KELOMPOK 11
Andini Witri Fadila
Egidia Pramadhanti
Mira Yunita
RELIABILITAS
Pengertian Reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa
inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau
keadaan.
reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relative sama.
Dalam hal ini reliabilitas tentunya tidak jauh berbeda dengan validitas. Konsep
reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali.
Instrumen yang baik adalah instrument yang dapat dengan ajeg memberikan
data yang sesuai dengan kenyataan. Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang
berlainan waktunya terhadap siswa yang sama. Yang sering ditangkap kurang tepat adalah adanya pendapat bahwa“ ajeg “ atau tetap diartikansebagai “ sama “ .
Ajeg atau sama tidak selalu sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Jika
keadaansi A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran ulang, si A juga berada lebih rendah dari B. Itulah yang dikatakan ajeg atau tetap, yaitu sama dalam kedudukan siswa diantara anggota kelompok yang lain.
Validitas lebih pening, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya
Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
1.
Panjang Tes dan Kualitas Butir-butir Soal
Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan
dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal.Tinggi
rendahnya validalitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes.
Semakin panjang tes, maka reliabilitas semakin tinggi.
Banyaknya butir soal dalam tes ini terkenal dengan rumus
Spearman-Brown
R
nn=
Dimana :
R
nn :Besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah
butir soal baru.
n : Berapa kali butir-butir soal itu ditambah.
r : Besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soalnya di
tambah
Contoh: Suatu tes terdiri atas 40 butir soal, mempunyai koefisien reliabilitas 0,70.
Kemudian butir-butir soal itu ditambah menjadi 60 butir soal. Maka koefisien reliabilitas baru adalah :
Rnn = = = = 0,79
Penambahan sebanyak 20 butir soal dari 40 butir memperbesar koefisien reliablitas sebesar 0,79. Akan tetapi, penambahan butir soal tes adakalanya tidak
berarti, bahkan merugikan. Hal ini disebabkan oleh :
• Penambahan banyakya butir soal sudah tidak menambah tinggi reliabilitas tes.
• Tingginya reliabilitas tes tidak sebanding nilainya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu. Misal seorang guru sudah membuat soal 100 bentuk objektif dan 10 soal esai bentuk esai yang didalamnya sudah cukup mempunyai validitas. Tetapi Guru tersebut malah ingin menambah butir soal sehingga menjadi 200 dan 20 soal esai, tentu saja hal ini hanya akan menambah waktu, tenaga tanpa adanya keuntungan. Kualitas butir soal ditentukan oleh :
• Jelas tidaknya rumusan soal.
• Baik-tidaknya pengarahan soal kepada jawaban sehingga tidak menimbulkan salah jawab.
• Petujukknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan.
2. Hal yang berhubungan dengan Tercoba ( Testee )
Tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencermikan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya
reliabilitas tes. Tes yang diberikan kepada bukan kelompok terpilih akan beda reliabilitasnya kepada kelompok yang dipilih .
3. Hal yang Berhubungan dengan Penyelenggara Tes
Faktor penyelenggaran tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes. Seperti :
a. Petunjuk sebelum tes dimulai, akan memberikan ketenangan kepada para siswa dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelnggara tidak akan banyak terdapat pernyataan.
b. Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang dikerjakan oleh siswa terhadap tes.
c. Bagi siswa tertentu pengawas yang terlalu ketat akan mengakibatkan rasa jengkel dan tidak leluasa dalam mengerjakan tes.
Mencari Besarnya Reliabilitas
reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek
yang sama. Mencari reliabilitas ini menggunakan rumus kolerasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam reliabilitas tes.
1. Metode Bentuk Paralel ( equivalent )
Tes paralel adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda.
Misalnya tes matematika seri A yang akan dicari reliabilitasnya dan tes
seri B diberikan kepada sekelompok siswa yang sama, kemudian hasilnya korelasinya. Jika koefisiennya tinggi maka tes tersebut suda riliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengetes yang bisa diandalkan.
Metode tes paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah tes dan
masing-masing diberikan kepada kelompok siswa yang sama, orang menyebutnya sebagai double test double trial method . Penggunaan
metode ini baik karena siswa dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor yang “ masih ingat soal “ .
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjannya berat
2. Metode Tes Ulang ( Test retest Method )
Pengetes hanya memiliki satu seri tes, tetapi dicobakan
dua kali. Maka metode ini dapat disebut dengan
single test
double trial method.
Kemudian
hasil dari kedua kali tes
tersebut dihitung korelasinya.
Tes ulang adalah penggunaan alat penilaian terhadap
subjek yang sama, dilakukan dua kali dalam waktu yang
berlainan. Misalnya hasil ulangan matematika untuk
siswaSD kelas V diberikan hari ini, lalu diperiksa hasilnya.
Seminggu kemudian test tersebut diberikan lagi kepada
siswa yang sama dan hasilnya diperiksa . Hasil penilaian
yang pertama kemudian dikorelasikan dengan hasil
penilaian yang kedua untuk memperoleh koefisien
korelasinya ( r) . Hasil tes kedua cenderung lebih baik
Siswa
Tes Pertama Tes Kedua
Skor Ranking Skor Ranking
A 15 3 20 3
B 20 1 25 1
C 9 5 15 5
D 18 2 23 2
E 12 4 18 4
3 Metode Belah Dua ( Split half Method )
Dalam prosedur ini tes diberikan kepada kelompok subjek
cukup satu kali atau pada satu saat. Butir soal dibagi
menjadi dua bagian yang sebanding, dengan membedakan
soal nomor genap dengan dengan soal nomor ganjil.
Berbeda dengan metode pertama dan kedua yang setelah
ditemukannya koefisien korelasi, langsung ditafsirkan
koefisien reliabilitas. Maka dengan metode ketiga ini tidak
demikian. Dengan menggunakan rumus Spearman- Brown,
sebagai berikut :
r
11=
r = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
r
11 =Koefisien realibitas yang sudah disesuaikan.
Contoh:
Korelasi antara belahan tes = 0,60 Maka, reliabilitas tes = = = 0,75
Banyak pemakai metode ini salah membelah hasil tes pada waktu, menganalisis.
Yang mereka lakukan adalah mengelompokkan hasil separo subjek peserta tes dan separo yang lain kemudian hasil kedua kelompok ini dikorelasikan. Yang benar adalah membelah item atau butir soal. Tidak akan keliru kiranya bagi pemakai metode ini harus ingat bahwa banyaknya butir soal harus genap agar dapat dibelah.
Ada dua cara membelah butir soal ini, yaitu:
1. Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.
2. Membela atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor-nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.
Contoh perhitungan reliabilitas dengan metode belah dua
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan analisis butir soal yang lebih terkenal dengan nama analisis item. Item yang dapat dijawab dengan benar diberi skor dan bagi yang salah diberi skor 0. Skor-skor untuk seluruh subjek dan seluruh item ini diterapkan dalam table analisis sebagai berikut:
Kertas yang digunting bergigi seperti barusan dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan jumlah
skor pada item ganjil dan jumlah skor pada item genap.
Bagian berlekuk dapat dipaskan pada item-item genap
ataupun item-item ganjil. Jika sudah diketahui jumlah skor
pada item ganjil, otomatis diketahui jumlah skor pada item
genap karena skor totalnya sudah diketahui terlebih
dahulu. Kertas bergigi ini ditempelkan tepat mulai skor
siswa pertama, kemudian digeser kebawah hingga siswa
terakhir.
Penyajian contoh membelah di atas berarti bahwa
perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membelah dengan
dua cara. Pembelahnya hanya memilih salah satu saja, untuk
selanjutnya dihitung dengan korelasi
product moment.
1. pembelahan ganjil-genap
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua
Kelanjutan dari tabel tersebut adalah menghitung dengan rumus korelasi product memont.
Dengan menggunakan kalkulator diketahui bahwa:
∑X=25 ∑= 93 ∑ XY = 63 ∑Y=22 ∑= 76
Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka
kasar diketahui bahwa = - 0,3786. Harga tersebut baru menunjukkan
reliabilitas separoh tes. Oleh karena itu, untuk belahan ini disebut dengan istilah atau singkatan dari . Untuk mencari reliabilitas seluruh tes
digunakan rumus Spearman-Brown yang rumusnya telah dikemukakan
didepan. Jika koefisien reliabilitas separo tes ini dimasukan ke dalam rumus hitungannya demikian:
= = =
= -0,5493
2. Pembelahan awal-akhir
Dengan data yang tertera pada Tabel di slide 13 analisis item tes
Matematika diketahui jumlah skor belahan awal-akhir.
Kelanjutan dari table ini adalah menghitung dengan rumus
korelasi
product moment.
Dengan menggunakan kalkulator diketahui bahwa:
∑
X=
25
∑= 93 ∑
XY =
63
∑
Y=
22
∑
=
76
Setelah dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment
dengan angka kasar diperoleh = -0,3831. Dengan rumus
Spearman-Brown diperoleh = -0,5538.
Selain menggunakan rumus korelasi
product moment,
dua orang
ahli mengajukan rumus lain. Seorang bernama Flanagan
menemukan rumus yang perhitungannya menggunakan belah dua
ganjil-genap, dan seorang lagi bernama Rulon yang rumusnya
diterapkan pada data belahan awal-akhir.
3. Penggunaan rumus Flanagan
Rumus:
= reliabilitas tes
= varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini
varians skor item ganjil
= varians belahan kedua (2), yaitu varians skor
item genap
= varians total yaitu varians skor total
4. Penggunaan rumus Rulon
Rumus
= 1-
Dimana:
= varians beda (
varians different)
= difference,
adalah perbedaan antara skor
belahan pertama (awal) dengan skor belahan
kedua (akhir)
5. Penggunaan rumus K-R 20
Rumus :
Dimana:
= reabilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (
q=
1-
p
)
∑
pq
= jumlah hasil perkalian antara
p
dan
q
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
6. Penggunaan Rumus K-R 21
Rumus K-R 21
=
7. Pengunaan rumus Hoyt
Rumus:
= 1- atau =
Keterangan:
= reliabilitas seluruh soal
Vr = varians responden
Vs = varians sisa
Mencari realibilitas tes bentuk uraian
Apa yang sudah dibicarakan atau juga yang banyak
terdapat di buku-buku lain, hanya meliputi uraian mengenai
realibilitas tes bentuk objektif, yaitu soal yang terdiri dari
butir-butir soal yang dinilai hanya “benar” atau “salah”.
Menilai soal bentuk uraian tidak dapat dilakukan seperti itu.
Sesuatu butir soal mengkehendaki gradualisasi penilaian.
Barangkali butir soal nomor 2 paling terendah 0 tertinggi 8,
tapi butir soal nomor 2 nilai tertingginya hanya 5, dan butir
soal nomor 3 samapi 10 dan sebagainnya.
Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu
juga dialkukan analisis butir soal seperti hanya soal bentuk
objektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan
pada kolom item menurut apa adanya. Rumus yang
Di mana :
= reliabilitas yang dicari
⅀= jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
Contoh perhitungan mencari reliabilitas
2120 = jumlah dari jumlah kuadrat tiap skor
11836 = jumlah kuadrat skor total
Dengan data yang tertera dalam tabel, dicari
varians tiap-tiap item dahulu bias dijumlahakan.
Pelru diingat rumus varians yang sudah kita kenal
= = = = 7.8
= = = = 1.61
= = = = 3.36
= = = = 3.36
= = = = 2.24
= = = = 2.85
Jumlah varians semua item ⅀= 7.8 +16.1 + 3.36 +2.24 +2.85
= 21.22
Varian total =
=
= 68.04
*) dalam tanda kurung menunjukan nomor item
Dimasukan kedalam rumus alpha = x
= x (1-0.312) = x 0.688
= 0.8256 dibulatkan 0.826
Dengan diperoleh koefisien korelasi, yakni sebenarnya baru diketahui tinggi rendahnnya koefisien tersebut.
Biasanya mahasiswa yang menulis skripsi dan ingin menguji reliabilitas angket yang digunakan untuk mengumpulkan data, rumus alpha ini juga diterapkan. Namun, kesalahan fatal yang sering kita jumpai adalah
penggunaan teknik belah dua untuk menghitung reliabilitas angket . dalam menggunakan teknik belah dua, peneliti harus selalu ingat persyaratannya, antara lain bahwa belahan pertama dengan belahan kedua dicari yang
kesejajarannya harus seimbang.