• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Modal Sosial pada Buruh Gendong dengan Pedagang dan Pembeli di Sub Terminal Agribisnis Jetis Bandungan T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Modal Sosial pada Buruh Gendong dengan Pedagang dan Pembeli di Sub Terminal Agribisnis Jetis Bandungan T1 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu cara untuk memajukan suatu bangsa. Pembangunan dalam sosiologi adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan (Adon Nasrullah Jamaludin, 2016:1). Menurut Arbi Sanit (Adon Nasrullah Jamaludin, 2016:2), pembangunan pada hakikatnya merupakan usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat ke tingkatan yang lebih baik, lebih sejahtera, lebih tentram, serta lebih menjamin kelangsungan hidup di hari depan. Dalam bukunya, Adon Jamaludin menyatakan bahwa pembangunan merupakan proses penalaran dalam rangka menciptakan kebudayaan dan peradaban manusia. Pembangunan tidak dapat berhenti atau dihentikan karena manusia hidup selalu dipenuhi oleh suasana perubahan. Inti pembangunan bukan hanya karena terjadinya perubahan struktur fisik atau material, melainkan juga menyangkut perubahan sikap masyarakat.

Pembangunan harus mampu membawa umat manusia melampaui pengutamaan aspek-aspek materi dari kehidupannya sehari-hari. Demikian pembangunan merupakan suatu proses perubahan suatu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik di berbagai bidang termasuk kebudayaan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

(2)

swadaya, dan semacamnya; (3) Market Sphere. Market sphere mencakup dunia bisnis, perusahaan, perbankan, dan sebagainya yang orientasinya adalah profit; (5) Private Sphere. Private sphere mencakup kehidupan relasi keluarga, relasi persahabatan dan kekerabatan, beserta berbagai peristiwa serta kegiatan yang menyertainya.

(3)

Dalam penelitian ini lebih berfokus pada market sphere. Market Sphere mencakup segala kegiatan yang menguntungkan salah satunya adalah pasar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata pasar memiliki definisi sebagai tempat orang berjual beli; tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli mengenai barang atau jasa yang diinginkan dalam jumlah dan harga tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Transaksi yang terjadi bersifat menguntungkan dan terus berulang.

Pasar Jetis di Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang sekarang telah berganti nama menjadi Sub Terminal Agribisnis Jetis merupakan pasar sentra sayur, buah, dan bunga di propinsi Jawa Tengah. Sesuai fungsinya sebagai penyedia sayuran terbesar di Jawa Tengah, jenis sayuran yang di jual sangat bervariasi dan berasal dari banyak daerah. Sayuran-sayuran berasal dari Kopeng (Salatiga), Muntilan (Magelang), Para’an, Dieng (Wonosobo), hingga Malang, melalui perantaraan agen atau tengkulak. Selain itu juga ada yang berasal dari para petani di Bandungan sendiri dengan sistem pembayaran yang tentu saja berbeda. Sedangkan para pembeli sebagian besar berasal dari luar Bandungan, seperti Semarang, Ambarawa, Salatiga, Kudus, Rembang, Demak, Jepara, Pati (hampir semua daerah Jawa Tengah), dan juga Jakarta. Oleh karenanya transaksi penjualan dan pembelian biasanya di lakukan berupa partai besar. Pasar ini juga berfungsi sebagai halte atau terminal semua komoditas sayuran dari semua dan ke semua daerah di wilayah Jawa Tengah.

(4)

datang dari tengkulak dan petani, tetapi juga menimbang berat sayuran setiap jenisnya, dan menata komoditi dagangan yang semuanya sayuran di kios para pedagang dan juga mengantar dagangan sayuran yang dibeli para pembeli ke kendaraan muatan pembeli. Di STA ini atau yang oleh masyarakat asli biasa disebut pasar Jetis, pekerja buruh gendong disebut sebagai ‘’manol’’ . Untuk menjadi manol di haruskan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) yang bisa di dapatkan setelah mendaftar di Serikat Pekerja Transport Indonesia (SPTI) cabang pasar Jetis Bandungan. KTA manol berlaku selama 3 tahun. Syarat-syarat pendaftaran adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan juga uang pendaftaran yang besarannya telah ditentukan. Ketentuan besarnya uang pendaftaran di atur oleh SPTI cabang pasar Jetis dan juga keinginan calon manol atau pendaftar untuk bekerja pada shift siang atau malam. Besar uang pendaftaran setiap shift berbeda dari harga Rp. 79.000.000 hingga 95.000.000 sedangkan upah seorang manol adalah Rp. 2.500/keranjang1.

Meski uang pendaftaran Kartu Tanda Anggota untuk menjadi manol di pasar Jetis terbilang besar tetapi para calon manol tidak merasa berat dan malah bersedia bahkan dengan cara mengangsur untuk mendapat KTA tersebut. Berikut penggalan wawancara dengan salah seorang manul :

‘’ ya untuk mendapatkan KTA memang bayar 94 juta. Disini lebih mahal dari pasar Johar. ya emang besar. uang buat bayar KTA bisa di pakai beli motor 5 atau mobil. Tidak ada jaminan kesehatan. Kan namanya kita cari hidup. Semuanya di atur sama organisasi

1 Hasil wawancara dengan Pak Amin wakil ketua SPTI cabang Bandungan&ketua koperasi Gotong Royong Maju Makmur pada 30 April 2016

(5)

(SPTI). Organisasi itu sangat membantu. Kerja sebagai manol disini lebih aman dan lebih pasti penghasilannya. Sehari pasti bawa pulang uang’’2.

Sebagian besar manol berasal dari petani yang ingin mencari pendapatan tambahan. Namun ada juga yang lulusan kuliah. Manol juga ada yang wanita. Alasan terbesar seorang menjadi manol adalah alasan ekonomi, juga resiko keselamatan kecil atau lebih aman menurutnya. Disisi lain, ada yang pada awalnya menjadi seorang manol karena ajakan teman atau kerabat yang sudah menjadi manol sehingga mempermudah saat proses pendaftaran. Oleh karenanya pekerjaan manol ini sudah ada dari tahun 1998/2000an yang terus berkembang dan memiliki fondasi yang kuat hingga terus bertahan sampai saat ini.2

Modal sosial merupakan bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, jaringan, dan norma yang dapat memperbaiki efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan terkoordinasi (Field, 2010: 6). Modal sosial hanya dapat dibangun ketika tiap individu belajar dan mau mempercayai individu lain. Adanya kepercayaan membuat mereka mau menghasilkan komitmen yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mengembangkan bentuk-bentuk hubungan yang saling menguntungkan. Modal sosial menunjuk pada jaringan sosial, norma sosial, dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat.

(6)

modal sosial berfungsi untuk mengatur perilaku seseorang agar tidak menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di kelompok sosial.

Modal sosial berperan sebagai perekat yang mengikat semua orang dalam masyarakat atau organisasi untuk mengakses sumber-sumber keuangan, mendapatkan informasi, menemukan pekerjaan, merintis usaha, dan meminimalkan biaya transaksi. Adanya jaringan sosial, kepercayaan, dan norma sosial pada pekerjaan buruh gendong/manol pada Sub Terminal Agribisnis Jetis di Bandungan memungkinkan terjalinnya kerja sama antar aktor pasar. Kerja sama dilakukan untuk mencapai tujuan bersama secara efisien. Sesuai dengan Fukuyama (2007: 38) yang mengatakan bahwa jika orang-orang yang bekerja sama dalam sebuah perusahaan atau pasar saling mempercayai dan bekerja menurut serangkaian norma etis bersama, maka berbisnis hanya memerlukan sedikit biaya. Hal ini bisa tergambar pada saat para pedagang menyewa tenaga para manol untuk menata komoditas barang dagangan maupun mengangkut komoditas barang dagangan ke mobil angkut para pembeli yang memperlihatkan adanya hubungan yang saling menguntungkan antara dua belah pihak.

Hal ini mendorong timbulnya peningkatan nilai pekerjaan manol dalam masyarakat yang terbukti kemudian dengan bertambahnya jumlah manol yang telah menjadi sebanyak 112 orang saat ini. Selain hal tersebut adanya kondisi lingkungan pasar yang aman dan juga hubungan antar actor pasar yang terlibat begitu nyaman mendorong perkembangan manol secara optimal.

(7)

dapat menguntungkan satu sama lain dan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dari hal ini sangat menarik untuk di kaji secara sosiologis, penelitian tentang peran modal sosial pada buruh gendong/manol dengan pedagang dan pembeli pemakai jasanya di Sub Terminal Agribisnis Jetis, Bandungan Kabupaten Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran modal sosial pada buruh gendong/manol dengan pedagang dan pembeli yang memakai jasanya di STA Jetis, Bandungan Kabupaten Semarang.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan tentang peran modal sosial pada buruh gendong/manol dengan pedagang dan pembeli yang memakai jasanya di STA Jetis, Bandungan Kabupaten Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Sebagai sebuah tulisan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis.

1.4.1 Secara teoritis, penelitian ini memahami peran modal sosial serta mampu

(8)

Sehingga informasi yang diajukan secara tertulis lebih lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan.

1.4.2 Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pemberian P 0,5 g/10 kg tanah dan 1 g/10 kg tanah atau setara dengan 100 kg/ha dan 200 kg/ha diberikan 5 kali

Ada pengaruh yang signifikan pemberian model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs.Aswaja Tunggangri

Chodri Cahyadi, Kepala Desa, Wawancara 7 Mei 2018.. kelembagaan BUMDes bersifat unik. BUMDes bukan sebagai usaha murni pemerintah, bukan usaha bersama masyarakat, bukan

diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu  untuk selalu meningkatkan pengetahuannya... BEBERAPA ASPEK LEGAL 

Kebijakan pemerintah Provinsi Lampung dalam penentuan harga pasaran umum kendaraan bermotor yang tidak diketahui nilai jualnya tercantum dalam Peraturan Gubernur

berkaitan dengan data yang ingin dikumpulkan yang meliputi data tentang. kondisi

Trend dan Issue Keperawatan.

Menurut Dianita Sari 10 faktor perundang-undangan (substansi hukum) tidak menjadi penghambat peran Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Bandar Lampung