• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Ka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Ka"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh:

IKA DEWI MURIYATI

NIM: 12.1.14.1.011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

TAHUN 2015

ASUHAN KEPERAWATAN RENAL CELL CARCINOMA

(2)

Page | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.

LATAR BELAKANG

Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer Reaserch Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling umum kedua belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas), dengan 338.000 kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Jenis yang paling sering kanker ginjal adalah kanker parenkim ginjal, yang menyumbang 80-90% dari semua kanker ginjal primer. Rekening kanker pelvis ginjal untuk 10% sisanya. Merokok adalah penyebab kanker parenkim ginjal. Asosiasi kuat untuk kanker pelvis ginjal. Analgesik yang mengandung phenacetin adalah penyebab kanker pelvis ginjal. Dialisis merupakan penyebab kanker ginjal, mungkin melalui perannya dalam perkembangan penyakit cystic diperoleh ginjal.

Laporan Ahli Kedua Panel menilai bahwa ada bukti yang meyakinkan bahwa kegemukan tubuh merupakan penyebab kanker ginjal. Hal ini tidak mungkin bahwa kopi memiliki efek yang cukup besar, atau bahwa minuman beralkohol memiliki efek yang merugikan, pada risiko kanker ini. Proyek preventability sebagai bagian dari Laporan Kebijakan memperkirakan bahwa sekitar 24% dari kasus kanker ginjal dapat dicegah di Amerika Serikat jika setiap orang memiliki berat badan yang sehat. Perkiraan tersebut adalah sekitar 19% untuk Inggris, 13% untuk Brasil dan 8% untuk China.

Negara-negara dengan 20 teratas tingkat insiden tertinggi kanker ginjal

pada 2012 diberikan dalam tabel di bawah ini dapat dikelompokkan

berdasarkan: Kedua jenis kelamin (Pria dan Wanita). Republik Ceko memiliki

tingkat tertinggi kanker ginjal, diikuti oleh Lithuania dan Slovakia. Sekitar 59

persen dari kasus kanker ginjal terjadi di beberapa negara maju. Insiden

(3)

Page | 2 terendah di Afrika dan Asia. Tingkat peringkat Negara Age-Standarisasi per

100.000 (World).

Rank Country Age-Standardised Rate per

100,000 (World)

1 Czech Republic 16.7

2 Lithuania 13.2

3 Slovakia 12.5

4 United States of America 12.0

5 Estonia 11.7

6 Belarus 11.1

6 Slovenia 11.1

8 Latvia 10.9

9 Germany 10.6

10 Croatia 10.0

11 Israel 10.0

12 France (metropolitan) 9.7

13 Australia 9.5

14 Uruguay 9.4

15 Norway 9.3

15 Canada 9.3

(4)

Page | 3

18 Russian Federation 8.9

19 Iceland 8.8

20 The Netherlands 8.8

2. RUMUSAN MASALAH

2.1. Bagaimanakah laporan pendahuluan kanker ginjal? 2.2. Bagaimanakah teori asuhan keperawatan?

2.3. Bagaimanakah asuhan keperwatan pada klien dengan kanker ginjal?

3. TUJUAN

3.1. Tujuan Umum

3.1.1. Untuk mengetahui laporan pendahuluan kanker ginjal. 3.1.2. Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.

3.1.3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kanker ginjal.

3.2. Tujuan Khusus

3.2.1. Untuk mengetahui definisi kanker ginjal. 3.2.2. Untuk mengetahui etiologi kanker ginjal.

3.2.3. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker ginjal. 3.2.4. Untuk mengetahui patofisiologis kanker ginjal. 3.2.5. Untuk mengetahui klasifikasi kanker ginjal.

3.2.6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic kanker ginjal. 3.2.7. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker ginjal.

3.2.8. Untuk mengetahui komplikasi kanker ginjal. 3.2.9. Untuk mengetahui web of caution kanker ginjal. 3.2.10.Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.

(5)

Page | 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.

DEFINISI

Cancer Kidney atau kanker ginjal tersusun dari kata cancer atau kanker yang berarti istilah awam yang digunakan untuk menyatakan pelbagai bentuk penyakit keganasan dan kidney atau ginjal yang berarti sepasang organ retroperitoneal yang terletak pada dinding abdomen posterior dalam region lumbalis, fungsi ginjal berhubungan dengan homeostasis, dan organ ini memproduksi urine dan untuk mengekskresikan limbah seperti ureum, mengendalikan keseimbangan elektrolit dan nilai pH. Ginjal juga memproduksi renin serta eritropoitin yang terlibat dalam metabolism vitamin D. (Cristina Brooker, edisi 31 tahun 2012)

Sebuah tumor ginjal adalah pertumbuhan abnormal dalam ginjal. Istilah

“massa”, “lesi” dan “tumor” sering digunakan secara bergantian. Tumor

mungkin jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Tumor ginjal yang solid bisa jinak, tetapi bisa menjadi kanker lebih dari 80% seiring berjalannya waktu.

(American Urological Association, april 2014)

Carcinoma adalah tumor malignan yang tumbuh di jaringan eptel. Carcinoid syndrome adalah syndrome klinis yang timbul setelah terjadi pertumbuhan dan penyebaran tumor karsinoid yang mensekresikan 5-hidroksitripamin 5-HT (yang juga disebut serotonin). Renal berhubungan dengan ginjal, Renal cortex adalah bagian ginjal paling luar yang berwarna pucat dan berada dibawah kapsula renis. (kamus keperawatan, tahun 2012)

2.

ETIOLOGI

(6)

Page | 5 2.1. Rokok

Salah satu zat yang terkandung dalam rokok adalah cadmium, dimana cadmium sendiri bersifat karsinogenik yang apabila masuk dalam aliran darah akan berikatan dengan natrium atau garam sehingga konsentrasi darah menjadi meningkat yang berdampak pada peningkatan kerja ginjal apabila itu terus terjadi dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan gagal ginjal kronik dan cadmium sendiri dapat merangsang pertumbuhan sel kanker.

2.2. Von Hippel-lindau syndrome

Von hippel-lindau syndrome adalah kumpulan beberapa gejala yang disebabkan oleh kerusakan atau disfungsi VHL (gen pengekang kanker) dalam tubuh sehingga memicu perubahan sifat sel normal menjadi sel kanker akibat proses yang ada dari dalam tubuh orang tersebut.

2.3. Obesitas.

2.4. Dialysis >5th pada gagal ginjal kronik

Dialysis berperan dalam proses metastases sel kanker. 2.5. Analgesic phenacethin

Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat dilarutkan sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak. 2.6. Hipertensi

Hipertensi meningkatan produksi renin oleh apparatus jugstakglomerulus yang memicu respon angiotensinaldosteron yang meningkatkan reabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal yang mengakibatkan penurunan laju filtrasi glomerulus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan gagal ginjal sebelum akhirnya semakin parah hingga terjadi perubahan sifat sel normal menjadi sel kanker.

(7)

Page | 6 Riwayat penyakit keturunan terkait DNA-RNA yakni gen yang berfungsi membawa informasi genetic yang dimiliki ke dua orang tua yang nantinya akan diwariskan pada anak atau keturunannya.

3.

MANIFESTASI KLINIS

Adapun Tanda dan gejala kanker ginjal dapat sulit dipahami. Oleh karena itu, pada saat diagnosis sekitar 30% dari pasien memiliki penyakit lanjutan. Namun ada beberapa tanda dan gejala pada pasien dengan kanker ginjal, seperti:

(American Urological Association, april 2014)

3.1. Classic Triad (3 tanda klasik)

gejala klasik bahwa pasien mengalami kanker ginjal yakni: 3.1.1. hematuria (40%)

3.1.2. nyeri pinggang (40%) 3.1.3. dan massa panggul (25%).

3.2. Apabila kanker telah mengalami metastasis maka akan menimbulkan manifestasi klinis yang berbeda-beda tergantung tempat penyebarannya, seperti:

3.2.1. Sesak nafas dan batuk darah bila bermetastasis pada paru. 3.2.2. Nyeri tulang atau fraktur bila bermetastasis pada tulang. 3.2.3. Kerusakan neurologis apabila bermetastase di otak.

3.3. Beberapa pasien positive kanker ginjal dapat timbul tanda dan gejala sama seperti pada pasien dengan sindrom paraneoplastic, antara lain:

3.3.1. berat badan menurun 3.3.2. anorexia

3.3.3. hypertermi 3.3.4. anemia

3.3.5. hyperkalsemia

(8)

Page | 7

4.

PATOFISIOLOGI

Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik, namun ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal seperti rokok, faktor keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome, dialysis >5th pada pasien gagal ginjal kronik, analgesik penasetin.

Untuk rokok (kandungan cadmium dalam rokok) masuk ke dalam tubuh melalui air liur hingga masuk ke dalam pembuluh darah menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen dimana cadmium sendiri saling berikatan dengan protein yang mengakibatkan konsentrasi dalam darah meningkat menyebabkan penurunan LFG (Laju filtrasi glomerulus) apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait masalah genetic yang menyebabkan tidak berfungsinya gen pengekang tumor (VHL) sehingga menyebabkan peningkatan HIF yang merangsang peningkatan angiogenesis dan menghasilkan produksi vascular-endotel growth homon & platelet-derived growth hormone Peningkatan jumlah platelet dan hormone eritropoetin Meningkatkan pembentukan sel darah baru dalam tubuh Mengakibatkan produksi sitokin bertambah Menghasilkan GM-CSF (granulocyte monocyte-citokinin stimulating hormone) Merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

(9)

Page | 8 Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat dilarutkan sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

5.

KLASIFIKASI

Ada beberapa klasifikasi kanker ginjal antara lain: 5.1. Renal adenocarcinoma

Tipe kanker ini adalah kanker yang paling umum dari kanker ginjal yang terjadi pada orang dewasa.

5.2. Transitional cell carcinoma

Tipe ini mempengaruhi renal pelvis, renal pelvis serupa kanker kanktyng kemih.

5.3. Nefroblastoma (tumor wilms)

Tipe ini adalah yang paling umum dari kanker ginjal masa anak-anak. Kanker ini berbeda dengan kanker ginjal orang dewasa dan memerlukan perawatan yang berbeda pula

6.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Ketika diduga kanker ginjal dapat dilakukan pemeriksaan:

6.1. Pemeriksaan Radiologi (American Urological Association, april 2014): 6.1.1. USG

6.1.2. CT-Scan 6.1.3. MRI

6.1.4. Sinar-X dada 6.1.5. Nefrogram 6.1.6. Sonogram 6.1.7. Urogram IV.

(10)

Page | 9 6.2.1. Analisis urin

6.2.2. Pemeriksaan sel darah lengkap 6.2.3. Blood Gas Analysis

6.2.4. Pemeriksaan kimia darah lengkap dan koagulasi darah 6.2.5. Laju endap eritrosit

6.2.6. Kadar human chronic gonadotropin (HCG) 6.2.7. Kadar kortisol

6.2.8. Kadar renin

6.2.9. Kadar hormon adenokortikotropin.

7.

PENATALAKSANAAN

Ada beberapa penatalaksanaan yang dapat direfrensikan untuk kanker ginjal sesuai dengan letak dan ada tidaknya metastase sel kanker, antara lain:

7.1. Kanker yang terbatas pada ginjal

7.1.1. Pengangkatan kanker (nephrectomy) 7.1.1.1.Nefrektomi radikal

Nefrektomi radikal adalah pengangkatan ginjal, kelenjar adrenal ipsilateral, jaringan sekitar, dan kadang, kelenjar limfe sekitarnya. Akibat resiko kekambuhan pada ureter, urektomi juga dapat dilakukan.

7.1.1.2.Nefrektomi parsial

Nefrektomi parsial adalah pengankatan bagian ginjal yang mengandung sel kanker atau tumor, hal ini dilakukan apabila seseorang hanya mempunyai satu ginjal ketika kanker sudah mempengaruhi kedua ginjal maupun penderita yang ukuran tumor ginjalnya kurang dari 4cm.

7.1.1.3.Nefrektomi simple

Nefrektomi simple adalah pengangkatan ginjal, pada penderita kanker stadium 1.

(11)

Page | 10 Arterial embolization adalah tipe terapi local yang menyusutkan tumor dan dilakukan sebelum tindakan pembedahan atau operasi. Dengan cara memasukkan tabung sempit ke dalam pembuluh darah kaki, tabung dialirkan keatas hingga sampai pembuluh darah arteri utama ginjal yang menyediakan darah pada ginjal kemudian dokter menyuntikan senyawa pada pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke ginjal.

7.2. Thrombus maligna (metastase kanker dalam vena ginjal atau vena cava) 7.2.1. Nephrectomy kemudian thrombus maligna diekstrak.

Nefrektomi dengan thrombus maligna diekstrak adalah operasi pengangkatan bagian yang berubah menjadi sel kanker, dan mengeluarkan gumpalan sel kanker yang mengikuti aliran darah dengan cara kleping sisi kanan dan kiri pembuluh darah yang terdapat gumpalan sel kanker di dalamnya, kemudian buat sayatan pada pembuluh darah guna mengeluarkan thrombus keluar tubuh. 7.2.2. Embolisasi (untuk orang yang tidak tahan pembedahan)

Embolisasi adalah terapi local yang menyusutkan tumor dan dilakukan sebelum tindakan pembedahan atau operasi. Dengan cara memasukkan tabung sempit ke dalam pembuluh darah kaki, tabung dialirkan keatas hingga sampai pembuluh darah besar yang menyediakan darah dalam ginjal kemudian dokter menyuntikan senyawa pada pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke ginjal.

7.3. Metastase kanker ke organ lain dapat dilakukan nephrectomy yang diikuti: 7.3.1. Terapi Biologi

Terapi sistemis atau terapi yang menggunakan senyawa-senyawa yang berjalan dalam aliran darah, mencapai dan mempengaruhi sel-sel sel-seluruh tubuh, terapi biologi menggunakan kemampuan alamiah tubuh atau system imun untuk melawan kanker.

7.3.2. Kemoterapi

(12)

Page | 11 meskipun berguna untuk kanker-kanker yang lain obat-obatan tersebut telah menunjukan penggunaan yang teratas terhadap kanker ginjal.

8.

KOMPLIKASI

Ada beberapa kecenderungan komplikasi yang mungkin bisa terjadi yakni: 8.1. Thrombus maligna

8.2. Metastase sel kanker

8.2.1. Metastasis kelenjar getah bening regional

Metastase kelenjar getah bening regional adalah penyebaran sel-sel kanker melalui system getah bening ke suatu simpul getah bening yang berdekatan.

8.2.2. Metastasis jauh (penyebaran ke organ lain) 8.2.2.1.Paru-paru

Penyebara sel kanker pada paru-paru yang ditemukan lebih dari satu simpul getah bening yang berdekatan atau kanker telah menyebar ke tempat dalam tubuh lainnya.

8.2.2.2.Tulang

8.2.2.3.Kelenjar adrenal

Penyebaran sel kanker pada kelenjar adrenal melalui simpul getah bening dalam jaringan berserabut.

(13)

Page | 12

9.

WOC

\

peningkatan produksi renin oleh apparatus jugstakglomerulus

Disfungsi von helper-lyndau (sel pengekang kanker)

Phenacetin yg bersifat padat dan sukar untuk dilarutkan masuk dalam system peredaran darah

dalam ginjal

memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal

menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular

Peningkatan kerja ginjal (dalam periodic) Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)

Menghasilkan GM-CSF (granulocyte monocyte-citokinin stimulating factor)

Produksi sitokinin bertambah Pembentukan sel darah baru meningkat Peningkatan jumlah platelet dan hormone

eritropoetin Kontraksi pembuluh darah

arteri

Memicu produksi vascular-endotel growth homon & platelet-derived growth hormone Memicu respon

angiotensinaldosteron

Menyebabkan peningkatan hypoxia-inducble factor (HIF)

Menghambat proses filtrasi , reabsorbsi dan ekskresi dalam

ginjal Cadmium mengikat

kandungan protein dalam darah

Rokok

Kandungan cadmium dalam rokok masuk dalam system peredaran

darah

Hypertensi Von Hellper-Lindau Syndrom

(14)

Page | 13

RENAL CELL CARCINOMA

KANKER GINJAL

Pertumbuhan sel kanker menuju vena cava

kerusakan nefron ginjal, proses filtrasi tidak sempurna, hematuri

Wajah Nampak ketakutan, gelisah, kurangnya pengetahuan

Ansietas (kecemasan)

Sensasi ada benda asing dalam abdomen, teraba masa pada

abdomen

Gangguan Rasa Nyaman

Stadium IV

Metastase sel kanker melalui pembuluh darah

B1 (Breathing)

Pembuluh darah melebar

Gangguan

(15)

Page | 14

BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Kegiatan dalam proses pengkajian yakni pengumpulan data, adapun pembagian macam-macam data sebagai berikut:

1.1.Data Dasar

Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, berikut format pengkajian klien dengan kanker ginjal sesuai teori yaitu:

1.1.1. Identitas klien

Identitas klien berisikan nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status, penanggung jawab klien dan data demografi penanggung jawab klien.

1.1.2. Keluhan utama

Keluhan utama pasien dengan kanker ginjal biyasanya nyeri pinggang (tumpul/tajam)

P : Kecapean

Q : seperti dipukul benda tumpul/ ditusuk benda tajam R : pinggang bawah

S : 4-5

T : intermitten

1.1.3. Riwayat penyakit sekarang

(16)

Page | 15 1.1.4. Riwayat penyakit terdahulu

Terkadang pada pasien dengan von help-lyndau syndrome kemungkinan menderita kanker ginjal namun pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya disertai hypertensi, obesitas, gagal ginjal kronik yang mengharuskan dialisa selama lebih dari 5th terakhir bahkan pernah mempunyai riwayat operasi atau pernah menderita penyakit kanker sebelumnya.

1.1.5. Riwayat kesehatan keluarga

Pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya mempunyai garis keturunan dengan hipertensi atau bahkan menderita penyakit kanker.

umur

Keterangan: : laki-laki : perempuan : pasien

: pasien dg umur

: meninggal dunia akibat penyakit yang sama : tinggal 1 rumah

1.1.6. Pola fungsi kesehatan

1.1.6.1. pola persepsi dan tata laksana kesehatan

(17)

Page | 16 1.1.6.2. pola nutrisi dan metabolism

Sebelum Sakit Saat Sakit Frekuensi

Jenis Porsi Total kalori Keluhan 1.1.6.3. pola eliminasi

1.1.6.3.1. pola eliminasi urin

Indikator Sebelum Sakit Saat Sakit Frekuensi

Jumlah Warna Bau Keluhan

1.1.6.3.2. pola eliminasi alvi

Inikator Sebelum Sakit Saat Sakit Frekuensi

Konsistensi Warna Bau Keluhan

1.1.6.4. pola aktivitas dan kebersihan diri

pada pasien awam yang belum mengetahui bahwa menderita kanker ginjal biyasanya mudah capek saat beraktifitas dan letih.

1.1.6.5. pola istirahat tidur

pada pasien dengan kanker ginjal stadium awal dan belum ada metastase mungkin tidak akan mempengaruhi pola istirahat tidur.

Dalam Batas

Normal

Penurunan Nafsu dan Porsi

Makan

Dalam Batasan

Normal

Adanya darah dalam urin saat

(18)

Page | 17 1.1.6.6. pola kognisi dan persepsi sensori

pasien awam yang belum mengetahui bahwa dirinya menderita kanker ginjal pada awalnya tidak mau dan tidak bisa menerima kenyataan yang dialaminya.

1.1.6.7. pola konsep diri

pasien memberikan penolakan atas diagnose yang diberikan dan menganggap bahwa dokternya yang salah mendiagnosa.

1.1.6.8. pola peran-berhubungan

pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai respon pola peran berhubungan dengan penyakit yang berbeda-beda pada masing-masing individu.

1.1.6.9. pola mekanisme koping

pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai mekanisme koping berbeda-beda pada masing-masing individu terkait penyakit yang dialaminya.

1.1.7. Pemeriksaan fisik

1.1.7.1. Status kesehatan umum (bergantung pada keluhan utama)

status kesehatan umum terdiri:

1.1.7.1.1.penampilan umum (dari segala sesuatu yang dapat dinilai dari pengelihatan mata) biasanya pasien denga penderita kanker ginjal personal hygine kurang karena keluhan atau gejala yang dialami, pasien tampak merasa meringis karena nyeeri yang diderita di bagian pinggang.

1.1.7.1.2.tingkat kesadaran/ gcs

pasien awam yang tidak mengetahui tentang penyakit kanker ginjal biasanya tingkat kesadaran atau GCSnya yaitu 4-5-6 1.1.7.1.3.tanda-tanda vital seperti: (bergantung pada metastase dan

penyakit bawaan/ penyerta)

tekanan darah : ... mmHg frekuensi denyut nadi :...x/ menit respiration rate : ….. x/ menit

(19)

Page | 18 1.1.7.2. Pemeriksaan persistem

pemeriksaan persistem meliputi:

1.1.7.2.1.Breathing/ B1 (system pernafasan)

Pada pasien dengan metastase pada paru-paru akan mengalami dypsneu atau sesak nafas, tampak otot bantu nafas, pch, nafas dalam dan dangkal serta batuk darah.

1.1.7.2.2.Blood/ B2 (system peredaran darah) Tidak dapat terkaji

1.1.7.2.3.Brain/ B3 (system persyarafan)

Pada pasien dengan metastase ke otak maka akan muncul kerusakan-kerusakan syaraf

1.1.7.2.4.Bladder/ B4 (system perkemihan)

Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah Nampak Nampak tanda-tanda klinis, adanya darah dalam urine saat berkemih, nyeri punggung bawah.

1.1.7.2.5.Bowel/ B5 (system pencernaan)

Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah nampak tanda-tanda klinis, adanya rasa tidak nyaman di perut, teraba massa atau benjolan di abdomen.

1.1.7.2.6.Bone/ B6 (system pergerakan, ekstremitas)

Setelah adanya metastase ke tulang barulah Nampak tanda ke abnormalitasan pada system pergerakan seperti mudah fraktur dan nyeri pada tulang.

1.1.8. Riwayat terapi:

(20)

Page | 19 2. DIAGNOSA

2.1.Analisa Data

DATA ANALISA MASALAH

DS:

pasien mengatakan sesak,

DO: pch (+)

nafas dangkal dan dalam nampak otot bantu nafas

DS

pasien mengatakan jika batuk pasti ada darah DO

dari hasil rontgen dada nampak adanya

kerusakan jaringan paru. saat batuk terlihat ada darah pada saputangan pasien.

DS

pasien mengatakan punggungnya nyeri saat aktivitasnya banyak

Metastase sel kanker melalui pembuluh darah

ke paru

Menghambat kinerja paru dalam proses

respirsi

Penurunan suplai oksigen dalam tubuh

PCH, sesak, Nampak otot bantu nafas

Metastase sel kanker melalui pembuluh darah

ke paru

Kerusakan jaringan pada paru-paru

Perdarahan massif

Batuk darah

Pembesaran sel kanker dalam ginjal

Peningkatan tekanan intrarenal

Penekan saraf dalam ginjal

Gangguan Pola Nafas

Perdarahan

(21)

Page | 20 P : saat banyak aktivitas

Q : seperti dipukul kayu R : punggung bawah S : 4-5

T : intermitten

Nyeri kronik

2.2.Diagnosa Keperawatan

2.2.1. Gangguan pola nafas b.d. metastases sel kanker ke paru, mengganggu proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru, suplai oksigen menurun sehingga tibul sesak, pch, nafas dangkal dan dalam.

2.2.2. Perdarahan b.d. metastases sel kanker ke paru yang menyebabkan kerusakan jaringan paru sehingga mengalami batuk darah.

2.2.3. Nyeri Kronis b.d. pertumbuhan sel kanker dalam ginjal, peningkatan tekanan intrarenal yang menekan saraf pada ginjal.

2.2.4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. metastases el kanker pada hati sehingga menyebabkan mual, muntah dan anoreksia.

2.2.5. Gangguan Mobilitas b.d. metastases sel kanker ke tulang yang menyebabkan tulang mudah fraktur, peradangan pada sendi,

2.2.6. Gangguan Rasa Nyaman b.d. pembesaran masa tumor sehingga timbul sensasi benda asing dalam abdomen.

2.2.7. Ansietas b.d. kurangnya pengetahuan, wajah klien ketakutan, gelisah.

2.3.Intervensi

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN & KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan Pola Nafas b.d. metastases sel kanker ke paru, mengganggu proses pertukaran oksigen dan karbon

TUJUAN :

Dengan waktu 1 x 60 menit di harapkan masalah gangguan pola nafas dapat teratasi, pasien dapat

1. observasi tanda-tanda vital pasien

2. observasi penggunaan otot bantu nafas cuping hidung

1. dengan mengobservasi tanda-tanda vital klien, perawat dapat

(22)

Page | 21 dioksida dalam

paru, suplai oksigen menurun sehingga tibul sesak, pch, nafas dangkal dan dalam.

bernafas secara normal.

KRITERIA HASIL : 1. pasien dapat bernafas secara normal RR 18-20 x/ menit

2. pasien tidak menggunakan otot bantu nafas atau cuping hidungh 3. pasien tampak releks dalam bernafas, tidak terengah-engah.

3. ajarkan pada klien untuk melakukan posisi semi fowler

4. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi oksigenasi, bronkodilator, obat per-oral.

2. denga mengobservasi penggunaan otot bantu nafas cuping hidung, perawat dapat mengetahui bahwa pasien benar mengalami gangguan pola nafas 3. dengan mengajarkan pasien untuk melakukan posisi semi fowler, pasien dapat bernafas sedikit lebih baik 4. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi oksigen,

bronkhodilatot, obat per oral dapat membantu lebih cepat dalam penyembuhan gangguan pola nafas.

2. Perdarahan b.d. metastases sel kanker ke paru yang menyebabkan

keperawatan dalam 1 x 60 menit

perdarahan dapat teratasi.

KRITERIA HASIL :

1. tidak ada darah lagi saat pasien batuk

1. mengobservasi tanda-tanda vital pasien

2. observasi perdarahan pada saat pasien batuk

3. ajarkan pasien untuk menggunakan sarung tangan saat sedang batuk

4. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat

1. dengan mengobservasi tanda-tanda vital pasien, perawat dapat

mengetahui keadaan umum pasien melalui TD,N,S,RR.

(23)

Page | 22 2. ekspresi pasien

tanpak sumringah

3. dengan mengajarkan pasien saat batuk menggunakan sarung tangan, batuk darah tidak terbuang kesembarang tempat

4. kolaborasi dengan tim medis dalam oemberian obat dapat membantu lebih cepat dalam proses penyembuhan. saraf pada ginjal.

TUJUAN :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan dalam waktu 1x 24 jam nyeri dapat teratasi

KRITERIA HASIL :

1. ekspresi pasien tampak sumringah

2. pasien pasien mengatakan nyeri berkurang

3. pasien mampu mengendalikan nyeri

4. skala nyeri 0-3

1. observasi tanda-tanda vital pasien

2. kaji tingkat skala nyeri pasien

3. ajarkan klien untuk nafas panjang, tehnik distraksi dan relaksasi

4. ciptakan lingkungan yang nyaman

5. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgetik.

1. dengan mengobservasi tanta-tanda vital pasien, perawat dapat

mengetahui keadaan umum pasien melalui TD,N,S,RR

2. dengan mengkaji tingkat skala nyeri pasien, perawat dapat mengetahui seberapa nyeri yang pasien rasakan dan perawat dapat segera melakukan tindakan untuk

mengurangi rasa nyeri pasien.

3. dengan mengajarkan pasien untuk nafas panjang dapat

(24)

Page | 23 4. dengan memberikan lingkungan yang nyaman dapat memberi

ketenangan dalam pasien

(25)

Page | 24

BAB IV

KASUS PEMBELAJARAN

Pasien yang menjabat sebagai manager perusahaan asing dengan inisial Mr.X datang ke ruang IGD rumah sakit tepat pukul 07:15 yang diantar anak pertamanya dengan muka menyeringai, sambil berteriak kesakitan dan memegangi punggung bagian bawahnya. Anak mr.x mengaku pada pukul 07:00 dia mendengar ayahnya berteriak dari dalam ruangan dan segera menghampiri, setelah saya sampai dalam ruangan ayah sudah dengan keadaan yang kesakitan yang seperti yang dilihat sekarang ini. Kemudian saya menyuruh supir mengantarkan kami ke rumah sakit terdekat sampai akhirnya kami berada di IGD sekarang ini.

1. DATA DEMOGRAFI

Nama : Mr. X Tgl MRS : 19-8-1998

Umur : 69 th Jam MRS: 07:15

Jenis kelamin : Laki-laki No. MRS: 1907xx

Pekerjaan : Manager perusahaan asing Suku/ Bangsa : Indonesia

Alamat : Indonesia

2. KELUHAN UTAMA

Nyeri di bagian punggung bawah P : gerakan memutar

Q : seperti dihantam benda tumpul R : di bagian punggung

S : skala 4-5 T : saat aktivitas.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

(26)

Page | 25 hingga saya minta tolong pada sekretaris untuk mengantar saya ke rumah sakit dan sekarang di IGD.

4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU

Pasien telah mengalami nyeri punggung bagian bawah selama 10th sejak umur 59th, pada bagian lutut selama 2 bulan terakir sakit apabila digerakan.

5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Penyakit keturunan: hipertensi

69th

Keterangan: : laki-laki : perempuan : pasien

: pasien dg umur : tinggal 1 rumah

6. PEMERIKSAAN

Tingkat kesadaran : composmentis

Keadaan umum : penampilan bersih, raut muka menyeringai sambil memegangi punggungnya.

6.1.Tanda-tanda Vital

(27)

Page | 26 RR : 20x/ menit

6.2.Pemeriksaan Persistem Breathing/ B1

cuping hidung (-), otot bantu nafas (-), RR: 20x/ menit teratur, sianosis mukosa bibir (-), suara paru normal, bunyi nafas vesikuler.

Blood/ B2

CRT: >2dt, HR: 105x/ menit, TD = 150/100 mmHg, sianosis perifer (-), akral dingin. Brain/ B3

Masih dalam batasan normal Bladder/ B4

Teraba massa di abdomen, nyeri tekan, intake cairan: 1500ml/ hr, output: 900ml urin/ hr, warna urin kuning pekat, bau amoniak.

Bowel/ B5

Bising usus 6x/menit, BAB: rutin 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lunak berbentuk, bau khas, pasien mengatakan ada yang mengganjal perut saya.

Bone/ B6

Terjadi keterbatasan gerak di kaki kiri, nyeri tekan di lutut kiri, ROM: , Kekuatan Otot: ,Crepitasi (-), kalor (+), kemerahan (+), inflamasi (+).

6.3.Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan foto radiografi

CT scan foto polos terdapat perkembangan sel yg abnormal dan tidak simestris pada ginjal.

Pemeriksaan laboratorium

Analisis gas darah ( pH ↑, PCO2↓, HCO3↓)

6.4.Riwayat terapi : tidak pernah

7. ANALISA DATA

Data Analisa Data Masalah

DS : Adanya pertumbuhan sel

endotel yang abnormal

(28)

Page | 27 Pasien mengatakan

punggung belakang saya sakit seperti dihantam balok kayu.

DO :

P : gerakan memutar Q : seperti dihantam benda tumpul R : di bagian punggung S : skala 5-6

T : saat aktivitas.

dan bersifat merusak dalam ginjal

Mengakibatkan peningkatan tekanan

intrarenal

Nyeri kronik (yang dialami lebih dari 6

bulan)

DS:

Pasien mengatakan banyak pikiran terkait pekerjaan.

DO:

TD = 150/100mmHg HR = 105x/menit CRT > 2dt

Adanya stressor dari luar yang terlalu besar

Vasokonstriksi pembuluh

Lutut saya sakit saat berjalan ataupun digerakkan selama 2 minggu ini.

DO :

Keterbatasan gerak ROM

Adanya inflamasi pada sendi lutut

Mengakibatkan penurunan fungsi sendi

Terjadi keterbatasan gerak

Intoleransi aktivitas

(29)

Page | 28

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

8.1.Nyeri kronis b.d. peningkatan tekanan intrarenal akibat pertumbuhan abnormal sel endotel ginjal dan bersifat merusak.

8.2.Hipertensi b.d. vasokontriksi pembuluh darah.

8.3.Intoleransi aktivitas b.d. inflamasi sendi lutut, keterbatasan gerak.

9. INTERVENSI

DIAGNOSA KEPERAWATAN

INTERVENSI RASIONAL

Nyeri kronis b.d. peningkatan tekanan intrarenal akibat pertumbuhan abnormal sel endotel ginjal dan bersifat merusak.

1.Observasi TTV 2.Kaji skala nyeri 3.Ajarkan teknik

relaksasi

4.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti-nyeri

5.Konsultasikan dengan dokter dalam

melakukan

pemeriksaan radiologi ulang

Dengan mengetahui TTV kita dapat mengetahui kondisi seseorang secara global dan kita dapat

memantau hasil dari tindakan yang kita berikan

Dengan mengetahui skala nyeri perawat dapat mengetahui tingkat nyeri yang pasien rasakan dan perawat dapat segera melakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien.

(30)

Page | 29 mengurangi tekanan

stressor dalam produksi histamine sehingga nyeri dapat berkurang

Dengan pemberian anti-nyeri dapat mengurangi rasa sakit yang dialami klien

Dengan adanya pemeriksaan radiologi ulang kita dapat mengetahui medis, jenis terapi

Hipertensi b.d. vasokonstriksi pembuluh darah

1.Observasi TTV 2.Observasi CRT 3.Kaji adanya sianosis

perifer

pemberian therapi obat

Dengan mengetahui TTV kita dapat

mengetahui kondisi dan kita dapat memantau hasil dari tindakan yang kita berikan

Dengan melakukan CRT kita dapat

mengetahui normalnya sirkulasi darah

(31)

Page | 30 oral penurun tekanan

darah jangka pendek

kita dapat mengetahui bahwa perifer

kekurangan oksigen

Dengan pemeriksaan EKG kita dapat mengetahui lebih banyak tentang keadaan jantungnya sehingga kita tahu penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah dengan begitu dapat membantu dalam pemberian terapi

Dengan pemberian obat oral penurun tekanan darah jangka pendek dapat menstabilkan tekanan darah sehingga mengurangi keparahan

Intoleransi aktivtas b.d. inflamasi sendi lutut, keterbatasan gerak

1.Observasi tanda-tanda inflamasi

2.Kaji kekuatan otot dan ROM

3.Informasikan klien untuk bed rest 4.Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian obat

Dengan mengetahui TTV kita dapat

mengetahui kondisi dan kita dapat memantau hasil dari tindakan yang kita berikan

Dengan mengetahui kekuatan otot dan ROM kita dapat

mengembalikan dan memulihkan

(32)

Page | 31 melakukan aktifitas

sehari-hari

Dengan bedrest untuk mengontrol aktifitas dan dapat mempercepat proses penyembuhan pada pasien

Dengan melakukan kolaborasi dapat memantau kesehatan dan untuk proses penyembuhan

10.IMPLEMENTASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI EVALUASI

Nyeri kronis b.d. peningkatan tekanan intrarenal akibat pertumbuhan abnormal sel endotel ginjal dan bersifat merusak.

1.Melakukanpemeriksaan TTV

TD: 150/ 100 mmHg Nadi: 105x/ menit Suhu: 36,5 oC RR: 20x/ menit 2.Mengkaji skala nyeri

Skala nyeri 4-5 3.Mengajarkan teknik

relaksasi, dengan nafas dalam melalui hidung dan keluarkan perlahan lewat mulut

S:

Klien mengatakan

punggungnya sudah tidak sakit lagi.

O:

Skala nyeri 0-1

Ekspresi klien tak lagi menyeringai

A:

Masalah teratasi P:

(33)

Page | 32 4.Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian therapi anti-nyeri

Hipertensi b.d.

vasokonstriksi pembuluh darah

1.Mengobservasi TTV TD : 150/100 mmHg Nadi : 105x/menit Suhu : 36,5 oC RR : 20x/menit

2.Mengobservasi CRT 2 detik.

3.Mengkaji adanya sianosis pada perifer, perifer merah muda. 4.Mengkonsultasikan

dengan dokter dalam melakukan tindakan pemeriksaan EKG. 5.Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian therapi obat oral penurun tekanan darah jangka pendek.

S:

Klien mengatakan pusing sudah berkurang.

Perifer merah muda Ekspresi klien tampak sumringah.

A :

Masalah teratasi P :

Intervensi dihentikan.

Intoleransi aktivtas b.d. inflamasi sendi lutut, keterbatasan gerak

1.Mengobservasi tanda-tanda inflamasi. 2.Mengkaji kekuatan

otot dan ROM. 3.Memberitahu klien

untuk bed rest.

S :

Klien mengatakan sudah dapat beraktifitas seperti biasa.

O :

(34)

Page | 33 4.Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian obat.

hygine tanpa di bantu dengan keluarga. A :

Masalah teratasi P :

(35)

Page | 34

BAB V

PENUTUPAN

1. KESIMPULAN

Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer Reaserch Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling umum kedua belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas),

Negara-negara dengan 20 teratas tingkat insiden tertinggi kanker ginjal pada 2012 diberikan dalam tabel di bawah ini dapat dikelompokkan berdasarkan: Kedua jenis kelamin (Pria dan Wanita). Republik Ceko memiliki tingkat tertinggi kanker ginjal, diikuti oleh Lithuania dan Slovakia. Sekitar 59 persen dari kasus kanker ginjal terjadi di beberapa negara maju.

2. SARAN

Referensi

Dokumen terkait

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MUARA ENIM.

Hendaknya peserta didik dapat meningkatkan belajarnya dengan semangat yang tinggi demi tercapainya hasil belajar yang maksimal dan. banyak

Menurut pemahaman umat Nasrani tidak masalah apabila dalam kitab sucinya terdapat berbagai kekhilafan dan kekeliruan karena dari sejak awal mereka paham bahwa Roh Kudus

Pada pengujian ini tegangan input dinaikkan secara bertahap untuk mengetahui daya dengan cara mengatur tegangan input pada

Fees, Reeve, Warren, 2005, Pengantar Akuntansi , Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta Mulayadi, 2001, Sistem Akuntansi , Edisi ke 3, SalembaEmpat, Jakarta. Soemarso S.R,2002,

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang

Kedua , kepemimpinan sebagai suatu proses seperti yang dikatakan oleh Stoner yang dikutip oleh Handoko (1997:294) bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses pengarahan dan

Mata kuliah ini mengajarkan wawasan dan kesadaran mahasiswa sebagai warga negara dalam hidup berbangsa dan bernegara, sehingga selain memiliki sikap dan perilaku yang cinta tanah