HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNANETRA DI SLB – A PRPCN PALEMBANG
SKRIPSI
Oleh : Aulia Pratiwi 04031181320005
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
i
HALAMAN JUDUL
HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNANETRA DI SLB-A PRPCN
PALEMBANG
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG)
Oleh: Aulia Pratiwi 04031181320005
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Orang tua saya :
Hamko dan Sri Guntari
Mereka yang senantiasa memberikan doa, motivasi, dan kasih sayang
pada setiap langkahku dan membuatku bersemangat untuk mengejar
cita-cita dan impianku
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Qur’an, 94:5)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Asuh dengan Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Tunanetra di SLB-A PRPCN Palembang”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi, khususnya kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
2. dr. H. Syarif Husin, M.S selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang telah memberikan izin penelitian dan memberikan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi.
3. drg. Sri Wahyuningsih Rais, M.Kes, Sp.Pros selaku Ketua Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
4. drg. Novita Idayani, Sp.KGA, MARS selaku dosen pembimbing skripsi pertama yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan, semangat dan doa pada penulis dari awal penulisan hingga tersusunnya skripsi ini. 5. drg. Budi Asri Kawuryani, M.M selaku dosen pembimbing skripsi kedua
yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan, semangat dan doa pada penulis dari awal penulisan hingga tersusunnya skripsi ini.
vii
6. drg. Ibnu Ajiedarmo, Sp.KGA selaku dosen penguji pertama atas kesediaannya menguji, membimbing, dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. drg. Hema Awalia, MPH selaku dosen penguji kedua atas kesediaannya menguji, membimbing, dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. drg. Sri Wahyuningsih Rais, M.Kes, Sp.Pros selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bantuan dan dukungan.
9. Kedua orang tua yang saya sayangi, H. Hamko, S.Pd dan Hj. Sri Guntari, Am.Kep yang telah memberikan do’a, kasih sayang dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. 10. Teman-teman seperjuangan PSKG FK Unsri angkatan 2013 khususnya
“Supergirl” (RA Septiana, Ria Puspasari, Marzella Masawa, Meilina), Florin Amalia, Nurul Khoiriyah, Rita Nelly Octaviani yang telah memberi dukungan, semangat, doa, dan saran dalam proses pembuatan skripsi ini. 11. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima
kasih untuk semua dukungan, doa, motivasi serta bantuannya.
Palembang, 18 November 2019 Penulis
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
ABSTRAK ... xiii ABSTRACT ... xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.3.1 Tujuan Umum ... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Berkebutuhan Khusus ... 6
2.1.1 Definisi ... 6 2.1.2 Klasifikasi ... 7 2.2 Tunanetra ... 10 2.2.1 Definisi ... 10 2.2.2 Karakteristik ... 11 2.2.3 Klasifikasi ... 13 2.2.4 Faktor Penyebab ... 16 2.2.5 Dampak ... 19 2.3 Pola Asuh ... 23 2.3.1 Definisi ... 23 2.3.2 Macam-macam ... 24
ix
2.3.4 Karakteristik Perilaku Anak ... 32
2.3.5 PCPR (Primary Caregiver’s Practice Report) ... 33
2.4 Kebersihan Gigi dan Mulut ... 35
2.4.1 Definisi ... 35
2.4.2 OHIS (Oral Hygiene Index Simplified) ... 36
2.5 Kategori Anak ... 44
2.6 Gambaran SLB-A PRPCN ... 46
2.7 Kerangka Teori ... 49
2.8 Hipotesis ... 50
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 51
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 51 3.2.2 Waktu Penelitian ... 51 3.3 Subjek Penelitian ... 51 3.3.1 Populasi Penelitian ... 51 3.3.2 Sampel Penelitian ... 52 3.4 Variabel Penelitian ... 52 3.4.1 Variabel Bebas ... 52 3.4.2 Variabel Terikat ... 52 3.5 Kerangka Konsep ... 53 3.6 Definisi Operasional ... 53
3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 54
3.8 Prosedur Penelitian ... 54 3.8.1 Tahap Persiapan ... 54 3.8.2 Tahap Pelaksanaan... 55 3.9 Tabel Data ... 56 3.10 Analisis Data ... 56 3.11 Alur Penelitian ... 57
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 58
4.2 Pembahasan ... 62
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 67
x
4.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anak Tunanetra ... 11 Gambar 2.2 Kriteria Skor Debris OHI-S... 39 Gambar 2.3 Kriteria Skor Kalkulus OHI-S ... 42
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Skor Debris ... 39
Tabel 2.2 Kriteria Skor Kalkulus ... 42
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 53
Tabel 3.2 Analisis Data Penelitian ... 56
Tabel 4.1 Distribusi Pendidikan Orang Tua ... 58
Tabel 4.2 Distribusi Pekerjaan Orang Tua ... 59
Tabel 4.3 Distribusi Orang Tua Anak Tunanetra ... 59
Tabel 4.4 Distribusi Pola Asuh Orang Tua ... 60
Tabel 4.5 Distribusi Tingkat OHI-S pada Anak Tunanetra ... 60
Tabel 4.6 Hubungan Pola Asuh dengan Tingkat OHI-S Anak Tunanetra yang diperoleh dengan Analisis Chi-Square ... 61
xiii
HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNANETRA DI SLB-A PRPCN
PALEMBANG
Aulia Pratiwi
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Abstrak
Tunanetra merupakan seseorang yang memiliki gangguan atau hambatan pada indra penglihatan. Tingkat kebersihan gigi dan mulut anak tunanetra lebih buruk dari pada anak normal. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan perkembangan kognitif dan motorik pada anak tunanetra. Orang tua memiliki peran untuk membimbing dan mendidik anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cara orang tua dalam mendidik dan membimbing anak disebut pola asuh. Pola asuh merupakan faktor penentu terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut anak tunanetra di SLB-A PRPCN Palembang. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain cross sectional dan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Subyek penelitian sebanyak 30 anak yang diperiksa indeks OHI-S dan orang tuanya yang diberikan kuesioner PCPR yang berjumlah 32 pertanyaaan untuk menentukan pola asuh yang digunakan. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji chi-square diperoleh nilai Asymptotic sig.
(2-sided) hubungan pola asuh dengan tingkat OHI-S sebesar 0,880 (p>0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan tingkat OHI-S anak tunanetra di SLB-A PRPCN Palembang.
xiv
RELATIONSHIP PARENTING STYLE AND LEVEL OF ORAL HYGIENE OF VISUAL IMPAIRMENT CHILDREN IN SLB-A PRPCN PALEMBANG
Aulia Pratiwi
Dentistry Study Program Medical Faculty Sriwijaya University
Abstract
Visual impairment is someone who has impaired or obstacle to the sense of sight. The level of oral hygiene of visual impairment children is worse than normal children. This is due to limitations of cognitive and motor development in visual impairment children. Parents have a role to guide and educate children in maintaining oral hygiene. The way parents teach and guide children is called parenting style. Parenting style is a determining factor in the formation of behavior that supports or doesn’t support children in maintaining oral hygiene.The objective of this study was to determine the relationship parenting style and level of oral hygiene of visual impairment children in SLB-A PRPCN Palembang. This study was an observational analytic with a cross sectional design and using sampling methods were purposive sampling. Subjects were 30 children that their OHI-S indexes were examined and their parents were given the PCPR questionnaire contained 32 questions to determine parenting styled used. Data analyzed using Chi-Square test. In the chi-square Asymptotic sig. (2-sided) test values of relationship between parenting style and OHI-S level was 0,880 (p>0,05). There was no significant relationship between parenting style and OHI-S level on visual impairment children in SLB-A PRPCN Palembang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 persentase penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut meningkat dari 25,9% menjadi 57,6%.1 Persentase masalah kesehatan gigi dan mulut tinggi pada anak berkebutuhan khusus di Thailand yaitu 76%, di Indonesia belum terdapat data persentase masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus. Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut disebabkan oleh keterbatasan fisik yang dimilikinya.2 Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan gigi dan mulut. Masalah kesehatan gigi dan mulut bisa terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak.3,4 Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan fisik, mental intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.5 World
Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah anak berkebutuhan
khusus di Indonesia sekitar 7-10% dari total jumlah anak. Klasifikasi anak berkebutuhan khusus meliputi tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, autisme,
2
Attention Deficit Hyperactivity Disorders (ADHD), tunalaras, tunaganda,
dan salah satunya adalah tunanetra.4,6
Tunanetra merupakan seseorang yang memiliki gangguan atau hambatan pada indra penglihatan.7,8 Tunanetra dibedakan menjadi dua jenis yaitu buta total (total blind) dan penglihatan kurang (low vision).9 Tingkat kebersihan gigi dan mulut anak tunanetra lebih buruk dibandingkan anak normal oleh karena keterbatasan pengetahuan dan sulitnya anak tunanetra dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.10 Faktor yang mempengaruhi buruknya tingkat kebersihan gigi dan mulut adalah adanya keterbatasan perkembangan kognitif dan motorik karena ketidakmampuan untuk melihat sehingga diperlukan peran orang tua untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.8,11
Orang tua sebagai orang terdekat dari anak tunanetra mempunyai peran untuk senantiasa mendidik dan membimbing anak tunanetra dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut sangat ditentukan oleh perilaku. Perilaku orang tua terhadap anak mempengaruhi terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.12 Menurut Diana Baumrind, orang tua dalam mendidik dan membimbing anak dibedakan menjadi tiga macam pola asuh yaitu pola asuh otoriter (authoritarian), demokratif (authoritative) dan permisif (permissive).13
Pola asuh otoriter dicirikan dengan orang tua yang selalu menuntut anak dan tidak memberikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan
3
pendapatnya. Pola asuh demokratif dicirikan dengan adanya tuntutan dari orang tua disertai dengan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak. Pola asuh permisif dicirikan dengan orang tua yang terlalu membebaskan anak dalam segala hal tanpa adanya kontrol.14 Pola asuh yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pembentukkan kepribadian dan perilaku anak.15 Teori yang ditemukan pada penelitian Darling, dkk menjelaskan bahwa pola asuh berpengaruh langsung terhadap perilaku anaknya.16
Pola asuh pernah diteliti hubungannya dengan status karies dan perilaku anak. Penelitian dilakukan oleh Kumar, dkk di Ohaio dengan jumlah responden 132 orang tua dari anak-anak dengan rentang usia 3-6 tahun yang ikut berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti menggunakan
Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) untuk menentukan
tipe pola asuh orang tua. Hasil penelitian didapatkan bahwa anak dengan pola asuh demokratif menunjukkan tingkat status karies yang rendah dan perilaku yang lebih positif jika dibandingkan dengan pola asuh secara otoriter dan permisif.17
Berdasarkan latar belakang diatas dan penelitian sebelumnya, menimbulkan keinginan penulis untuk melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut anak tunanetra di SLB–A PPRCN Palembang.
4
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan pola asuh dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut anak tunanetra di SLB–A PRPCN Palembang?.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut anak tunanetra di SLB– A PRPCN Palembang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat OHI-S anak tunanetra di SLB–A PRPCN Palembang.
2. Untuk mengetahui distribusi pola asuh yang digunakan pada anak tunanetra di SLB-A PRPCN Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai pola asuh pada anak tunanetra di SLB-A PRPCN Palembang.
2. Data penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya melakukan tindakan promotif, preventif, dan kuratif pada anak-anak tunanetra oleh pengurus SLB-A PRPCN Palembang.
5
3. Sebagai dasar atau acuan lebih lanjut mengenai anak-anak tunanetra di SLB-A PRPCN Palembang.
69
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi. Jakarta: Pusdatin; 2018.
2. Agusta VM, AK Ismail , Firdausy DM. Hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan kondisi oral hygiene anak tunarungu usia sekolah. Media Dental Intelektual Jurnal. 2014;2(1): 64-8.
3. Indahwati V, Mantik MF, Gunawan PN. Perbandingan status kebersihan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus slb-b dan slb-c kota tomohon. Jurnal e-Gigi. 2015; 3(2): 1-6.
4. Motto CJ, Mintjelungan CN, Ticoalu SH. Gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa berkebutuhan khusus di slb YPAC Manado. Jurnal e-Gigi. 2017;5(1): 106-111.
5. Desiningrum DR. Psikologi anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Psikosain; 2016.
6. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan RI. Pedoman pelayanan kesehatan anak di sekolah luar biasa (SLB). Jakarta: Bina Husada; 2010.
7. Sabilillah MF, Kristiani A. Hubungan oral hygiene dengan keterampilan menggosok gigi pada anak tunanetra. e-ISSN. 2017;2(2): 1-6.
8. Choirunnisa M, Agusmawanti P, Yusuf M. Perbedaan efektivitas menyikat gigi metode horizontal dan metode fones terhadap penurunan indeks plak gigi pada anak tunanetra usia 6-13 tahun di semarang. Odonto Dental Journal. 2015;2(2): 1-5.
9. Murtie A. Ensiklopedi anak berkebutuhan khusus. Jogjakarta: Maxima; 2016.
10. Sabilillah MF, Taftazani RZ, Sopianah Y, Fatmasari D. Pengaruh dental braille education (dbe) terhadap oral hygiene pada anak tunanetra. Jurnal Kesehatan Gigi. 2016;3(2): 7-11.
11. Soemantri S. Psikologi anak luar biasa. Jakarta:Refika Aditama.2009;p.65-91.
12. Ningsih CS, Kustantiningtyastuti D. Hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan status kebersihan gigi dan mulut anak tunarungu usia 9-12 tahun di slb kota padang. Andalas Dental Journal. 2016;1(1): 78-88.
13. Bibi F, Caudhry AG, Awan EA, Tariq B. Contribution of parenting style in domain of children. IOSR Journal of Humanities and Social Science. 2013;12(2): 91-95.
14. Afriani A, Baharudin R, Siti NY, Nurdeng D. The relationship between parenting style and social responsibility of adolescents in Banda Aceh, Indonesia. Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 2012; 20(3): 733-750.
15. Onder A, Gulay H. Reliability and validity of parenting styles & dimensions questionnaire. Procedia Social and Behavioral Sciences. 2009;1(92): 508– 514.
16. Howenstein J. Correlating parenting styles with the child’s caries and behavior in the dental office. Thesis: The Ohaio State University; 2014.
70
17. Kumar A, Casamassimo PS, McTigue D, Coury D, Yin H, Howenstein J. Correlating parenting styles with the child behavior and caries. Pediatr Dent. 2015;37(1): 59–64.
18. Abdullah I.Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus. Magistra. 2013;86: 1-10.
19. UNESCO. Mengajar Anak-Anak dengan Disabilitas dalam Seting Inklusif. Jakarta: IDPN Indonesia;2009.
20. Rambe R. Mengenal lebih jauh karakteristik anak tunanetra. [Internet]. [Dikutip 11 Agustus 2018]. Tersedia
di:http://slbkbatam.org/mod/gallery/storeData/normal/20100201111430@ Tunet.jpg.
21. Kurniawan I. Implementasi pendidikan bagi siswa tunanetra di sekolah dasar inklusi. Jurnal Pendidikan Islam. 2015;04:1045-1059.
22. Ayun Q. Pola asuh orang tua dan metode pengasuhan dalam membentuk kepribadian anak. Jurnal IAIN Jawa tengah. 2017;5(1): 102-122.
23. Anisah AS. Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pembentukkan karakter anak. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. 2011;05(01):70-84. 24. Isnanto, Rahayu D. Hubungan pola asuh orang tua dengan status kebersihan
gigi dan mulut pada siswa tunanetra (studi pada siswa tunanetra kelas v dan vi sdlb a ypab). Jurnal Kesehatan Gigi. 2014;2(2): 214-221.
25. Aisyah ST. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap tingkat agresivitas anak. Jurnal MEDTEK. 2010;2(1): 1-7.
26. Pramawaty N, Hartati E. Hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri anak usia sekolah (10-12 tahun). Jurnal Nursing Studies. 2012;1(1): 87-92. 27. Agustina L. Hubungan antara persepsi terhadap tiga tipe pola asuh orang tua dan penerimaan diri siswa smk strada III jakarta utara. Jurnal Psiko-Edukasi. 2014;12: 135-144.
28. Khodijah N. Pendidikan karakter dalam kultur islam melayu (studi terhadap pola asuh orang tua, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan pengaruhnya terhadap religiusitas remaja pada suku melayu palembang). Tadrib. 2018;4(1): 21-39
29. Saputri D, Novita CF, Zakky M. Perbandingan tindakan menjaga kebersihan rongga mulut dan status oral hygiene pada anak usia sekolah dasar di daerah perkotaan dan pedesaan. J Syiah Kuala Dent Soc. 2017;2(2): 90-96.
30. MH. Herijulianti E. Nurjannah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC. 2010; p. 25.
31. Sintawati FX, Tjahja I. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut masyarakat dki jakarta tahun 2009. Jurnal ekologi Kesehatan. 2010;8(1): 860-873.
32. Nining Y. Keperawatan Anak. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2010; p. 20.
33. Ahyani LN, Astuti RD. Buku ajar psikologi perkembangan anak dan remaja. Kudus:Badan Penerbit Universitas Muria Kudus;2018.
34. Yayasan Pembinaan Anak Cacat [Internet]. Sejarah SLB-A [Cited 2019 August 8]. Available from http://ypac-nasional.org/sejarah-ypac/.
71
35. Hiremath. Textbook of preventive and community dentistry. New Delhi: Elsevier. 2011;p.203.
36. Notoatmojo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:PT Rineka Cipta.2010; p.37.
37. Agnintia D, Rachmawati F, Arsita R dan Berti, PL. Quality self care and home care. Solusi kesehatan gigi dan mulut anak tunanetra di sdlb a-y kab surakarta. eProceeding TIMNAS Ditjen Dikti Kemdikbud RI. 2013;1(1):1-4.
38. Melati, Levianti. Penerimaan diri ibu yang memiliki anak tunanetra. Jurnal Psikologi. 2013:11(1):39-49.
39. Ng S, Demopoulos C, Mobley C, Ditmyer M. Parenting style and oral health status. Open Journal of Pediatrics. 2013;Vol 3:p188-194.
40. Basuni, Cholil, Deby K, Tri P. Gambaran indeks kebersihan mulutberdasarkan tingkat pendidikan masyarakatdi desa guntung ujung kabupaten banjar. Dentino (Jur. Ked. Gigi). 2014;Vol II. No 1: 18-23. 41. Wiworo, Dwi, Satrianingsih. Hubungan antara tingkat pendidikan dan
status sosial ekonomi dengan kebersihan gigi dan mulut. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 2017;Vol.3No.3:p160.