• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Simbolik dalam Pemberian Ulos pada Upacara Perkawinan Adat Batak Toba: Kajian Antropolinguistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makna Simbolik dalam Pemberian Ulos pada Upacara Perkawinan Adat Batak Toba: Kajian Antropolinguistik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA SIMBOLIK DALAM PEMBERIAN ULOS PADA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK

SKRIPSI

OLEH :

MELISA NAINGGOLAN 110701023

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Makna Simbolik dalam Pemberian Ulos pada Upacara Perkawinan Adat Batak Toba: Kajian Antropolinguistik

Oleh

Melisa Nainggolan

NIM 110701023

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan mengikuti ujian skripsi dan

telah disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Hariadi Susilo, M.Si Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum

NIP 19580505 197803 1 001 NIP 19610721 198803 1 001

Departemen Sastra Indonesia

Ketua,

Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si.

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk mendapat gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

lain, dan tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali yang tertulis

dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak

benar, saya bersedia menerima sangsi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang

saya peroleh.

Medan, September 2015

Melisa Nainggolan

(4)

MAKNA SIMBOLIK DALAM PEMBERIAN ULOS PADA

PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA: KAJIAN

ANTROPOLINGUISTIK

MELISA NAINGGOLAN

NIM 110701023

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis makna simbolik pemberian ulos pada perkawinan adat Batak Toba dengan menggunakan kajian antropolinguistik. Tujuannya untuk mengetahui makna dan nilai-nilai budaya yang tersirat dalam pemberian ulos tersebut. Metode yang digunakan adalah metode cakap atau lebih dikenal dengan wawancara, serta mencatat hal-hal yang perlu untuk penelitian ini. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan, yang penentunya diluar bahasa itu sendiri. Hasil penelitian ini ialah pemberian ulos pada perkawinan adat Batak Toba memiliki makna harapan, makna menasehati, makna memberi berkat, dan makna ucapan syukur. Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam pemberian ulos pada perkawinan adat Batak Toba, ialah nilai kekeluargaan, nilai kasih sayang, nilai kesetian, nilai keagamaan, dan nilai kebersamaan. Nilai-nilai tersebut yang hendak diterapkan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena kasih

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MAKNA SIMBOLIK DALAM PEMBERIAN ULOS PADA PERKAWINAN ADAT BATAK TOBA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK. Penulis banyak mendapat dukungan dari keluarga, kerabat, dan sahabat-sahabat. Penulis ucapkan

terimakasih kepada orang yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yaitu :

1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan fakultas Ilmu Budaya, Dr. M.

Husnah Lubis, M.A. selaku wakil Dekan I, Drs. Syamsul Tarigan selaku

wakil Dekan II, dan Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A. selaku wakil Dekan

III.

2. Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., sebagai ketua Departemen Sastra

Indonesia dan Drs. Haris Sultan Lubis, M.SP., sebagai sekretaris

Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan di Departemen Sastra Indonesia.

3. Drs. Hariadi Susilo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang sudah

meluangkan waktu dalam memberi bimbingan kepada penulis.

4. Drs. Parlaungan, M.Hum., selaku dosen pembimbing II, yang juga sudah

meluangkan waktu untuk terus membimbing penulis.

5. Seluruh Bapak dan ibu Staf Pengajar Departemen Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

(6)

serta pegawai administrasi, Pak Slamet yang membantu dalam urusan

administrasi tentunya

6. Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda tercinta, Dukmen

Nainggolan, yang selalu mendukung bahkan menemani penulis dalam

melakukan penelitian, ayah yang selalu memberi nasihat serta arahan yang

sangat berguna bagi penulis, serta ibunda tersayang, Herlina Tumanggor,

yang juga senantiasa mendukung dan memberi semangat juga membantu

penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Kepada kakak tersayang, Etty

Nainggolan, yang meskipun jauh tapi tetap selalu mendukung dan memberi

semangat kepada penulis, dan terimakasih juga kepada adek-adekku

sayang, Ayu Nainggolan, Manatap Nainggolan, Albert Nainggolan, Steven

Nainggolan, dan Betris Hutabarat, yang selalu mendukung dan membantu

penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis bersyukur karena Tuhan

mengirim orang-orang terhebat kepada penulis.

7. Terimakasih yangspesial penulis ucapkan juga kepada teman seperjuangan

penulis yang selalu mendukung dan menemani penulis selama masa

perkuliahan dan selama pengerjaan skripsi ini, teman yang selalu ada saat

suka dan duka, yang juga sedang berjuang menggapai mimpi mereka,

terimakasih untuk Roiyani Marbun, Elina Sihombing, Hearty Simanjorang,

Nathalia Simangunsong, Jumpa Riama Tampubolon, Bonita Sibuea, dan

Devi Siahaan. Terimakasih juga buat teman-teman stambuk 2011 yang

(7)

Sondang Simbolon dan Vierda Sihalohoyang juga mendukung dan

memotivasi penulis selama pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak

kekurangan, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat

melengkapi kekurangan penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga

penelitian ini bermanfaat. Terimakasih.

(8)

Daftar Istilah

1. Boru : anak perempuan

2. Bou : bibi

3. Eda : ipar perempuan‟

4. Hela : menantu laki-laki

5. Ito : saudara perempuan/saudara laki-laki

6. Lae : ipar laki-laki

7. Ompu (oppung) : kakek atau nenek

8. Paranak : pihak laki-laki

9. Parboru : pihak perempuan‟

10.Pariban : anak bibi/tulang

11.Parumaen : menantu perempuan

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep………. 6

(10)

2.3 TinjauanPustaka………...13

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1LokasidanWaktuPenelitian………..15

3.2 Sumber Data………15

3.3 Data………..16

3.4 MetodedanTeknikPengumpulan Data………...16

3.5 MetodedanTeknikAnalisis Data………...17

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Tata Acara Pemberian Ulos pada Perkawinan Batak Toba...19

4.2 Makna Simbolik Pemberian Ulos...31

4.2.1 Makna Harapan...31

4.2.2 Makna Menasehati...35

4.2.3 Makna Memberi Berkat...37

4.2.4 Makna Ucapan Terimakasih……….40

4.3 Nilai-nilai budaya yang terdapat pada perkawinan Batak Toba...41

(11)

Referensi

Dokumen terkait

perkawinan bagi masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari pemberian ulos.. Pemberian ulos tersebut sudah disediakan dan ditetapkan ulos

Hukum adat Batak Toba, khususnya perkawinan sangat memperhatikan prinsip dasar yaitu dalihan na tolu (artinya tungku nan tiga), yang merupakan suatu ungkapan yang menyatakan

anak muna nagabe hela nami dohot boru muna na gabe parumaen

Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan. bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos

Pada data 12 menjelaskan bahwa performansi yang di tunjukkan dalam upacara adat saur matua pada masyarakat Batak Toba pemberian ulos saput terakhir kepada yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber fungsi sosial ulos dalam acara pernikahan adat istiadat batak toba yaitu adalah pada saat prosesi penyerahan ulos

Makna Simbolik Upacara Perkawinan Adat Jawa di Hajoran Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu.. Fakultas

Nurcahaya (2007) dalam skripsi yang berjudul “ Tuturan pada upacara adat pernikahan masyarakat Batak T oba” mengkaji jenis tuturan yang terdapat pada upacara adat