• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGELOLA KANDANG DAN PERALATAN AYAM PEDAGING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGELOLA KANDANG DAN PERALATAN AYAM PEDAGING"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MATA DIKLAT

- 02

MENGELOLA KANDANG DAN PERALATAN

AYAM PEDAGING

Oleh

Mazia Centia Murni

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN

(2)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ……….. ii MATA DIKLAT - 2. MENGELOLA KANDANG DAN PERALATAN ……….. 1 TUJUAN PEMBELAJARAN ……… 1 MATERI PEMBELAJARAN - 2.1 : MERENCANAKAN KEBUTUHAN KANDANG DAN

PERALATAN………... 2 MATERI PEMBELAJARAN - 2.2 : MENGELOLA LINGKUNGAN KANDANG……… 10 DAFTAR PUSTAKA ……… 13

(3)

MATA DIKLAT - 02

MENGELOLA KANDANG DAN PERALATAN AYAM PEDAGING

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan agribisnis ayam pedaging atau kegiatan bisnis peternakan lainnya, tiga faktor utama yang mempengaruhi produksi yaitu; feeding, breeding, dan management(tatalaksana). Dalam aspek manajemen kandang dan lingkungan kandang merupakan aspek yang harus mendapatkan perhatian yang serius karena berdampak langsung terhadap mortalitas dan produksi. Maka dalam modul pembelajaran jarak jauh ini akan dibahas aspek kandang dan iklim mikro kandang.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum

Program diklat ini dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta diklat dalam mengelola kandang dan peralatannya sesuai dengan ketentuan di perusahaan peternakan ayam pedaging

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti diklat pembelajaran jarak jauh, peserta mampu melakukan prinsip-prinsip: • Merencanakan kebutuhan kandang dan peralatan

(4)

MATERI PEMBELAJARAN - 2.1

PERENCANAAN KEBUTUHAN KANDANG DAN PERALATAN

Salah satu aspek penting dalam bisnis ayam pedaging adalah bagaimana merencanakan kebutuhan kandang dan peralatan kandang agar kegiatan usaha bisa berjalan efektif dan efisien. 1. Syarat, Lokasi, Fungsi, Sistem dan Konstruksi Kandang

Ayam pedaging komersil pada umumnya dipelihara secara intensif dengan system pemeliharaan ayam selalu dikandangkan dari mulai ayam datang sampai ayam siap dipanen. Adapun syarat–syarat kandang yang baik agar social walfare ayam terjaga adalah : a. Dinding kandang dapat terbuat dari papan, bilah bambu, ram kawat. Dinding kandang

tidak boleh terlalu rapat, hal ini dimaksudkan untuk keleluasaan sirkulasi udara kandang, dan tidak boleh terlalu jarang sehingga predator tidak dapat masuk kedalam kandang. b. Arah kandang sebaiknya membujur timur-barat. Hal ini dimaksudkan agar ayam tidak

terlalu kepanasan, tetapi pagi hari masih dapat memperoleh sinar mata hari,

c. Tinggi tiang tengah keatap minimal 6-7 meter dan tiang tepi minimal 2.5 - 3 meter, hal ini berhubungan dengan sirkulasi udara dalam kandang, lebar kandang maksimal 6-8 m. d. Atap kandang dirancang sesuai dengan fungsinya yaitu melindungi bangunan beserta

isinya dari hujan, panas matahari atau angin.

e. Lantai kandang sebaiknya disemen kasar sehingga mudah dibersihkan dan akan mengurangi dari bahaya penyakit coccidiosis.

Pemilihan lokasi kandang

Lokasi kandang yang baik adalah: a. Sumber air bersih mudah diperoleh b. Topografi

c. Tekstur tanah

d. Sarana transportasi mudah terjangkau e. Sirkulasi udara lancar

f. Jarak dari lingkungan perumahan penduduk tidak terlalu dekat

Sumber.Nuryanto ( 2007).

(5)

Fungsi kandang bagi ternak

Ada dua fungsi kandang bagi ternak yaitu sebagai fungsi primer dan fungsi sekunder.

a. Fungsi Primer. Secara makro, kandang untuk tempat tinggal dan berlindung dari cuaca, dan gangguan predator. Secara mikro, kandang berfungsi menyediakan lingkungan yang nyaman agar ternak terhindar dari cekaman (stress).

b. Fungsi sekunder, kandang berfungsi tempat bekerja bagi peternak untuk melakukan kegiatan harian dalam melakukan pemeliharaan ternak.

Tipe dan sistem kandang

Ada beberapa macam tipe kandang untuk budidaya ayam pedaging yaitu : a. Kandang terbuka atau disebut open house

b. Kandang terbuka bagian depan c. Kandang dengan dinding tirai d. Kandang tertutup

e. Kandang disertai bak penampung kotoran f. Kandang dengan tiang / atap yang tinggi g. Kandang dengan koridor ditengah

Tetapi untuk kondisi di negara Indonesia yang merupakan negara tropik maka tipe kandang yang paling sesuai adalah tipe open house, dengan menggunakan sistem litter atau slat. Contoh pada gambar berikut ini

Gambar 2. Type open house dengan sistim lantai slatt dan litter

Bentuk atap kandang biasanya a. Monitor

b. Semi monitor c. Shade/ miring d. Gable

(6)

Gambar 3. Macam-macam bentuk atap kandang

Bentuk atap kandang yang ideal untuk kondisi negara tropis seperti Indonesia adalah bentuk atap monitor untuk kandang kapasitas sedang sampai besar dan bentuk atap semi monitor untuk kandang kapasitas kecil.

2. Kapasitas kandang

Kapasitas kandang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan kebutuhan kandang karena erat hubungannya dengan kepadatan kandang, dan kondisi ini juga berhubungan dengan iklim mikro kandang. Penggunaan kandang harus disesuaikan dengan kapasitasnya. Populasi yang terlalu padat menyebabkan ayam akan stress, sehingga menurunkan produksi, disamping ini juga akan berpengaruh pada efisien penggunaan pakan. Sedangkan populasi yang terlalu kecil akan menyebabkan kandang kurang efisien penggunaannya dan akan berpengaruh juga pada pertumbuhan bobot badannya yang kurang optimal disebabkan ayam banyak bergerak/ jalan-jalan.

Kapasitas kandang ayam pedaging sesuai dengan tingkat umur ayam pedaging yaitu; a. Umur 1 hr -1 minggu = 40-50 ekor DOC/ m2

b. Umur > 7 hr- 2 minggu= 20-25 ekor ayam/ m2 c. Umur > 2 minggu 8-12 ekor ayam/

Faktor yang mempengaruhi tingkat kepadatan kandang yaitu: a. Temperatur lingkungan

b. Tipe kandang c. Ukuran ayam d. Umur ayam

3. Jenis-jenis peralatan kandang

Jenis peralatan kandang yang digunakan selama proses produksi ayam pedaging adalah : a. Tempat pakan.

Tempat pakan yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai dari 1 hari sampai panen terdiri dari chick feeder tray digunakan umur 1 hari sampai satu atau dua minggu dengan kapasitas 100 DOC / buah. Setelah ayam berumur dua minggu maka tempat pakan untuk anak ayam diganti seluruhnya dengan tempat pakan ayam ayam dewasa. Pada umumnya menggunakan round feeder (tempat pakan bundar) dengan kapasitas yang berbeda-beda. Tempat pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20 ekor ayam pedaging. Sedangkan tempat pakan kapasitas 7 kg digunakan untuk 15 ekor ayam pedaging. Kapasitas tempat pakan berhubungan dengan eating space seekor ayam. Bentuk tempat pakan ada 2 tipe yaitu bundar dan panjang.

(7)

Standar kebutuhan eating space untuk Negara-negara tropis seperti Indonesia adalah untuk tempat pakan manual memanjang eating space standar 5 cm / ekor . Tempat pakan manual bundar eating space standar 2 cm / ekor .

Gambar 4. Tempat pakan anak ayam” chick feeder tray”

Gambar 5. Tempat pakan anak ayam bentuk memanjang dan tempat pakan dari bahan bekas boks DOC

Gambar 6. Tempat pakan ayam dewasa berbentuk bundar (round feeder)

b. Tempat air minum

Tempat air minum yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai umur 1 hari sampai satu atau 2 minggu adalah chick found dengan kapasitas 75 DOC/ buah. Selanjutnya untuk ayam yang sudah berumur lebih dari 2 minggu menggunakan tempat air bundar (round drinker) baik yang manual atau secara otomatis. Untuk tempat air minum manual, dengan kapasitas bervariasi: 600 ml, 1 liter, 1 gallon dan 2 gallon,

(8)

Ada dua bentuk tempat air minum yaitu berbentuk bundar dan panjang, dengan standar dringking space yang sama yaitu tempat minum manual memanjang standar 1 cm / ekor, sedangkan tempat minum manual bundar standar 1 cm / ekor

Gambar 7. Tempat minum manual

Gambar 8. Tempat minum otomatis

c. Alat pemanas/ Heater

Sumber energy panas dapat diperoleh dari listrik, gas, minyak tanah, batu bara, serbuk / gerjaji kayu yang halus atau menggunakan kayu bakar. Pilihlah sumber energi yang mudah didapat, dan murah biaya energinya, agar tidak terjadi biaya tinggi, dan gunakan sesuai kebutuhan suhu kandang.

(9)

Gambar 10. Alat pemanas dengan menggunakan gas LPJ

d. Termometer

Termometer yang dapat dipakai untuk mengukur suhu contohnya termometer maximum dan minimum, serta termometer air raksa. Termometer diletakkan tergantung pada dinding kandang/pagar pembatas.

termometer

Gambar 11. Thermometer digantung pada pagar pembatas e. Tirai kandang

Tirai ini diatur sesuai kebutuhan yaitu umur anak ayam, dan bahan yang digunakan secara umum plastik. Tirai ini berfungsi untuk menahan udara, atau angin kencang masuk kedalam kandang, disamping itu untuk insulator agar suhu kandang dapat terjaga kestabilannya

(10)

f. Litter/ alas

Bahan alas yang penting dapat menyerap air dan memberi panas dan nyaman pada ayam pedaging seperti; sekam serbuk /gergajian kayu, dll

Gambar 13. Litter dari bahan sekam

g. Chick guard/ pagar pembatas

Chick guard digunakan untuk membatasi ruang gerak anak ayam, dan agar lebih mudah dalam mengatur kondisi lingkungan kandang yang nyaman seperti suhu dan kelembaban kandang. Bahan yang dapat digunakan yaitu seng dan plastic tirai, dll. Tinggi pembatas 40-50 cm, prinsipnya tidak mengganggu aktivitas dalam tatalaksana harian kandang

Gambar 14. Chick guard dari bahan plastik dan seng 4. Perencanan kebutuhan kandang dan peralatan kandang

Sebelum dimulai kegiatan usaha apapun bentuknya dimulai dengan perencanaan. Perencanaan dibuat agar tujuan dapat dicapai dan kegiatan dapat berjalan dengan efisien. Perencanaan erat hubungan dengan tujuan dari kegiatan usaha. Pada kegiatan usaha ayam pedaging, perencanaan terhadap kapasitas produksi, pemasaran, dan sumberdaya yang terlibat.

Dalam perencanaan produksi tentu erat hubungannya dengan kapasitas produksi, dan ini akan berhubungan dengan jumlah kandang dan peralatan yang dibutuhkan, sumberdaya manusia serta dana.

Dalam membuat perencanaan produksi peternakan ayam ras pedaging harus bisa menjawab pertanyaan 5 W + 1 H ( what, why, where, when, who, dan how)

a. What , apakah yang akan diusahakan

(11)

c. Where, dimana peternakan didirikan, disini perlu pertimbangan aspek tehnis dan non tehnis, seperti lokasi, sumber air, transportasi, jarak dengan pasar, cuaca/ iklim, jauh dari pemukiman, faktor sosial, dan perundangan

d. When, kapan dilakukan

e. Who, siapa yang akan melaksanakan

(12)

MATERI PEMBELAJARAN - 2.2

MENGELOLA LINGKUNGAN TERNAK

Produktivitas ternak sangat tergantung pada lingkungan dimana ia hidup, produktivitas yang tinggi bisa tercapai apabila didukung oleh lingkungan hidup ternak yang nyaman dan aman sehingga sosial walfare ternak terjamin. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah suhu, kelembaban, curah hujan, angin, gas, dan intensitas cahaya.

1. Temperatur dan Kelembaban Kandang

Indonesia beriklim tropis yang terletak antara 70C lintang utara dan lintang selatan, dengan suhu rataan 27o C. Daerah tropis umumnya mempunyai kondisi lingkungan suhu udaranya panas dan kelembaban yang tinggi, dengan keragaman suhu udara yang sangat rendah, kecuali didaerah ekuator keragaman suhu cukup tinggi dan kering. Tingginya kelembaban udara menyebabkan terhambatnya mekanisme pelepasan/ pembuangan panas tubuh atau penurunan beban panas yang dapat menimbulkan heat stress. Heat stress inilah yang menyebabkan penurunan produktivitas ternak.

Selain itu mikroorganisme juga mudah berkembang, sehingga ternak lebih mudah terinfeksi bibit penyakit. Maka itu diperlukan upaya untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, mengingat lingkungan pemeliharaan di Indonesia cukup beragam. Mulai dari daerah lingkungan cukup panas yaitu daerah pantai sampai daerah sejuk seperti daerah pegunungan. Namun demikian kelembaban udara cukup tinggi. Pada daerah kondisi seperti ini intensitas serangan penyakit cukup tinggi.

Hal inilah yang menjadi kendala untuk upaya meningkatkan produksi. Berbicara produksi ternak, produksi ternak ditentukan oleh interaksi antar genotip dan faktor lingkungan. Lingkungan disini seperti iklim, penyakit dan manajemen. Disamping ini dipengaruhi oleh keseimbangan dan kualitas pakan yang diberikan.

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas dan produksi ternak yaitu: a. Temperatur

b. Kecepatan angin c. Kelembaban

d. Gas seperti ammonia e. Partikel udara

f. Cahaya dan suara g. Hygiene

Sedangkan faktor yang mempengaruhi iklim lingkungan kandang yaitu; a. Insulasi atap, dinding dan lantai kandang

b. Ventilasi c. Pemanas d. Pendingin e. Cahaya f. Hygiene

(13)

Kritikal temperatur ternak dipengaruhi oleh: a. Umur ternak b. Sistem kandang c. Level pakan d. Kelembaban e. Angin f. Insulasi kandang

Tabel 1. Kondisi suhu lingkungan yang dikehendaki oleh ayam pedaging/ ayam broiler

Umur (hari) Suhu 0 C Suhu 0 F

1 hr- 7 hr 35 95

8 hr- 14 hr 32 90

15 hr-21 hr 29 85

22 hr- 28 hr 26 80

Apabila terjadi kesalahan atau abnormal dalam temperatur kandang maka akan berdampak pada;

a. Tingkah laku ayam

b. Terjadi abnormal pada pertumbuhan c. Abnormal pertumbuhan bulu

d. Batuk-batuk/ influenza

e. Aktivitas bisa menurun atau naik

Kontrol kelembaban,kelembaban kandang yang ideal adalah 60-80%. Jika kelembaban terlalu tinggi akan menyebabkan alas kandang basah/wet litter, dan apabila kelembaban terlalu rendah maka kandang berdebu.

2. Kandungan gas dalam kandang ternak ayam pedaging

Ternak unggas dalam hal ini ayam pedaging bernafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan gas karbondioksida serta air. Dalam hal ini apabila terlalu rendah kadar oksigen didalam kandang kondisi ini berhubungan dengan temperatur dan kelembaban kandang, maka akan perdampak pada produksi dan kesehatan ayam.

Gas yang berbahaya dan beracun didalam kandang adalah; a. Carbon- dioksida(CO2)

b. Ammonia(NH3)

c. Hydrogen Sulphide( H2S)

d. Carbon –monoxide(CO) e. Sulphur diokside( SO2)

(14)

Tabel 2. Konsentrasi standar gas dalam kandang ternak unggas

Gas Max Konsentrasi(%) Standar konsentrasi dalam kandang CO 0,01 0 CO2 0,5 2000 ppm NH3 0,0025 25 ppm H2S 0,002 0 SO2 0,0005 0 Catatan 0,0001 %= 1 ppm, 1 ppm= 1mm/m3= 1mm/1000 L

Untuk mengeliminir keberadaan konsentrasi gas berbahaya dalam kandang, maka perlu pengelolaan ventilasi kandang, temperatur, kelembaban, kepadatan kandang, dan pemanas kandang.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ann...1999. Teory Housing Poultry. IPC Livestock Barnaveld. Belanda Bambang.S. 2003. Agribisnis Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta

Edjeng.S, Umiyati .A. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.Penebar Swadaya. Jakarta. Tri Eko.S. Manik.ES. 2008. Budidaya 22 Ternak Potensil.Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf,M. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Gambar

Gambar 1. Syarat lokasi kandang ayam broiler yang  ideal
Gambar 2. Type open house dengan sistim lantai slatt dan litter
Gambar 3. Macam-macam bentuk atap kandang
Gambar 5. Tempat pakan anak ayam bentuk memanjang   dan tempat pakan dari bahan bekas boks DOC
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan musyarakah juga telah diatur dalam ketentun Fatwa DSN No. Disebutkan bahwa kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan usaha terkadang

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dapat di artikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan di laksanakan oleh puskesmas pada

Metode pengumpulan data adalah teknik atau acuan cara-cara yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan data.Pengalaman data primer pada penelitian ini diperoleh dengan metode

Oleh karena itu, dialah yang wajib mengeluarkan zakatnya, seperti halnya harta yang berada di tangan syarik (partner) dalam sebuah usaha perdagangan. Menurut ijma’, zakat tidak

Sedangkan dalam pemikiran spiritual Islam tasawuf, nafs menjadi fokus perhatian seperti keadaannya roh, akal, dan hati; namun berbeza dengan tiga entiti lain yang berpengaruh

I then applied those weights to the standardized scores for the corporate poll, the predicted graduate poll, and intellectual capital, with the predicted student evaluations (based

Using linear programming–based data envelopment analysis, the study shows that the overall efficiency of Australian banks is influenced by a consistent growth of

Pada tahap iterasi pengembangan sistem, akan dilakukan tiga kali iterasi, dimana pada setiap iterasi dilakukan lebih dari satu kali pertemuan untuk membahas pengembangan