• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Penggunaan Media Kampanye Politik: Studi Kasus Pemilihan Pilkada Kota Salatiga 2017 T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Penggunaan Media Kampanye Politik: Studi Kasus Pemilihan Pilkada Kota Salatiga 2017 T1 BAB II"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi

Komunikasi (communicaton) berasal dari bahsa latin communis yang

berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat

sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat dikatakan apabila

terjadi kesamaan anatara penyampaian pesan dan orang yang menangkap/menerima pesan. Oleh karena itu komunikasi bergantung pada kamampuan kita untuk dapat

memahami satu dengan yang lainnya (communication depens on our ability to understand one another) dan kemampuan penyesuaian dengan pihak yang diajak

berkomunikasi. (Agus Hermawan, 2012 : 4).

Berikut adalah definisi komunikasi menurut para ahli, antara lain :

 Bernard Barelson dan Garry A. Steiner. Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya

dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka,

dan sebagainya.

 Carl I. Hovland. Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.

 Colin Cherry. Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan

komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus

rangsangan dan pembangkitan balasannya.

 Everett M. Rogers. Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka.

 Gerald R. Miller. Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku

(2)

9  New Comb. Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari

rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.

 William J. Seller. Komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.

 Harold D. Lasswell. Komunikasi adalah siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa

pengaruhnya.

2.2 Komunikasi Politik

Pengertian komunikasi politik menurut Dan Nimmo Politik berasal

dari kata polis yang berarti negara, kota, yaitu secara totalitas merupakan

kesatuan antara negara (kota) dan masarakatnya. Kata polis ini berkembang menjadi politicos yang artinya kewarganegaraan. Dari kata politicos

menjadi politera yang berarti hak-hak kewarganegaraan.1 Komunikasi Politik adalah Proses komunikasi untuk mempengaruhi pengetahuan,

kepercayaan-kepercayaan dan tindakan publik terkait dengan

persoalan-persoalan politik (Swanson & Nimmo, 1990:9) dalam Ispandiarno (2014 :

13). Pola komunikasi politik seperti ini cenderung terjadi secara top-down,

dari struktur-struktur politik kepada masyarakat. Namun, komunikasi

politik juga terjadi secara bottom-up, dari masyarakat kepada para elit

politik terlebih dengan hadirnya media baru sekarang. Tujuannya adalah

untuk mempengaruhi proses dan kebijakan politik pada lembaga-lembaga politik tersebut.

Komunikasi politik, menurut Dahlan (1999) ialah suatu bidang atau

disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat

poltik mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap perilaku politik. Dengan demikian, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan

sebagai suatu proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan dengan tujuan untuk membuka

(3)

10 wawasan atau cara pikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku

khalayak yang menjadi target politik.2

Definisi lain tentang komunikasi politik menurut Denton dan

Woodward (Mcnair) (2003 :4) dalam Ispandiarno (2014 : 13) yang

memandang komunikasi politik bukan hanya sebagai komunikasi dari

aktor-aktor politik kepada pemilih dengan maksud untuk mencapai tujuan

tertentu, tetapi juga komunikasi yang ditujukan kepada para politisi oleh

pemilih dan kolumnis surat kabar, serta komunikasi tentang aktor-aktor

politik dan aktivitas mereka, sebagaimana terdapat pada berita, editorial, dan bentuk diskusi politik media lainnya.

Beberapa fungsi dari komunikasi politik menurut McNair (2003:21) dalam Prof Dr Hafied Cangara, M.Sc (2009:39) memiliki lima fungsi dasar,

yakni sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di

sekitarnya. Di sini media komunikasi memiliki fungsi pengamatan

dan juga fungsi monitoring apa yang terjadi dalam masyarakat.

(4)

11 anjing penjaga (watchdog) sebagaimana pernah terjadi dalam

kasus mundurnya Nixon sebagai Presiden Amerika karena terlibat dalam kasus Watergate.

5. Dalam masyarakat yang demokratis, media politik berfungsi

sebagai saluran advokasi yang bsia membantu agar kebijakan dan

program-program lembaga politik dapat disalurkan kepada media

massa.

Menurut Littlejohn didalam komunikasi terdapat level atau tingkatan komunikasi yakni Komunikasi Antar Personal, Komunikasi Kelompok,

Komunikasi Organisasi, dan Komunikasi Massa. Komunikasi Antar Personal

adalah komunikasi yang melibatkan antar sesama orang atau incidividu dan biasanya face to face. Komunikasi Kelompok adalah komunikasi atau hubungan

antar individu didalam kelompok kecil. Dan biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan. Komunikasi Organisasi lebih kompleks lagi, karena

hubungannya tidak hanya melibatkan antar individu akan tetapi antara individu dan kelompok. Sedangkan Komunikasi Massa adalah komunikasi yang melibatkan

ranah publik, dan memuat banyak hubungan yakni hubungan antarpersonal,

kelompok dan organisasi.3

Harold D. Laswell menyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan

proses komunikasi ilah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa, Melalui Siaran,

Kepada Siapa, dan Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan

yang diajukan, yakni:

1. Komunikator (Communicator, source, sender)

2. Pesan (Message)

3. Media (Channel, media)

4. Komunikan (Communicant, communicare, receiver, recipient)

(5)

12 5. Efek (effect, impact, influence)

2.3 Media Sebagai Strategi Komunikasi Politik

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh

penentuan strategi. Namun sebelum melihat ke arah yang lebih jauh, ada baiknya

kita mengerti apa sebenarnya media sebagai strategi komunkasi politik itu.

Metode POST (People, Objectives, Strategy, Technology) :

1. People

Kenali terlebih dulu siapa kita dan siapa konstituen/pendukung kita.

Identifikasi juga stakeholder dan influencer kita. Apa yang akan kita

tawarkan untuk mereka? Pesan apa yang ingin di bangun dan di sampaikan? Siapa kompetitor dan apa saja yang telah mereka lakukan di social media?

Survei dan penggunaan data dalam hal ini sangat penting, khususnya di wilayah pemilihan masing- masing.

2. Objectives

Tetapkan tujuan-tujuan dan target yang ingin dicapai melalui social media. Misalnya untuk penggalangan dana, mencari relawan dan

kontributor, mendorong pemilih, dan sebagainya. Namun, perlu diingat

bahwa tujuan utama membangun kehadiran social media adalah untuk

menjangkau dan membangun hubungan lebih baik dengan para konstituen

dan pendukung. Dan hubungan yang baik tidak bisa diraih dalam sekejap,

tapi membutuhkan proses.

(6)

13 Strategi di sini berfungsi untuk menyusun langkah-langkah yang

akan dilakukan selama kampanye. Bagaimana cara terlibat dengan konstituen dan pendukung kita? Bagaimana strategi kontennya? Seberapa

sering konten akan di-update dan siapa yang akan bertanggung jawab

membuat konten, membagi dan merespon?

Banyaknya fan di Facebook, follower di Twitter atau visitor di

website/blog bukan parameter keberhasilan kampanye. Hal terpenting

dalam strategi adalah bagaimana memberdayakan para pendukung online menjadi relawan-relawan nyata dan melakukan tindakan-tindakan nyata

yang mendukung suksesnya kampanye.

4. Technology

Langkah terakhir yang perlu dipersiapkan yaitu memilih saluran

atau platform apa saja yang akan digunakan serta peralatan untuk

memonitor dan mengukurnya. Misalnya Facebook, Twitter, YouTube,

Blog, dan sebagainya. Ingat, tidak semua platform sosial media sesuai untuk

kampanye kita. Pilih platform dimana konstituen dan pendukung Anda

paling banyak menggunakan dan secara aktif berpartisipasi.

Menggunakan sosial media sebagai alat kampanye politik relatif lebih

murah dibanding kampanye tradisional lainnya seperti iklan di media massa

(televisi, radio, surat kabar/majalah), pengumpulan massa, spanduk, poster dan

brosur. Kuncinya terletak pada keterlibatan Anda dengan konstituen dan

pendukung Anda serta komitmen untuk meluangkan waktu secara online.

Komunikator pengertiannya sendiri dalam komunikasi politik sama dengan pengertian komunikator dalam proses komunikasi, yaitu yang bertindak sebagai

sumber penyampaian pesan kepada komunikan sebagaimana dalam proses

(7)

14 bentuk individu (individu source) dam kelompok (collective source).4 Komunikator juga merupakan pihak yang menggunakan media massa dengan teknologi modern yang bertujuan untuk menyebarluaskan suatu informasi yang dapat ditangkap

dengan cepat oleh publik. Komunikator politik ini juga bisa berperan sebagai

penyampaian informasi secara langsung terhadap publik serta bisa menggunakan

alat media massa dengan tujuannya adalah menyebarkan informasi, pemahaman,

wawasan, serta solusi kepada masyarakat luas tanpa diketahui keberadaannya.5 Pesan adalah informasi, berita, isu yang bermuatan politik yang

disampaiakn oleh komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mencari persamaan makna atau persepsi. Adapun dengan Pesan Politik yang sangat penting

di dalam unsur komunikasi politik. Pesan biasanya berisikan tentang gagasan atau ide manusia untuk disampaikan bahkan unutk di perbincangkan dengan manusia

lain. Ada 3 pesan politik menurut Dan Nimmo yaitu :

1. Retorika adalah penggunaan seni berbahasa untuk berkomunikasi

secara membujuk (persuasive) dan efektif. Retorika juga dapat diartikan dalam bentuk komunikasi kelompok bahkan public, yang

tujuannya adalah untuk mempengaruhi ;awam bicara demi

mempersamakan persepsi si komunikator.

2. Iklan politik adalah memperkenalkan sesuatu dengan tujuan si

khalayak mau mempercayai untuk mengkonsumsi/memilih produk

tersebut (parpol). Sehingga dapat di sederhanakan bagaimana

caranya sebuah parpol dapat merekrut suara terbanyak demi

kepentingan kekuasaan golongan parpol itu sendiri.

3. Propaganda adalah dalah satu bentuk komunikasi yang paling

ekstrim dalam dunia politik. Karena pesan yang disampaikan dalam kegiatan ini bersifat terus menerus demi menciptakan opini

public yang baru dan diharapkan menjadi kuat, sehingga dalam hal

4 Dilansir dari https://treamalidha.wordpress.com/2014/10/20/komunikator -politik-dan-saluran-komunikator-politik/ 12 Maret 2017 pukul 23.38 WIB

(8)

15 ini khalayak dapat disetir oleh pemberitaan yang disampaikan oleh

komunikator pesan tersebut.

Dapat di rumuskan bahwa instrumen yang digunakan sebagai strategi politik

dalam pemilukada adalah melalui komunikasi. Salah satu strategi politik yang

digunakan dalam pemilu maupun pemilukada adalah strategi kampanye. Menurut

Peter Schroder (2003 :7) Strategi kampanye adalah bentuk khusus strategi politik. Berikut bagan strategi politik dan kampanye.

Bagan 1. Strategi Politik dengan Kampanye

Sumber: diola h da ri Peter Schröder,2003

Pengertian media akan arti penting dari media massa, Dennis McQuail

(1987) dalam Nurudin (2003 : 31) pernah menyodorkan beberapa asumsi pokok:

1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang

menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri lain yang

terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki

peraturan dan norma – norma yang menghubungkan institusy

tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak

(9)

16 2. Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol,

manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya

lainnya.

3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan,

untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik

yang bertaraf nasional maupun internasional.

4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan

kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk

seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga

bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga

menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan

dengan berita dan hiburan.

2.3.1 Powerfull Effects Theory

Powerfull effect theory (Teori efek yang kuat) menurut

Harold Laswell dalam Vivian (2008 : 470) mengatakan bahwa

menggunakan teori efek dalam model komunikasi massanya yang terkenal: siapa yang mengatakan, Apa yang dikatakannya, Lewat

saluran mana, Kepada siapa, dan Apa efeknya. Pada titik ekstrem, teori powerful effects mengasumsikan bahwa media dapat

menyuntikkan informasi, ide, dan bahkan propaganda ke publik.

Teori ini dijelaskan dalam istilah model jarum suntik atau model peluru. Para sarjana pendukung teori ini mengatakan bahwa liputan

koran dan dukungan pada kandidat politik akan ikut menentukan hasil pemilu.

(10)

17 Terdapat dua tujuan evaluasi media kampanye komunikasi adalah (1)

menemukan apakah implementasi media berjalan sesuai dengan rencana dan (2) menentukan apakah tujuan yang sudah disusun dalam strategi dapat dicapai. Pada

level yang lebih kompleks dan level strategi evaluasi hendaknya: 1) menilai

ketepatan strategi yang dipilih; 2) menilai wilayah-wilayah penting yang

mempunyai dampak tinggi dan rendah dari hasil kampanye komunikasi yang telah

dilakukan; 3) mengidentifikasi tidak hanya perubahan perilaku individu atau

kelompok namun juga mengukur outcomes secara sosial dan statistik. 4)

menemukan cara-cara untuk meningkatkan pelaksanaan media dan 5) mengukur

keefektifan biaya (Sullivan, 2003:10-11).

Selanjutnya dalam bukunya Field Guide Designing Health Communication Strategy Sullivan menjelaskan seharusnya untuk mendesian sebuah strategi

komunikasi politik harus didasarkan pada langkah-langkah yang strategis yaitu

(Sullivan, 2003:17-117):

1. Melakukan analisis situasi yang terdiri dari pemahaman terhadap masalah, menentukan khalayak, mengidentifikasi sumber-sumber komunikasi

yang potensial serta mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya.

2. Menentukan segmentasi khalayak. Khalayak di sini berkaitan dengan khalayak primer, sekunder dan tertier serta pihak-pihak yang mempunyai

peran untuk mendorong perubahan perilaku

3. Menentukan tujuan perubahan perilaku yang diharapkan, bagaimana

kebutuhan khalayak bisa dipertemukan dengan pesan yang ingin

disampaikan.

4. Menentukan pesan dan media sesuai dengan khalayak dan tujuan

perubahan yang diinginkan.

Evaluasi Media Kampanye diartikan sebagai upaya sistematis untuk

menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan

(11)

18 dan apa hasil yang dicapai sebagai konsekuensi pelaksanaan program

tersebut. Membuat perencanaan yang matang sebenarnya bukan sesuatu yang sulit. Tim perencana kampanye dapat merumuskan perencanaan

berdasarkan lima pertanyaan sederhana itu : apa yang ingin dicapai? Siapa

yang akan menjadi sasaran? Pesan apa yang akan disampaikan? Bagaimana

mengevaluasinya?

Berkaitan dengan aspek pencapaian tujuan kampanye, beberapa hal

yang menjadi pusat perhatian adalah perubahan kesadaran, sikap dan

perilaku publik sesuai tujuan yang telah ditentukan. Pemenuhan fungsi media dan evaluasi efesiensi biaya.

Menurut Greory (2000) pakar Inggris dikutip oleh Antar Venus dalam dalam jurnal Prasetya yang berjudul Evaluasi kualitatif kampanye

poilitik partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif kabupaten Lebak tahun 2014 mengatakan lima alasan penting lainnya mengapa

evaluasi perlu dilaksanakan :

1. Evaluasi dapat memfoskuskan usaha yang dilakukan. Jika

anda tahu bahwa anda akan dinilai berdasarkan kriteria

tertentu maka anda akan memfokuskan usaha anda pada

hal-hal yang menjadi prioritas pencapaian tujuan.

2. Evaluasi menunjukkan keefektifan pelaksana kampanye dalam merancang dan mengimplementasikan programnya.

Bila dalam suatu program kampanye anda berhasil menunjukkan keefektifan kerja, maka itu akan

meningkatkan kredibilitas anda sebagai pelaksana

kampanye.

3. Memastikan efisiensi biaya. Kampanye selalu melibatkan

biaya yang besar, dan penyelenggara kampanye tidak ingin dana dan berbagai sumber lain terbuang sia-sia. Mereka

(12)

19 sebagai ganti biaya yang dikeluarkan sudah jelas

peruntukannya.

4. Evaluasi membantu pelaksanaan untuk menetapkan tujuan

secara realistis, jelas dan terarah. Disini berbagai hal yang

tidak relevan akan dengan cepat diidentifikasi dan langsung

disingkirkan.

5. Evaluasi akunbilitas pelaksana kampanye. Dalam hal ini

pelaksana kampanye dapat mempertangungjawabkan segala

kebijakan. Tindakan bahwa rancangan kampanye yang telah

dibuat sebelumnya.

Tingkatan Evaluasi Kampanye menurut Ostergaard dalam Antar Venus terdapat empat aspek.

1. Tingkatan Kampanye (Campaign Level)

Pada level ini kita ingin mengetahui apakah khalayak sasaran terterpa

kegiatan kampanye yang dilakukan atau tidak? Pertanyaanya adalah

apakah kampanye yang dilakukan telah menjangkau khalayak yang

telah ditetapkan? Apakah khalayak memberi perhatian pada kampanye

tersebut?

2. Tingkatan Sikap (Attitude level)

Pada tingkatan sikap evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei atau uji sederhana. Metode survei untuk penggunaan

sample berjumblah besar, sedangkan uji sederhana digunakan untuk kelompok sasaran yang terbatas, dan juga sangat populer untuk

mengukur pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh seseorang

sebagai akibat diselenggarakannya kampanye. Terdapat empat aspek : a) Kognitif (Pengetahuan, kesadaran, kepercayaan)

b) Afektif (Kesukaan, simpati, penghargaan dukungan) c) Konatif (Komitmen untuk bertindak)

d) Aspek keterampilan atau skill, Aspek keterampilan

(13)

20 keterampilan adalah sesuatu yang harus dikuasai bila kita

menghendaki adanya perubahan perilaku. 3. Tingkatan Perilaku

Para ahli kampanye memandang tingkatan perilaku sebagai level yang

paling penting dalam kebanyakan evaluasi kampanye. Untuk

memperoleh data yang akurat tentang perubahan perilaku para ahli

kampanye menyarankan agar dilakukan observasi dan melihat secara

langsung perilaku tersebut secara apa adanya dalam situasi yang normal.

4. Tingkatan Masalah

Level evaluasi adalah tingkatan masalah. Pada tingkat ini evaluasi bisa di dapat dilakukan secara mudah atau sebaliknya sangat sulit dan

memakan waktu lama. Problem atau masalah disini diartikan sebagai kesenjangan antara kenyataan dengan harapan atau yang seharusnya

terjadi.

2.2 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Tujuan

Penelitian

Metodologi

penelitian

Hasil

Penelitian

1. Bobby

wibawa Prasetya (2014) Evaluasi kualitatf kampanye

politik partai

golkar dalam

pemilihan

umum calon

legislatif

kabupaten

lebak tahun

2014

1.Untuk

menjelaskan

cetak biru

kampanye

2. untuk

menjelaskan

realisasi cetak

biru kampanye

3. untuk

menjelaskan

kinerja atau

pelaksanaan

kampanye

selama proses

kegiatan kampanye. Peneliti menggunakan pendekatan metode kualitatif

1.Cetak biru

kampanye

yang

dilakukan oleh

partai golkar

sangat baik

karena dalam

cetak biru

kampanye

terdapat

strategi

pemenangan

pemilu.

2. Realisasi

cetak biru

(14)

21 sudah baik,

karena sudah

melakukan 4

unsur-unsur

pokok

kampanye

yaitu

perekrutan,

pelatihan

personel

kampanye,

mengkontruksi

pesan,

menyeleksi

penyampaian

pesan

kampanye.

3. dalam

kinerja

pelaksanaan

kampanye

partai Golkar

sangat baik,

banyak faktor

yang

menunjang

dan

penghambat

kampanye.

Dimana yang

dimaksud

dengan

penunjang

adalah faktor

di dalam cetak

biru

(15)

22 di masyarakat,

serta faktor

penghambat

kampanye

yaitu issue

pilkada

kabupaten

lebak yang

menjatuhkan

citra politik

partai golkar di

kabupaten

lebak.

2. Alwin

Basri (2011) Evaluasi bauran pemasaran politik pasangan kepala daerah dalam Pemilukada

(Studi kasur

pasangan Ir.

Hj Diah

Soenarsasi-milhouse

Teddy

sulistio, SE

dalam

pemilukada

kota Salatiga

tahun 2011 )

Tujuan

dilakukannya

penelitian ini

untuk mengevaluasi strategi pemasaran bauran pemasaran

politik yang

terdiri dari

produk,

tempat, biaya,

dan promosi

yang

diterapkan

pasangan

dihati yang

dilakukan oleh

pasangan Ir.

Hj Diah

Soenarsasi-milhouse

Teddy

Penelitian ini

menggunakan

desain

kualitatif

deskriptif

dengan studi

kasus jenis

intrinsik

sebagai pilihan

desain studi

kasus.

Kegagalan

pasangan diah

sunarsasi –

Tedy Milhouse

dalam

pemilukada

2011 terjadi

karena

pemasaran

politik yang

gagal.

Pemasaran

politik terdiri

dari : produk

politik, biaya

politik, tempat

(16)

23 Sulistio, SE

dan tim

suksesnya.

3 Misliyah

(2010)

Komunikasi

Politik

melalui

media massa

pasangan Mochtar Muhammad – Rahmat Effendi (MuRaH) dalam pilkada walikota bekasi periode (2008-2013) 1.Menjelaskan dan menampilkan

hal-hal yang

terkait dengan

sosialisasi

politik

pasngan

(MuRaH)

melalui media

massa pada

pilkada Kota

Bekasi. 2.mengetahui faktor pendukung dan penghambat

apa saja yang

didapat oleh

pasangan

(MuRaH)

dalam pilkada

Kota Bekasi.

Penelitian ini

menggunakan

desain

kualitatif.

1.Peran media

yang

digunakan

oleh pasangan

Mochtar

Muhammad –

Rahmat Effendi (MuRaH) sangat efektif. 2.keberhasilan publisitas

melalui media

massa

didukung oleh

Faktor

pendukung

oleh

partai-partai besar.

Sedangkan

yang

memnbuat

faktor

penghambat

adalah adanya

kecurangan

kampanye

dilapangan

oleh pasangan

lain yang

dinamakan

bla ck

(17)

24 (kampanye

gelap).

2.3 Kerangka Pikir

Kampanye Pasangan Nomor Urut 1

Rudi-Dance

(18)

25

Pada kerangka pikir diatas, peneliti akan melihat dari gambaran paling

umum pilkada yang telah belangsung pada 15 februari 2017 yang lalu terutama terhadap kedua pasangan calon no urut 1 yaitu Rudi/Dance dan no urut 2 yaitu

Yuliyanto/M.Harris. Selanjutnya akan fokus melihat media sosial yang dipakai

dengan powerfull effect theory. Kemudian akan mengevaluasi penggunaan media Tingkatan Evaluasi :

- Kampanye

- Sikap

- Perilaku

- Masalah

Hasil Evaluasi

Evaluasi Penggunaan Media Kampanye Pasangan Rudi-Dance dan Pasangan Yuliyanto-M.Harris Dalam Pilkada Kota Salatiga Tahun 2017

Metode POST

- People

- Objectives

- Strategy

- Technology

(19)

26 sosial dari kedua pasangan calon tersebut dengan menggunakan metode POST

(People, Objectives, Strategy, Technology) dengan tingkatan-tingkatan evaluasi yang ada yaitu tingkatan kampanye, sikap, perilaku, masalah. Dengan tujuan untuk

mengetahui hasil evaluasi penggunaan media yang digunakan kedua pasangan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung rencana ini, kontribusi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) perlu dikaji secara mendalam karena

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Number Heads Together (Nht) Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Pada Materi Prisma Dan Limas Di MTsN

Permasalahan yang mendasar dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha perusahaan tersebut menurut pendapat seluruh manajemen adalah pasar yang tidak menjanjikan,

Biodiesel adalah salah satu jenis bahan bakar nabati (BBN) yang diperoleh melalui proses transesterifikasi minyak kelapa dengan bantuan metanol dan natrium hidroksida (NaOH)

kedokteran ilegal yang dilakukan oleh dokter palsu, dalam hal ini diharapkan aparat penegakan hukum serta instansi terkait dapat meningkatkan penanganan dan

Karna dari fakta yang terjadi saat ini, banyak usaha dagang yang menjual berbagai pernak – pernik pakaian islami, tetapi sistem berdagangnya masih memainkan harga

Langkah-langkah mencari artikel menggunakan search engine Disusun Sebagai Kelengkapan RPL.Prodi DIII Keperawatan. Program Percepatan Pendidikan

Hingga pertengahan abad XIX, penduduk Bumiputra telah mampu mengembangkan perkebunan kopi di lahan mereka sendiri, terutama yang berasal dari distrik Pakis dan