• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kerajaan Gowa dalam Perniagaan Abad XVII T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kerajaan Gowa dalam Perniagaan Abad XVII T1 BAB I"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan gambaran dari Tome Pires bahwa jaringan perdagangan Sulawesi Selatan

telah berkembang setidaknya pada Abad ke XVI, dimana salah satu komoditi yang

diperdagangkan menurut Pires ialah Beras. Keterlibatan para pedagang-pedagang

Sulawesi Selatan dalam dunia pelayaran niaga dimungkinkan oleh keadaan Pesisir

Sulawesi Selatan di Abad ke XVI, paruh awal abad ke XVII di pesisir Sulawesi Selatan

telah terbentuk kota-kota pelabuhan/bandar niaga seperti; Siang (Pangkajene), Bacukiki,

Suppa, Nepo (Ballanipa), Tallo, dan Somba Opu. Bandar niaga inilah yang dimanfaatkan

penduduk dan penguasa setempat untuk memasarkan komoditi andalannya dimana salah

satunya adalah beras. (Edward L. Poelinggomang, 2002 : 23-26).

Keterlibatan penduduk di kota-kota pelabuhan tersebut kiranya mengingatkan

pada pernyataan Alfred Thyan Mahan, yang menyatakan bahwa apabila keadaan pantai

suatu negara memungkinkan penduduknya turun kelaut, mereka akan lebih bergairah

untuk mencari hubungan keluar melalui laut. Dorongan untuk menjalin hubungan dengan

wilayah luar berkaitan dengan kecenderungan penduduknya untuk berdagang yang pada

gilirannya akan melibatkan kebutuhan untuk memproduksi barang dagangan.Pernyataan

ini menempatkan keadaan geografi sebagai faktor keterlibatan penduduk dalam dunia

kemaritiman, khususnya dalam kaitannya dengan dunia perdagangan, itulah sebabnya

tercatat dalam berbagai catatan para pedagang asing dalam jumlah besar telah

mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di daerah ini.

Kehadiran pedagang luar ke pelabuhan di wilayah Sulawesi Selatan ini

berpengaruh terhadap kebijaksanaan pemerintah setempat. Kerajaan yang memiliki

ambisi yang besar untuk dapat mengawasi kegiatan perniagaan dikawasan itu adalah

kerajaan Gowa-Tallo atau lazim disebut Kerajaan Makassar. Itulah sebabnya setelah dua

kerajaan itu membentuk satu kesatuan di tahun 1528, dicanangkan usaha penaklukan

terhadap kerajaan-kerajaan pesisir dan kerajaan agraris yang potensial di kawasan itu.

Kebijaksanaan itu berakibat kota pelabuhan-pelabuhan kerajaan taklukkan menjadi sirna.

Pada pihak lain kota-kota pelabuhan kerajaan Makassar berkembang sebagai pusat

(2)

Jika sebelumnya, antara kota pelabuhan Tallo dan kota pelabuhan Gowa (Somba

Opu) terpisah, namun kemudian berkat penghadiran penduduk kota pelabuhan kerajaan

taklukan maka daerah antara dua pelabuhan itu mulai berkembang menjadi daerah

kegiatan perniagaan; keseluruhan wilayah itu yang kemudian dikenal dengan pelabuhan

Makassar. Pemusatan kegiatan perniagaan penduduk yang bergiat dalam dunia

niaga/perdagangan dikawasan itu yang akhirnya berhasil menempatkan kota pelabuhan

itu sebagai pusat perniagaan dan pelabuhan transito terbesar di kepulauan Nusantara.

Pelabuhan Makassar sendiri baru memperlihatkan gejala pertumbuhan dengan

pesat pada pertengahan abadXVI, kemudian meningkat lagi perkembangannya di awal

abad ke-XVII. Pertumbuhan itu sangat dipengaruhi oleh dorongan pertumbuhan internal

maupun pengaruh situasi perkembangan niaga dari luar. Pertumbuhan internal bersumber dari adanya “ambisi” penguasa kerajaan Gowa-Tallo untuk mengembangkan bandar niaganya sebagai satu-satunya pelabuhan dagang dan pusat perdagangan di wilayah

tersebut.(Muhammad Vibrant Anwar, 1993 : 84).

B. Rumusan Masalah

1. Faktor-faktor apa yang mendukung Kerajaan Gowa menjadi bandar perniagaan di

abad XVII?

2. Bagaimana peran Kerajaan Gowa-Tallo dalam perniagaan pada abad XVII?

C. Tujuan Penelitian

Dipilihnya kajian ini, karena dapat dikatakan bahwa rentang waktu abad XVII yang oleh

Anthony Reid disebut sebagai The age of Commerce merupakan periode yang dinamis,

yang memperlihatkan besarnya pengaruh internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan

internal adalah terjadinya perkembangan Kerajaan Gowa setelah bersatu dengan Kerajaan

GowaTallo dan adanya konflik perebutan hegemoni antara Kerajaan Gowa dengan

kerajaan Bone. Sedangkan pengaruh eksternalnya adalah konstalasi pertikaian dan

perebutan hegemoni antara kekuatan perdagangan Belanda, serta terjadinya pergeseran

jalur pelayaran dan jaringan perdagangan dari Jawa timur ke Makassar. Kondisi ini

berpengaruh pada penetapan dan pengembangan jaringan perdagangan.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara kota pelabuhan dengan

perkembangan kebudayaan sebagai akibat interaksi antar bangsa yang menyertai

(3)

1. Menjelaskan faktor-faktor yang mendukung kerajaan gowa sehingga menjadi bandar

perniagaan di abad XVII.

2. Menjelaskan bagaimana peran kerajaan Gowa dalam perniagaan pada abad XVII.

D. Signifikasi 1. Signifikasi Teoritis

Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang

disebut dengan penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul

apabila yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang

tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui penelitian

secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun mengukuhkan serta merevisi

teori yang berhubungan.

2. Signifikasi Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian

serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus

memperoleh pengetahuan empirik mengenai sejarah Kemajuan Kerajaan Islam di

Nusantara khususnya mengenai kemajuan Perniagaan Kerajaan Gowa di abad XVII,

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana peran Jenderal Soedirman dalam pertempuran Ambarawa

Bentuk kebebasan yang menjadi karakteristik dalam karya komposisi fantasia (khususnya pada abad ke-19 dan abad ke- 20) adalah, ritmik dan tempo yang bebas, pelebaran

Dengan minimnya animasi atau film yang menceritakan tentang sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia penulis berusaha untuk membuat animasi sejarah yang

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran modal sosial pada buruh gendong/manol

Hakam, Ulil (2011) dalam penelitiannya mengenai konvergensi media dalam radio komunitas, Hakam ingin menjelaskan bagaimana radio Komunitas Angkringan melakukan

“Bagaimana Peran ASEAN -KOREA Youth Forum dalam membangun identitas ASEAN bagi pemuda ASEAN yang berada di Korea Selatan ?”. 1.3

Bagaimana mengekspresikan isi lagu pada setiap silanya dalam karya “Harmoni Pancasila” sebagai sebuah komposisi akapela untuk Vokal Grup.. Bagaimana struktur

Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa keberadaan Pesisir Utara Jawa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perniagaan Kerajaan Demak pada abad ke-15 hingga