• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1.3 Pedoman Pelayanan+Laundry dan linen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "7.1.3 Pedoman Pelayanan+Laundry dan linen"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAYANAN

LAUNDRY

RSU IMANUEL SUMBA

RSU IMANUEL SUMBA

JL. Nangka No.04 Matawai

Telp . (0387) 62980 Fax. (0387) 62980

Email : rsuimanuel@yahoo.com

“ Melayani Bukan Dilayani “

(2)

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...

i

Daftar Isi ...

ii

BAB I. PENDAHULUAN ...

1

1.1. Latar Belakang ...

1

1.2. Tujuan Pedoman...

1

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan...

1

1.4. Batasan Operasional ...

1

1.5. Landasan Hukum ...

2

BAB II. KETENAGAAN...

3

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusi ...

3

2.1.1. Pola Ketenagaan Laundry ...

3

2.1.2. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga...

4

BAB III. STANDAR FASILITAS ...

5

3.1. Denah Ruang ...

5

3.2. Pembagian Ruang Laundry Dan Sediaan Fasilitas ...

5

3.3. Lingkup Sarana Pelayanan...

6

3.4. Persyaratan Khusus ...

7

3.5. Peralatan Dan Bahan Pencuci ...

7

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ...

9

4.1. Manajemen Laundry...

9

4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan...

9

4.1.2. Pelayanan Laundry ...

9

4.1.3. Staf Laundry...

10

4.2. Alur Masuk Dan Keluar Laundry ...

10

4.3. Pembersihan Laundry ...

10

(3)

iii

4.5.

Pemakaian Mesin

...

11

4.6.

Pelaporan

...

12

4.7. Perawatan Alat Dan Medis...12

4.8.

Pelayanan Laundry

...

12

BAB

V.

LOGISTIK

...

13

5.1.

Pengadaan Alat Dan Bahan

Di

laundry

...

13

5.2.

Persediaan

Barang

...

13

BAB VI.

KESELAMATAN

PASIEN

...

14

6.1.

Pengertian

...

14

6.2.

Tujuan

...

14

6.3.

Tata Laksana

Keselamatan

Pasien

...

14

BAB VII.

KESELAMATAN

KERJA

...

16

7.1.

Pengertian

...

16

7.2.

Tujuan

...

16

7.3.

Tata Laksana

...

16

BAB VIII.

PENGENDALIAN

MUTU

...

18

(4)

1

1.1 Latar Belakang.

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit adalah mencegah terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit. Salah satu usaha pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit adalah penyehatan laundry dan linen. Penyehatan laundry dan linen juga menambah kenyamanan bagi pasien untuk tinggal di Rumah Sakit, sebab pasien hampir 24 jam berada di tempat tidurnya. Selain itu juga dengan tersedianya linen yang baik dalam arti bebas kuman patogen, bersih dan rapi akan menambah citra suatu Rumah Sakit.

Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada pengelolanya. Juga sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada pada suatu Rumah Sakit. Oleh karena itu penyehatan laundry dan linen perlu ditangani secara professional oleh pengelolanya.

1.2 Tujuan Pedoman.

Tujuan pedoman ini dibuat sebagai acuan/ standar bagi laundry dalam melakukan pelayanan linen di Rumah Sakit.

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan.

Laundry RSU Imanuel Sumba memberikan pelayanan pengelolaan linen untuk kebutuhan pelayanan Rumah Sakit dan pelanggan dari luar, linen rumah tangga.

1.4 Batasan Operasional.

Pengelolaan linen di laundry RSU Imanuel Sumba 1. Pengelolaan linen infeksius

Linen yang terpapar cairan tubuh pasien 2. Pengelolaan linen non infeksius

Linen kotor berasal dari ruang perawatan, unit/bagian yang ada di Rumah Sakit di luar perawatan.

(5)

1.5 Landasan Hukum.

1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI tahun 2004

3. Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, Departemen Kesehatan RI Tahun 2007

(6)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia.

Kualifikasi tenaga :

1. Tenaga perawat : minimal D III

Tenaga non medis : minimal pendidikan SMU 2. Tenaga penunjang : minimal SMU

NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAH KEBUTUHAN

Ka. Sub. Unit Laundry D3 keperawatan Pengalaman kerja minimal 5 tahun

1 Tenaga non medis Minimal SMU - Pelatihan interna

- Minimal kerja 3 tahun

4

Tenaga penunjang Minimal SMU - Pelatihan interna 1

2.1.1. Pola Ketenagaan Laundry

No. Jenis Pendidikan Pendidikan/sertifikasi Jumlah Tenaga

1. Ka. Sub. Unit Laundry D3 Keperawatan 1

2. Tenaga non medis Minimal SMU 4

(7)

2.1.2 Distribusi Ketenagaan Dan pengaturan Jaga

No. Jabatan Fungsi Jadwal kerja

1.

Ka. Sub. Unit Laundry

Manajerial (mengikuti jam dinas Kamar operasi) Senin- sabtu Jam 07.00 – 14.00

2. Tenaga non medis Tenaga laundry Senin – minggu Pagi 1 jam 6.00 – 14.00

Pagi 2 jam 7.00 - 14.00 Siang 9.00 – 16.00 Dalam 1 minggu libur 1

hari 3. Tenaga penunjang Cleaning service Tenaga dari luar

(8)

BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruang.

Ada pada lampiran.

3.2. Pembagian Ruang Laundry Dan Sediaan Fasilitas

1. Ruang penerimaan linen kotor a. Meja pencatatan

b. Timbangan

c. Tempat kereta linen kotor diberi alas dan tutup kedap air 2. Ruang pemilahan linen kotor

a. Bak, timba untuk tempat hasil pilahan

b. APD ( sepatu, google, scoret plastik, kaos tangan, masker, penutup kepala )

3. Ruang pencucian dan pengeringan

1) Ruang pencucian dan pengeringan linen RS a. Mesin cuci ( non infeksius dan infeksius ) b. Mesin peras

c. Mesin pengering

d. Timba untuk hasil cucian kering 2) Ruang pencucian linen luar

a. Mesin cuci

4. Ruang penyeterikaan linen a. Seterika biasa

b. Seterika roll c. Meja lipat

5. Ruang penyimpanan linen a. Rak penyimpan 6. Ruang distribusi linen

a. Kereta distribusi b. Penutup kedap air

(9)

3.3. Lingkup Sarana Pelayanan

Kegiatan pencucian terdiri dari : 1) Pengumpulan

a. Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan memasukkan linen dalam tempat yang berbeda. Kresek / bak kuning untuk linen infeksius, linen non infeksius ditempatkan pada tempat yang berbeda.

b. Kotoran seperti feses, muntahan di bersihkan di ruangan.

c. Linen dari ruangan khusus IGD dan rawat inap akan diambil oleh sirkulair laundry

d. Selain IGD dan rawat inap linen diantar dan diambil sendiri oleh petugas ruangan

2) Penerimaan

a. Menimbang linen dari tiap ruangan ( infeksius dan non infeksius ) b. Memilah disesuaikan dengan jenis linen, bentuk linen, tingkat

kekotorannya, warna, untuk dilakukan penghitungan jumlah dan pencatatan.

c. Setelah pemilahan selesai, linen ditimbang ulang untuk disiapkan masuk mesin cuci sesuai kapasitas mesin.

3) Pencucian

a. Linen dimasukkan mesin sesuai jenis linen infeksius dan non infeksius b. Mesin cuci terbagi 2 : khusus infeksius, dan non infeksius

4) Pengeringan

Setelah proses pencucian linen dikeringkan 5) Penyeterikaan

Setelah proses pengeringan selesai, linen diseterika dan dilipat 6) Penyimpanan

a. Linen dipisahkan sesuai jenis

b. Linen baru disimpan di bagian bawah c. Pintu / selambu selalu tertutup

(10)

7) Distribusi

a. Linen diantar berdasarkan kebutuhan ruangan b. Linen diambil berdasarkan kebutuhan ruangan 8) Pengangkutan

a. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong untuk membungkus linen kotor

b. Menggunakan kereta dorong yang berbeda

c. Waktu pengangkutan linen kotor dan linen bersih tidak boleh bersamaan

3.4. Persyaratan Khusus

1) Tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai, air panas untuk desinfeksi dan desinfektan yang ramah lingkungan. Suhu air panas mencapai 70oC

2) Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat saluran pembuangan air limbah

3) Mesin cuci dibedakan sesuai jenis linen yang berbeda ( infeksius dan non infeksius )

4) Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan awal, (pre treatment) khusus laundry sebelum dialirkan ke IPAL RS 5) Tidak disarankan untuk penyimpanan linen kotor

6) Standart kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 103 spora spesies Bacillus per inci persegi 7) Prasarana listrik yang memadai

3.5. Peralatan Dan Bahan Pencuci.

1) Peralatan

a. Mesin cuci / washing machine b. Mesin peras / washing extractor c. Mesin pengering / drying tumbler d. Mesin penyeterika / flatwork ironer e. Mesin penyeterika press / presser ironer

(11)

2) Bahan pencuci a. Alkali

Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran detergent dan emulsifier serta membuka pori dari linen

b. Detergent

Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global

c. Emulsifier

Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan lemak

d. Bleach / pemutih

Mengangkat kotoran / noda, mencemerlangkan linen, berlaku sebagai desinfektan. Linen berwarna (ozone), line putih (chlorine) e. Penetral / sour

Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga PH menjadi 7 atau netral

f. Softener

Melembutkan linen, diberikan pada akhir proses pencucian g. Kanji / starch

Digunakan pada proses pencucian, supaya linen menjadi kaku, juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak sampai ke serat linen

(12)

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1. Manajemen Laundry

4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan

a. Rumah sakit menetapkan Instalasi kamar operasi sebagai koordinator pelayanan laundry sesuai dengan struktur organisasi laundry

b. Pengorganisasian selengkapnya diatur dalam pedoman organisasi laundry

c. Tindakan pencucian di Laundry dilaksanakan kerjasama antara laundry dan unit terkait yang membutuhkan pencucian linen

d. Pelayanan di Laundry dikoordinasi dan dikepalai oleh perawat kamar operasi.

e. Peyananan pencucian linen dilakukan oleh petugas / pekerja laundry sesuai dengan tugasnya.

4.1.2. Pelayanan Laundry

a. Pelayanan laundry berada dibawah koordinasi instalasi kamar operasi b. Koordinator laundry bertanggung jawab terhadap pengembangan

implementasi dan memelihara atau menegakkan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan

c. Penanggung jawab koordinator laundry mempunyai tanggung jawab untuk memelihara atau mempertahankan program pengendalian mutu yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

d. Mempunyai tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh pelayanan laundry yang ditetapkan dan dilaksanakan.

e. Bilamana penanggung jawab laundry berhalangan maka ditunjuk koordinator dri tenaga / petugas laundry

1) Tugas

(a) Mengkoordinasi kegiatan pelayanan laundry sesuai dengan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang tersedia

(13)

(b) Melakukan koordinasi dengan bagian/ instalasi terkait. (c) Mengawasi pelaksanaan pelayanan laundry setiap hari. (d) Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan

laundry

(e) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan berkala.

2) Tanggung Jawab

(a) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan pelayanan laundry

(b) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan standar.

(c) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan laundry yang bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien.

(d) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia pelayanan laundry secara berkesinambungan.

(e) Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan di dalam rumah sakit.

(f) Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan laundry dan keselamatan pasien di dalam rumah sakit.

4.1.3 Staf Laundry

(b) Untuk semua staf laundry harus disiplin tinggi terhadap ketaatan peraturan yang ada di laundry

(c) Menjaga kesehatan dan kebersihan diri

(d) Petugas laundry harus bebas dari kuman-kuman yang mudah ditularkan ( karena sangat sulit ditentukan).

(e) Perlengkapan petugas laundry ( baju kerja dan APD lengkap)

4.2 Alur Masuk Dan Keluar Laundry

1. Alur Masuk untuk Petugas

(14)

b. Masuk ruang ganti sesuai dengan jenis kelamin (ruang ganti pria dan perempuan) .

c. Petugas mengganti baju luar dengan baju khusus laundry d. Mengenakan topi / penutup kepala

2. Alur Keluar untuk Petugas

a. Untuk alur keluar petugas kamar operasi sesuai dengan alur masuk petugas

b. Sandal disimpan di rak sepatu yang telah disediakan di ruang ganti dan tidak boleh dipakai keluar.

3. Alur masuk untuk pengantar linen kotor : masuk lewat pintu terima linen kotor

4. Alur masuk pengambil linen bersih : masuk lewat pintu ruang linen bersih

4.3 Pembersihan Laundry

1. Pembersihan rutin/harian

Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan laundry agar siap pakai

2. Pembersihan sewaktu

Pembersihan bila ada kotoran, tumpahan dari linen infeksius, pembersihan mesin setelah menuangkan chemical, pembersihan setelah pemakaian ruang pemilahan linen selesai

4.4 Pengolahan Linen

Pembagian jenis linen : infeksius dan non infeksius Pembagian warna linen : putih dan berwarna

4.5 Pemakaian Mesin

(15)

4.6 Pelaporan

Pelaporan hasil laundry dalam bentuk hard copy dan soft copy. Dibuat dalam laporan kinerja laundry dan laporan bulanan

4.7 Perawatan Alat Dan Mesin

Perawatan dan perbaikan dilakukan oleh BPS bila tidak memungkinkan dilakukan perbaikan sendiri maka memanggil tekhnisi dari luar

4.8 Pelayanan Laundry

1. Melayani kebutuhan Rumah Sakit

(16)

BAB V LOGISTIK

5.1 Pengadaan Alat Dan Bahan Di Laundry

1. Pengadaan barang medis

Alur : kepala instalasi menulis permintaan di buku order non stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari Wakil Direktur pelayanan. Kemudian dibawa ke bagian inventory.

Bila pemakaian barang/ alkes rutin bisa langsung di order dari farmasi. Barang medis : masker, topi

2. Pengadaan barang non medis

Alur : kepala instalasi menulis permintaan di buku order non stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari Wakil Direktur pelayanan. Kemudian dibawa ke bagian inventory.

Bila pemakaian barang rutin bisa langsung di order dari gudang logistik.

Barang medis : alat tulis, barang cetakan, keperluan rumah tangga, bahan chemical, sabun

5.2 Persediaan Barang

1. Bahan pencuci / chemical untuk linen RS 2. Bahan pencuci untuk linen rumah tangga 3. Perlengkapan alat tulis, pengepakan

(17)

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1. Pengertian.

Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari

harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,

penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.

Di Laundry , Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laundry harus ditaati, tidak ada kesalahan pemberian bahan chemical, pencucian yang bersih sehingga pasien merasa nyaman dan bebas dari efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen yang tidak benar

6.2 Tujuan.

Memenuhi standar keselamatan pasien melalui pemakaian linen oleh pasien tanpa menimbulkan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen yang tidak benar.

6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit : a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO) b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laundry

c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan (KTD)

d. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut

e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja bulanan dengan direksi yaitu :

(18)

a. Kejadian yang berhubungan dengan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen

b. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian infeksi ( cuci tangan )

f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi

g. Memilih chemical yang bermutu dan aman bagi linen yang dipakai pasien

(19)

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman , sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja .

Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) dan Kecelakaan Kerja ( KK ) di kalangan petugas kesehatan belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara maju dari beberapa pengamatan menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi.Sebagai factor penyebab adalah kurangnya kesadaran pekerja, serta kualitas ketrampilan pekerja yang kurang memadai , sehingga meremehkan resiko kerja, contohnya tidak menggunakan APD pada saat pengambilan chemical, pemilahan linen

7.2 Tujuan

Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap pekerja laundry aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.

7.3 Tata Laksana. 1. Gedung.

a. Laundry harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan sirkulasi udara yang adekuat.

b. Laundry harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan kimia berbahaya

c. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin

(20)

d. Tempat penyimpanan chemical didesign untuk mengurangi resiko sampai sekecil mungkin

e. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) f. Sistem pembuangan limbah yang aman

2. Peralatan Laundry

a. Semua alat di laundry memiliki kemanan sedemikian rupa sehingga pekerja tidak terpapar aliran listrik

3. Alat Pengaman Diri.

a. Cuci tangan harus dijadikan budaya dalam setiap melakukann pekerjaan di laundry

b. Penggunaan Alat pengaman wajib dilakukan.

4. Monitoring Kesehatan

a. Monitoring Kesehatan pekerja laundry dilakukan setiap 1 tahun sekali

b. Bila terjadi luka tusuk, akibat tertinggalnya benda tajam di linen maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan / tes Panel Hepatitis dan HIV.

(21)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR

Pelayanan laundry

Input 1. Ketersediaan pelayanan laundry

Tersedia 2. Adanya Penanggung

jawab pelayanan laundry

Ada SK Direktur 3. Ketersediaan fasilitas dan

peralatan laundry

Tersedia Proses 4. Ketepatan waktu

penyediaan linen untuk ruang rawat inap dan ruang pelayanan

100 %

5. Ketepatan pengelolaan linen infeksius

100 % Output 6. Ketersediaan linen 2, 5 - 3 set x

jumlah tempat tidur

7. Ketersediaan linen steril untuk kamar operasi

(22)

BAB IX PENUTUP

Pedoman pelayanan laundry mempunyai peranan penting untuk pedoman kerja bagi laundry dalam memberikan pelayanan pengelolaan dan pencucian linen untuk memenuhi kebutuhan pasien, sehingga mutu dan keselamatan pasien yang memakai linen RS dapat terjamin. Pedoman ini dapat digunakan juga sebagai acuan kerja bagi tenaga laundry.

Penyusunan pedoman pelayanan laundry ini adalah merupakan langkah awal sebagai suatu proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan laundry dan tujuan rumah sakit.

Referensi

Dokumen terkait

belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat untuk memperlancar penyelesaian pelayanan. selain itu badan Lingkungan Hidup Kota Semarang belum dalam

ALUR TRANSFER INTERNAL PASIEN SUSPEK COVID- 19 KE RUANG ISOLASI NO DOKUMEN SPO PIE 01 NO REVISI 00 HALAMAN 1 /2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit 02 Maret 2020

 Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta

a. Tidak terjadinya salah identifkasi pasien. Komunikasi efektif dalam pelayanan. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan.

7al tersebut diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja dan ..  proteksi radiasi agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu

Dokumen penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan meliputi kebijakan tentang Pelayanan Klinis, Pedoman Pelayanan Klinis, Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis,

belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat untuk memperlancar penyelesaian pelayanan. selain itu badan Lingkungan Hidup Kota Semarang belum dalam

Budi et al., 2019 Variasi insiden berdasarkan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit Cross sectional study Menurut hasil penelitian, masih terdapat kesalahan dalam