• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Campuran Abu Tulang Sapi dengan Beberapa Asam Organik Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan P-Tersedia Tanah Inceptisol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Campuran Abu Tulang Sapi dengan Beberapa Asam Organik Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan P-Tersedia Tanah Inceptisol"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat dan Ciri Umum Inceptisol

Inceptisol merupakan salah satu ordo tanah yang telah dikategorikan ke

dalam sistem klasifikasi tanah USDA. Inceptisol adalah tanah yang belum matang

(immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah

matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Tanah yang dapat

memiliki epipedon okhrik dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol

juga yang menpunyai beberapa sifat penciri lain (misalnya horison kambik) tetapi

belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Nama akhiran yang digunakan

untuk sub ordo ataupun kategori lainnya adalah Ept (Hardjowigeno, 1993).

Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan, inceptisol

merupakan tanah yang belum matang (masih muda) dari bahan induk yang berasal

dari campuran batuan endapan tuff dan batuan volkan, serta ada dari batuan pasir,

lanau ataupun batuan liat yang belum lama mengalami pelapukan dan sama sekali

belum mengalami perkembangan tanah akibat pengaruh iklim yang lemah, letusan

vulkan atau topografi yang terlalu miring atau bergelombang dan menyebar mulai

dari lingkungan semiarid sampai lembap (Hardjowigeno, 1993).

Inceptisol memiliki solum tanah agak dalam yaitu 1-2 m, warnanya hitam

atau kelabu sampai coklat tua, memiliki kadar Al dan Fe yang tinggi yang

menyebabkan P terikat atau tidak tersedia, memilki tekstur tanah berlempung, pH

tanah 4-5,5 , memiliki bahan organik 10-30 %, KTK rendah sampai sedang,

(2)

Abu Tulang Sapi

Tulang Sapi merupakan salah satu komponen dari limbah rumah potong

hewan. Bahan padatan utama tulang sapi mengandung Kristal kalsium

hidroksiapatit Ca10(PO4)6(OH)2 dan kalsium karbonat (CaCO3) yang berpotensi

digunakan sebagai adsorben aktif, yakni tulang yang diproses sedemikian rupa

mempunyai kemampuan adsorpsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk

padat maupun larutan (yang di dalamnya mengandung logam berat yang bersifat

toksik). Selain itu tulang mengandung sekitar 1% asam sitrat

(Pudjiastuti, 2012).

Pengolahan tulang merupakan salah satu faktor yang menentukan

efektifitas tulang sebagai pupuk. Tepung tulang bakar merupakan hasil

pembakaran pada suhu 4000C, oleh karena itu memiliki kadar bahan organic yang

rendah (Jeng et al., 2008) sehingga dapat diduga bahwa tepung tulang bakar

memiliki karakteristik permukaan dan dinamika pelarutan dan penyediaan fosfat

yang berbeda dengan batuan fosfat maupun tepung tulang lainnya. Tepung tulang,

tepung tulang rebus, dan tepung tulang bakar menghasilkan peningkatan serapan

fosfat dan pertumbuhan tanaman yang ditumbuhkan dalam pot dan lapangan.

Menurut penelitian Pasaribu (2010) yang menyatakan bahwa abu tulang

sapi mampu meningkatkan P dalam bentuk tak tersedia ke dalam tanah Ultisol.

Untuk mengubah senyawa P tersebut menjadi P dalam bentuk tersedia digunakan

asam organik untuk melarutkan senyawa P tersebut seperti asam sitrat dan asam

laktat. Perlakuan T3S (1.84 g/300 g dicampurkan asam sitrat) merupakan

(3)

Asam Organik Asam Laktat

Asam laktat dikenal juga sebagai asam susu yang merupakan senyawa

kimia penting dalam beberapa proses biokimia. Seorang ahli kimia Swedia, Carl

Wilhelm Scheele, pertama kali mengisolasinya pada tahun 1780. Secara struktur,

asam laktat adalah asam karboksilat dengan satu gugus (hidrosil) yang menempel

pada gugus karboksil. Dalam air, ia terlarut lemah dan melepas proton (H+),

membentuk ion laktat. Asam ini juga larut dalam alcohol dan bersifat menyerap

air (higroskopik). Asam ini memiliki simetri cermin (kiralitas), dengan dua

isomer: asam L-(+)-laktat atau asam (S)-laktat dan cerminannya, asam D-(-)-laktat

atau asam (R) – laktat. Hanya isomer yang pertama (S) aktif secara biologi

(Purwanto, 2008).

Asam laktat atau 2-hydroxypropanoic acid (CH3CHOHCOOH) merupakan

senyawa kimia yang banyak digunakan dalam industry. Senyawa asam ini

mempunyai sifat antara lain tak berwarna sampai kekuningan, larut dalam air,

alkohol dan eter serta korosif (Purwanto, 2008).

Asam Asetat

Atom hydrogen (H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam

karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga

memberikan sifat masam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan

nilai pKa=4,8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO-). Sebuah larutan 1 M

asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memilki pH

(4)

Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi,

magnesium, dan seng membentuk gas hydrogen dan garam-garam asetat (disebut

logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat

dengan suatau basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue

(Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hampir semua garam asetat larut

dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat.

Contoh reaksi pembentukan garam asetat:

Mg(s)+ 2CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq)+H2(g)

NaHCO3(s)+ 2CH3COOH(aq) CH3COOMg(aq) +CO2 + H2O(l)

(Suryani, 2011).

Asam Sitrat

Pada tahun 1893 Wehmer mengindikasikan bahwa asam sitrat dapat

diperoleh melalui proses fermentasi larutan gula oleh beberapa jenis fungi.Asam

sitrat merupakan asam organik lemah yang banyak ditemukan di daun dan buah

tanaman jeruk-jerukan sekitar 8%. Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 atau

CH2(COOH)-COH(COOH)-CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama

IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat (Hasibuan, 2010).

Asam sitrat adalah asam organik yang larut dalam air dan agak larut dalam

alkohol, mampu mengikat ion-ion logam dan sebagai buffer dalam larutan. Asam

sitrat bersifat korosif dan dapat membentuk berbagai macam garam seperti garam

(5)

Unsur Hara Fosfor

Di alam terdapat sekitar 150 jenis mineral fosfat dengan kandungan P

sekitar 1-38% P2O5.Sebagian fosfat alam ditemukan dalam bentuk apatit. Pada

umumnya deposit fosfat alam berasal dari batuan sedimen dalam bentuk karbonat

fluorapatit yang disebut francolite (Ca10-x-yNaxMgy(PO4)6-z(CO3)zF,4zF2),

sedangkan deposit berasal dari batuan beku dan metamorfik biasanya dalam

bentuk fluorapatit (Ca10(PO4)6F2) dan hidroksi apatit (Ca10(PO4)6(OH)2). Adapun

deposit yang berasal dari ekskresi burung dan kelelawar (guano) umumnya

ditemukan dalam bentuk karbonat hidroksi apatit (Ca10(PO4,CO3)6 (OH)2).

Mineral lain seperti kuarsa, kalsit, dan dolomite umumnya juga ditemukan dalam

mineral apatit sebagai secondary mineral (Adiningsih dan Rochayati, 1990).

Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman

dalam jumlah banyak dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. Sumber utama

dan cadangan P adalah kerak bumi yang kandungannya mencapai 0,12% dalam

bentuk batuan fosfat, endapan guano dan endapan fosil tulang. Sumber P di

dalam tanah terdiri dalam bentuk anorganik dan organik. P organik tanah terdiri

dari asam nukleat, fitin, fosfolipid, fospoprotein, dan fospat metabolik

(Damanik, dkk, 2010).

Kisaran keseimbangan fosfat pada tanah masam akan didapatkan dalam

variscite, strengite, dan beragam bentuk isomorfik diantara kedua mineral fosfat di

atas, sementara pada tanah yang bereaksi basa keseimbangan P akan membentuk

octocalcium phosphate dan apatite. Dalam hubungan tanah-tanaman, beragam

(6)

yang rendah, 3) pembentukan kopmpleks dengan ion logam yang terlarut, 4)

degradasi hidrolitik dari ester dan kondensasi fosfat. Fosfat yang terkondensasi

didefinisikan sebagai PO4-3 tetrahedral yang saling berikatan melalui ikatan

P-O-P. Erapan yang mempresipitasi fosfat dalam bentuk amorf dengan Al dan Fe

terjadi pada permukaan koloid partikel tanah. Erapan yang berhubungan dengan

proses presipitasi adalah gaya elektrostatik antara muatan negative pada fosfat dan

muatan positif pada permukaan partikel (Barchia, 2009)

Kandungan Al-P dan Ca-P jauh lebih kecil dibanding fraksi Fe-P.

Pembentukan kompleks permuakaan Al+3 dengan P lebih labil dibanding

pembentukan kompleks oleh Fe+3, dimana non kristalin oksida Fe yang

mempunyai luas permukaan 400m2/g akan mendominasi pembentukan kompleks,

dan dengan menggunakan pelarut asam, kelarutan P mengikuti urutan Ca-P>

Al-P> Fe-P, dimana Ca-P yang paling mudah larut dan Fe-P adalah P terfiksasi yang

paling sukar larut (Barchia, 2009). Hal ini disebabkan oleh transformasi

bentuk-bentuk P anorganik tanah yang pada akhirnya akan menurunkan jumlah Al-P dan

Ca-P disertai peningkatan jumlah Fe-P. Tingginya kandungan P larut dalam

reduktan contoh tanah merupakan indikasi yang mencerminkan kemampuan tanah

dalam memfiksasi P.

Defisiensi fosfor pada tanaman seringkali disertai oleh kapasitas fiksasi

fosfor yang tinggi dalam tanah. Tanah yang memiliki kapasitas fiksasi fosfor yang

tinggi adalah tanah yang membutuhkan pemberian 200kg P/ha untuk dapat

memberikan konsentrasi keseimbangan sebesar 0,2 ppm P dalam larutan tanah.

Untuk memberikan pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang tinggi,

(7)

unsure fosfor dalam bentuk H2PO4- , HPO4-2 , dan PO4-3. Faktor-faktor yang

mempengaruhi ketersediaan fosfor dalam tanah adalah 1) pH tanah, 2) Fe, Al dan

Mn yang larut, 3) adanya mineral yang mengandung Fe, Al, dan Mn, 4)

tersedianya Ca, 5) jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organic, dan 6) kegiatan

mikroorganisme tanah (Barchia,1985).

Asam organik mampu meningkatkan ketersediaan P di dalam tanah

melalui beberapa mekanisme, diantaranya adalah: 1) anion organic bersaing

dengan ortofosfat pada permukaan tapak jerapan koloid yang bermuatan positif, 2)

pelepasan ortofosfat dari ikatan logam-P melalui pembentukan kompleks logam

organic, dan 3) modifikasi muatan permukaan tapak jerapan oleh ligan organic

(Ginting, dkk, 2010).

Disamping meningkatkan P tersedia, beberapa asam organik berbobot

molekul rendah dapat mengurangi daya racun Al yang dapat dipertukarkan

(Al-dd). Kemampuan detoksifikasi asam organik terhadap Al-dd dalam tiga

kelompok, yaitu kuat ( sitrat, oksalat, dan tartarat), sedang (malat, malonat, dan

salisilat), dan lemah (suksinat, laktat, asetat, dan ptalat) (Ginting, dkk, 2010).

Fosfor merupakan unsur yang penting pada semua kehidupan karena unsur

ini memainkan peranan penting pada biomolekul seperti DNA (asam

deoxyribonukleat), phospholipid, dan ATP (adenosine triphosphate). Fungsi

utama P pada tanaman adalah sebagai pentransfer energi yang diperoleh oleh

fotosintesan dan metabolisme karbon. Fosfat juga berfungsi pada tempat

penyimpanan seperti pada biji dan buah. Selain itu, fosfat mampu merangsang

(8)

hara yang lainnya . Energi-energi tersebut disimpan sampai diperlukan dalam

bentuk ikatan kimia diantaranya molekul fosfat dalam senyawa yang dikenal

sebagai ATP. Di dalam tanaman kandungan fosfat berkisar 0,1-0,5%/berat kering

dan tanaman memerlukan fosfat sekitar 5-50kg P/ha/tahun namun tergantung pada

jenis tanaman, tanah, dan produksi yang dihasilkan (Hanafiah,dkk, 2009).

Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu

tanaman (monocious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku

poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang

glumae. Bungan jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan

bunga (fluorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga

betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan

pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu

tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas

unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai

varietas prolific. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari

lebih dini daripada bunga betina (protandri) (Rukmana, 1997).

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah

beriklim sedang hingga beriklim subtropics atau tropis yang basah. Jagung dapat

tumbuh di daerah yang terletak antara 0-500LU hingga 0-400LS. Pada lahan yang

tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar

85-200mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji

tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaliknya jagung ditanam di awal

(9)

membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya

akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat

membentuk buah. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-340C, akan

tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu yang optimum

antara 23-270C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang

cocok sekitar 300C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih

baik daripada musim hujan karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji

dan pengeringan hasil (Najiyati dan Danarti, 1999).

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar dapat

tumbuh optimal tanah harus gembur, subur, dan kaya humus. Jenis tanah yang

ditanami jagung antara lain: Andosol, Latosol, Grumosol, dan tanah berpasir.

Pada tanah yang bertekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang

baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur

lempung/liat berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya. Kemasaman

tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara tanaman. Kemasaman

tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung antara 5,5-6,5. Tanaman

jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik

(Isnaini, 2006).

Hama yang umumnya menyerang tanaman jagung adalah: lalat bibit

(Atherigene exigma STEIN), ulat tanah (Agrotis sp.), penggerek batang (Pyrausta

nubialalis HBN), ulat tongkol (Heliothis armigera), dan hama gudang /hama

bubuk (Sitophylus oryzae L.). Penyakit yang umumnya menyerang tanaman

(10)

(Helminthosporanium triticum) dan penyakit karat daun (Puccimia sorghi)

(Rukmana, 1997).

Jagung yang berumur dalam, saat panen sekitar 7-8 minggu setelah

berbunga. Di samping itu terdapat klobot berwarna kuning dan biji-bijinya telah

keras, kering dan mengkilap. Biji masak bila kadar air biji sudah mencapai

35-40% dan baik dipanen bila kadar air biji 25-35%. Panen dilakukan dengan jalan

sambil memetik, lalu jagung dikeringkan di sinar matahari atau dengan

Referensi

Dokumen terkait

Penemuan interferon hasil dari bioteknologi modern untuk mengobati penyakit kanker sangatlah bermanfaat bagi para penderita, karena jaringan yang terkena kanker

Dengan kata lain dengan analisa aliran kas dapat diketahui sumber-sumber dan penggunaan kas tersebut dan apakah perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan kas.

- Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pada Tingkat Lingkungan, Dusun, Dan :.. Waktu Pelaksanaan 01-01-2015 sampai dengan

The urban basic geographic information data mainly contains data of urban jurisdiction(1:100 thousand scale), 1:50 thousand scale topographic map data, 1:10

In this study, a hierarchical multi-level method of building collapse detection using bi-temporal (pre- and post-earthquake) VHR images and post-event airborne LiDAR data

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

Melalui kegiatan permainan peran siswa mampu menggunakan ungkapan perintah dengan bahasa yang santun baik lisan atau tulis dengan tepat.. Melalui diskusi, siswa mampu

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 12 dan 15 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari