• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan Prioritas Masalah Merokok di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengelolaan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan Prioritas Masalah Merokok di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan

Prioritas Masalah Merokok di Kelurahan Tanjung Sari

Kecamatan Medan Selayang

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh :

Nama : Fajar Syahputra Sembiring

Nim : 102500094

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)

Lembar Pengesahan

KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan Prioritas Masalah Merokok di Kelurahan Tanjung Sari Kecaatan Medan Selayang

Medan,………..2014

Pembimbing

( Siti Zahara Nst, Skp, MNS ) NIP : 19710305 200112 2 001

Penguji

( Mula Tarigan, S.kp, M.kes ) NIP : 19741002 200112 1 001

Prodi DIII Keperawatan

Ketua,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjantkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-nya penulis dapat menyelesaikan KArya Tulis Ilmiah ini. Yang bertujuan untuk menambah pengetahuan ataupun wawasan mahasiswa/I DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara tentang Asuhan Keperawatan pada

Remaja dengan Prioritas Masalah Merokok di Kelurahan Tanjung Sari

Kecamatan Medan Selayang. Disusun sabagai persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan Diploma bagi mahasiswa program studi DIII Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

Melalui Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Afi Darti, S.kp, M.kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan, dan Bapak Mula Tarigan, S.kp, M.kes selaku wakil ketua prodi DIII Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Siti Zahara Nst,Skp, MNS, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Yang terhormat kepada kedua orang tua, dan saudara tercinta yang tidak pernah lelah memberi dukungan baik secara materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(4)

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1

1.2Tujuan ... 2

1.3Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Remaja dengan Prioritas Masalah Merokok ... 5

2.1.1 Pengkajian ... 6

2.1.2 Analisa Data ... 9

2.1.3 Rumusan Masalah ... 9

2.1.4 Perencanaan ... 10

2.2Asuhan Keperawatan Kasus ... 12

2.2.1 Pengkajian ... 12

2.2.2 Analisa Data ... 17

2.2.3 Skoring Masalah ... 26

2.2.4 Rumusan Masalah ... 28

2.2.5 Perencanaan ... 29

2.2.6 Implementasi ... 30

2.2.7 evaluasi... 32

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan ... 33

3.2 Saran ... 33

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah ( Hurlock, 1998 ). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ( TP-KJM, 2002 ). Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok di seluruh dunia ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja ini adalah faktor gengsi dan agar disebut “jagoan”, malahan ada satu pepatah menarik yang digunkan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng”. Adapun berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas biasanya kalah, seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.

Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan bahayanya merokok. Di tempat - tempat yang telah diberi tanda “dilarang merokok” sebagian orang ada yang masih terus merokok. Anak - anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Survei yang diadakan oleh Yayasan Jantung Indonesia tahun 1990 yang dikutip oleh Saifuddin Azwar mengatakan bahwa menunjukkan data pada anak-anak berusia

(6)

18% ), 13 tahun ( 23% ), 14 tahun ( 22% ), dan 15-16 tahun ( 28% ).

Mereka yang menjadi perokok karena dipengaruhi oleh teman-temannya

sejumlah 70%, 2% diantaranya hanya coba - coba. Selain itu, menurut

data survei kesehatan rumah tangga 2002 seperti yang tercatatat dalam

koran harian Republika tanggal 5 juni 2003, menyebutkan bahwa jumlah

perokok aktif di Indonesia mencapai 75% atau 141 juta orang. Sementara

itu, dari data WHO jumlah perokok di dunia ada sebanyak 1,1 miliar

orang, dan 4 juta orang di antaranya meninggal setiap tahun.

Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu enak, tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok. Apabila semua orang dapat menghentikan kebiasaan buruk mereka untuk merokok maka, kesehatan mereka bisa lebih terjamin.

1.2Tujuan

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain :

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dampak negatif pada remaja yang merokok dan karakteristik remaja merokok di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Tuntungan

.

b.

tujuan Khusus

1. mampu melakukan tahap pengkajian pada remaja yang merokok di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Tuntungan

2. mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny.M dengan kasus Diabetes mellitus di Lingkungan II Kelurahan Harjosari I kecamatan Medan Amplas

(7)

4. mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Remaja dengan kasus Merokok di Kelurahan tanjung Sari Kecamatan Medan Tuntungan

5. mampu melakukan evaluasi pada Remaja dengan kasus Merokok di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Tuntungan

1.3Manfaat

1. Untuk kegiatan belajar mengajar.

Sebagai sumber informasi dalam menangani masalah kesehatan pada remaja dan keluarga.

2. Untuk kebutuhan klien.

Sebagai kebutuhan klien yang kecanduan terhadap rokok dan asuhan keperawatan terhadap remaja perokok.

3. Untuk penulis.

(8)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Remaja dengan Prioritas

Masalah Merokok di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan

Selayang.

Definisi Remaja dan Keluarga

(9)

menentukan cara asuhan yang diperukan oleh keluarga. Status sehat dan sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi ( Friedman, 1998 ).

Dimensi Perkembangan Remaja

Untuk memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi - dimensi tersebut :

1. Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba - tiba memiliki kemampuan untuk ber - reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon ( gonadotrophins atau gonadotrophic hormones ) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu : 1) Follicle - Stimulating Hormone ( FSH ), dan 2) Luteinizing Hormone ( LH ). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone : dua jenis hormon kewanitaan.

Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial - Cell Stimulating Hormone ( ICSH ) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa system reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

2. Dimensi Kognitif

(10)

ahli perkembangan kognitif ) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal ( period of formal operations ). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.

Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.

Pada kenyataan, di negara-negara berkembang ( termasuk Indonesia ) masih sangat banyak remaja ( bahkan orang dewasa ) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi.

(11)

3. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel ( 1978 ) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah - masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.

Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra - putri remajanya. Orang tua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.

4. Dimensi Psikologis

(12)

dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.

Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm ( bervariasi tergantung Negara ) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

1. Jenis – Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas da

a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

1.

2.

3.

4.

b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

1.

(13)

2. tembakau dan rasa dan aroma tertentu.

3. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

1.

dengan car dan atau alat bantu sederhana.

2.

menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bent pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, sat

d. Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian : 1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor ( SKM FF ): rokok yang dalam

proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.

2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild ( SKM LM ): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain. e. Rokok berdasarkan penggunaa

1.

(14)

2. tidak terdapat gabus.

f. Dilihat dari komposisinya.

1. Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang.Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasaditemukan di Asia Tenggara dan India.

2. Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.

3. Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.

4. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang diisap denganhidung atau mulut.

5. Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah – buahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara, TimurTengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe - kafe.

2. Kandungan Rokok

(15)

Dengan ini setiap isapan itu menyerupai satu isapan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif ( polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat ( acetone ), pencuci lantai ( ammonia ), ubat gegat ( naphthalene ), racun serangga ( DDT ), racun anai-anai ( arsenic ), gas beracun ( hydrogen cyanide ) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida.

Berikut adalah beberapa bahan

1. Nikotin, Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.

2. Timah Hitam ( Pb ), Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok ( isi 20 batang ) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh! 3. Gas Karbon Monoksida ( CO ), Karbon Monoksida memiliki

kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!

(16)

masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3 - 40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

5.

6.

terbakar dan tidak berwarna.

7.

8.

sebagai metil alkohol.

9.

hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.

10.

kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

11.

mengawetkan mayat.

12.

membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.

13.

2.1.1 PENGKAJIAN

Faktor – faktor yang mempengaruhi remaja merokok :

Faktor Predisposisi

Faktor – faktor yang mendukung terjadinya masalah remaja merokok adalah faktor biologis, psikologis, faktor lingkungan sosial, faktor demografis, faktor sosial - kultural, faktor sosial politik, namun pada remaja yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah

(17)

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari

lingkungan rumah tangga yang bahagia.

2) Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman - temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman - temannya atau bahkan teman - teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)

3) Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat - obatan ( termasuk rokok ) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah ( Atkinson,1999 ).

4) Pengaruh Iklan.

(18)

2.1.2 ANALISA DATA

Cara Analisa Data dalam Keperawatan Keluarga :

a. Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang dikumpulkan dalam pengkajian.

b. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan spritual.

c. Membandingkan dengan standart.

d. Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan. e. Data dibagi dalam data subyektif dan obyektif.

2.1.3 SKORING MASALAH

Penentuan Prioritas Masalah dalam Keperawatan Keluarga

N0 Kriteria Komponen Skor Bobot

1. Sifat Masalah Aktual 3 1

Potensial 2

Resiko 1

2. Kemungkinan Masalah Dapat

Diubah

Mudah 2 2

Sebagian 1 Tidak Dapat 0

3. Potensial Masalah Dapat

Dicegah

Tinggi 3 1

Cukup 2

Rendah 1

(19)

Masalah Ditangani Ada Masalah,

Tidak Perlu Segera Ditangani

1

Tidak Dirasakan 0

Untuk mendapatkan masalah prioritas, terlebih dahulu dilakukan perhitungan dengan menggunakan skala Baylon dan Maglaya ( 1978 ) sebagai berikut :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor X Bobot

Angka Tertinggi

c. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria d. Skor tertinggi adalah 5 = seluruh

2.1.4 RUMUSAN MASALAH

Masalah Keperawatan Keluarga Yang Mungkin Muncul

1. Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tiap anggota keluarganya.

2. Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat.

3. Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarganya yang sakit atau yang tidak dapat menolong dirinya sendiri karena cacat atau karena usianya terlalu muda.

(20)

5. Kelurga tidak mampu mempertahankan hubungan timbal – balik antara keluarga dan lembaga kesehatan.

2.1.5 PERENCANAAN

Tindakan keperawatan dalam keperawatan keluarga

Tujuan :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah kebutuhan kesehatan dengan cara :

1. Memberi informasi yang tepat.

2. Mengindentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.

3. Mendorong keluarga agar memiliki sikap yang baik dalam menyelesaikan persoalan.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang tepat, dengan cara :

1. Mengindentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan. 2. Mengindentifikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga. 3. Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

c. Meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :

1. Mendemonstrasikan cara perawatan.

2. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.

3. Mengawasi keluarga dalam melakukan perawatan anggota keluarga yang sakit.

4. Membantu keluarga agar menemukan cara memodifikasi lingkunganmenjadi lingkungan yang sehat, dengan cara :

a. Menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga. b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. 5. Memotifasi keluarga agar dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada, dengan cara :

(21)

keluarga.

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

2.2 Asuhan Keperawatan Kasus

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

2.2.1 PENGKAJIAN

I. Indentitas Keluarga

1. Keluarga I

Nama : Tn. E Pendidikan : SMA Pekerjaan : Pedagang Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Kelurahan Tanjung Sari, Medan Tipe Keluarga : Inti

Komposisi Keluarga : Kepala Keluarga, Istri, Anak No Nama Jenis

kelamin

Hubungan dengan

KK

Umur Pendidikan Status Imunisasi

1. Ny. M Perempuan IRT 60 Tahun

SMA Lengkap

2. An. L Laki-laki Anak 32 Tahun

S1 Lengkap

3. An. P Perempuan Anak 27 Tahun

S1 Lengkap

4. An. S Laki-laki Anak 25 Tahun

(22)

Genogram :

2. Keluarga II

Nama : Tn. P Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh Bangunan Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Kelurahan Tanjung Sari, Medan Tipe Keluarga : Inti

Komposisi Keluarga : Kepala Keluarga, Istri, Anak

No Nama Jenis kelamin

Hubungan dengan

KK

Umur Pendidikan Status Imunisasi

1. Ny. A Perempuan IRT 35 Tahun

SMA Lengkap

2. An. S Perempuan Anak 22 Tahun

SMA Lengkap

3. An. O Laki–Laki Anak 18 Tahun

(23)

Genogram :

3. Keluarga III

Nama : Tn. A Pendidikan : SMA Pekerjaan : Pedagang Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Kelurahan Tanjung Sari, Medan Tipe Keluarga : Inti

Komposisi Keluarga : Kepala Keluarga, Istri, Anak

No Nama Jenis kelamin

Hubungan dengan

KK

Umur Pendidikan Status Imunisasi

1. Ny. M Perempuan IRT 50 Tahun

SMA Lengkap

(24)

Tahun 3. An. P Perempuan Anak 23

Tahun

SMA Lengkap

4. An. R Laki-laki Anak 18 Tahun

SMA Lengkap

Genogram :

4. Keluarga IV

Nama : Tn. S Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Kelurahan Tanjung Sari, Medan Tipe Keluarga : Inti

(25)

No Nama Jenis kelamin

Hubungan dengan

KK

Umur Pendidikan Status Imunisasi

1. Ny. M Perempuan IRT 50 Tahun

SMA Lengkap

2. An. L Laki-laki Anak 25 Tahun

SMA Lengkap

3. An. P Perempuan Anak 23 Tahun

SMA Lengkap

4. An. R Laki-laki Anak 18 Tahun

SMA Lengkap

Genogram :

5. Keluarga V

Nama : Tn. L Pendidikan : SMP Pekerjaan : Pedagang Agama : Islam Suku : Jawa

(26)

Tipe Keluarga : Inti

Komposisi Keluarga : Kepala Keluarga, Istri, Anak

No Nama Jenis kelamin

Hubungan dengan

KK

Umur Pendidikan Status Imunisasi

1. Ny. M Perempuan IRT 55 Tahun

SMA Lengkap

2. An. W Perempuan Anak 25 Tahun

SMA Lengkap

3. An. P Perempuan Anak 23 Tahun

SMA Lengkap

4. An. A Laki-laki Anak 18 Tahun

SMA Lengkap

Genogram :

(27)

: Perempuan

: Laki – laki meninggal : tinggal satu rumah : Perempuan meninggal : Klien

: Cerai

1. Status sosial ekonomi keluarga

Kelima kepala keluarga merupakan seorang wiraswasta dengan penghasilan dibawah Rp.1.000.000/bulan, uang tersebut untuk memenuhi kebutahn sehari – hari keluarga.

2. Aktifitas rekreasi keluarga

Kelima Keluarga mengahabiskan waktu berkumpul bersama di waktu malam hari dengan menonton telivisi di ruang keluarga, sesekali kelima keluarga berkunjung atau liburan ke objek wisata

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga

Kelima keluarga sekarang dalam tahap anak usia sekolah dan remaja. 2. Tahap Perkembangan Keluarga Belum terpenuhi

Pada tahap ini kelima keluarga mengatakan belum mempunyai tabungan untuk masa depan anak keluarga, ketika anak melanjutkan tingkat sekolah lebih tinggi.

3. Riwayat Keluarga Inti

(28)

4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Kelima Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit atau penyakit keturunan yang pernah di alami.

III. LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah

Masing – masing keluarga menempati rumah dengan kontruksi rumah permanen, dengan 1 kamar mandi, 1 ruang dapur, 1 ruang tamu, dan beberapa ruang tempat tidur.

2. Denah Rumah

Kamar mandi/wc Ruang Ruang Keluarga

Tamu Kamar tidur I Kamar tidur Dapur II

3. Karakteristik Lingkungan Rumah

Kelima Keluarga tinggal di dalam kota dengan jumlah penduduk tidak padat, lingkungan yang nyaman, letak rumah memasuki gang yang hanya bisa di lewati 1 mobil.

4. Mobilitas Geografis Keluarga

Kelima keluarga mengatakan sudah cukup lama tinggal di lingkungan ini, dan sudah akrab dengan tetangga, dan keluarga sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan.

5. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat

Keluarga mengatakan sering mengadakan kegiatan kerja bakti yang di adakan aparat Desa yang di adakan pada hari minggu, setiap keluarga mengikuti kerja bakti yang di adakan aparata desa.

6. Sistim Dukungan Keluarga

(29)

keluarga.

IV. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga

Kelima Keluarga mengatakan, pola komunikasi di lakukan secara terbuka kepada setiap anggota keluarga, bahasa yang di gunakan adalah bahasa Indonesia

2. Struktur Kesehatan Keluarga

Kelima Keluarga mengatakan bahwa yang membuat dan mengambil keputusan adalah kepala keluarga, dimana keputusan tersebut sudah dibicarakan oleh seluruh anggota keluarga.

3. Struktur Peran

Kelima Keluarga mengatakan bahwa peran yang diambil dalam keluarga sesuai dengan posisi yang ada pada keluarga seperti, anak – anak mengerjakan sesuai yang di ajrakan kelurga yaitu, membantu pekerjaan rumah.

4. Nilai dan Norma

Kelima Keluarga mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan agama yaitu islam dan adat suku jawa.

V. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Kelima Keluarga mengatakan sangat menyayangi seluruh anggota keluarganya, tanpa terkecuali dan membeda – bedakan dalam keluarga. 2. Fungsi Sosial

Kelima keluarga melakukan Kegiatan yang ada di lingkungan selaian kerja bakti adalah, keluarga mengikuti kegiatan rohani yang di adakan oleh masyrakat yang ada di kelurahan tersebut.

3. Fungsi Ekonomi

Kelima keluarga berprofesi sebagai wiraswasta ang berpenghasilan di bawah Rp. 1.000.000 / bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarga.

4. Fungsi Perawatan Kesehatan

(30)

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di kelurahan tersebut.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Kelima Keluarga mengatakan selama ini masih binggung untuk memebuhi kebutuhan pendidikan untuk anak – anak keluarga yang dalam masa sekolah dan remaja, karena harus memerluka biaya yang banyak.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Pada Situasi / Stressor

Kelima Keluarga mengatakan jika da maslah dalam keluarga, keluarga selalu bermusyawarah dengan seluruh anggota keluarganya.

3. Strategi Koping Yang Digunakan

Kelima Keluarga mengatakan, dengan menyisihkan uang hasil kepala keluarga dengan cara menabung.

4. Strategi Adaptasi Fungsional

Keluarga mengatakan tidak ada koping yang disfungsional. 5. Harapan Keluarga

Keluarga mengatakan ingin hidup lebih sejahtera lagi, seluruh keluarga selalu dalam keadaan sehat.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

Pemriksaan Fisik Pada Remaja Perokok

A. Keadaan Umum

Remaja yang merokok tampak lebih kurus, sulit untuk tidur, nafsu makan berkurang.

B. Tanda – tanda Vital

- Suhu tubuh : 36 oC

- Tekanan darah : 120 / 80 mmHg - Nadi : 80 kali /menit - Pernafasan : 25 kali / menit

- TB : -

(31)

dibawah 50 Kg.

C. Pemeriksaan Head to toe

- Rambut : bersih, hitam, pendek

- Conjungtiva : tidak ada masalah keperawatan

- Hidung : tidak ada secret, tidak ada kelainan pada penciuman ( dapat membedakan bau minyak kayu putih dan bau parfum )

- Mulut : remaja perokok pada umumnya mempunyai warna bibir kehitam- hitaman, mukosa bibir sedikit kering

- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid - Paru – paru : tidak ada masalah keperawatan

- Abdomen : bentk datar, simetris, suara tympani - Integumen : kulit sedikit kering, kulit terasa hangat Nb : Pada pemeriksaan Ketiak, jantung, kelamin, muskuloskletal / ekstremitas, neurologi, motorik, sensorik, dan reflex tidak dilakukan, karena tidak adanya sisitim pendukung.

2.2.2 ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. Ds : Keluarga mengatakan tidak tahu bahaya merokok bagi diri sendiri dan dampak terhadapa orang yang ddi sekitar perokok Do : Tampak masih merokok di hadapan anak – anak.

Resiko tinggi terjadi penyakit pada anggota keluarga

2. Ds : Keluarga mengatakan kurang nafsu untuk makan dan

Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan

Resiko tinggi terjadi perubahan

(32)

lebih suka merokok mengatakan sulit untuk tidur, terutama pada saat mau tidur malam Do : Tampak sering tidur di atas pukul 23.00 WIB

Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan

2.2.3 SKORING MASALAH

No Kriteria Nilai Bobot

Dx 1 Dx 2 Dx 3 1. Sifat masalah :

Skala :

Tidak / kurang sehat Ancaman kesehatan

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :

(33)

Skala :

4. Menonjolnya masalah : Skala :

Masalah berat

Masalah tidak perlu diatasi

Masalah tidak dirasakan

2/2 x 1=

2.2.4 RUMUSAN MASALAH

Diagnosa Keperawatan Keluarga

I. Resiko tinggi terjadi penyakit pada klien dan anggota keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

II. Resiko tinggi terjadi perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh klien yang perokok berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

(34)

2.2.5 PERENCANAAN

Hari / Tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

I Tujuan dan Kriteria Hasil : Tujuan :

Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga dan mengengetahui bahaya merokok Keluarga dapat menyebutkan penyakit yang ada akibat rokok

II Tujuan :

Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga mampu mengenal tentang gizi III Tujuan :

Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga

(35)

2.2.6 IMPLEMENTASI

Hari / Tanggal

No. Dx

Implementasi Evaluasi ( SOAP ) Senin /

3-2-2014

I - Memvalidasi keadaan keluarga

- Mengingatkan kontrak - Menjelaskan tujuan - Mendiskusikan dengan

keluarga mengenal pengertian rokok - Memberi kesempatan

untuk menanyak yang belum di pahami - Mengevaluasi kembali

tentang pemahaman pada rokok

- Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk merawat dan mengenal anggota keluarga dengan masalah rokok - Mendiskusikan

mengenal cara upaya berhenti merokok

S :

Keluarga mau melaksanakan anjuran perawat

O :

Keluarga dapat menyebutkan bahaya merokok dan penyakit yang terjadi pada rokok, dan upaya berhenti untuk merokok A :

Masalah teratasi sebagian P : Intervensi di lanjutkan

Selasa / 4-2-2014

II - Memvalidasi keadaan keluarga

- Mengingatkan kontrak - Menjelaskan tujuan - Mendiskusikan dengan

keluarga mengenai penegertian gizi

S :

Keluarga dapat mengulangi pengertian gizi, tanda dan gejala kurang gizi, dan pencegahan resiko terjadi kurang gizi

(36)

- Memberi kesempatan untuk menanyak yang belum di pahami - Mengevaluasi kembali

tentang pemahaman pada gizi

- Menanyakan kepada keluarga akibat kurang gizi

- Mendiskusikan kepada keluara tanda dan gejala kurang gizi

- Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara pencegahan resiko terjadi kurang gizi

Keluarga tampak mengerti apa yang sudah dijelaskan

A :

Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga P :

Internevsi teratasi

Rabu / 5-2-2014

III - Memvalidasi keadaan keluarga

- Mengingatkan kontrak - Menjelaskan tujuan - Mendiskusikan dengan

keluarga tentang pengertian istirahat

- Memberi kesempatan untuk menanyak yang belum di pahami - Mengevaluasi kembali

tentang pemahaman pada istirahat

- Menanyakan kepada keluarga akibat dan dampak kurang istirahat

S :

Keluarga dapat mengulangi tentang istirahat, dampak kurang istirahat, kebutuhan istirahat yang cukup dan baik O :

Keluarga tampak mengerti apa yang sudah dijelaskan, keluarga tampak serius mendengarkan penjelasan

A :

Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga dan mampu mngatasi masalah kesehatan keluarga

(37)

- Mendiskusikan dengan keluarga mengenai cara penanggulangan

kebutuhan istirahat yang cuku dan baik

Intervensi teratasi

2.2.7 EVALUASI

a. Keluarga mampu menyebutkan kembali bahaya merokok bagi kesehatan dan keluarga, penyakit yang disebabkan rokok

b. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit,

c. Keluarga mampu cara pencegahan resiko terjadi kekurangan gizi yang di akibatkan oleh rokok

(38)

BAB II

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko terjadi penyakit pada keluarga. Bila terdapat masalah satu anggota keluarga akan menjadi satu unti keluarga. Karena ada hubungan yang kuat anatara keluarga dengan status anggota keluarganya. Peran keluarga sangat penting salam setiap aspek keperawatan kesehatan anggota keluarga, oleh karena itu keluargalah yang berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh keluarga. Status sehat dan sakit para anggota keluarga dan keluargalah saling mempengaruhi.

B. SARAN

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno, ( 2004 ). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. Jakarta : EGC.

Tjandra Yoda Aditama, ( 1999 ). Rokok dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Effendi, F & Makhfudli. (2009 ). Keperawatan Kesehatan Komunitas ; Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Azwar, S.( 2002 ). Sikap Manusia ; Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar Offset.

(40)

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan No.

Dx

Hari /tanggal Pukul Tindakan keperawatan

1. Senin / 3-2-2014

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum klien

- Mengukur vital sign

- Mengkaji keluarga dengan pengkajian keperawatan keluarga - Memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok - Mengevaluasi respon keluarga No

Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan

2. Selasa /4-2-2014

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum klien.

Mengukur vital sign

- Memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi

- Mengevaluasi respon keluarga No

Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan

3. Rabu /5-2-2014

10.00 WIB -Mengkaji keadaan umum klien

- Mengukur vital sign

- Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan tidur yang baik

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itulah akhirnya mendorong terjadinya peningkatan harga karena buah ciplukan memang merupakan herba yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan

Kitin mempunyai reaktivitas kimia yang lebih rendah dibandingkan dengan selulosa dan kitosan sehingga dalam pemanfaatannya kitin biasanya terlebih dahulu dilakukan modifikasi

Arc Welding ( GMAW) sesuai range yang diberikan oleh Welding Procedure Specification (WPS) 8.3.3Menerapkan prosedur pengelasan plat dan pipa di semua posisi sesuai WPS

Saran yang diberikan oleh peneliti terkait dengan hasil penelitian adalah model pembelajaran dengan menggunakan media bantu tembok bisa dijadikan materi alternatif oleh

Hasil yang diperoleh menunjukkan penggunaan metode reduksi fitur dapat meningkatkan hasil klasifikasi, yaitu tingkat akurasi dan menurunkan waktu komputasi. Namun,

closing program dan tampilan credit title, Background music yang dipilih adalah lagu Iggy Azelea – Black Window yang bertempo sedang pada awal lagu, kemudian

Nah, dari berbagai jenis hewan atau satwa tadi, mungkin di antara kita saat ini hanya beberapa yang pernah melihatnya secara langsung.. Misalnya saja seperti