• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Simbolik Umpasa (Pantun) dalam Pemberian Ulos Adat Perkawinan Batak Toba Di Kecamatan Dolok Sanggul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makna Simbolik Umpasa (Pantun) dalam Pemberian Ulos Adat Perkawinan Batak Toba Di Kecamatan Dolok Sanggul"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan oleh semua orang atau

anggota masyarakat untuk bekerjasama dengan mengidentifikasi diri dalam

bentuk percakapan yang baik. Menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 2007 : 32)

bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para

anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

mengidentifikasi diri.

Kridalaksana (1984:28) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi

yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja

sama, berinteraksi, dalam mengidentifikasi diri; percakapan (perkataan) yang

baik, tingkah laku yang baik; sopan santun.

Sapir-Whorf (dalam Chaer, 2007:70) mengemukakan bahwa bahasa

mempengaruhi kebudayaan. Atau dengan kata lain, bahasa itu mempengaruhi cara

berpikir dan bertindak anggota masyarakatnya. Jadi, bahasa itu menguasai cara

berpikir dan bertindak manusia, apa yang dilakukan manusia selalu dipengaruhi

oleh sifat-sifat bahasanya.

Bahasa Batak Toba merupakan salah satu bahasa daerah yangkaya akan

kosakata, dan merupakan bahasa yang memiliki sistem tata bahasa sendiri.Bahasa

Batak Toba dipakai sebagai sarana komunikasi masyarakat di beberapa wilayah

Sumatera Utara, seperti Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan

(2)

Komunikasi adalah menerjemahkan gagasan ke dalam lambang baik

verbal maupun nonverbal. Lambang sering juga disebut simbol. Sobur(2004 :

157) mengatakan bahwa simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk

menunjukkan sesuatu yang lain berdasarkankesepakatan kelompok orang. Konsep

Peirce (dalam Sobur, 2004:156) tentang simbol diartikan sebagai tanda yang

mengacu pada objek tertentu diluar tanda itu sendiri. Hubungan antara simbol

dengan sesuatu yang ditandakan dengan adanya sifat yang konvensional.

Berdasarkan konvensi itu juga masyarakat pemakainya menafsirkan ciri dan

hubungan antar simbol dengan objek yang diacu dan maknanya.

Masyarakat Batak Toba pada umumnya memiliki banyak simbol

dalamadat-istiadat. Simbol yang dimaksud dalam upacara perkawinanadat Batak

Toba ialah pada saat pemberian ulos. Menurut sejarah, ulos adalah sebuah simbol

yang memiliki makna mengayomi dan memberi kehangatan bagi pemakainya, dan

juga sarana pelindung yang mampu memberikan perlindungan dan kasih sayang

pemberi kepada penerima ulos. Pada saat pemberian ulostersirat makna yang

ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima.

Dalam pemberian ulos juga memiliki aturan, orang yang mangulosin

(memberi ulos) haruslah orang yang sudah dituakan, yang berarti orang tersebut

memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding si penerima ulos tersebut. Umpasa

(pantun) dalam pemberian ulos pada upacara perkawinanadat Batak Toba

merupakan bagian dari kajian antropolinguistik.

Umpasa adalah puisi rakyat yang dipergunakan dalam berbagai kegiatan

(3)

Umpasa selalu genap, yaitu antara empat larik sampai dua belas larik dalam satu

bait.

Penggunaan umpasa dilakukan ketika upacara adat perkawinan

berlangsung sebagai media komunikasi dan permohonan kepada Tuhan Yang

Maha Esa bagi kelompok-kelompok yang mempunyai andil pada upacara adat

tersebut. Suasana akan menjadi hidup apabila pembicara dari kelompok-kelompok

yang terkait menggunakan umpasa dengan fasih dan berirama sambil

menunjukkan kebolehannya sebagai simbol bahwa kelompok tersebut mengerti

dan memahami upacara adat dengan baik.

Penggunaan umpasa ketika upacara adat perkawinan Batak Toba

mempunyai makna simbolik sebagai bahasa komunikasi diantara pihak-pihak

yang berkompoten untuk membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan upacara. Setiap pembicara dari suatu utusan, pada awalnya selalu

menutupi keinginannya bersembunyi dalam umpasa yang memiliki simbol.

Keinginan-keinginan akhirnya, akan terjawab karena pembicara-pembicara dari

utusan sudah dapat menangkap keinginan-keinginan tersebut karena mereka sudah

biasa melakukannya.

Penyampaian umpasa dalam pemberian ulos adat perkawinan Batak Toba

merupakan kajian antropolinguistik. Antropolinguistik adalah cabang linguistik

yang mempelajari variasi dan penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan

perkembangan waktu, perbedaan tempat komunikasi, sistem kekerabatan,

pola-pola kebudayaan lain dari suatu suku bangsa. Antropolinguistik menitikberatkan

pada hubungan antara bahasa dan kebudayaan dalam suatu masyarakat.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, yang menjadi masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah makna simbolik umpasa pemberian ulos dalam adat

perkawinan Batak Toba ?

2. Apa sajakah nilai-nilai budaya yang terdapat pada umpasa pemberian

ulos dalam perkawinan Batak Toba ?

1.3 Batasan Masalah

Sebuah penelitian harus memiliki batasan masalah agar penelitian dapat

terarah dan tidak terlalu meluas sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Masalah

dalam penelitian ini hanya menganalisis makna simbolik dan nilai-nilai budaya

dalam pemberian ulos melalui umpasa (pantun) yang terucap pada saat

mangulosi. Penelitian ini tidak membicarakan jenis ulos yang digunakan dan

kepada siapa ulos diberikan.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan makna simbolik umpasa pemberian ulos dalam

adat perkawinan Batak Toba.

2. Mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terdapat pada umpasa

(5)

1.4.2 Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dikerjakan harus memberikan manfaat baik untuk diri

sendiri maupun untuk orang lain. Penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.

1.4.3 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoretis dalam penelitian ini, atara lain :

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang makna simbolik dan

nilai-nilai budaya yang tercermin dalam pemberian ulos ada perkawinan

Batak Toba.

2. Menjadi sunber masukan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji tentang

pemberian ulos dalam adat perkawinan Batak Toba dengan menggunakan

teori antropolinguistik.

1.4.4 Manfaat Praktis

1. Memperkenalkan kepada pembaca bahwa umpasa (pantun) pemberian

ulos adat perkawinan Batak Toba dapat dijadikan sebagai bahan

penelitian.

2. Dapat dijadikan sebagai pelestarian, pembinaan, dan pengembangan salah

Referensi

Dokumen terkait

Pelestarian ini dapal terwujud melalui mengenal.kan berbagai jenis ulos, arti dan fungsi ulos itu sendiri. Melihat peranan umpasa dan ulos pada masyarakat Batak Toba.,

me miliki arti „dipersatukan‟, dua keluarga dipersatukan menjadi satu karena pernikahan putra dan putri mereka. Dalam pemberian ulos tersebut terlihat nilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai makna simbolik upacara adat mangulosi (pemberian ulos) pada siklus kehidupan masyarakat Batak Toba khususnya di kecamatan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MAKNA SIMBOLIK DALAM PEMBERIAN ULOS PADA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK.. Penulis

Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam pemberian ulos pada perkawinan adat Batak Toba, ialah nilai kekeluargaan, nilai kasih sayang, nilai kesetian, nilai

Debora (2014) dalam skripsinya yang berjudul Makna Simbolik Upacara Adat Mangulosi (Pemberian Ulos) pada Siklus Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Kecamatan

anak muna nagabe hela nami dohot boru muna na gabe parumaen

Ragam bahasa ini dapat juga ditemukan pada estetis bahasa yang digunakan dalam umpasa ‘pantun’ dalam masyarakat Simalungun, yang berbeda pengucapannya dari masing