• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR PAK SISWA SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR PAK SISWA SMP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

TERHADAP HASIL BELAJAR PAK SISWA SMP

Irwan Putra Zai

Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Email: irwanputrazhay30gmail.com

Abstrac

This study aims to determine whether there is an effect of the learning model Cooperative Script on the PAK learning outcomes of class IX students of SMP Negeri 3 Sipoholon in the 2019/2020 academic year. The research hypothesis is that there is a positive and significant effect of the learning model Cooperative Script on the PAK learning outcomes of class IX students of SMP Negeri 3 Sipoholon in the 2019/2020 learning year. This research is a correlational study using descriptive and inferential statistical techniques. The population is all class IX of SMP Negeri 3 Sipoholon in the 2019/2020 Academic Year who are Protestant Christians, totaling 108 people. Sampling using technique, purposive sampling namely students of class IX A totaling 35 people. The research instrument is a closed questionnaire for variable X and test for variable Y.

The results of the analysis of the value of rxy= 0.553> rtable= 0.334 and tcount= 3.813> ttable= 2.042 shows that there is a relationship between the learning model and learning Cooperative Script outcomes. Class IX students of SMP Negeri 3 Sipoholon in the 2019/2020 academic year and obtain the meaning of the simple regression equation, namely. Hypothesis test obtained Fcount= 14.53> Ftable= 2.09 then H0 is rejected and Ha is accepted. This study concludes that there is a positive and significant effect of the learning model Cooperative Script on the PAK learning outcomes of class IX students of SMP Negeri 3 Sipoholon in the 2019/2020 academic year of 30.58%. In connection with the results of this study, the authors provide input for PAK teachers to apply the learning model Cooperative Script because it is good for improving PAK learning outcomes.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan sebuah bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu mendidik warga negaranya sehingga mampu menjawab segala tantangan zaman. Indonesia sebagai negara yang merdeka juga memiliki tujuan dalam membangun bangsa menjadi bangsa yang baik dalam hal pendidikan. Hal tersebut tertuang jelas dalam pembukaan UUD 1945 yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Usaha perbaikan kehidupan bangsa melalui pendidikan juga kembali di uraikan dalam aturan yang di sahkan pemerintah. Dalam undang-undang republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1, tentang sistem pendidikan nasional, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional tersebut, diharapkan peran aktif guru.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran harus selalu berusaha menjadi fasilitator bagi siswa untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan sehingga mereka dapat belajar mandiri. Dengan demikian hasil belajar dapat dicapai secara maksimal.

Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi proses belajar secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah kurang baik. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah proses pembelajaran. Selanjutnya kelancaran proses pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari siswa, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Hamalik (2006: 155) mengemukakan bahwa “Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, serta keterampilan”.

Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor sebagaimana dikatakan oleh Sabri (2010: 45-48) bahwa “Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa terutama kemapuan yang di milikinya. Faktor kemapuan siswa besar sekali pengaruh terhadap hasil belajar yang di capai.

Faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, dan faktor fisik dan

(3)

3 sikis. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengerahkan segala upaya untuk mencapainya. Sungguh pun demikian hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada dari luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar disekolah, ialah kualitas pengajar. Yang dimaksud dengan kualitas pengajar ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuaan pengajaran.

Banyak kendala yang dihadapi dalam rangka pencapaian tiga ranah aspek penilaian dalam pembelajaran. Salah satunya adalah kurangnya inovasi guru dalam penggunaan model-model pembelajaran yang cocok. Penentuan model pembelajaran yang cocok tidak dapat diukur dari modern atau tidaknya model pembelajaran tersebut. Namun pemilihan model pembelajaran yang tepat harus dilihat dari kesesuaian model dengan mata pelajaran serta materi yang akan diajarkan. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan juga harus megukur kondisi lingkungan sekolah agar tujuan dari sekolah dapat tercapai. Hal tersebut dapat dilihat dari pembagian kelompok yang kurang merata secara akademik atau guru tidak memilih

kelompok sesuai dengan kemampuan siswa. Sehingga kelompok siswa yang pintar secara akademik sering mendominasi kelas dan membuat kelompok yang rendah akademik menjadi pasif saat berdiskusi maupun tanya jawab dikelas.

Pada proses kegiatan belajar mengajar berlangsung hanya sebagian kecil siswa yang aktif dan mengerjakan tugas kelompok, sedangkan siswa lainnya tidak berperan aktif bahkan melempar tanggung jawab kepada siswa lainnya. Selain itu selama proses belajar mengajar, terkesan bahwa siswa tidak berani bertanya kepada guru walaupun mereka tidak mengerti tentang materi yang diberikan. Sehingga saat pemberian soal latihan banyak siswa yang terlihat kebingungan menjawab soal bahkan mencari cara untuk dapat mencontek jawaban siswa lain. Keadaan proses belajar mengajar yang kurang baik dikhawatirkan dapat membuat hasil belajar siswa kurang optimal.

Adapun kriteria yang dijadikan pedoman adalah kriteria ketuntasan minimal (KKM) SMP Negeri 3 Sipoholon. Menurut guru pendidikan agama kristen SMP Negeri 3 Sipoholon, siswa yang memperoleh nilai 75 maka dianggap tuntas. Tetapi realitanya lebih dari setengah siswa yang mencapai nilai dibawah KKM yang ada, dari pada yang siswa yang mencapai nilai KKM atau lebih.

Ditinjau dari hasil observasi yang dilakukan penulis di SMP Negeri 3 Sipoholon maka perlu diberikannya alternatif lain dalam proses pemilihan model pembelajaran.

(4)

4 Tujuannya adalah agar suasana belajar dikelas dapat membuat seluruh siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Proses belajar yang baik dapat diharapkan membawa hasil yang baik pula. Salah satunya yaitu model pembelajaran Cooperative Script yang mana model pembelajaran ini belum pernah diterapkan di SMP Negeri 3 Sipoholon.

KAJIAN PUSTAKA

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu model pembelajaran

cooperative. Suprijono (2010: 54)

mengemukakan “bahwa Pembelajaran cooperative dapat diartikan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termaksud bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Siswa bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Model pembelajaran Cooperative Script dianggap dapat mendorong seluruh siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Istarani (2017: 16) menyatakan “bahwa salah satu kelebihan model pembelajaran Cooperative Script suatu strategi efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri, dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain, meningkatkan keterampilan manajemen waktu dan sikap positif terhadap sekolah”.

Model pembelajaran Cooperative Script dapat membantu siswa mengingat materi dengan cara mencatat ide pokok yang disampaikan siswa pembicara. Proses rekonstruksi yang dilakukan dengan cara melengkapi informasi yang dianggap kurang saat disampaikan oleh siswa pembicara juga sangat membantu siswa dalam menyelami pembelajaran sehingga membuatnya semakin mengingat materi. Tidak hanya satu pihak yang diuntungkan dalam model ini, karena siswa diwajibkan untuk bertukar peran sehingga masing-masing siswa dapat melalui proses belajar yang sama. Peran aktif siswa dalam menyelami materi pembelajaran yang diajari oleh guru dengan menerapkan model Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah “untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasilbBelajar PAK siswa kelas IX SMP Negeri 3 Sipoholon tahun pembelajaran 2019/2020”.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Sipoholon, Desa Sipoholon Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 3 Sipoholon yang beragama Kristen, peneliti menggunakan teknik sampling Purposive sehingga sampel dalam penelitian ini yaitu kelas IX-A. Adapun alasan peneliti memilih kelas

(5)

5 tersebut karena kelas IX-A kelas yang termasuk kelas yang hasil belajarnya rendah.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Kuantitatif Deskriptif dan Statistik inferensial. Penelitian Deskriptif Kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik individu atau kelompok. Dan “Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi” Sugiyono (2016:147).

Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data seobjektif mungkin, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket (keusioner). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penulis mengumpulkan semua responden.

2) Penulis menyebarkan angket pada responden dan memberi petunjuk mengenai cara pengisian angket. 3) Setelah angket dibagikan kepada

responden, penulis menanyakan dan menjelaskan apakah ada item yang kurang jelas.

4) Setelah responden selesai menjawab angket, penulis mengumpulkan angket saat itu juga untuk menjaga objektifitas jawaban.

5) Mencatat semua hasil pengisian angket responden ke dalam satu tabel untuk diolah.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa kuantitatif yang disebut teknik statistika untuk mengolah data yang berbentuk angket. Dalam menganalisa data, penulis mengorganisasikan pengolahan data sebagai berikut:

1) Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan alternatif jawaban.

2) Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan bobot option.

3) Melakukan uji hipotesis asosiatif (hubungan antar variabel) dengan mencari koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:213).

4) Untuk melihat signifikan hubungan digunakan rumus Product Moment yang dikemukakan Sugiyono (2010:184).

5) Analisis Regresi

a. Menguji Persamaan regresi Y atas X Untuk mengetahui konstanta regresi (a) dan koefisien arah (b) digunakan rumus yang dikemukakan Sudjana (2002:315). Untuk mengetahui persamaan regresi Y atas X digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:188): b. Uji Koefisien Determinasi (r2)

Menurut Sugiyono (2010:185) mengemukakan: ”Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien

(6)

6 determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan.” Dari pendapat tersebut maka koefisien determinasi (r2) dapat dihitung dengan rumus:

r2 = (r

xy)2 Selanjutnya menurut Sugiyono (2010:185): ”Dari uji koefisien

determinasi dapat dihitung besarnya persentase pengaruh X atas Y diketahui dengan mengalikan nilai r2 dengan 100% (r2x100%).”

6) Uji Hipotesa

Menurut Sudjana (2002:328): ”Hasil bagi F =

ternyata berdistribusi F dengan dk pembilang satu dan dk penyebut (n-2). Berdasarkan ini, hipotesis H0: ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel( k,n-2).”

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa kelas IX-A di SMP Negeri 3 Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Maka pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut

a. Dari pendistribusian hasil jawaban siswa tentang model pembelajaran Cooperative Script adalah nomor 4 dan 21 dengan skor 133 dan nilai rata-rata 3,80 yaitu banyak siswa menjawab bahwa guru PAK selalu membagikan materi yang sesuai dengan tema pembelajaran dan guru PAK selalu memberikan test sesuai dengan tema yang dibahas setelah diskusi selesai dilaksanakan. Sementara

nilai terendah dari item yang lain adalah nomor 9 dengan skor 102 dan nilai rata-rata 2,91 yaitu bahwa masih ada beberapa siswa menjawab bahwa guru PAK kadang-kadang saja memberikan waktu yang efektif untuk mempersentasekan hasil ringkasan masing-masing siswa. Rata-rata keseluruhan pencapaian model pembelajaran Cooperative Script adalah 3,45 artinya guru Pendidikan Agama Kristen telah mampu menerapkan model pembelajaran Cooperative Script dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah.

b. Dari pendistribusian hasil belajar siswa dapat diketahui item test dengan perolehan nilai tertinggi adalah nomor 1,2 dan 7 dengan jumlah responden yang menjawab benar adalah 35 orang dengan skor 100 yaitu seluruh siswa menjawab benar bahwa amanat agung yang harus dilakukan oleh murid-murid Yesus sebelum naik ke Surga tertulis pada kitab Matius 28:18-20. Seluruh siswa menjawab benar bahwa salah satu hal yang dilakukan oleh orang Kristen mula-mula untuk menunjukkan bahwa mereka adalah murid Tuhan Yesus adalah menyatakan kasih. Seluruh siswa menjawab benar bahwa sifat pelayanan gereja adalah mencari dan menyelamatkan jiwa. Sementara perolehan nilai terendah dari ke-18 item

(7)

7 yang lain adalah nomor 9 dengan jumlah responden yang menjawab benar adalah 30 orang dengan skor 85,71 yaitu masih ada beberapa siswa yang menjawab salah tentang arti dari bersaksi, dan jawaban yang benar adalah bersaksi merupakan menceritakan kembali pengalaman seseorang yang menggambarkan bagaimana Tuhan telah bekerja di dalam hidupnya. Pencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa melalui test yang dijawab oleh siswa yaitu 93,46 dan nilai ini berada di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. c. Dari uji regresi diperoleh: a) Persamaan

regresi adalah

persamaan regresi ini menunjukkan bahwa dalam keadaan konstanta = 60,90 maka untuk setiap penerapan model pembelajaran Cooperative Script akan meningkat hasil belajar PAK siswa kelas IX SMP Negeri 3 Sipoholon Tahun Pembelajaran 2019/2020 sebesar 0,43 dari nilai satuan model pembelajaran Cooperative Script.

d. Dari uji hipotesa diperoleh nilai Dari daftar analisis varians di atas diperoleh nilai Fhitung=14,53 dan nilai ini lebih besar dari Ftabel dengan dk pembilang=k=12 dan dk penyebut=n-2=35-2=33 yaitu

2,09. Dengan demikian

Fhitung=14,53>Ftabel=2,09 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa hipotesa penelitian yang diajukan oleh penulis diterima yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar PAK siswa kelas IX SMP Negeri 3 Sipoholon Tahun Pembelajaran 2019/2020 sebesar 30,58% sementara 69,42% dipengaruhi oleh faktor lain sebagaimana yang diuraikan pada kajian pustaka yaitu faktor internal, yang meliputi: biologis, psikologis, kelelahan, dan faktor eksternal meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat.

KESIMPULAN

Berdasarkan teoritis dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan semakin sungguh-sungguh guru Pendidikan Agama Kristen menerapkan model pembelajaran Cooperative Script maka hasil belajar PAK siswa kelas IX SMP Negeri 3 Sipoholon akan semakin meningkat.

SARAN

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberi saran kepada: 1. Guru PAK supaya menerapkan model

pembelajaran Cooperative Script karena baik untuk meningkatkan hasil belajar PAK dan meningkatkan pencapaian yang masih rendah dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Script bahwa guru PAK

(8)

kadang-8 kadang saja memberikan waktu yang efektif untuk mempersentasekan hasil ringkasan masing-masing siswa. Diharapkan untuk kedepannya guru PAK dapat memberikan waktu yang efektif kepada siswa dalam mempersentasikan hasil ringkasan sehingga pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.

2. Siswa yang telah memperoleh hasil belajar yang maksimal disarankan untuk mempertahankan pencapaian yang sudah bagus dengan aktif mengikuti pembelajaran, rajin belajar dan rajin menyelesaikan tugas serta mengikuti dengan baik pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Script yang diterapkan oleh guru PAK supaya siswa mampu menguasai pembelajaran dengan baik sehingga mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. 2014. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia.

Aqib, Zainal. 2018, Model-model, Media, dan

Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: CV Yrama Widya. Arikunto. 2013. Dasar Dasar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi

Anak Berkesulitan Belaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Bahri, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta dan Depdikbud.

Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik Dan Sains. Jakarta: Erlangga. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Instarani, 2017. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada.

Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2016. Ragam Perkembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Simatupang, Hasundungan. 2019. Model Pembelajaran Teologi Praktis Kristen Berdasarkan Kerabian Yesus. Medan: Mitra Grup.

Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta: PT Ciputat Press.

Sudjana. 1998. Dasar-Dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana. 2002. Metode Statiistka Edisi Revisi VI. Bandung: Tarsito.

Syamsuddin, dkk. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabet.

Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif. Jakarta: Bumi Aksara.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan umum UULH-1997 juga menegaskan bahwa Pancasila, sebagai dasar dan falsafah negara, merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada

Hasil analisa dengan Anova dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNT dengan taraf 5% menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol jahe merah mempunyai pengaruh yang

Dari apa yang dikemukakan Nabi berkenaan dengan model pernikahan yang terjadi pada zaman jahiliyyah hanya ada satu model saja yang diadopsi oleh Nabi,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah citra merek, nilai pelanggan, dan kualitas persepsian memilikipengaruh

Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum untuk pemisahan dan perolehan kembali ion logam Pb 2+ pada konsentrasi asam lemak hidrosamik (FHA) 200 ppm dan massa

Terkait laju pertumbuhan ikan semakin besar konsentrasi yang digunakan dan semakin lama paparan timbal, maka laju pertumbuhan (laju pertumbuhan spesifik dan laju

berupa perangkat penilaian yang meliputi: petunjuk penggunaan, cakupan instrumen, kisi-kisi indikator, lembar penilaian, dan rubrik penilaian pada KI 1, KI 2, KI 3, dan KI

Siswa dapat mengajukan,menanggapi/ menjawab pertanyaan mengenai materi pembelajaran dengan baik. Siswa dapat menyampaikan pendapat mengenai materi pembelajaran