PEDOMAN PELAYANAN
LAUNDRY
RSU IMANUEL SUMBA
RSU IMANUEL SUMBA
JL. Nangka No.04 Matawai
Telp . (0387) 62980 Fax. (0387) 62980
Email : rsuimanuel@yahoo.com
“ Melayani Bukan Dilayani “
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...
i
Daftar Isi ...
ii
BAB I. PENDAHULUAN ...
1
1.1. Latar Belakang ...
1
1.2. Tujuan Pedoman...
1
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan...
1
1.4. Batasan Operasional ...
1
1.5. Landasan Hukum ...
2
BAB II. KETENAGAAN...
3
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusi ...
3
2.1.1. Pola Ketenagaan Laundry ...
3
2.1.2. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga...
4
BAB III. STANDAR FASILITAS ...
5
3.1. Denah Ruang ...
5
3.2. Pembagian Ruang Laundry Dan Sediaan Fasilitas ...
5
3.3. Lingkup Sarana Pelayanan...
6
3.4. Persyaratan Khusus ...
7
3.5. Peralatan Dan Bahan Pencuci ...
7
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ...
9
4.1. Manajemen Laundry...
9
4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan...
9
4.1.2. Pelayanan Laundry ...
9
4.1.3. Staf Laundry...
10
4.2. Alur Masuk Dan Keluar Laundry ...
10
4.3. Pembersihan Laundry ...
10
iii
4.5.
Pemakaian Mesin
...
11
4.6.
Pelaporan
...
12
4.7. Perawatan Alat Dan Medis...12
4.8.
Pelayanan Laundry
...
12
BAB
V.
LOGISTIK
...
13
5.1.
Pengadaan Alat Dan Bahan
Di
laundry
...
13
5.2.
Persediaan
Barang
...
13
BAB VI.
KESELAMATAN
PASIEN
...
14
6.1.
Pengertian
...
14
6.2.
Tujuan
...
14
6.3.
Tata Laksana
Keselamatan
Pasien
...
14
BAB VII.
KESELAMATAN
KERJA
...
16
7.1.
Pengertian
...
16
7.2.
Tujuan
...
16
7.3.
Tata Laksana
...
16
BAB VIII.
PENGENDALIAN
MUTU
...
18
1
1.1 Latar Belakang.
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit adalah mencegah terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit. Salah satu usaha pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit adalah penyehatan laundry dan linen. Penyehatan laundry dan linen juga menambah kenyamanan bagi pasien untuk tinggal di Rumah Sakit, sebab pasien hampir 24 jam berada di tempat tidurnya. Selain itu juga dengan tersedianya linen yang baik dalam arti bebas kuman patogen, bersih dan rapi akan menambah citra suatu Rumah Sakit.
Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada pengelolanya. Juga sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada pada suatu Rumah Sakit. Oleh karena itu penyehatan laundry dan linen perlu ditangani secara professional oleh pengelolanya.
1.2 Tujuan Pedoman.
Tujuan pedoman ini dibuat sebagai acuan/ standar bagi laundry dalam melakukan pelayanan linen di Rumah Sakit.
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan.
Laundry RSU Imanuel Sumba memberikan pelayanan pengelolaan linen untuk kebutuhan pelayanan Rumah Sakit dan pelanggan dari luar, linen rumah tangga.
1.4 Batasan Operasional.
Pengelolaan linen di laundry RSU Imanuel Sumba 1. Pengelolaan linen infeksius
Linen yang terpapar cairan tubuh pasien 2. Pengelolaan linen non infeksius
Linen kotor berasal dari ruang perawatan, unit/bagian yang ada di Rumah Sakit di luar perawatan.
1.5 Landasan Hukum.
1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI tahun 2004
3. Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, Departemen Kesehatan RI Tahun 2007
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia.
Kualifikasi tenaga :
1. Tenaga perawat : minimal D III
Tenaga non medis : minimal pendidikan SMU 2. Tenaga penunjang : minimal SMU
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAH KEBUTUHAN
Ka. Sub. Unit Laundry D3 keperawatan Pengalaman kerja minimal 5 tahun
1 Tenaga non medis Minimal SMU - Pelatihan interna
- Minimal kerja 3 tahun
4
Tenaga penunjang Minimal SMU - Pelatihan interna 1
2.1.1. Pola Ketenagaan Laundry
No. Jenis Pendidikan Pendidikan/sertifikasi Jumlah Tenaga
1. Ka. Sub. Unit Laundry D3 Keperawatan 1
2. Tenaga non medis Minimal SMU 4
2.1.2 Distribusi Ketenagaan Dan pengaturan Jaga
No. Jabatan Fungsi Jadwal kerja
1.
Ka. Sub. Unit Laundry
Manajerial (mengikuti jam dinas Kamar operasi) Senin- sabtu Jam 07.00 – 14.00
2. Tenaga non medis Tenaga laundry Senin – minggu Pagi 1 jam 6.00 – 14.00
Pagi 2 jam 7.00 - 14.00 Siang 9.00 – 16.00 Dalam 1 minggu libur 1
hari 3. Tenaga penunjang Cleaning service Tenaga dari luar
BAB III
STANDAR FASILITAS
3.1. Denah Ruang.
Ada pada lampiran.
3.2. Pembagian Ruang Laundry Dan Sediaan Fasilitas
1. Ruang penerimaan linen kotor a. Meja pencatatan
b. Timbangan
c. Tempat kereta linen kotor diberi alas dan tutup kedap air 2. Ruang pemilahan linen kotor
a. Bak, timba untuk tempat hasil pilahan
b. APD ( sepatu, google, scoret plastik, kaos tangan, masker, penutup kepala )
3. Ruang pencucian dan pengeringan
1) Ruang pencucian dan pengeringan linen RS a. Mesin cuci ( non infeksius dan infeksius ) b. Mesin peras
c. Mesin pengering
d. Timba untuk hasil cucian kering 2) Ruang pencucian linen luar
a. Mesin cuci
4. Ruang penyeterikaan linen a. Seterika biasa
b. Seterika roll c. Meja lipat
5. Ruang penyimpanan linen a. Rak penyimpan 6. Ruang distribusi linen
a. Kereta distribusi b. Penutup kedap air
3.3. Lingkup Sarana Pelayanan
Kegiatan pencucian terdiri dari : 1) Pengumpulan
a. Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan memasukkan linen dalam tempat yang berbeda. Kresek / bak kuning untuk linen infeksius, linen non infeksius ditempatkan pada tempat yang berbeda.
b. Kotoran seperti feses, muntahan di bersihkan di ruangan.
c. Linen dari ruangan khusus IGD dan rawat inap akan diambil oleh sirkulair laundry
d. Selain IGD dan rawat inap linen diantar dan diambil sendiri oleh petugas ruangan
2) Penerimaan
a. Menimbang linen dari tiap ruangan ( infeksius dan non infeksius ) b. Memilah disesuaikan dengan jenis linen, bentuk linen, tingkat
kekotorannya, warna, untuk dilakukan penghitungan jumlah dan pencatatan.
c. Setelah pemilahan selesai, linen ditimbang ulang untuk disiapkan masuk mesin cuci sesuai kapasitas mesin.
3) Pencucian
a. Linen dimasukkan mesin sesuai jenis linen infeksius dan non infeksius b. Mesin cuci terbagi 2 : khusus infeksius, dan non infeksius
4) Pengeringan
Setelah proses pencucian linen dikeringkan 5) Penyeterikaan
Setelah proses pengeringan selesai, linen diseterika dan dilipat 6) Penyimpanan
a. Linen dipisahkan sesuai jenis
b. Linen baru disimpan di bagian bawah c. Pintu / selambu selalu tertutup
7) Distribusi
a. Linen diantar berdasarkan kebutuhan ruangan b. Linen diambil berdasarkan kebutuhan ruangan 8) Pengangkutan
a. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong untuk membungkus linen kotor
b. Menggunakan kereta dorong yang berbeda
c. Waktu pengangkutan linen kotor dan linen bersih tidak boleh bersamaan
3.4. Persyaratan Khusus
1) Tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai, air panas untuk desinfeksi dan desinfektan yang ramah lingkungan. Suhu air panas mencapai 70oC
2) Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat saluran pembuangan air limbah
3) Mesin cuci dibedakan sesuai jenis linen yang berbeda ( infeksius dan non infeksius )
4) Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal, (pre treatment) khusus laundry sebelum dialirkan ke IPAL RS 5) Tidak disarankan untuk penyimpanan linen kotor
6) Standart kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 103 spora spesies Bacillus per inci persegi 7) Prasarana listrik yang memadai
3.5. Peralatan Dan Bahan Pencuci.
1) Peralatan
a. Mesin cuci / washing machine b. Mesin peras / washing extractor c. Mesin pengering / drying tumbler d. Mesin penyeterika / flatwork ironer e. Mesin penyeterika press / presser ironer
2) Bahan pencuci a. Alkali
Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran detergent dan emulsifier serta membuka pori dari linen
b. Detergent
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global
c. Emulsifier
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan lemak
d. Bleach / pemutih
Mengangkat kotoran / noda, mencemerlangkan linen, berlaku sebagai desinfektan. Linen berwarna (ozone), line putih (chlorine) e. Penetral / sour
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga PH menjadi 7 atau netral
f. Softener
Melembutkan linen, diberikan pada akhir proses pencucian g. Kanji / starch
Digunakan pada proses pencucian, supaya linen menjadi kaku, juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak sampai ke serat linen
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
4.1. Manajemen Laundry
4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan
a. Rumah sakit menetapkan Instalasi kamar operasi sebagai koordinator pelayanan laundry sesuai dengan struktur organisasi laundry
b. Pengorganisasian selengkapnya diatur dalam pedoman organisasi laundry
c. Tindakan pencucian di Laundry dilaksanakan kerjasama antara laundry dan unit terkait yang membutuhkan pencucian linen
d. Pelayanan di Laundry dikoordinasi dan dikepalai oleh perawat kamar operasi.
e. Peyananan pencucian linen dilakukan oleh petugas / pekerja laundry sesuai dengan tugasnya.
4.1.2. Pelayanan Laundry
a. Pelayanan laundry berada dibawah koordinasi instalasi kamar operasi b. Koordinator laundry bertanggung jawab terhadap pengembangan
implementasi dan memelihara atau menegakkan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan
c. Penanggung jawab koordinator laundry mempunyai tanggung jawab untuk memelihara atau mempertahankan program pengendalian mutu yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
d. Mempunyai tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh pelayanan laundry yang ditetapkan dan dilaksanakan.
e. Bilamana penanggung jawab laundry berhalangan maka ditunjuk koordinator dri tenaga / petugas laundry
1) Tugas
(a) Mengkoordinasi kegiatan pelayanan laundry sesuai dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang tersedia
(b) Melakukan koordinasi dengan bagian/ instalasi terkait. (c) Mengawasi pelaksanaan pelayanan laundry setiap hari. (d) Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan
laundry
(e) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan berkala.
2) Tanggung Jawab
(a) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan pelayanan laundry
(b) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan standar.
(c) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan laundry yang bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien.
(d) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia pelayanan laundry secara berkesinambungan.
(e) Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan di dalam rumah sakit.
(f) Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan laundry dan keselamatan pasien di dalam rumah sakit.
4.1.3 Staf Laundry
(b) Untuk semua staf laundry harus disiplin tinggi terhadap ketaatan peraturan yang ada di laundry
(c) Menjaga kesehatan dan kebersihan diri
(d) Petugas laundry harus bebas dari kuman-kuman yang mudah ditularkan ( karena sangat sulit ditentukan).
(e) Perlengkapan petugas laundry ( baju kerja dan APD lengkap)
4.2 Alur Masuk Dan Keluar Laundry
1. Alur Masuk untuk Petugas
b. Masuk ruang ganti sesuai dengan jenis kelamin (ruang ganti pria dan perempuan) .
c. Petugas mengganti baju luar dengan baju khusus laundry d. Mengenakan topi / penutup kepala
2. Alur Keluar untuk Petugas
a. Untuk alur keluar petugas kamar operasi sesuai dengan alur masuk petugas
b. Sandal disimpan di rak sepatu yang telah disediakan di ruang ganti dan tidak boleh dipakai keluar.
3. Alur masuk untuk pengantar linen kotor : masuk lewat pintu terima linen kotor
4. Alur masuk pengambil linen bersih : masuk lewat pintu ruang linen bersih
4.3 Pembersihan Laundry
1. Pembersihan rutin/harian
Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan laundry agar siap pakai
2. Pembersihan sewaktu
Pembersihan bila ada kotoran, tumpahan dari linen infeksius, pembersihan mesin setelah menuangkan chemical, pembersihan setelah pemakaian ruang pemilahan linen selesai
4.4 Pengolahan Linen
Pembagian jenis linen : infeksius dan non infeksius Pembagian warna linen : putih dan berwarna
4.5 Pemakaian Mesin
4.6 Pelaporan
Pelaporan hasil laundry dalam bentuk hard copy dan soft copy. Dibuat dalam laporan kinerja laundry dan laporan bulanan
4.7 Perawatan Alat Dan Mesin
Perawatan dan perbaikan dilakukan oleh BPS bila tidak memungkinkan dilakukan perbaikan sendiri maka memanggil tekhnisi dari luar
4.8 Pelayanan Laundry
1. Melayani kebutuhan Rumah Sakit
BAB V LOGISTIK
5.1 Pengadaan Alat Dan Bahan Di Laundry
1. Pengadaan barang medis
Alur : kepala instalasi menulis permintaan di buku order non stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari Wakil Direktur pelayanan. Kemudian dibawa ke bagian inventory.
Bila pemakaian barang/ alkes rutin bisa langsung di order dari farmasi. Barang medis : masker, topi
2. Pengadaan barang non medis
Alur : kepala instalasi menulis permintaan di buku order non stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari Wakil Direktur pelayanan. Kemudian dibawa ke bagian inventory.
Bila pemakaian barang rutin bisa langsung di order dari gudang logistik.
Barang medis : alat tulis, barang cetakan, keperluan rumah tangga, bahan chemical, sabun
5.2 Persediaan Barang
1. Bahan pencuci / chemical untuk linen RS 2. Bahan pencuci untuk linen rumah tangga 3. Perlengkapan alat tulis, pengepakan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. Pengertian.
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Di Laundry , Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laundry harus ditaati, tidak ada kesalahan pemberian bahan chemical, pencucian yang bersih sehingga pasien merasa nyaman dan bebas dari efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen yang tidak benar
6.2 Tujuan.
Memenuhi standar keselamatan pasien melalui pemakaian linen oleh pasien tanpa menimbulkan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen yang tidak benar.
6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien.
Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit : a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO) b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laundry
c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
d. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut
e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja bulanan dengan direksi yaitu :
a. Kejadian yang berhubungan dengan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen
b. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian infeksi ( cuci tangan )
f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
g. Memilih chemical yang bermutu dan aman bagi linen yang dipakai pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman , sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja .
Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) dan Kecelakaan Kerja ( KK ) di kalangan petugas kesehatan belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara maju dari beberapa pengamatan menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi.Sebagai factor penyebab adalah kurangnya kesadaran pekerja, serta kualitas ketrampilan pekerja yang kurang memadai , sehingga meremehkan resiko kerja, contohnya tidak menggunakan APD pada saat pengambilan chemical, pemilahan linen
7.2 Tujuan
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap pekerja laundry aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.
7.3 Tata Laksana. 1. Gedung.
a. Laundry harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan sirkulasi udara yang adekuat.
b. Laundry harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan kimia berbahaya
c. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin
d. Tempat penyimpanan chemical didesign untuk mengurangi resiko sampai sekecil mungkin
e. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) f. Sistem pembuangan limbah yang aman
2. Peralatan Laundry
a. Semua alat di laundry memiliki kemanan sedemikian rupa sehingga pekerja tidak terpapar aliran listrik
3. Alat Pengaman Diri.
a. Cuci tangan harus dijadikan budaya dalam setiap melakukann pekerjaan di laundry
b. Penggunaan Alat pengaman wajib dilakukan.
4. Monitoring Kesehatan
a. Monitoring Kesehatan pekerja laundry dilakukan setiap 1 tahun sekali
b. Bila terjadi luka tusuk, akibat tertinggalnya benda tajam di linen maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan / tes Panel Hepatitis dan HIV.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR
Pelayanan laundry
Input 1. Ketersediaan pelayanan laundry
Tersedia 2. Adanya Penanggung
jawab pelayanan laundry
Ada SK Direktur 3. Ketersediaan fasilitas dan
peralatan laundry
Tersedia Proses 4. Ketepatan waktu
penyediaan linen untuk ruang rawat inap dan ruang pelayanan
100 %
5. Ketepatan pengelolaan linen infeksius
100 % Output 6. Ketersediaan linen 2, 5 - 3 set x
jumlah tempat tidur
7. Ketersediaan linen steril untuk kamar operasi
BAB IX PENUTUP
Pedoman pelayanan laundry mempunyai peranan penting untuk pedoman kerja bagi laundry dalam memberikan pelayanan pengelolaan dan pencucian linen untuk memenuhi kebutuhan pasien, sehingga mutu dan keselamatan pasien yang memakai linen RS dapat terjamin. Pedoman ini dapat digunakan juga sebagai acuan kerja bagi tenaga laundry.
Penyusunan pedoman pelayanan laundry ini adalah merupakan langkah awal sebagai suatu proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan laundry dan tujuan rumah sakit.