BAB II
BAB II
MESIN ROVING
MESIN ROVING
1.1. PENGENALAN PENGENALAN MESIN MESIN ROVINGROVING 1.1 Pendahuluan
1.1 Pendahuluan
Setelah melakukan praktikum pada bab ini mahasiswa diharapkan Setelah melakukan praktikum pada bab ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk:
memiliki kemampuan untuk: 1.
1. Mengetahui Mengetahui fungsi fungsi mesin mesin rovingroving 2.
2. Memahami bagian-bagian penting Memahami bagian-bagian penting dan otomasinya dan otomasinya pada mesinpada mesin roving beserta fungsi utamanya.
roving beserta fungsi utamanya.
1.2
1.2 Teori Teori PendekatanPendekatan
Seperti telah kita ketahui proses selanjutnya setelah proses di mesin Seperti telah kita ketahui proses selanjutnya setelah proses di mesin drawing adalah mesin roving, hasil dari mesin drawing berupa sliver yang drawing adalah mesin roving, hasil dari mesin drawing berupa sliver yang lebih rata dan letak serat-seratnya sudah sejajar satu sama lain. Dalam lebih rata dan letak serat-seratnya sudah sejajar satu sama lain. Dalam proses pembuatan benang untuk memperoleh hasil yang baik, maka sliver proses pembuatan benang untuk memperoleh hasil yang baik, maka sliver tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap salah satunya pada mesin roving. tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap salah satunya pada mesin roving.
Menurut sistem konvensional, makin tinggi nomor benang yang akan Menurut sistem konvensional, makin tinggi nomor benang yang akan dibuat, maka makin banyak proses flyer yang akan diperlukan. Ada beberapa dibuat, maka makin banyak proses flyer yang akan diperlukan. Ada beberapa tahapan proses flyer pada system konvensional antara lain;
tahapan proses flyer pada system konvensional antara lain; slubbing frame,slubbing frame, intermediate frame, roving, fine roving frame.
intermediate frame, roving, fine roving frame.
Mesin Peregangan
Mesin Peregangan Rangka- Rangka-pan pan Rpm Rpm Spindel Spindel Diameter Diameter Gulungan Gulungan Nomor Nomor Roving Roving Slubbing
Slubbing Frame Frame 33 – – 5 5 1 1 650 –650 – 700 700 5” –5” – 5,75”5,75” 0,25 0,25 - - 1,251,25 Intermediate
Intermediate Frame Frame 44 – – 6 6 2 2 800 –800 – 900 900 4” –4” – 4,5”4,5” 11 – – 3 3
Roving 5
Roving 5 – – 8 8 2 2 11001100 – – 1200 1200 3” –3” – 3,5”3,5” 1,51,5 – – 10 10
Fine
Fine Roving Roving Frame Frame 55 – – 8 8 2 2 1250 - 1250 - 13001300 2,5” –2,5” – 2,75”2,75” 55 – – 30 30
Tabel 1.2.1. Tahapan proses flyer sistem konvensional. Tabel 1.2.1. Tahapan proses flyer sistem konvensional.
Namun pada sistem pemintalan yang modern, untuk pembuatan Namun pada sistem pemintalan yang modern, untuk pembuatan benang yang halus tidak lagi dilakukan dengan beberapa proses flyer, tetapi benang yang halus tidak lagi dilakukan dengan beberapa proses flyer, tetapi pada umumnya cukup menggunakan satu mesin simplex (speed frame).
pada umumnya cukup menggunakan satu mesin simplex (speed frame). 1.2.a. Fungsi mesin roving
1.2.a. Fungsi mesin roving
Sebagaimana telah diuraikan diatas, maka fungsi dari mesin flyer Sebagaimana telah diuraikan diatas, maka fungsi dari mesin flyer adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut :
Peregangan (drafting)Peregangan (drafting)
Proses peregangan (
Proses peregangan (drafting)drafting) terjadi pada pasangan rol peregang ke 3terjadi pada pasangan rol peregang ke 3 dan ke 4, dimana kecepatan keliling dari rol depan (
dan ke 4, dimana kecepatan keliling dari rol depan ( Front Roll)Front Roll) lebih besarlebih besar dari pada rol tengah (
dari pada rol tengah (Midle Roll)Midle Roll) dan kecepatan keliling dari rol tengahdan kecepatan keliling dari rol tengah ((Midle Roll)Midle Roll) lebih besar dari rol belakang (lebih besar dari rol belakang ( Back Roll)Back Roll). Akibat dari peregangan. Akibat dari peregangan tersebut maka sliver menjadi lebih kecil serta belum mendapat antihan/twist. tersebut maka sliver menjadi lebih kecil serta belum mendapat antihan/twist.
Antihan (Twisting) Antihan (Twisting)
Yaitu memberikan puntiran atau lilitan pada roving, tujuannya agar Yaitu memberikan puntiran atau lilitan pada roving, tujuannya agar roving lebih kuat serta untuk mempersiapkan proses selanjutnya.
roving lebih kuat serta untuk mempersiapkan proses selanjutnya. Proses antihan (
Proses antihan (twisting)twisting) terjadi pada saat roving keluar dari delivery rol/ rolterjadi pada saat roving keluar dari delivery rol/ rol depan kemudian masuk secara axial pada bagian atas dari flyer dan keluar depan kemudian masuk secara axial pada bagian atas dari flyer dan keluar secara radial pada lengan flyer dan menggulungnya pada bobbin roving. secara radial pada lengan flyer dan menggulungnya pada bobbin roving. Dengan kecepatan putar spindle yang tinggi maka disinilah terjadi antihan Dengan kecepatan putar spindle yang tinggi maka disinilah terjadi antihan pada roving.
pada roving.
Penggulungan (Winding)Penggulungan (Winding)
Setelah kapas mengalami proses peregangan (
Setelah kapas mengalami proses peregangan ( drafting)drafting) dan antihan dan antihan ((twisting twisting ). Kemudian roving digulung pada bobbin. Proses penggulungan ini). Kemudian roving digulung pada bobbin. Proses penggulungan ini terjadi karena adanya perbedaan kecepatan keliling antara bobbin dengan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan keliling antara bobbin dengan spindle. Kecepatan keliling spindle lebih besar dibanding kecepatan keliling spindle. Kecepatan keliling spindle lebih besar dibanding kecepatan keliling bobbin, semakin penuh gulungan bobbin maka semakin cepat putaran bobbin, semakin penuh gulungan bobbin maka semakin cepat putaran bobbin.
1.2.b.
1.2.b. Bagian-bagian mesin Bagian-bagian mesin rovingroving
Bagian Bagian penyuapanpenyuapan
Keterangan: Keterangan: 1. Can. 1. Can.
Terbuat dari plastic fiber yang tahan terhadap cairan oli maupun Terbuat dari plastic fiber yang tahan terhadap cairan oli maupun air, berbentuk silinder yang besar dilengkapi dengan per dan pelat air, berbentuk silinder yang besar dilengkapi dengan per dan pelat pada bagian atas sebagai tempat menampung sliver drawing.
pada bagian atas sebagai tempat menampung sliver drawing. 2.
2. Sliver Sliver GuideGuide
Sliver Guide berbentuk sekat berfungsi untuk menjaga sliver tetap Sliver Guide berbentuk sekat berfungsi untuk menjaga sliver tetap pada jalurnya dan pemisah antar sliver untuk memudahkan pada jalurnya dan pemisah antar sliver untuk memudahkan pengaturan penyuapan.
pengaturan penyuapan. 3.
3. Roll Roll Pengantar Pengantar SliverSliver
Berfungsi untuk mengantarkan sliver kebagian drafting sehingga Berfungsi untuk mengantarkan sliver kebagian drafting sehingga memudahkan dalam penyuapan.
memudahkan dalam penyuapan. 4.
4. Sonsor proximity,Sonsor proximity, berfungsi untuk mendeteksi apabila pada saat berfungsi untuk mendeteksi apabila pada saat proses, sliver tiba-tiba putus maka sensor akan memberikan signal proses, sliver tiba-tiba putus maka sensor akan memberikan signal untuk memberhentikan mesin roving.
untuk memberhentikan mesin roving.
3 3 2 2 4 4 1 1
Bagian Bagian pereganganperegangan
Keterangan: Keterangan:
1.
1. Roll Roll peregang, terdiri peregang, terdiri dari rol dari rol bawah bawah (( bottom roll bottom roll ) dan rol atas (top roll ) dan rol atas (top roll ).). a. Bottom Roll,
a. Bottom Roll, terbuat dari baja yang dikeraskan pada seluruhterbuat dari baja yang dikeraskan pada seluruh permukaannya dan beralur halus. Jarak dari alur-alur tersebut permukaannya dan beralur halus. Jarak dari alur-alur tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga garis titik jepit terhadap rol dibuat sedemikian rupa, sehingga garis titik jepit terhadap rol atas tidak selalu pada tempat yang sama. Fungsi dari alur ialah atas tidak selalu pada tempat yang sama. Fungsi dari alur ialah untuk mengurangi terjadinya slip dengan rol atas pada saat untuk mengurangi terjadinya slip dengan rol atas pada saat terjadinya peregangan. Diameter rol bawah dibuat tidak sama terjadinya peregangan. Diameter rol bawah dibuat tidak sama dengan diameter rol atas, dengan maksud agar jangan sampai dengan diameter rol atas, dengan maksud agar jangan sampai terjadi keausan setempat pada rol atasnya. Front bottom rol terjadi keausan setempat pada rol atasnya. Front bottom rol dengan middle bottom rol dapat disetel jaraknya disesuaikan dengan middle bottom rol dapat disetel jaraknya disesuaikan dengan panjang serat yang diolah serta besarnya regangan dengan panjang serat yang diolah serta besarnya regangan yang diinginkan.
yang diinginkan. b.
b. Top Roll,Top Roll, terbuat dari besi tuang yang dilapisi dengan kainterbuat dari besi tuang yang dilapisi dengan kain flannel dan kulit atau dari karet sintetis. Tujuannya untuk flannel dan kulit atau dari karet sintetis. Tujuannya untuk menguragi terjadinya selip dan mengurangi gesekan dengan menguragi terjadinya selip dan mengurangi gesekan dengan bottom roll. Rol atas menurut konstruksinya dikenal dua jenis, bottom roll. Rol atas menurut konstruksinya dikenal dua jenis, yaitu rol masip (solid, loose bosh roller) dimana pada kedua yaitu rol masip (solid, loose bosh roller) dimana pada kedua
1 1 2 2 4 4 3 3
ujungnya terdapat pelat dari logam lunak (bushing) tempat dudukan kaitan beban dan rol berongga (shell roller type) yang mempunyai arbour C pada bagian tengahnya serta rongga pada bagian luarnya D
Rol atas ini baik jenis masip maupun jenis berongga dilapisi dengan bahan kulit, gabus atau dari sintetis sepanjang alur padarol bawah sebagai bantalan dimana serat-serat melaluinya. Di samping rol-rol sebagaimana diutarakan diatas juga ada rol yang dari logam (metalic roller). Rol atas maupun rol bawahnya beralur lebih dalam dari pada rolbawah pada jenis rol biasa.Irisan alurnya berpegangan seperti roda gigi. Agar tidak terlalu berhimpitan, pada kedua ujungnya terdapat roller, sehingga garis titik jepit kedua pasangan rol terhadap serat terletak pada sisi kaki alur Hingga terjadi lekukan (crimp) mengikuti garis jepit alur. Dengan demikian produksi panjang yang dihasilkannya ,akan lebih panjang dari pada rolbiasa dengan diameter yang sama
2. Apron Pembersih, berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa serat pendek dan kotoran yang menempel pada rol.
3. Penampung (Colektor), Colektor dibuat dari porselin atau ebonite yang berbentuk seperti corong terbuka, sebagai penyalur sliver yang disuapkan.
1
2
4. Cradle, berbentuk pasangan rol yang konstruksinya sedemikian rupa yang dilengkapi dengan beban penekan rol sistem pegas atau per.
Bagian penggulungan
2. Bobin, sebagai tempat gulungan roving yang terbuat dari plastik dan berbentuk silinder berlobang. Ujung bawahnya diberi lekukan sebagai tempat mengaitkan bobin pada roda gigi pemutar bobin.
Selain 3 bagian diatas, mesin roving mempunyai 3 alat khusus yang sangat penting dalam proses pembuatan roving. Peralatan tersebut ialah :
1. Cones Drum
2. Trick Box
1. Flyer, Sayap (flyer) dibuat dari logam yang terbentuk seperti jangkar terbalik yang terdiri dari bagian puncak, sayap dengan lengan yang berlubang. dari sayap ini merupakan rongga dari pipa sebagai tempat jalannya roving. Selanjutnya digulung pada bobin.
Cones Drum, berfungsi untuk mengatur rpm spindle. Karena putaran flyer/ sayap tetap sedangkan diameter bobin makin lama semakin besar maka rpm spindle harus disesuaikan agar roving yang digulung tidak putus.
Trick box memiliki 3 fungsi khusus yaitu :
Menaik-turunkan kereta.
Menggeser belt pada cones drum. Membentuk sudut gulungan pada
3. Roda Gigi Diferensial
Roda Gigi Diferensial, Berfungsi untuk memindahkan torsi serta mengatur kecepatan putar. Roda gigi diferensial akan dibahas pada bab selanjutnya.
1.3 Tugas Pendahuluan
Mahasiswa ditugaskan untuk membuat risalah mengenai hal-hal sebagai berikut:
Tujuan pokok pada proses produksi di mesin Roving Bagian-bagian penting beserta peralatan otomatis Tujuan proses Twist
Sliver input & output number range Teknologi terbaru pada mesin roving
1.4 Alat dan Bahan
1) Mesin Fly Frame FA 415 A 2) Meteran
3) Jangka 4) Mistar
1.5 Cara Kerja
1) Mengamati setiap bagian dari mesin roving, dari mulai bagian penyuapan, bagian peregangan dan bagian penggulungan.
2) Menggambar gambar dari tiap bagian mesin roving beserta keterangannya pada kertas folio atau HVS.
1.6 Tugas Akhir dan Pertanyaan
2) Sebutkan bagian-bagian penting mesin roving? 3) Jelaskan fungsi dari tiap bagian mesin roving?
1.7 Tes Formatif
NO Pertanyaan Ya Tdk
1 Apakah anda dapat mengetahui fungsi dan tujuan mesin roving?
2 Apakah anda dapat menyebutkan bagian-bagian mesin roving?
3 Apakah anda dapat menjelaskan fungsi dari bagian-bagian mesin roving?
4 Apakah anda dapat menggambarkan bagian-bagian mesin roving?
1.8 Umpan Balik
Evaluasi tingkat penguasaan Anda dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anda terhadap materi pada bab ini :
Rumus :
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang < 69 % = kurang 0 0 100 4
Materi
yang
dikuasai
penguasaan
Tingkat
1.9
Tindak LanjutJika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, tingkat penguasaan anda terhadap kegiatan belajar tentang bahan baku proses blowing sudah bagus dan Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi jika nilai anda di bawah 80 %, pelajari kembali
kegiatan belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
2. GEARING DIAGRAM ROVING 2.1 Pendahuluan
Setelah melakukan praktikum pada bab ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Memahami mekanisme kerja mesin roving.
2. Mengetahui Hubungan Pergerakan antar bagian mesin roving
2.2 Teori Pendekatan
2.2.1. Mekanisme kerja mesin roving
Sliver drawing dalam bentuk can disuapkan pada bagian drafting. satu persatu ujung slivernya dimasukkan ke rol peregang. Setelah mengalami peregangan, kemudian keluar dari rol depan terus dimasukkan pada lubang bagian atas flyer lalu keluar pada sayap flyer kemudian digulung pada bobbin. Hasil dari proses ini disebut roving.
Karena perbedaan arah sumbu putar antara roving yang keluar dari front roll (arah axial) dengan roving yang keluar dari sayap flyer dalam penggulungan (arah radial) , maka terjadi twist/puntiran pada roving. Penggulungan terjadi karena ada perbedaan putaran antara flyer dengan bobin, dalam penggulungan kereta dibuat naik turun sedemikian rupa secara bergantian. Pada saat bobin penuh maka mesin dihentikan
/berhenti secara otomatis yang kemudian regu doffer melakukan doffing kemudian mesin dapat dijalankan.
2.2.2. Gerakan Utama dimesin roving 1. Pergerakan Draft Roller
Gambar 23. Rol Penarik
Proses penarikan terjadi pada 3 buah pasangan rol seperti terlihat pada gambar 23. rol-rol atas dibuat dari besi yang dilapisi dengan kulit atau Karet sintesis. Sedangkan rol-rol bawah dibuat dari besi yang dikeraskan dan beralur. Kecepatan keliling dari rol depan lebih besar dari pada kecepatan keliling rol tengah dan kecepatan keliling rol tengah lebih besar dari kecepatan keliling rol belakang. Jumlah regangan antara rol depan dan rol belakang adalah sama dengan kecepatan keliling rol depan dibagi dengan kecepatan keliling rol belakang.
2. Pergerakan Bobin
Pergerakan bobin melalui jalan yang lebih panjang jika dibandingakan dengan pergerakan rol-rol peregangan. Pada pergerakan bobbin melalui roda gigi diferensial dan pada roda gigi diferensial ini terdapat dua gerakan dengan sumber putaran yang berbeda, putaran roda gigi diferensial akan berubah-rubah pada poros yang menyelubungi poros utama. Berubahnya putaran roda gigi diferensial ini disebabkan karena adanya pergeseran belt pada cone drum dari kanan kekiri yang mengakibatkan rpm putaran masukan ke roda gigi diferensial berubah, sehingga output putaran roda gigi diferensial untuk bobbin berubah.
3. Pergerakan Rail (kereta) 3.a. Gerakan Kereta Naik Turun.
Pada waktu berlangsungnya penggulungan roving pada bobin, maka bobin bergerak naik turun secara teratur terbawa oleh gerakan kereta, sehingga roving diletakkan pada bobin sejajar merapat satu sama lain. Seperti kita ketaui bahwa spindle berikut lengan sayap dan pengantar roving tetap berada pada tinggi yang tertentu, maka tentunya harus ada yang menggerakkan bobin keatas dan kebawah untuk pembentukan gulungan roving pada bobin, dan yang menggerakkan bobin ini ialah kereta, jika misalnya :
Kecepatan kereta persatuan waktu = Kk Kapas yang keluar dari rol depan = L” Diameter bobin pada suatu waktu = b”
Diameter roving = r”
Jumlah gulungan = g
Maka
= " = / .
Jika diameter bobin menjdai besar, misalnya B, maka
= /
. Jadi kecepatan kereta akan bertambah lambat saperti halnya kecepatan bobin yang makin lama makin lambat sesuai dengan bertambah besarntadiameter bobin. Kereta digerakan dari poros utama melalui roda gigi R1, R3, cone ddrum atas, cone drum bawah R22, R23 dan seterusnya. Setiap terjadi lapisan gulungan roving yang baru, maka tinggi gulungan pada bobin dibatasi oleh sebuah kerucut yang terpotong.
Untuk pembentukan gulungan roving pada bobin ada 3 gerakan yang diperlukan yaitu :
1) Pembalikan kereta setelah menyelesaikan satu lapisan gulungan roving, yaitu dari atas atau sebaliknya.
2) Memperpendek satiap lapisan gulungan roving dengan jalan menurunkan dan menaikkan gulungan kurang lebih setebal diameter roving.
3) Pergeseran belt pada kedua cone drum untuk mengurangi perputaran roda gigi pengatur putaran dari bobin serta pergerakan kereta.
3.b. Full Bobin Stop.
Pada mesin flyer biasanya diperlengkapi dengan peralatan fuli bobin stop motion yang dapat menghentikan mesin secara otomatis apabila jumlah gulungan roving pada bobin telah mencapai diameter yang diinginkan ( telah penuh ).
Ada beberapa macam peralatan full bobin stop motion :
Secara mekanik
Secara elektrik
Untuk yang menggunakan cara mekanik antara lain ialah seperti terlihat pada gambar 43, gambar 44 dan gambar 45 secara elektronik, Mengenai prinsip bekerjanya masing-masing dapat diterangkan sebagai berikut :
Gambar 43. Peralatan Full Bobin Stop mekanik
Mekanismenya terdapat batang bergigi 1 yang berhubungan dengan grid bar dari cone drum.
Pada batang bergigi 1 terpasang pen F yang dapat disetel dengan jalan memindah-mindahkan Pen P tersebut kelubang yang ada disebelahnya. Ujung sebelah kiri dihubungkan beban G dengan menggunakan tali. Ujung sebelah kanan batang S berhubungan dengan ban motor, sehingga dengan perantaraan batang S ini, maka ban dapat digeserkan ke puli bebas atau puli tetap.
Pada waktu gulungan roving pada bobin telah penuh, maka pen F akan mendorong ujung bawah dari batang k kekanan, batang k lepas dari tahanan b, ujung bawah batang m tertarik kekiri oleh adanya beban G, ujung atas batang m akan mendorong nok n yang tepasang pada batang S kekanan, sehingga dengan perantaraan batang S maka ban tergeserkan dari puli tetap ke puli yang bebas.
Dengan demikian, maka mesin akan berhenti, tetapi motor masih tetap dalam keadaan berjalan.
Gambar 44. Peralatan bobin stop mekanik
Pada gambar 44, terdapat batang a yang bagian kanannya berhubungan dengan ban dari cone drum. Disebelah kiri batang m dipasang nok d yang dapat disetel sedikit kekanan atau kekiri. Disebelah atas terdapat batang 1 yang mempunyai lekukan disebelah kanan dan batang 1 ini selalu akan berusaha bergerak kekanan karena adanya terikan dari per V. Usahagerakan kekanan dari batang 1 ini, selalu ditahan oleh k yang dipasang ditempat lekukan dari batang 1.
Pada waktu mesin sedang berjalan dan penggulungan roving sedang berlangsung, maka batang sedikit demi sedikit bergerak kekanan. Nok d disetel sedemikian rupa, sehingga pada saat gulungan roving sudah penuh, nok d akan menenkan ujung batang n kekanan, k terangkat keatas, batang 1 bebas dari tekanan k, sehingga batang 1 tertarik kekanan oleh adanya tarikan dari per V.
Dengan perantaraan batang V1 maka gerakan batang 1 kekanan akan menyebabkan batang S turut bergerak kekanan akan menggeserkan ban dari puli tetap ke puli bebas. Dengan demikian, maka mesin akan berhenti, sedangkan motor masih tetap dalam keadaan berjalan.
Pada gambar 45, terdapat kereta yang dapat bergerak naik turun dan pada kereta terdapat nok M. Disebelah kiri dari batang bergigi z dhubungkan
dengan ban dari cone drum, sedangkan disebelah kanannya dipasang nok k. Disebelah atas terdapat batang 1 yang selalu tertarik kekiri oleh adanya per U, tetapi gerakan kekiri dari batang 1 tertahan oleh adanya tuil O1 dan O2 yang masuk kedalam lekukan dari batang 1.
Pada waktku kereta naik keatas, nok M akan mendorong P2 kekiri dan tuil O2 akan terangkat keatas lepas dari lekkan, tetapi batang 1 tidak dapat bergerak kekiri karena masih tertahan oleh tuil O1. Begitulah pula sebaliknya, pada waktu kereta bergerak turun, maka nok M tidak menyentuh P2 dan P2 kembali bergerak kekanan, tuil 02 turun masuk kedalam lekukan dari batang 1.
Pada waktu mesin sedang berjalan dan penggulungan roving sedikit demi sedikit bregerak kekiri dan menggeserkan ban pada cone drum sedikit demi sedikit kekiri. Nok K disetel sedemikian rupa, sehingga pada saat gulungan roving pada bobin telah punuh, nok K akan mendorong batang F1 kekiri sehingga ruil 01 naik keatas lepas dari lekukan pada batang 1.
Pada saat tuil 02 belum terangkat keatas lepas dari lekukan pada
batang 1, sehingga batang L uga belum dapat bergerak kekiri. Pada wakut pembentukan lapisan gulungan roving yang terakhir sampai ditengah-tengah bobin, nok M sudah menekan P2 keatas sehingga tuil 02 terangkat keatas
lepas dari lekukan batang 1.
Dengan demikian sekarang batang 1 sudah lepas dari tahanan tuil 0 1
dan 02 dan dengan mudah akan tertarik kekiri oleh adanya tarikan per V,
sehingga R akan menggeserkan ban dari puli tetap kepuli bebas, mesin akan segera berhenti sedangkan motor masih tetap dalam keadaan berjalan.
Prinsip kerjanya: isi
2.3 Tugas Pendahuluan
Mahasiswa ditugaskan untuk membuat risalah mengenai hal-hal sebagai berikut:
Mekanisme kerja mesin roving Susunan roda gigi mesin roving Gerakan utama mesin roving
2.4 Alat dan Bahan
1. Mesin Fly Frame FA 415 A 2. Jangka
3. Mistar 4. Tool Kit
2.5 Cara Kerja
1. Mengamati setiap bagian susunan roda gigi dari mesin roving, dari mulai bagian penyuapan, bagian peregangan dan bagian penggulungan.
2. Menggambar skema diagram susunan roda gigi mesin roving. 3. Menghitung jumlah gigi pada setiap DCW
4. Mengukur diameter cone drum
5. Menghitung rpm aktual roda gigi dengan menggunakan tachometer.
2.6 Tugas Akhir dan Pertanyaan
1. Jelaskan mekanisme kerja mesin roving? 2. Sebutkan gerakan utama mesin roving?
2.7 Tes Formatif
NO Pertanyaan Ya Tdk
1 Apakah anda dapat memahami mekanisme kerja mesin roving?
2 Apakah anda dapat mengetahui hubungan gearing diagram mesin roving?
3 Apakah anda dapat menggambarkan gearing diagram mesin roving?
4 Apakah anda dapat mengatur pergerakan mesin roving?
2.8 Umpan Balik
Evaluasi tingkat penguasaan Anda dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anda terhadap materi pada bab ini :
Rumus :
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang < 69 % = kurang
2.9
Tindak LanjutJika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, tingkat penguasaan anda terhadap kegiatan belajar tentang bahan baku proses
0 0
100
4
Materi yang dikuasai penguasaan
blowing sudah bagus dan Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi jika nilai anda di bawah 80 %, pelajari kembali kegiatan belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
3. TRIX BOX
3.1 Pendahuluan
Setelah melakukan praktikum pada bab ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Mengetahui Fungsi Trick Box
2. Memahami mekanisme kerja Trick Box
3.2 Teori Pendekatan
3.2.1. Prinsip Bekerjanya Trix box
Pada gambar 40a terlihat bagian A yang dapat bergerak kekanan kekiri dan pergerakan ini disebabkan oleh batang bergigi S. disebelah kiri batang S dipasang pada balok penggeser kecil d dengna sekrup sehingga dapat bergerak keatas dan kebawah bersama-sama pergerakan kereta W. balok penggeser kecil d dapat disetel dengnan jalan menggeserkan kekiri kekanan pada alur C.
Pada sebelah kiri dan kanan A terdapat rantai K1 dan K2 yang dihubungkan dengan pemikul J dengan perantaraan batang L1 dan L2. ditengah-tengah pikulan J terdapat per V yang dipasang mati bagian bawahnya. Mata rantai O1 dan O2 yang dihubungkan dengan L1 dan L2 berganti-ganti menekan pada sayap kiri dan kanan dari B yang dapat berputar pada titik putar M pada waktu gerakan keatas dan kebawah dari kereta W.
Perhatikan gambar (a) misalnya sekarang kereta W sedang bergerak keatas sehingga A bergerak perlahan-lahan kekanan (searah jarum jam), dan A akan menarik rantai K2 dan batang L2 keatas, akibatnya L1 akan tertarik
kebawah, oleh bagian kiri pukulan J dan sayap kiri B akan tertekan kebawah oleh mata rantai O1, dan oleh karenanya per V akan lebih diregangkan. Hal ini akan menyebabkan B juga mempunyai kehendak yang besar untuk berputar kekanan sebagai reaksi tarikan-tarikan per V. hal ini tidak mungkin terjadi karena nok M pada B ditahan oleh penahan P2.
Pada sebelah kiri kanan A juga terdapat baut F1 dan F2 yang dapat disetel. Gambar 40b memperlihatkan bahwa A sedang berputar perlahan-lahan kekiri. Dan apabila gerakan ini diteruskan maka ujung baut F2 akan menekan kebawah bagian kiri menahan P1 dan akibatnya Nok P2 pada batang B akan bergeser kekanan kemudian diteruskan pada batang e yang berada pada pen a bergerak kekanan. Pergerakan ini menyebabkan roda gigi paying Z27 terlepas dari roda gigi Z26 , sehingga poros e dan roda gigi Z29 bergerak kearah kekanan.
Gambar. 40b
Gambar. 40a Gambar. 40c
Dibelakang trick box ini terdapat suatu peralatan seperti terlihat pada gambar 40c yang dilengkapi dengan rantai dan beban G. Beban G ini akan mencoba memutarkan poros tegak S dan dibagian bawah poros tegak S terdapat roda gigi payung Z34 yang dihubungkan dengan roda gigi paying Z35 yang dipasang pada poros M dimana roda gigi racet Z36 juga dipasang. Roda gigi racer Z36 ditahan secara bergantian oleh penahan r1 disebelah kiri dan penahan r2 disebelah kanan.
Jika misalkan penahan r1 dan r2 tidak ada, maka poros tegak S akan terputarkan oleh beban G. penahan r1 dan r2 dihubungkan satu sama lain dengan suatu pegas yang dibuat sedemikian rupa, pada waktu penahan r1 lepas dan karena beban G, maka penahan r2 dengan segera menahan roda gigi Z36. pada saat itu rachet hanya berputar beberapa derajad dari satu putaran sesuai dengan perbandingan roda gigi yang dipasang.
Karena roda gigi rachet Z36 berputar beberapa derajad, maka hal ini dapat mengakibatkan roda gigi Z34 memutarkan roda gigi Z35 sehingga Z36 terputarkan sebesar setengah roda gigi dan roda gigi Z37 menggesekan batang bergigi kekiri dan akan menggeserkan belt cone drum
Pada pemasangan gulungan roving yang pertama merupakan jumlah gulungan yang terpanjang pada bobbin, maka sekrup b berada disebelah kiri dialur C. gerakan kereta membuat langkah yang terpanjang pada setiap pembentukan gulungan roving yang baru, maka sekrup b dengan balok penggeser kecil d oleh perputaran sedikit dari roda gigi pada poros M tergeserkan kekanan. Pergeseran ini berangsur-angsur akan berjalan terus sampai sisebelah kanan. Dengan demikian jelaslah bahwa banyaknya pergeseran dari balok, penggeser kecil d adalah sama besar dengan banyaknya gulungan roving pada bobbin. Tingginya gerakan langkah keatas dan kebawah dari kereta yang merupakan tinggi rendahnya gulungan roving pada bobbin adalah ditentukan oleh penyetelan baut F1-F2.
Gambar. Langkah gerakan kereta pada waktu penggulungan pada bobin
3.2.2. Kesalahan-kesalahn bentuk gulungan roving pada bobbin dan cara
memperbaikinya
Gambar 42. Macam gulungan roving pada bobin
Gambar 42A memperlihatkan bentuk yang sesuai dari gulungan roving pada bobbin. Gambar 42B menunjukan bentuk gulungan roving pada bobbin bagian atas dan bagian bawahnya terlalu cura. Bentuk ini sebenarnya bukan suatu kesalah tetapi mempunyai kekurangan-kekurangan antara lain :
1. gulungan roving pada bobbin cepat penuh. Ini berarti mesin lebih sering berhenti untuk mengganti bobbin yang penuh dengan bobbin yang kosong.
2. gulungan roving pada bobbin yang dipergunakan untuk mesin ring spinning juga akan cepat habis.
3. akibat dari 1 dan 2 maka penyediaan bobbin kosong harus lebih banyak dan potongan roving juga akan bertambah banyak.
Untuk memperbaiki gulungan roving seperti diatas dapat dilakukan antara lain dengan jalan menggeserkan balok kecil (d) beberapa mm kekiri dan penggerseran ini sangat tergantung dari curamnya bentuk gulungan roving pada bobbin.
Selanjutnya perlu di ingat pada waktu menjalankan kembali bahwa sebagai akibat penggeseran balok geser kecil d kekiri akan menyebabkan gulungan roving yang permulaan letaknya di bagian atas mungkin terlalu tinggi dan di bagian bawah mungkin terlalu rendah, Apabila terjadi demikian baut F1 dan F2 harus diturunkan sedikit, dan ini berarti mempercepat membaliknya gerakan dari kereta.
Gambar 42(C) menunjukan bentuk gulungan roving pada bobin atas dan bagian bawahnya terlalu datar atau kurang curam. Bentuk gulungan semacam ini memang dapat menggulung roving yang lebih banyak, tetapi ada kekurangan-kekuranganya, antara lain:
Bahwa semacam ini dapat mengakibatkan kerewelan-kerewelan,
karena pada waktu terjadi penggulungan roving pada bobin yang pertama di bagian yang curam.
letaknya roving sering merosot kebawah, hal ini dapat menyebabkan
banyaknya roving putus pada rak (Creel) sewaktu roving di suapkan pada mesin ring spinning yang berarti limbah yang terjadi bertambah banyak.
Untuk menghindarkan hal ini dapat dilakukan perbaikan dengan jalan menggeserkan balok, penggeser kecil d beberapa mm kekanan dan memasukan baut F1 dan F2 sedikit.
Gambar 42(D) menunjukan bentuk gulungan roving pada bobin bagian atasnya terlalu datar atau kurang curam, sedang bagian bawahnya terlalu curam. Untuk memperoleh bentuk gulungan roving pada bobin yang normal dapat diadakan perbaikan sebagai berikut :
1. Pada waktu mesin akan di jalankan untuk permulaan penggulungan roving pada bobin, usahakan penghantar roving pada f1yer berada di tengah-tengah bobin kosong. Kemudian dengan menggunakan alat waterpas kita setel batang bergigi S hingga kedudukannya datar (horizontal).
2. Baut f1 dan f2 disetel demikian rupa sehingga pada waktu kereta dijalankan dari bagian tengah ke atas dan kebawah menempuh jarak yang sama
3.3 Tugas Pendahuluan
Mahasiswa ditugaskan untuk membuat risalah mengenai hal-hal sebagai berikut:
Fungsi trix box
Penjelasan gerakan yang dihasilkan trix box Peralatan otomatis pada trix box
3.4 Alat dan Bahan
1. Mesin Fly Frame FA 415 A 2. Jangka
3. Mistar 4. Tool Kit
3.5 Cara Kerja
Mengamati pergeseran racet pada trick box dan menganalisa kaitannya dengan naik-turunnya kereta, penggeseran belt pada cones drum dan pembentukan sudut gulungan.
3.6 Tugas Akhir dan Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi dari peralatan trix box?
2. Sebut dan Jelaskan mekanisme gerakan yang dihasilkan peralatan trix box?
3.7 Tes Formatif
NO Pertanyaan Ya Tdk
1 Apakah anda dapat memahami fungsi dari peralatan trix box?
2 Apakah anda mengetahui gerakan-gerakan penting yang dihasilkan oleh peralatan trix box?
3 Apakah anda dapat menjelaskan mekanisme setiap gerakan naik turun kereta?
4 Apakah anda dapat menjelaskan mekanisme pergeseran belt pada cone drum ?
5 Apakah anda dapat menjelaskan mekanisme pembentukan gulungan pada bobin?
3.8 Umpan Balik
Evaluasi tingkat penguasaan Anda dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anda terhadap materi pada bab ini :
Rumus :
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang < 69 % = kurang 0 0 100 5
Materi yang dikuasai penguasaan
3.9
Tindak LanjutJika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, tingkat penguasaan anda terhadap kegiatan belajar tentang bahan baku proses blowing sudah bagus dan Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi jika nilai anda di bawah 80 %, pelajari kembali kegiatan belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
4. PERHITUNGAN 4.1 Pendahuluan
Setelah melakukan praktikum pada bab ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Mengetahui dasar Perhitungan di mesin roving
2. Melakukan Perhitungan Mekanikal Draft, actual drat, Twist di roving dan perhitungan hasil proses produksi.
4.2 Teori Pendekatan
4.2.1. Tetapan Regangan atau Draft Constant
Draft constant ialah draft yang didapat dengan jalan menghitung besarnya mechanical draft dari suatu susunan roda gigi dengan memasukan besarnya roda gigi penganti regangan (DCW) dimisalkan 1.
4.2.2. Mechanical Draft dan Actual Draft
mechanical draft ialah besatnya ragangan yang dihitung berdasarkan atas perbandingan antara kecepatan permukaan dari rol pengeluaran dan rol pemasukan. Dengan demikian maka :
ℎ =
Jika besarnya regangan mekanik akan diubah, biasanya yang diubah adalah roda gigi DCW. Jika DCW diperkecil maka mechanical menjadi besar dan sebaliknya jika DCW diperbesar maka mechanical draft akan menjadi kecil.
Dalam proses pembuatan benang roving pada mesin flyer, karena adanya prosesnya pereganganmaka kemungkinan terdapat serat yang menempel pada rol pembersih dan rol atas atau mungkin juga ada yang jatuh atau beterbangan walaupun sedikit. Dengan demikian, tidak semua sliver yang disuapkan pada mesin flyer akan menjadi roving, tetapi ada sebagian serat yang menjadi limbah.
Betapapun kecilnya, limbah pasti ada dan limbah tersebut perlu diperhitungkan dalam mencari besarnya regangan dan regangan ini disebut regangan nyata atau actual draft. Misalkan limbah yang terjadi selama proses pembuatan roving adalah sebesar 2 %. Maka :
=
100−2
100
.
Regangan nyata dapat pula dihitung berdasarkan nomor bahan yang keluar dibagi dengan nomor bahan yang masuk. Pada sistem penomoran kapas, maka regangan nyata dapat dihitung sebagai berikut :
=
Break draft
Break draft adalah draft yang terjadi antara rol belakang dan rol tengah yang berguna untuk menguraikan twist pada roving yang menekan serat-serat yang lain, sehingga pada draft yang pokok antara rol depan dan rol tengah dapat dicapai kehalusan yang dikehendaki.
=
ℎ
Besarnya break draft tergantung dari panjang staple dari serat yang dikerjakan, kahalusan dan struktur dari seratnya.
4.2.3. Perhitungan Antihan (Twist)
Bahan yang keluar dari rol peregang depan masih merupakan jajaran serat-serat yang belum mempunyai kekuatan. Agar bahan tadi mempunyai
kekuatan, perlu diberi antihan. Makin besar antihan yang diberikan pada bahan, makin besar pula kekuatan yang didapt. Tetapi biasanya antihan yang diberikan hanya secukupnya agar bahan mempunyai cukup kekuatan untuk digulung pada bobin.
Untuk mengetahui besarnya antihan, biasanya dinyatakan per satuan panjang (inchi). Jadi besarnya antihan dinyatakan dalam Twist Per Inchi.
=
Tetapan antihan perlu dicari untuk mempercepat perhitungan apabila untuk mengganti roda gigi TCW. TCW perlu diganti apabila diinginkan antihan per inchi pada roving lebih besar atau lebih kecil. Maka untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya, diusakan pemakaian TCW yang sebesar-besarnya sehingga didapat antihan yang sekecil-kecilnya. Tetapi bila antihan terlalu kecil, harus diingat bahwa penggulungan roving pada bobin memerlukan penarikan pada roving. Dengan demikian diperlukan adanya kekuatan antihan yang cukup pada roving, sehingga pada waktu terjadi proses penggulungan pada bobin, roving tidak mengalami proses penggulungan pada bobin, robing tidak mengalami regangan palsu, atau roving akan putus. Bula terjadi regangan palsu dan roving tidak putus, maka roving akan menjadi kecil, roving menjadi kurang rata dan nomor yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan nomor yang direncanakan.
Disamping itu roving tersebut harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk memutarkan bobin pada crell pada waktu pengerjaan di mesin ring spinning tanpa terjadi regangan palsu. Sebaliknya jika antihan pada roving terlalu besar, maka akan mengalami kesulitan pada proses peregangan dimesin spinning. Oleh karena itu pemberian antihan pada roving tidak boleh terlalu besar dan tidak boleh terlalu kecil, tetapi secukupnya saja kira-kira mampu untuk digulung pada bobin sewaktu proses pengggulungan dimesin flyer tanpa mengalami banyak putus.
4.2.4. Koefisien Antihan atau Twist Koeffisien
Besar kecilnya antihan pada roving tergantung kepada panjang serat kapas yang diolah. Besarnya antihan per inchi dapat digunakan rumus :
= ∝ √
Dimana
∝
adalah merupakan Koefisien antihan. Harga dari koefisien antihan tergantung pada jenis serat dan panjang serat yang akan diolah.4.2.5. Perhitungan produksi
Biasanya produksi suatumesin pemintalan pada umumnya dinyatakan dalam satuan berat per satuan waktu yang tertentu. Begitu pula untuk mesin flyer, produksinya dinyatakan dalam satuan berat (kg) per satuan waktu tertentu (jam).
Produksi teoritis
Produksi teoritis adalah produksi yang dihitung berdasarkan susunan roda gigi dengan memperhatikan nomor roving yang akan dibuat pada mesin flyer serta jenis kapas yang diolah. Produksi per spindel per menit adalah :
=
Produksi nyata
Produksi nyata adalah hasil roving dari flyer, yang didapat dari hasil penimbangan roving dalam satuan waktu tertentu. Biasanya untuk mengetahui jumlah produksi nyata rata-rata per jam dari mesin flyer. Diambil data hasil produksi nyata selama periode waktu tertentu, misalnya satu minggu. Kemudian dihitung jumlah jam efektif dari mesin tersebut. Jumlah efektif didapat dari jumlah jam kerja dalam seminggu dikurangai jumlah jam berhenti dari meisn itu. Jadi jumlah produksi nyata per jam adalah : jumlah produksi nyata per minggu dibagi jumlah efektif per minggu.
Misalkan dalam satu minggu menurut jadwal waktu kerja = 147 jam. Jumlah mesin flyer yang jalan 5 buah setiap 132 spindel menurut
pengamatan selama satu minggu terdapat 4 mesin yang diservis masing-masing memerlukan waktu 7 jam. Menurut laporan ternyata jumlah produksi hasil penimbangan = 18.000 kg.
4.3 Tugas Pendahuluan
Mahasiswa ditugaskan untuk membuat risalah mengenai hal-hal sebagai berikut:
Menghitung kecepatan putar pada roda gigi DCW dan TCW secara teori
sesuai dengan gearing diagram mesin roving
Penjelasan tentang tetapan regangan, draft constan, actual draft,
mechanical draft, produksi teoritis dan produksi actual dll.
4.4 Alat dan Bahan
a. Mesin Fly Frame FA 415 A b. Gearing diagram mesin roving c. Mistar
4.5 Cara Kerja
Melakukan perhitungan kecepatan rpm, produksi, dan perhitungan lainnya secara teori dan nyata dengan menggunakan rumus yang telah ada serta membandingkan hasilnya dengan menggunakan alat tachometer.
4.6 Tugas Akhir dan Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan draft constan, aktual draft, mekanikal draft?
2. Jelaskan rumus produksi nyata dan teori?
3. Jelaskan mengapa aktual draft dengan mekanical draft hasil perhitungannya tidak sama?
NO Pertanyaan Ya Tdk 1 Apakah anda dapat memahami dasar perhitungan dimesin
roving?
2 Apakah anda mengetahui rumus-rumus dasar perhitungan di mesin roving?
3 Apakah anda dapat melakukan perhitungan untuk mencari regangan, twist constan, AD, MD dan Produksi pada mesin roving?
4 Apakah anda dapat mengubah DCW dan TCW sesuai dengan kebutuhan produksi?
4.8 Umpan Balik
Evaluasi tingkat penguasaan Anda dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anda terhadap materi pada bab ini :
Rumus :
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = sedang < 69 % = kurang 0 0 100 4
Materi yang dikuasai penguasaan
4.9
Tindak LanjutJika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, tingkat penguasaan anda terhadap kegiatan belajar tentang bahan baku proses blowing sudah bagus dan Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi jika nilai anda di bawah 80 %, pelajari kembali kegiatan belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.
5. PROSES DAN PENGENDALIAN MUTU 5.1 Pendahuluan
Setelah melakukan praktikum pada bab ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Mengetahui persyaratan mutu Roving
2. Menganalisa hambatan yang terjadi dan penanggulangannya pada saat melakukan proses produksi.
3. Melakukan maintenance dan scouring pada mesin roving
5.2 Teori Pendekatan
5.2.1. Persyaratan Mutu Roving
Hasil dari mesin flyer adalah roving. Roving ini harus selalu dikontrol mutunya agar tidak menyimpang dari standar yang ditetapkan. Ada 4 macam pengetesan mutu produksi mesin flyer yaitu :
a. Pengujian Nomor Roving
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nomor roving yang dihasilkan. Apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.
b. Pengujian kerataan Roving
Pengujian ini dilakukan untuk mencari ketidakrataan (U%) dari roving yang dihasilkan. Biasanya dalam pengujian ini menggunakan mesin evenness tester.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan roving per helai. d. Pengujian antihan pada Roving
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar twist/antihan pada tiap satuan inch atau meter, pada pengujian ini menggunakan alat namanya twist tester.
5.2.2. Maintenance Mesin Roving
Perawatan dan pemeliharaan mesin roving sangat diperlukan untuk menjaga mutu roving, dibawah ini ada beberapa bagian yang harus dilakukan perawatan antara lain:
a. Setting Lift of building motion (panjang langkah kereta)
Setting ini dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi atau ukuran panjang langkah kereta sesuai dengan bobbin yang digunakan pada proses produksi.
b. Seting Setting Cut rack anchor bar
Setting ini dimaksudkan untuk memastikan posisi cut rack achor dan double rack achor pada saat berada segaris horizontal, pen lock nya berada pada batas maksimum.
c. Setting Cone Drum
Bertujuan agar pada posisi start awal belt cone drum berada pada batas yang ditentukan.
d. Setting posisi bobbin rail pada saat doffing.
5.3 Tugas Pendahuluan
Mahasiswa ditugaskan untuk membuat risalah mengenai hal-hal sebagai berikut:
Menghitung kecepatan putar pada roda gigi DCW dan TCW
secara teori sesuai dengan gearing diagram mesin roving
5.4 Alat dan Bahan
a. Mesin Fly Frame FA 415 A b. Gearing diagram mesin roving c. Mistar
5.5 Cara Kerja 5.5.1. Proses Produksi
Langkah Kerja:
1. Ambil sampel sliver drawing, kemudian ukur panjang 1 yard sebanyak 3 kali kemudian timbang untuk mencari nomor sliver awal. 2. Masukkan benang pada sliver sebagai alat bantu untuk mengukur
twist. Persiapkan sliver pada mesin roving dan letakkan bobin pada spindle. gunakanlah pancingan agar mempermudah dalam proses pemasukan roving ke dalam sayap flyer.
3. Baca cara pengoperasian mesin, yaitu sebagai berikut : a. Menyalakan power (switcth on posisi).
b. Siapkan sliver samapai siap dipasangan rol draft ( usahakan spindle yang dipakai seimbang).
c. Cek belt cone drum sudah betul pada posisi awal.
d. Cek DCW dan TCW serta input data yang diperlukan sudah sesuai belum.
e. Cek baut sudah kencang apa belum.
f. Setelah semua dicek siap, buat pancingan awal pada tombol “JOG”.
g. Tekan tombol start.
4. Setelah produksi dijalankan dan dihasilkan roving. Maka ambil sempel untuk dicari nomor akhir (Nomor roving).
5. Menghitung :
a. Mechanical draft b. Actual draft
d. Twist e. Effisiensi
5.5.2. Cara kerja mengetahui persyaratan mutu roving a) Pengujian Nomor Roving
Pengujian ini dilakukan dengan menimbang roving tiap 20 yards atau 30 yards. Penimbangan ini dilakukan dengan gram balance dengan satuan berat gram.
b) Pengujian kerataan Roving
Untuk ini dilakukan dengan alat Uster Evenness Tester. Dengan alat ini kita akan mendapatkan angka persentase ketidakrataan angka persentase ketidakrataan dari roving dengan satuan U%.
c) Pengujian kekuatan roving
Pada perkembangannya pengendalian mutu belakangan ini, roving juga dikontrol kekuatannya. Hal ini dilakukan dengan penarikan
roving perhelai dengan satuan gram. d) Pengujian antihan pada Roving
Untuk ini dilakukan dengan alat Twist Tester dan julah pengujiannya umumnya dilakukan 15 kali pengujian.
5.5.3. Prosedur maintenance mesin roving
a) setting Lift of building motion (panjang langkah kereta)
Set posisi double anchor bar sehingga cut rack anchor bar posisi lurus horizontal (level) pada saat bobbin rail pada posisi di tengah-tengah. Kemudian turunkan bobbin rail pada kedudukan paling bawah, kemudian ubah posisi reversing bracket pada posisi berlawanan dengan menekan swallow tail cotch ke bawah dengan cara memutar baut penyetel (adjusting screw). Kerjakan hal yang sama untuk posisi bobbin rail yang paling atas.
b) Seting Setting Cut rack anchor bar
Pada posisi awal start, set cut rack anchor bar dengan menarik long rack pada posisi stopper ketika bobbin rail pada posisi tengah, sehingga cut rack anchor bar tertarik ke sisi luar dari double anchor bar. Kemudian keraskan screw setelah clearance antara stud dan ujung dari bracket = 7 mm. (Posisi ini supaya di check lagi pada akhir gulungan)
c) Setting Cone Drum
Top dan bottom cone drum harus masing-masing di set tidak center, ada selisih jarak 6 mm. (Seperti tampak pada gambar)
d) Setting posisi bobbin rail pada saat doffing. a. Over bobbin rail saat doffing
Turunkan bobbin rail ke bawah dengan handle, atur jarak antara ujung bobbin dengan ujung flyer ± 40 mm. Atur limit switch pada lifter rack (OE side) sehingga pada posisi tersebut limit switch bekerja. b. Posisi pemasangan bobbin
Naikkan bobbin rail dengan handle ke posisi dimana ujung bobbin 3~5 mm lebih tinggi dari pada ujung spindle. Set limit switch sehingga pada posisi tersebut limit switch bekerja.
Naikkan bobbin rail dengan memutar handle, dari posisi start ke posisi dimana cloth wound berada pada posisi tengah-tengah dari presser eye. Set limit switch sehingga pada posisi tersebut bisa bekerja.
d. Over run switch
Naikkan bobbin rail dengan handle sampai pada posisi 2 mm dari titik revershing bevel berbalik. Set limit switch sehingga pada posisi tersebut ia bekerja. Dalam posisi ini, check jarak antara ujung spindle dengan cop dari bobbin wheel dan dari ujung atas bobbin. Bila limit switch ini bekerja, motor bobbin rail dan main motor stop.
5.5.4. Scouring mesin roving Langkah kerja:
1. Siapkan peralatan.
2. Stop mesin dan panel di ‘OFF’.
3. Lepaskan sliver dan ambil roving yang ada di mesin (doffing). 4. Buka top cleaner.
5. Buka arm.
6. Lepaskan top roller dan cradle, bawa ke roll shop. 7. Lepaskan collector.
8. Buka plat needle bearing bottom roller. 9. Lepas condensor.
10. Lepas pressure bar. 11. Lepas compound wheel. 12. Lepas carrier wheel.
13. Sikat top cleaer dan bottom cleaner. 14. Bersihkan arm.
15. Bersihkan top cleaner dan bottom cleaner. 16. Bersihkan pressure bar.
17. Bersihkan drafting zone.
19. Periksa bottom apron.
20. Ganti bottom apron yang rusak.
21. Pasang compound wheel dan carrier wheel. 22. Pasang pressure bar.
23. Pasang condensor.
24. Pasang plat needle bearing bottom roller. 25. Buka flyer cup dan cuci dengan air hangat. 26. Periksa coupling gear flyer.
27. Periksa setting gear flyer. 28. Pasang flyer cup.
29. Cuci presser flyer.
30. Periksa coupling gear bobbin. 31. Periksa setting gear bobbin. 32. Bersihkan gear end.
33. Bersihkan mesin bagian belakang. 34. Periksa cone drum.
35. Periksa bearing magnetic break. 36. Periksa gearbox.
37. Pasang kembali top roller. 38. Greasing:
Gear flyer. Gear bobbin.
Semua ball bearing.
Needle bearing bottom roll.
39. Pelumasan (dengan oli):
Lang rack.
Bracket bottom cone drum. Bracket top & bottom cleaner. Ganti oli gearbox (4 bulan sekali).
5.6 Tugas Akhir dan Pertanyaan
1. Jelaskan persyaratan mutu roving?
2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian roving yang perlu dilakukan maintenance?
3. Jelaskan langkah kerja scouring pada mesin roving?
5.7 Tes Formatif
NO Pertanyaan Ya Tdk
1 Apakah anda dapat memahami persyaratan mutu roving? 2 Apakah anda dapat melakukan maintenance dan setting
bagian-bagian penting mesin roving?
3 Apakah anda dapat melakukan scouring pada mesin roving?
4 Apakah anda dapat melakukan proses produksi pada mesin roving?
5.8 Umpan Balik
Evaluasi tingkat penguasaan Anda dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anda terhadap materi pada bab ini :
Rumus :
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 0 0 100 4
Materi yang dikuasai penguasaan