen risiko dimana seseorang atau perusahaan menerima tanggung jawab finansial atas kerugian- kerugian yang terkait dengan risiko-risiko tertentu.

4. Mengalihkan Risiko

Mengalihkan risiko merupakan metode manajemen risiko yang keempat.

Apabila anda mengalihkan risiko ke pihak lain, berarti anda mengalihkan tanggung jawab finansial atas risiko tersebut kepada pihak lain, yang umumnya atas dasar pembelian imbalan. Cara yang paling umum bagi peroarangan, keluarga dan perusahaan untuk mengalihkan risiko adalah dengan membeli pertanggungan asuransi.

Perusahaan asuransi adalah salah satu metode yang tepat dalam mengalihkan risiko finansial. Pada saat suatu perusahaan asuransi menerima permintaan asuransi, maka perusahaan asuransi tersebut harus menilai tingkat risiko yang harus ditanggung jika perusahaan asuransi tersebut setuju untuk menerbitkan polis. Suatu perusahaan asuransi tidak bisa menganggap bahwa setiap calon risiko memiliki kemungkinan kerugian rata-rata. Fungsi asuransi yang bertanggung jawab atas penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calaon tertanggung serta mengambil keputusan mengenai pertanggungan atas risiko tersebut dikenal sebagai underwriting.

Produk-produk asurani dirancang sesuai dengan prinsip dasar yang menentukan risiko apa yang bisa diasuransikan. Agar suatu risiko dapat (kemungkinan kerugian) bisa diasuransikan dan proses klaim dapat diterima, maka risiko tersebut harus memiliki karakteristik tertentu :

1. Kerugiannya terjadi secara kebetulan

Agar suatu kemungkinan kerugian dapat diasuransikan, maka unsur kebetulan harus ada. Kerugian tersebut harus disebabkan oleh kejadian yang tidak diperkirakan atau oleh suatu kejadian yang tidak disengaja oleh seseorang yang diasuransikan.

(25)

2. Kerugiannya nyata

Untuk sebagian besar asuransi, kerugian yang dapat diasurasikan haruslah nyata dalam hal waktu dan jumlah. Dengan kata lain, perusahaan asurasni harus mampu untuk menentukan kapan harus membayar manfaat polis dan berapa jumlah manfaat yang harus dibayar. Kematian, sakit, disability dan hari tua umumnya merupakan kondisi yang dapat diidentifikasi. Meskipun demikian, besarnya kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kejadian tersebut tergantung pada penafsirannya.

3. Kerugiannya signifikan

Kerugian-kerugian yang tidak signifikan seperti kehilangan payung biasanya tidak bisa diasuransikan. Adminstrasi pembayaran manfaat untuk kerugian yang sangat kecil akan menyebabkan biaya perlindungan asuransi menjadi tinggi sehubungan dengan jumlah kerugian yang potensial yang sebagian besar orang akan berpendapat bahwa perlindungan tersebut tidak terjangkau.

4. Tingkat kerugian harus bisa diperkirakan

Perusahaan asuransi dapat memperkirakan dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi jumlah orang dalam suatu kelompok besar tertanggung yang akan meninggal atau menderita cacat atau harus menjalani rawat inap selama jangka waktu tertentu untuk memperkirakan tingkat kerugian kelompok tertanggung tertentu. Perusahaan asuransi harus memperkirakan jumlah dan waktu kerugian yang diasuransikan akan terjadi terhadap kelompok tertanggung tersebut. Perusahaan asuransi memperkirakan tingkat kerugian untuk suatu kelompok tertanggung sehingga perusahaan asuransi tersebut dapat menentukan dengan tepat jumlah premi yang sesuai yang akan dibebankan ke masing-masing pemegang polis.

5. Kerugiannya tidak bersifat katastrofis bagi perusahaan asuransi

Kemungkinan kerugian dianggap tidak bisa diasuransikan jika ada kemungkinan bahwa suat kejadian akan menyebabkan kerugian finansial yang bersifat katastrofis terhadap perusahaan asuransi. Kerugian tersebut tidak bisa diasuransikan karena perusahaan asuransi tidak bisa meberikan janji untuk membayar manfaat kerugian tersebut. Untuk mencagah

(26)

kemungkinan kerugian yang bersifat katastrofis dan untuk memastikan kerugian kerugian yang terjadi tidak saling berkaitan, perusahaan asuransi menyebarkan risiko-risiko yang dipilih untuk diasuransikan.

2.5. Underwriting Asuransi Jiwa

Underwriting adalah proses (1) penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang dalam pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu dan (2) pengambilan keputusan untuk mengambil dan menolak risiko tersebut. Keputusan-keputusan underwriting yang bijaksana sangat penting untuk memastikan bahwa suatu perusahaan asuransi tetap memiliki kemampuan keuangan yang sehat dan mampu untuk memenuhi tanggung jawabnya untuk membayar menfaat klaim yang sah.

Apabila suatu perusahaan asuransi menerima begitu banyak risiko yang meragukan tanpa melakukan penyesuaian premi yang memadai, maka perusahaan asuransi harus membayar klaim lebih banyak daripada yang seharusnya. Jika suatu perusahaan asuransi tidak bisa menerima risiko yang cukup layak dengan tingkat premi yang layak pula, maka perusahaan asuransi tersebut tidak akan memperoleh keuntungan.

Underwriting philosophy (falsafah underwriting), juga disebut underwritng objektives adalah falsafah yang memandu prosedur seleksi risiko dan klasifikasi risiko suatu perusahaan asuransi. Falsafah underwriting pada umumnya mencerminkan tujuan-tujuan bisnis strategis perusahaan asuransi, termasuk asumsi-asumsi penetapan premi produk-produk asuransi. Falsafah underwriting sangat berpengaruh dalam pembuatan panduan umum underwritng perusahaan asuransi.

Underwiritng guidelines (panduan umum underwriting) adalah standar umum yang menetapkan parameter-parameter yang akan digunakan untuk menggolongakan calon tertanggung ke dalam kelas risiko yang telah ditentukan untuk masing-masing produk asuransi. Panduan umum untuk asuransi perorangan biasanya mencakup sejumlah karakteristik, termasuk tinggi dan berat badan, tekanan darah, kadar kolesterol dan adanya kondisi kesehatan khusus.

(27)

2.6. Laba Perusahaan Asuransi Jiwa

Profitabilitas adalah selisih antara pendapatan yang lebih besar atas pengeluaran. Suatu perusahaan yang secara konsisten menghasilkan laba dapat terus berbisnis, tumbuh dan meningkatkan kesejahteraan atau meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan diindikasikan oleh ukuran-ukuran kenaikan harga saham perusahaan dan pertambahan akun modal dan surplus di dalam neraca perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang terus mengalami kerugian akhirnya akan hilang dari dunia bisnis.

Walaupun profitabilitas dapat diperoleh dan diukur dalam jangka waktu yang pendek, perusahaan asuransi biasanya berusaha untuk mendapatkan profitabilitas jangka panjang. Profitabilitas jangka panjang memungkinkan perusahaan asuransi untuk :

1. Menyediakan dana untuk investasi

2. Membayar dividen polis atau participating policy

3. Membayar dividen tunai kepada para pemegang saham dan meningkatkan daya tarik saham perusahaan kepada para investor

4. Membuat pemeringkatan yang bermutu tinggi dari lembaga pemeringkat asuransi

5. Menyedaikan dana untuk mengembangkan produk, lini produk dan jalur distribusi

6. Menyediakan dana untuk ekspansi dan akuisisi

Laporan laba rugi memberikan beberapa pengertian mendalam terhadap profitabilitas suatu perusahaan asuransi, paling tidak untuk jangka pendek karena laporan laba rugi tersebut menunjukkan pendapatan bersih atau rugi bersih selama suatu jangka waktu tertentu. Tetapi laporan laba rugi tidak dapat memberikan pengertian mendalam terhadap profitabilitas perusahaan untuk jangka waktu yang lama.

Return on capital ratio adalah rasio yang digunakan untuk memperbandingkan beberapa ukuran dari penghasilan suatu perusahaan asuransi selama jangka waktu yang ditentukan dengan beberapa ukuran dari modal dan surplusnya. Hasil dari rasio penghasilan modal menunjukkan efektifitas suatu perusahaan asuransi dalam menggunakan modal dan surplusnya untuk

(28)

menghasilkan laba. Umumnya, semakin tinggi rasio penghasilan modal, semakin efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya untuk memperoleh laba.

Mengingat tingkat risiko yang dimiliki perusahaan asuransi, penghasilan modal dapat tak tertimbang atau tertimbang. Rasio tak tertimbang menujukkan bahwa rasio tersebut tidak menunjukan tingkat risiko yang menjadi ciri operasi perusahaan asuransi. Jika suatu rasio tak tertimbang disesuaikan untuk membentuk keterpaparaan tingkat risiko suatu perusahaan asuransi, maka rasio tersebut menjadi tertimbang. Dalam melakukan kegiatan bisnis secara normal, suatu perusahaan asuransi menghadapi kemungkinan risiko serius yang dapat mengancam solvency. Solvency (soolvabilitas) menurut istilah umum adalah keadaan dimana suatu perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya secara tepat waktu. Risiko-risiko tersebut dapat dikelompokan dalam empat kategori risiko yang luas, yang dikenal sebagai contingency risks.

1. C-1 risks (asset risk)

Adalah risiko rugi pada suatu investasi untuk alasan selain daripada perubahan suku bunga pasar. Perusahaan asuransi mengelola risiko aset dengan mengevaluasi kemungkinan investasi secara hati-hati, menginvestasikan aset mereka dengan jumlah yang besar di dalam investasi bermutu tinggi, serta mengalokasikan dana untuk seluruh katagori investasi yang berbeda.

2. C-2 risks (pricing risk)

Disebut juga insurance risk yaitu risiko dimana pengalaman nyata perusahaan asuransi dalam tingkat kematian atau biaya-biaya akan sangat berbeda dari perkiraan, menyebabkan perusahaan asuransi tersebut menderita kerugian material atas produk tersebut.

3. C-3 risks (interest rate risk)

Adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan suku bunga pasar.

Perusahaan asuransi mengelola risiko ini melalui asset liability management.

4. C-4 risks (general business risk)

Yaitu risiko kerugian yang diakibatkan oleh praktek-praktek bisnis umum yang tidak efektif atau faktor-faktor lingkungan yang di luar kendali

(29)

perusahaan. Perusahaan mengendalikan risiko ini dengan menugaskan tim manajemen yang bermutu tinggi dan berpengalaman untuk mengendalikan biaya usaha, melaksanakan pertimbangan manajerial yang sesuai, mendukung perilaku etis, memantau hasil-hasil keuangan serta melakukan audit internal dan eksternal secara teratur.

2.7. Pendapatan Premi, Beban Klaim, Hasil Investasi dan Hasil Undewriting 2.7.1. Pendapatan Premi

Menurut Sula (2001), premi adalah biaya yang dibebankan suatu perusahaan asuransi untuk jumlah uang pertanggungan tertentu. Aktuaris perusahaan asuransi mempertimbankan banyak faktor ketika melakukan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk menetapkan tarif premi yang memadai dan wajar. Tarif premi harus adequate (memadai) agar perusahaan mempunyai cukup dana untuk membayar manfaat polis. Premi harus pula equitable (wajar) sehingga setiap pemegang polis dikenakan premi yang mencerminkan tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dalam memberi pertanggungan. Faktor- faktor berikut ini turut dipertimbangkan dalam menghitung tarif premi asuransi jiwa :

1. Rate of mortality (Tingkat mortalitas/kematian).

Tingkat dimana orang-orang yang jiwanya diasuransikan diperkirakan meninggal dunia.

2. Investment earnings (Pendapatan investasi)

Dana yang diperoleh perusahaan asuransi dari investasi premi yang diterimanya.

3. Expense (Biaya)

Semua biaya yang timbul dari penerbitan polis asuransi dan pengoperasian perusahaan asuransi.

Pendapatan perusahaan asuransi jiwa sebagian besar diperoleh melalui premi asuransi dan pendapatan investasi. Pendapatan premi asuransi diperoleh melalui penjualan produk dan jasa asuransi ke tertanggung. Pendapatan investasi diperoleh perusahaan asuransi jiwa melalui penanaman modal dengan melakukan diversifikasi portofolio untuk mendapatkan perolehan bunga/bagi hasil yang optimum.

(30)

Pendapatan premi adalah jumlah pendapatan premi dari penjualan polis asuransi yang biasanya diukur dalam periode satu tahun. Pendapatan ini merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Oleh karenanya penetapan premi mempunyai peranan penting dalam strategi perusahaan. Tarif premi yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi sebagian besar didasari oleh jumlah risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut untuk polis yang diterbitkan. Jika perusahaan asuransi secara konsisten salah menilai risiko yang akan ditanggung, maka preminya tidak akan cukup untuk membayar klaim dan manfaat yang dijanjikan.

Aspek penting dari penetapan premi asuransi jiwa adalah bagaimana perusahaan asuransi mengelola hasil penetapan premi setelah perkenalan suatu produk baru. Pengelolaan hasil penetapan premi termasuk membandingkan pengalaman operasional aktual dari perusahaan asuransi. Apabila pengalaman aktual sesuai dengan asumsi-asumsi aktuaria, maka asumsi-asumsi tersebut dapat menjadi dasar bagi tahapan desain teknis pengembangan produk berikutnya.

Proses penetapan premi asuransi jiwa merupakan siklus, jika kinerja aktual suatu produk menyimpang secara signifikan dari hasil-hasil yang diharapkan, maka perusahaan asuransi akan membuat alasan-alasan untuk penyimpangan tersebut dan jika memungkinkan mengambil tindakan perbaikan.Tindakan- tindakan perbaikan dalam penetapan premi dapat berkisar dari merevisi harga sampai melakukan revisi total terhadap struktur tarif produk asuransi.

2.7.2. Beban Klaim

Menurut Sula (2001), klaim adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian pertanggungan untuk mendapatkan manfaat atas suatu kerugian. Dalam menghitung jumlah klaim yang akan dibayarkan perusahaan asuransi kepada claimant, Claim analyst menetapkan tiga jumlah manfaat klaim, yaitu :

1. Jumlah Manfaat Kematian

Jumlah manfaat kematian yang harus dibayar atas kematian tertanggung didasari oleh jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan. Oleh karena itu, Claim analyst memulai perhitungan jumlah manfaat dengan menentukan jumlah manfaat kematian dasar yang harus dibayarkan.

(31)

Manfaat kematian asuransi dasar biasanya sama dengan jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan. Namun demikian, jika surat permintaan polis mengandung pernyataan yang tidak benar mengenai usia, maka jumlah uang pertanggungan polis yang bersangkutan akan disesuaikan untuk menutup pernyataan yang tidak benar tersebut.

2. Jumlah Penambahan

Claim analyst kemudian akan menetapkan semua jumlah yang harus ditambahkan ke jumlah manfaat kematian tambahan. Daftar jumlah manfaat yang dapat ditambahkan ke manfaat kematian asuransi dasar adalah sebagai berikut :

a. Asuransi tambahan yang dibayar penuh b. Accidental death benefit

c. Kelebihan premi yang dibayar dimuka d. Dividen polis yang masih harus dibayar

e. Dividen polis yang disimpan di perusahaan asuransi untuk mendapatkan bunga/bagi hasil

f. Bunga pembayaran klaim yang ditangguhkan g. Bunga pinjaman yang dibayar dimuka

3. Jumlah pengurangan

Claim analyst juga dapat mengurangi jumlah tertentu dari manfaat kematian dasar, termasuk :

a. Premi yang harus dibayar namun belum dibayar selama masa tenggang (grace period)

b. Pinjaman atas polis

c. Bunga/bagi hasil pinjaman polis yang belum dibayar

Total pengeluaran yang ada di perusahaan asuransi jiwa terdiri dari beban klaim asuransi, pemasarann administrasi dan umum. Pengeluaran terbesar yang dimiliki perusahaan asuransi jiwa berasal dari klaim asuransi, yaitu klaim yang langsung didapat tertanggung yang mengalami kerugian. Biaya pemasaran merupakan pengeluaran yang harus dipersiapkan perusahaan asuransi dalam rangka membiayai proses penjualan dan distribusi produk dan jasa asuransi ke calon tertanggung. Pengeluaran adminitrasi dan umum tidak kalah pentingnya

(32)

dalam keberlangsungan operasional perusahaan, seperti pembayaran gaji karyawan.

Administrasi klaim terdiri dari beberapa kegiatan yang pada dasarnya sama untuk sebagian besar pertanggungan. Umumnya, seseorang atau sistem yang menangani klaim akan menentukan apakah informasi yang diserahkan atas suatu klaim telah sesuai dengan pertanggungan yang tercantum dalam suatu polis yang inforce atau tidak, sehingga orang atau sistem tersebut dapat mengambil keputusan untuk menyetujui atau menolak klaim.

Dalam melakukan verifikasi bahwa kerugian yang termasuk di dalam pertanggungan terjadi pada saat kontrak asuransi dalam keadaan inforce, Claim analyst akan menetapkan tanggal dimulainya pertanggungan. Jika pertanggungan sudah tidak dalam keadaan inforce lagi, maka Claim analyst akan menetapkan tanggal berakhirnya pertanggungan.

Claim analyst yang menerima klaim untuk asuransi kumpulan akan melakukan verifikasi bahwa kerugian terjadi pada saat pertanggungan dalam kondisi inforce. Dan orang-orang yang menderita kerugian tersebut adalah orang yang dipertanggungkan dalam polis kumpulan. Analyst juga melakukan verifikasi bahwa semua persyaratan ketenagakerjaan yang diberlakukan dalam polis tersebut telah dipenuhi, yaitu bahwa masa kerja karyawan yang mengajukan klaim sesuai dengan yang dipersyaratkan dan bekerja di lokasi kkerja yang telah ditentukan.

2.7.3. Hasil Investasi

Premi yang terkumpul pada setiap perusahaan asuransi jiwa mencapai jumlah milyaran rupiah. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk melakukan investasi atas aset-aset yang ada untuk mencukupi kebutuhan akan dana yang dikelola. Sebagian besar perusahaan asuransi mengandalkan hasil investasinya untuk menutupi kekurangan akan tarif premi yang diberikan kepada tertanggung.

Perusahaan asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai instrumen portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang paling baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 424 tahun 2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.

(33)

Perusahaan asuransi harus menyeimbangkan strategi investasinya dengan regulasi yang telah ada.

2.7.4. Hasil Underwriting

Hasil underwriting adalah nilai yang didapat dengan menghitung selisih antara pendapatan underwriting dan beban underwriting. Pendapatan underwriting perusahaan asuransi dapat diperoleh dari pendapatan premi bruto, premi reasuransi dan kenaikan atau penurunan premi yang belum menjadi pendapatan. Sedangkan beban underwriting dapat diperoleh perusahaan asuransi dari pengeluaran klaim atau manfaat asuransi, klaim reasuransi, kenaikan atau penurunan kewajiban manfaat polis masa depan dan kenaikan atau penurunan estimasi klaim.

Tingginya hasil underwriting secara umum menunjukan baiknya proses underwriting yang telah dilakukan. Sedangkan penurunana hasil underwriting menunjukan semakin memburuknya kinerja underwriting selama periode tertentu, yang biasanya diukur dalam jangka waktu tahunan. Baik buruknya kinerja underwriting bergantung seberapa tepat underwriter membuat keputusan yang objektif terhadap calon tertanggung. Beberapa keputusan yang dapat diambil diantaranya berikut ini :

1. Menyetujui pertanggungan asuransi sebagaimana yang diminta.

2. Menyetujui ke dalam kelompok substandar.

3. Menolak surat permintaan asuransi

Obyektifitas membantu memastikan bahwa keputusan underwriting konsisten dari surat permintaan asuransi yang satu ke surat permintaan asuransi yang lain di suatu perusahaan asuransi. Obyektifitas dalam underwriting juga membantu memastikan bahwa setiap tertanggung dikenakan premi yang wajar untuk pertanggungan/asuransi yang diberikan.

Untuk membantu underwriter dalam membuat keputusan yang objektif dan konsisten, perusahaan asuransi jiwa mengembangkan underwriting manual (petunjuk underwriting), yaitu suatu dokumen yang berisi informasi deskriptif mengenai berbagai gangguan terkait kondisi calon tertanggung dan berfungsi sebagai panduan dalam pengambilan keputusan underwriting. Namun demikian tidak ada underwriting manual yang sepenuhnya mencukupi sebagai panduan

(34)

underwriting, dan dengan demikian pengalaman underwriter sangat penting dalam melakukan seleksi risiko yang akurat.

2.8. Data Berkala

Data berkala adalah data yang disusun berdasarkan urutan waktu atau data yang dikumpulkan dari tahun ke tahun (Hasan, 2003). Waktu yang digunakan dapat berupa minggu, bulan, tahun dan sebagainya. Runtut waktu menunjukan aktivitas yang penting dari sebuah perusahaan dan berhubungan dengan data statistik yang dicatat dan diselidiki dalam batas-batas waktu tertentu, seperti penjualan, harga, persediaan, produksi dan tenaga kerja. Aktivitas ini merupakan hasil interaksi beberapa bentuk faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa kegiatan ekonomi, politik dan pengaruh faktor sosial sebagai suatu faktor alamiah (Kustituanto dan Badrudin, 1994). Dengan adanya data berkala maka pola gerakan data atau nilai-nilai variabel dapat diikuti atau diketahui. Dengan demikian, data berkala dapat dijadikan bahan dasar untuk :

- Pembuatan keputusan saat ini

- Permalan keadaan perdagangan dan ekonomi pada masa yang akan datang - Perencanaa kegiatan untuk masa depan

Analisis data berkala adalah analisis yang menerangkan dan mengukur berbagai perubahan dan perkembangan data selama satu periode. Pada umumnya perubahan yang terjadi dalam data statistik sederetan waktu tertentu dapat berbentuk trend sekuler, variasi siklis, veriasi musim dan variasi residu yang disebut komponen data berkala.

1. Trend sekuler

Merupakan gerakan teratur atau gerak rata-rata dalam jangka waktu yang panjang, lebih dari 10 jangka waktu. Trend dilukiskan berupa suatu garis yang memiliki bentuk beraneka ragam, dapat berupa garis meningkat, menurun, horizontal atau naik turun secara halus. Penyebab utama kenaikan dan perubahan dalam jangka panjang antara lain karena pertambahan penduduk, akumulasi kapital yang sangat besar, perubahan dan kemajuan teknologi, standar hidup yang lebih baik dan sebagainya.

(35)

2. Variasi siklis

Menunjukan perubahan yang berulang-ulang dan reguler dengan periode waktu yang panjang. Gerak siklis disebut juga siklus bisnis (business cycles).

Gerak siklis menujukan ekspansi dan penurunan aktivitas bisnis di sekitar nilai normal yang faktor penyebabnya banyak dan kompleks. Faktor tersebut pada umumnya faktor ekonomi, seperti naik turunya produksi, konsumsi dan pengeluaran pemerintah. Siklusnya adalah sebagai berikut :

a). Periode kemakmuran b). Periode kemunduran c). Periode kesukaran d). Periode pemulihan 3. Variasi musim

Merupakan variasi yang berulang-ulang dan reguler dengan periode waktu yang pendek, yaitu satu tahun atau kurang. Variasi musim biasanya dipengaruhi oleh pengaruh musim, adat istiadat dan kebiasaan. Variasi musim biasanya ditunjukan dengan angka indeks dari angka rata-rata bulanan dalam setahun.

Periode rata-rata dari angka indeks adalah 100 persen.

4. Variasi residu

Merupakan gerakan yang berbeda-beda dalam waktu yang singkat, tidak diikuti pola yang teratur serta tidak dapat diperkirakan. Faktor yang menyebabkan ketidakteraturan dalam aktivitas bisnis ada banyak dann semunaya random.

Variasi residu timbul dari kejadian-kejadian yang terjadi secara mendadak atau tidak diperhitungkan sebelumnya, seperti perang, pemogokan buruh, kematian pimpinan perusahaan, bencana alam dan kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah.

Untuk menentukan nilai trend dapat digunakan beberapa cara, yaitu : 1. Metode tangan bebas

Merupakan metode yang sangat sederhana serta tidak memerlukan perhitungan-perhitungan. Tidak begitu banyak waktu yang diperlukan untuk menggambarkan garis lurus bagi seorang pengambil keputusan. Garis yang digambarkan oleh orang yang berlainan untuk informasi yang sama dapat

(36)

mempunyai lokasi yang berbeda pada grafik, terutama jika trend dan arahnya tidak jelas.

2. Metode semi rata-rata

Metode yang paling sederhana untuk mencari trend garis lurus dengan meninggalkan faktor subjektif dalam penggambaran. Dilakukan dengan mencari rata-rata data yang ada setelah itu data dibagi menjadi dua bagian.

3. Metode kuadrat terkecil

Metode kuadrat terkecil menganut prinsip bahwa garis yang paling sesuai untuk menggambarkan suatu data berkala adalah garis yang jumlah kuadrat dari selisih antara data tersebut dan garis trendnya terkecil atau minimum. Digunakan untuk mencari rata-rata yang diperoleh digunakan sebagai wakil atau pencerminan nilai dari grup tersebut.

4. Metode rata-rata bergerak

Metode rata-rata bergerak disebut juga rata-rata bergerak terpusat, karena rata-rata bergerak diletakkan pada pusat dari periode yang digunakan untuk mendapatkan sebuah kurva yang halus karena adanya fluktuasi data dalam runtut waktu dan juga menujukan arah garis trend.

2.9. Korelasi dan Regresi Linear Berganda

Disamping hubungan linear dua variabel, hubungan linier lebih dari dua variabel dapat juga terjadi. Jika variabel independent dihubungkan dengan dua varibel independent atau lebih, akan banyak hal yang dicapai dari analisis bersama variabel tersebut pada waktu bersamaan. Analisis regrresi berkenaan dengan studi ketergantungan satu variabel, variabel tak bebas, pada satu atau lebih variabel lain, variabel yang menjelaskan, (explanatory variabels), dengan maksud menaksir atau menilai rata-rata hitung (mean) atau rata-rata populasi variabel tak bebas, dipandang dari segi nilai yang diketahui atau tetap (dalam pengambilan sampel berulang) variabel yang menjelaskan (Gujarati, 1999). Pada hubungan linier dua atau lebih variabel, perubahan satu variabel diikuti oleh lebih dari satu variabel lain. Jika hubungan dua tau lebih variabel dinyatakan dalam hubungan fungsional, didapatkan :

Y = f (X1 , X2 , X3 , …, Xk) ………. (1)

(37)

Regresi liner berganda adalah regresi di mana variabel terikatnya (Y) dihungkan atau dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga dan seterusnya variabel bebas (X1 , X2 , X3 , …, Xn) namun masih menunjukkan diagram hunbungan yang linier. Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik hubungan yang ada walaupun masih saja ada variabel yang terabaikan. Jika sebuah variabel terikat dihubungkan dengan dua variabel bebas maka persamaa regresi linier bergandanyan dituliskan :

Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 ……… (2) Y = variabel terikat (nilai duga Y)

X1, X2, X3, X4 = variabel bebas

a, b1. B2, b3, b3 = koefisien regresi linier berganda a = nilai Y, apabila X1 = X2 = X3

b1 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X1

naik atau turun satu satuan dan X2, X3 dan X4 konstan b2 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X2

naik atau turun satu satuan dan X1, X3 dan X4 konstan b3 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X3

naik atau turun satu satuan dan X1, X2 dan X3konstan b4 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X4

naik atau turun satu satuan dan X1, X2 dan X3konstan

+ atau - = tanda yang menunjukan arah hubungan antara Y dan X1, X2, X3 dan X4

Korelasi berganda merupakan alat ukur mengenai hubungan yang tejadi antaara variabel terikat (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas (X1, X2, X3, …, Xn). Dengan analisis korelasi berganda, keeratan atau kuat tidaknya hubungan (kuat, lemah atau tidak ada hubungan sama sekali) antara variabel-variabel tersebut dapat diketahui. Keeratan hubungan ini dinyatakan dengan istilah koefisien korelasi. Koefisien korelasi berganda merupakan indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara tiga variabel atau lebih.

(38)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Ada dua jenis perusahaan asuransi yang ada di Indonesia, yaitu asuransi konvensional dan asuransi syariah. Untuk dapat bersaing di dalam industri asuransi, pengelolaan risiko atas produk dan jasa perusahaan asuransi syariah juga harus profesional. Oleh karena itu, perusahaan asuransi syariah juga harus mempunyai falsafah underwriting dan panduan umum underwriting sebagai bagian inti dari pengopersian perusahaan asuransi.

Falsafah underwriting umumnya mencerminkan tujuan-tujuan bisnis strategis perusahaan asuransi, termasuk asumsi-asumsi penetapan premi produk-produk asuransi. Falsafah underwriting sangat berpengaruh dalam pembuatan panduan underwriting perusahaan asuransi. Panduan underwriting adalah standar umum yang menentukan pemohon mana yang akan dikenakan kelas risiko yang ditentukan untuk masing-masing produk asuransi.

Underwriting merupakan suatu kegiatan yang sangat menentukan dalam perolehan laba perusahaan dan memperkuat posisi keuangan perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan evaluasi kinerja underwriting, yaitu dengan melihat besarnya klaim yang terjadi dengan perolehan pendapatan premi. Perusahaan yang memiliki panduan underwriting yang baik, umumnya berdampak positif terhadap laba perusahaan. Pengaruh yang terlihat dari kegagalan underwriting adalah adanya antiselection yang tidak dapat terdeteksi.

Korelasi dan regresi berganda digunakan untuk mengukur keefektifan kinerja underwriting dalam melakukan penutupan risiko yang dimiliki calon tertanggung sehingga memberikan hasil positif terhadap laba perusahaan. Underwriting yang efektif adalah yang mampu menempatkan tertanggung pada setiap kelas untuk risiko yang sama, sehingga dapat menentukan besarnya premi yang akan dikenakan untuk masing-masing kelas.

(39)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Asuransi Syariah Mubarakah yang berlokasi di Century Tower Bld, 9th Fl. Suite 907, Jl. H. R Rasuna Said Kav. X-2 No. 4 Jakarta 12950. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan PT. Asuransi Syariah Mubarakah adalah perusahaan asuransi nasional syariah pertama di Indonesia. PT. Asuransi Syariah Mubarakah Indonesia merupakan salah satu lembaga keuangan yang konsisten menjalankan transaksi asuransi secara islami. Penelitian dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan Februari sampai April 2009.

3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, data yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui dokumen

Dana

Tujuan Perusahaan Risiko

Laba Investasi

Hasil Undewriting

Premi Klaim Visi dan Misi

Perusahaan PT. Asuransi Syariah Mubarakah

(40)

bisnis dan hasil wawancara. Dokumen bisnis yang digunakan adalah laporan klaim, laporan laba rugi, kebijakan-kebijakan underwriting dan strategi perusahaan. Hasil wawancara diperoleh dari pihak manajemen perusahaan, departemen underwriting dan divisi keuangan. Data primer diperlukan untuk menganalisis rasio beban klaim serta kebijakan dan strategi underwriting PT.

Asuransi Syariah Mubarakah.

Data sekunder dikumpulkan berdasarkan informasi dari perusahaan, industri, dan asosiasi terkait untuk menunjang penelitian. Data sekunder merupakan data pelengkap data primer yang diperoleh dari pustaka dan literatur yang relevan dengan penelitian, baik dari perusahaan maupun instansi terkait serta Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Badan Pusat Statistik, Departemen Keuangan, asosiasi profesi, internet, buku-buku, jurnal, majalah dan bahan penunjang lain.

3.4. Metode Pengolahan Data

Penelitian ini diawali dengan manganalisis strategi-strategi PT. Asuransi Syariah Mubarakah dalam melaksanakan Underwriting, verifikasi klaim dan penetapan target premi. Apa yang menjadi pertimbangan dan alat-alat yang digunakan dalam mengukur kinerja underwriting. Proses penganalisaan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Melakukan analisa terhadap penilaian hasil underwriting serta pegaruh premi, klaim dan hasil investasi terhadap laba perusahaan asuransi.

- Melakukan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan asuransi dengan membandingkan literatur yang berkaitan dengan analisa.

Pengaruh dari underwriting akan dilihat dari segi perusahaan dan konsumen.

Segi perusahaan dilihat dari pengaruh alat-alat underwriting tersebut terhadap peningkatan klaim dan laba perusahaan. Data klaim diambil berdasarkan hitungan tahun. Pengolahan data dilakukan dengan Mintab versi 14 menentukan data berkala (time series), korelasi dan regresi berganda. Korelasi berganda pada data klaim masa lalu akan digunakan untuk melihat pengaruh dan sumbangan alat underwriting terhadap peningkatan klaim setiap tahunnya. Data berkala dibutuhkan untuk menentukan nilai trend dan jenis trend yang terjadi pada laba kotor perusahaan.

(41)

Untuk menentukan nilai trend, peneliti menggunakan nilai kuadrat terkecil (Least Square) dengan menggunakan persamaan garis lurus, yaitu :

Y = a + bX

Y = data berkala atau nilai trend untuk periode tertentu a = konstanta, nilai Y jika X = 0

b = koefisien X, kemiringan garis trend (Slope) X = tahun kode

Nilai a dan b dari persamaan trend linear ditentukan dengan rumus :

= dan =

Tahun kode (X) memiliki nilai-nilai yang berbeda untuk jumlah tahun ganjil dan tahun genap.

1. Untuk jumlah tahun genap (n genap), nilai-nilai X-nya : …, -5, -3, -1, 0, 1, 3, 5, …

2. Untuk jumlah tahun ganjil (n ganjil), nilai-nilai X-nya : …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …

Setelah nilai a dan b diketahui maka akan didapatkan persamaan trendnya.

Perhitungan nilai-nilai trend untuk tahun-tahun bersangkutan dilakukan dengan mensubstitusikan nilai-nilai X (tahun kode) pada Tabel persamaan trendnya. Dari metode ini nantinya akan diperoleh garis trend tingkat laba produk asuransi dari tahun ke tahun sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan.

Analisis kedua untuk data adalah analisis korelasi dan regresi berganda.

Sebelum analisis dilakukan variabel bebas dan variabel tak bebas harus memenuhi persyaratan berikut :

1. Jenis data yang digunakan untuk uji regresi baik variabel bebas maupun variabel tak bebas adalah data rasio.

2. Variabel tak bebas diasumsikan bersifat statistik, random atau stockhastik, yaitu mempunyai distribusi probabilitas. Variabel bebas diasumsikan mempunyai nilai tetap yang dibuat eksplisit dalam definsi regresi.

Analsis regresi digunakan untuk memperoleh suatu persamaan yang menunjukan hubungan persamaan antara laba dengan dua variabel bebas yaitu pendapatan premi dan beban klaim. Analisis regresi akan lebih akurat jika melakukan analisis korelasi, karena analisis regresi sulit untuk menunjukan slop

(42)

(tingkat perubahan suatu variabel). Korelasi merupakan alat yang dipakai untuk mengukur keeratan hubungan antara laba dan dua variabel yaitu beban klaim dan pendapatan premi. Perhitungan derajat keeratan didasarkan pada persamaan regresi. Apabila terdapat hubungan antar variabel maka perubahan yang terjadi pada salah satu variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya. Korelasi yang terjadi antara variabel tersebut dapat berupa korelasi negatif, positif, tidak ada korelasi ataupun korelasi sempurna. Bentuk umum persamaan linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 ……… (4)

Y = Variabel laba

X1 = Variabel pendapatan premi X2 = Variabel beban klaim X3 = Variabel hasil investasi X4 = Variabel hasil underwriting b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi linier berganda a = nilai Y, apabila X1 = X2 = X3 = X4 = 0

b1 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X1 naik atau turun satu satuan dan X2, X3 dan X4 konstan

b2 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X2 naik atau turun satu satuan dan X1, X3 dan X4 konstan

b3 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X3 naik atau turun satu satuan dan X1, X2, X4 konstan

b4 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X4 naik atau turun satu satuan dan X1, X2, X3 konstan

+ atau - = tanda yang menujukan arah hubungan antara Y dan X1, X2 X3 atau X4

Dari persamaan diatas dapat diketahui apakah variabel pendapatan premi bruto, besarnya klaim dan hasil underwriting tersebut bernilai positif atau negatif terhadap laba perusahaan. Akan dapat dilihat pengurangan atau penambahan pendapatan premi bruto dan besarnya klaim serta hasil underwriting masing- masing variabel terhadap variabel laba. Nilai duga dari Y (prediksi laba) dapat

Referensi

Dokumen terkait

merupakan daerah rawan gempa karena perbukitan dan pantai merupakan daerah pertemuan lempeng. Sehingga dapat mempengaruhi besar kecil kekuatan gempa berdasarkan

Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi yang selanjutnya disingkat PPMPBK adalah kegiatan di pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan

Berdasarkan uraian yang disajikan pada Bab I sampai Bab V, dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini bahwa: (a) tidak ada hubungan yang signifikan antara minat terhadap karya

Ini berarti, secara bersama-sama supervisi akademik Kepala Sekolah, budaya sekolah, dan etos kerja berhubungan positif dengan kualitas pengelolaan pembelajaran

Apabila selama masa asuransi tertanggung meninggal dunia, maka dibayarkan manfaat asuransi / uang pertanggungan

AVA iFamily Protection merupakan produk Asuransi yang diterbitkan oleh PT ASURANSI JIWA ASTRA yang memberikan perlindungan asuransi terhadap risiko meninggal dunia, meninggal dunia

Apabila dalam Masa Asuransi Tertanggung meninggal dunia, maka Kami akan membayarkan manfaat meninggal kepada Penerima Manfaat berupa Uang Pertanggungan sebagaimana tercantum

Apabila dalam Masa Asuransi Pihak Yang Diasuransikan meninggal, maka Pengelola akan membayarkan Santunan Asuransi sebesar yang tercantum dalam Data Polis atau Endosemen, apabila