• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Solehatun. 2013. Studi Kerapatan Vakum Terhadap Alam Semesta Di Tinjau Dari Teori Big Bang. Jurusan Pendidikan Fisika Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan alam semesta ditinjau dari teori big bang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kajian pustaka yakni dengan mengumpulkan data melalui jurnal text book, buku–buku penunjang lainnya serta literature melalui internet. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah alam semesta berawal dari peristiwa big bang terjadi pada waktu 1043

dari 0

t . Dimana Alam semesta dimulai dengan sebuah bencana yang menghasilkan ruang dan waktu, serta semua materi dan energi alam semesta akan terus ada. Bukti alam semesta mengembang dinyatakan oleh Einstein melalui Persamaan friedman dalam bentuk relativitas umum. Perbandingan alam semesta sekarang dan pada awal big bang adalah pada 13,7 milyar tahun alam semesta lebih dominan terisi materi gelap sedangkan sekarang alam semesta didominasi oleh energi gelap.

Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann

I. PENDAHULUAN

Ilmu yang mempelajari mengenai sifat, evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang, teori keadaan tetap, serta teori Osilasi. Salah satu dari teori tersebut yaitu teori big bang yang menjelaskan pembentukan alam semesta berawal dari ledakan yang maha dahsyat. Materi dan energi yang dilepaskan dari ledakan maha dahsyat ini berkembang dan membentuk menjadi bintang dan galaksi (James A. Marusek:1).

Teori big bang dan teori keadaan tetap berbeda satu sama lain, dimana dalam teori big bang alam semesta berawal dari keadaan panas dan padat kemudian mengembang dan mendingin seperti sekarang ini. Sementara teori keadaan tetap menyatakan bahwa alam semesta memang sudah seperti ini adanya. Materi secara terus menerus tercipta dalam bentuk atom-atom yang kemudian membentuk galaksi-galaksi baru. Ketika alam semesta masih sangat muda, kemungkinan besar ia telah disusupi oleh energi gelap, namun dalam ruang yang sempit dan saling berdekatan. Pada saat itu, gravitasi mendominasi dan secara perlahan memperlambat pengembangan alam semesta.

(2)

Namun, pada akhirnya, setelah beberapa miliar tahun pengembangan, energi gelap yang semakin berlimpah menyebabkan pengembangan alam semesta mulai secara perlahan semakin cepat. Komposisi alam semesta terdiri dari 4,6 % atom, 23% terdiri dari materi gelap dan 72% adalah energi gelap (David, 2012:27) Teori big bang menjelaskan alam semesta terus mengembang, karena alam semesta terdiri dari 72% energi gelap (Dark Energy), akan tetapi dengan lebih besarnya komposisi energi gelap akan menyebabkan perluasan semakin cepat.

Memperluas adalah solusi dari persamaan Einstein tanpa kosmologis konstanta Friedman-Robertson-Walker (FRW), pasti terdapat singularity. Singularity bekerja sebagai penutup untuk tidak diketahui asal perluasan alam semesta itu tersembunyi, hanya benda yang mengandung saling tarik menarik dengan materi biasa. Untuk waktu yang lama singularitas dianggap sebagai properti umum dari alam semesta. Titik tunggalnya, disebut sebagai "Big Bang (ledakan maha dahsyat)".( Meierovich, 2012:2)

Penelitian mengenai alam semesta bukanlah hal baru dalam dunia sains. Dalam disiplin ilmu geografi terdapat beberapa hipotesis dan teori-teori yang membahas mengenai asal usul tata surya dan alam semesta , mulai dari hipotesis awan debu, planetesimal, pasang surut gas hingga kategori big bang (ledakan dahsyat) dan teory steady state (keadaan tetap).

Penelitian mengenai alam semesta terus dilakukan dan sampai saat ini telah melahirkan beberapa konsensus yang berkembang dikalangan ilmuan mengenai alam semesta. Diantaranya konsensus mengenai adanya teori big bang yang telah diakui sebagai penyebab pembentukan awal alam semesta. Dimana dalam teori big bang ini alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan yang maha dahsyat yang menyebabkan materi-materi dari hasil ledakan tersesebut terpencar ke semua ruang, dari peristiwa ledakan tersebut alam semesta terus memperluas sampai sekarang ini.

Sejarah Alam Semesta

Menurut Rinto, A 2011: 125 menyatakan “Dari teleskop para astronom, terungkap beberapa objek aneh seperti gumpalan nebula redup yaitu sepotong cahaya lebar yang melebihi ukuran bintang. Beberapa nebula ini kemudian dapat

(3)

disimpulkan sebagai kabut gas dalam galaksi, yang dapat menyatakan materi baru dari mana bintang dibentuk, atau sisa dari bintang yang mengakhiri hidupnya dengan ledakan dahsyat”.

Menurut Rinto, A 2011: 126 menyatakan “Pada tahun 1920-an, Edwin Hubble berhasil memisahkan cahaya berbagai bintang dalam galaksi tetangga kita, serta menyimpulkan ukuran, kecemerlangan dan jaraknya dari kita. Semakin banyak nebula dan galaksi yang ditemukan, semakin banyak pula kedudukan kita di alam semesta ini. Matahari kita tidak saja hanya satu dari sekitar 10 bintang 11 dalam galaksi Bima Sakti, melainkan galaksi Bima Sakti sendiri merupakan satu di antara 10 galaksi yang ada di alam semesta in”. Dan Jika kita kembali cukup 11 jauh ke masa lampau, semua materi tentulah berasal dari sebuah titik singularitas berkerapatan takhingga yang mengalami ledakan dahsyat. Peristiwa itu dikenal sebagai Big Bang (Ledakan Besar)”.

Pergeseran merah merupakan suatu amatan Hubble mengenai laju gerak semesta. Dari ingsutanmerah inilah kemudian embrio teori dentuman Besar bermula. Bahwa semesta berkembang merupakan suatu tafsiran yang paling memungkin untuk memahami fenomena pergeseran merah pada semesta. pergeseran merah merupakan petanda bahwa semesta berkembang. Jika semesta berkembang, maka ada satu titik di mana menjadi pusat dari pengembangan semesta. Titik inilah yang memunculkan gagasan bahwa semesta memiliki titik mula. Oleh karena itu, tidak mengeherankan bahwa di sebut dengan gagasan Big Bang. (Hardiansyah, 2009:7)

Peristiwa big bang merupakan peristiwa yang di terima untuk awal pembentukan alam semesta, dimana Menurut model ini embrio alam semesta telah terkonsentrasi di satu titik, yang meledak beberapa 15 miliar tahun yang lalu. Big Bang alam semesta homogen di ruang angkasa, dan berkembang sejalan dengan waktu. (Magueijo dan Baskerville 2003:1)

Ledakan dahsyat (big bang) adalah model kosmologi yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana alam semesta diciptakan. Big Bang mengandaikan bahwa semesta pada awalnya suatu energi yang sangat panas dan mampat. Dengan kata lain semesta awalnya adalah energi.

(4)

Bukti pertama teori Big Bang berasal dari Alexander Friedmann pada tahun 1922, ketika ia menunjukkan bahwa Albert Einstein teori relativitas umum meramalkan bahwa alam semesta adalah memperluas/mengembang atau kontrak (David,2012:1).

Peristiwa ledakan yang maha dahsyat (teori big bang) telah di kenal sebagai pembentukan alam semesta, dimana dalam teori ini menjelaskan setelah ledakan tersebut materi-materi dari hasil ledakan tersebut terpencar ke segala ruang.

Ledakan dahsyat (big bang) adalah model kosmologi yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana alam semesta diciptakan. Big Bang mengandaikan bahwa semesta pada awalnya suatu energi yang sangat panas dan mampat. Dengan kata lain semesta awalnya adalah energi.

Bukti pertama teori Big Bang berasal dari Alexander Friedmann pada tahun 1922, ketika ia menunjukkan bahwa Albert Einstein teori relativitas umum meramalkan bahwa alam semesta adalah memperluas/mengembang atau kontrak (David,2012:1).

Alam Semesta mengembang secara aseleratif karena momentum dari dentuman besar. (Perlmutter, 2011)

Berikut ini adalah fase awal pembentukan alam semesta yang ditnjau dari big bang ( ledakan dahsyat ).

Gambar 2: Peristiwa Big Bang Sumber: David l. Alles

(5)

Gambar 2 menunjukan bahwa alam semesta berawal dari peristiwa big bang yang terjadi pada waktu palank yaitu t1043 dari t 0.

Pada waktu t = 0 alam semesta masih merupakan energi dengan gaya tunggal. Karena semesta berekspansi, sehingga pada waktu 1043 detik dari t = 0, semesta masih merupakan energi yang berdiameter 28

10 detik dengan kerapatan

ml g/ 1096

dan temperatur panas 10 K, terjadi kekacauan quantum 32 (quantum chaos). Dari kekacauan quantum ini muncullah multisiplitas gaya: gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik-lemah-kuat. Gravitasi memungkin muncul pada waktu ini karena dengan pamalaran semesta terdapat penurun suhu temperatur sehingga terdapat transformasi pada energi menjadi partikel mikro. Partikel mikro ini bermuatan massa, maka muncullah gaya gravitasi dikarenakan gravitasi hanya bekerja pada sesuatu yang bermassa. hal ini sesuai dengan persamaan Einstein:

2 mc

E (1)

Pada masa 1043 partikel quark dan lepton belum terbentuk karena gaya atau interaksi lemah dan kuat masih identik. (Hardiansyah, 2009:9)

Kemudian, pada masa 1035 detik dari t 0, terjadilah inflasi (pengembangan alam semesta) yang mengakibatkan suhu alam semesta akibat ekspansi menjadi 10 K. Dengan suhu ini muncul interaksi atau gaya baru, yaitu 28 interaksi kuat. Pada masa ini, terdapat tiga interaksi: gravitasi, interaksi kuat (strong interaction) dan gabungan elektromagnetik-lemah (weak-electromagnetic). Karena terjadi pembrojolan (emerged) interaksi kuat, maka terjadi membrojol pula partikel quark yang mengalami interaksi kuat. (Hardiansyah, 2009:9)

Pada tahun 1981 Alan Guth menerbitkan sebuah solusi untuk masalah ekspansi alam semesta dan meramalkan bahwa ketika alam semesta masih sekitar lamanya 1035 detik dari t 0,terjadi ekspansi besar-besaran. (Benjamin Lange:17)

Dari pendapat di atas dapat d simpulankan bahwa, Setelah inflasi sepersejuta detik setelah Big Bang, alam semesta terus berkembang tapi tidak begitu cepat. Seperti mengembang, menjadi kurang padat dan mendingin. Pada

(6)

detik pertama, alam semesta terdiri dari partikel dasar dan energi: quark, elektron, foton, neutrino, dan partikel-partikel ini menghancurkan bersama-sama untuk membentuk proton dan neutron. Proton dan neutron yang datang bersama-sama untuk membentuk inti dari unsur-unsur sederhana seperti: hidrogen, helium dan lithium.

Sedangkan pada waktu t 1010sdari t = 0, alam semesta panas dan padat. Maka penjelasan sederhana untuk spektrum latar belakang termal adalah bahwa

s 10

10 dan masalah radiasi berada dalam kesetimbangan termal. Ini adalah model big bang termal. (Rain dan Thomas: 62)

(Lange :24), berpendapat bahwa pada masa 1010 detik dari t 0, suhu alam semesta akibat ekspansi menjadi 10 Kelvin, dengan suhu 15 10 Kelvin, 15 maka interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah mulai memisah. Dari sini membrojol partikel lepton yang mengalami interaksi lemah. Di masa ini, empat gaya atau interaksi yang disepakati oleh para ilmuwan sebagai pengatur dan penyeimbang seluruh proses semesta membrojol secara lengkap, yaitu: Interaksi gravitasi, interaksi kuat, interaksi elektromagnetik.

Menurut teori kosmologi fase transisi, selama 1010 detik pertama setelah ledakan dahsyat tidak ada banyak perbedaan antara interaksi lemah dan elektromagnetik (Mukhanov, 2005:6).

Dari pendapat para pakar di atas dapat di simpulkan bahwa pada waktu 10

10 dalam sejarah alam semesta adalah salah satu di mana sebagian besar energi dalam bentuk radiasi-berbeda dalam gelombang cahaya, gelombang radio dan sinar ultraviolet. Energi ini adalah sisa dari bola api primordial, dan sebagai alam semesta mengembang, gelombang radiasi membentang dan diencerkan sampai hari ini, mereka membuat cahaya redup microwave yang membasuh seluruh alam semesta.

Pada saat 106 detik dari t = 0, suhu semesta berkisar 10 K. Di masa ini, 13 dengan suhu 10 K, quark mampu bergabung membentuk hadron. Yang dimaksud 13 hadron adalah partikel yang tersusun dari quark. Terdapat dua jenis hadron, yaitu baryon yang tersusun dari tiga quark dan meson yang tersusun dari dua quark.

(7)

Partikel baryon terdapat dua jenis, yaitu nukleon, merupakan baryon yang menyusun inti atom dan hiperon, merupakan baryon yang bukan penyusun inti atom. (Hardiansyah, 2009:10)

Sedangkan galaksi terbentuk pada waktu 6 x108 yrs. Galaksi adalah sekumpulan bintang, planet, gas, dan debu antariksa yang membentuk suatu kelompok yang sangat besar sehingga dapat diamati ditengah luasnya alam semesta (Bauman: 11) saya disini hanya sedikit menjelaskan mengenai pembentukan galaksi bima sakti, dimana galaksi bima sakti terbentuk dari jatuhan gas awan yang sangat cepat. Bintang-bintang yang di bentuk pada awal runtuhnya dipertahankan oleh dinamika logam gas. (Chiappini, 2001:7)

Skenario Big Bang hanya mengasumsikan bahwa ruang, waktu, dan energi sudah ada. Tapi itu memberitahukan kita tentang apa-apa dan bagaimana mereka berasal atau mengapa alam semesta dilahirkan panas dan padat untuk memulainya. (David, 2012:8)

Dan ketika pada waktu tiga menit setelah t= 0, suhu semesta menjadi 1010 K, proton dan neutron bergabung membentuk inti atom. Kemudian, 500.000 tahun dari t = 0, barulah terbentuk atom. Pada masa ini suhu menjadi 10 K, dan 4 inti atom mampu bergabung dengan elektron untuk membentuk atom. Dengan kata lain, atom baru terbentuk setelah 500.000 tahun setelah t 0. setelah itu, semesta berkembang seperti semesta yang kita huni sekarang ini. (Hardiansyah,2009:10)

Alam Semesta mengembang secara aseleratif karena momentum dari dentuman besar. (Perlmutter, 2011)

Teori-Teori Pembentukan Alam Semesta Teori Big Bang

Menurut teori big bang alam semesta berawal dari suatu ledakan besar yang menghamburkan seluruh isi alam semesta ke segala arah ruang (Anugraha, 2011: 137).

Perkembangan teori Dentuman Besar tidak bisa dilepaskan dari amatan Edwin Hubble mengenai pergeseran merah (red-shift). Pada tahun 1929 Hubble

(8)

merumuskan sebuah hubungan sederhana antara kecepatan galaksi dan jaraknya: Hd v(2) Dimana: v =Laju Galaksi H =Tetapan Hubble

d = Jarak Galaksi Dari Bumi

Hukum ini kemudian dikenal sebagai hukum muaian kosmik. Pergeseran merah merupakan suatu amatan Hubble mengenai laju gerak semesta. Dari pergeseran merah inilah kemudian embrio teori dentuman Besar bermula. Bahwa semesta berkembang merupakan suatu tafsiran yang paling memungkin untuk memahami fenomena pergeseran merah pada semesta. Pergeseran merah merupakan petanda bahwa semesta berkembang. Jika semesta berkembang, maka ada satu titik di mana menjadi pusat dari pengembangan semesta. Titik inilah yang memunculkan gagasan bahwa semesta memiliki titik mula.( Hardiansyah, 2009:7)

Peristiwa fisis ekspansi alam semesta ini melahirkan teori besar yaitu jika setiap galaksi bergerak saling menjauh, berarti dimasa lampau jarak mereka lebih dekat, jika kita menengok lebih jauh lagi, akan di dapati seluruh galaksi dan materi lainnya mula-mula berada pada titik singularitas dengan kerapatan dan temperature tak hingga besar. Teori ini di kenal sebagai hipotesis big bang (ledakan besar).(Anugraha, 2005 163:165 )

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara teoritis yang dilakukan di KK Fisika Teori, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 2 bulan mulai bulan April sampai dengan bulan Mei 2013, dengan kegiatan meliputi penelusuran literature melalui internet (jurnal dan teks book).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Vakum Alam Semesta

(9)

Energi vakum merupakan bentuk konstanta kosmologi yang muncul sebagai

elemen penting dalam skenario inflasi alam semesta pada awal tahun 1980.

(Kragh, 1997:60)

Vakum energi adalah energi latar belakang mendasari yang ada di ruang

sepanjang seluruh alam semesta. Satu kontribusi ke energi vakum mungkin dari

partikel virtual yang dianggap pasangan partikel yang berkedip ke keberadaan dan

kemudian memusnahkan dalam waktu yang terlalu pendek untuk mengamati.

Mereka diharapkan untuk melakukan tempat ini, seluruh alam semesta. Perilaku

mereka dikodifikasi dalam Prinsip Ketidakpastian Heisenberg energy–time.

(Saunders & Brown, 1991)

Dari sudut pandang teori medan kuantum, Ruang kosong dicirikan oleh

"nol - titik energi" yang memiliki properti yang terkait dengan tekanan negatif dan

dengan demikian membuat ruang memperluas. Untuk banyak fisikawan dan ahli

kosmologi, konstanta kosmologis dan rapatan energi titik nol-vakum adalah hanya

dua nama untuk hal yang sama. (Kragh, 1997 :3)

Berdasarkan pengamatan perlmutter et al (Hans et al, 2006:16) bahwa

massa vakum energi kosmis diharapkan berkontribusi sekitar 70% total massa

alam semesta. Energi yang vakum telah mendominasi awal alam semesta, dimana

energi ini menyebabkan percepatan perluasan alam semesta.Dalam (Braatz,2009)

Dimana kerapatan vakum alam semesta dapat di tentukan dengan persamaan

berikut ini: G C H vac  8 3 2 2  (8) Dimana :

(10)

vac

 Kerapatan Vakum G = Tetapan Gravitasi C = Kecepatan Cahaya

Dimana nilai H = H0 (100 km/s Mpc), sedangkan nilai kecepatan cahaya =

(3 x 108 m/s), dan nilai tetapan Grafitasinya (6.67 x 10-11 Nm2/kg2), jadi kerapatan

vakum alam semesta, yaitu:

3 9 2 2 11 2 8 2 2 2 / 76 . 8823529411 3811764705 10 7 , 1 0 6480000000 ) / 10 67 . 6 ).( 14 . 3 ( 8 ) / 10 3 .( ) / 72 .( 3 8 3 m kg x kg Nm x s m x Mpc s km G C H vac vac         

Dari hasil satelit WMAP percobaan mendukung keberadaan materi gelap

pada awal alam semesta dalam jumlah sebanding dengan mereka hari ini,

menunjukkan bahwa materi gelap adalah spesies panjang. (Rubin, 1998:109)

Dalam astronomi Dark Matter adalah materi yang tidak memancarkan atau

memantulkan radiasi elektromagnetik lain atau cahaya, sehingga tidak dapat

langsung dideteksi melalui astronomi optic atau radio. (Pretzl 2000;4)

Pengamatan terhadap Dark Matter ini dilakukan dengan mengamati efek gravitasi

yang dialami oleh materi yang terlihat dan lensa gravitasi latar belakang.

(Cevallos 2004: 1)

Sedangkan Penjelasan sederhana untuk energi gelap adalah energiterkait

dengan ruang hampa, secara matematikanya setara dengan konstanta kosmologi.

(11)

Materi gelap memiliki kosekuensi bagi evolusi alam semesta dan struktur

didalamnya. Alam semesta harus sesuai dengan salah satu dari tiga jenis model

alam semesta yaitu alam semesta terbuka, datar dan tertutup. Total massa dan

energi dialam semesta menentukan mana dari tiga model alam semesta. ( Mickle,

2008;2)

Adanya materi gelap dapat di percaya melalui adanya gerak bintang,

galaksi, dan gugusan galaksi, tetapi ada alternatif seperti dimodifikasi Newtonian

dinamika. Dengan mengukur kecepatan objek-objek astronomi ini, kita tahu

bahwa massa harus cukup untuk menjaga bintang, galaksi atau kluster galaksi dari

tecerai berai. Dalam hal pengukuran kecepatan skala besar, jumlah materi-materi

barion atau bercahaya adalah hanya sebagian kecil dari total massa diperlukan

untuk menjaga objek bersama-sama. Ini massa yang hilang karena itu disebut

sebagai materi gelap.

Materi gelap penting karena membantu menjelaskan perbedaan dalam

kurva galaksi yang rotasi bintang di daerah luar galaksi elips yang mana bintang

menunjukkan kecepatan lebih tinggi daripada diharapkan, menunjukkan adanya

(12)

Gambar : 3 Komposisi Alam Semeta Sumber : David I. Alles

Gambar 3 menunjukkan bahwa hasil data dari WMAP bahwa komposisi alam semesta sekarang meliputi 4,6 % atom, terdiri dari bintang dan planet, 23 % materi gelap dari alam semesta. Materi gelap tidak dapat memancarkan atau menyerap cahaya. Kemudian 72 % dari alam semesta terdiri dari energi gelap. Sedangkan komposisi alam semetsa Pada 13,7 milyar tahun yang lalu terdiri dari neutrino 10 %, photon 15%, atom 12 % dan materi gelap 63 %. Jadi, kesimpulan dari grafik diatas menunjukkan bahwa pada 13,7 milyar tahun yang lalu alam semesta lebih dominan terisi materi gelap sedangkan sekarang alam semesta didominasi oleh energi gelap. Para ahli astronomi berpendapat bahwa gravitasi dari Dark Matter dan materi biasa dapat memperlambat ekspansi alam semesta, akan tetapi kekuatan gravitasi dari Dark Matter belum mampu melawan besarnya energy yang membuat alam semesta terus mengembang. Jadi sepanjang Dark Energy dialam semesta lebih banyak dibandingkan dengan Dark Matter dan materi normal, maka alam semesta akan terus mengembang.

IV. Kesimpulan dan Saran

Adapun simpulan dari hasil penilitian dan pembahasan di atas yaitu alam semesta berawal dari peristiwa big bang yang terjadi pada 1043dari t 0.

(13)

Dimana Alam semesta dimulai dengan sebuah bencana yang menghasilkan ruang dan waktu, serta semua materi dan energi alam semesta akan terus ada.

Persamaan Friedmann menggambarkan perluasan alam semesta. Teori big bang memprediksikan bahwa alam semesta ini harusnya mengembang, yang di mulai keadaan yang sangat panas dan pada masa lalu, yang jangka waktunya berhingga dari sekarang.

Perbandingan alam semesta pada awal terbentuknya teori big bang dengan alam semesta sekarang yaitu pada awal big bang atau Pada 13,7 milyar tahun yang lalu komposisi alam semesta itu terdiri dari neutrino 10 %, photon 15%, atom 12 % dan materi gelap 63 %. Sedangkan komposisi alam semesta sekarang meliputi 4,6 % atom, terdiri dari bintang dan planet, 23 % materi gelap dari alam semesta. Materi gelap tidak dapat memancarkan atau menyerap cahaya. Kemudian 72 % dari alam semesta terdiri dari energi gelap. Jadi, perbandingan alam semesta sekang dan pada awal big bang atau pada 13,7 milyar tahun yang lalu alam semesta lebih dominan terisi materi gelap sedangkan sekarang alam semesta didominasi oleh energi kelam.

Saran

1. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar kiranya melakukan penelitian mengenai unsur-unsur yang terkandung pada awal pembentukan alam semesta.

2. Diharapkan untuk seluruh mahasiswa geografi agar kiranya melakukan pengkajian lebih dalam mengenai alam semesta.

3. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka peneliti mengharapkan saran atau perbaikan dari penelitian ini demi kesempurnaan atau kelengkapan penelitian ini.

DATAR PUSTAKA

Anugraha,Rinto. 2011. Teori Relativitas Dan Kosmologi. Yogyakarta:UGM

A Marusek,James. 2004. A Thesis on the Structure of the Universe

Alles,David,L. 2012. The Evolution of the Universe.Western Washington University.

(14)

Archive Wilson Mt. 1996. The Hubble Law An Introductory Astronomy Lab. hubblelaw_students2.doc

Cevallos Marissa. 2004. Distribution And Detectability Of Dark Matter In The Present Universe. Research Science Institute

Kragh,Helge. Quasi-Steady-State And Related Cosmological Models: A Historical Review. Centre for Science Studies, Aarhus University, Denmark.

Kragh, Helge. What’s in a Name: History and Meanings of the Term “Big Bang” Liddle,Andrew. 2003. An Introduction to Modern Cosmology. University of

Sussex.

Meierovich,E Boris. 2012. To The Theory Of The Universe Evolution. arXiv:1201.2562v1 [gr-qc] 12 Jan 2012

Mukhanov, Viatcheslav. 2005. Physical foundations of Cosmology. Cambridge University Press: New York.

Mickle E Ronald. 2008. The Search For Dark Matter Using Gravitational Lensing. Denver, Colorado 80005 ©2008 Ronald E. Mickle

Magueijo dan Baskerville. Big Bang Riddles And Their Revelations. London: Theoretical Physics, The Blackett Laboratory, Imperial College, Prince Consort Road, SW7 2BZ, U.K.

Pertlmutter saul. 2003. Supernovae, Dark Energy, and the Accelerating Universe. © 2003 American Institute of Physics, S-0031-9228-0304-030-4

Pretzl Klaus. 2000. In Search Of Dark Matter In The Universe. SPATIUM Published by the Association Pro ISSI twice a year

Raine,Derek. 2001. An Introduction to the Scienceof Cosmology.Department of Physics and Astronomy University of Leicester,UK:London.

Ryden,Barbara. 2006. Introduction To Cosmology.The Ohio State University

Rubin Vera. 1998. Dark Matter In The Universe. Scientific American Presents. Copyright 1998 Scientific American, Inc.

Suteja,Hardiansyah. 2009. The New Cosmology: Its Implications to Religiousity. Dept. of Complexity Research on Religion and Tradition of Institute for Perennial Studies.

(15)

Gambar

Gambar 2: Peristiwa Big Bang  Sumber: David l. Alles
Gambar : 3 Komposisi Alam Semeta  Sumber : David I. Alles

Referensi

Dokumen terkait

Saya terlintas bentuk massa namun saya bigung bagaimana untuk menuangkan ide pada pikiran saya kedalam rancangan saya.bukan hal yang mudah memang tetapi saya mencoba –

hidroksi dengan asam asetat yang menghasilkan eugenil asetat [7], hal ini nampak jelas dari analisis GC-MS produk hasil reaksi nitratasi (Gambar 3).. Gambar 3 menunjukkan

Haiku atau yang juga dikenal dengan nama nama Open BeOS adalah sistem operasi yang dibuat berdasarkan BeOS.BeOS adalah sistem operasi yang memiliki arsitektur kuat yang dibuat oleh Be

Tingkat pengaruh tata ruang kantor terhadap efektifitas kerja pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Bima adalah sedang, hal ini diperoleh dari nilai korelasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa karakteristik personal wirausaha wanita seperti pendidikan, pelatihan, usia, pengalaman bisnis, dan latar belakang keluarga

Dalam instrumen ini evaluator sepakat bahwa untuk menjalankan aplikasi dapat dilakukan tanpa membaca dokumentasi atau help, karena nilai yang diberikan masing masing evaluator yaitu

UU No.36/1999 : setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat,

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian di atas yang telah dilakukan sebelumnya yaitu penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui keterbacaan pola sidik