• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KE"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

1

S K R I P S I

Oleh

DEWI KURNIAWATI

NIM: 03220031

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

PENGARUH KOMUNIKASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA KPRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

S K R I P S I

Diajukan Kepada:

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

O l e h

DEWI KURNIAWATI

NIM : 03220031

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MALANG

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KOMUNIKASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA KPRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

S K R I P S I

O l e h

DEWI KURNIAWATI NIM : 03220031

Telah Disetujui 27 Maret 2008 Dosen Pembimbing,

Jamal Lulail Yunus, SE., MM NIP. 150299506

Mengetahui : D e k a n,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMUNIKASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA KPRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

S K R I P S I

O l e h

DEWI KURNIAWATI NIM : 03220031

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada 8 Maret 2008

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Ketua

Achmad Sani Supriyanto, SE., M,Si : ( ) NIP. 150327244

2. Sekretaris/Pembimbing

Jamal Lulail Yunus, SE., MM : ( ) NIP. 150299506

3. Penguji Utama

Drs. HA. Muhtadi Ridwan, MA : ( ) NIP. 150231828

Disahkan Oleh : D e k a n,

(5)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada…..

Ayah dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang,

dorongan, motivasi, serta doa yang tak ada henti-hentinya,

“Akankah nanda bisa membalas segala kebaikanmu…”

Adik dan keluargaku terima kasih atas kasih sayang dan

semangat yang telah diberikan selama ini.

Keluarga Bpk. Bambang Margono, SE di Depok terima kasih

atas support dan do’anya selama ini. Semoga Allah membalas

semua kebaikan bapak sekeluarga.

Ahmad Kurniawan (AK. AREMA) sekeluarga terima kasih

atas do’a, bantuan dan supportnya selama ini. Semoga Allah

membalas semua kebaikan mas Wawan, mbak Dian

sekeluarga. Semoga persaudaraan kita langgeng selamanya.

Seseorang (Sertu.Toni Tanamal) yang selalu ada dihati,

walaupun jauh support, doa dan ketulusanmu sungguh berarti

bagiku. Semoga Allah mempermudah jalan kita..

Teman-temanku di kampus: Fitri & Ronny “makasih untuk

support, doa dan bantuannya selama ini, semoga kalian

langgeng dan Allah membalas semua kebaikan kalian

berdua”, Bintan, Whee-R@, Rizki, Fike, Widya, Zuli, Samsul,

(6)

selama ini, dan Semoga Allah membalas kebaikan kalian

semua. (Jangan sampai putus persaudaraan kita ya?)

Teman-temanku tersayang Ekonomi Kelas A, “terima kasih

atas dukungan dan kebersamaan kalian selama ini dan aku

sayang kalian semua…..”

Serta semuanya yang telah mencurahkan perhatian dan kasih

sayangnya atas terselesainya skripsi ini tidak lupa saya

ucapkan terima kasih.

Dan akhirnya…. Ucapan maaf yang tak terkira atas segala

kekhilafan dan kesalahan kepada hamba-hamba Allah yang

(7)

MOTTO

Hai Orang-orang yang Beriman,

Bertakwalah Kamu Kepada Allah dan Katakanlah

Perkataan Yang Benar “.

(8)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Dewi Kurniawati NIM : 03220031

Fak/Jur : Ekonomi/Manajemen

Alamat : Jl. Raya Jetis 84A Mulyoagung Dau Malang

Menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dengan judul :

Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada

KPRI Universitas Brawijaya Malang

Adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain.

Selanjutnya apabila dikemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi tanggungjawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Ekonomi, tetapi menjadi tanggungjawab saya sendiri.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.

Malang, 25 Maret 2008 Hormat saya

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan kerendahan dan ketulusan hati yang paling dalam, penulis panjatkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan “dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang telah sukses mengantar umatnya menuju jalan kebenaran dan semoga kita diberi kekuatan untuk melanjutkan perjuangan beliau.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa pengarahan dan bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang.

2. Bapak Drs. H. A. Muhtadi Ridwan, MA selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.

(10)

4. Ibu Suparmiati, S.Sos., selaku manajer KPRI Universitas Brawijaya Malang yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi di tempat tersebut.

5. Segenap staff dan karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang yang telah membantu dalam meperoleh data dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberi bekal ilmu selama ini.

7. Seluruh staff Fakultas Ekonomi yang telah membantu kelancaran administratif.

8. Ibu, Bapak, dan adik yang telah memberikan perhatian, dan motivasi baik spiritual maupun material dalam penulisan skripsi ini.

9. Saudara, sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan lahir dan batin serta dengan tulus ikhlas mendoakan hingga terselesainya skripsi ini.

Kepada semua pihak tersebut di atas semoga Allah SWT memberikan imbalan pahala sepadan atas segala kebaikan dan dicatat oleh-Nya sebagai amal sholeh. Amien.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan lebih lanjut.

Malang, Maret 2008

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

M O T T O ... vii

HALAMAN PERNYATAAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

12.Karakteristik Kepuasan Kerja ... 36

13.Faktor-faktor Kepuasan Kerja ... 37

14.Kemaslahatan ... 40

15.Komunikasi dan Kepuasan Kerja dalam Perspektif Islam ... 42

(12)

17.Kerangka Berfikir ... 51

18.Model Konsep... 52

BABIII : METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 54

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 54

C. Populasi dan Sampel ... 55

D. Sumber Data ... 56

E. Metode Pengumpulan Data ... 56

F. Instrumen Penelitian ... 57

G. Skala Pengukuran ... 58

H. Definisi Operasional Variabel ... 59

I. Analisis Data ... 62

BAB IV : PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Hasil Penelitian ... 67

1. Sejarah Singkat KPRI Universitas Brawijaya ... 67

2. Lokasi dan Wilayah Kerja KPRI Universitas Brawijaya Malang ... 69

3. Visi, Misi, dan tujuan Koperasi ... 70

4. Kegiatan Usaha Koperasi ... 70

5. Struktur Organisasi KPRI Universitas Brawijaya Malang ... 73

11.Pengalokasian Sisa Hasil usaha (SHU) ... 99

B. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 100

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 100

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 103

3. Analisis Data ... 114

4. Analisis Regresi Berganda ... 115

5. Pengujian Hipotesis ... 116

(13)

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 129 B. Saran... 130

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 3.1 Konsep, Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ... 60

Tabel 4.1 Susunan Pengurus KPRI Universitas Brawijaya Malang... 78

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Pengurus KPRI Universitas Brawijaya Malang ... 78

Tabel 4.3 Susunan Penasehat KPRI Universitas Brawijaya Malang ... 81

Tabel 4.4 Susunan Pengawas KPRI Universitas Brawijaya Malang.. 82

Tabel 4.5 Pembagian Tugas Pengawas KPRI Universitas Brawijaya Malang... 83

Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang... 95

Tabel 4.7 Jadwal Jam Kerja Karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang... 96

Tabel 4.8 Deskripsi Jenis Kelamin Karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang... 96

Tabel 4.9 Deskripsi Usia Karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang ... 100

Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Pendidikan Karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang ... 101

Tabel 4.11 Deskripsi Masa Kerja Karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang... 102

Tabel 4.12 Distribusi Responden Atas Jawaban Variabel Komunikasi Keatas (X1.1) ... 102

Tabel 4.13 Distribusi Responden Atas Jawaban Variabel Komunikasi Kebawah (X1.2) ... 103

Tabel 4.14 Distribusi Responden Atas Jawaban Variabel Komunikasi Horisontal (X2)... 105

Tabel 4.15 Distribusi Responden Atas Jawaban Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) ... 108

Tabel 4.16 Rekapitulasi Uji Validitas dan Reliabilitas ... 110

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Nilai Analisis Regresi Berganda ... 114

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 27

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 51

Gambar 2.3 Model Konsep ... 52

Gambar 2.4 Model Hipotesis ... 53

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Bukti Konsultasi

Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 : Struktur Organisasi

(17)

ABSTRAK

Kurniawati, Dewi. 2008. SKRIPSI. Judul : Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada KPRI Universitas Brawijaya Malang.

Pembimbing : Jamal Lulail Yunus, SE., MM Kata kunci : Komunikasi, Kepuasan Kerja

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dalam perusahaan komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan hubungan antara manajer dengan karyawan. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Hal tersebut menentukan lancar tidaknya komunikasi. Penulis melakukan penelitian pada KPRI Universitas Brawijaya Malang. Koperasi ini menjadi pilihan karena berkembang cukup pesat dari tahun ke tahun meskipun dulu sempat mengalami kebekuan, akan tetapi dapat didirikan kembali sehingga mengalami kemajuan sampai sekarang.

Fokus kajian dalam penelitian ini adalah Pengaruh Komunikasi yang terdiri dari dua variabel yaitu komunikasi vertikal (X1) dan komunikasi

horizontal (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y). Kepuasan kerja

karyawan akan meningkat karena didukung beberapa faktor, diantara yang terpenting adalah komunikasi. Dalam setiap pencapaian prestasi yang diperoleh perusahaan dibutuhkan kepuasan kerja yang tinggi. Dalam hal ini komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin bagus komunikasi yang dijalankan maka semakin bagus dorongan untuk berprestasi.

Metode atau alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan uji statistik yaitu uji F dan uji t. Data diperoleh melalui kuesioner yang dinyatakan kepada 33 orang karyawan. Dari hasil analisis didapatkan nilai F hitung sebesar Fhitung 11.872 > Ftabel 2.30 dan

teruji pada α= 5% dan membuktikan bahwa variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap terhadap variabel terikat. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel komunikasi vertikal mempunyai pengaruh paling dominan dengan thitung paling besar 3.023 > ttabel 1.671 dan dengan

(18)

ABSTRACT

Kurniawati, Dewi. 2008. Thesis. Title: “The Effect of Communication toward the Workers’ Job Satisfaction at KPRI of Brawijaya University of Malang”

Advisor : Jamal Lulail Yunus, SE., MM

Keywords : Communication, Work Satisfaction

Communication is a basic human activity. In an organization, communication appears to be one of the activities between the organizational people like managers and the employees. The communication in question here covers both vertical and horizontal communication. Some factors influence effective communication. The writer conducted her research at the KPRI of Brawijaya University of Malang. This cooperative was chosen as the research setting due to its very fast year-to-year growth even though it had once stopped from operation, but could be reestablished and has been running ever since to its current success.

The focus of this study is on the effect of communication consisting of two variables, i.e., vertical communication variable (X1) and horizontal communication variable (X2) toward the employees’ job satisfaction (Y). The workers’ job satisfaction will increase with the support of some important factors such as communication. In every organizational achievement, when the communication is effective, there exists a high worker job satisfaction. Communication in this case plays a very important role; the more effective the communication kept, the more highly motivated the workers work for organizational achievement.

The study used multiple linear regression analysis technique and also T-Test and F-Test as the statistical tests. The data were gathered through questionnaires distributed to 33 employees as the respondents of the study. From the statistical analysis, it is found that the value of F count is

11.872 > F table 2.30 and tested at α = 5% level of significance, which means

that the independent variables have simultaneously influenced the dependent variable. The T-test result shows that vertical communication

variable has the most dominant effect with the highest value of t count 3.032

> t table 1.671 and with the smallest value of 0.005 level of significance,

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi merupakan salah satu faktor penting terjalinnya aktivitas. Dengan komunikasi aktivitas apapun pasti terjadi baik antar individu, kelompok, maupun organisasi. Begitu pula dalam organisasi

formal atau informal komunikasi yang baik sangat mendukung kelancaran aktivitas organisasi seperti yang dikatakan oleh George R. Terry “Komunikasi ibarat minyak pelumas yang dapat memberi kelancaran aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan” (Mohyi, 1999:111). Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang komunikasi dan hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi sehingga kita sebagai generasi calon pimpinan organisasi dapat menjadi pemimpin yang kompeten dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

Proses komunikasi yang efektif sangat penting bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan manajemen. Manusia adalah makhluk sosial, dimana ia selalu hidup dengan manusia lain, selalu berkomunikasi dalam mengatur dan mengorganisasi kehidupannya. Ada aksioma

(20)

Manusia merupakan salah satu elemen penting dari sebuah perusahaan. Di dalam diri manusia terdapat kepribadian yang masing-masing individu berbeda sehingga kajian mengenai manusia itu menjadi penting. Dan dengan kepribadian yang beragam manusia menjadi sebuah kajian objek yang menarik. Manusia sebagai karyawan seringkali dilingkupi oleh permasalahan yang mengganggu aktivitasnya. Gangguan ini bisa disebabkan karena individu mengalami ketidakpuasan (Widiatmoko, 2006:1).

Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari rusaknya kondisi dalam suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja (Davis dan Newstrom, 1985:105). Dalam sebuah perusahaan, jika karyawan tersebut mengalami ketidakpuasan maka besar kemungkinannya aktivitas perusahaan akan mengalami gangguan, terjadi kemangkiran, pencurian, demonstrasi dan jelas perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar. Besar-kecilnya gangguan itu lebih baik di tiadakan sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan sempurna.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dalam

(21)

hubungan antara atasan dan bawahan. Karena itu penting dilakukan komunikasi agar maksud dan pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai dengan keinginan pengirim berita. Faktor komunikasi juga merupakan peranan penting dalam menjaga tingkat kepuasan kerja karyawan.”Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi” (Handoko, 1992:271). Pada dasarnya komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer. Terdapat dua alasan pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat tercapai. Kedua komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian waktu mereka.

Proses komunikasi yang terjalin akan membawa hasil yang sangat berarti bagi organisasi karena komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi yaitu; (1) komunikasi merupakan pertukaran informasi (2) komunikasi membantu sekelompok anggota dalam organisasi yang terpisah dari anggota lain (Purwanto, 1996:20).

Komunikasi yang baik antara manajer dengan bawahan sangat menentukan adanya hubungan yang baik antara keduanya. Bila

(22)

bawahannya agar tercipta hubungan yang harmonis. Apabila karyawan merasa senang maka pekerjaan yang dilakukan akan tercermin dari hasil kerjanya (Handoko, 2001:193).

Oleh karena itu seorang manajer hendaknya dapat berkomunikasi dengan karyawannya dengan baik mengingat komunikasi akan menimbulkan kepuasan. Kepuasan akan menghasilkan sesuatu yang positif sehingga karyawan bergairah dan bersemangat dalam bekerja yang dalam hal ini juga akan berlaku pada KPRI Universitas Brawijaya Malang.

Sebagai salah satu badan keuangan yang berazaskan kekeluargaan, koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang akhir-akhir ini mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari pemerintah. Hal ini terbukti dari terbentuknya departemen tersendiri yang kita kenal dengan departemen koperasi. Selain itu koperasi juga diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 telah disebutkan bahwa: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan”. Pasal tersebut mengandung pengertian untuk memajukan kesejahteraan umum dan hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal inilah yang mendasari dan menjadi ciri

(23)

ekonomi nasional, sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia, dibandingkan dengan badan usaha lain yang hanya mengutamakan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mengutamakan kesejahteraan anggotanya.

KPRI Universitas Brawijaya merupakan koperasi yang mempunyai unit usaha jasa simpan pinjam dan dagang, seperti pinjaman modal kerja, penjualan ATK, penjualan tanah kapling, dan kredit sepeda motor yang tentunya membutuhkan pengelolaan yang baik sehingga terhindar dari

kekurangan atau kelebihan modal. Pada awal operasionalnya koperasi mempunyai anggota yang meliputi karyawan kantor pusat saja yang berjumlah sekitar 150 orang. Kegiatan usahanya adalah menyediakan kebutuhan bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari para karyawan. Tahun-tahun permulaan menjalankan kegiatan, koperasi kurang menunjukkan kemajuan yang berarti, bahkan pada tahun 1972 koperasi mulai mengalami kemunduran. Dengan kemunduran tersebut pihak koperasi berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki, namun karena keterbatasan para pengurus dan staff karyawan pada waktu itu koperasi tidak mampu bertahan dan akhirnya koperasi dibekukan sementara. Pada

akhirnya koperasi berhasil bangkit dari kebekuan dan KPRI Universitas Brawijaya mengalami kemajuan sampai sekarang,

(24)

karyawan lain sehingga komunikasi di antara mereka sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana kerja yang seimbang.

Dari uaraian tersebut di atas maka peneliti mengambil judul “PENGARUH KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN PADA KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel komunikasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan pada KPRI Universitas Brawijaya Malang.

2. Apakah variabel komunikasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang.

(25)

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui variabel komunikasi yang berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan pada KPRI Universitas Brawijaya Malang.

2. Untuk mengetahui variabel komunikasi yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan pada KPRI Universitas Brawijaya Malang.

3. Untuk mengetahui variabel komunikasi manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan pada KPRI

Universitas Brawijaya Malang.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memecahkan masalah konkrit yang dihadapi di lapangan serta menambah pengetahuan baik teori maupun praktek di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) terutama peran komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

(26)

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini di harapkan berguna bagi peneliti karya ilmiah yang akan datang sebagai bahan perbandingan penelitian karya ilmiah.

E. BATASAN PENELITIAN

Setelah adanya tujuan penelitian, selanjutnya perlu dilakukan batasan masalah agar pembahasan tidak terlalu bias di karenakan keterbatasan penelitian. Adapun masalah yang akan dibahas dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Pembahasan masalah difokuskan pada kegiatan komunikasi karyawan

yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

a. Asiyah dalam penelitiannya tahun 2004 dengan judul “Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada Perusahaan Sepatu Ariskon Mojokerto”

menyebutkan bahwa Fhitung>Ftabel (13,194>3,07). Artinya bahwa secara

bersama-sama variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat prestasi kerja (Y).

b. Rofi’ah didalam penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2005 di perusahaan Kompor “Kupu Mas” dengan judul “Pengaruh Komunikasi Antara Atasan dan Bawahan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Perusahaan Kompor “Kupu Mas” Merjosari Malang menyimpulkan bahwa Fhitung>Ftabel (4,813>4,11) atau sig F<5% (0,000<0,05). Artinya bahwa

secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat kepuasan kerja (Y).

c. Nugroho dalam penelitiannya pada tahun 2006 yang dilakukan di PT. Prabha Wira Dewata Sidoarjo dengan judul “Pengaruh

(28)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan didapatkan nilai Fhitung sebesar 1,634 dan Ftabel sebesar 2,15 artinya secara

bersama-sama variabel komunikator (X1), penyandian (X2), pesan (X3), perantara

(X4), penguraian sandi-penerima (X5), balikan (X6), dan kegaduhan (X7)

tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Y), dan sekaligus menjawab dari rumusan masalah pertama dengan menerima Ho(F1,634≤F2,15 dan F1,634

≥F-2,15 ) artinya tidak ada hubungan linier antar variabel.

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial didapatkan

nilai-nilai nilai keseluruhan dari Thitung , secara bersama-sama variabel X

(bebas) komunikator (X1), pesan (X3), perantara (X4), penguraian

sandi-penerima (X5), balikan (X6) dan kegaduhan (X7) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel kepuasan kerja (Y), serta menjawab dari rumusan masalah kedua dengan menerima Ho bahwa variabel (X) secara

parsial tidak berpengaruh terhadap variabel (Y), kecuali pada variabel X2

(penyandian) karena nilai thitung nya (2,363) ≥ ttabel (2,000) maka variabel

(29)

Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut: Tabel. 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu dan Perbedaannya dengan Penelitian sekarang

Nama Judul Tempat variabel Hasil

Asiyah

(30)

Kepuasan Kerja komunikasi(x1)

(31)

kepuasan kerja(Y).

Sumber Data: Diolah

Sedangkan untuk penelitian saat ini adalah:

Judul Tempat Tahun Variabel

Pengaruh

2007 1.Komunikasi

Vertikal

Sumber Data: Diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui perbedaan antara penelitian awal dengan penelitian saat ini terutama pada tempat penelitian tetapi terdapat hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu komunikasi vertikal

(32)

B. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dalam perusahaan komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan hubungan antara manajer dengan bawahannya. Karena itu komunikasi perlu dilakukan agar maksud dan pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai dengan keinginan pengirim berita.

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi pimpinan karena dua alasan pertama, komunikasi adalah proses dimana fungsi-fungsi manajemen seperti merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan dilaksanakan. Kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya (Handoko, 1992:271).

Ada beberapa pendapat tentang komunikasi, antara lain:

Menurut Davis dan Newstrom (1985:150) “Komunikasi adalah

pemindahan informasi dan pemahaman dari satu orang ke orang lain”. (communication is the transfer of information and understanding from one person to another person)

(33)

Supratiknya (1995:30) mengungkapkan bahwa “komunikasi sebagai setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain”.

Menurut Louise Forsdale, seperti yang dikutip oleh Muhammad (1995:2) “komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah”. (communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signals that operate

according to rules).

Menurut Nitisemito (1989:239) “komunikasi adalah sebagai suatu

proses pemberitahuan dari pihak satu ke pihak lain, yang dapat berupa rencana-rencana, instruksi-instruksi, petunjuk, pesan, dan sebagainya”.

Sedangkan Kartono (2002:212) “komunikasi adalah arus informasi dan emosi yang terdapat dalam masyarakat, baik yang berlangsung secara vertikal maupun horisontal”.

Muhammad sendiri mengemukakan bahwa (1995:4) “komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah:

(34)

b. Suatu saran pengalihan informasi dari komunikator kepada komunikan.

c. Suatu sistem agar terbentuk jalinan komunikasi antar individu.

2. Unsur-unsur Komunikasi

Telah dijelaskan di atas bahwa komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi oleh komunikator kepada komunikan. Dengan mempelajari definisi tersebut, kita dapat menguraikan beberapa unsur komunikasi.

Menurut Mohyi (1999:112-113) dalam komunikasi terdapat

beberapa unsur komunikasi yaitu:

1. Komunikator, seseorang atau beberapa orang yang menyampaikan informasi (pesan) kepada komunikan.

2. Komunikan, seseorang atau beberapa orang yang menerima informasi dari komunikator.

3. Informasi, sesuatu yang ingin disampaikan kepada komunikan. Informasi ini terbagi lagi menjadi dua yaitu informasi yang dikirimkan dan informasi yang diterima. Selain dua hal ini, ketika komunikator menyampaikan info kepada komunikan pasti memiliki tujuan informasi yaitu tujuan ketika informasi tersebut disampaikan.

(35)

5. Umpan balik atau efek, tanggapan (respon) atau reaksi dari komunikan ketika menerima informasi dari komunikator.

Menurut Gibson dkk (1996:107), unsur-unsur komunikasi tersebut adalah:

a. Komunikator. Dalam kerangka organisasi, komunikator adalah seorang karyawan yang memiliki gagasan, maksud, informasi, dan tujuan berkomunikasi. Secara tidak langsung kriteria karyawan seperti itu hanya dimiliki oleh karyawan manajerial.

b. Penyandian atau encoding. Setelah adanya komunikator harus ada penyandian yang menerjemahkan gagasan komunikator menjadi serangkaian tanda yang sistematis menjadi bahasa yang mengungkapkan tujuan komunikator. Bentuk utama penyandian adalah bahasa.

c. Pesan atau message. Hasil proses pembuatan berita adalah pesan. Tujuan komunikasi diungkapkan dalam bentuk pesan baik secara lisan atau verbal dan tulisan atau non verbal.

d. Perantara atau medium. Adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Organisasi menyediakan informasi kepada

(36)

e. Penguraian sandi-penerima. Agar proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik, pesan harus disandikan sesuai dengan penerima. Penguraian sandi adalah istilah teknis bagi proses pemikiran penerima. Jadi penguraian sandi mencakup penafsiran. Jika penguraian itu semakin mendekati maksud yang ingin dicapai komunikator, semakin efektif pula proses komunikasi.

f. Balikan atau feedback. Dalam proses komunikasi diperlukan adanya balikan, karena balikan menyediakan bagi tanggapan penerima

sehingga memungkinkan komunikator untuk memutuskan apakah pesan itu sudah diterima dengan baik atau belum.

g. Kegaduhan atau noise. Dalam kerangka komunikasi manusiawi, kegaduhan dapat dianggap sebagai faktor yang mengganggu pesan yang dikehendaki.

Sedangkan menurut Gitosudarmo (1997:199-201) terdapat delapan unsur pokok dalam proses komunikasi, antara lain sebagai berikut:

a. Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk menyampaikannya kepada orang lain.

b. Encoding (penyandian) adalah proses mengubah informasi ke dalam

isyarat atau simbol tertentu untuk ditramisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.

(37)

d. Channel (saluran) adalah alat dimana pesan berpindah dari pengirim ke penerima.

e. Receiver (penerima) adalah orang yang menerima informasi dari pengirim. Penerima melakukan proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim.

f. Decoding (penafsiran) adalah proses menterjemahkan pesan dari pengirim.

g. Feedback (umpan balik) adalah tanggapan penerima atas informasi

yang disampaikan pengirim.

h. Noise (gangguan) adalah setiap faktor yang mengganggu penyampaian atau penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima. Gangguan dapat terjadi pada setiap elemen dari komunikasi.

3. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Komunikasi mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu: fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi, dan informasi. Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya hal ini bisa dilihat melalui tata tertib, peraturan dan lain-lainnya. Komunikasi juga memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada karyawan /anggota tentang apa yang harus dilakukan,

(38)

menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial, komunikasi juga memberikan informasi (Robbins, 1996:5).

Menurut Pareek (1996:97-99) tidak hanya fungsi saja yang ada dalam komunikasi, tetapi komunikasi juga memiliki tujuan yaitu:

a. Memberikan informasi, mengirimkan informasi dari suatu sumber kepada orang-orang atau kelompok alamat komunikasi.

b. Umpan balik, komunikasi umpan balik membantu usaha mengambil langkah-langkah perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan serta

memberikan motivasi kepada orang-orang/karyawan untuk mengembangkan rencana-rencana yang menantang dan realistis.

c. Pengaruh, mempengaruhi orang. d. Memecahkan persoalan.

e. Pengendalian, komunikasi membantu terlaksananya pengendalian. f. Pengambilan keputusan, penyelesaian alternatif dan pertukaran

pendapat tentang berbagai hal.

g. Mempermudah perubahan, efektivitas suatu perubahan yang diadakan dalam suatu organisasi sebagian besar tergantung pada kejernihan dan spontanitas komunikasi.

(39)

4. Macam-macam Komunikasi

Menurut Mohyi (1999:113-115) macam-macam komunikasi manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan berikut:

a. Berdasarkan tempatnya komunikasi dapat dibagi:

1. Komunikasi internal (internal communication), yaitu bila dilihat dari arus komunikasinya terdiri dari:

a) Komunikasi vertikal (vertical communication). b) Komunikasi horizontal (horizontal communication). c) Komunikasi diagonal (diagonal communication). 2. Komunikasi eksternal:

a) Komunikasi dengan masyarakat sekitar.

b) Komunikasi dengan lembaga, instansi atau organisasi lain. c) Komunikasi dengan pers.

d) Komunikasi dengan pelanggan.

b. Berdasarkan lambang yang digunakan komunikasi dapat dibagi: 1. Komunikasi verbal (verbal communication), terdiri dari:

a) Komunikasi dengan lisan. b) Komunikasi dengan tulisan. 2. Komunikasi non verbal:

a) Komunikasi dengan gerak isyarat (gesture).

(40)

c. Berdasarkan metode (tehnik) dalam komunikasi, dapat dibagi: 1. Komunikasi langsung (direct communication), terdiri dari:

a) Komunikasi antar personal.

b) Komunikasi dengan kelompok, yang meliputi: 1) Kelompok besar.

2) Kelompok kecil.

2. Komunikasi tidak langsung (indirect communication), terdiri dari: a) Komunikasi dengan media massa (mass media).

b) Komunikasi dengan media non massa (non mass media).

Robbins (2002:148) menyebutnya sebagai arah komunikasi. Menurutnya, komunikasi dapat berjalan secara vertikal maupun lateral atau horisontal. Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi dua arah, yaitu kebawah dan keatas. Dikatakan kebawah jika komunikasi yang berlangsung dari tingkatan tertentu dalam suatu kelompok atau organisasi menuju ke tingkatan yang lebih rendah, dan dikatakan ke atas jika komunikasi itu mengalir ke tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu kelompok atau organisasi.

Sedangkan komunikasi lateral atau horisontal adalah ketika

(41)

Selanjutnya menurut Gibson (1996:110), desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi ke empat arah yang berbeda: ke bawah, ke atas, horisontal dan diagonal sebagai berikut:

1. Komunikasi ke bawah (downward communication). Komunikasi ke bawah mengalir dari individu di tingkat atas hirarki kepada orang-orang ditingkat yang lebih tinggi, bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum adalah instruksi kerja, memo resmi, prosedur, dan sebagainya.

2. Komunikasi ke atas (upward communication). Komunikasi ke atas mengalir dari tingkat ke bawah ke tingkat atas sebuah organisasi dan mencakup kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan. 3. Komunikasi horisontal (horizontal communication). Jenis komunikasi

yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi. Bentuk komunikasi diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi.

4. Komunikasi diagonal (diagonal communication). Komunikasi diagonal bersilang melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi, serta penting dalam situasi di mana anggota tidak dapat berkomunikasi

lewat saluran ke atas ke bawah maupun horisontal.

(42)

wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan, ataupun dari manajer ke karyawan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk sebagai berikut:

1. Komunikasi Vertikal

a. Komunikasi Dari Atas Ke Bawah

Secara sederhana, transformasi informasi dari pimpinan ke bawahan umumnya terkait dengan tanggungjawab dan wewenang seseorang dalam suatu organisasi.

b. Komunikasi Dari Bawah Ke Atas

Alur informasi berasal dari bawah menuju ke atas. Informasi mula-mula berasal dari para karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum.

2. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal sering disebut dengan istilah komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi antar bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi.

Dari empat pendapat tersebut pada dasarnya terdapat kesamaan

(43)

Selain itu Gibson dkk (1996) menyebutkan bahwa di dalam perusahaan itu terdapat komunikasi antar pribadi yang mengalir dari orang ke orang secara langsung atau dalam suasana kelompok dan dapat bervariasi dari perintah langsung sampai dengan percakapan sepintas lalu.

5. Bentuk Dasar Komunikasi

Komunikasi yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat untuk menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang membentuk arti, bagaimana mengajak peserta untuk aktif diskusi

dan apakah pesan tersebut akan disampaikan secara tulisan atau lisan.mereka juga memperkuat kata-kata mereka dengan gerak isyarat dan tindakan.

Menurut Purwanto (1996:2) bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis dan non bisnis ada dua yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk komunikasi tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

a. Komunikasi Verbal

(44)

dan lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengarkan apa yang akan dikatakan.

b. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropologi sebelum manusia menggunakan kata-kata mereka telah menggunakan gerakan tubuh atau bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Artinya, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, rasa benci, cinta, rindu, dan sebagainya.

Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian pesan. Pada komunikasi nonverbal pesan disampaikan secara spontan. Sedangkan dalam komunikasi verbal seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang akan disampaikannya.

6. Proses dalam Komunikasi

Dalam komunikasi terdapat upaya menyampaikan informasi oleh komunikator kepada komunikan. Penyampaian ini membutuhkan beberapa proses.

(45)

penyandian (encoding), (3) berita (pesan), (4) saluran komunikasi, (5) pemecahan sandi (decoding), (6) penerima berita da, (7) umpan balik.

Sementara menurut Gibson dkk (1996:105) proses itu terdiri atas lima unsur; (1) komunikator, (2) pesan, (3) perantara, (4) penerima dan (5) balikan.proses tersebut seperti pada gambar berikut:

Gambar. 2.1 Proses Komunikasi

Sumber : Gibson, 1996:105

Selain itu Davis dan Newstrom (1985:152-153) berpendapat bahwa proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima ini mengharuskan adanya enam langkah yaitu:

a. Mengembangkan gagasan yang ingin disampaikan pengirim.

b. Menyandikan gagasan menjadi kata-kata, bagan atau simbol lain yang pantas.

c. Menyampaikan dengan cara yang dipilih, seperti melalui memo,

telepon atau kunjungan pribadi. d. Menerima pesan.

e. Mengolah sandi agar pesan yang disampaikan dapat dipahami.

Komunikator Pesan Perantara

(46)

f. Penggunaan pesan yang digunakan oleh penerima.

Sedangkan menurut Mohyi (1999:115-116), proses komunikasi itu pada awalnya berangkat dari komunikator atau pengirim pesan, di mana proses tersebut dapat disusun sebagai berikut:

a. Si pengirim (komunikator) menyiapkan pesan (berita). b. Menentukan memakai saluran atau tidak.

c. Mengirim pesan (berita).

d. Komunikan (penerima) menafsirkan pesan atau berita.

e. Komunikan memberikan umpan balik atau bereaksi mengikuti, menolak atau diam.

Sehingga dari sekian sumber, terdapat beberapa yang sangat penting, yaitu:

a. Komunikator sebagai sumber berita. b. Pesan sebagai produk berbentuk fisik. c. Perantara.

d. Penerima atau komunikan. e. Balikan.

7. Syarat-syarat Komunikasi Efektif

Menurut Mohyi (1999:116), agar komunikasi yang dilakukan dapat

(47)

1. Komunikasi harus dilandasi oleh rasa saling percaya/adanya pengertian.

2. Komunikasi yang dilakukan harus memenuhi syarat (jelas, tegas, lengkap, singkat, dan tepat waktu).

3. Dalam melaksanakan komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondisi.

4. Apabila dianggap perlu maka melaksanakan komunikasi dapat menggunakan persuasi (memasukkan faktor sugesti, sehingga apa

yang diinginkan dalam merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari bawahan mencapai sasaran).

Sementara Robbins (2002:155-156) mengatakan agar komunikasi yang dilakukan dapat efektif hendaknya memperhatikan hal-hal yang dapat memperlambat atau mengacaukan komunikasi sebagai berikut: 1. Penyaringan, mengacu pada manipulasi informasi secara sengaja oleh

pengirim berita sehingga informasi itu akan tampak lebih menyenangkan bagi penerima informasi.

2. Persepsi Selektif, penerima informasi dalam proses komunikasi melihat dan mendengar sesuatu dengan selektif berdasarkan

kebutuhan, motivasi, latar belakang dan karakteristik kepribadiannya. 3. Gaya Gender, laki-laki dan perempuan menggunakan komunikasi

(48)

kelamin menjadi hambatan bagi komunikasi yang efektif antara kedua jenis kelamin tersebut.

4. Emosi, perasaan penerima informasi akan mempengaruhi cara dia menafsirkannya.

5. Bahasa, kata-kata mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula.

6. Petunjuk Non Verbal, petunjuk non verbal hampir selalu diiringi dengan komunikasi lisan. Selama berkesesuaian keduanya akan saling

menguatkan dan sebaliknya.

8. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi

(49)

1. Hambatan psikologi.

Hambatan psikologi ini terjadi karena beberapa hal, misalnya karena komunikasi yang disampaikan sering keliru dan diralat, turunnya kewibawaan dari atasan dan sebagainya.

2. Hambatan kurang adanya motivasi.

Kemampuan perusahaan untuk memotivasi orang-orang karena merupakan kunci mau tidaknya orang-orang melaksanakan rencana, instruksi, petunjuk dan saran yang dikomunikasikan.

3. Hambatan kurang adanya partisipsi.

Partisipasi antara yang satu dengan yang lain perlu ditingkatkan baik antara atasan dan bawahan maupun tingkat yang sejajar. Untuk meningkatkan partisipasi maka perlu untuk ikut serta dalam pembuatan rencana-rencana.

4. Hambatan banyaknya perantara.

Suatu komunikasi dalam penyampaiannya mungkin harus melalui beberapa perantara. Dan mungkin perantara yang harus dilalui dengan penyampaian komunikasi ini cukup baik.

Teori yang dipakai adalah teori dari Purwanto (1996:23) karena

(50)

9. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan kebahagiaan pegawai yang tercermin dari sikap dan perilaku melaksanakan tugas pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Sikap positif pegawai terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi dalam lingkungan pekerjaannya (Davis Keith, 1985:105).

Definisi dari kepuasan kerja dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

Pentingnya kepuasan kerja itu jelas, para manajer seharusnya

peduli akan tingkat kepuasan kerja dalam organisasi karena sekurangnya tiga alasan: (1) ada bukti yang jelas bahwa karyawan yang tidak terpuaskan lebih sering melewatkan kerja dan lebih besar kemungkinan mengundurkan diri; (2) telah diperagakan bahwa karyawan yang terpuaskan mempunyai kesehatan yang lebih baik dan usia yang lebih panjang; (3) kepuasan pada pekerjaan dibawa ke kehidupan karyawan diluar pekerjaan (Robbins, 1996:187)

Menurut Robbins (2003:101) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap

(51)

Sedangkan Handoko (2001:193) mendefinisikan kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Hasibuan (2003:202) sendiri mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja.

Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

Werther dan Davis dalam Mangkunegara (2001:117) menjelaskan kepuasan kerja sebagai “Suatu perasaan yang menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, dan pendidikan”.

(52)

organisasi yang tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan.

10.Teori Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya agar moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan dapat meningkat (Hasibuan, 1990:222).

Berikut ini teori-teori tentang kepuasan kerja karyawan: 1. Teori Dua Faktor menurut Herzberg (1959).

Prinsip teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja

merupakan dua hal yang berbeda. Juga dikemukakan situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Faktor pemuas pekerjaan/motivasional meliputi rasa pencapaian hasil, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri. 2) Faktor pemeliharaan/hygiene meliputi peraturan, perusahaan,

administrasi, pengawasan upah, hubungan personalia, kondisi kerja, jaminan keselamatan kerja dan status (Gitosudarmo, 2000:35). 2. Teori pemenuhan kebutuhan (need fulfillment theory)

Menurut teori ini kepuasan kerja karyawa tergantung pada

(53)

3. Teori Perbedaan

Teori ini dipelopori oleh Porter seperti yang dikutip oleh Mangkunegara (2001:121), “Mengukur kepuasan kerja dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan oleh karyawan.

11.Variabel-variabel Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (1993:69-70) kepuasan kerja berhubungan dengan variable-variabel seperti turnover, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan.

1) Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah, sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnovernya lebih tinggi.

2) Tingkat ketidakhadiran (absent) kerja

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung memiliki tingkat ketidakhadiran yang tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif.

3) Umur

Ada kecenderungan pegawai yang usianya tua merasa lebih puas

(54)

4) Tingkat pekerjaan pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih rendah.

12.Karakteristik Kepuasan Kerja

Davis dan Newstrom (1985:105-109), kepuasan kerja karyawan dapat diketahui melalui:

a. Pergantian Pegawai

Kepuasan kerja yang lebih tinggi berkaitan dengan rendahnya tingkat pergantian pegawai, yaitu proporsi pegawai yang meninggalkan

organisasi, Steers dan Mowday (1981) artinya semakin sering organisasi melakukan pergantian pegawai menunjukkan bahwa di dalam organisasi itu telah terjadi ketidakpuasan kerja karyawan.

b. Kemangkiran (Absence)

Para pegawai yang tidak atau kurang puas terhadap pekerjaannya cenderung melakukan kemangkiran, Hammer dkk (1981:107-117). c. Pencurian

(55)

d. Pemogokan Kerja

Kepuasan kerja mungkin tidak sangat mempengaruhi kemangkiran atau pemogokan kerja, karena pegawai yang tidak puas.

e. Pelambanan Kerja.

13.Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Gilmer (As’ad,2003:114) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

a. Kesempatan untuk maju

Kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan

kemampuan selama bekerja. b. Keamanan kerja

Rasa aman sangat mempengaruhi perasaan kerja karyawan selama bekerja.

c. Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diterimanya.

d. Perusahaan dan manajemen

Manajemen yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang

(56)

e. Pengawasan (supervise)

Supervise dianggap sebagai figur ayah sekaligus sebagai atasannya. Supervisor yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover.

f. Faktor ekstrinsik dari pekerjaan

Sulit dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat meningkatkan dan mengurangi kepuasan kerja.

g. Kondisi kerja

Seorang karyawan akan merasa puas dalam bekerja bila kondisi

kerjanya nyaman dan terlihat bersih. h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Dipandang sebagai penunjang puas atau tidak puasnya dalam bekerja. i. Komunikasi

Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatan. Memahami dan mengakui pendapat atau prestasi karyawan sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaan.

j. Fasilitas

Rumah sakit, cuti dan pensiunan atau perumahan standar suatu

jabatan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.

(57)

Faktor hubungan antar karyawan

a) Hubungan antara manajer dengan karyawan 1. Faktor fisik dan kondisi kerja.

2. Hubungan sosial diantara karyawan. 3. Sugesti dari teman sekerja.

4. Emosi dan situasi kerja. b) Faktor individual

1. Sikap orang terhadap pekerjaannya.

2. Umur orang sewaktu bekerja. 3. Jenis kelamin.

c) Faktor-faktor luar yang berhubungan dengan 1. Keadaan keluarga karyawan.

2. Rekreasi. 3. Pendidikan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:

a. Faktor psikologi: merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi ketentraman dalam bekerja, sikap

terhadap kerja dan ketrampilan.

(58)

c. Faktor fisik: merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan.

d. Faktor finansial: merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,

promosi dan sebagainya.

14.Kemaslahatan

Menurut Davis dan Newstrom (1985) terdapat beberapa kemaslahatan survey kepuasan kerja, yaitu dapat membuahkan hasil positif, netral, atau negatif. Apabila direncanakan dengan baik, survey ini akan menghasilkan sejumlah maslahat yang penting, seperti:

a. Kepuasan kerja secara umum.

Survey ini akan menunjukkan hal-hal yang menimbulkan kepuasan dan ketidakpuasan secara spesifik. Dengan kata lain survey ini mengungkapkan bagaimana perasaan pegawai tentang pekerjaan mereka, bagian pekerjaan yang menimbulkan perasaan itu dan

(59)

b. Timbulnya komunikasi yang berharga.

Dengan survey ini komunikasi akan mengalir ke semua arah pada saat orang-orang merencanakan, melaksanakan dan membahas hasil survey itu.

c. Membaiknya sikap.

Bagi sebagian orang, survey itu merupakan katup pengaman, penyaluran emosi dan kesempatan untuk mengeluarkan ganjalan yang ada dalam perasaannya.

d. Kebutuhan pelatihan.

Secara tidak langsung, dengan adanya survey ini berguna untuk menentukan kebutuhan pelatihan tertentu yang berguna bagi karyawan yang membutuhkan.

e. Maslahat bagi serikat pekerja.

Serikat pekerja seringkali bertikai tentang maslah kepuasan kerja ini, padahal mereka sama sekali tidak mengetahuinya. Oleh karena itu dengan adanya survey ini merupakan salah satu cara yang tepat untuk mengetahuinya.

f. Perencanaan dan pemantauan perubahan.

(60)

Dalam kepuasan kerja menggunakan teori dari Mangkunegara (1993:69-70) karena sesuai dengan keadaan di KPRI Universitas Brwijaya Malang,

15.Komunikasi dan Kepuasan Kerja dalam Perspektif Islam

Sedangkan komunikasi menurut Islam yaitu kita tidak dapat menghindari komunikasi. Diam merupakan salah satu bentuk dari komunikasi. Dengan komunikasi manusia bisa mengekspresikan dirinya dan mengembangkan kepribadiannya. Komunikasi merupakan satu hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Al-qur’an

menyebutkan komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Terdapat beberapa ayat qur’an yang menunjukkan arti komunikasi. Dalam Al-Qur’an terdapat kata Al-Bayyan dan Al-Qawl yang dapat digunakan sebagai kata kunci untuk komunikasi. Diantaranya adalah:

a. Pandai Berbicara

Artinya :”(Tuhan) yang Maha pemurah,Yang Telah mengajarkan Al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.”

(61)

Ayat tersebut menunjukkan akan pentingnya suatu komunikasi sehingga Allah SWT mengajarkan kepada manusia pandai berbicara. Begitu pentingnya komunikasi sehingga terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang menunjukkan etika dalam berkomunikasi.

b. Berkata Benar

Artinya :”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (An-Nisa’:9).

QS. Al-Ahzab ayat 70 yang menunjukkan arti dari komunikasi adalah sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar” (al-Ahzab:70).

(62)

benar berfungsi untuk mengantisipasi adanya generasi yang lemah keadaannya. Maka dari itu sebagai hamba yang mengaku beriman kepada-Nya maka sudah seharusnya kita wajib menjaga setiap perkataan yang kita ucapkan.

Bila dikaitkan dengan organisasi yang ada dalam perusahaan maka ayat tersebut menganjurkan kepada setiap pimpinan perusahaan agar selalu jujur dan terbuka atau transparansi dalam menyampaikan informasi yang berkaitan dengan perusahaan. Tujuan dari keterbukaan

atau transparansi tersebut adalah untuk menghindari adanya kesalahpahaman antara atasan dengan bawahan.

c. Berkata Jelas dan Terang

Perintah untuk berkata secara jelas dan terang terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 63, dimana dengan berkata jelas dan terang akan menimbulkan kesan dalam hatinya.

Artinya :”Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka” (An-Nisa’:63)

(63)

bahasa yang sesuai dengan sasarannya, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Ibrahim ayat 4 yang berbunyi:

Artinya: ”Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya,supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”.(Ibrahim:4)

Ayat tersebut diatas menganjurkan kepada setiap pemimpin agar dalam memberikan tugas kepada bawahannya hendaklah disampaikan dengan jelas dan terang sehingga menimbulkan rasa puas dalam diri karyawan karena mampu menyelesaikan tugasnya dengan benar.

d. Berkata Pantas

Selain tujuan dari komunikasi yang telah disebutkan di atas kita

juga harus mengetahui etika dalam berkomunikasi. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan berkata pantas merupakan salah satu etika berkomunikasi adalah surat Al-Isra’ : 28.

(64)

Artinya: “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh Rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.” (Al-Isra’ : 28).

Qawlan Masyuran, menurut Jalaluddin, sebenarnya lebih tepat diartikan ”ucapan yang menyenangkan”. Bila Qawlan Ma’rufan berisi petunjuk, Qawlan Masyuran berisi hal-hal yang menyenangkan (Amir, 1999:91). Ketika kita berkomunikasi, kita bukan hanya menyampaikan isi tetapi juga mendefinisikan hubungan sosial. Isi yang sama dalam suatu komunikasi dapat menjauhkan atau mendekatkan antara komunikator dengan komunikan.

e. Berkata Baik

Selain itu berkata baik juga merupakan etika dalam berkomunikasi,

sebagaimana dalam QS. Al-Isra’ ayat 53:

Artinya: ”Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia (Al-Isra’:53).

(65)

Artinya: ”Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka hendaklah diam” (HR. Bukhari Muslim).

f. Berkata Mulia

Anjuran untuk berkata mulia terdapat pada kata Qawlan Kariman, pada Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 23:

Artinya :”Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia mengucapkan kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu” (Al- Isra’:23).

Ayat ini memerintahkan sebagai anak untuk berbakti kepada orang tuanya, salah satu cara untuk berbakti kepadanya adalah dengan menghindari perkataan kasar. Hal ini menunjukkan etika komunikasi yaitu penghormatan.

(66)

Dalam ayat Al-qur’an yang lain juga disebutkan bagaimana seharusnya etika dalam berkomunikasi dengan orang lain adalah surat Thoha : 44.

Artinya: ”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut" (Thoha:44).

Kata Qawlan layyinan secara harfiah berarti berkomunikasilah dengan lemah-lembut (Amir, 1999:93). Allah membenci orang yang berbicara dengan nada keras sebagaimana telah tertulis dalam surat Luqman ayat 19 sebagai berikut:

Artinya:”Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai” (Luqman:19).

Menurut Riva’I (2004:) kepuasan kerja adalah penilaian dari dari pekerja tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja juga adalah sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu diluar kerja. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja adalah:

(67)

2. Pangkat dan jabatan

3. Masalah umur

4. jaminan finansial dan jaminan sosial

5. Mutu pengawasan

Dalam Islam, ketika seorang muslim telah mengalami kepuasan dalam arti kebutuhannya telah terpenuhi dan mengalami kelebihan dalam hal materi hendaknya mengeluarkan sebagian hartanya seperti zakat, infaq, dan shodaqoh sebagai bukti rasa syukur dan pernyataan terima

kasih seorang hamba kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan nikmat-Nya yang berupa kekayaan.

Rahman (1995:80) dalam mengeluarkan harta tersebut hendaknya berupa harta yang baik atau harta yang dicintainya. Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah 177:

(68)

Artinya: ”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.(Al- Baqarah:177)

16.Hubungan Komunikasi dengan Kepuasan Kerja

(69)

komunikasi ke atas pengetua dengan kepuasan kerja guru dan terdapat hubungan lemah di antara komunikasi ke bawah pengetua dengan kepuasan kerja”.

Sementara menurut sebuah survey dari chartered Institute of Personnel and development (CIPD) dan Kingston University Business School, Inggris (2006) menyatakan bahwa “Kehidupan di tempat kerja lebih sering menyerupai sebuah perkawinan yang rapuh. Hubungan antara pengusaha atau para mananjer dengan karyawannya ditandai dengan

miskin komunikasi dan kadar kepercayaan yang rendah sekaligus menyebabkan rendahnya kinerja, produktivitas dan tingginya tingkat pergantian karyawan sebagai tanda minimnya kepuasan kerja”.

Dari dua penelitian tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi dengan kepuasan kerja (Widiatmoko, 2006:38-39).

17.Kerangka Berfikir

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dikembangkan suatu kerangka berfikir atas rencana penelitian ini, yaitu pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui dalam hal ini adalah dalam perusahaan itu terdapat

(70)

Karena penelitian ini dilakukan dalam perusahaan yang berkeinginan untuk membuktikan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukan oleh manajer, maka diambil komunikasi yang mengarah ke bawah, keatas, dan horisontal.

Gambar. 2.2

Model kerangka berfikir pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan

Sumber : Data Diolah

PENJELASAN:

Agar kepuasan kerja karyawan dapat tercapai diperlukan komunikasi. Untuk itu komunikasi yang baik harus sesuai dengan macam-macam komunikasi agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik oleh karyawan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menerima perintah. Sehingga secara umum komunikasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut: komunikasi kebawah, komunikasi ketas, dan komunikasi horisontal. Dan apabila komunikasi tersebut dipenuhi atau dilakukan dengan baik maka kepuasan kerja karyawan dalam bekerja akan meningkat.

Komunikasi

1. Komunikasi Vertikal 2. Komunikasi

Horisontal

(71)

18.Model Konsep

Hipotesis menurut Arikunto, (2006:71), adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

1. Model Konsep

Gambar. 2.3 Model Konsep

Gambar : Model Konsep

2. Model Hipotesis

Gambar. 2.4 Model Hipotesis

Sumber : Sugiyono, 1999:153

Keterangan :

Komunikasi Kepuasan

Kerja

Komunikasi (X)

Komunikasi Vertikal (X1)

Komunikasi Horisontal (X2)

(72)

Simultan Parsial

3. Hipotesis Penelitian

a. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi vertikal (X1)

dan komunikasi horisontal (X2) secara simultan terhadap kepuasan

kerja karyawan (Y).

b. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi vertikal (X1)

dan komunikasi horisontal (X2) secara parsial terhadap kepuasan kerja

karyawan (Y).

c. Diduga bahwa variabel komunikasi vertikal yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukan penelitian. Penelitian ini berlokasi pada KPRI Universitas Brawijaya Malang yang beralamat di jalan Mayjend. Haryono 169 Desa Ketawanggede Kec. Lowokwaru Malang Jawa Timur.

(73)

Sugiyono (1994:6) mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk menggali data dari responden dan untuk mengkaji hipotesis adalah penelitian dengan menggunakan tingkat

eksplanatory yaitu tingkat dimana variabel yang diteliti melalui data yang terkumpul.

Berkaitan dengan judul, rumusan masalah dan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini eksplanatory research menjelaskan adanya pengaruh variabel komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Selanjutnya peneliti menggunakan pendekatan penelitian populasi.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut pendapat Sugiyono (1999:72) "Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya". Dalam hal ini populasinya adalah seluruh karyawan KPRI Universitas Brawijaya yang berjumlah 33 orang. b. Sampel

(74)

bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi karena memiliki ciri atau karakteristik yang sama.

Namun, dalam penelitian ini populasi yang ada tidak mencapai 100 yaitu 33 orang pegawai, dengan demikian maka seluruh populasi dijadikan sampel atau biasa disebut dengan penelitian populasi.

Menurut Arikunto (2006:130), apabila subjeknya kurang dari seratus, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

D. Sumber Data

a. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2004:129). Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden yaitu karyawan KPRI Universitas Brawijaya Malang.

b. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

(75)

diambil dalam penelitian ini merupaka laporan historis tentang KPRI Universitas Brawijaya Malang berupa keterangan tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan pelaksanaan manajemen.

E. Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2001:135).

b. Wawancara

Wawancara adalah tehnik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden (Singarimbun, 1995:192).

c. Observasi

Observasi adalah cara terjun langsung ke perusahaan dengan melihat fenomena yang ada sehubungan dengan masalah yang di paparkan melalui pengamatan dan pencatatan (Nazir, 1999:212). d. Dokumentasi

Gambar

Tabel Penelitian Terdahulu dan Perbedaannya dengan  Tabel. 2.1 Penelitian sekarang
Gambar. 2.1
Gambar. 2.3
Gambar. 4.1 STRUKTUR ORGANISASI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kecakapan komunikasi atasan yang baik dalam menanggapi segala informasi dari karyawan tentu juga dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi upward dan dapat memberikan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan budaya kepemimpinan memiki pengaruh terhadap kepuasan komunikasi karyawan midle manajer Hotel Phoenix Yogyakarta. Karyawan

Kecakapan komunikasi atasan yang baik dalam menanggapi segala informasi dari karyawan tentu juga dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi upward dan dapat memberikan

Pengaruh Tingkat Kepuasan Komunikasi Downward Terhadap Kinerja Karyawan Kusuma Sahid Prince Hotel

Kompensasi, kedisiplinan, dan komunikasi karyawan honor secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai honor Kantor Dinas

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di Bank BJB KC Majalaya

(2012) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional telah terbukti memiliki efek signifikan pada kepuasan kerja karyawan melalui peningkatan pemberdayaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, variabel komunikasi berpengaruh positif dan tidak